You are on page 1of 6

“Jerry!” seru Ayah. “Tolong ke mari.

Ayah perlu
“Jerry,” called Daddy. “Come kamu.”
here, please. I need you”
“Baik Ayah, aku datang!” sebuah suara menjawab
“Okay, here I come!” replied a dari dalam rumah.
voice from the house.
Ayah melanjutkan pekerjaannya. Kayu api dalam
Daddy proceeded with his jumlah yang banyak, dipesan untuk musim dingin
work. A big load of firewood, baru saja diantar dan diletakkan di tepi jalan, dan dia
ordered for the winter, had been bergegas membawanya masuk sebelum malam
dropped on the sidewalk and he was hurrying to get it datang.
carried in before nightfall.
Selang beberapa saat dia memanggil lagi, lebih
After a while he called again, more insistently, “Jerry! mendesak, “Jerry! Di mana kamu?”
Where are you?”
“Ya Ayah, aku segera datang!” jawab Jerry.
“I’ll be right there!” answered Jerry.
Ayah bertanya-tanya dalam hati apakah sebaiknya dia
Daddy wondered whether he should leave the pile of meninggalkan onggokan kayu itu dan mendapati
wood and go get his son or continue with the job by anaknya atau apakah sebaiknya melanjutkan
himself. He decided to go on working. In a little while, pekerjaan itu sendiri. Dia memutuskan untuk terus
however, he began thinking about Jerry. “He’s probably bekerja. Tak berapa lama kemudian dia mulai berpikir
reading or drawing, but I could really use his help.” tentang Jerry. “Barangkali dia sedang membaca
“Jerry, I need you to come along quickly and help carry atau menggambar, tetapi aku memerlukan
this wood into the shed.” bantuannya.”

There was a long pause. “Jerry, Ayah perlu bantuan segera membawakan kayu
ke gudang.” Tidak terdengar suara apa pun. “Kamu
“Are you coming,” asked Daddy, “or do I have to come datang atau Ayah yang harus ke sana?” tanya
and get you?” Ayahnya.
“I’m coming,” Jerry answered. “Aku datang,” jawabannya terdengar.
In a few minutes Jerry came out of the front Beberapa menit kemudian Jerry muncul di pintu depan.
door. “Apa yang harus kubantu?” tanyanya.
“What shall I do?” he asked. “Kayu ini harus kita pindahkan sebelum malam hari tiba.
Ayo cepatlah,” kata Ayah.
“We have to move this wood off the sidewalk
before nightfall. Hurry up now,” said Daddy. Lama kelamaan Jerry menjadi giat mengangkat kayu dan
menempatkannya ke kereta dorong agar Ayah dapat
At long last Jerry stirred himself and was soon
mendorongnya ke gudang. Kalau sudah mulai, dia adalah
busily lifting the logs into the wheelbarrow
pekerja yang baik, tapi untuk mulai itu sulit. Dia sangat
for daddy to wheel to the shed. He was a good
memerlukan pemicu.
worker once he got going, but getting him
going was the hard part. He badly needed a Ketika pekerjaannya sudah selesai dan kayu yang terakhir
self starter. sudah dibawa masuk, Ayah menoleh kepada Jerry. “Terima
kasih, nak,” katanya. “Kamu sangat membantu. Ayah senang
When the job was finished, and the last log
bekerja denganmu. Jika kamu langsung datang ketika Ayah
had been carried in, Daddy turned to Jerry.
pertama kali memanggil, itu lebih baik lagi. Bagaimana
“Thanks, son” he said. “You’re a great help. I
kalau kamu berusaha memperbaiki kelemahan itu?”
like to have you working with me. If you
would come the first time you’re called, that “Selalu sulit untuk mulai,“ ujar Jerry,
would be even better. I wonder if you could “terutama kalau aku tertarik akan
improve along that line.” sesuatu yang lain.”
“It’s always hard to get started,” said Jerry, “Ayah punya sebuah cerita,”
“especially when I’m interested in something kata Ayah.
else.”
Jerry langsung “memasang telinga”.
“Let me tell you a story,” said Daddy. Dia suka cerita.
Jerry was all ears at once. He loved stories.
“Do you remember hearing or reading of a man called “Kamu ingat tentang seseorang yang bernama
Shackleton – Sir Ernest Shackleton?” Shackleton (baca: Syakelton)–Sir Ernest Shackleton?”
“You mean the famous explorer who went to the “Penjelajah ke benua Antartika?”
Antarctic?”
“Ya. Pada suatu ketika dia berencana untuk menjelajah
Yes. Well, once when he was planning an expedition to ke Antartika dan memutuskan untuk mengajak Wild
the Antarctic he decided he must take (baca: Waild), seseorang yang pada
someone called Wild with him, a man kesempatan sebelumnya sangat setia
who had been a most faithful and dan rajin. Tapi Wild tidak dapat
devoted helper on former trips. But ditemukan. Katanya dia sedang berburu
Wild was nowhere to be found. It was ke jantung Afrika dan tidak ada cara
said that he had gone on a safari in untuk menghubunginya.
Africa and there was no way to reach ‘Sebaiknya usaha untuk menghubungi
him. dia dihentikan saja,’ kata seorang
“You had better give up trying to teman. ‘Jika dia di Afrika, kamu tidak
locate him,” said a friend. If he’s in akan bisa menemukannya. Kalau dia
Africa, you’ll never find him. And if he’s on a safari, sedang berburu, mungkin dia tidak mau pergi
he probably won’t want to go to the Antarctic again, denganmu ke Antartika.’
anyway.” ‘Tapi aku harus mengajak Wild,’ kata Shackleton.
“But I must have Wild along with me,” said Shackleton ‘Sebaiknya pergi tanpa dia,’ kata temannya. ‘Kamu
“Better sail without him,” said Shackleton’s friend. tidak dapat menemukan dia dan jika kamu
“You can’t find him and even if you could, he wouldn’t menemukannya, dia tidak mau pergi.’
go.” ‘Jika Wild tahu aku akan pergi, dia pasti mau ikut,’
“If Wild knows I am going on this trip, he will come,” kata Shackleton. ‘Aku yakin, entah dia ada di Afrika
said Shackleton, “I’m sure he will, whether he is in atau di mana saja.’
Africa or anywhere else.”
Just then there was a knock on the door. It was a Pada saat itu juga terdengar pintu diketuk. Seorang
messenger boy with a card in his hand. “There’s a anak lelaki membawa kartu. ‘Ada seorang pria di
gentleman downstairs to see you, Sir,” he said. bawah yang ingin bertemu dengan Bapak,’ katanya.

Shackleton looked at the card. He read ‘Ernest Wild.’ Shackleton melihat kartu itu. Dia membaca: ‘Ernest
“It’s Wild! He’s here!” Shackleton exclaimed. “Bring Wild.’ ‘Wild! Dia ada di sini!’ serunya. ‘Persilakan dia
him in. Beaming with smiles, the friends met and masuk.’ Dengan senyum lebar, kedua sahabat itu
shook hands. berjabatan tangan.

“But how, why - ?” Began ‘Bagaimana mungkin?’ kata Shackleton.


Shackleton, “I thought you were in ‘Kukira kamu sedang berburu di
Africa.” Afrika.’

“I was, Sir,” said Wild, “but I heard ‘Benar, Pak,’ kata Wild. ‘Tapi saya
you were going on this expedition, mendengar bahwa Bapak akan
so I dropped everything and came berangkat; jadi saya meninggalkan
at once.” Then standing stiffly at semuanya itu dan segera datang ke
attention and saluting, he said “I’m mari.’ Kemudian,
here sir! Captain, what are you berdiri tegak dan memberi hormat, dia
orders?” berkata, ‘Siap, Pak! Kapten, apakah
tugas saya?«

“Now, Jerry, what do you think of “ Nah, Jerry, bagaimana pendapat kamu mengenai apa
what Wild did?” said Jerry’s father. “He didn’t wait yang Wild lakukan? Dia tidak menunggu sampai
to dipanggil. Dia merasa dibutuhkan dan dia datang. Dia
be called. He just felt that he was needed and came meninggalkan apa yang tengah dilakukannya dan
along. He dropped everything he was doing and bergegas menuju ke tempat yang dianggapnya sebagai
hurried to what he felt was his post of duty.” tugasnya.”
“That was terrific! He was right there when he was “Wah hebat sekali! Dia sudah siap ketika dibutuhkan!”
needed!” said Jerry. said Jerry.
“I wish…” began Daddy. “Ayah berharap…” Ayah mulai berbicara.
“I know,” said Jerry. And he did. Next time daddy “Aku paham,” ujar Jerry. Dan dia melakukannya. Lain
called him to help on a job, a cheerful voice replied kali Ayah memanggil dia untuk membantu, sebuah
immediately, “I’m here, sir! Captain, what are your suara yang ceria dengan serta merta menjawab: “Siap,
orders?” Pak! Kapten, apakah tugas saya?”

www.freekidstories.com

You might also like