You are on page 1of 14

MAKALAH

PENGERTIAN HAQIQAH IMAN WA TSAMROTUHU

Dosen Pengampu :

MUHAMMAD RIZAL, S.Th.I, M.TH

DISUSUN OLEH :
SI 1 KELOMPOK 6

1. FATIMAH AZZAHRA PUTRI (0702222180)

2. NAZLI ADITTRA (0702223075)

3. M.PRAHMANA TIRTA (0702223090)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SAINS DAN TENKOLOGI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
2022/2023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, daninayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ilmiah tentang study Al quran, dan semoga
bermanfaat untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini tentang Studi ini
semoga bermanfaat untuk masyarakat, ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. I

Daftar Isi ............................................................................................................ Ii

Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 2

Bab II Pembahasan .......................................................................................... 3

A. Pengertian Iman……...…………................................................................... 3

B. Rukun Iman……………................................................................................ 4

C. Buah Keimanan………………...................................................................... 5

Bab III Penutup ................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ................................................................................................... 7
B. Saran .............................................................................................................. 7
Daftar Pustaka ................................................................................................ 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian Iman secara Istilah


Ahlu Sunnah wal Jama'ah sepakat bahwa iman adalah perkataan
dan perbuatan, yaitu perkataan dengan lisan dan perbuatan dengan hati
dan anggota badan. Nanti kami akan memaparkan pendapat-pendapat
ulama tentang iman ini secara rinci. Sedangkan kelompok-kelompok lain,
ada yang berbeda pendapat dengan Ahlu Sunnah wal Jama'ah dalam hal
iniRukun Iman yaitu pilar-pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki
seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-
ayat Al-Qur'an dan Hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian iman?

2. Jelaskan rukun iman?

3. Apa buah dari iman?

C. Tujuan Masalah

Makalah ini bertujuan sebagai berikut:

1. Arti iman dan buah dari keimanan

2. Memahami pilar pilar rukun iman

3. Memahami rukun iman


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN
- Pengertian Iman secara Bahasa
Kata iman adalah masdar dari kata aamana, yu'minu, imaanan, yang diambil dari
kata al-amnu yang artinya keyakinan, percaya, atau yakin. Secara Bahasa iman
artinya membenarkan (tashdiq). Iman secara istilah artinya adalah mengucapkan
secara lisan, membernarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatan. Selain
arti iman secara Bahasa alquran juga memberikan makna pada iman. Iman bukan
semata mata keyakinan atas kebenaran suatu ajaran, tapi menerimanya sebagai
landasan untuk melakukan perbuatan. Rukun Iman juga disebut dengan pokok,
fondasi dasar dalam membangun akidah seorang muslim. Sedang aturan –
aturannya yang harus dilaksanakan dalam praktik adalah cabang, karna cabang
tumbuh dari pokok sebagaimana amal itu tumbuh dari iman.

ُ ‫ٰا َمنَ ال َّرسُوْ ُل بِ َماۤ اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َّرب ِّٖه َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ  ۗ  ُك ٌّل ٰا َمنَ بِا هّٰلل ِ َو َم ٰلِٓئ َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه ۗ اَل نُفَ ِّر‬
‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّم ْن‬
ِ ‫ك ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫ك َربَّنَا َواِ لَ ْي‬ َ َ‫رُّ ُسلِ ٖه ۗ  َوقَا لُوْ ا َس ِم ْعنَا َواَ طَ ْعنَا ُغ ْف َرا ن‬
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an)
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan
mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami,
dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.""
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)
Dalam penjelasan hakikat iman adalah meyakini segala sesuatu yang disampaikan
Rasulullah SAW benar adanya diberikan oleh Allah SWT.
Ahlu sunnah wal jamaah sepakat bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan,
yaitu meyakini dengan hati, perkataan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota
badan. Dasar dari iman merujuk kepada Al-quran dan Hadist. Allah SWT juga
telah banyak menyebutkan pokok pokok keimanan dalam Firman-Nya seperti
rukun Iman. Rukun Iman juga wajib di ketahui dan pelajari bagi umat islam,
karna merupakan fondasi yanag kokoh dalam dalam membangun tiang agama.

B. PENGERTIAN RUKUN IMAN


Rukun dasar atau pokok yang harus dikerjakan. Iman artinya yakin atau
percaya. Rukun iman artinya dasar atau pokok kepercayaan. Rukun iman
merupakan pokok pokok kepercayaan dalam islam yang harus dikerjakan orang
yang beriman. Rukun iman menurut hadist telah di terangkan bahwa rukun iman
itu ada 6 yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat – malaikat Allah SWT
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada rasul-Allah SWT
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qada dan qadar

 Pengertian iman kepada Allah SWT


Iman kepada Allah SWT artinya mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa
Allah itu ada (wujud). Iman kepada Allah termasuk rukun iman yang pertama.
Mengenal Allah merupakan bentuk pengetahuan paling utama. Karna tujuan
utama di ciptakannya manusia dan makhluk hidup adalah untuk menyembah
Allah, mengenalNya. Setiap muslim harus mempercayai Nya. Untuk mengenal
Allah SWT kita harus mengetahui sifat-sifat Nya. Manusia akan mengerti
kebesaran dan keagungan Allah SWT. Hal ini berguna sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sifat -sifat Allah SWT ada 3 yaitu :
- Sifat wajib bagi Allah SWT
Sifat wajib bagi Allah SWT adalah sifat kesempurnaan yang pasti ada pada
Allah SWT. Manusia tidak akan bisa membayangkan wujud sifat wajib Allah
SWT, tetapi wajib mengimaninya.

- Sifat mustahil bagi Allah SWT


Sifat mustahil Allah adalah sifat-sifat yang tidak akan mungkin adanya pada
Allah SWT. Ketidaksempurnaan, kekurangan , dan kelemahan tidak mungkin
terjadi pada Allah SWT.

- Sifat jaiz bagi Allah SWT


Jaiz menurut Bahasa artinya boleh atau bisa berbuat apa saja. Sifat jaiz adalah
sifat kebolehan, kekuasaan Allah SWT untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Hal ini merupakan wewenang sepenuhnya (mutlak) bagi Allah SWT. Mengimani
sifat jaiz Allah adalah mempercayai dengan sepenuuh hati bahwa Allah (boleh)
berbuat sesuatu atau tidak. Allah menciptakan alam semesta tergantung
kehendakNya, makhluk tidak mempunyai wewenang untuk memilih dan tidak
dapat menolak kehendak Allah SWT. Manusia hanya diberi hak untuk
memohonNya. Apabila Allah belum menghendaki, apapun yang diinginkan
manusia tidak akan terjadi.

 Iman kepada malikat Allah SWT


Iman kepada malaikat artinya percaya terhadap adanya Malaikat-Malaikat
Allah. Iman kepada malaikat merupaka rukun iman yang ke 2. Kita diwajibkan
beriman kepada malaikat sekalipun kita sendiri tidak pernah melihatnya. Beriman
kepada Malaikat juga mencakup beriman kepada hal hal yang ghaib, malaikata
merupakan salah satu makhluk ghoib yang mana manusia tidak mampu
mengindrawinya, namun hanya dapat merasakannya. Kita mengimaninya/
mempercayainya karena Allah SWT memerintahkan dalam firman Allah Surat Al-
Baqarah ayat 285:
ُ ‫ ۗ  ُك ٌّل ٰا َمنَ بِا هّٰلل ِ َو َم ٰلِٓئ َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه ۗ اَل نُفَ ِّر‬
‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّم ْن رُّ ُسلِه‬
"Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya”. (QS. Al-Baqarah ; 285)
Malaikat merupakan makhluk yang diciptakan Allah SWT dari nur atau cahaya.
Malaikat termasuk makhluk gaib. Gaib artinya makhluk yang tidak dapat dilihat
dan diraba oleh panca indra manusia.
Makhluk gaib sama artinya dengan makhluk rohani. Sedangkan makhluk
jasmani (makhluk nyata)adalah makhluk yang dapat dilihat oleh panca indra
manusia antara lain benda-benda yang sering terlihat di sekeliling kita, contoh :
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, langit dan sebagainya. Malaikat bukan laki-
laki bukan pula perempuan. Malaikat dibekali oleh Allah dengan akal, akan tetapi
tidak mempunyai nafsu. Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang paling taat
dan selalu menjalankan perintah Allah dan tidak pernah melanggarnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ِ ٌ‫س َوا ْل ِح َجا َرةُ َعلَ ْي َها َم ٰلِٓئ َكةٌ ِغاَل ظ‬
‫شدَا ٌد اَّل‬ َ ُ‫ٰ ۤيا َ يُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْوۤا اَ ْنف‬
ُ ‫س ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَا ًرا َّوقُ ْو ُدهَا النَّا‬
َ‫ص ْونَ هّٰللا َ َماۤ اَ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُ ْونَ َما يُْؤ َم ُر ْون‬ ُ ‫َي ْع‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)
Jumlah dan nama malaikat secara keseluruhan tidak ada yang dapat
mengetahuinya, kecuali Allah SWT. Tetapi dalam Al-Qur'an hanya 10 malaikat
yang disebutkan dan wajib diketahui dan wajib diimani (dipercaya).

 Iman kepada kitab-kitab Allah


Pengertian iman kepada kitab Allah SWT yaitu percaya dan meyakini bahwa
Allah SWT mempunyai kitab yang telah diturunkan kepada para rasul-Nya agar
menjadi pedoman hidup bagi umatnya. Perlu kita ketahui bahwa Allah tidak
hanya menurunkan kitab Al-Quran saja, namun Allah juga menurunkan kitab-
kitab lainnya kepada nabi-nabi terdahulu sebelum diutusnya nabi Muhammad
SWA. Kitab kitab tersebut merupakan petunjuk petunjuk sesuai dengan keadaan
umat nabi yang menerima petunjuk itu. Kitab tersebut ada 4 yaitu :
- Kitab taurat kepada Nabi Musa as
- Kitab zabur kepada Nabi Daud as
- Kitab injil kepada Nabi Isa as
- Dan Al-Quran kepada Rasul kita Nabi Muhammad SWA.
Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah fardhu’ain (wajib bagi
setiap orang yang beragama Islam). Muslim (Orang Islam) yang tidak
mempercayai adanya kitab-kitab Allah SWT maka dinamakan murtad (keluar dari
ajaran Islam). Beriman kepada kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang
ketiga. Mengimani kitab Allah SWT berarti kita harus mempercayai dan
mengamalkan segala sesuatu yang terkandung di dalam kitab tersebut. Iman
terhadap kitab Allah SWT merupakan salah satu landasan agama kita. Allah SWT
berfirman :

‫ب َو ٰلـ ِكنَّ ا ْلبِ َّر َمنْ ٰا َمنَ بِا هّٰلل ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ِر َوا ْل َم ٰلِٓئ َک ِة‬ِ ‫ق َو ا ْل َم ْغ ِر‬ِ ‫ش ِر‬ْ ‫س ا ْلبِ َّر اَنْ تُ َولُّ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم قِبَ َل ا ْل َم‬َ ‫لَ ْي‬
‫سٓاِئلِيْنَ َوفِى‬ َّ ‫ب َوا لنَّبِ ٖيّنَ  ۚ  َو ٰا تَى ا ْل َما َل ع َٰلى ُحبِّ ٖه َذ ِوى ا ْلقُ ْر ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َوا ْل َم ٰس ِكيْنَ َوا بْنَ ال‬
َّ ‫سبِ ْي ِل ۙ  َوا ل‬ ِ ‫َوا ْل ِك ٰت‬
‫ض َّرٓا ِء‬
َّ ‫سٓا ِء َوا ل‬ َ ‫صبِ ِريْنَ فِى ا ْلبَْأ‬ ّ ٰ ‫ص ٰلوةَ َو ٰا تَى ال َّز ٰکوةَ ۚ  َوا ْل ُم ْوفُ ْونَ بِ َع ْه ِد ِه ْم اِ َذا ٰع َهد ُْوا ۚ  َوا ل‬ َّ ‫ب ۚ  َواَ قَا َم ال‬ ِ ‫ال ِّرقَا‬
َ‫ولِٓئكَ ُه ُم ا ْل ُمتَّقُ ْون‬
ٰ ُ‫ص َدقُ ْوا ۗ  َوا‬ َ َ‫ولِٓئ َك الَّ ِذيْن‬ ٰ ُ‫س ۗ ا‬ِ ‫َو ِحيْنَ ا ْلبَْأ‬
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177

 Iman kepada rassulullah


Umat muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya Allah telah
mengutus rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia pada setiap zaman untuk
mengarahkan manusia kejalan yang benar. Supaya manusia tidak salah arah dalam
mensucikan, mengagungkan dan menyembah, maka manusia memerlukan rasul.
Rasul mendapat tugas dari Allah SWT untuk membimbing manusia dalam
kehidupannya agar tidak tersesat dan juga menjadi suri tauladan bagi umat nabi
dan rasul. Pengertian iman kepada rasul adalah meyakini bahwa rasul itu benar-
benar utusan Allah Swt. yang diberi tugas untuk membimbing umatnya ke jalan
yang benar sehingga selamat di dunia dan akhirat. Pengertian rasul dan nabi
berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk
dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya.
Sedangkan Nabi adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk
dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian
seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita
wajib meyakini keduanya. Nabi dan Rasul yang di utus oleh Allah SWT ada
banyak namun hanya 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui.
Selain mengimani kerasulannya, kita juga wajib sifat-sifat wajib, mustahil,
dan jaiznya. Sifat wajib rasul adalah : siddiq(jujur), Amanah(dapat dipercaya),
Fathonah(cerdas), dan Tabligh(menyampaikan). Sifat mustahilnya adalah yang
berlawanan dengan sifat wajib nya. Dan sifat jaiz nya adalah bahwa rasul juga
sama dengan manusia lainnya, bahwa rasul juga butuh makan dan minum, tidur,
bergerak, dll.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
‫ش ْي ًرا َّونَ ِذ ْي ًرا ۗ  َواِ نْ ِّمنْ اُ َّم ٍة اِاَّل َخاَل فِ ْي َها نَ ِذ ْي ٌر‬ ِّ ‫س ْل ٰن َك بِا ْل َحـ‬
ِ َ‫ق ب‬ َ ‫اِنَّاۤ اَ ْر‬
Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat
melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan."(QS.Fatir 35: Ayat
24)

 Iman kepada hari akhir


Makna beriman kepada hari akhir adalah memiliki ketetapan hati, memiliki
kepercayaan, dan memiliki keyakinan bahwa akan tiba suatu masa hari
kiamat/hari akhir yang akan mengakhiri segala jenis kehidupan di dunia baik bagi
penduduk bumi maupun penduduk langit kecuali bagi Allah SWT. Hari akhir atau
yang disebut sebagai Hari kiamat adalah hari dimana seluruh alam semesta
mengalami kehancuran termasuk seluruh Hamba Allah kecuali Allah SWT
sendiri.
Hari akhir/kiamat kubra memiliki beberapa tanda-tanda, seperti keluarnya
dukhan, keluarnya dajjal, keluarnya Al–Mahdi sebagai pemimpin dunia, Turunya
Nabi Isa a.s, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, keluar
binatang melata yang dapat berbicara, bertiupnya angin dari Yaman yang
mewafatkan orang-orang beriman, dsb.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ‫ق نُّ ِع ْيد ُٗه ۗ  َو ْعدًا َعلَ ْينَا ۗ اِنَّا ُكنَّا ٰف ِعلِيْن‬
ٍ ‫ب ۗ  َك َما بَ َدْأنَاۤ اَ َّو َل َخ ْل‬ َّ ‫يَ ْو َم نَـ ْط ِوى ال‬
ِّ ‫س َمٓا َء َكطَـ ِّي ال‬
ِ ُ‫س ِج ِّل لِ ْل ُكت‬
"(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran
kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami
akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami
akan melaksanakannya."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 104)

 Iman kepada qadha dan qadar


Iman kepada qadha dan qadar adalah bahwa kita meyakini segala yang telah di
tetapkan Allah baik dan buruk yang ada di dalam hidup ini. Qada dan Qadar atau
takdir berasal dari bahasa Arab. Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan,
ukuran, takaran, atau sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat
di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini
sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam
semesta. Adapun Qadar atau takdir secara bahasa berarti ketetapan yang telah
terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar atau takdir secara istilah adalah
ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas
segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Qadar bisa diartikan sebagai bentuk perwujudan atas ketetapan Allah SWT atau
Qadha mengenai keseluruhan yang berhubungan dengan makhluk-makhluknya
yang telah ada sejak di dalam kandungan. Sedangkan berdasarkan bahasa, kata
Qadar diartikannya sebagai suatu peraturan, atau kepastian, atau juga
ukuran.Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun
yang akan terjadi di kemudian hari nantinya. Qadar ini sudah tidak bisa diubah
lagi, bagaimanapun caranya. Sebab Qadar sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sejak
kamu di dalam kandungan. Contohnya jodoh, maut, dan lain sebagainya.
Wujud iman kepada qada dan Qadar Allah SWT adalah:
1. Tidak bersedih jika tertimpa musibah
2. Selalu optimis dan giat berusaha
3. Selalu sabar dan tawakkal
4. Banyak bersyukur
5. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Qada itu ada sesudah Qadar. Qada masih bisa diubah melalui adanya suatu usaha,
tawakal, ikhtiar secara sungguh-sungguh supaya memperoleh hasil sesuai dengan
apa yang kamu inginkannya. Sebagaimana yang telah tercantum pada kitab suci
Allah SWT, Bahwasannya tak ada yang bisa merubah nasib suatu kaum, kecuali
mereka sendiri yang merubahnya sendiri. Jadi, Qada merupakan suatu ketetapan
Allah SWT yang telah terjadi atau diputuskan oleh Allah SWT.
Menurut istilah, kata Qadar bisa diartikan sebagai bentuk perwujudan atas
ketetapan Allah SWT atau Qadha mengenai keseluruhan yang berhubungan
dengan makhluk-makhluknya yang telah ada sejak di dalam kandungan.
Sedangkan berdasarkan bahasa, kata Qadar diartikannya sebagai suatu peraturan,
atau kepastian, atau juga ukuran.Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi,
sedang terjadi, maupun yang akan terjadi di kemudian hari nantinya. Qadar ini
sudah tidak bisa diubah lagi, bagaimanapun caranya. Sebab Qadar sudah tertulis
di Lauhul Mahfudz sejak kamu di dalam kandungan. Contohnya jodoh, maut, dan
lain sebagainya.

C. BUAH KEIMANAN
Buah dari iman adalah ketaqwaan
Taqwa merupakan karakter, sikap, perilaku atau kebiasaan. Maka seseorang yang
ingin bertaqwa terhadap Allah SWT, diupayakan beriman terlebih dahulu, karena
taqwa merupakan buah dari keimanan. Iman juga menyelamatkan manusia dari
keburukan, bahaya, dan azab di dunia dan akhirat dan membawa manusia kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat

Buah iman dari kehidupan dunia :


1. Memberi petunjuk manusia ke jalan yang benar. (QS. Al- Hajj :54)
2. Memberakan kehidupan yang baik (QS. An- Nahl:97)
3. Allah menjadi pelindung baginya(QS. Al-Baqarah:257)
4. Mendapatkan rezeki yang baik(QS.Al-A`raf:96)
5. Mendapatkan kekuatan(QS. Al-Munafikun:8)
6. Dimenangkan atas musuh(QS. Ar-Rum:17)
7. Allah membela nya(QS.Al-Hajj:38)
8. Orang kafir tidak berkuasa atas dirinya (QS. An-Nisa:141)
9. Allah menguatkan nya dan memberikan kekuasaan dibumi (QS. An-
Nur:55)
Masing-masing orang yang beriman akan mendapatkan kemenangan dan di
berikan buah kebaikan dari keimanannya.maka berbahagialah orang-orang yang
menguatkan iman nya, sebagaimana yang telah kita ketahui dari kisah sahabat,
tabiin, dan tabiit-tabiin yang mendapatkan kemuliaan buah keimanan akibat
memperkuat iman. Sedangkan orang yang lemah atau beberapa iman tersebut
hilang dari diri mereka, buah keimanan itu tidak akan terwujud pada diri mereka,
dan tidak dapat dirasakan. Sebagaimana yang disaksikan pada kondisi kaum
muslimin dijaman ini.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari semua perkara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Iman adalah
kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang berkenaan dengan agama,
keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Dalam
ajaran agama Islam, iman berarti kepercayaan, keyakinan kepada Allah, nabi-
nabi-NYA serta kitab yaitu Al-Quran dan lain sebagainya.
Menurut ajaran agama Islam, umat muslim mengimani enam rukun iman.
Keenam rukun iman tersebut wajib diimani dan diyakini oleh orang Islam. Iman
itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa oleh
Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya
mengucapkan dua kalimat syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadar rasulullah’. Sedangkan ‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya
amal hati yang berupa keyakinan-keyakinan dan beramal dengan anggota badan
yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan kemampuannya.
Iman kepada Allah swt merupakan asas dan pokok akan adanya keimanan
seseorang, yakni keyakinan yang pasti bahwa Allah swt adalah Rabb dan pemilik
segala sesuatu, Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah
satu-satunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua
sesembahan selain Dia adalah sesembahan yang batil, dan beribadah kepada
selain-Nya adalah kebatilan.

B. SARAN
Adapun saran sebagai berikut :
1. Diharapkan masukan kepada penulis agar makalah ini menjadi lebih
baik kedepannya.
2. Semoga pembaca bisa memahami bagaimana Ideologi Ilmu
Pengetahuan Rabbani lebih mendalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

E-Book, Hudarrahman,2012.Rukun Iman, Indonesia,PT.Balai Pustaka


E-Book, Maulana Muhammad Ali,The Religion Of Islam
E-Book, Syaikh Abdul Majid Az-Zandani,2016, Jakarta, Ensiklopedi Iman,
Pustaka Al-Kausar.

You might also like