Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Jual Beli Dengan Sistem Gabrugmuhammad Syafi'i
Skripsi Jual Beli Dengan Sistem Gabrugmuhammad Syafi'i
Skripsi
Oleh :
MUHAMMAD SYAFI’I
NPM: 192103269
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2022 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTIK
JUAL BELI BATU BELAH DENGAN SISTEM
GABRUG
(Studi kasus di Desa Kalireja 1 Kelurahan Fajar Bulan
Lampung Barat)
Skripsi
Oleh
MUHAMMAD SYAFI’I
NPM: 1921030269
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2022 M
ii
ABSTRAK
iii
MOTTO
َس َّ ْ ُ َ َۡ َ َ ۡ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ۡ ْ ُ َۡ ۡ َ َ َ
ِ انِبِٱلقسطِِوَل ِتبخسواِٱنلا ِ ويَٰقومِِأوفواِٱلمكي
ِ الِ ِوٱلمزي
ُۡ َۡ ْ ََۡ َ ۡ ُ ٓ َۡ
ِ ٨٥ِأشيَاءَه ِم َوَلِتعث ۡواِِفِٱۡلۡرضِِمفسدين
َ
“Dan Syu´aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan
adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan
janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
(Q.S. Hud (11) : 85).
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ....................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah........................................................................... 2
C. Fokus dan Sub-Fokus Penelitian ........................................................... ...5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan ............................................. 6
H. Metode Penelitian..................................................................................... 9
I. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 13
v
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Tinjauan Hukum Islam Tentang
Jual beli batu belah dengan sistem gabrug
di Desa Kalireja 1 Fajar Bulan Lampung Barat ......................................
B. Status hukum dalam jual beli batu belah sistem gabrug
di Desa Kalireja 1 Fajar Bulan Lampung Barat menurut
Perspektif Hukum Islam...........................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Rekomendasi ............................................................................................
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
memudahkan dalam memahami skripsi ini. Maka perlu adanya uraian terhadap
penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan tujuan
skripsi ini. Dengan penegasan judul ini diharapkan tidak akan terjadi kesalahan
pokok permasalahan yang akan dibahas. Adapun skripsi ini berjudul “Tinjauan
Hukum Islam Tentang Peraktik Jual Beli Batu Belah Dengan Sistem Gabrug”
2. Praktik Jual Beli Batu Belah, yaitu didefinisikan sebagai kegiatan tukar
3. Hukum Islam adalah hukum yang berasal dari agama Islam yaitu hukum
1
2
judul penelitian ini adalah untuk meninjau atau menyelidiki praktik jual beli batu
belah dengan sistem gabrug yang kemudian akan dilihat dengan pandangan
dan juga Islam pun datang dengan mengatur hubungan antar sesama makhluk
(habluminannas), seperti muamalah atau jual beli, nikah, warisan, dan lainnya
agar manusia hidup bersaudara di dalam rasa damai, adil dan kasih sayang. 1
kebutuhan jasmani dengan cara yang paling baik, diantaranya yang termasuk
dalam perbuatan muamalah adalah jual beli atau Al-Ba’i. Hal ini dimaksudkan
dalam rangka meningkatkan taraf hidup bersama baik penjual maupun bagi
pembeli.2
Islam di Indonesia mengartikan jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar
barang dengan barang atau dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik
1 Abdul Munib, Hukum Islam Dan Muamalah (Asas -Asas Hukum Islam Dalam Bidang
Muamalah)’, Al-Ulum : Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Keislaman , 5.1 (2018), 72-80
http://doi.org/10.31102/alulu m.5.1.2018.72-80.
2 Hajar Mukaromah, Waluyo Sudarmaji, and Lutfia Ulfa, Pemberian Upah Terhadap
Petugas Ili-Ili Desa Tanjungsari Dalam Perspektif Hukum Syariah’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
7.03 (2021), 1931-36.
3
dari satu ke yang lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan ketentuan
yang jelas mengenai ruang lingkup jual beli tersebut, khususnya berkaitan
َ َ ۡ ُ َ ٓ َ ۡ َ َ َّ ْ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ۡ ْ ُ ۡ َ ۡ َ َ َ
ِاسِأشياءه ِم ِوَل ِ انِبِٱلقسطِِوَل ِتبخسواِٱنل ِ ويَٰقومِِأوفواِٱلمكي
ِ الِ ِوٱلمزي
ُۡ َۡ ْ ََۡ
ِ ِ٨٥ِتعث ۡواِِفِٱۡلۡرضِِمفسدين
َ
“Dan Syu´aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap
hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan”. (Q.S. Hud (11) : 85).
mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau tidak
(fasid). Hal ini dimaksudkan agar muamalah berjalan sah dan segala sikap dan
tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. Tidak sedikit kaum
Desa Kalireja 1 Fajarbulan Lampung Barat adalah salah satu desa yang
ada di Kabupaten Lampung Barat bergerak pada sektor penyedia batu belah
selain dari sektor pertanian. Kebanyakan dari penyedia batu belah atau disebut
3 Khumedi Jafar, Hukum Pertdata Islam di Indonesia, (Pusat Penelitian dan Penerbitan
pesan oleh pembeli.4 Dalam praktik ini penjual meminta kepada anak buahnya
untuk menyusun batu belah yang sudah di pecah secara manual ke dalam mobil
truk yang sudah tersedia garis di dalamnya, dimana setiap satu dump truk
memuat lima sampai enam kubik batu belah, untuk mencapai garis tersebut
berukuran besar untuk memberikan rongga atau jarak antar batu yang kemudian
di atasnya ditopang menggunakan batu yang kecil atau pipih supaya terlihat
penuh. Sehingga muatan yang seharusnya lima sampai enam kubik menjadi
empat sampai lima kubik saja.5 Oleh sebab itu tujuan yang hendak dicapai dari
hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui tinjauan hukum Islam
terhadap jual beli batu belah dengan sistem gabrug di Desa Kalireja 1 Fajar
Merujuk pada beberapa penjelasan di atas maka dalam kajian ini akan
hukum Islam, apakah praktik jual beli batu belah sistem gabrug sudah sesuai
atau tidak dari tinjauan hukum Islam. Hal inilah yang menjadi permasalahan
menarik untuk diteliti yaitu tentang jual beli sistem gabrug. Maka judul skripsi
ini adalah “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Jual Beli Batu Belah Dengan
Barat)”.
Fokus penelitian ini pada skripsi ini yaitu hanya berfokus mengenai
praktik jual beli batu belah dengan sistem gabrug dalam tinjauan hukum Islam.
jual beli batu belah dengan sistem gabrug secara menyeluruh menurut tinjaua
hukum Islam.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik jual beli batu belah dengan sistem gabrug di Desa
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli batu belah
Barat?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui praktik jual beli batu belah dengan sistem gabrug di
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli batu
Lampung Barat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
pemerintah serta peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan jual beli batu
2. Manfaat praktis
gambaran topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
pengulangan materi secara mutlak. Seperti beberapa skripsi yang pernah diteliti
bagaimana praktik jual beli sayur pada saat tengkulak menimbang hasil panen
sayuran dari petani dengan mengurangi timbangan sebesar 10% dari berat
karung atau keranjang. Hasil penelitian dari skripsi ini menunjukkan bahwa
praktik jual beli sayuran dengan mengurangi timbangan sebesar 10% ini
menjadi fasid (rusak) karena tidak terpenuhi rukun dan syaratnya yakni
7
Lampung Barat.
Sultan Syarif Kasim dengan judul Pemotongan Timbangan Jual Beli Kelapa
timbangan yang tidak pernah pas atau tidak sesuai dengan tuntunan syariat
segi lokasi penelitian, metode dan alat yang digunakan dalam timbangan.
Kecamatan Kerintang Kabupaten Indragiri Hilir Menurut Perspektif Fiqih Muamalah .” (Skripsi,
UIN Syarif Kasim, 2022), 12.
8
petani menjual hasil panennya dengan cara garar yaitu menjual sebelum
kuantitatif. Hasil penelitian dari skripsi ini menunjukan bahwa sistem menjadi
fasid (rusak) karena tidak terpenuhi rukun dan syaratnya yakni ketidak jelasan
apakah tanaman akan berhasil panen dengan sempurna atau tidak dan dalam
hukum ekonomi syariah ini termasuk pada menzalimi pihak petani dan
Kasim Riau dengan judul Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Hak Hak
Konsumen Dalam Jual Beli Buku Yang Disegel Oleh Toko Buku Zanafa.
Dalam penelitian ini memaparkan bagaimana praktik garar pada toko buku
Zanafa tidak dikategorikan garar berat (katsir) melainkan garar ringan (yasir),
hal ini dikarenakan pihak toko memberikan petunjuk pada pihak konsumen
8 Indarwati, “Pengaruh Jual Beli Rempah (Lada dan Cengkeh) Secara Gharar Terhadap
Pendapatan Para Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bojonegara.” (Skripsi, UIN Sultan
Maulana Hasanudin Banten, 2022), 12.
9
menerima buku tersebut dalam keadaan rusak oleh pihak toko. Jenis
lokasi penelitian.
H. Metode Penelitian
berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk
1. Jenis Penelitian
2. Sifat Penelitian
mengenai jual beli batu belah gabrug yang terjadi di Desa Kalireja 1
9 Tiara Syarifa Ananda, “Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Hak Hak Konsumen Dalam
Jual Beli Buku Yang Disegel Oleh Toko Buku Zanafa.” (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
2022), 12.
10
3. Sumber Data
a. Data Primer
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil dari wawancara dengan
b. Data Sekunder
membahas mengenai jual beli dari beberapa buku dan juga Kompilasi
a. Populasi
10
Bagja Waluya, Sosiologi (Bandung: Setia Purna Inves, 2006), 80.
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014). 87.
11
b. Sampel
bawah 100 maka diambil semua. Jika di atas 100, maka diambil 10%-
15% atau lebih. Sesuai dengan penjelasan di atas karena populasi lebih
dari 100 yaitu 150 orang maka diambil 10% dari populasi yang terdapat
a. Observasi
12 Ibid. 88.
13 J. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik Dan Keunggulannya (Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana, 2010), 112.
12
b. Wawancara
c. Dokumentasi
14 Fatoni Abdurrahman, Metode Penelitian Dan Teknin Skripsi (Jakarta: Renika Cipta,
2006), 104.
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sinar
situs internet.
6. Pengelolaan Data
rujukan dalam membahas penelitian ini. Data primer tersebut diolah secara
7. Analisa Data.
langsung (data primer), maupun data sekunder melalui kajian pustaka dan
I. Sistematika Pembahasan
Penulis membagi menjadi lima bab, dimana bab yang satu dengan yang lainnya
sekripsi ini.
14
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, fokus dan sub-fokus
pembahasan.
Bab II Landasan Teori : dalam hal ini penulis menjelaskan tentang jual
beli dalam Hukum Islam dan Hukum Positif, meliputi: pengertian jual beli,
dasar hukum jual beli, syarat dan rukun jual beli, jual beli yang dilarang dan
Pada bab ini, penulis membagi dua pokok permasalahan yakni: yang pertama,
perekonomian, dan yang kedua yaitu praktik jual beli batu belah tersebut.
mengenai jual beli batu belah dengan sistem gabrug yang ditinjau dalam
Perkataan jual beli terdiri dari dua suku kata yaitu jual dan beli.
Sebenarnya kata jual dan beli mempunyai arti yang satu sama lainnya
jual beli menunjukkan bahwa adanya perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu
satu pihak menjual dan pihak lain membeli. Dalam hal ini, terjadilah
peristiwa hukum jual beli yang terlihat bahwa dalam perjanjian jual beli
Jual beli adalah pelepasan hak milik dengan mendapatkan ganti rugi
berupa uang, barang, jasa atau jasa dengan jasa, atau memindahkan hak
milik untuk mendapatkan imbalan atas dasar suka sama suka atau kerelaan
pertukaran harta atas dasar saling rela. Atau memindahkan milik dengan
ganti yang dapat dibenarkan (yaitu berupa alat tukar yang sah). Dari
1 Khalifatul Azkiya Jayusman, “Jual Beli Debu Metal Perspektif Hukum Ekonomi
Syari’ah (Studi Di Toko Emas Pasar Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung),”
Al-Maslahah 16 (2020).
2 Khumedi Ja’far, “Analisis Pendapat Imam Madzhab Tentang Jual Beli Air Susu Ibu
dengan cara:
a. Pertukaran harta antara dua pihak atas dasar saling rela, dan
berupa alat tukar yang diakui sah dalam lalu lintas perdagangan.
Secara terminologi fiqh jual beli disebut dengan al-ba’i yang berarti
Ekonomi Syariah, ba’i adalah jual beli antara benda dan benda, atau
tetap. Sejak terjadi persetujuan tetap, maka perjanjian jual beli tersebut
Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar menukar sesuatu yang
tarik, penukarannya bukan emas dan bukan pula perak, bendanya dapat
baik barang itu ada dihadapan si pembeli maupun tidak, barang yang
nilai materi menurut manusia. Menurut ulama Syafi’I jual beli dalam
jual beli merupakan pertukaran harta dengan harta untuk dimiliki secara
2 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia (PT Citra Aditya Bakti, 2010), 317.
3 Elena Agustin Marnita Marnita, Hendriyadi Hendriyadi, “Prosedur Jual Beli Lelang
Barang Hasil Sitaan Di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung Dalam Kajian Hukum Islam,” Asas 11
(2019).
4 Anis Septyria Aryani and Asep Dede Kurnia, “Analisis Jual Beli Keramik Hias Dalam
Perspektif Ekonomi Syariah ( Studi Kasus Pada UPTD Pengembangan Keramik Hias Di Desa Anjun
18
Berdasarkan definisi di atas, maka pada intinya jual beli itu adalah
primitif ketika uang belum digunakan sebagai alat tukar menukar barang,
yaitu dengan sistem barter yang dalam terminologi fiqh disebut dengan
jual beli seperti itu masih berlaku, sekalipun untuk menentukan jumlah
yang jelas, baik dari Al-Qur’an, Al-sunnah dan telah menjadi Ijma’
ulama dan kaum muslimin. Bahkan jual beli bukan sekedar mu’amalah,
akan tetapi menjadi salah satu media untuk melakukan kegiatan untuk
َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ َ ۡ َ ْ ٓ ُ ُ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ِِينِءامنواَِلِتأكلواِأموَٰلكمِبينكمِبِٱلبَٰطل َٰٓ
ِ يأيهاِٱَّل
ْٓ ُ ُ َۡ َ َ ۡ ُ َ َ َ ً َ َٰ َ َ ُ َ َ ٓ َّ
ِاض ِمنك ۚۡم ِوَل ِتقتلوا ٖ إَل ِأن ِتكون ِتجرة ِعن ِتر
ٗ َ ۡ ُ َ َ َ َّ َّ ۡ ُ َ ُ َ
ِِ٢٩ِٱّللَِكنِبكمِرحيما ِ ِأنفسك ۚۡمِإن
penjual dan pembeli. Hal ini artinya bahwa jual beli yang tidak
َّ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ ْ َٰ َ َ ُ ُ ۡ َ َ َّ
ِين ِيأكلون ِٱلربوِا َِل ِيقومون ِإَل ِكما ِيقوم ِٱَّلي ِ ٱَّل
ُ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ َّ ْ ٓ ُ َ ۡ ُ َّ َ َ َٰ َ ۡ َّ َ
ِسِذلكِبأنهمِقالواِإنماِٱۡلي ِعِمثل ُِ ََٰيتَخ َّب ُط ُهِٱلشيۡ َط
ِۡۚ نِم َنِٱل َم
ٞ َ ۡ َ ُ َ ٓ َ َ َ ْ َٰ َ َ َّ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ َّ َّ َ َ َ ْ َٰ َ
ِٱّلل ِٱۡلي ِعِوحرمِٱلربوِۚۡا ِفمنِجاءِهۥِموعظة ِمن ِ ِٱلربوِاِوأحل
َِك َ ْ ُ َ َ َ ۡ َ َ َّ َ ٓ ُ ُ ۡ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َٰ َ َ َ
َٰٓ
ِ ٱّللهِومنَِعدِفأولئ ِ ِهِفل ِهۥِماِسلفِوأمرِه ِۥِإَل ِ َّربهۦِ ِفٱنت
َ ُ َٰ َ َ ۡ ُ َّ ُ َٰ َ ۡ َ
ِِ٢٧٥ِأصحبِٱنلارِِهمِفيهاِخِلون
sempoyongan, tidak tahu arah yang akan mereka tuju dan akan
lalu dia berhenti dan tidak melakukannya lagi, maka apa yang
kepada Allah.
َ َٓ ْ َُُۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ َ َۡ ْٓ ُ ُ َۡ َ َ
َِل ِتأكلوا ِأموَٰلكم ِبينكم ِبِٱلبَٰطلِ ِوتدلوا ِبها ِإَل ِو
ِۡٱۡلثۡمِ ِ َوأَنتُم
ۡ َّ َ ۡ َ ۡ ٗ َ ْ ُ ُ َۡ َّ ۡ
ِٱۡلَُّكمِ ِِلأكلوا ِفريقا ِمن ِأموَٰل ِٱنلاسِ ِب
َ َ َ
ِِ١٨٨ِت ۡعل ُمون
bahasa Arab dan bahasa lainnya. Batil ialah cara yang dilakukan
c. Ijma’
Dasar hukum jual beli dalam ijma’ yakni ulama’ telah sepakat
sesuai.7 Para ulama juga sepakat (ijma’) atas kebolehan akad jual
lain, dan kepemilikan tersebut tidak akan diberikan begitu saja tanpa
Ma’arif, 1983).
7 Syafe’i, Fiqh Muamalah, 75.
23
akan bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Dan berdasarkan
(bisnis) merupakan pertukaran harta atas dasar saling rela dan atas
kesepakatan bersama. Suapaya bisnis yang kita lakukan itu halal, maka
perlu memperhatikan rukun dan syarat jual beli (bisnis). Rukun secara
Rukun dan syarat menurut ulama ushul fiqih, yaitu rukun merupakan
Ulama Hanafiah menegaskan bahwa rukun jual beli hanya satu, yaitu
ijab. Menurut mereka hal yang paling prinsip dalam jual beli adalah saling
Maka terjadi ijab pasti ditemukan hal-hal yang terkait dengannya, seperti
para pihak yang berakat, objek jual beli dan nilai tukarnya.10
Rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab kabul), orang-orang
yang berakad (penjual dan pembeli), dan ma’kud alaih (objek akad).
Akad adalah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli
belum dikatakan sah sebelum ijab kabul dilakukan sebab ijab kabul
10 Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 25.
11 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 70.
25
Jual beli yang menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang
barang-barang yang kecil pun harus ijab dan kabul, tetapi menurut
bahwa boleh jual beli barang-barang yang kecil dengan tidak ijab dan
Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli ada
empat yaitu:
dan pembeli) bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama, yaitu:
12 Ibid, 71
26
Kedua, ada ijab qabul. Ijab adalah perkataan penjual dan qabul
adalah penerimaan dari pembeli. Jadi akad ijab qabul ialah ikatan kata
antara penjual dan pembeli, jual beli belum dikatakan sah sebelum
dasarnya ijab qabul dilakukan dengan lisan, tapi kalau tidak mungkin
seperti bisu atau yang lainnya, maka boleh ijab qabul dengan surat
barang.14
Adapun syarat jual beli harus sesuai rukun jual beli sebagaimana
tidak sah dan yang mengerjakan akad tersebut harus orang yang
berbeda.
harus jelas jumlahnya, boleh diberikan pada waktu akad, jika jual beli
Jual beli dapat ditinjau dari beberapa sisi, yakni dari sisi obyek dan
melakukan akad jual beli antara pembeli dan penjual ada yang
diperjual belikan ada didepan mata. Hal ini banya masyarakat yang
Islam dibolehkan. Sedangkan, jual beli benda yang tidak ada serta
tidak bisa dilihat, yakni jual beli yang dilarang oleh agama Islam,
15Ibid, 73
16Shobirin Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam,” BISNIS : Jurnal Bisnis Dan
Manajemen Islam 3, no. 2 (2016): 239, https://doi.org/10.21043/bisnis.v3i2.1494.
29
sapi.
2) Ba’i al-muthlaq, yakni jual beli barang dengan barang lain secara
c. Ditinjau dari segi pelaku akad (subyek) jual beli terbagi menjadi tiga
bagian, yakni:
1) Akad jual beli yang dilaksanakan dengan lisan, yakni akad yang
17 Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga Kontenporer (Malang:
pernyataan.
atau surat-menyurat, jual beli seperti ini sama dengan ijab qabul
dengan ucapan, misalnya JNE TIKI dan lain sebagainya. Jual beli
dengan satu majlis akad, tapi melalui JNE TIKI. Jual beli seperti
format jual beli salam, hanya saja jual beli salam antara penjual
Sedangkan dalam jual beli via pos dan giro antara penjual dan
Jual beli dengan cara demikian dilaksanakan tanpa ijab dan qabul
18 Ibid, 36.
31
Dengan kata lain jumhur ulama, hukum jual beli terbagi dua, yaitu jual-
beli sahih dan jual beli fasid, sedangkan menurut ulama Hanafiyah jual
Jual beli yang batil maksudnya apabila pada jual beli itu salah satu
atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasarnya dan
sifatnya tidak disyariatkan seperti jual beli yang dilakukan oleh anak-anak,
dilakukan oleh orang yang baligh, berakal, dapat memilih dan mampu
ber-tashrruf secara bebas dan baik. Mereka yang dipandang tidak sah
19 Ibid, 37.
20 Syafe’i, Fiqh Muamalah, 93.
32
Ulama fiqh sepakat bahwa jual beli orang yang gila tidak sah.
lain.
yang ringan atau sepel. Menurut ulama Syafi’iyah, jual beli anak
mumayyizi yang belum baligh, tidak sah sebab tidak ada ahliah.
“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas
(pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka
33
itu tidak sah sebab ia tidak dapat membedakan barang yang jelek
4) Jual-beli terpaksa
seperti jual beli fudhul (jual beli tanpa seizin pemiliknya), yakni
ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, jual beli tersebut tidak sah sebab
5) Jual-belu fudhul
21 Ibid, 94.
34
untuk membeli barang, maka jual beli itu dianggap sah apabila
bentuk jual beli yang sah, baik dalam menjual maupun dalam
mewakilinya.
Jadi jual beli fudhul ini dipandang tidak sah, sebab dianggap
mengambil hak orang. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa
tersebut tidak sah sebab tidak ada ahli dan ucapannya dipandang
hartanya (tirkah), dan bila ingin lebih dari sepertiga, jual beli
7) Jual-beli malja’
Jual beli malja’ adalah jual beli orang yang sedang dalam
ulama Hanabilah.22
Ulama fiqh telah sepakat atas sahnya jual beli yang didasarkan
di antara ijab dan qabul, berada di satu tempat, dan tidak terpisah oleh
suatu pemisah.
tidak sah. Beberapa jual beli yang dipandang tidak sah atau masih
1) Jual-beli mu’athah
jual beli mu’athah adalah jual beli yang telah disepakati oleh
apabila ada ijab dari salah satunya. Begitu pula dibolehkan ijab-
22 Ibid, 95
37
utusan dari aqid pertama kepada aqid kedua. Jika qabul melebihi
khususnya bagi yang uzur sebab sama dengan ucapan. Selain itu,
orang yang akad, yang biasa disebut mabi’ (barang jualan) dan harga.
23 Ibid, 96
38
1) Jual beli benda yang tidak ada atau dikhawatirkan tidak ada.
2) Jual beli benda yang tidak dapat diserahkan. Contohnya jual beli
burung yang ada diudara, dan ikan yang ada didalam air tidak
3) Jual beli gharar adalah jual beli barang yang mengandung unsur
menipu (gharar).
4) Jual beli barang yang najis dan yang terkena najis. Contohnya:
7) Jual beli yang tidak ada ditempat akad tidak dapat dilihat. Jual
adalah:
24 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fikih Muamalat) (Jakarta: PT
jum’at.
6) Jual beli barang yang sedang dibeli oleh orang lain. Jual beli
Hak dari penjual menerima harga barang yang telah dijualnya dari
25 Fathu Nur Rahmah, Hukum Jual Beli Dalam Islam, “Jurnal , h. 10-11.
40
maka penyerahan hak miliknya juga ada tiga macam yang berlaku
notaris.
bisnis yang mengandung tiga elemen dasar yakni mengetahui investasi yang
paling baik, membuat keputusan yang logis, sehat dan masuk akal dan
diniatkan untuk mencari keridhaan Allah SWT karena hal ini adalah
bisnis.26
bisa dinikmati diakhirat yang kekal dan abadi. 27 Oleh karena itu, agar sebuah
26 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum (Jakarta:
dan Said Bahreisy, dari judul asli Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: PT. Bina Ilmu,2005), 2-
42
itu didasarkan atas keputusan yang sehat, bijaksana dan hati-hati (ikhtiyad).
Bisnis yang merugi, bisnis dalam kategori ini sebagai kebalikan dari
kenikmatan dunia fana dan terbatas. Riba, misalnya, dianggap sebagai bisnis
usahanya.28
menjelaskan bahwa segala perbuatan manusia tidak akan lepas dari sorotan
dan rekaman Allah SWT. Justru karena itu bagi siapapun yang melakukan
prestasi yang fositif akan mendapatkan pahala yang setimpal. Justru karena
itu kepada manusia diingatkan empat hal yang sangat penting dalam
Apapun bentuk jual beli dalam yang dilakukan sesorang selama tidak lepas
dari kendali nilai-nilai tersebut dibenarkan dalam Islam, demikian pula Islam
manusia dengan tetap mendasarkan diri pada prinsip Islam. 30 Dalam Islam
ketidak jujuran dan sikap acuh seorang terhadap nilai moral dalam transaksi
perdagangan.
Prinsip ini mendapatkan sorotan tajam dalam Islam sejak ribuan tahun
yang lalu, bahkan ditegaskan gambaran tentang kondisi dan keadaan yang
dialami oleh pedagang yang curang (tidak melakukan takaran yang baik dan
menimbang barang yang dijual, maka hal tersebut termasuk dalam riba. Hal
30 Shobirin Shobirin, “Jual Beli dalam Pandangan Islam, “BISNIS : Jurnal Bisnis dan
31 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 4 (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 121