Professional Documents
Culture Documents
1
e-ISSN : 2685-1997
April, 2020
p-ISSN : 2685-9068
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
ABSTRACT
https://ojs.fdk.ac.id/inde Background: Stunting is defined as a short or very short body state
x.php/Nursing/index
caused by various factors. Objective: This article aims to review factors
causing stunting, including mother`s knowledge and parenting style,
nutrition intake, low birth weight (LBW), and family`s financial status.
Method: This literature review was conducted through searching relevant
Keywords: evidences from electronic database (Google scholar) using the following
nutrition intake, parenting, keywords: "causes of stunting", and "factors of stunting" in Indonesian
stunting (Bahasa) and English. Twelve articles were selected based on the following
inclusion criteria: the date of publication from 2009 to 2018, discussing the
Korespondensi: causes of stunting in the golden age of children, English and Indonesian
Nova Dwi Yanti articles, full text, open access, and academic journals. The articles were
novadwiyanti1011@gm analyzed using matrix tables. Results: Knowledge of mother and parenting
ail.com style, nutrition intake, LBW, and fincancial economic status are indicated as
factors causing stunting in the golden age of children. Conclusion: The
Prodi Keperawatan dan occurrence of stunting is very vulnerable at the golden age of children due
Ners, Universitas Fort De to those mentioned factors. Programs designed to increase parents`
Kock Bukittinggi knowledge such as antenatal care, nutrition intake for mother during
pregnancy, nutrition intake for children, and parenting information are
recommended.
ABSTRAK
Latar Belakang:Stunting didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek yang yang
disebabkan karena beragam faktor. Tujuan: Artikel ini bertujuan untuk mengulas faktor yang menyebabkan
stunting, diantaranya pengetahuan ibu dan pola asuh orang tua, asupan gizi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
dan status ekonomi keluarga. Metode: Tinjauan literatur dilakukan melalui pencarian artikel yang relevan dari
database elektronik (Google Cendekia) dengan menggunakan kata kunci berikut: “penyebab stunting” dan
“faktor pada stunting” dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Dua belas artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi
sebagai berikut: tanggal publikasi dari tahun 2009 hingga 2018, membahas tentang penyebab stunting yang
terjadi pada usia emas anak, artikel berbahasa Inggris dan Indonesia, teks lengkap, open akses, dan jurnal
akademik. Artikel dianalisis dengan menggunakan tabel matriks. Hasil: Pengetahuan ibu dan pola asuh orang
tua, asupan gizi, BBLR, dan status ekonomi diindikasikan sebagai faktor penyebab stunting di usia emas anak.
Kesimpulan: Stunting sangat rentan terjadi di usia emas anak akibat faktor-faktor yang sudah disebutkan
sebelumnya. Program yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan orang tua seperti perawatan antenatal,
pemantauan gizi ibu selama hamil, pemantauan gizi anak, dan informasi pola asuh direkomendasikan.
1|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
2 Nadiyah, Briawan, dan Martianto Pengambilan data Sampel: 1.554 anak Terdapat hubungan positif dan signifikan antara berat
(2012) sekunder dari Riset berusia 0 – 23 bulan badan lahir rendah, sanitasi kurang baik, kebiasaan
Kesehatan Dasar ayah merokok dalam rumah, pendidikan ibu dan ayah
(Riskerdas) tahun 2010 Tempat: Provinsi Bali, yang rendah, pendapatan rendah dan tinggi badan ibu
Jawa Barat dan NTT kurang dari 150 cm dengan kejadian stunting pada
anak usia 0 – 23 bulan.
.
3|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
3. Astutik, Rahfiludin, dan Aruben Observasional analitik Sampel: 499 balita berusia Terdapat hubungan yang signifikan antara status
(2017) dengan desain kasus- 24 – 59 bulan ekonomi, asupan protein dan zinc dengan kejadian
kontrol stunting.
Tempat: Puskesmas Variabel berat badan lahir rendah tidak memiliki
Gabus II, Kabupaten Pati hubungan dengan kejadian stunting namun merupakan
faktor risiko stunting.
4. Niga dan Purnomo (2016) Observasional analitik Sampel: 60 orang yang Terdapat hubungan antara praktik pemberian makan
dengan desain kasus- terdiri dari 30 orang dan praktik kebersihan dengan kejadian stunting pada
kontrol kelompok kontrol dan 30 anak usia 1 – 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas
orang kelompok kasus. Oebobo Kota Kupang.
Responden: Ibu dari anak
yang berusia 1-2 tahun Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara praktik
dengan status gizi menurut perawatan kesehatan dengan kejadian stunting pada
TB/U masuk dalam anak usia 1 – 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas
kategori stunting dan Oebobo Kota Kupang.
kategori normal.
Tempat: Puskesmas
Oebobo Kota Kupang
5. Olsa, Sulastri, dan Anas (2017 ) Studi cross sectional Subjek: 232 anak baru Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan
dengan pendekatan masuk sekolah dasar pengetahuan ibu dari kejadian stunting pada anak baru
observasional analitik. berusia 6 – 7 tahun dan ibu masuk sekolah dasar di Kecamatan Nanggalo Kota
di Kecamatan Nanggalo Padang.
Kota Padang.
6. Aini, Nugraheni, dan Pradigdo Studi analitik observasional Subjek: 76 responden Tingkat Kecukupan Energi (TKE) yang kurang,
(2018) dengan pendekatan kasus- yang terdiri dari 38 kasus pengetahuan gizi ibu yang kurang, dan pendapatan per
kontrol dan 38 kontrol. kapita keluarga yang kurang merupakan faktor risiko
kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di
Tempat: Puskesmas Cepu wilayah kerja Puskesmas Cepu Kabupaten Blora.
Kabupaten Blora
4|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
7. Rahayu, Pamungkasari, dan Studi observasional Subjek: 150 anak berusia Stunting dipengaruhi oleh berat badan lahir, diare,
Wekadigunawan (2018) dengan pendekatan kasus- dibawah 5 tahun. status nutrisi ibu, 5endidikan ibu, status ekonomi
kontrol. Tempat: Kabupaten Tulang keluarga, kekurangan air bersih, dan sanitasi yang
Bawang Barat buruk.
8. Zikria, Masrul, dan Bustami Studi cross-sectional. Subjek: 77 ibu yang Terdapat hubungan yang signifikan antara praktik
(2018) Pengambilan data memiliki anak berusia 12- perawatan untuk pemberian makan, praktik perawatan
dilakukan dengan 35 bulan. kebersihan, praktik perawatan kesehatan, dan praktik
mewawancarai subjek Tempat: Pusat Kesehatan perawatan untuk stimulasi psikososial terhadap
menggunakan kusioner. Primer Air Dingin Padang. kejadian stunting.
9. Agedew dan Chane (2014) Studi cross sectional Subjek: 562 ibu yang Prediktor yang teridentifikasi terhadap kejadian
dengan pendekatan memiliki anak berusia 6 stunting termasuk: anak laki-laki, ibu yang berusia
berbasis komunitas. hingga 23 bulan di Kemba, lanjut, ibu yang tidak memiliki pendidikan formal, ibu
Ethiopia. yang bekerja sebagai pekerja harian, ibu yang tidak
menjalani follow-up pasca melahirkan, dan penyakit ibu
yang muncul pasca melahirkan.
10. Mesfin, Berhane, dan Worku Studi cross sectional Subjek: 1.768 anak-anak Prevalensi kejadian stunting pada anak usia sekolah
(2015) berusia 5-14 tahun. sebesar 8.9% dengan 2% berada pada kondisi stunting
Tempat: 12 sekolah dasar berat. Resiko stunting terjadi pada 1,76 kali lebih besar
di Kersa, bagian timur pada anak dengan keluarga yang tidak memiliki
Ethiopia. kelambu tempat tidur dibandingkan dengan keluarga
yang menggunakan kelambu insektisida.
11. Bernal, Frongillo, Herrera, dan Studi cross sectional Subjek: 131 ibu dan anak Anak-anak yang mengalami kerawanan pangan
Rivera (2014) usia sekolah. memiliki prevalensi tinggi terhadap kejadian stunting
Tempat: Miranda, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki
Venezuela. kerawanan pangan.
12. Saaka dan Galaa (2016) Analisis antropometrik dari Set data terdiri dari data Prediktor stunting termasuk: berat ibu saat hamil
data survey kesehatan dan 2.720 anak-anak rendah, berat badan lahir rendah, kemiskinan,
demografi Ghana tahun prasekolah berusia 0–59 penggunaan pelayanan antenatal yang rendah.
2014. bulan.
5|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
Dua belas artikel dianalisis dengan – 23 bulan. Anak dari ibu dengan pendidikan
menggunakan tabel matrix (table 1) untuk rendah memiliki risiko lebih besar untuk
melihat variabel yang diteliti oleh masing- mengalami stunting. Penelitian serupa juga
masing penelitian dan hubungannya dengan memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu
kejadian stunting. Dari 12 artikel, terdapat 10 dan pola asuh orang tua memiliki hubungan
artikel dengan desain cross sectional study yang signifikan dengan kejadian stunting pada
dengan 6 artikel diantaranya menggunakan anak (Aini, Nugraheni, & Pradigdo, 2018; Niga
pendekatan observasional analitik. Dua artikel & Purnomo, 2016).
lainnya menggunakan pengambilan data
sekunder dari survey. Dari 12 artikel, delapan Pendidikan ibu secara tidak langsung
artikel berasal dari Indonesia, dua artikel dari berhubungan dengan stunting terkait dengan
Ethiopia, satu artikel dari Venezuela, dan satu pengambilan keputusan terhadap gizi dan
artikel dari Ghana. perawatan kesehatan. Ibu dengan pendidikan
lebih baik akan lebih mempertimbangkan gizi
Selain itu, dari lima variabel yang menjadi fokus yang baik untuk anak. Selain itu, pola asuh
tinjauan literatur ini (pengetahuan ibu, pola yang tidak tepat juga berkontribusi secara tidak
asuh orang tua, BBLR, status gizi, dan status langsung terhadap resiko terjadinya stunting.
ekonomi keluarga), satu artikel membahas Pola asuh didefinisikan sebagai sebuah praktik
empat variabel, dua artikel membahas tiga pengasuhan dengan ketersediaan pangan,
variabel, dua artikel membahas dua variabel, perawatan kesehatan, dan sumber lain di
dan tujuh artikel masing-masing membahas dalam rumah tangga yang bertujuan untuk
satu variabel. Hasil analisis dikelompokkan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan
kedalam tiga kategori dan hubungannya perkembangan anak (Kullu, Yasnani, & Lestari,
dengan kejadian stunting, yaitu: (1) 2018). Praktik perawatan kebersihan,
pengetahuan ibu dan pola asuh orang tua, (2) kesehatan, dan pemberian makan yang
BBLR dan status gizi, dan (3) status ekonomi diterapkan oleh orang tua terhadap anak
keluarga. memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian stunting (Zikria, Masrul, & Bustami,
2018). Anak-anak dengan pemberian makan
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Asuh yang kurang baik, praktik kebersihan dan
Orang Tua terhadap Kejadian Stunting kesehatan yang kurang baik memiliki resiko
yang lebih tinggi mengalami stunting (Zikria et
Dari dua belas artikel yang dianalisis, delapan al., 2018).
diantaranya membahas hubungan antara
pengetahuan ibu, termasuk tingkat pendidikan Pengetahuan ibu dan pola asuh orang tua
ibu, dan pola asuh orang tua dengan kejadian merupakan hal yang dapat dimodifikasi melalui
stunting pada anak. program pendidikan kesehatan dan sosialisasi
informasi parenting. Program mencakup
Penelitian oleh Nadiyah, Briawan, dan pemberian informasi dan praktik pemilihan
Martianto (2012) menemukan adanya makanan yang bergizi, cara pengolahan dan
hubungan yang signifikan antara pendidikan pemberian makanan yang baik, praktik
ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 0 kebersihan, serta pemanfaatan sarana
6|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
8|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ni`mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor
(2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar yang berhubungan dengan kejadian
tahun 2013. Jakarta: Balitbangkes. stunting pada balita. Media Gizi
Indonesia, 10(1): 13-19.
Dewey, K. G. (2016). Review Article Reducing
stunting by improving maternal , infant Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2017).
and young child nutrition in regions such Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu
as South Asia : evidence , challenges Terhadap Kejadian stunting pada Anak
and opportunities. 12, 27–38. Baru Masuk Sekolah Dasar di
https://doi.org/10.1111/mcn.12282 Kecamanatan Nanggalo. Jurnal
Kesehatan Andalas, 6(3), 523–529.
Kullu, V. M., Yusnani, & Lestari, H. (2018).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Prendergast, A. J., & Humphrey, H. (2014). The
kejadian stunting pada balita usia 24-59 stunting syndrome in developing
bulan di desa Wawatu kecamatan countries. Paediatric and International
Moramo Utara kabupaten Konawe Child Health, 34(4): 250-265.
Selatan tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2), Rahayu, R, M., Pamungkasari, E. P., &
1–11. Wekadigawan, CSP. (2018). The
Biopsychosocial Determinants of
Mesfin, F., Berhane, Y., & Worku, A. (2015). Stunting and Wasting in Children Aged
Prevalence and association factors of 12-48 Months. Journal of Maternal and
stunting among primary school children Child Health, 3(2): 105-118.
in Eastern Ethiopia. Nutrition and Dietary https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03
Supplement, 7:61-68. .02.03
Nadiyah, Briawan, D., & Martianto, D. (2014). Saaka, M., & Galaa, S. Z. (2016). Relationships
Faktor risiko stunting pada anak usia 0— between Wasting and Stunting and Their
23 bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, Concurrent Occurrence in Ghanaian
dan Nusa Tenggara Timur (Risk Factors Preschool Children. Journal of Nutrition
of Stunting among 0—23 Month Old and Metabolism,2016.
Children in Bali Province, West Java and http://dx.doi.org/10.1155/2016/4654920
East Nusa Tenggara). Jurnal Gizi Dan
Pangan, 9(2), 125—132. World Health Organization. (2016). Sustainable
development goals indicators: Metadata
Niga, D. M., & Purnomo, W. (2016). Hubungan repository.
antara praktik pemberian makan, https://unstats.un.org/sdgs/metadata/?Te
perawatan kesehatan, dan kebersihan xt=&Goal=2&Target= (Diakses tanggal
anak dengan kejadian stunting pada 25 November 2019).
anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja
9|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No.1
Yanti, ND., Betriana, F & Kartika, IR. (2020). RNJ. 3(1) : 1 - 10
10 | R N J