You are on page 1of 81
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: PR 1 TAHUN 2023 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN Menimbang Mengingat PELATIHAN KEAMANAN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28 Tahun 2021 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Keamanan Penerbangan; 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 3. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203); 4. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33); 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2020 tentang Keamanan Penerbangan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 816); 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 257); 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 28 Tahun 2021 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 564); 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815); 9 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 211 Tahun 2020 tentang Program © Keamanan Penerbangan Nasional; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAMANAN PENERBANGAN. PERTAMA : Untuk menjamin kompetensi personel keamanan penerbangan yang dihasilkan, —_penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personel keamanan penerbangan harus berpedoman pada Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional. KEDUA : Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan _sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA termuat dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. KETIGA : Direktur Keamanan Penerbangan dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini. KEEMPAT : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku maka Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 63 Tahun 2014 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pemberian Sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Personel Keamanan Penerbangan dan Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 30 Januari 2023 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd M. KRISTI ENDAH MURNI PREINDAH SUSILOWATI ll 2) -3- LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR PR 1 TAHUN 2023 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAMANAN PENERBANGAN BABI PENDAHULUAN ‘Tujuan Tujuan ditetapkannya Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan, antara lain: a. menetapkan tata cara sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; dan b. memberikan petunjuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan; Definisi Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1. Personel Pengamanan Penerbangan adalah personel yang mempunyai Lisensi yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang keamanan penerbangan. 2. Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan adalah personel yang mempunyai Sertifikat Kompetensi yang diberi tugas serta tanggung jawab di bidang pemeliharaan fasilitas keamanan penerbangan. 3. Manajer Keamanan Penerbangan adalah personel yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program keamanan. 4. Instruktur Keamanan Penerbangan adalah orang yang mempunyai Lisensi dari Direktur Jenderal dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam memberikan materi pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan, 5. Inspektur Keamanan Penerbangan Internal adalah orang yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pengawasan dan investigasi keamanan penerbangan di Operator Penerbangan. 6. Personel Pengevaluasi (Checker) adalah personel _keamanan penerbangan yang ditetapkan dan diberi wewenang oleh Direktur Jenderal untuk membantu perpanjangan Lisensi Personel Pengamanan Penerbangan. 7. Daerah Keamanan Terbatas adalah daerah-daerah di sisi udara di bandar udara yang diidentifikasi sebagai daerah berisiko tinggi dan dilakukan langkah-langkah pengendalian keamanan, dimana jalan masuknya dikendalikan serta dilakukan pemeriksaan keamanan. 8. Sisi Darat adalah daerah-daerah tertentu dan gedung-gedung di Bandar Udara selain Daerah Keamanan Terbatas dan daerah terkendali yang dilakukan langkah-langkah keamanan. 10. ql. 12 13, 14, 15. 16. 17, 18. 19. Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi persyaratan pengetahuan, keahlian dan kualifikasi di bidangnya. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan di bidangnya dalam jangka waktu tertentu yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang keamanan penerbangan yang telah memenuhi persyaratan perizinan berusaha. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Milik Pemerintah adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang didirikan oleh pemerintah. Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh lembaga OSS untuk penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko. Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di bandar udara yang bertindak sebagai penyelenggata bandar udara, yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar udara yang belum diusahakan secara komersial. Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau Koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan bandar udara untuk pelayanan umum. Regulated Agent adalah badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang agen kargo, freight forwarder pengelola pergudangan, pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat atau bidang lainnya, yang disertifikasi Direktur Jenderal yang melakukan kegiatan bisnis dengan Badan Usaha Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing untuk melakukan pemeriksaan dan/atau pengendalian keamanan terhadap kargo dan pos yang ditangani atau yang diterima dari pengirim. Operator Penerbangan adalah Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara, Perusahaan Angkutan Udara sing, Penyelenggara Pelayanan _Navigasi Penerbangan, Regulated Agent, Pengirim Pabrikan (Known Consignor), dan Badan Hukum yang mendapat Pendelegasian. Otoritas Bandar Udara yang selanjutnya disebut Kantor Otoritas adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. 1.3 -5- 20. Direktur adalah Direktur yang membidangi keamanan penerbangan. 21, Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 22. Direktorat adalah Direktorat yang membidangi keamanan penerbangan. 23, Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara. Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan, meliputi: a. tata cara sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan; dan c. pengawasan perizinan berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan. 6- BAB II SERTIFIKASI LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2.1 Umum 211 2.1.2 2.1.3 2.1.4 21.5 Perizinan berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan keamanan penerbangan diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu: a, menengah tinggi; dan b. menengah rendah Perizinan berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang diklasifikasikan memiliki risiko menengah tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.1 huruf a, yaitu: a. pendidikan dan pelatihan pengamanan penerbangan; b. pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan; dan c. pendidikan dan pelatihan Inspektur Keamanan Penerbangan Internal. Pendidikan dan pelatihan pengamanan penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.2 huruf a, terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan penjaga keamanan penerbangan (aviation security guard/basic); b. pendidikan dan pelatihan pemeriksa keamanan penerbangan {aviation security screener/ junior); dan c. pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan airport security supervisor/ senior). Perizinan berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang diklasifikasikan memiliki risiko menengah rendah sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.1 huruf b, yaitu: a. pendidikan dan pelatihan manajemen keamanan penerbangan; dan b. pendidikan dan pelatihan Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan. Pendidikan dan pelatihan Personel Fasilitas_ | Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.4 huruf b, terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi pemeriksaan keamanan penerbangan (P3KP); b. pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau dan penunda upaya kejahatan penerbangan (P3UKP); c. pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi bahan peledak (explosive trace detector/ ETD); d. pendidikan dan pelatihan sistem pendeteksi bahan peledak (explosive detection system/EDS); ¢. pendidikan dan pelatihan peralatan mesin x-ray; {. pendidikan dan pelatihan peralatan gawang pendeteksi logam (walk through metal detector / WIMD); g. pendidikan dan pelatihan peralatan mesin pemindai tubuh (body inspection machine}; -T- h. pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat (closed circuit television/ CCTV); dan i. pendidikan dan pelatihan peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas (perimeter intruder detection system/PIDS). 2.1.6 Pengajuan perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.1 terdiri dari: a. badan hukum swasta melalui Sistem OSS; dan b. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Milik Pemerintah mengajukan kepada Direktur Jenderal. 2.2 Perizinan Berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Klasifikasi Risiko Menengah Tinggi 2.2.1 Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) 2.2.1.1 Asistensi Teknis a. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan dapat mengajukan asistensi teknis terkait persyaratan perizinan berusaha kepada Direktur —sebelum mengajukan perizinan berusaha melalui Sistem OSS. Asistensi teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan dengan ketentuan: 1. calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan rencana usaha (Bussiness Plan) penyclenggaraan pendidikan dan pelatihan; 2. rencana usaha (Bussiness Plan) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf a, paling sedikit memuat : a) profil calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; b) jenis pendidikan dan pelatihan yang akan diselenggarakan; c) rencana pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan; d) rencana sumber daya manusia; dan ¢) aspek ekonomi dan keuangan. Contoh rencana usaha_ = (Bussiness__Plan) penyelenggaraan _pendidikan dan _pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf b, termuat dalam lampiran ILA. Direktur menjadwalkan dan —_—melaksanakan pelaksanaan kegiatan paparan rencana usaha (Bussiness Plan) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf c. Hasil paparan rencana usaha (Bussiness Plan) penyelenggaraan pendidikan dan _pelatihan sebagaimana dimaksud pada huruf d, yaitu : 1. layak; atau 2. tidak layak. Hasil paparan rencana usaha (Bussiness Plan) penyelenggaraan _pendidikan dan _pelatihan dinyatakan layak sebagaimana dimaksud pada huruf -8- ¢ angka 1, maka pemohon mengajukan rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) untuk mendapatkan pengesahan; dan g. hasil paparan rencana usaha (Bussiness Plan) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dinyatakan tidak layak sebagaimana dimaksud pada hurufe angka 2, maka pemohon melakukan perbaikan sesuai rekomendasi dari Direktur. 2.2.1.2 Pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) a. Lembaga Penyclenggara Pendidikan dan Pelatihan harus menyusun pedoman _penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM). b. Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) — sebagaimana dimaksud pada huruf a, disusun sesuai kerangka (outline) termuat dalam lampiran I1.B. c. Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) _ sebagaimana dimaksud pada huruf b, harus mendapat pengesahan Direktur. d. Pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sesuai dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang diajukan; 2. Direktur melakukan evaluasi terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _ pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) paling lama 14 {empat belas) hari kerja sejak surat permohonan, diterima; 3. Direktur menjadwalkan dan melaksanakan kegiatan paparan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); 4. pemohon melakukan paparan rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _ pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); 5. hasil paparan sebagaimana dimaksud pada angka 4, yaitu: a) sesuai ketentuan; atau b) tidak sesuai ketentuan. 6. hasil paparan yang sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a), maka dilakukan verifikasi lapangan; 7. hasil paparan yang tidak sesuai _ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf }), 10. 1 12. 13. 14, 15. 16. 17, 18. -9- maka Direktur akan mengirimkan surat hasil paparan kepada pemohon paling lama 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan paparan; pemohon melakukan perbaikan terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal penerbitan surat hasil paparan; verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 6, dilakukan untuk memvalidasi kesesuaian antara rancangan pedoman_ penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) dengan kondisi di lokasi; hasil verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 9, yaitu : a) sesuai; atau b) tidak sesuai. hasil verifikasi lapangan yang dinyatakan sesuai sebagaimana dimaksud pada angka 10 huruf a), maka pedoman penyclenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/ TPM) disahkan oleh Direktur. setelah pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatinan (Training Procedure — Manual/TPM) disahkan Direktur, maka calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan —_Pelatihan mengajukan perizinan berusaha melalui Sistem OSS; atau hasil verifikasi lapangan yang dinyatakan tidak sesuai sebagaimana dimaksud pada angka 10 hurof b), maka Direktur akan mengirimkan surat hasil verifikasi lapangan kepada pemohon paling lama 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan verifikasi lapangan; pemohon melakukan perbaikan dan pemenuhan paling lama 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal penerbitan surat hasil verifikasi lapangan; hasil perbaikan dan pemenuhan sebagaimana dimaksud pada angka 14, disampaikan kepada Direktur untuk dilakukan evaluasi; hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 15, yaitu: a) sesuai persyaratan; atau b) tidak sesuai persyaratan. hasil evaluasi yang sesuai _persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 16 huruf a), maka pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) disahkan oleh Direktur; hasil evaluasi yang tidak sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 16 huruf b), maka Direktorat menyampaikan surat hasil evaluasi untuk dilakukan perbaikan kepada pemohon; -10- 19. pemohon harus menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 18, paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal penerbitan surat Direktur; 20.dalam hal pemohon tidak dapat menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 19, maka pemohon dapat mengajukan perpanjangan waktu penyampaian hasil perbaikan dengan disertai alasan sebanyak 1 (satu) kali kepada Direktur; 21.Direktur melakukan —evaluasi_terhadap permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada angka 20; 22.pemohon yang belum menyampaikan hasil perbaikan sampai dengan batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada angka 14 dan angka 19, maka permohonan pengesahan pedoman penyelenggaraan _pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) tidak dapat diproses lanjut dan pemohon dapat menyampaikan surat permohonan ulang; dan 23. permohonan ulang sebagaimana dimaksud pada angka 22, akan diproses dari awal kembali. 2.2.1.3 Perubahan (amandemen) pedoman _ penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) a. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus melakukan evaluasi secara periodik terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) serta melakukan perubahan (amandemen) bila diperlukan. b. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus meminta persetujuan Direktur _terhadap perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) yang terkait dengan: 1. penambahan kewenangan _penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 2. penambahan lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 3. perubahan lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 4. perubahan instruktur tetap; dan 5. perubahan kurikulum dan silabus. c. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1 dan angka 2, mengikuti ketentuan pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.1.2 huruf d. d. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 3, mengikuti ketentuan pengesahan -1l- pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM) — sebagaimana dimaksud pada angka 2.2.1.2 huruf d, dan melampirkan sertifikat standar dengan lokasi baru yang diterbitkan oleh sistem OSS. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 4 dan angka 5, dilakukan dengan ketentuan: 1. menyampaikan surat permohonan dan draft perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan __ pelatihan (Training Procedure Manual/'TPM); 2. Direktur melakukan evaluasi terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1; 3. hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 2, yaitu: a) sesuai persyaratan; atau b) tidak sesuai persyaratan. 4. hasil evaluasi. yang sesuai_persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a), maka perubahan (amandemen) —_pedoman penyclenggaraan pendidikan dan _ pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) disahkan oleh Direktur; 5. hasil evaluasi yang tidak sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud pada pada angka 3 huruf b), maka Direktorat menyampaikan surat hasil evaluasi. untuk dilakukan perbaikan kepada pemohon; 6. Pemohon harus menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 5, paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal penerbitan surat Direktur; 7. Perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada angka 2; dan 8. Apabila. hasil evaluasi_ ulang —sebagaimana dimaksud pada angka 7 tetap tidak sesuai persyaratan atau penyampaian hasil perbaikan lebih dari waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada angka 6 maka pemohon mengajukan permohonan ulang. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan mengesahkan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/ TPM) terkait hal-hal selain sebagaimana dimaksud pada huruf b dan melaporkan kepada Direktur paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak disahkan. perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) harus diberi tanda berupa garis vertikal pada bagian kanan materi yang diamandemen. -12- 2.2.2 ‘Perizinan Berusaha 2.2.2.1 Pendidikan dan pelatihan keamanan _penerbangan klasifikasi risiko menengah tinggi dapat diselenggarakan sctelah memenuhi persyaratan perizinan berusaha. 2.2.2.2 Persyaratan perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.1 untuk: a. pendidikan dan pelatihan penjaga__keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) 1. memiliki pedoman penyelenggaraan_ pendidikan dan pelatihan penjaga keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) yang telah disahkan oleh Direktur; 2, memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan. 3. memiliki modul diklat penjaga__keamanan penerbangan (aviation security guard/basic) setiap materi ajar; memiliki 1 (satu) orang manajer training; memiliki 1 (satu) personel quality control; sarana, yaitu: a) memiliki 2 (dua) HHMD dan 1 (satu) WTMD; b) memiliki 1 (satu) set alat uji Object Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening — Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; c) memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis bara d) memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); ¢) memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; f) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); g) memiliki jaringan internet; dan h) memiliki fasilitas perpustakaan. 7. prasarana, yaitu: a) memiliki /menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan; 1) Twang manajerial dan staf; 2) ruang tenaga pengajar/instruktur; dan 3) prasarana pendukung; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); aap -13- d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. 8. memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap paling rendah berlisensi__Instruktur Keamanan Penerbangan pratama yang masih berlaku. b. pendidikan dan pelatihan pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener/ junior) 1, memiliki pedoman penyelenggaraan_ pendidikan dan pelatihan pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener/junior) yang telah disahkan oleh Direktur; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul diklat pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener/junior) setiap materi ajar; memiliki 1 (satu) orang manajer training; memiliki 1 (satu) personel quality control; sarana, yaitu: a) memiliki 2 (dua) HHMD dan 1 (satu) WTMD; b) memiliki/menguasai penggunaan mesin x-ray; c) memiliki simulator x-ray dengan spesifikasi: 1) memiliki tombol pengoperasian mesin x-ray; dan 2) paling sedikit 1000 (seribu) tampilan gambar ancaman barang — dilarang (prohibited item) dengan komposisi 25% (dua puluh lima persen) per jenis barang dilarang (prohibited item); d) memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis barang dilarang (prohibited item); ¢) memiliki 1 (satu) set alat uji Standard Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; {) memiliki 1 (satu) set alat uji Object Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) _ Keamanan Penerbangan; g) memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); h) memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; i) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); j) memiliki jaringan internet; dan k) memiliki fasilitas perpustakaan. 7. prasarana, yaitu: Qas c. ave a) memiliki /menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan; 1) ruang manajerial dan staf; 2) ruang tenaga pengajar/instruktur; dan 3) prasarana pendukung; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi: 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ {flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); @) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. 8. memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap paling rendah berlisensi_Instruktur Keamanan Penerbangan muda yang masih berlaku. pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/ senior) 1. memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/senior) yang telah disahkan oleh Direktur; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul diklat pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/senior) setiap materi ajar; memiliki 1 (satu) orang manajer training; memiliki 1 (satu) personal quality control; sarana, yaitu: a) memiliki 2 (dua) HHMD dan 1 (satu) WTMD; b) memiliki/menguasai-mesin x-ray; c)_memiliki simulator x-ray dengan spesifikasi: 1) memiliki tombol pengoperasian mesin x-ray; dan 2) paling sedikit 1000 (seribu) tampilan gambar ancaman barang —_dilarang (prohibited item) dengan komposisi 25% (dua puluh lima persen) per jenis barang dilarang (prohibited item); d) memiliki 1 (satu) set alat uji Object Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; ¢) memiliki I (satu) set alat uji Standard Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) _ Keamanan Penerbangan; Qa -15- f) memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis barang; g) memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); h) memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; i) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); j) memiliki jaringan internet; k) memiliki fasilitas perpustakaan; dan 1) memiliki gambar lay out bandar udara, pesawat udara, terminal kargo dan Regulated Agent. 7. prasarana, yaitu: a) memiliki/menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan; 1) ruang manajerial dan staf; 2) ruang tenaga pengajar/instruktur; dan 3) prasarana pendukung b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. 8. memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap berlisensi Instruktur Keamanan Penerbangan madya yang masih berlaku. d. pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan 1. memiliki pedoman penyelenggaraan_pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan yang telah disahkan oleh Direktur; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul diklat Instruktur Keamanan Penerbangan setiap materi ajar; 4. memiliki perizinan — berusaha_— Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/ Senior) dan telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/ Senior paling sedikit 1 (satu) kali; 5. memiliki 1 (satu) orang manajer training; 6. memiliki 1 (satu) personal quality control; 7. sarana, yaitu: qd) h) i) k) -16- memiliki 2 (dua) HHMD dan 1 (satu) WMD; memiliki/menguasai mesin x-ray; memiliki simulator x-ray dengan spesifikasi: 1) memiliki tombol pengoperasian mesin x-ray; dan 2) paling sedikit 1000 (seribu) tampilan gambar ancaman barang _dilarang (prohibited item) dengan komposisi 25% (dua puluh lima persen) per jenis barang dilarang (prohibited item); memiliki 1 (satu) set alat uji Object Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; memiliki 1 (satu) set alat uji Standard Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis barang; memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); memilik jaringan internet; memiliki fasilitas perpustakaan; dan memiliki gambar lay out : 1) bandar udara; 2) pesawat udara; 3) terminal kargo; dan 4) Regulated Agent. prasarana, yaitu: a) b) a) memiliki/menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan; 1) ruang manajerial dan staf; 2) ruang tenaga pengajar/instruktur; dan 3) prasarana pendukung; memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi: 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu (Air Conditioner); memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan e. -17- 3) _suasana tenang dan nyaman. 9. memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap berlisensi Instruktur Keamanan Penerbangan madya yang masih berlaku. pendidikan dan pelatihan Inspektur Keamanan Penerbangan 1. memiliki pedoman penyelenggaraan_pendidikan dan pelatihan Inspektur Keamanan Penerbangan yang disahkan oleh Direktur; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul diklat Inspektur Keamanan Penerbangan setiap materi ajar; 4. memiliki perizinan —_ berusaha_— Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/ Senior} dan telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/Senior) paling sedikit 1 (satu) kali; memiliki 1 (satu) orang manajer training; memiliki 1 (satu) personal quality control; sarana, yaitu: a) memiliki 2 (dua) HHMD dan 1 (satu) WTMD; b) memiliki/menguasai mesin x-ray; c) memiliki simulator x-ray dengan spesifikasi: 1) memiliki tombol pengoperasian mesin x-ray; dan 2) paling sedikit 1000 (seribu) tampilan gambar ancaman barang _dilarang (prohibited item) dengan komposisi 25% (dua puluh lima persen) per jenis barang dilarang (prohibited item); d) memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis barang dilarang (prohibited item); €) memiliki 1 (satu) set alat uji Object Test Piece sestiai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; f) memiliki 1 (satu) set alat uji Standard Test Piece sesuai Standar Peralatan Pemeriksa (Standard Screening Requirements/SSR) Keamanan Penerbangan; g) memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); h) memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; i) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); j) memilik jaringan internet; k) memiliki fasilitas perpustakaan; dan 1) memiliki gambar lay out: 1) bandar udara; nog 2.2.2.3 2.2.2.4 2.2.2.5 2.2.2.6 2.2.2.7 2.2.2.8 2.2.2.9 -18- 2) pesawat udara; 3) terminal kargo; dan 4) Regulated Agent, 8. prasarana, yaitu: a) memiliki /menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan: 1) ruang manajerial dan staf; 2) ruang tenaga pengajar/instruktur; dan arana pendukung; i/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi: 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. 9. memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap berlisensi Instruktur Keamanan Penerbangan madya yang masih berlaku. b) Penguasaan sarana pelatihan berupa komputer/laptop dan mesin x-ray paling singkat 1 (satu) tahun. Jumlah fasilitas komputer/laptop disesuaikan dengan jumlah peserta diklat. Perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.1 meliputi: a. NIB; dan b. sertifikat standar. NIB dan sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.5 diperoleh pemohon melalui Sistem OSS. Setelah memperoleh NIB sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.6 pemohon membuat pernyataan melalui Sistem OSS untuk memenuhi standar pelaksanaan kegiatan usaha dalam rangka melakukan kegiatan usaha dan kesanggupan untuk dilakukan verifikasi oleh Direktur. Setelah pemohon membuat pernyataan, maka Lembaga OSS menerbitkan sertifikat standar yang belum terverifikasi. Sertifikat standar yang belum terverifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.8 menjadi dasar bagi pemohon untuk melakukan persiapan pemenuhan standar lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan. -19- 2.2.2.10Pemohon sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.9 mengunggah pemenuhan standar ke dalam Sistem OSS berupa: Persyaratan Dokumen Yang Diunggah 1. | Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Lembar pengesahan pedoman penyelenggaraan _pendidikan dan pelatihan 2, | Salinan peraturan terkait keamanan penerbangan Foto dokumen _salinan peraturan 3. Modul diklat Foto modul diklat ‘4, | Personel manager | Salinan asli SK pengangkatan |training dan quality | control 5. | Peralatan HHMD, WTMD, Object Test Piece, mesin x- ray, simulator x-ray, Standar Test __—Piece computer/laptop, kamera pemantau, dan internet Bukti pembelian 7 penguasaan /kerjasama dan foto peralatan 6. |Contoh barang dilarang (prohibited item) dan contoh rangkaian bom palsu (dummy), fasilitas perpustakaan, gambar lay out bandar udara, pesawat udara, terminal kargo dan Regulated Agent Foto dokumentasi 8. Gedung dan ruang kelas Bukti kepemilikan/ penguasaan dan foto 9. _| Kelengkapan ruang kelas Foto dokumentasi Instruktur tetap Salinan asli lisensi dan SK Pengangkatan 2.2.2.11Pemohon yang telah mengunggah pemenuhan standar sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.10 mengajukan verifikasi kepada Direktur melalui Sistem OSS. 2.2.2.12Direktur melakukan _ verifikasi terhadap pemenuhan standar yang diunggah oleh pemohon. 2.2.2.13Verifikasi sebagaimana dilakukan melalui: dimaksud pada butir 2.2.2.12 layanan perizinan secara a, pemeriksaan dokumen; b. pemeriksaan fisik; c. kunjungan lapangan; dan/atau d. autentikasi melalui elektronik. 2.2.2.14Pemeriksaan dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.13 huruf a, dilakukan terhadap dokumen yang diunggah dalam Sistem OSS meliputi pemeriksaan: -20- a. lembar pengesahan pedoman __penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; b. foto dokumen salinan peraturan; foto modul diklat; salinan asli SK pengangkatan personel manager training dan quality control; e. bukti pembelian/penguasaan dan foto peralatan; foto dokumentasi contoh barang dilarang (prohibited item) dan contoh rangkaian bom palsu (dummy), fasilitas perpustakaan, gambar lay out bandar udara, pesawat udara, terminal kargo dan Regulated Agent; g. bukti pembelian / penguasaan dan foto gedung dan ruang kelas; h. foto dokumentasi kelengkapan ruang kelas; dan salinan asli lisensi dan SK Pengangkatan instruktur tetap. Bo 2.2.2.15Pemeriksaan fisik dan/atau _kunjungan _lapangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.13 huruf b dan hurufc, dilakukan di lokasi pemohon dengan memverifikasi persyaratan perizinan berusaha. 2.2.2.16Pemeriksaan autentikasi melalui layanan perizinan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.13 huruf d, dilakukan untuk memastikan pemenuhan persyaratan perizinan berusaha. 2.2.2.17Hasil pemeriksaan fisik dan/atau_kunjungan lapangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.15 dituangkan ke dalam berita acara. 2.2.2.18Verifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.13 dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemohon mengajukan permohonan. 2.2.2.19Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.18 disampaikan ke Sistem OSS yang menyatakan: a. memenuhi persyaratan; atau b. tidak memenubhi persyaratan. 2.2.2.20Hasil verifikasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada 2.2.2.19 huruf a, diterbitkan sertifikat standar terverifikasi melalui Sistem OSS. 2.2.2.21Hasil verifikasi yang tidak memenuhi _persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.19 huruf b, permohonan verifikasi dikembalikan kepada pemohon melalui Sistem OSS untuk perbaikan. 2.2.2.22Pemohon yang telah memperbaiki pemenuhan persyaratan sertifikat standar maka dapat mengunggah (upload) kembali pemenuhan standar Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan melalui Sistem OSS untuk dilakukan verifikasi kembali. -21- 2.2.2.23Dalam hal verifikasi kembali sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.22, pemohon tetap tidak memenuhi persyaratan sertifikat standar, maka Sistem OSS akan membatalkan sertifikat standar yang belum diverifikasi. 2.2.2.24Apabila permohonan verifikasi tidak ditindaklanjuti dalam waktu yang ditentukan, maka Sistem OSS secara otomatis mencantumkan keterangan bahwa sertifikat standar telah terverifikasi. 2.2.2.25Sertifikat standar terverifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.20 dan butir 2.2.2.24 merupakan perizinan berusaha bagi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan untuk melakukan kegiatan _operasional penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 2.2.2.26Kewenangan kegiatan operasional __penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.25 dimuat dalam pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM). 2.3 Perizinan Berusaha Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Klasifikasi Risiko Menengah Rendah 2.3.1 Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) 2.3.1.1 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus menyusun pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM). 2.3.1.2 Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.1.1 disusun sesuai kerangka (outline) termuat dalam lampiran II.B. 2.3.1.3 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan dapat mengajukan permohonan asistensi penyusunan Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) kepada Direktur. 2.3.1.4 Pedoman penyelenggaraan_pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.1.1 harus disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan. 2.3.1.5 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus menyampaikan salinan Pedoman _ penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training —_ Procedure Manual/TPM) kepada Direktur paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak disahkan, serta dicatat dalam register pendistribusian: 2.3.1.6 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus melakukan evaluasi secara periodik terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training 2.3.2 2.3.1.7 -22- Procedure Manual/TPM) serta melakukan perubahan (amandemen) bila diperlukan. Perubahan (amandemen) sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.1.6 harus disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan _serta disampaikan kepada Direktur paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak disahkan. Perizinan Berusaha 2.3.2.1 2.3.2.2 2.3.2.3 2.3.2.4 2.3.2.5 Pendidikan dan pelatihan keamanan_penerbangan Klasifikasi risiko menengah rendah dapat diselenggarakan setelah memenuhi persyaratan perizinan berusaha. Persyaratan perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.1 meliputi: a. persyaratan administrasi; dan b. persyaratan teknis. Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.2 huruf a, berupa : a. struktur organisasi dan daftar susunan pengurus Iembaga penyelenggara; b. bukti pembayaran pajak apabila perusahaan telah beroperasi lebih dari 1 (satu) tahun; dan c. dokumen evaluasi pemenuhan ketentuan (self assessment). Dokumen evaluasi pemenuhan ketentuan (self assesment) sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.3 huruf c, termuat dalam lampiran II.C. Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.2 huruf b, untuk: a. pendidikan dan pelatihan manajemen keamanan penerbangan (avsec management) 1, memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manajemen keamanan penerbangan (avsec management) yang telah disahkan pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul diklat manajemen keamanan penerbangan setiap materi ajar; 4. memiliki perizinan — berusaha_—_—_ Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/ Senior) dan telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (Airport Security Supervisor/Senior) paling sedikit 1 (satu) kali; memiliki 1 (satu) orang manajer training; memiliki 1 (satu) personal quality control; memiliki paling sedikit 2 (dua) orang instruktur tetap berlisensi instruktur madya; aes -23- 8. sarana, yaitu : a) memiliki HHMD dan WTMD; b) memiliki/menguasai mesin x-ray; c) memiliki alat uji Object Test Piece dan Standart Test Piece; d) memiliki simulator x-ray dengan spesifikasi: 1) memiliki tombol pengoperasian mesin x-ray; dan 2) memiliki paling sedikit 1000 (seribu) tampilan gambar ancaman barang dilarang (prohibited item) dengan komposisi 25% (dua puluh lima persen) per jenis barang dilarang (prohibited item); e) memiliki contoh barang dilarang (prohibited item) paling sedikit 4 (empat) objek per jenis barang dilarang (prohibited item); f) memiliki 2 (dua) contoh rangkaian bom palsu (dummy); g) memiliki/menguasai fasilitas komputer/laptop paling sedikit 20 (dua puluh) unit; h) tersedia jaringan internet; i) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas diklat keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); dan j)_ memiliki gambar lay out bandar udara, pesawat udara, terminal kargo dan Regulated Agent. 9. prasarana, yaitu: a) memiliki /menguasai gedung paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan; d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. b. pendidikan dan pelatihan peralatan _pendeteksi pemeriksaan keamanan penerbangan (P3KP) 1. memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi pemeriksaan keamanan penerbangan (P3KP) yang telah disahkan pimpinan Lembaga Penyclenggara Pendidikan dan Pelatihan; 2. memiliki salinan terkait keamanan penerbangan; 3. memiliki modul pelatihan peralatan_pendeteksi pemeriksaan keamanan penerbangan (P3KP); 4. menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; c. -24- 5. memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; 6. sarana, yaitu : a) memiliki peralatan pendeteksi bahan organik dan non organik; b) memiliki peralatan pendeteksi metal dan/atau non metal; c) memiliki peralatan pendeteksi bahan peledak; d) memiliki alat uji Object Test Piece dan Standart Test Piece; e) memiliki peralatan kerja (tool kif) untuk perawatan/perbaikan; f) tersedia jaringan internet; dan g) memiliki kamera pemantau pada area ruang Kelas diklat personel fasilitas keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online). 7. prasarana, yaitu: a) memiliki /menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m?/peserta; ©) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi: 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); @) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau dan penunda upaya kejahatan penerbangan (P3UKP) 1 memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pemantau dan penunda upaya kejahatan penerbangan (P3UKP) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan pemantau dan penunda upaya kejahatan penerbangan (P3UKP); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa : a) peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat; b) peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas; ©) peralatan kerja (tool kif) untuk perawatan/perbaikan; d) tersedia jaringan internet; dan -25- e) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat personel fasilitas keamanan penerbangan yang bisa diakses secara daring (online). 7. prasarana, yaitu : a) memiliki/menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m?/peserta; c) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner). d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. d. pendidikan dan pelatihan peralatan mesin x-ray 1. memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peralatan mesin x-ray yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; 2. memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; 3. _memiliki modul pelatihan peralatan mesin x-ray; 4. menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; 5. memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; 6. memiliki sarana berupa : a) peralatan mesin x-ray; b) peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; ©) tersedia jaringan internet; dan d) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online); 7. prasarana, yaitu : a) memiliki/menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; c)_ memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); a) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. e. pendidikan dan pelatihan peralatan gawang pendeteksi logam (Walk Through Metal Detector) WTMD) j. memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peralatan gawang pendeteksi logam (Walk Through oe -26- Metal Detector/WTMD) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan peralatan gawang pendeteksi logam (Walk Through Metal Detector/ WTMD); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa a) peralatan (Walk Through Metal Detector} WTMD); b) peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; c) tersedia jaringan internet; dan d) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online) prasarana, yaitu : a) memiliki/menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; c) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. pendidikan dan pelatihan peralatan mesin pemindai tubuh (Body Inspection machine) 1 en memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peralatan mesin pemindai tubuh (Body Inspection machine) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan peralatan mesin pemindai tubuh (Body Inspection machine); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa : a) peralatan mesin pemindai tubuh (Body Inspection machine); b) peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; ©) tersedia jaringan internet; dan d) memiliki kamera pemantau pada area ruang kelas kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online) prasarana, yaitu : a) memiliki/menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; -27- b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; c) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/ lip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. g. pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi bahan peledak (Explosive Trace Detector/ ETD) 1 memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi bahan peledak (Explosive Trace Detector/ETD) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan pendidikan dan _pelatihan peralatan pendeteksi bahan peledak (Explosive Trace Detector/ ETD}; menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa : a) peralatan pendeteksi bahan peledak (Explosive Trace Detector/ETD); b) peralatan kerja (tool kif) untuk perawatan / perbaikan; ¢) tersedia jaringan internet; dan d) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online). prasarana, yaitu : a) memiliki/menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m2/peserta; c) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/{lip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. h. pendidikan dan pelatihan sistem pendeteksi bahan peledak (Explosive Detection System/EDS) 1 ‘memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan sistem pendeteksi bahan -28- peledak (Explosive Detection System/EDS) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan pendidikan dan pelatihan peralatan sistem pendeteksi bahan peledak (Explosive Detection System/EDS); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa: a) sistem pendeteksi bahan peledak (Explosive Detection System/EDS); b) peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; c) tersedia jaringan internet; dan d) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online). prasarana yaitu: a) memiliki /menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m?/peserta; c) memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi : 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart, 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); d) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat (Closed Circuit Television/CCTV) 1. memiliki pedoman penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat (Closed Circuit Television{CCTV) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; ‘salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat (Closed Circuit Television/ CCTV); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; memiliki sarana berupa : a) peralatan Closed Circuit Television/ CCTV); b) peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; ¢) tersedia jaringan internet; dan -29- d) kamera pemantau pada area ruang kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online) prasarana yaitu : a) memilii /menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m?/peserta; c)_memiliki kelengkapan ruang kelas, meliputi: 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart; 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); a) memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) stasana tenang dan nyaman. pendidikan dan pelatihan peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas (Perimeter Intruder Detection System /PIDS) 1. memiliki pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas (Perimeter Intruder Detection System/PIDS) yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan; memiliki salinan peraturan terkait keamanan penerbangan; memiliki modul pelatihan pendidikan dan pelatihan peralatan peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas (Perimeter Intruder Detection ‘System/PIDS); menetapkan pengajar yang berkompetensi sesuai materi ajar; memiliki penanggung jawab pendidikan dan pelatihan; sarana, yaitu : a) memiliki peralatan (Perimeter Intruder Detection System/PIDS); b) memiliki peralatan kerja (tool kit) untuk perawatan / perbaikan; ©) tersedia jaringan internet; dan d) memiliki kamera pemantau pada area ruang Kelas diklat Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan yang bisa diakses secara daring (online) memiliki/menguasi prasarana : a) memiliki /menguasai gedung pusat kegiatan paling singkat 3 (tiga) tahun; b) memiliki/menguasai paling sedikit 1 (satu) ruang kelas dengan ukuran rasio 1,5 m?/peserta; dan ¢) memiliki kelengkapan ruang kelas meliputi: proyektor; 1) proyektor; 2) meja; 3) kursi; 4) papan tulis/flip chart; 2.4.1 2.3.2.6 2.3.2.7 2.3.2.8 2.3.2.9 d) -30- 5) alat tulis pengajar; dan 6) pengatur suhu ruangan (Air Conditioner); memiliki prasarana yang memenuhi ketentuan: 1) tingkat sirkulasi udara yang baik; 2) pencahayaan yang baik; dan 3) suasana tenang dan nyaman. Perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.1 meliputi: a. NIB; dan b. sertifikat standar. NIB dan sertifikat standar sebagaimana dimaksud dalam butir 2.3.2.6 diperoleh pemohon melalui Sistem OSS, Sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.6 huruf b, diterbitkan setelah pemohon membuat pernyataan yang memuat kesanggupan memenuhi standar penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan klasifikasi risiko menengah rendah. NIB dan sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada butir 2.3.2.6 merupakan perizinan berusaha bagi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan untuk melakukan kegiatan operasional __penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) 24.1.1 Pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) a. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Milik Pemerintah harus menyusun pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/ TPM). b. Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure | Manual/TPM) — sebagaimana dimaksuid pada huruf a, disusun sesuai kerangka (outline) termuat dalam lampiran II.B. c. Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) — sebagaimana dimaksud pada huruf b, harus mendapat pengesahan Direktur. d. Pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _ pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sesuai dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang diajukan; 2. Direktur melakukan evaluasi terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _pelatihan 10. lL. 12. 13. 14, -31- (Training Procedure Manual/'TPM) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan diterima; Direktur menjadwalkan dan melaksanakan kegiatan paparan pedoman _penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); pemohon melakukan paparan rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _ pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); hasil paparan sebagaimana dimaksud pada angka 4, yaitu: a) sesuai ketentuan; atau b) tidak sesuai ketentuan. hasil paparan yang sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a), maka dilakukan verifikasi lapangan; hasil paparan yang tidak sesuai_ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf b), maka Direktur akan mengirimkan surat hasil paparan kepada pemohon paling lama 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan paparan; pemohon melakukan perbaikan terhadap pedoman penyelenggaraan pendidikan dan __pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal penerbitan surat hasil paparan; verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 6, dilakukan untuk memvalidasi kesesuaian antara rancangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) dengan kondisi di lokasi; hasil verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 9, yaitu : a) sesuai; atau b) tidak sesuai. hasil verifikasi lapangan yang dinyatakan sesuai sebagaimana dimaksud pada angka 10 huruf a), maka pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) disahkan oleh Direktur; setelah pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure — Manual/TPM) disahkan Direktur, maka calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan milik pemerintah mengajukan sertifikasi_ kepada Direktur Jenderal; hasil verifikasi lapangan yang dinyatakan tidak sesuai sebagaimana dimaksud pada angka 10 huruf b), maka Direktur akan mengirimkan surat hasil verifikasi lapangan kepada pemohon paling lama 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan verifikasi lapangan; pemohon melakukan perbaikan dan pemenuhan paling lama 45 (empat puluh lima) hari kalender 2.4.1.2 -32- sejak tanggal penerbitan surat hasil verifikasi lapangan; 15.hasil perbaikan dan pemenuhan sebagaimana dimaksud pada angka 14, disampaikan kepada Direktur untuk dilakukan evaluasi; 16. hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 15, yaitu: a) sesuai persyaratan; atau b) tidak sesuai persyaratan. 17.hasil evaluasi yang sesuai _persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 16 huruf a), maka pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) disahkan oleh Direktur; 18.hasil evaluasi yang tidak sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 16 huruf b), maka Direktorat menyampaikan surat hasil evaluasi. untuk dilakukan perbaikan kepada pemohon; 19, pemohon harus menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 18, paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal penerbitan surat Direktur; 20.dalam hal pemohon tidak dapat menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 19, maka pemohon dapat mengajukan perpanjangan waktu penyampaian hasil perbaikan dengan disertai alasan sebanyak 1 (satu) kali kepada Direktur; 21.Direktur melakukan —evaluasi_terhadap permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada angka 20; 22.pemohon yang belum menyampaikan hasil perbaikan ‘sampai dengan batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada angka 14 dan angka 19, maka permohonan pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) tidak dapat diproses lanjut dan pemohon dapat menyampaikan surat permohonan ulang; dan 23, permohonan ulang sebagaimana dimaksud pada angka 22, akan diproses dari awal kembali. Perubahan (amandemen) pedoman _ penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) a. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan milik Pemerintah harus melakukan evaluasi secara periodik terhadap pedoman _penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) serta.melakukan —_—perubahan (amandemen) bila diperlukan. b. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus meminta persetujuan Direktur terhadap perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan -33- pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) yang terkait dengan: 1, penambahan kewenangan _penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 2. penambahan lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 3. perubahan lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; 4. perubahan instruktur tetap; dan 5. perubahan kurikulum dan silabus. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1 dan angka 2, mengikuti ketentuan pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.1.2 huruf d. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 3, mengikuti ketentuan pengesahan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) — sebagaimana dimaksud pada angka 2.2.1.2 huruf d, dan melampirkan surat pernyataan perubahan lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Persetujuan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 4 dan angka 5, dilakukan dengan ketentuan: 1. menyampaikan surat permohonan dan draft perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan _pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); 2. Direktur melakukan evaluasi terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1; 3. hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 2, yaitu: a) sesuai persyaratan; atau b) tidak sesuai persyaratan. 4. hasil evaluasi. yang sesuai_persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a), maka perubahan (amandemen) —_pedoman penyelenggaraan pendidikan dan __pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) disahkan oleh Direktur; 5. hasil evaluasi yang tidak sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud pada pada angka 3 huruf b), maka Direktorat menyampaikan surat hasil evaluasi untuk dilakukan perbaikan kepada pemohon; 6. Pemohon harus menyampaikan hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 5, paling lama -34- 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal penerbitan surat Direktur; 7. Perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada angka 2; dan 8. Apabila hasil verifikasi_ ulang sebagaimana dimaksud pada angka 7 tetap tidak sesuai persyaratan atau penyampaian hasil perbaikan lebih dari waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada angka 6 maka pemohon mengajukan permohonan ulang. f. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan milik Pemerintah mengesahkan perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) terkait hal-hal selain sebagaimana dimaksud pada huruf b dan melaporkan kepada Direktur paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak disahkan. g. perubahan (amandemen) pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) harus diberi tanda berupa garis vertikal pada bagian kanan materi yang diamandemen. 2.4.2 Sertifikat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan 2.4.2.1 2.4.2.2 2.4.2.3 2.4.2.4 2.4.2.5 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Milik Pemerintah yang akan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 2.1.2 dan butir 2.1.4 harus mendapat sertifikat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan dari Direktur Jenderal. Sertifikat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.1 diperoleh dengan cara: a. pemohon mengajukan surat permohonan sertifikasi kepada Direktur Jenderal melalui Direktur; dan b. melengkapi persyaratan sesuai jenis diklat yang dimohon sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.2.2 dan butir 2.3.2.2. Permohonan sertifikasi Lembaga —_Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.2 huruf a, dilakukan verifikasi oleh Direktur. Verifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.3 dilakukan melalui: a. pemeriksaan dokumen; b. pemeriksaan fisik; dan/atau c. kunjungan lapangan. Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam butir 2.4.2.4 dilakukan terhadap pemenuhan standar Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang dimohon. 2.4.2.6 2.4.2.7 2.4.2.8 2.4.2.9 2.4.2.10 2.4.2.11 2.4.2.12 2.4.2.13 2.4.2.14 -35- Pemeriksaan dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.4 huruf a, dilakukan terhadap dokumen yang disampaikan oleh pemohon berupa: a. lembar pengesahan pedoman__penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/‘TPM); b. foto dokumen salinan peraturan; foto modul diklat; salinan asli SK pengangkatan personel manager training dan quality control; e. bukti pembelian/penguasaan dan foto peralatan; foto dokumentasi contoh barang dilarang (prohibited item) dan contoh rangkaian bom palsu (dummy), fasilitas perpustakaan, gambar lay out bandar udara, pesawat udara, terminal kargo dan Regulated Agent; bukti pembelian/penguasaan dan foto gedung dan ruang kelas; h, foto dokumentasi kelengkapan ruang kelas; dan salinan asli lisensi dan SK pengangkatan instruktur tetap. a9 Pemeriksaan fisik dan/atau kunjungan lapangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.4 huruf b dan huruf c, dilakukan di lokasi pemohon dengan memverifikasi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Hasil pemeriksaan fisik dan/atau kunjungan lapangan sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.7 dituangkan ke dalam berita acara. Pelaksanaan verifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.4 dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan lengkap. Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.9 menyatakan: a. memenuhi persyaratan; atau b. tidak memenuhi persyaratan. Hasil verifikasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada 2.4.2.10 hurufa, diterbitkan sertifikat oleh Direktur Jenderal. Hasil verifikasi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada 2.4.2.10 huruf b, permohonan verifikasi dikembalikan kepada pemohon untuk perbaikan. Pemohon yang telah memperbaiki _pemenuhan persyaratan sertifikasi menyampaikan perbaikan kepada Direktur. Perbaikan sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.13, dilakukan verifikasi ulang sesuai ketentuan butir 2.4.2.4. 2.4.2.15 2.4.2.16 -36- Apabila hasil verifikasi ulang sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.14 tetap tidak memenuhi_persyaratan sertifikasi maka pemohon mengajukan permohonan ulang. Sertifikat sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.2.1 merupakan perizinan berusaha bagi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan milik pemerintah untuk melakukan kegiatan operasional penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 3.1 Umum 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.14 3.1.5 -37- BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kantor Otoritas, Operator Penerbangan dan Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan sesuai kewenangan. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan meliputi: a. pendidikan dan pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan, Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan; b. pendidikan dan pelatihan Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan dan Manajer Keamanan Penerbangan; c. pelatihan orang perseorangan selain personel keamanan penerbangan; dan d. _pelatihan pengembangan keahlian. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan, Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.2 hurufa, terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan penjaga keamanan _penerbangan (aviation security guard/ basic); b. _pendidikan dan pelatihan pemeriksa keamanan penerbangan {aviation security screener] junior); c. pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (aviaton security supervisor/ senior); d. _pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan; dan e. pendidikan dan pelatihan Inspektur Keamanan Penerbangan Internal. Pendidikan dan pelatihan pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener/ junior) sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.3 hurut b, terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan penerbangan (initial aviation security screener/ junior avse¢); b. pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan bandar udara (initial airport security screener/ junior); c. _pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan angkutan uudara (initial airline security screener/ junior}; dan 4. pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan kargo (initial cargo security screener/ junior). Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan dan Manajer Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.2 huruf b, terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan manajemen keamanan penerbangan; b. pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi pemeriksaan keamanan penerbangan (PSKP); c. pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau dan penunda upaya kejahatan penerbangan (P3UKP); 3.1.6 S17. 3.1.8 3.1.9 -38- d. _pendidikan dan pelatihan peralatan pendeteksi bahan peledak (explosive trace detector/ETD); . pendidikan dan pelatihan sistem pendeteksi bahan peledak (explosive detection system/EDS); f. _ pendidikan dan pelatihan peralatan mesin x-ray; g. _pendidikan dan pelatihan peralatan gawang pendeteksi logam (walk through metal detector /WTMD); h. pendidikan dan pelatihan peralatan mesin pemindai tubuh (body inspection machine); i, pendidikan dan pelatihan peralatan pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan, dan pesawat udara di darat (closed circuit television/ CCTV), dan j. pendidikan dan pelatihan peralatan penunda upaya kejahatan dan pembatas Daerah Keamanan Terbatas (perimeter intruder detection system/PIDS). Penyelenggaraan pelatihan orang perseorangan selain personel keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.2 huruf c, terdiri dari: a. pelatihan kepedulian keamanan penerbangan (aviation security awareness); b. _pelatihan kepedulian keamanan sisi darat; dan c. pelatihan kepedulian keamanan penerbangan terkait dengan tugas dan tanggung jawab (duty security training/DST). Penyelenggaraan pelatihan pengembangan keahlian sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.2 huruf d, antara lain: pelatihan kepemimpinan (leadership); pelatihan negosiasi (negotiation course); pelatihan investigasi (investigation course); pelatihan penilai ancaman (threat assessor course); pelatihan faktor manusia (human factor course); pelatihan pemeriksaan latar belakang (background check course); pelatihan ancaman orang dalam (insider threat course); pelatihan penilaian perilaku (profilling course); pelatihan anjing pelacak (canine (k-9) course); pelatihan keamanan siber penerbangan (aviation cyber security course); pelatihan x-ray berbasis komputer (Computer Base Training/CBT x-ray); 1. pelatihan teknologi terkini (Advance technology training). m. _pelatihan manajemen krisis (crisis management); n. _pelatihan manajemen risiko (risk management); °. P. repoge oP pe r pelatihan kendali mutu (quality control); atau pelatihan manajemen sistem keamanan (Security Management System (SEMS). Materi ajar terkait peraturan keamanan penerbangan, ancaman terhadap penerbangan dan penilaian risiko pada penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.3 dan butir 3.1.5 dapat disampaikan oleh narasumber dari Direktorat. Materi ajar terkait substansi dari suatu instansi pada penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud 3.2 -39- pada butir 3.1.3 dan butir 3.1.5 dapat disampaikan oleh narasumber dari instansi terkait. 3.1.10 Penyampaian materi ajar sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.8 dan butir 3.1.9 dapat dilakukan secara: a. dalam jaringan (daring/online); atau b. tatap muka (on site). Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan, Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan. 3.2.1 Pendidikan dan pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan terdiri dari: a. _pendidikan dan pelatihan awal (initial); b. _pelatihan penyegaran (refresher); dan c. _ pelatihan perpanjangan (recurrent). 3.2.2 Pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan terdiri dari: a. pendidikan dan pelatihan awal (initial); dan b. __ pelatihan penyegaran (refresher). 3.2.3 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan, Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.1 huruf a, dan butir 3.2.2 huruf a, dilaksanakan oleh Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang telah memenuhi persyaratan perizinan berusaha sesuai dengan persyaratan jenis pendidikan dan pelatihan. 3.2.4 Penyelenggaraan pelatihan penyegaran (refresher) Personel Pengamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.1 huruf b, dilaksanakan oleh Operator Penerbangan. 3.2.5 Penyelenggaraan pelatihan perpanjangan (recurrent) Personel Pengamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.1 huruf c, dan pelatihan penyegaran (refresher) Instruktur Keamanan Penerbangan dan Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.2 huruf b, dilaksanakan oleh: a. Operator Penerbangan; atau b. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan. 3.2.6 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.3 memiliki kewenangan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan ketentuan: | No. | Memenuhi persyaratan Kewenangan | perizinan berusaha menyelenggarakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan T | pendidikan dan awal (initial) dan pelatihan penjaga perpanjangan (recurrent) keamanan penjaga keamanan penerbangan (aviation _ | penerbangan (aviation |__| security quard/basid _| security guard/ basic) 2 | pendidikan dan 1, awal (initial) dan | pelatihan pemeriksa perpanjangan -40- No. ‘Memenuhi persyaratan perizinan berusaha penyelenggaraan Kewenangan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan (aviation security screener/ junior) (recurrent) penjaga keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) 2. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener] junior) 3. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan bandar udara (airport security sereener/ junior) 4. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan angkutan udara (airline security sereener/ junior) 5. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan kargo (cargo security screener/ junior) pendidikan dan pelatihan pengawas keamanan penerbangan (airport security ‘supervisor/ senior 1. awal (initial) dan perpanjangan (re- current) penjaga keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) 2. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener/ junior) 3. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan bandar udara (airport security screener) junior) 4, awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan angkutan udara (airline security screener) junior) -41- No. Memenuhi persyaratan perizinan berusaha penyelenggaraan Kewenangan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 5, awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan kargo (cargo security screener/ junior) 6. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/ senior) pendidikan dan pelatihan Instruktur Keamanan Penerbangan T. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) penjaga keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) 2. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security screener / junior) 3. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan bandar udara (airport security screener/ junior) 4, awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan angkutan udara (airline security screener/ junior) 5. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan kargo (cargo security screener] junior) 6. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/ senior) 7. awal (initial) dan penyegaran (refresher) Instruktur Keamanan Penerbangan -42- No. | Memenuhi persyaratan Kewenangan perizinan berusaha menyelenggarakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan 5 | pendidikan dan 1. awal (initial) dan pelatihan Inspektur perpanjangan Keamanan (recurrent) penjaga Penerbangan Internal | keamanan penerbangan (aviation security guard/ basic) 2. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan penerbangan (aviation security sereener/junior) 3. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan bandar udara (airport security sereener/ junior) 4. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan angkutan udara (airline security screener/ junior) 5. awal (initial) dan perpanjangan (recurrent) pemeriksa keamanan kargo (cargo security screener/ junior) 6. awal (initial) dan | perpanjangan (recurrent) pengawas keamanan penerbangan (airport security supervisor/ senior) 7. awal (initial) dan penyegaran (refresher) Inspektur Keamanan Penerbangan 3.2.7 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.3 dan butir 3.2.5 huruf b, yang dilaksanakan oleh Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan dengan ketentuan: a. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM); b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di lokasi yang terverifikasi; c. menyampaikan rencana penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan paling lama 14 (empat belas) hari kalender sebelum penyelenggaraan kepada Direktorat; -43- d. 40% (empat puluh persen) materi ajar dari setiap pendidikan dan pelatihan diajarkan oleh instruktur tetap; e. materi ajar dan jumlah jam pelajaran harus sesuai dengan ketentuan; f, materi ajar terkait pengendalian dan pemeriksaan keamanan penerbangan harus disampaikan oleh Instruktur Keamanan Penerbangan; g. materi ajar disusun dalam modul diklat; dan h. jumlah peserta pendidikan dan pelatihan paling banyak 25 (dua puluh lima) peserta dalam 1 (satu) kelas. 3.2.8 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan bandar udara (initial airport security screener/ junior, pemeriksa keamanan angkutan udara (initial airline security screener/ junior) dan pemeriksa keamanan kargo (initial cargo security screener/ junior) dapat dilaksanakan pada waktu bersamaan dengan ketentuan: a. melakukan penyesuaian materi ajar; dan b. melakukan penyesuaian jam pelajaran. 3.2.9 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan awal pemeriksa keamanan bandar udara (initial airport security screener/ junior), pemeriksa keamanan angkutan udara (initial airline security screener/ junior) dan pemeriksa keamanan kargo [initial cargo ‘security sereener/ junior) terhadap personel yang pindah kompetensi, dapat dilakukan penyetaraan terhadap materi ajar. 3.2.10 Penyetaraan terhadap materi ajar sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.9 dilakukan terhadap materi ajar yang sama yang telah didapatkan pada pendidikan dan pelatihan sebelumnya. 3.2.11 Daftar materi ajar yang termasuk dalam penyetaraan dimuat dalam lampiran ILD. 3.2.12 Personel yang pindah kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.9 dapat tidak mengikuti materi ajar yang telah disetarakan. 3.2.13 Personel yang pindah kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.9 harus mengikuti ujian komprehensif. 3.2.14 Pelaksanaan praktek pada pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.3 yang menggunakan pesawat udara sebagai media praktek dapat digantikan dengan membuat simulasi sesuai dengan materi praktek. 3.2.15 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan harus: a. menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan __pelatihan keamanan penerbangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun; b. menyampaikan laporan kegiatan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali; c. melakukan pengawasan internal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali dan melaporkan hasilnya kepada Direktur Jenderal; -44- d. _mengembangkan buku pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual/TPM) sesuai dengan kondisi terkini; melaksanakan peningkatan kompetensi instruktur; memastikan kompetensi instruktur sesuai materi ajar; melaksanakan tindakan korektif hasil pengawasan dari Direktorat Jenderal; menyimpan data Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan paling sedikit 5 (lima) tahun; dan i, _ menerbitkan Sertifikat Kompetensi. Pomme 3.2.16 Dalam hal Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang hanya memiliki kewenangan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Personel Pengamanan Penerbangan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.15 huruf a, maka akun pada sistem aplikasi pelayanan Lisensi avsec personel dan registrasi akan diblokir. 3.2.17 Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang telah diblokir pada sistem aplikasi pelayanan Lisensi avsec personel dan registrasi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.16 dapat mengajukan permohonan pembukaan blokir ke Direktur dengan melampirkan : a. rencana penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; b. data instruktur tetap yang akan mengajar; dan c. data lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 3.2.18 Permohonan pembukaan blokir sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.17 akan dilakukan evaluasi dan verifikasi. 3.2.19 Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.15 huruf i, diterbitkan kepada peserta yang memenuhi: a. jumlah kehadiran paling sedikit 80%; b. ‘kepatuhan terhadap tata tertib; c. _ nilai kelulusan ujian teori paling sedikit 80; dan d. nilai kelulusan ujian praktek. 3.2.20 Lembaga Penyelenggara_ Pendidikan dan Pelatihan dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di luar lokasi yang terverifikasi dengan ketentuan: a. melaporkan kepada Direktur Jenderal paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum penyelenggaraan; b. melampirkan rencana kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; c, memiliki/menguasai sarana dan prasarana sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan; dan d. belum terdapat Lembaga Penyclenggara Pendidikan dan Pelatihan di wilayah tersebut. 3.2.21 Rencana kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.20 huruf b, paling sedikit memuat: a. _lokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; b. jadwal kegiatan; c. daftar materi; dan -45- d._ Instruktur Keamanan Penerbangan pemberi materi. 3.2.22 Memiliki/menguasai sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.20 huruf c, dibuktikan dengan menyampaikan: a. bukti kepemilikan/bukti menguasai; dan b. foto sarana dan prasarana antara lain ruang kelas, perlengkapan ruang kelas dan peralatan praktek. 3.2.23 Ketentuan belum terdapat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan di wilayah tersebut sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.20 huruf d, yaitu apabila: a. tidak terdapat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan dalam 1 (satu) Kota/Kabupaten tersebut; atau b. tidak terdapat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan yang memiliki kewenangan sesuai pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan pada 1 (satu) Kota/Kabupaten tersebut. 3.2.24 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di luar lokasi yang terverifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.20 dilakukan evaluasi oleh Direktur Jenderal. 3.2.25 Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dan waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.24. 3.2.26 Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.24 dinyatakan tidak sesuai ketentuan, maka Direktur Jenderal berhak untuk: a. tidak mengizinkan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di lokasi tersebut; atau b. menghentikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tersebut. 3.2.27 Penyelenggaraan pelatihan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2.4 dan butir 3.2.5 huruf a, dilakukan dengan ketentuan: a. penyelenggaraan pelatihan sesuai dengan Program Keamanan Operator Penerbangan; b. materi ajar dan jumlah jam pelajaran harus sesuai dengan ketentuan; c. materi ajar disusun dalam modul pelatihan; dan d. jumlah peserta pendidikan dan pelatihan paling banyak 25 (dua puluh lima) peserta dalam 1 (satu) kelas. 3.2.28 Materi ajar sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.27 huruf b, disampaikan oleh: a. Instruktur Keamanan Penerbangan pada _ Operator Penerbangan yang melayani penerbangan internasional dalam 1 (satu) tahun terakhir; b. Personel Pengamanan Penerbangan pada _ Operator Penerbangan yang melayani penerbangan domestik; atau c. narasumber. 3.2.29 Instruktur Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.28 huruf a, dan Personel Pengamanan Penerbangan

You might also like