You are on page 1of 12

Konsep Dasar

Pembelajaran
Membaca
Nama Kelompok Biru
Ellya Putri Elzanty Hanis Zafira
01 126210211013
03 126210211017

Kenata Ahya Maulana Ananda Kharisma Putri


02 126210212064
04 126210212061
01
Hakikat Pembelajaran Membaca
Membaca adalah apa yang terjadi ketika orang melihat teks dan memberi makna terhadap simbol
tertulis pada teks (Aebersold dan Field, 1997:15).
Membaca adalah sebuah proses interaktif, dalam proses itu pembaca menggunakan kode, analisis
konteks, pengetahuan awal, bahasa, dan strategi kontrol eksekutif untuk memahami teks (Howel dan
Nolet, 2000:203).
Membaca adalah sebuah proses psikolinguistik sejak dimulai dengan representasi permukaan linguistik
yang diwujudkan oleh penulis hingga pemaknaan yang dibangun oleh pembaca. Di dalamnya terjadi
interaksi antara bahasa dan pikiran. Penulis mengungkapkan pikiran ke dalam bahasa dan pembaca
mencerna bahasa dalam pikiran (Carrell, 1992:12).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan pembelajaran membaca adalah proses interaktif di mana peserta didik
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Proses ini dimaksudkan untuk
membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, penguasaan kemahiran membaca, serta
membentuk sikap dan kepercayaan terhadap kemampuan membaca mereka. Dalam pembelajaran
membaca, peserta didik menggunakan kode bahasa, analisis konteks, pengetahuan awal, bahasa, dan
strategi kontrol eksekutif untuk memahami teks dan memberi makna pada simbol tertulis dalam teks,
sebagaimana dijelaskan dalam definisi-definisi sebelumnya.
02
Pentingnya Pembelajaran Membaca
Dengan pembelajaran membaca siswa dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan,
menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide.
Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang
siswa. Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif: 2011 ) menyebutkan pentingnya pembelajaran
membaca, antara lain:
1. Meningkatkan pengembangan diri siswa dengan membaca siswa dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan
berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Memenuhi tuntutan intelektual dengan membaca buku maupun sumber-sumber
bacaan lain seperti surat kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet,
pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih
imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh
pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang mengetahui hal-hal yang aktual,
dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan materi
pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.
03
Karakteristik Pembelajaran
Membaca
1. Membaca adalah proses konstruktif (membangun). Dalam memahami dan menafsirkan bacaan
memerlukan bantuan latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca. Pemahaman pembaca
mengenai suatu tulisan merupakan hasil pengolahan berdasarkan informasi yang terdapat dalam tulisan
itu dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilik.
2. Membaca harus lancar. Kelancaran membaca ditentukan oleh kesanggupan pembaca mengenali kata-
kata. Artinya, pembaca harus dapat menghubungkan tulisan dengan maknanya. Dari hasil penelitian
ternyata konteks yang bermakna dapat mempercepat pengenalan itu.
3. Membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Pembaca yang terampil dengan sendirinya akan
menyesuaikan strategi membaca dengan taraf kesulitan tulisan, pengenalannya tentang topik yang
dibaca, serta tujuan membacanya. Pembaca akan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya
berkenaan dengan topik tersebut dan memantau pemahamannya tentang bacaan yang dihadapinya,
serta menyesuaikan strateginya bila ia tidak berhasil memahaminya.
4. Membaca memerlukan motivasi. Motivasi merupakan kunci keberhasilan dalam membaca. Membaca
pada dasarnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran membaca mungkin
membosankan terutama pada siswa yang sering menemukan kegagalan. Untuk itu siswa harus diberi
motivasi dalam berlatih membaca.
5. Membaca harus dikembangkan secara berkesinambungan. Keterampilan membaca tidak dapat
diperoleh secara mendadak. Keterampilan membaca diperoleh melalui belajar, tahap demi tahap dan
terus menerus.
04
Komponen Pembelajaran
Membaca
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Membaca. Standar kompetensi dan kompetensi
dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang
kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar
penilaian (Mulyasa, 2006: 109).

2. Materi Pembelajaran Membaca. Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah
segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa, sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran
dalam satuan pendidikan tertentu.

3. Metode Pembelajaran Membaca. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau alat yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengimplementasikan rencana yang
disampaikan kepada peserta didik demi mencapai tujuan pembelajaran.

4. Media Pembelajaran Membaca. Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Penentuan media
pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi lingkungan. Suatu
media yang digunakan tidak mungkin cocok untuk semua siswa (Wina Sanjaya, 2008: 175).
• Media dalam kegiatan belajar mengajar pada dasarnya digunakan untuk membantu siswa
mempelajari objek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan yang sulit dihadirkan ke dalam kelas.
Dengan menggunakan media, pengajaran yang berhubungan dengan objek, suara, proses, peristiwa
atau lingkungan seperti tersebut akan terasa lebih bermakna bagi siswa. Dengan demikian, semenjak
awal siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi yang tepat yang kemudian akan mempengaruhi
pemahamnnya tentang pelajaran yang diberikan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 19).
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media: (1) kesesuaian media pengajaran dengan
tujuan yang ingin dicapai; (2) kesesuaian karakteristik media dengan karakteristik pelajaran; (3)
kecanggihan media pengajaran dibandingkan dengan tingkat perkembangan siswa; (4) kesesuaian
media pengajaran dengan minat, kemampuan, dan wawasan siswa; (5) kesesuaian karakteristik media
dengan latar belakang sosial budaya; (6) kemudahan memperoleh dan menggunakan media
pengajaran di sekolah; dan (7) kualitas teknisi media pengajaran yang membuat pelajaran yang
disajikan menjadi lebih mudah dicerna siswa (Basuki dan Farida, 2001: 20).

5. Evaluasi Pembelajaran Membaca. Evaluasi ini digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik bagi siswa maupun guru. Guru bisa melakukan
penilaian secara tes maupun nontes. Secara nontes, guru dapat membuat catatan berdasarkan
pengamatan, siswa disuruh membaca, sedangkan secara tes guru menilai kemampuan menulis dengan
mengamati tulisan/karya tulis siswa.
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti dkk1991. Membaca sebagai Keterampilan Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Buddin, Uba. 2019. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar. IAIS Sambas. Vol. V, No. 1.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV Maulana.
Sugiarti, Uci. Pentingnya pembinaan kegiatan membaca sebagai implikasi pembelajaran bahasa
indonesia. Basastra 1 (1), 2012 : Hal 5.
Subadiyono. 2014. Pembelajaran membaca. Palembang: Neor Fikri offset.
Irna Setyowati. 2010. Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Kelas I Sekolah Dasar Tahun Ajaran
2009/2010 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembagan Kurikulum Tingkat
satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Group.

You might also like