Professional Documents
Culture Documents
4.metode Pekerjaan Pasangan Bata Dan Plasteran
4.metode Pekerjaan Pasangan Bata Dan Plasteran
Yang dimaksud dengan batu bata atau bata merah adalah suatu unsur bahan
bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila
direndam dalam air. Jenis batu bata inilah yang paling banyak digunakan dan
paling mudah di dapatkan karena usaha pembuatan batu bata kebanyakan adalah
usaha home industry. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi kualitas dari dinding
bata yang dihasilkan dan kurang dapat dijamin, karena batu bata merah ini bahan
bakunya semakin sulit diperoleh sehingga menyebabkan keterlambatan
pelaksanaan. Masalah yang lain disamping waktu pengadaan adalah ukuran
batanya sendiri yang tidak standar. Pabrik bata (home industry) cenderung
mengurangi ukuran untuk mengatasi kenaikan harga.
Ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan sebelum dan selama pemasangan
dinding bata. Hal tersebut diantara lain :
1. Mempersiapkan gambar kerja / shop drawing pasangan bata dan kolom praktis
sebelum memulai pekerjaan.
2. Memilih bata yang baik,yaitu :
a. berbentuk prisma segi empat panjang
b. bersudut siku
c. bersudut tajam
d. permukaannya rata
e. tidak retak
3. Batubata harus selalu disimpan di tempat khusus dalam keadaan cukup kering
dan tidak terkena sinar matahari
4. Apabila tidak terdapat tempat penyimpanan khusus, maka harus ditutupi
dengan plastik agar tidak terkena oleh air hujan
1. Sebelum digunakan batu bata harus disiram terlebih dahulu agar tidak
menyerap atau mengurangi kadar air dari mortar atau adukan semen.
2. Bersihkan lokasi lantai dari debu.
3. Dibuat marking sebagai tanda ”as” dari dinding dan untuk menjamin siku
(sudut) dari setiap pertemuan dinding.
4. Marking posisi pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
5. Sesudah lapisan pertama barisan batu bata terpasang, maka disiapkan mistar
atau alat ukur untuk mengukur ketinggian tiap lapisan sehingga dapat diatur
seragam.
mistar
6. Tebal siar-siar antara satu lapisan bata dengan lainnya, baik itu siar tegak
maupun siar datar, maksimal 1,5 cm/ sesuai spek.
7. Siar-siar tegak antar lapisan tidak boleh berada dalam satu garis lurus.
8. Overlap antara batu bata lapisan ke satu, kedua dan seterusnya tidak kurang
dari 1/4 bata.
9. Sediakan papan triplek untuk menampung adukan siar yang jatuh.
10. Pemasangan dinding bata juga disertai dengan pemasangan stek-stek kolom
praktis sebagai penguat sesuai lokasi pada gambar kerja.
11. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%
yang patah atau lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
12. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap dimana setiap tahapnya
maksimum terdiri dari 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan pengecoran
kolom praktis.
13. Maksimal pengecoran kolom praktis adala setinggi pasangan bata yang sudah
terpasang.
14. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis), dengan tulangan pokok dan
beuguel (sengkang).
15. Pada saat melanjutkan pekerjaan pemasangan dinding bata (> 24 lapis) lapisan
bata yang berada paling atas harus dibasahi terlebih dahulu / disiram air.
16. Di sekeliling kusen pintu, jendela dan lubang sparing yang besar harus diberi
kolom atau balok penguat.
17. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/ steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
18. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
minimal dia. 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
19. Setelah bata terpasang dengan adukan spesi, kerok siar-siar sampai dengan
kedalaman 0,5 cm di kedua sisi pasangan bata.
20. Naad/ siar-siar yang tersisa harus dibersihkan dengan sapu lidi kemudian
disiram dengan air.
Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali
maupun batu cetak (batako) serta melapisi permukaan beton agar permukaan itu
tidak mudah rusak, juga kelihatan rapi dan bersih. Pekerjaan ini dilakukan pada
pasangan pondasi, pasangan tembok dinding rumah, kolom, lantai batu bata,
listplank beton, dan sebagainya.
Menurut sifatnya, plesteran dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1. Plesteran Kasar
Digunakan untuk melapisi permukaan batu bata atau pasangan batu belah yang
tidak terlihat dari luar, misalnya tembok yang terdapat di atas rangka plafond,
pasangan pondasi dan urugan tanah.
3. Plesteran halus
Merupakan plesteran yang digunakan sebagai pelapis tembok-tembok rumah,
dalam hal ini langsung berhubungan dengan keindahan atau kerapian
pandangan.
Menurut kegunaan tembok yang diplester itu maka spesi yang dipergunakan
untuk memplester setiap tembok juga tidak selalu sama, biasanya perbandingan
campuran spesi untuk memplester adalah seperti perbandingan campuran spesi
yang dipergunakan untuk memasang tembok yang diplester tersebut. Bila
dikehendaki agar permukaan keras maka bahan untuk penyelesaian terakhir
(finishing) ditambahkan Portland Cement (PC) secukupnya.
Jadi, secara umum, tahapan pelaksanaan plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Membuat shop drawing plesteran, menyangkut tebal plesteran, dan jarak kepalaan
plesteran.
Pelaksanaan
12. Cek kerataan dan tegak lurus hasil plesteran perbidang dinding dengan lantai.
13. Selama menunggu setting plesteran kurang lebih tujuh hari, plesteran disiram
sebanyak dua kali sehari.
14. Setelah plesteran kurang lebih berumur 4 hari, dilakukan pekerjaan acian dan
diratakan dengan perata.
15. Untuk mengurangi pori-pori, permukaan digosok dengan menggunakan kertas
semen.
16. Selama curing, permukaan acian disiram air sehari sekali.
Pengawasan/ Kontrol
2. Sebelum plesteran dimulai, di cek terlebih dahulu instalasi MEP nya, apakah telah
sesuai dengan shop drawing atau belum.
3. Setelah pasang kepalaan plesteran, cek ketebalan kepalaan agar sesuai dengan
spesifiksi yaitu 1,5 sampai dengan 2,5 cm.
4. Cek vertikal kepalaan dan kesesuaiannya dengan shop drawing.
8. Bila ada pekerjaan yang melampaui toleransi, maka harus diperbaiki atau diulangi.
Untuk Pekerjaan Plesteran ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).