Professional Documents
Culture Documents
Diktat Mnj. Investasi-1
Diktat Mnj. Investasi-1
Jenis Proyek.
1. Independent Proyek adalah proyek atau investasi yang berdiri sendiri, dalam
pengertian bahwa penerimaan usulan investasi yang satu tidak akan mempengaruhi
atau menghilangkan kesempatan penerimaan usulan proyek yang lain.
2. Mutually Exclusive Proyects adalah proyek yang mempunyai fungsi yang sama
penerimaan salah satu proyek atau kelompok proyek yang mutually eclusive akan
menghilangkan kesempatan kelompok mutually exclusive yang lain.
Misalnya : Perusahaan dihadapkan pada 3 alternatif untuk meningkatkan
produksinya (ketiganya akan menghasilkan fungsi yang sama), maka
penerimaan salah satu proyek akan menutup kesempatan dua (dua)
alternatif yang lain.
tahun (sebelum pajak). Dan diperkirakan tidak mempunyai nilai sisa (terminal
value). Mesin baru mempunyai penghapusan 20% (straatght kine), dan mesin
lama juga mempunyai penghapusan 20% (straatght line), dimana mesin lama
mempunyai sisa yang dapat dihapuskan 5 tahun dan tidak mempunyai nilai
sisa, pajak misalnya 50%.
Berdasarkan informasi tersebut dapat menghitung cash flow (sesudah pajak)
yang diharapkan dan penerimaan proyek tersebut.
Dalam menggambarkan net cash flow tahunan, kita hanya mengurangkan pengeluaran
pajak persewaan dari penghematan biaya tahunan. Net cash flow tahunan yang diharapkan
adalah Rp. 112.000 untuk setiap tahun selama 5 tahun.
Apabila net cash flow tahunan (Rp. 112.000) dibandingkan dengan keuntungan tahunan
setelah pajak (Rp. 40.000) berbeda sebesar beban penghapusan tambahan (Rp. 72.000).
Dengan demikian net cash low adalah : Keuntungan setelah pajak ditambah penghapusan.
Rp
Inflow +
Cash Flow
Out Flow -
Tahun 0 1 2 3 4 5 6
Tahun dasar pajak ini adalah tahun 0 adalah saat mulai ditanamnya sejumlah modal dalam
proyek. Dalam tahun berikutnya (dalam tahun 1-6) itulah aliran kas (cash flow) masuk
kembali ke dalam perusahaan yang diukur dengan keuntungan setelah pajak dari proyek
ditambah penghapusan.
Nampak pada gambar tidak ada nilai sisa pada akhir usia proyek. Pada cash flow diatas
merupakan kasus proyek yang benar-benar sederhana.
Inflow +
Out Flow -
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
5
Suatu proyek besar misal suatu kontruksi bangunan, dimana cash flow yang diperagakan
sesuai dengan periode kontruksi selama 3 tahun sebelum proyek siap beroperasi.
Pada bagan tampak tahun –2, -1, 0 yang menunjukkan tahap pembangunannya memakan
waktu 3 tahun. Proyek tersebut mulai membuahkan hasil pada tahun 1 dan berlangsung
terus dalam tahun berikutnya, kecuali tahun ke 5 dan ke 8 tatkala memerlukan pemasangan
kapasitas tambahan, yang berarti pengeluaran atas pabrik melebihi laba (return) pabrik yang
sudah ada.
Metode penilaian disini hanya mengetengahkan konsep dasar dari capital budgeting, kita
anggap bahwa resiko dan kualitas semua usulan investasi tidak berbeda dari resiko investasi
yang sudah ada, dan penerimaan setiap usulan atau sekelompok usulan investasi tidak
merubah resiko usulan (bussiness risk) perusahaan.
5 Metode Usulan Investasi :
1. Pay back period.
2. Average rate of return.
3. IRR (internal rate of return).
4. NPV (net present value).
5. Index profitabilitas.
Metode pertama dan kedua mengabaikan “time value of money”.
Sedangkan tiga metode yang terakhir ini mengikuti konsep “DISCOUNTED CASH
FLOW” dan memperhatikan besarnya maupun tuning cash flow yang diharapkan pada
setiap periode.
Baik itu proyek sederhana atau kompleks adalah sama menggunakan konsep
“DISCOUNTED CASH FLOW” 9DCF).
Berikut ini adalah proses hubungan serangkaian cash flow dengan nilai tahun dasar,
mengikuti konsep DCF.
6
Bagan Proses Hubungan Serangkaian Cash Flow Dengan Nilai Tahun Dasar
Rp.
Inflow + NPV
IA = C
Outflow -
Tahun -1 0 1 2 3 4 5
Masing-masing cash flow didiscount kembali ke tahun dasar dan “nilai sekarang” (present
value) diperlihatkan pada kotak yang terarsir.
- Cash flow untuk tahun pertama dan tahun-tahun selanjutnya diperkecil nilainya oleh
“faktor discount” yang mencerminkan earning power sederetan cash flow pada
tahun tersebut.
- Pengeluaran modal sebelum tahun 0 diperbesar nilainya oleh “faktor discount” pula
untuk menempatkannya ke nilai tahun dasar.
Pengetesan profitabilitas terhadap proyek tersebut akan terletak pada hubungan antara :
1) Jumlah cash flow positif.
2) Jumlah cash flow negatif, dan
3) Tingkat prosentase yang telah dipergunakan untuk mendiscount serangkaian cash
flow diatas.
7
Tehnik DCF merupakan konsep yang perlu dipahami terlebih dahulu secara matematis,
dimana sebagian telah tolak metode IRR, NPV dan Index Profitabilitas.
F1 F2 F4
P = + ... +
(1 + b)1 (1 + b)2 (1 + b)3
Apabila cash flow (F) sama besarnya setiap tahunnya, maka ada rumus yang lebih singkat,
yaitu :
1
1-
P = F (1 + b)3
b
Metode ini pada dasarnya memperhitungkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan suatu investasi dalam bentuk semula.
Berapa tahun yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi asal.
Jika cash flow setiap tahun sama dapat rumuskan :
Jumlah Investasi
PB =
Cash Inflow
Misal : Jumlah investasi Rp. 900.000 dan cash flow setiap tahun sebesar Rp. 280.000.
900.000
PB = = 3,2 tahun
280.000
Jika cash inflow tidak sama.
Misal : Proyek Cash Outflow Cash Inflow
1 2 3 4 5
A Rp. 10.000 2.000 8.000 4.000 2.000 1.000
B Rp. 10.000 6.000 3.000 8.000 5.000 7.000
8
Untuk menetapkan proyek mana yang pesible perusahaan harus menetapkan maksimum
pay back yang diperbolehkan.
Jadi untuk menentukan pesible atau tidaknya suatu tergantung apakah PB dari proyek
memenuhi ketentuan maksimum period kembalinya investasi yang ditentukan perusahaan
atau tidak.
Dengan alasan-alasan seperti diatas banyak perusahaan yang tetap mempergunakan metode
PB untuk dasar pemilihan proyek. Sedangkan untuk mengatasi kekurangan tidak
memperhitungkan time value of money, semua cash flow sebelum dijumlahkan dibobot
dahulu dengan faktor diskonto. Dengan kata lain, PB yang lebih modern ini
memperhitungkan time value of money untuk cash flow proyeknya.
Contoh : Misalkan suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek yang mempunyai
cash flow sebagai berikut :
Proyek Cash Out Flow Cash Inflow
A Rp. 20.000 1 2 3 4 5
5.000 10.000 15.000 8.000 20.000
Jika diasumsikan discount faktor adalah 10%, maka present value cash flow tiap tahun
adalah :
Cash Flow Tahun :
1. Rp. 5.000 x 0,90909 = Rp. 4.545,45
2. Rp. 10.000 x 0,82645 = Rp. 8.264,50
3. Rp. 15.000 x 0,75131 = Rp. 11.269,65
4. Rp. 8.000 x 0,68301 = Rp. 5.464,08
5. Rp. 20.000 x 0,62092 = Rp. 12.418,40
PB = 2 tahun 8 bulan
PB sudah discount 2,4 bulan.
Kadang-kadang nilai sisa (Salvage Value) dimasukkan dalam rumus seperti berikut :
KR 20 Juta
ARR = -------------- = ----------------------
IA + NS 180 Juta + 20 Juta
-------------- ---------------------
2 2
= 20%
Contoh : KR = Rp. 20 juta
NS = Rp. 20 juta
IA = Rp. 180 juta
Kebaikan : Sangat sederhana, dan metode ini diadakan cukup dengan informasi
pembukuan yang tersedia.
Kelamahan : - Mengabaikan value of money.
- Menekankan pada masalah pembukuan, dan
- Mengabaikan data cash flow dari mutasi yang bersangkutan.
Tingkat discount tersebut adalah merupakan tingkat laba of proyek (Internal Rate Of
Return)
Metode IRR ini mengikuti konsep “Discounted Cash Flow”, maka dapat menggunakan
rumus dimuka.
Contoh : Suatu usulan investasi memerlukan capital expenditure sebesar Rp. 23.220.000,
dan investasi ini diharapkan menghasilkan net cash flow tahunan yang sama
selama 3 tahun sebesar Rp. 10.000.000.
Penyelesaian :
11
1
P = F 1 - ------------
( 1 + i )n
----------
i
P = C (Rp. 23.220.000)
F = Rp. 10.000.000
n = 3
i = Vaiabel yang harus dicari
Atau “berapa i jika P = C”.
1
23.220.000 = 10.000.000 1 - ------------
( 1 + i )n
----------
i
23.220.000 1
-------------- = 1 - ------------
10.000.000 ( 1 + i )3
---------
i
1
2,322 = 1 - ------------
( 1 + i )3
---------
i
Angka 2,322 yang lazim disebut “tabel factor” bisa dilihat pada pada tabel II pada tahun ke
3, dan angka 2,322 ini terletak pada lajur 14%, ini berarti IRR-nya 14%.
9.000.000 1
-------------- = 1 - ------------
2.800.000 ( 1 + i )5
---------
i
1
2,214 = 1 - ------------
( 1 + i )5
---------
i
Tabel faktornya adalah 3,214, bila dicari angka ini dalam tabel II pada tahun ke 5 terletak
antara 16% (3,274) dan 18% (3,127), yang berarti IRR terletak 16% dan 18%.
Kemudian kita menggunakan interpolasi untuk menghitung IRR dengan tepat, yaitu :
3,274 - 3,214
IRR = 16% + 2% ------------------
3,274 - 3,127
= 16% + 0,82%
= 16,82%
Contoh : Jika cash flow yang diharapkan tidak sama.
Suatu usulan investasi membutuhkan capital expenditure sebesar Rp.20.000.000
yang diharapkan menghasilkan cash flow selama 3 tahun yang masing-masing
Rp. 6.000.000, Rp. 10.000.000 dan Rp. 14.000.000.
13
Penyelesaian :
Langkah pertama adalah menghitung cash flow rata-rata, yaitu
Rp. 6.000.000 + Rp. 10.000.000 + Rp. 14.000.000
------------------------------------------------------------ = Rp. 10.000.000
3
1
20.000.000 = 10.800.000 1 - ------------
( 1 + i )3
----------
i
1
2 = 1 - ------------
( 1 + i )3
---------
i
Tabel fakto 2 ini apabila dilihat pada tabel II terletak antara 22% dan 24%.
Selanjutnya ke tabel I untuk menghitung tingkat yang sebenarnya, sebab tiap-tiap nilai yang
diharapkan adalah berbeda. Dengan mengecek 24% dan 22% kita lihat bahwa hasil nilai
sekarang keduanya selama 3 tahun lebih kecil dari Rp. 20.000.000, yang berarti bahwa 24%
dan 22% terlalu tinggi.
Kemudian kita coba lagi, yaitu antara 20% dan 22% yang perhitungannya sebagai berikut :
TH TF 22% TF 20%
1. 0,820 x Rp. 6.000.000 = Rp. 4.420.000 0,833 x Rp. 6.000.000 = Rp. 4.998.000
2. 0,672 x Rp. 10.000.000 = Rp. 6.720.000 0,694 x Rp. 10.000.000 = Rp. 6.940.000
3. 0,551 x Rp. 14.000.000 = Rp. 7.714.000 0,579 x Rp. 14.000.000 = Rp. 8.106.000
------------------- -------------------
Rp. 19.354.000 Rp. 20.044.000
Oleh karena Rp. 20.044.000 dekat dengan Rp. 20.000.000, maka tidak perlu menggunakan
interpolasi dan dianggap IRR = 20%.
14
Metode NPV juga mengikuti konsep “Discounted Cash Flow” jadi dengan metode NPV
dimana cash flow didiscount ke tahun dasar dengan menggunakan rate of return yang
ditargetkan (Cost Of Capital).
Rumus NPV Nilai sekarang cash inflow = Rp. xxx
Nilai sekarang cash out flow = Rp. xxx
------------
NPV = Rp. xxx
Jika NPV > 0 usulan investasi feasible.
Jika NPV < 0 usulan investasi tidak feasible.
Contoh : Sebuah usulan investasi membutuhkan capital expenditure sebesar Rp. 500.000,
diharapkan berumur 3 tahun, tiap tahun diharapkan menghasilkan cash flow
yang sama sebesar Rp. 280.000. Cost of capital 10%, maka pola cash flow-nya
sebagai berikut :
(0,751)
In Flow
(0,826)
(0,909)
500.000
Out Flow
Tahun 0
15
Dari pola cash flow diatas, NPV dapat dihitung sebagai berikut (Pakai Tabel 1)
280.000 280.000 280.000
NPV = 500.000 + ------------- + ------------ + ------------
(1,10) (1,10)2 (1,10)3
= -500.000 + (0,909 x 280.000) + (0,826 x 280.000) + (0,751 x 280.000)
= -500.000 + 696.080
NPV = 196.080
Sebeneranya apabila cash flow-nya sama setiap tahun, sebaiknya menggunakan tabel 2 agar
lebih cepat perhitungannya, sebagai berikut :
NPV = -C + P
1
= -500.000 + F 1 - ------------
( 1 + i )3
---------
i
1
= -500.000 + 280.000 1 - ------------
( 1 + i )3
---------
i
= -500.000 + 280.000 x 2,487 Tabel 2.
= -500.000 + 696.360
= 196.360