You are on page 1of 79

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
Jl. Yudapati 05 Rajagaluh Telp. (0233) 510 584
Email: puskesmasdtprajagaluh@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
NOMOR : OT.04.00/017/SK_Admen/2023

TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN PUSKESMAS DI UPTD PUSKESMAS
RAJAGALUH

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas sebagai tulang punggung


penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal;
b. bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan
manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu
dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja
Puskesmas yang efektif dan efisien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Rajagaluh tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kepemimpinan dan Manajemen
Puskesmas di UPTD Puskesmas Rajagaluh;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun


1999 tentang Pembentukan Kotamadya TK II Depok dan
Kotamadya TK II (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3828);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara
RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Pedoman Penyelenggaraan Kepemimpinan dan Manajemen


Puskesmas harus menjadi acuan bagi Puskesmas dalam:
a. menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian
dirinci
kedalam rencana tahunan;
b. menggerakkan pelaksanaan upaya kesehatan secara
efesien dan efektif;
c. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan
penilaian kinerja Puskesmas;
d. mengelola sumber daya secara efisien dan efektif; dan
e. menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam
menggerakkan, memotivasi, dan membangun budaya
kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu dan kinerjanya.
KEDUA : Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Penyelenggaraan
Manajemen Puskesmas sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan kinerja Puskesmas yang berkualitas
secara optimal dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka, sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Rajagaluh
Pada tanggal: 02 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH,

EDI KUSNADI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
NOMOR : OT.04.00/017/SK_Admen/2023
TANGGAL : 02 Januari 2023

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEPEMINPINAN DAN MANAJEMEN


UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH

SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. SASARAN
D. RUANG LINGKUP
E. BATASAN OPERASIONAL
BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


B. STANDAR KOMPETENSI PADA UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
D. STRUKTUR ORGANISASI
E. JADWAL KEGIATAN
BAB III STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B. STANDAR FASILITAS
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
C. LANGKAH KEGIATAN
BAB V LOGISTIK
A. PERENCANAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN DAN PENUNJANG
B. PROSES YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGGAN
C. PEMBELIAN/PENGADAAN BARANG TERKAIT PELAYANAN KLINIS
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
A. PENGORGANISASIAN MUTU
B. PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
C. INDIKATOR MUTU
D. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses pelayanan
kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan. Berdasarka
prinsip paradigma sehat maka Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah maka Puskesmas
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat maka Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Berdasarkan prinsip ketersediaan akses pelayanan kesehatan maka Puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna
maka Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan
kesinambungan maka Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga yang
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dalam melaksanakan tugas maka
puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama dan
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Profil Puskesmas Rajagaluh Tahun 2021 berisi data dan informasi kesehatan
yang komprehensif di Wilayah Kecamatan Rajagaluh Tahun 2021 yang merupakan
parameter keberhasilan pembangunan kesehatan di Wilayah Kecamatan Rajagaluh
diharapkan mendukung pengambilan keputusan dalam setiap proses manajemen
kesehatan di tingkat Kecamatan Rajagaluh maupun Kabupaten Majalengka. Profil
Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 meliputi
aspek lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, laboratorium
klinik, pengorganisasian, dan penyelenggaraan pelayanan.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan Umum dari Profil Puskesmas Rajagaluh Tahun 2021 ini adalah :
a. Memberikan data dan Informasi Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka pada
tahun 2021 secara lengkap dan komprehensif
b. Memberikan data dan informasi kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rajagaluh
Tahun 2021.
c. Memberikan gambaran tentang keadaan dan keberhasilan pembangunan kesehatan
di Tingkat Kecamatan Rajagaluh.
2. TUJUAN KHUSUS
Tujuan Khusus dari Profil Puskesmas Rajagaluh Tahun 2021 adalah :
a. Memberikan akses data dan informasi tentang pembangunan kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Rajagaluh Tahun 2021.
b. Memberikan bahan edukasi untuk meningkatkan pembangunan kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rajagaluh.
c. Menjadi bahan pengambilan keputusan pada proses manajemen di tingkat
Kecamatan Rajagaluh Tahun 2021.

3. SITUASI UMUM WILAYAH KERJA


A. GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN
1. DATA UMUM
Puskemas Rajagaluh merupakan Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten
Majalengka yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Rajagaluh di Kecamatan Rajagaluh.
Puskesmas Rajagaluh berada di Wilayah Kerja Kecamatan Rajagaluh
Kabupaten Majalengka yang secara geografis Kecamatan Rajagaluh terletak di bagian
utara Kabupaten Majalengka yaitu antara 108°19’ - 108°25’ Bujur Timur, 6°42’ - dan
6°51’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :
» Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kec. Argapura
» Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Sukahaji
» Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Leuwimunding
» Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Sindangwangi
Luas Wilayah Kecamatan Rajagaluh adalah 39,21 km2 yang berarti Kecamatan
Rajagaluh hanya sekitar 2,85 % dari luas wilayah Kabupaten Majalengka (yaitu
kurang lebih 1.204,24 km2 ). Dilihat dari topografinya Kecamatan Rajagaluh berada
di ketinggian dari permukaan laut ( DPL ) rata – rata 152 - 542m dpl. Tipe iklim
di Kecamatan Rajagaluh termasuk bervariasi, Curah hujan ratarata setahun 4.951
mm, curah hujan terlama terjadi pada bulan Januari 2020 yang mencapai 954 mm
dengan hari hujan rata-rata 26 hari. Jarak dari Ibukota Desa/Kelurahan ke Ibu Kota
Kecamatan berkisar antara 1.2 – 9 km, Desa/Kelurahan Teja merupakan daerah
yang memiliki jarak terjauh dari ibukota Kecamatan, sedangkan jarak dari ibukota.
UPT Puskesmas Rajagaluh secara administratif mempunyai wilayah kerja
terdiri dari 13 ( Tiga Belas) Desa. Dari jumlah desa tersebut seluruhnya masuk
kategori desa swakarya yang terbagi menjadi 71 RW dan 216 RT. Kecamatan
Rajagaluh merupakan kategori pedesaan yang Sebagian wilayahnya berada di
dataran dan sebagian lagi berada di pegunungan di kaki Gunung Ciremai.

Rincian RT dan RW perdesa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:


NO NAMA DESA JUMLAH RT JUMLAH RW
1. Desa Rajagaluh Lor 5 18
2. Desa Rajagaluh 6 16
3. Desa Rajagaluh Kidul 5 13
4. Desa Cipinang 5 24
5. Desa Cisetu 5 23
6. Desa Kumbung 4 14
7. Desa Singawada 7 22
8. Desa Sadomas 4 9
9. Desa Babakan Kareo 5 11
10. Desa Sindangpano 3 11
11. Desa Payung 8 15
12. Desa Teja 7 23
13. Desa Pajajar 7 17
Jumlah Seluruh Desa 71 216
Peta Wilayah Kecamatan Rajagaluh dapat dilihat pada gambar berikut :
Jumlah penduduk bersumber data Kantor Kecamatan adalah 46.819 jiwa yang
terdiri dari 23.621 jiwa laki-laki dan 23.198 jiwa perempuan. Data perdesa dapat
dilihat pada tabel berikut :
Data penduduk menurut estimasi adalah 43.547 yang terdiri dari 21.724 laki-laki
dan 21.823 perempuan. Menurut data estimasi jumlah ibu hamil 680, ibu
melahirkan 649, bayi 590, baduta 1.189, batita 1.790 dan balita 2.993. Data
estimasi bisa dilihat pada lampiran 1.

a. LOKASI PUSKESMAS
Puskesmas Rajagaluh berada di Wilayah Kerja Kecamatan Rajagaluh Kabupaten
Majalengka. Berdasarkan karakteristik wilayah UPT Puskesmas Rajagaluh
merupakan Puskesmas kawasan pedesaan, sedangkan berdasarkan kemampuan
penyelenggaraan Puskesmas Rajagaluh termasuk dalam kategori Puskesmas Rawat
Inap dan mampu PONED.
UPT Puskesmas Rajagaluh berlokasi di Jl. Yudapati No. 05 Desa Rajagaluh
Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka dengan nomor telpon ( 0233) 510584
Kode Pos 45472 dan berada yang berada di jalur jalan desa. UPT Puskesmas
Rajagaluh didukung jaringan dibawahnya sebanyak 3 Puskemas pembantu (Pustu)
dan juga didukung jejaring 10 Poskesdes, 51 Posyandu Balita,14 Posyandu Lansia
dan PTM (Posbindu) serta jejaring swasta lainnya seperti klinik, dokter praktek
swasta, bidan praktek swasta dan lain-lain.
Puskesmas Rajagaluh berada di Desa Rajagaluh Kecamatan Rajagaluh
terdiri dari 3 lokal bangunan besar yaitu unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat dan
Rawat Inap Bersalin (PONED) serta Unit Rawat Inap dan bangunan Laboratorium
sebagai unit kecil terpisah. Gambaran satelit Puskesmas Rajagaluh dapat dilihat
pada gambar berikut

Puskesmas Rajagaluh berdiri di atas tanah seluas 1408 m2 dengan luas bangunan
total seluas 935 m2. Ruangan dan unit layanan yang ada di puskesmas Rajagaluh
adalah sebagai berikut :
NO BANGUNAN RUANGAN KET.
1. Rawat Jalan dan Ruangan Kepala Puskesmas
Admen
Ruangan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
Ruangan Administrasi dan Manajemen
(Admen)
Ruangan CCTV
Ruangan Kasir
Ruangan WC Kepala Puskesmas
Ruangan WC Admen
Ruangan Obat
Ruangan Gudang Obat Besar
Ruangan Gudang Kecil
Ruangan Pendaftaran
Ruangan Pemeriksaan Umum
Ruangan Dokter/UKP
Ruangan Pemeriksaan Anak/MTBS
Ruangan Pemeriksaan Gigi
Ruangan Konseling
Ruangan UKM
Ruangan Vaksin
Ruangan WC Petugas
Ruangan WC Pasien
2. RAWAT INAP Ruangan Jaga
Ruangan Perawatan Anak Perempuan
Ruangan WC Perawatan Anak
Perempuan
Ruangan Perawatan Anak Laki-laki
Ruangan WC Perawatan Anak Laki-laki
Ruangan Perawatan Dewasa
Perempuan
Ruangan WC Perawatan Dewasa
Perempuan
Ruangan Perawatan Dewasa Laki-laki
Ruangan WC Perawatan Dewasa Laki-
laki
Ruangan Dapur
Ruangan Laundri
Ruangan Gudang
3. UGD DAN PONED Ruangan Tindakan UGD
Ruangan Jaga Petugas
Ruangan WC Petugas
Ruangan WC Pasien
Ruangan Observasi
Ruangan Tindakan Kebidanan
Ruangan Perawatan Kebidanan
Ruangan Pemeriksaan KIA
Ruangan USG
Ruangan Jaga Petugas
Ruangan Kamar Mandi Pasien
Ruangan Kamar Mandi Petugas
Ruangan KB
Ruangan Sterilisasi
Ruangan Dapur
Ruangan Gudang
4. LABORATORIUM Ruangan Pemeriksaan Laboratorium
Ruangan Administrasi Laboratorium
Ruangan WC Laboratorium
Ruang terbuka untuk ambil sample
5. MUSHOLA Mushola
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Setiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi
Puskesmas perlu di tetapkan standar kompetensinya.
Standar kompetensi setiap pelaksana pelayanan kesehatan
di Puskesmas disusun berdasarkan kesepakatan bersama.
Adapun standar kompetensi yang disusun akan
berubah sewaktu – waktu disesuaikan dengan
perkembangan regulasi yang ada dan kebijakan lainnya.
Standar kompetensi yang ditetapkan berupa standar
kompetensi jabatan yang ada di struktur organisasi
Puskesmas dan standar kompetensi masing – masing profesi
tenaga kesehatan yang disesuaikan dengan regulasi yang
menaunginya.

B. STANDAR KOMPETENSI PADA UPTD PUSKESMAS BEJI


a. SUMBERDAYA KETENAGAAN
Profil Ketenagaan di UPT Puskesmas Rajagaluh tahun 2021 dapat
dilihat pada SISDMK tahun 2021 sebagai berikut :

RAJAGALUH

No Jabatan Jenjang Eksisting


Non Kebutuha Kesenjanga Ket
AS
AS n n .
N
N
Ahli
1.1 DOKTER GIGI 1 0 1 0 S
Muda
Ahli
2.1 DOKTER 2 0 2 0 S
Muda
Ahli
2.2 DOKTER 1 0 2 -1 K
Pertama
Jabatan
3.1 PENGELOLA DATA Pelaksan 0 0 3 -3 K
a
Pelaksan
4.1 PEREKAM MEDIS 0 1 2 -2 K
a
5.1 PERAWAT Mahir 2 0 2 0 S
Ahli
5.2 PERAWAT 1 0 1 0 S
Madya
5.3 PERAWAT Terampil 2 10 14 -12 K
Ahli
5.4 PERAWAT 0 0 0 0 S
Utama
Ahli
5.5 PERAWAT 1 0 1 0 S
Muda
5.6 PERAWAT Penyelia 4 0 4 0 S
Ahli
5.7 PERAWAT 1 0 2 -1 K
Pertama
Pelaksan
ASISTEN
6.1 a 1 0 1 0 S
APOTEKER
Lanjutan
ASISTEN
6.2 Penyelia 0 0 1 -1 K
APOTEKER
ASISTEN Pelaksan
6.3 0 2 1 -1 K
APOTEKER a
PRANATA
Pelaksan
7.1 LABORATORIUM 0 0 1 -1 K
a
KESEHATAN
PRANATA Pelaksan
7.2 LABORATORIUM a 1 0 1 0 S
KESEHATAN Lanjutan
TERAPIS GIGI DAN
8.1 Terampil 0 0 1 -1 K
MULUT
TERAPIS GIGI DAN
8.2 Mahir 1 0 1 0 S
MULUT
9.1 BIDAN Penyelia 1 0 1 0 S
9.2 BIDAN Mahir 4 0 4 0 S
Ahli
9.3 BIDAN 2 0 2 0 S
Madya
Ahli
9.4 BIDAN 3 0 3 0 S
Muda
9.5 BIDAN Terampil 7 12 14 -7 K
Ahli
9.6 BIDAN 0 0 2 -2 K
Pertama
10.
SANITARIAN Penyelia 1 0 1 0 S
1
10. Ahli
SANITARIAN 0 0 1 -1 K
2 Pertama
10. Pelaksan
SANITARIAN 0 0 0 0 S
3 a
11. Ahli
NUTRISIONIS 1 0 1 0 S
1 Muda
11. Pelaksan
NUTRISIONIS 0 0 1 -1 K
2 a
Jabatan
12. PENGADMINISTRAS
Pelaksan 1 0 4 -3 K
1 I UMUM
a
Jabatan
13. PENGELOLA
Pelaksan 1 0 3 -2 K
1 KEUANGAN
a
14. Ahli
APOTEKER 0 0 1 -1 K
1 Pertama
Jabatan
15. PENGEMUDI
Pelaksan 0 0 2 -2 K
1 AMBULAN
a
16. Ahli
PSIKOLOGI KLINIS 0 0 1 -1 K
1 Pertama
17. ADMINISTRATOR Ahli
0 0 1 -1 K
1 KESEHATAN Pertama
PENYULUH
18. Pelaksan
KESEHATAN 0 0 1 -1 K
1 a
MASYARAKAT
PENYULUH
18. Ahli
KESEHATAN 0 0 1 -1 K
2 Pertama
MASYARAKAT
Jabatan
19. PETUGAS
Pelaksan 0 2 3 -3 K
1 KEAMANAN
a
20. EPIDEMIOLOG Pelaksan
0 0 1 -1 K
1 KESEHATAN a
20. EPIDEMIOLOG Ahli
0 0 0 0 S
2 KESEHATAN Pertama
Jabatan
21. PRAMU
Pelaksan 0 2 3 -3 K
1 KEBERSIHAN
a

Profil ketenagaan sesuai SPM da pat dilihat pada tabel di bawah ini

Data kepegawaian terdapat pada lampiran 2 dan 3.

b. SUMBERDAYA KEFARMASIAN
Data sumberdaya kefarmasian Puskesmas Rajagaluh tahun 2021 dapat
dilihat pada lampiran 4 dan 5.

c. SUMBERDAYA PERALATAN
Data sumberdaya peralatan Puskesmas Rajagaluh dapat dilihat pada
lampiran 6.

d. SUMBERDAYA PEMBIAYAAN
Sumberdaya keuangan berasal dari berbagai sumber anggaran yang pada
tahun 2021 terdiri dari 5 sumberdaya keuangan yaitu :
1. Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional(JKN)
2. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
3. Dana Biaya Operasioal Puskesmas
4. Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
5. Dana Jampersal
Data sumberdaya pembiayaan Puskesmas Rajagaluh dapat dilihat pada lampiran
BAB III

STANDAR FASILITAS

e.1. SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS


Sarana dan Prasarana Puskesmas dapat dilihat pada lampiran 6.
e.2. SARANA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA
Sarana Kesehatan yang ada di Wilayah Kecamatan Rajagaluh dapat dilihat pada
data sebagai berikut :
SARANA KESEHATAN
NO DESA PUSLIN DPM/
PKM PUSTU KLINIK POSKESDES BPM
G DGPM
1. Desa Rajagaluh Lor - - - - 1 1 1
2. Desa Rajagaluh 1 - 1 1 4 1
Desa Rajagaluh
3. - - - - 1 - 4
Kidul
4. Desa Cipinang - - - - 1 - 2
5. Desa Cisetu - 1 - - - 1
6. Desa Kumbung - - - - 1 - 1
7. Desa Singawada - - - - 1 - 1
8. Desa Sadomas - - - - 1 - 1
Desa Babakan
9. - 1 - - - 1
Kareo
10. Desa Sindangpano - - - - 1 - 1
11. Desa Payung - 1 - - - 1
12. Desa Teja - - - - 1 - 2
13. Desa Pajajar - - - - 1 - 1
JUMLAH 1 3 1 1 10 5 19

f. LABORATORIUM
Data sumberdaya laboratorium Puskesmas Rajagaluh adalah sebagai berikut :
1. Tes Molecular Cepat
2. Fotometer 5010 untuk pemeriksaan kimia klinik
3. Sysmex Xp100 untuk Hematologi
4. Pemeriksaan metode rapid (HIV, HbSAg, Syphilis, Antigen Covid,
Ns-1, IgG/IgM Dengue).
5. Urine Lengkap dengan carik celup (Makroskopis) dan pemeriksaan
sedimen (Microskopis)
6. Pemeriksaan Typhoid (Widal)
7. Pemeriksaan golongan darah (Metoda Slide)
8. Pemeriksaan Feses Rutin.
3. DATA PERAN SERTA MASYARAKAT
Data peran serta masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :
N DESA PERAN SERTA MASYARAKAT
O POSYANDU POSBINDU AMBULAN DESA
1. Desa Rajagaluh Lor 5 1 1
2. Desa Rajagaluh 6 1 1
3. Desa Rajagaluh Kidul 5 1 1
4. Desa Cipinang 5 1 1
5. Desa Cisetu 4 1 1
6. Desa Kumbung 4 1 1
7. Desa Singawada 4 1 1
8. Desa Sadomas 3 1 1
9. Desa Babakan Kareo 2 1 1
10 Desa Sindangpano 3 1 1
.
11 Desa Payung 4 1 1
.
12 Desa Teja 3 1 1
.
13 Desa Pajajar 3 1 1
.
JUMLAH 51 13 13

4. DATA PENDUDUK DAN SASARAN PROGRAM


Data estimasi penduduk dan sasaran program di Wilayah Kerja Puskesmas
Rajagaluh dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

ESTIMASI PENDUDUK DAN SASARAN PROGRAM TAHUN 2021


PUSKESMAS RAJAGALUH

Bayi/Surviving Infant Baduta Batita Balita Anak Balita


Kelahiran Hidup
Ibu Melahirkan

Jumlah Penduduk
( 0 Tahun ) ( 0 - 1 Tahun ) ( 0 - 2 Tahun ) ( 0 - 4 Tahun ) ( 1 - 4 Tahun )
Ibu Hamil

/Nifas

NO DESA
Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan
Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki
Total

Total

Total

Total

Total

Total

1 Rajagaluhlor 1995 2003 3998 63 60 58 27 26 53 56 54 110 87 86 173 146 142 288 116 112 228
2 Rajagaluh 2139 2145 4284 66 64 61 29 27 56 59 59 118 88 86 174 150 145 295 129 123 252
3 Rajagaluhkidul 2381 2392 4773 74 71 68 31 30 61 66 65 131 100 98 198 169 163 332 126 120 246
4 Cipinang 2197 2207 4404 70 68 65 29 28 57 61 60 121 91 86 177 153 148 301 125 119 244
5 Cisetu 2107 2117 4224 67 63 60 29 27 56 58 58 116 88 86 174 147 142 289 119 114 233
6 Kumbung 2194 2202 4396 72 68 65 35 29 64 61 60 121 87 83 170 143 137 280 105 100 205
7 Sadomas 842 845 1687 26 26 24 13 12 25 25 22 47 34 34 68 59 57 116 46 45 91
8 Singawada 1381 1391 2772 43 41 39 13 20 33 37 37 74 58 56 114 96 92 188 74 71 145
9 Babakankareo 727 733 1460 21 20 19 10 10 20 22 21 43 32 31 63 51 50 101 44 42 86
10 Sindangpano 1142 1147 2289 32 31 30 15 16 32 30 29 59 47 46 93 82 79 161 65 62 127
11 Payung 2081 2091 4172 66 62 59 29 29 58 58 57 115 88 87 175 147 141 288 119 114 233
12 Teja 1192 1200 2392 38 35 33 17 17 34 32 31 63 50 50 100 86 84 170 69 69 138
13 Pajajar 1346 1350 2696 42 40 37 20 20 40 36 35 71 57 54 111 94 90 184 90 85 175
KECAMATAN 21724 21823 43547 680 649 618 297 293 590 601 588 1189 907 883 1790 1523 1470 2993 1227 1176 2403
Anak Usia Kls 1 SD Anak Usia Kls 2 SD Anak Usia KLS 3 SD Anak Usia KLS SD Usia Belum Produktif Usia Produktif Usia Tidak Produktif
Anak 18+ Tahun
( 7 Tahun ) ( 8 Tahun ) ( 9 Tahun ) ( 7 - 12 Tahun ) (0-14 tahun) (15-64 tahun) ( 65 tahun)
NO DESA

Perempuan

Perempuan

Perempuan
Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan
Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki
Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki
Laki-laki
Total

Total

Total
Total

Total

Total

Total

Total
1 Rajagaluhlor 30 29 59 29 28 57 31 29 60 189 177 366 1520 1554 3074 444 423 867 1362 1364 2726 189 220 409
2 Rajagaluh 30 29 59 30 30 60 32 31 63 197 185 382 1569 1603 3172 475 450 925 1459 1459 2918 200 236 436
3 Rajagaluhkidul 32 32 64 35 33 68 38 35 72 221 207 428 1767 1806 3573 529 503 1032 1627 1627 3254 226 262 488
4 Cipinang 30 29 59 32 31 63 32 31 63 201 187 388 1612 1647 3259 486 463 949 1502 1501 3002.5 208 243 451
5 Cisetu 31 30 61 32 28 60 32 30 62 193 183 376 1546 1582 3128 468 443 911 1439 1439 2878 199 231 430
6 Kumbung 29 28 57 32 30 62 31 32 63 188 176 364 1495 1527 3022 485 462 947 1497 1498 2995 209 243 452
7 Sadomas 12 11 23 13 12 25 13 12 25 78 73 151 617 632 1249 187 177 364 574 575 1148 79 92 171
8 Singawada 21 19 40 20 19 39 22 20 42 128 120 248 1016 1036 2052 307 293 600 946 945 1891 132 152 284
9 Babakankareo 11 11 22 11 10 21 11 10 21 68 63 131 533 547 1080 162 153 315 497 498 995 69 79 148
10 Sindangpano 18 16 34 17 17 34 17 17 34 106 99 205 838 858 1696 255 243 498 781 780 561 108 126 234
11 Payung 31 29 60 32 29 61 33 29 62 194 184 378 1548 1582 3130 463 439 902 1423 1422 2845 197 229 426
12 Teja 18 17 35 18 17 35 19 17 36 113 106 219 897 915 1812 266 250 516 816 815 1631 112 133 245
13 Pajajar 21 17 38 20 18 38 21 19 40 125 117 242 990 1009 1999 299 284 583 924 920 1844 128 148 276
KECAMATAN 315 297 611 321 302 623 330 310 643 2001 1877 3878 15948 16298 32246 4826 4583 9409 14847 14843 29690 2056 2394 4450

Wanita Usia Subur (WUS) Usia Lanjut (60 + Tahun) Usia Lanjut Resiko Tinggi (70 + tahun)
Wanita Usia 30-50
NO DESA
Tahun
15-39 Tahun 15-49 Tahun Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total

1 Rajagaluhlor 693 985 606 310 344 654 111 140 251
2 Rajagaluh 742 1056 650 320 355 675 116 145 261
3 Rajagaluhkidul 828 1176 724 360 398 758 130 162 292
4 Cipinang 764 1084 668 328 364 692 118 148 266
5 Cisetu 731 1040 641 314 349 663 113 143 256
6 Kumbung 763 1084 667 304 337 641 110 137 247
7 Sadomas 291 415 256 126 139 265 45 58 103
8 Singawada 481 684 421 208 234 442 75 95 170
9 Babakankareo 254 359 221 109 121 230 38 48 86
10 Sindangpano 396 564 347 171 190 361 62 77 139
11 Payung 724 1028 633 316 349 665 116 143 259
12 Teja 414 588 363 182 200 382 67 83 150
13 Pajajar 468 665 409 201 223 424 74 89 163
KECAMATAN 7549 10728 6606 3249 3603 6852 1175 1468 2643

Usia 18-59 Tahun Usia 15-59 Tahun Pra Usia Lanjut (45-59 Tahun)

NO DESA
Perempuan

Perempuan

Perempuan
Laki-Laki
Laki-Laki

Laki-Laki
Total

Total

Total
1 Rajagaluhlor 1166 1165 2331 1254 1252 2506 407 413 820
2 Rajagaluh 1250 1248 2498 1344 1340 2682 436 443 879
3 Rajagaluhkidul 1392 1392 2784 1496 1495 2991 485 494 979
4 Cipinang 1284 1284 2568 1381 1379 2760 448 458 905
5 Cisetu 1231 1232 2463 1324 1323 2647 429 437 866
6 Kumbung 1282 1281 2563 1379 1376 2755 447 454 901
7 Sadomas 493 492 985 529 528 1057 172 174 346
8 Singawada 807 809 1616 868 869 1737 281 287 569
9 Babakankareo 425 427 852 457 458 915 148 151 300
10 Sindangpano 667 667 1334 718 717 1435 233 237 470
11 Payung 1216 1217 2433 1307 1307 2614 424 431 855
12 Teja 697 698 1395 749 750 1499 243 248 491
13 Pajajar 787 786 1573 846 844 1690 274 278 552
KECAMATAN 12697 12698 25395 13652 13636 27288 4428 4505 8933

5. DATA SEKOLAH
Data Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Rajagaluh dapat dilihat pada tabel
berikut :
NO DESA SARANA PENDIDIKAN
TK RA SD MI SMP MTS SMA/MAN SMK
1. Desa Rajagaluh Lor - 1 3 - - - - -
2. Desa Rajagaluh - 2 2 1 1 1 1 1
3. Desa Rajagaluh 1 1 3 - - - - -
Kidul
4. Desa Cipinang 2 1 3 - 1 - 1 -
5. Desa Cisetu 2 1 2 - - - - -
6. Desa Kumbung 3 1 3 1 1 1 - 1
7. Desa Singawada 1 - 2 - - - 1 -
8. Desa Sadomas - 1 1 - - - - -
9. Desa Babakan 1 - 1 - - - - -
Kareo
10. Desa Sindangpano - 1 1 - - - - -
11. Desa Payung 2 - 3 - 1 - - -
12. Desa Teja 3 - 2 - - - - -
13. Desa Pajajar 1 1 2 - 1 - - -
JUMLAH 16 10 28 2 5 2 3 2

6. DATA KHUSUS STATUS KESEHATAN


a. DATA KEMATIAN IBU
Data kematian ibu dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Grafik kasus kematian ibu di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Rajagaluh
Tahun 2016 sd 2020
3.5
3
3

2.5

1.5
1 1
1

0.5
0 0 0
0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Pada tahun 2021 ada kematian ibu 1 orang dari Desa…. dengan kematian di
…..dengan sebab kematian karena
b. DATA KEMATIAN BAYI
Data kematian neo, bayi dan balita dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Grafik Kematian Neo, Bayi dan Balita di Kecamatan Rajagaluh
Tahun 2016 sd 2021
18
16
14
3 1 4
0
12
3 2 4
10
1 6 7
8 3
3
6
4 9 9
7 6 6 6
2
0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

NEO BAYI BALITA

Pada tahun 2021 terdapat 6 kematian neonatal, 7 kematian bayi dan tidak ada
kematian balita.
c. KUNJUNGAN KESAKITAN
Grafik kunjungan pasien pada Ruang Pemeriksaan Umum UPT Puskesmas
Rajagaluh Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :

Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pemeriksaan Umum


UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021

25000

21088
20000
16593 16101
14039 14733
15000
11767
10000

5000

0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Grafik kunjungan pasien anak pada Ruang Pelayanan Anak UPT Puskesmas
Rajagaluh Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021
Grafik Kunjungan Pasien Anak pada Ruang Pemeriksaan Anak UPT
Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021
6000

5000 4764 4626


4422 4415
4000

3000

1998
2000
1329
1000

0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Grafik kunjungan pasien pada Ruang Pemeriksaan Gigi UPT Puskesmas


Rajagaluh Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2021

Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pemeriksaan Gigi


UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2017 sd 2021
5000
4305
4500 4026 4065
4000
3500
3000
2500
2000 1772
1500 1208
1000
500
0
TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Grafik kunjungan pasien pada Ruang Gawat Darurat UPT Puskesmas Rajagaluh
Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021
Grafik Kunjungan Pasien Ruang Gawat Darurat
UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021

7000

6000 6252
5705
5000
4193 4474
4000 4159
3681
3000

2000

1000

0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Grafik Pasien Rawat Inap UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sampai dengan
Tahun 2020

Kunjungan Pasien Rawat Inap


Puskesmas Rajagaluh TAhun 2016 sd 2021

2000
1800 1723
1600 1382
1400 1327 1261
1200
1000 920
800
600 448
400
200
0
Th 2016 Th 2017 Th 2018 Th 2019 Th 2020 Th 2021

Grafik Kunjungan Pasien Poned UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd


2021 :

Grafik Kunjungan Pasien Poned


UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021
700

600

500

400
488
300 454 425
416
270 431
200

100
107 76 106 92 79
0 37
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

UMUM BPJS

Grafik persalinan pada Poned Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021 dapat
dilihat sebagai berikut :
Grafik Persalinan di Poned Puskesmas Rajagaluh
Tahun 2016 sd 2021
200
180
160
140
120
100
148 162
80 131 129
77 128
60
40
20
26 10 10 12 11
0 5
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

UMUM BPJS

Grafik Pelayanan Ibu Hamil dan Rujukan pada Ruang Pemeriksaan Ibu Hamil di
UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021

Grafik Pelayanan Ibu Hamil dan Rujukan


Ruang Pemeriksaan Ibu UPT Puskesmas Rajagaluh
Tahun 2016 sd 2021
3000
2566
2500 2256
2000
1425 1403
1500 1262
1121
1000

500
123 107 132 121 105 138
0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

BUMIL RUJUKAN

Grafik Pelayanan KB di UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021

Grafik Kunjungan Pelayanan KB UPT Puskesmas Rajagaluh


Tahun 2016 sd 2021
700
602 579 588
600

500 454
420 405
400

300

200

100

0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

Grafik pelayanan USG di UPT Puskesmas Rajagaluh Tahun 2016 sd 2021 sebagai
berikut :
Grafik Pelayanan USG di UPT Puskesmas Ra-
jagaluh
Tahun 2016 sd 2021
1600
1355 1381
1400
1200 1115
985
1000 816
800 720

600
400
200
0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

e. DATA STATUS GIZI BALITA


Data Status Gizi Balita dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Grafik Persentase Balita Stunting, Gizi Kurang dan Gizi


Buruk Kecamatan Rajagaluh
Tahun 2018 sd 2021
40
34.7
35 31.6
30
25
20
15 10.488.98 10.69 10.17
10 5.45
5 0.87 0.94 1.75 5.35 2.32
0
TH 2018 TH 2019 TH 2020 TH 2021

UNDERWWEIGHT STUNTING WASTING

Pada tahun 2021 terdapat angka stunting 31,6% dengan angka wasting 2,3.

D. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian di Puskesmas Rajagaluh adalah sesuai dengan Permenkes 43
Tahun 2019 tentang Puskesmas sebagai berikut :
Kepala Puskesmas
Kepala Tata Usaha
Koordinator Tim Manajemen Puskesmas
Pelaksana Manajemen Puskesmas
Koordinator Sistem Informasi Puskesmas
Koordinator Kepegawaian
Koordinator administrasi kantor
Koordinator Rumah Tangga
Pelaksana Rumah Tangga
Koordinator Keuangan
Bendahara JKN
Bendahara BOP dan Non Kapitasi
Bendahara BOK
Bendahara Retribusi/Penerimaan
Pelaksana Administrasi Keuangan
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Perkesmas
Koordinator Pelayanan Promosi Kesehatan
Koordinator Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Koordinator Pelayanan Kesehatan Keluarga yang bersifat UKM
a. Koordinator Kesehatan Ibu
b. Koordinator Kesehatan Anak
c. Koordinator Keluarga Berencana (KB)
Koordinator Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
Koordinator Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Penyakit Menular
Koordinator P2-ISPA
Koordinator P2-TB
Koordinator P2-DBD
Koordinator P2-Diare
Koordinator P2-Kusta
Koordinator P2-HIV
Koordinator P2-Hepatitis
Koordinator P2-Penyakit Zoonosis
Koordinator P2-Malaria
Koordinator Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Filariasis dan Kecacingan
b. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Koordinator P2-Peny. Jantung & Pembuluh Darah
Koordinator P2 Peny. Diabetes & Gangguan Metabolik
Koordinator P2 Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
Koordinator paru kronik dan gangguan imunologi
Koordinator Kes. Jiwa & Penyalahgunaan NAPZA
Koordinator P2 Gangguan Indera Fungsional
c. Surveilance
d. Koordinator Imunisasi
Koordinator Pelayanan Keperawatan Kesmas
Penanggung Jawab UKM Pengembangan
Koordinator Pel. Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Koordinator Pelayanan Gigi Sekolah (UKGS)
Koordinator Pelayanan Kesehatan Haji
Koordinator Pelayanan Kesehatan Kerja
Koordinator Kes. Anak Usia Sekolah & Remaja (Ausrem)
Koordinator Pelayanan Kesehatan Olahraga (Kesorga)
Koordinator Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)
Koordinator Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
(Kestrad)
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
Koordinator Pelayanan Pemeriksaan Umum
Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum
Koordinator Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelaksana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Koordinator Pelayanan Kesehatan Keluarga yang bersifat UKP
Koordinator Pelayanan Ibu Hamil
Pelaksana Pelayanan Ibu Hamil
Koordinator Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Pelaksana Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Koordinator Pelayanan Imunisasi
Pelaksana Pelayanan Imunisasi
Koordinator Pelayanan Gawat Darurat
Pelaksana Pelayanan Gawat Darurat
Koordinator Pelayanan Pemeriksaan Balita
Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Balita
Koordinator Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
Koordinator Pelayanan Persalinan (Poned)
Pelaksanan Pelayanan Poned
Koordinator Pelayanan Rawat Inap
Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
Koordinator Pelayanan Kefarmasian
Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
Koordinator Gudang Obat
Koordinator Pelayanan Laboratorium
Pelaksana Pelayanan Laboratorium
Koordinator Pelayanan Pendaftaran
Pelaksana Pelayanan Pendaftaran
Koordinator Pelayanan Konseling
Pelaksana Pelayanan Konseling
Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Koordinator Puskesmas Pembantu
Pelaksana Pustu Payung
Pelaksana Pustu Cisetu
Pelaksana Pustu Babakan Kareo
Koordinator Puskesmas Keliling
Koordinator Bidan Desa
Bidan Desa Rajagaluh
Bidan Desa Rajagaluh Lor
Bidan Desa Rajagaluh Kidul
Bidan Desa Kumbung
Bidan Desa Sadomas
Bidan Desa Singawada
Bidan Desa Cisetu
Bidan Desa Cipinang
Bidan Desa Sindangpano
Bidan Desa Pajajar
Bidan Desa Babakan Kareo
Bidan Desa Payung
Bidan Desa Teja
Koordinator Jejaring Puskesmas
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Klinik, RS, Apotek, Laboratorium, Tempat Praktek Mandiri Tenaga
Kesehatan dan Faskes Lainnya
Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana dan Peralatan Puskesmas
Pengelola bangunan, sarana dan prasarana
Pengelola Barang
Pengelola ASPAK
Penanggung Jawab Mutu
Koordinator Mutu Manajemen
Koordinator Mutu UKM
Koordinator Mutu Klinis
Koordinator Tim PMKP
Koordinator Tim Audit Internal
Koordinator Tim PPI

E. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Penyelenggaraan pelayanan meliputi 2 hal yaitu pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). UKM meliputi UKM
Esensial dan UKM Pengembangan.
Penyelenggaraan pelayanan mengikuti siklus manajemen puskesmas sebagai
berikut :
Alur pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan dapat dilihat pada bagan berikut :
A. STANDAR FASILITAS

1. Lokasi Puskesmas Persyaratan lokasi meliputi:


a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. kontur tanah;
d. fasilitas parkir;
e. fasilitas keamanan;
f. ketersediaan utilitas publik;
g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara
i. Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Perizinan Puskesmas
Setiap Puskesmas wajib memiliki izin operasional. Izin operasional
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah
Puskesmas memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik. Izin
operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya
izin operasional.

3. Registrasi Puskesmas
Puskesmas yang telah mempunyai izin operasional selanjutnya wajib
melakukan registrasi. Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode
Puskesmas. Registrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada Menteri Kesehatan setelah mendapat
rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, serta hasil
pengisian formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi
Puskesmas.

Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan di atas,


setiap Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga
Kesehatan dan bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan,
serta didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas Tenaga
Kesehatan dalam memberikan pelayanan.
.

4. Standar Prasarana
Persyaratan prasarana paling sedikit terdiri atas:

1. sistem penghawaan (ventilasi);

2. sistem pencahayaan;

3. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;

4. sistem kelistrikan;

5. sistem komunikasi;

6. sistem gas medik;

7. sistem proteksi petir;

8. sistem proteksi kebakaran;

9. sarana evakuasi;

10.sistem pengendalian kebisingan;

11.kendaraan puskesmas keliling, dapat dilengkapi dengan ambulans dan


kendaraan lainnya.
6. Standar Peralatan
Kesehatan Persyaratan
peralatan meliputi:

1. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;

2. kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang- undangan;

3. standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan

4. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan


pengkalibrasi yang berwenang.

Jumlah dan jenis peralatan dapat berubah sesuai dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan,
kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan
Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan

7. Standar Ruang
Puskesmas UPTD Rajagaluh adalah Puskesmas Rawat Inap

dengan berkemampuan PONED.


Seluruh fasilitas di UPTD Puskesmas Rajagaluh mengikuti ketentuan
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna
dan berdaya guna.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu
aktifitas dalam bentuk tulisan di atas kertas, file komputer dan lain-
lain.
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan
tertentu dan hasilnya disampaikan kepada pihak yang terkait.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan
kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
cara mengamati perkembangan kegiatan tersebut. Kegiatan monitoring
meliputi proses pengumpulan dan analisis informasi dari penerapan
suatu program termasuk mengecek secara regular untuk melihat
apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga
masalah yang dilihat/ditemui dapat diatasi.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data, menganalisis informasi,
efektivitas dan dampak dari suatu tahap keseluruhan program,
termasuk menilai pencapaian program, mendeteksi dan menyelesaikan
masalah serta merencanakan kegiatan yang akan datang.
4. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya Mini Bulanan adalah lokakarya penggalangan tim
yangdiselenggarakan tiap bulan dalam rangka pengorganisasian untuk
dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskemas (RPK), dengan
pengarah Kepala Puskesmas dan dihadiri seluruh Pegawai Puskesmas.
5. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor
Lokakarya Mini tribulanan adalah lokakarya yang dilakukan guna
pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral.

B. METODE
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dan Analisa Data
3. Tahap Perumusan Masalah
4. Tahap Penyusunan Rencana Lima Tahunan
5. Tahap Penyusunan Rencana Tahunan
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Lokakarya Mini Bulanan
8. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor

C. LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Rencana Puskesmas (Rencana Lima Tahunan dan Rencana
Tahunan) agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara:

a) Kepala Puskesmas membentuk Tim Manajemen Puskesmas yang


anggotanya terdiri dari Tim Pembina Wilayah, Tim Pembina Keluarga, Tim
Akreditasi Puskesmas dan Tim Sistem Informasi Puskesmas.
b) Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan
penyusunan Rencana Puskesmas.
c) Dalam penyusunan Rencana Lima Tahunan, Tim mempelajari:
1) Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota, yang
merupakan turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan
provinsi dan Rencana Lima Tahunan Kementerian Kesehatan.
2) Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten/kota.
3) Target yang disepakati bersama dinas kesehatan kabupaten/kota,
yangmenjadi tanggungjawab Puskesmas.
4) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
5) Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga.
6) NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.
d) Dalam penyusunan Rencana Tahunan, Tim mempelajari:
1) Rencana Lima Tahunan Puskesmas
2) Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan
Minimaltingkat kabupaten/kota.
3) Target yang disepakati bersama Dinas kesehatan kabupaten kota,
yangmenjadi tanggungjawab Puskesmas.
4) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
5) Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga.
6) NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.
Adapun dokumen yang perlu disiapkan untuk penyusunan perencanaan adalah:

a) Rencana Lima Tahunan antara lain


1) Kebijakan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan
Dinas Kesehatan
2) Data dan informasi hasil kinerja 4 tahun sebelumnya (N-5 sd N-2,
N=tahun pertama rencana 5 tahunan) dengan hasil analisis
kecenderungan permasalahan kesehatan.
3) Daftar Identifikasi isu dan permasalahan pelayanan kesehatan dan
administrasi manajemen berdasarkan hasil analisis data
4) Identifikasi kebutuhan, harapan dan potensi masyarakat
5) Ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya dan pengelolaannya
6) Tingkat mutu dan harapan peningkatan mutu
7) Prediksi situasi dan kondisi masyarakat serta antisipasi
perkembangan zaman dan teknologi
8) Target capaian kinerja 5 tahun ke depan
9) Dokumen lain yang relevan

b) Rencana tahunan Puskesmas


1) Kebijakan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan
Dinas Kesehatan
2) Data Puskesmas meliputi
- Data PIS PK;
- Data Penilaian Kinerja Puskesmas,;
- Data Hasil SPM; dan
- Data lainnya.
3) Data dan informasi hasil kinerja 1 tahun (N-2, N = tahun
perencanaan tahunan) sebelumnya dengan hasil analisis
kecenderungan permasalahan kesehatan.
4) Daftar Identifikasi isu dan permasalahan pelayanan kesehatan dan
administrasi manajemen berdasarkan hasil analisis data
5) Identifikasi kebutuhan, harapan dan potensi masyarakat
6) Ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya dan pengelolaannya
7) Tingkat mutu dan harapan peningkatan mutu
8) Target capaian kinerja 1 tahun ke depan
9) Dokumen lainnya yang relevan

2. Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dan Analisa Data


Dalam penyusunan Rencana Lima Tahunan, Puskesmas
mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dalam 4 tahun
kebelakang yang dimulai dari tahun N-5 sampai dengan tahun N-2 untuk
setiap desa/kelurahan. Tahun N menunjukkan tahun yang akan disusun,
sehingga sebagai contoh untuk menyusun Rencana Lima Tahunan periode
tahun 2022 s.d 2021 maka data kinerja akhir tahun yang dikumpulkan
dan dipelajari adalah data tahun 2012 s.d 2020.
Sedangkan untuk penyusunan Rencana Tahunan, Puskesmas
mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di tahun N-2 untuk
setiap desa/kelurahan. Tahun N menunjukkan tahun yang akan disusun,
sehingga sebagai contoh untuk menyusun Rencana Tahun 2022 maka
data kinerja yang dikumpulkan dan dianalisis adalah data tahun 2020.

Sumber utama data kinerja Puskesmas adalah catatan hasil kegiatan


Puskesmas yang terekam dalam Sistem Informasi Puskesmas (SIP), data
Profil Kesehatan Keluarga, catatan hasil kegiatan inovatif, maupun hasil
pengumpulan data lainnya seperti hasil survei kepuasan pelanggan untuk
menilai mutu pelayanan Puskesmas.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang


telah disepakati dalam Sistem Informasi Puskesmas. Pengumpulan data
dilakukan secara rutin olehpetugas atau pengelola program yang
bersangkutan. Data yang diperoleh diperbaharui setiap bulan, sehingga
pada akhir tahun diperoleh data yang baru.

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk menjamin


keakuratan dan kualitas data. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa
untuk mendapatkan suatu rumusan atau kesimpulan, yang digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, termasuk untuk dasar
penyusunan perencanaan Puskesmas. Analisa masalah juga harus
dilaksanakan dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survei
Mawas Diri (SMD). Pelaksanaan pengolahan dan analisa data di tingkat
Puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Tim Kecil
Puskesmas.

Analisis data dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data


yang tersedia diterjemahkan menjadi informasi (4W +1H) yang dapat
difahami oleh semua pihak yang akan terlibat dalam penyusunan
perencanaan Puskesmas

Hasil analisis harus dapat menggambarkan:

a) Pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja Puskesmas;


b) Ketersediaan dan kemampuan sumberdaya Puskesmas;
c) Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas untuk
periode kedepan; dan
d) Identifikasi faktor yang mendukung kemungkinan terjadinya
perubahan, baik perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan ke
arah yang buruk.

3. Perumusan Masalah
a. Identifikasi masalah
Dari hasil pengumpulan dan analisa data, diketahui pencapaian
kinerja Puskesmas dan diidentifikasi masalah yang ditemui. Untuk
mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, dapat
dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian,
dan masalah yang ditemukan.
b. Menetapkan urutan prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi
masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih
masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai
kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth) dan sebagainya. Penggunaan alat atau metode diserahkan
pada masing masing Puskesmas.

c. Mencari akar penyebab masalah


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar
dikonfirmasi dengan data di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat
dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat (Diagram Ishikawa) atau sering juga disebut
diagram tulang ikan.
2) Pohon Masalah (problem tree).
d. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel
cara pemecahan masalah.

Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Brainstorming (curah pendapat).


Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam
periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik.

Langkah-langkah:

a) Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.


b) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami
dan memikirkannya.
c) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat,
misalnya 30- 45 menit.
d) Anggota tim menyampaikan ide.
e) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan
curah pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota
mempunyai kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara
terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan pendapat pada
gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya.
f) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
g) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi
pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi,
pimpinan sidang harus segera menegur.
h) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga
dapat dilihat oleh seluruh anggota.
i) Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
j) Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari
topik atau duplikasi yang terjadi.
k) Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah


pendapat (brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai
bahanperencanaan Puskesmas.
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara
pemecahan masalah sebagai berikut:

Contoh:
Tabel Cara Pemecahan Masalah

Alternatif Pemecaha
Priorita Penyeba Ket
pemecaha n masalah
No s b
n masalah terpilih
Masala masala
h h
1

4. Penyusunan Rencana Lima Tahunan


Berdasarkan kesepakatan cara pemecahan masalah dapat
dikembangkan program kegiatan dan ditentukan target yang akan dicapai.
Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target Rencana Lima
Tahunan dilakukan setiap tahun, dan padatengah periode lima tahunan
dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midtermevaluation), untuk
menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini perludilakukan
untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan yang baru,
hasil analisis trend pencapaian program, kemungkinan penambahan
sumberdaya dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target prioritas yang telah
ditetapkan pada perencanaan lima tahunan akan disusun dalam
perencanaan tahunan Puskesmas.
5. Penyusunan Rencana Tahunan
a) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) Pengusulan rencana usulan
kegiatan meliputi:
1) Kegiatan tahunan yang akan datang yang meliputi kegiatan rutin,
sarana/prasarana, operasional, dan program hasil analisa masalah.
2) Kebutuhan sumberdaya berdasarkan ketersediaan yang ada pada
tahun sekarang.
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya
yangdibutuhkan ke dalam format RUK Puskesmas. RUK disusun
dalam bentuk matriks, dengan memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah
sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian datadan
informasi yang tersedia di Puskesmas.

6. Penggerakan dan Pelaksanaan


a. Lokakarya Mini Bulanan
1) Tujuan Lokakarya Mini Bulanan
a) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya mini bulanan dalam rangka
pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas dengan cara
membandingkan rencana pelaksanaan kegiatan bulan lalu dari
setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan
cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
tersusunnyarencana pelaksanaan kegiatan bulan berikutnya.

b) Tujuan Khusus
- Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu.
- Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota/kecamatan
dan berbagai kebijakan serta program.
- Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan
kegiatanbulan lalu.
- Dirumuskannya cara pemecahan masalah.
- Disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan bulan baru.
2) Tahapan Lokakarya Mini Bulanan
Ada 2 tahapan lokakarya mini bulanan yaitu:

a) Lokakarya Mini Bulanan Yang Pertama


i. Pengertian dan tujuan
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan Lokakarya
penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasianuntuk dapat terlaksananya rencana
pelaksanaan kegiatan Puskesmas (RPK).
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggung
jawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan
wilayah kerja. Seluruh
program kerja dan wilayah kerjaPuskesmas dilakukan
pembagian habis kepada seluruh petugasPuskesmas, dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

ii. Langkah-langkah dan ketentuan penyelenggaraan


lokakarya mini bulanan yang pertama adalah
sebagai berikut:
(1) Persiapan
(a) Kepala Puskesmas mempersiapkan:

 Bahan umpan balik hasil kinerja sekaligus dengan


hasilanalisanya;
 Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang
harus dilaksanakan di Puskesmas.
 Tata cara penyusunan RPK tahunan.
 Tata cara penyusunan Rencana Lima Tahunan dan RUK.
 Penjabaran uraian peran, tugas dan tanggungjawab
darisemua petugas Puskesmas, berdasarkan hasil analisa
beban kerjanya.

(b) Pelaksana dan penanggungjawab program/kegiatan


mempersiapkan:
 Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu;
 Bahan penyusunan RUK tahun yang akan datang
danRencana Lima Tahunan;
 Usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan
kinerja Puskesmas.
 RPK bulanan setiap
program/kegiatan. (c)Kepala Tata Usaha
mempersiapkan:
 Usulan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan Puskesmas.
 Surat undangan, dengan kejelasan tempat
penyelenggaraan, hari, tanggal dan jam, serta acara.
 Tempat pelaksanaan.
 Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white
board, spidol, kertas lembar balik, laptop/komputer,
proyektor/infocus dan atau bahan lain yang dianggap
perlu untuk pelaksanaan forum).
 Buku catatan/notulen rapat dinas kesehatan dan rapat
lintas sektor kecamatan.
 Petugas yang bertanggung jawab dalam mengorganisir
penyelenggaraan lokakarya mini.
1. Pelaksanaan
• Masukan:
• Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
• Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
• Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru berkaitan dengan Puskesmas;
• Informasi tentang tata cara penyusunan RPK
tahunan dan RPK bulanan Puskesmas.
• Proses
• Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok
tentang peran, tanggung jawab dan kewenangan setiap
pegawai Puskesmas;
• Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan/daerah binaan;
• Analisis beban kerja tiap pegawai;
• Pembagian tugas baru termasuk pembagian
tanggungjawab daerah binaan (darbin);
• Penyusunan RPK tahun berjalan berdasarkan RUK
yang telah ditetapkan;
• Penyusunan RPK bulanan berdasarkan RPK tahunan;
• Penyusunan RUK untuk tahun selanjutnya; dan atau
• Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk
periode selanjutnya
• Luaran
• Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip
keterpaduan dan kesinambungan;
• Tersusunnya RPK bulanan;
• Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan;
• Matriks pembagian tugas dan darbin;
• Bahan Musrenbangdes;
• Draft RUK untuk tahun selanjutnya;
• Draft Rencana Lima Tahunan (dalam siklus lima tahunan).
• Ketentuan penyelenggaraan
• Pengarah: Kepala Puskesmas
• Peserta: Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk
pegawai yang bertugas di Puskesmas Pembantu dan
Pos Kesehatan Desa.
• Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan
pertama disesuaikan dengan jadwal sistem
perencanaan pembangunan daerah. Diharapkan
lokakarya mini bulanan pertama dilaksanakan
sebelum pelaksanaan Musrenbangdes.
• Acara: Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan
pertama bersifat dinamis, dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi
Puskesmas setempat.
• Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat
diselenggarakan di Puskesmas.

b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


i. Pengertian dan tujuan
Lokakarya mini bulanan rutin ini diselenggarakan
sebagai tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang
pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang dilakukan
setiap bulan secara teratur. Pada forum Lokakarya mini
bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan pertemuan
tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim
audit internal. Penanggung jawab penyelenggaraan lokakarya
mini bulanan adalah kepala Puskesmas,yang dalam
pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan
rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini
bulanan rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya
kesinambungan arah dan kegiatan antara hal-hal yang
direncanakan, integrasi antar program dalam menyelesaikan
masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan pada tiap
tahunnya, pelaksanaan serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya
guna.

ii. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin


Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin Puskesmas
adalah sebagai berikut:

(1) Persiapan
(a) Kepala Puskesmas mempersiapkan:
 Umpan balik hasil kinerja bulan lalu dan
capaian kumulatifselama bulan berjalan.
 Informasi kebijakan baru dan atau program baru
yang harusdilaksanakan di Puskesmas.
 Rencana tindakan untuk perbaikan dan
peningkatan kinerjabulan yang akan datang.
 Bahan Musrenbangcam (khusus untuk lokakarya
mini bulanke dua).
(b) Pelaksana dan penanggungjawab program/kegiatan
mempersiapkan:
 Laporan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan
tindak lanjut pemecahan masalahnya.
 Bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari
seluruh desa/kelurahan dan usulan kegiatan
Puskesmas yang akan dibahas untuk keterpaduannya
bersama lintas sektor terkait.
 RPK bulanan setiap program/kegiatan.
(c) Kepala Tata Usaha mempersiapkan:
 Surat undangan, dengan kejelasan
tempatpenyelenggaraan, hari, tanggal dan jam, serta
acara.
 Tempat pelaksanaan.
 Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white
board, spidol, kertas lembar balik, laptop/komputer,
proyektor/infocus dan atau bahan lain yang dianggap
perlu untuk pelaksanaan forum).
 Buku catatan/notulen rapat dinas kesehatan dan
rapat lintas sektor kecamatan.
 Petugas yang bertanggungjawab dalam mengorganisir
penyelenggaraan lokakarya mini.
(2) Penyelenggaraan
(a) Masukan:
 Laporan hasil kegiatan bulan lalu;
 Rencana awal pelaksanaan program/kegiatan bulan ini;
 Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/kota,
informasi tentang hasil rapat di kecamatan, informasi
tentang kebijakan, program dan konsep baru.
 Hasil pelaksanaan audit internal dalam rangka
pelaksanaan akreditasi, sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan oleh tim audit internal.
(b) Proses:
 Melakukan analisis capaian kinerja bulanan
Puskesmas danhasil pelaksanaan audit internal.
 Memetakan masalah dan penyebab masalah yang
dikaitkandengan kepatuhan terhadap standar
operasional prosedur yang telah disusun.
 Menyusun rencana tindak lanjut berupa rencana
kerja pemecahan masalah berdasarkan daerah
binaan yang disesuaikan dengan RPK yang ada.
Jika tindak lanjut yang diputuskan tidak
terakomodir oleh RPK maka kegiatannya
diinventarisir dan dikomunikasikan pada
lokakarya tribulanan.
 Pada periode tengah tahun, dapat dilakukan
evaluasi tengah tahun (midterm evaluation) kinerja
Puskesmas dalam 6 (enam) bulan pertama
terhadap target yang ditetapkan, dan bila
memungkinkan, RPK semester selanjutnya
dapatdisesuaikan dengan hasil evaluasi.
 Pembahasan RUK untuk tahun selanjutnya, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi terkini.
(c) Luaran
 Rencana tindak lanjut yang berupa RPK bulan
berikutnya;
 Komitmen untuk melaksanakan RPK yang telah disusun;
 Bahan yang akan disampaikan pada
lokakaryamini tribulanan; dan atau
 Rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen.
(d) Ketentuan penyelenggaraan:
 Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat
pembahasan hasilaudit internal pada pertemuan
tinjauan manajemen, pimpinan forum diserahkan
kepada ketua tim audit internal.
 Peserta:
 Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai
yang bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos
Kesehatan Desa.
 Sesuai dengan kewenangan Puskesmas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan
pembinaan fasilitaspelayanan kesehatan tingkat
pertama di wilayah kerjanya,maka kegiatan
lokakarya mini bulanan harus melibatkan
jejaring fasilitas pelayanan di wilayah kerja
Puskesmas. Melalui forum tersebut, Puskesmas
dapat menyampaikan hal-hal yang perlu
didukung oleh jejaring didalam menyelesaikan
masalah kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
dari hasil analisa data Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, atau sebaliknya,
bilaterdapat masalah kondisi kesehatan
keluarga yangmenjadi kepesertaan JKN di
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang perlu
dilakukan intervensi oleh Puskesmas.
Sehubungan dengan hal tersebut maka
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatannya dapat saling memberikan data
keluarga kepesertaan JKN yang
membutuhkan intervensi karena kepesertaan
penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dapat tercatat pada jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
 Waktu
Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin
disesuaikan dengan kondisi dan situasi
Puskesmas. Waktu ideal adalah minggu pertama
atau waktu lain yang dianggap tepat.

Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa


lokakarya mini bulanan rutin dilaksanakan
dengan melibatkan seluruh pegawai Puskesmas,
tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat
tercapai tujuan.

 Acara
Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini
bulanan rutin bersifat dinamis, dapat disusun
sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu
dan kondisi Puskesmas setempat.

 Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.

b. Lokakarya Mini Tribulanan


1) Tujuan Lokakarya Mini Tribulanan
a) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya mini tribulanan dalam rangka
mengkajihasil kegiatan kerjasama lintas sektor, menindaklanjuti
masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan, dan
memperoleh dukungan lintassektor dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas.

b) Tujuan Khusus
i. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah
dan hambatan yang dihadapi.
ii. Diperolehnya dukungan lintas sektor dalam rencana
pelaksanaankegiatan Puskesmas.
2) Tahapan Kegiatan Lokakarya Mini Tribulanan
Lokakarya mini tribulanan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:

a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama


Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim, diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian.

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggung


jawabdan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah
kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan
pembagian habis kepada seluruh
sektor terkait, denganmempertimbangkan kewenangan dan
bidang yang dimilikinya.

b) Lokakarya mini tribulanan rutin


Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya
minitribulanan rutin merupakan tindak lanjut dari Lokakarya
penggalangan kerjasama lintas sektor yang telah dilakukan dan
selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.

3) Pelaksanaan Lokakarya Mini tribulanan yang Pertama dan Tribulanan Rutin


a) Pelaksanaan Lokakarya mini tribulanan yang pertama
i. Masukan
(1) Kebijakan program dan konsep baru tentang Puskesmas.
(2) Data capaian Puskesmas periode sebelumnya.
(3) Kebijakan dan rencana kegiatan dari masing-masing sektor
yang berhubungan dengan kesehatan.
(4) Dukungan yang diperlukan dari lintas sektor untuk
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di kecamatan.
(5) Nama calon anggota tim dari masing-masing sektor
berdasarkan pemetaan peran masing-masing sektor.
ii. Proses
(1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui
dinamika kelompok.
(2) Menginformasikan dan mengidentifikasi capaian
Puskesmas periode sebelumnya
berdasarkan wilayah kerja.
(3) Inventarisasi peran dari masing-masing sektor
dalam pembangunan kesehatan.
(4) Menganalisis dan memutuskan kegiatan
berdasarkan masalah dan rencana kegiatan yang
sudah ada di masing- masing sektor.
(5) Menganalisis sumberdaya masing-masing sektor
yang memungkinkan untuk digunakan dalam tindak
lanjut penyelesaianmasalah kesehatan.
iii. Luaran
(1) Rencana kegiatan masing-masing sektor yang terintegrasi.
(2)Komitmen bersama untuk menindaklanjuti hasil
lokakarya mini dalam bentuk penandatanganan
kesepakatan.
(3)Usulan bidang kesehatan yang telah disepakati
bersama untuk dibawa pada tingkat Musrenbang
kecamatan.
b) Pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas
dibantu sektorterkait di kecamatan. Lokakarya mini
tribulanan rutin dilaksanakansebagai berikut:

i. Masukan
(1)Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan
dan dukungan sektor terkait.
(2) Inventarisasi masalah/hambatan dari
masing-masing sektor dalam pelaksanaan
program kesehatan.
(3) Pemberian informasi baru.
ii. Proses
(1)Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan
program kesehatan.
(2)Analisis hambatan dan masalah dukungan dari
masing- masing sektor.
(3) Merumuskan cara menyelesaikan masalah.
(4)Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
dan menyepakati kegiatan berikutnya.
iii. Luaran
(1) Rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas berikutnya
(2) Kesepakatan bersama untuk menjalankan rencana

c) Penyelenggaraan Lokakarya Mini Tribulanan


i. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan perlu diadakan
persiapan yang meliputi:

(1) Advokasi kepada Camat, agar bersedia untuk:


(a) Mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan
lokakarya mini.
(b) Memimpin lokakarya dengan melakukan
koordinasi, komunikasi dan penyampaian
informasi kepada semua sektor yang terlibat.
(2) Puskesmas melaksanakan:
(a) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam
bentuk yang mudah dipahami oleh sektor,
antara lain dalam bentuk PWS.
(b) Persiapan alat-alat tulis kantor.
(c) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu
dan instruksi/ surat-surat yang berhubungan
dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan sektor kesehatan.
(d) Penugasan salah seorang staf untuk membuat
notulen lokakarya.
(e) Pembuatan surat-suratundangan lokakarya
untuk ditandatangani Camat.
(3) Peran sektor terkait:
(a) Usulan kontribusi kegiatan masing-masing
sektor yang mendukung pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan.
(b) Menyepakati hasil lokakarya mini.

ii. Peserta
Lokakarya mini tribulanan dipimpin oleh camat,
adapun pesertalokakarya mini tribulanan adalah
sebagai berikut:

(1) Dinas kesehatan Kabupaten/ kota


(2) Tim Penggerak PKK Kecamatan/distrik
(3) Puskesmas diwilayah kecamatan/distrik
(4)Staf kecamatan antara lain sekretaris camat, unit
lain yang terkait.
(5)Lintas sektor di kecamatan antara lain pertanian,
agama, pendidikan, BKKBN, sosial (sesuai dengan
lintas sektor yang adadi kecamatan/distrik).
(6)Lembaga/Organisasi kemasyarakatan, antara lain
Tim PenggerakPKK kecamatan/distrik.

iii. Waktu
Lokakarya mini tribulanan yang pertama
diselenggarakan pada tribulan pertama tahun
anggaran berjalan. Sedangkan untukselanjutnya
dilaksanakan setiap tribulan. Adapun
waktupenyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi
setempat.

iv. Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan
adalah di kecamatan atau di tempat lain yang
dianggap sesuai.

v. Acara

Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu lebih kurang 4


jam.
Secara umum jadwal acara lokakarya mini tribulanan yang
pertama
adalah sebagai berikut:
 Pembukaan oleh Camat
Kemungkinan Puskesmas harus mempersiapkan
bahan sambutan camat.

 Dinamika kelompok
Pada lokakarya mini tribulanan yang pertama, perlu
dilakukan dinamisasi atau bina suasana dalam
rangka menggalang tim agartermotivasi untuk
saling membantu kerjasama dalam program yang
bermanfaat bagi masyarakat di wilayah kecamatan.

 Penyampaian kegiatan masing-masing sektor dalam


mengembangkan peran serta masyarakat, termasuk
dibidang kesehatan.
 Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor.
Setiap perwakilan sektor menyampaikan apa saja
bentuk peran bantu untuk mendukung upaya
kesehatan, apakah dalam bentuk : keterlibatan
tenaga, fasilitas (sarana, penggerakan/
pemberdayaan masyarakat, kegiatan yang dapat
diintegrasikan dll). Hasil inventarisasi sebaiknya
dituliskan dipapan tulis/kertas flipchart. Dapat
digunakan matriks berikut :

No Sektor/ Penanggungjawa Bentuk Keterlibatan dalam


Unit b Hal :

 Apabila sudah sepakat dengan peran/keterlibatan


tersebut, kemudian camat memimpin untuk
pembagian peran dan tanggung jawab masing-
masing sektor. Bisa berupa tanggung jawab untuk
program tertentu dan atau untuk lokasi tertentu.
 Merumuskan rencana pelaksanaan kegiatan
Puskesmas yang perlu dukungan sektor lain,
sehingga jelas program/upayakesehatan apa, sektor
apa saja yang terlibat, apa peran dan tanggung
jawab, dimana, kapan.
 Camat memimpin untuk mencapai kesepakatan
tentang rencana pelaksanaan kegiatan tersebut serta
kesepakatan untuk melaksanakannya, kemudian
menutup acara
lokakarya mini tribulanan.
Sedangkan untuk pelaksanaan Lokakarya Mini
Tribulanan Rutinsecara umum jadwal
kegiatannya adalah sebagai berikut:

 Pembukaan oleh Camat.


 Penyampaian laporan kegiatan masing-masing
sektor berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan
Puskesmas yang dirumuskan terdahulu.
 Kepala Puskesmas memfasilitasi identifikasi
masalah hambatan yang dihadapi masing-masing
sektor. Kemudian dilakukan analisis masalah dan
hambatan tersebut.
 Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi
pemecahan masalah yang harus dilakukan.
 Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi
penyusunan rencana tribulan berikutnya.

7. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kerja Puskesmas


Pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap kinerja
Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang
sudah ditetapkan pada Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Rajagaluh Nomor OT.04.00/ /SK_Admen/2023 tentang
Indikator Kinerja Puskesmas.
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap kinerja
Puskesmas di Puskesmas Beji dalam bentuk :
 Pemantauan dan evaluasi kegiatan dan pelayanan yang
dilakukan secara periodik.
 Supervisi kegiatan dan pelayanan sesuai dengan
program kerja kegiatan dan pelayanan.
 Lokakarya mini bulanan dan Lokakarya mini tribulanan.
 audit internal tingkat puskesmas sesuai dengan jadwal yang tersusun
 Pertemuan tinjauan manajemen yang dilakukan 2 kali dalam
setahun. Dilakukan pengukuran dan analisis terhadap capaian
indikator kinerja dengan membandingkan terhadap target yang
ditetapkan, capaian dari waktu ke waktu, dan dengan melakukan
kaji banding capaian kinerja Puskesmas yang lain.

Hasil pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap


kinerja Puskesmas diumpanbalikkan kepada lintas program dan
lintas sektor untuk mendapatkan masukan dalam perbaikan
kinerja penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan tahunan
dan perencanaan lima tahunan.
a. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim
audit internal maupunsetiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana
program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar
Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain
selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.

Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber


daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan
secara terjadwal atau sewaktu-waktu.

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin


kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target
yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka
harus dilakukan upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan
pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus. Pengendalian
dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota,
Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.

Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah


sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah
ada dan digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
2. Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan
pemecahan masalah sedini mungkin.
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil
keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau
program terkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
5. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara
kontinyu dan dari waktu ke waktu.
Kepala Puskesmas perlu menciptakan sistem pengawasan dan pengendalian
mulai dari struktur jenjang pengawasan dan pengendalian
danmekanismenya.

Mekanisme Pengawasan dan Pengendalian merupakan suatu alur yang


mengatur jalannya kegiatan pengawasan pengendalian, menentukan siapa
yang melakukan pengawasan dan pengendalian, dan siapa objeknya. Bila
terdapat temuan, langsung dijalankan proses perbaikan yang
berkesinambungan.

b. Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan
informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan
Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil
kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan
oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan dilaksanakannya penilaian
kinerja adalah agar Puskesmas:

1. Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan


kegiatan, mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir
tahun kegiatan.
2. Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun
yang akan datang.
3. Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4. Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk
persyaratan akreditasi Puskesmas.
5. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan
segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Untuk dapat melakukan penilaian kinerja, Puskesmas memiliki
indikator dan target capaian kinerja. Indikator dan target capaian kinerja
tercantum dalam rencana lima tahunan Puskesmas dan mengacu pada
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Indikator Kinerja
Puskesmas terintegrasi dan mencerminkan indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan secara nasional dan daerah.

Indikator kinerja Puskesmas memuat indikator Standar Pelayanan


Minimal Kabupaten/Kota, Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
dan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan serta Manajemen.
BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses


mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik
adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah
maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik UPTD
Puskesmas Beji adalah sebagai berikut :

A. PERENCANAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UPAYA


KESEHATAN PERSEORANGAN DAN PENUNJANG
1. Perencanaan penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan
perseorangan dan penunjang ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang
dinyatakan dalam bentuk diagnosis
2. Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan kesehatan perseorangan
dan penunjang harus mengetahui kebijakan dan pedoman
penyelenggaraan pelayanan kesehatan perseorangan dan penunjang
serta menerapkannya dalam penyusunan rencana terapi
3. Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan
perencanaan pelayanan harus melibatkan lintas sektor. Perencanaan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan perseorangan dan penunjang
diisusun untuk setiap pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin
dicapai. Penyusunannya harus mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, spiritual dan tata nilai budaya pasien. Rencana layanan yang
disusun juga memuat pendidikan / penyuluhan pasien
4. Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan
5. Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis.
Perubahan layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan
didokumentasikan.

B. PROSES YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGGAN


1. Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan
keputusan dalam layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan
informed concent.
2. Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus diberikan
penjelasan/ konseling tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu
keputusan persetujuan.
3. Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam proses
pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat inap PONED dan sebelum
suatu tindakan pengobatan yang berisiko akan dilaksanakan. Pasien
dan/atau keluarga dijelaskan
tentang tes/ tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang
memerlukan persetujuan baik lisan maupun menandatangani formulir.
4. Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan
setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang hak mereka untuk membuat keputusan,
potensi hasil dari keputusan tersebut dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative pelayanan
dan pengobatan.

C. PEMBELIAN/PENGADAAN BARANG TERKAIT PELAYANAN UPAYA


KESEHATAN PERSEORANGAN DAN PENUNJANG
1. Pengadaan barang untuk pelayanan upaya kesehatan perseorangan dan
penunjang harus berdasarkan perencanaan yang baik sehingga sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan prioritas kebutuhan
2. Perencanaan yang sudah dibuat disampaikan kepada Kepala Dinas
Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan
3. Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
4. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan
medis puskesmas:
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan
dan ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan
kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan suatu sistem yang


terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, bergantung dan
mempengaruhi. Mutu pelayanan kesehatan tidak dapat dilepaskan dari
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, semakin tinggi
nilai kepuasan pelanggan maka dapat dijadikan tolak ukur mutu pelayanan
yang diberikan. Upaya peningkatan mutu bukan hanya untuk meningkatkan
kepuasan pasien namun juga untuk menjamin keselamatan pasien. Sehingga
upaya peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen risiko tidak
dapat dipisahkan dan harus diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap
fasilitas pelayanan kesehatan wajib mengupayakan keselamatan pasien dengan
tujuan menyediakan sistem asuhan yang lebih aman denga ciri-ciri yaitu
assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan dampak tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera, dan mencegah terjadinya cedera.
Di Indonesia secara nasional untuk seluruh Fasilitas pelayanan
Kesehatan, diberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien Nasional yang terdiri
dari:
• SKP.1 MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR Fasilitas pelayanan
Kesehatan menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan
identifikasi pasien
• SKP.2 MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Fasilitas
pelayanan kesehatan menyusun pendekatan agar komunikasi di
antara para petugas pemberi perawatan semakin efektif.
• SKP.3 MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS
DIWASPADAI Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan
pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai.
• SKP.4 MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR
YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan suatu pendekatan
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
operasi.
• SKP.5 MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN
KESEHATAN Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan
suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
• SKP.6 MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH
Fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan suatu pendekatan
untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.
BAB VII
KESELAMATAN
KERJA

A. PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di UPTD Puskesmas Beji
telah dibuatkan secara terpisah. Pedoman K3 membahas tentang berikut :
1. Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan atau Keamanan
Sarana, Prasarana an Peralatan Kesehatan
2. Pembinaan dan Pengawasan atau Penyesuaian Peralatan Kerja
Terhadap Pekerja
3. Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Kerja
4. Pembinaan dan Pengawasan Sanitair
5. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Keselamatan Kerja
6. Pelatihan atau penyuluhan Keselamatan Kerja Untuk Semua Pekerja
7. Memberi Rekomendasi atau Masukan Mengenai Perencanaan,
Pembuatan Tempat Kerja dan Pemilihan Alat serta Pengadaannya
terkait Keselamatan atau Keamanan
8. Membuat Sistem Pelaporan Kejadian dan Tindak Lanjutnya
9. Pembinaan dan Pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan
Kebakaran (MSPK)
10. Membuat Evaluasi, Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
Keselamatan Kerja yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan
Unit Teknis Terkait di Wilayah Kerja Puskesmas
11. Mengusulkan Pelatihan Terkait K3 di Puskesmas
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan secara berkesinambungan


di Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan hasil/keluaran/output dengan
memperbaiki kapasitas organisasi secara menyeluruh, dan menurunkan
ataumengendalikan variabilitas yang terdapat dalam proses untuk mencapai
hasil/keluaran/output yang diinginkan secara konsisten. Peningkatan mutu
pelayaan secara berkesinambungan (CQI) lebih berfokus pada perbaikan proses
dimana orang bekerja dan tidak hanya perbaikan kekurangan pada individu yang
bekerja, mengakui peran pelanggan internal dan eksternal serta berbasis pada
data dalam menganalisis dan memperbaiki proses. Upaya peningkatan mutu
berkesinambungan merupakan jawaban atas segala perubahan dan tantangan
yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan.

A. PENGORGANISASIAN MUTU

Struktur Organisasi Mutu Di Puskesmas


KEPALA UPTD PUSKESMAS
RAJAGALUH

PJ MUTU

SEKRETARIS MUTU

PJ K3 PJ KESELAMATA N PJ PPI
(Keselamat an KERJA DAN (Pencegahan dan
PJ MUTU PJ MUTU PJ MUTU UKP PJ AUDIT MANAJEMEN RESIKO
dan Kesehatan Pengendalia n
ADMEN UKM INTERNAL
Kerja Infeksi)

Uraian tugas berdasakan tata hubungan kerja dalam pelaksanaan


upaya peningkatan mutu di Puskesmas sebagai berikut:

1. Penanggung Jawab Mutu


a. Menyusun program kerja
b. Melakukan koordinasi pemilihan prioritas program Melakukan kompilasi
data dan informasi mutu pelayananan
c. Memfasilitasi penyusunan profil indikator mutu
d. Melakukan analisis capaian, validasi, dan pelaporan data indikator
prioritas puskesmas, indikator seluruh unit
e. Membantu dan melakukan koordinasi dengan PJ pelayanan dalam
memilih prioritas perbaikan pengukuran mutu/ indikator mutu
f. Memberikan masukan dan pertimbangan terkait aspek mutu pelayanan
di puskesmas
g. Mengusulkan pelatihan peningkatan mutu layanan dan manjemen data
h. Mendukung implementasi budaya mutu di puskesmas
i. Melakukan pengkajian standar mutu pelayanan
j. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan Audit Internal
k. Melakukan Pendampingan Penyusunan Tindak Lanjut Hasil Audit
Internal Bersama Tim Audit Internal
l. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan Manajemen resiko
m. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan K3
n. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan UKP
o. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan UKM
p. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan Admen
q. Melakukan Pemantauan dan pendampingan kegiatan PPI
r. Mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya disampaikan
kepada Kepala Puskesmas

B. PENINGKATAN KESELAMATANN PASIEN


1. Peningkatan Keselamatan Pasien di Puskesmas Rajagaluh antara lain :
a. Menyusun pedoman dan atau program kerja terkait dengan
keselamatan pasien;
b. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan
penilaiantentang penerapan program keselamatan pasien;
c. Mengusulkan pelatihan keselamatan pasien;
d. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisis insiden
termasukmelakukan Root Cause Analysis (RCA);
e. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala puskesmas
dalam rangka pengambilan kebijakan keselamatan pasien;
f. Mengirim laporan insiden secara kontinu melalui e-reporting
sesuaidengan ketentan peraturan perundang-undangan;
g. Menyusun laporan kegiatan kepada kepala puskesmas;

2. Pelaksanaan Manajemen Risiko di Puskesmas antara lain:


a. Menyusun pedoman dan atau program kerja manajemen risikopuskesmas
b. Melakukan koordinasi dengan komite dan unit kerja lainnya
yangterkait mengenai program manajemen risiko
c. Melakukan pendampingan penyusunan daftar risiko unit kerja
d. Membuat daftar risiko puskesmas
e. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan yang direncanakan terkait
daftar risiko
f. Menyusun failure mode effect analysis (fmea);
g. Menyusun rancangan laporan pelaksanaan
program manajemen risiko
h. Mengusulkan pelatihan atau workshop manajemen risiko

3. Uraian dalam melaksanakan tugas dalam pelaksanaan PPI di puskesmas


antara lain:
a. Menyusun pedoman dan atau program kerja PPI Puskesmas
b. Melakukan koordinasi dengan unit pelayanan lainnya yang
terkaitmengenai program PPI
c. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian
tentang penerapan PPI di Puskesmas
d. Melakukan pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan PPI di Puskesmas
e. Menyusun rancangan laporan pelaksanaan program PPI bersama
penanggungjawab dan atau im PPI
f. Mengusulkan pelatihan atau workshop PPI

4. Uraian dalam melaksanakan tugas dalam pelaksanaan


Audit Internal dipuskesmas antara lain:
a. Menyusun Program Kerja Audit Internal Bersama Tim Audit Internal
Pus kesmas
b. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan Audit Internal
c. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan Audit Internal
d. Melakukan Pendampingan Penyusunan Tindaklanjut Hasil
Audit Internal Bersama Tim Audit Internal
e. Menyusun Rancangan Laporan Pelaksanaan Audit Internal
f. Mengusulkan Pelatihan atau sosialisasi terkait Audit Internal

5. Uraian dalam melaksanakan tugas dalam pelaksanaan K3 dipuskesmas antara


lain:
a. Menyusun Program Kerja K3 bersama tim K3 Puskesmas
b. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan K3 di Puskesmas
c. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan K3 di Puskesmas
d. Menyusun Rancangan Laporan Pelaksanaan K3 di Puskesmas
e. Mengusulkan Pelatihan Terkait K3 di Puskesmas
C. INDIKATOR MUTU
Indikator mutu merupakan tolok ukur yang digunakan untuk
mengevaluasi mutu pelayanan kesehatan dengan menggunakan standar
penilaian yangtelah ditentukan. Tujuan Indikator mutu adalah:
1. Untuk menilai apakah upaya yang telah dilakukan dapat
meningkatkankeluaran pelayanan kesehatan;
2. Memberikan umpan balik kepada fasyankes, kepentingan transparansi publik;
3. Untuk pembelajaran menggunakan praktik terbaik yang
diperolehmelalui proses kaji banding.
Indikator mutu digunakan sebagai dasar dalam memantau upaya
perbaikan dan peningkatan mutu secara berkesinambungan di Puskesmas.
Untuk menyusun indikator mutu perlu diperhatikan hal-hal antara lain:

1. Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator,


mengapa indikator tersebut penting dan dapat menunjukkan tingkat
kinerja organisasi/bagian/unit kerja
2. Kejelasan terminologi/definisi operasional yang digunakan
3. Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di update), kapan
harus dianalisis, cara analisis, dan interpertasinya
4. Kejelasan numerator dan denominator
5. Dari mana data diperoleh (sistem informasi atau pelaporan untuk
mendukung perolehan data)
6. Target, kejelasan penentuan target dari indikator tersebut
Indikator mutu yang harus dipantau di Puskesmas dalam rangka upaya
perbaikan dan peningkatan mutu yang berkesinambungan terdiri dari:

1. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP)


Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan. Upaya
perbaikannya harus didukung KMP, UKM dan UKPP

2. Indikator mutu pelayanan Puskesmas:


a. Indikator Mutu Nasional
b. Indikator Mutu Prioritas Pelayanan Puskesmas
c. Indikator mutu masing-masing unit kerja/ pelayanan yang
capaiannya tidak tercapai/ potensial untuk di tingkatkan.
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP)
Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP) untuk masing-
masing sasaran yang terdiri atas identifikasi pengguna layanan,
komunikasi efektif, pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi, upaya
untuk memastikan benar pengguna layanan, benar prosedur, dan benar
sisi pada pengguna layanan yang menjalani tindakan medis, kebersihan
tangan, dan proses untuk mengurangi risiko jatuh
4. Indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Indikator mutu terkait dengan proses pencegahan dan pengendalian
infeksi dikaitkan dengan penerapan kewaspadaan isolasi meliputi:
kajian risiko pada pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan
klinis, kebersihan tangan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
Peralatan perawatan pengguna layanan, pengelolaan linen, pengelolaan
limbah infeksius dan benda tajam, asuhan klinis yang berisiko infeksi,
pengelolaan makanan secara higienis, penyuntikkanyang aman, risiko
infeksi pada saat pembongkaran, konstruksi dan renovasi bangunan,
penanganan outbreak infeksi, upaya pengendalian infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan, kegiatan edukasi PPI, serta perbaikan dan
penggunaan anti mikroba secara bijak

Setiap Pelayanan wajib menerapkan program perbaikan mutu


Puskesmas dan keselamatan pasien di masing-masing layanannya.

Pemilihan tingkat ukuran yang akan diterapkan oleh setiap pelayanan


dipengaruhi oleh:

a. prioritas Puskesmas dalam pengukuran dan perbaikan yang


terkaitpelayanan yang bersangkutan.
b. hasil evaluasi terhadap layanan, yang berasal dari berbagai sumber,
termasuk survei dan keluhan pasien
c. sejauh manakah layanan yang diberikan itu sudah
efisien dan efektif darisegi pembiayaan, dll
Proses pengukuran mutu dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :
Langkah Kesatu: Penetapan Indikator Mutu Tahapan berikutnya setelah
ditetapkan indikator mutu terpilih yang akan diukur di
Puskesmas maka tahapan berikutnya adalah
menuangkan indikator ke dalam profil indikator. Adapun
isi dari profil indikator terdiri dari:
Langkah Kedua: Pengumpulan
Data Langkah ketiga: Validasi
Data Langkah Keempat: Analisis
Data

D. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN

Contiunous Qulity Improvement adalah suatu siklus atau proses yang


terstruktur untuk melakukan system dan proses kinerja di organisasi.
Intervensi untuk melakukan perbaikan mutu adalah:

1. Fokus pada pelanggan


2. Melakukan perubahan penampilan, sikap, perilaku, citra individu
pemberi pelayanan: pengembangan sikap kepribadian, tata busana,
perbaikan penampilan fisik, komunikasi, perilaku asertif, dsb
3. Mengelola pengalaman pasien
4. Mengubah Sistem Pelayanan
5. Mengubah sistem organisasi
6. Mengubah lingkungan organisasi

Upaya ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada


pelayanan di FKTP, dengan mengenal dan memahami proses pelayanan
maka diharapkan proses pelayanan akan sesuai dengan standar. Upaya ini
membutuhkan partisipasi seluruh komponen dalam menganalisis dan
meningkatkan proses pelayanan secara terus menerus dengan memperbaiki
proses yang digunakan.
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) sangat diperlukan


untuk dapat mengoptimalkan manajemen puskesmas dalam upaya
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas. Pedoman ini bersifat dinamis, sehingga
dapat melakukan pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisi dan
kemampuan Puskesmas.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAJAGALUH,

EDI KUSNADI

You might also like