You are on page 1of 29

PEDOMAN MANUAL MUTU

UPTD PUSKESMAS CANDILAMA


TAHUN 2023

UPTD PUSKESMAS CANDILAMA


TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 7
C. Tujuan 7
D. Landasan Hukum dan Acuan 7
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN 9
A. Persyaratan Umum 9
B. Pengendalian Dokumen 9
C. Pengendalian Rekam Implementasi 10
D. Penyimpanan Dokumen/Arsip 10
E. Sistem Penomoran 11
F. Penataan Dokumen 11
BAB III TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 12
A. Komitmen Manajemen 12
B. Fokus Pada Sasaran/Pasien 12
C. Kebijakan Mutu 12
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu 12
E. Manajemen Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19 13
F. Tanggung Jawab 15
G. Komunikasi Internal 15
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN 16
A. Umum 16
B. Masukan Tinjauan Manajemen 16
C. Luaran Tinjauan 16
BAB V MANAJEMEN SUMBER DAYA 17
A. Penyediaan Sumber Daya 17
B. Manajemen Sumber Daya Manusia 17

2
C. Infrastruktur 18
D. Lingkungan Kerja 18
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN 19
A. Upaya Kesehatan Masyarakat 19
B. Pelayanan Klinis 25
BAB VII PENUTUP 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yang
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk memenuhi fungsinya maka puskesmas mempunyai kegiatan atau upaya
kesehatan wajib yang terdiri dari upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana,
upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya erbaikan gizi masyarakat,
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan dasar.
Selain itu, UPTD Puskesmas Candilama juga mempunyai kegiatan atau upaya kesehatan
pengembangan yang meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan masyarakat,
upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan usia lanjut, upaya
kesehatan remaja serta sarana penunjang laboratorium.
Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan
kesehatan terutama di tingkat yang paling dasar yaitu tingkat puskesmas perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan.
Sesuai dengan Permenkes nomor 43 Tahun 2019 pasal 3 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas fungsi dan wewenang puskesmas. Adapun prinsip
penyelenggaraan puskesmas meliputi : paragdigma sehat, pertangung jawaban wilayah,
kemandirian masyarakat, ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna,
keterpaduan dan kesinambungan. Tugas puskesmas yaitu melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Fungsi
puskesmas yaitu : Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu,
Puskesmas mengutamakan upaya promotif dan

4
preventif, berorientasi pada keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan
pengunjung.
Kejadian pandemik COVID-19 yang melanda hampir seluruh Negara di dunia saat
ini telah berdampak pada berbagai sector kesehatan maupun nonkesehatan. Masing-
masing Negara menyikapi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka
memutus mata rantai penularan dan mengurangi dampak yang terjadi.
Kekuatan sistem kesehatan nasional kita pun saat ini di uji seiring dengan eskalasi
kasus COVID-19 yang telah melanda seluruh provinsi di Indonesia. Fasilitas pelayanan
kesehatan menjadi garda terdepan dalam menghadapi masalah kesehatan di masyarakat
akibat COVID 19. Puskesmas yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan
kesehatan untuk menjangkau masyarakat di wilayah kerjanya semakin penting perannya
untuk penanggulan COVID 19.
Peran puskesmas perlu diperkuat dalam hal prevensi, deteksi dan respon sesuai
dengan kewenangannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun
di sisi lain puskesmas juga memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dalam
rangka pemenuhan standar pelayanan minimal bagi
masyarakat yang tidak boleh ditinggalkan selama masa pandemi ini berlangsung.
Penyusunan manual mutu ini digunakan sebagia panduan dalam proses pelaksanaan
program di UPTD Puskesmas Candilama. Pedoman Manajemen mutu ini menjelaskan
secara garis besar sistem manajemen mutu UPTD Puskesmas Candilama. Semua
ketentuan maupun persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam pedoman
manajemen ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan
operasional UPTD Puskesmas Candilama. Penerapan sistem manajemen mutu
dimaksudkan untuk menjadikan gambaran secara umum sistem manajemen mutu dalam
mencapai komitmen mutu, sasaran mutu, serta kepuasan pelanggan sehingga tujuan
UPTD Puskesmas Candilama secara
keseluruhan dalam aspek mutu tercapai.
1. Profil UPTD Puskesmas Candilama
a. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Candilama
1) Keadaan Geografis
UPTD Puskesmas Candilama merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kota Semarang yang berada di Jl. Dr. Wahidin No. 22 dan

5
berada di wilayah kerja Kecamatan Candisari, dengan luas Wilayah kerja
400,499m² / 4km² dengan ketinggian antara 0,75m sampai dengan 348,00m
diatas garis pantai.
Kecamatan Candisari memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Jalan Tentara Pelajar
Sebelah Selatan : Jalan Tol Jatingaleh
Sebelah Timur : Jalan Tol Seksi C
Sebelah Barat : Jalan Raya Dr. Wahidin

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Candilama


2)

UPTD Puskesmas Candilama memiliki wilayah kerja 3 kelurahan, yaitu


Kelurahan Jomblang, Kelurahan Jatingaleh dan Kelurahan Karanganyar
Gunung. Puskesmas Candilama memiliki 1 Puskesmas Pembantu di
Kelurahan Jatingaleh yaitu, Puskesmas Pembantu (Pustu) Jangli.

6
Berdasarkan data Statistik Kecamatan Candisari, jumlah penduduk di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Candilama Tahun 2020 adalah 39.556 jiwa.
Jumlah penduduk paling banyak berada di Kelurahan Jomblang sebesar
17.505 jiwa. Sedangkan kepadatan penduduk tiap km² di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Candilama adalah sebesar 12.400.

Kedudukan Puskesmas adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas


Kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang merupakan
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
3) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk paling banyak berada di Kelurahan Jomblang sebesar
19.843 jiwa. Sedangkan kepadatan penduduk tiap km² di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Candi Lama adalah sebesar 18.373,1, hal ini berarti rata-
rata setiap KK terdiri dari 3 jiwa.

Visi UPTD Puskesmas Candilama


Visi UPTD Puskesmas Candilama yang ingin dicapai adalah:
“Menjadi Puskesmas yang Berkualitas dan Profesional Dalam Mengelola
Pelayanan Kesehatan Primer untuk Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri di
Kecamatan Candisari“.
Misi UPTD Puskesmas Candilama
Dalam usaha mewujudkan visi yang telah ditentukan, maka
dirumuskan misi yang diemban, yaitu :
1) Meningkatkan pelayanan Kesehatan yang berkualitas.
2) Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan
hidup sehat.

Berdasarkan nilai-nilai yang ditetapkan sebagaimana diatas maka nilai


organisasi atau nilai budaya kerja yang diterapkan di lingkungan kerja UPTD
Puskesmas Candilama yaitu:

7
S I A P: Santun, Integritas, Amanah dan Profesional
a. Santun
Halus, spoan dan baik dalam tutur kata dan tingkah laku dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
b. Integritas
Melakukan tindakan sesuai dengan tata nilai kebenaran yang diyakini dan
prinsip yang dipegang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c. Amanah
Melaksanakan apa yang dipercayakan kepadanya dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
d. Profesional
Terampil, handal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

UPTD Puskesmas Candilama memiliki Motto “Pelayanan terbaik adalah wujud


ibadahku dan kesehatan pasien adalah kepuasanku”.

b. Kebijakan Mutu
Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas kami seluruh karyawan
berkomitmen untuk :
a) Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan secara
terus menerus.
b) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan haapan pelanggan.
c) Memberikan pelayanan ramah, tepat, akuta dan kemudahan
mendapatkan informasi.
d) Menerapkan sistem manajemen mutu puskesmas secara efektif dan efisien
c. Proses pelayanan (proses bisnis)
a) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM tingkat
pertama adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

8
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi UKM Esensial dan
UKM Pengembangan.
❖ Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial meliputi:
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan Kesehatan Keluarga
4) Pelayanan Gizi
5) Pelayanan pencegahan dan Pengendalian Penyakit
❖ Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif dan/atau
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhusukan wilayah
kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas. UKM
Pengembangan di Puskesmas Candilama meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
2) Pelayanan Kesehatan Jiwa
3) Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
b) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan gawat darurat
4) Pelayanan gizi bersifat UKP
5) Pelayanan MTBS
6) Pelayanan laboratorium
7) Pelayanan kefarmasian

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi puskesmas,
yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya
Kesehatan masyarakat, yang meliputi : upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyaraka pengembangan, dan pelayanan klinis. Dalam penyelenggaraan
UKM dan peayanan klinis

9
memperhatikan keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan
pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Candilama
2. Tujuan Khusus
1) Tersusunnya Pedoman manual mutu puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
2) Tersusunnya pedoman manual mutu setelah diterimanya lokasi sumber dana
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
3) Mendukung tercapainya visi UPTD Puskesmas Candilama

D. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2016, tentang
manajemen puskemsas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019, tentang
Standar Teknis Pemenuhan Dasar Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah : standar akreditasi
puskesmas

1
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas Candilama menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun
untuk memastikan telah diterapkannya persyaratannya pengendalian terhadap proses-
proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan
interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung jawab,
penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasr kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayananan dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi : dokumen level 1 : kebijakan, dokumen ; level 2 : pedoman/manual,
dokumen ; level 3 : standar prosedur operasional dan dokumen
; level 4 : rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan,
pedoman, dan prosedur. Prosedur pengendalian dokumen meliputi :
1. Menyetujui dokumen sebelum terbit
2. Memberikan cap kendali untuk dokumen yang diberlakukan dan di cap tidak
terkendali untuk dokumen yang sudah tidak berlaku
3. Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan pemberlakuan
dokumen
4. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar puskesmas yang diterapkan oleh
organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional sistem manajemen mutu
diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,
5. Catatan/rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan harus
dikendalikan. Puskesmas menerapkan SPO terdokumentasi untuk

1
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpangan,
perlindungan, pengembalian, lama simpan dan pemusnahan. Catatan/rekaman
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali
6. Untuk memperjelas dokumen mutu atau akreditasi puskesmas dilengkapi dengan
contoh-contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.

C. Pengendalian Rekam Implementasi


Semua rekaman/arsip/catatan mutu dikelola dengan baik. Rekaman adalah
dokumem berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan. Rekaman dipastikan teridentifikasi
dengan jelas dan ditata dengan rapi sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
Rekaman yang ada pada unit dikendalikan ole masing-masing koordinator unit
pelayanan/program. Pengkodean dokumentasi pelayanan meliputi :
1. Cara penulisan dokumen
a. Surat Keputusan : SK
b. Standar Prosedur Operasional : SPO
c. Surat Tugas : ST
d. Laporan Hasil : LH
e. Berita Acara : BA

D. Penyimpanan Dokumen/Arsip
1. Dokumen internal dan eksternal disimpan oleh unit administrasi dan manajemen
(admen) yang merupakan dokumen asli yang di stempel TERKENDALI. Sedangkan
masing-masing kelompok pelayanan dan program menyimpan duplikat dokumen
yang di stempel TIDAK TERKENDALI.
2. Dokumen rekaman di simpan masing-masing pelaksanaan kegiatan, yang merupakan
dokumen TIDAK TERKENDALI.
3. Dokumen rekam medik inaktif wajib disimpan sekurang-kurangnya 2 tahun, terhitung
dari tanggal terakhir pasien meninggal atau pindah tempat setelah batas waktu
sebagai mana dimaksud diatas di lampaui, rekam medis klinis

1
dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan
jangka waktu 10 tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya.
4. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 2 tahun
5. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan masing-masing kelompok pelayanan,
sedangkan diadministrasi dan manajemen (admen) menyimpang master dokumen
semua kelompok pelayanan dan program.

E. Sistem Penomoran
1. Penomoran surat masuk dan keluar atau dokumen perkantoran lingkup UPTD
Puskesmas Candilama. Penomoran dokumen di urutkan sesuai dengan pengkodean
dan singkatan :
a. Surat Keputusan :
Kode no.urut dokumen/singkatan dokumen/ bulan/ tahun
b. Standar operasional prosedur/daftar tilik
Kode no.urut dokumen/singkatan dokumen/bulan/tahun
c. Dokumen Eksternal
No.urut dokumen/singkatan dokumen/bulan dicatat/tahun dicatat.

F. Penataan Dokumen
1. Untuk memudahkan dalam pencarian dokumen mutu/akreditasi puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/kelompok pelayanan/UKM dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian serta diberikan daftar secara berurutan
2. Penataan dengan menggunakan file dan otner yang sudah disepakati
3. Setiap dokumen tim mutu diberi label sesuai urutan kriteria dalam instrumen
4. Penyimpanan dokumen ada setiap UKM dan UKP dan untuk dokumen mutu disimpan
diruangan mutu serta dikelola oleh masing-masing penanggungjawab
5. Dokumen SPO/SK yang telah dibuat oleh masing-masing pelaksana agar dibuat
rangkap 3 (untuk master, untuk tim admen, dan untuk pelaksana/upaya)

1
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu
ini.

B. Fokus Pada Sasaran/Pasien


Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

C. Kebijakan Mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan
Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu
pelayanan UKM.

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran


Kinerja/Mutu Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelanggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban
pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program- program
kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
2. Upaya pencapaian sasaran enam sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan manajeen risiko pada area prioritas

1
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pelayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

E. Manajemen Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19


Pandemi COVID-19 merupakan situasi yang terjadi secara mendadak dan cepat. Kondisi
ini tentu sangat berpengaruh kepada perencanaan yang telah disusun oleh puskesmas.
Oleh karena itu, puskesmas perlu menyesuaikan tahapan manajemen puskesmas yang
telah disusun dan direncanakan sebelumnya dengan kebutuhan pelayanan dalam
menghadapi pandemik COVID-19.
1. Perencanaan (P1)
a. Melakukan penyesuaian target kegiatan yang telah disusun
b. Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indikator program selain
diakibatkan oleh situasi pandemik COVID-19 dan merencanakan upaya inovasi
yang akan dilakukan bila masa pandemik COVID-19 telah berakhir guna
perbaikan capaian kinerja.
c. Pelaksanaan revisi sesuai kebutuhan pandemik COVID-19 mengacu pada
juknis/pedoman yang berlaku melalui pembinaan dan koordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota
d. Puskesmas menentukan target sasaran kasus terkait COVID-19 dengan angka
prevalensi dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota guna memperkirakan
kebutuhan logistic, termasuk APD, BMHP untuk pengembalian specimen
Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan
pelaksanaan rapid test.
e. Puskesmas menentukan populasi rentan (lansia, orang dengan komorbid, ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir) untuk menjadi sasaran pemeriksaan.

2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)


a. Penggerakkan dan pelaksanaan melalui forum khusus yaitu lokakarya mini
(lokmin) bulanan dan lokmin triwulan tetap dilakukan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan

1
b. Lokmin bulanan juga membahas bersama berbagai pedoman terkait pelayanan
pada masa pandemik COVID-19 yang penyusunan terbitnya hampir bersamaan
c. Lokmin triwulan juga menjadi forum untuk menyampaikan informasi mekanisme
pelayanan puskesmas pada masa pandemik COVID-19
d. Pelaksanaan kegiatan (pemantauan/sweeping orang dengan riwayat perjalanan
dari daerah transmisi local/zona merah, pemantauan harian OTG, ODP, dan PDP
ringan, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi COVID-19 dilakukan bersams
lintas sector dengan melibatkan gugus tugas yang ada ditingkatan.
e. Dapat dikembangkan sistem pelaporan/pendataan untuk memantau orang dengan
riwayat perjalanan dari daerah transmisi local/zona merah di wilayah kerjanya.
f. Dalam kondisi dimana jejaring puskesmas menemukan kasus COVID-19, maka
jejaring puskesmas berkoordinasi dengan puskesmas untuk pelaporan dan
penemuan kasus.

3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)


a. Tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
b. Menetapkan target indikator keberhasilan penanganan COVID-19 di wilayah
kerjanya untuk dinilai tiap bulan seperti misalnya:
1. Presentasi Orang anpa gejala (OTG), Orang Dengan Pengawasan
(ODP),Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang telah ditemukan, presentasi
ODP, PDP yang telah sembuh, tidak ada OTG, ODP, PDP yang meninggal di
rumah, presentasi pasien konfirmasi yang dilakukan tracking
2. ODP dan PDP ringan yang diisolasi diri dirumah dilakukan pemantauan
harian sebesar 100%
3. OTG yang karantina mandiri dirumah dilakukan pemanauan harian sebesar
100%

1
F. Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
a. Menetapkan Sistem Manajemen mutu puskesmas
b. Bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses pelayanan
c. Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses
2. Ketua Tim Mutu Puskesmas
Kepala puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
a. Memastikan sistem menajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara
b. Mmelaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mjtu dan kinerja
pelayanan
c. Memastika kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
d. Memastikan bahwa kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
3. Penanggung jawab Admen, UKM, dan UKP
a. Bertanggungjawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem yang berada
dibawah tanggung jawabnya
b. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses terkait dengan
unit masing-masing
c. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta perbaikan secara
terus menerus

G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengancara workshop (minilokakarya), pertemuan, diskusi,
email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi

1
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum : Rapat Tinjauan Manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi :
1. Hasil audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Perubahan terhadap kebijakan mutu
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sistem pelayanan
C. Luaran tinjauan : Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan
efektivitas sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya
yang dilakukan.

1
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya


Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi :
1. Sumber daya untuk menjalankan sistem manajemen mutu serta untuk mencapai
sasaran yang telah ditetepakan dipastikan terpenuhi
2. Sumber daya yang diperlukan diidentifikasi oleh Koordinator Unit dan disampaikan
kepada manajemen melalui mekanisme yang telah diatur

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


Kepala puskesmas menjamin karyawan yang bekerja di puskesmas memiliki kompetensi
berdasarkan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan keterampilan yang sesuai.
Kompetensi yang diperlukan oleh setiap karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran dan persyaratan yang
telah direncanakan harus dipastikan dipenuhi. Kepala puskesmas bertanggung jawab
untuk :
1. Menentukan pelatihan yang diperlukan oleh setiap bawahnya
2. Memastikan pelatihan dilaksanakan. Pelatihan dapat dilakukan dalam bentuk, atau
kegiatan apapun yang bertujuan memberikan kompetensi kepada karyawan.
3. Mengambil tindakan lainnya selain pelatihan yang sesuai dengan permasalahan
4. Mengevaluasi efektif/tidaknya tindakan yang telah diambil
5. Meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya peranan setiap karyawan
dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran mutu demi kepuasan pelanggan
6. Meminta kasubag TU untuk mengelola arsip karyawan yang memuat informasi
mengenai pelatihan, keterampilan dan pengalaman kerja karyawan.
Dalam pandemik covid manajemen sumber daya, Kepala Puskesmas bertanggung jawab
untuk :

1
1. Kepala Puskesmas dapat meninjau ulang pembagian tugas SDM/Petugas puskesmas
antara lain mempertimbangkan resiko tertular COVID-19 seperti keberadaan penyakit
komorbid, usia perugas dan lain sebagainya
2. Puskesmas diharapkan melakukan peningkatan kapasitas internal misalnya terkait
situasi pandemik termasuk cara penularan COVID-19, tentang perubahan alur
pelayanan, physical distancing, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi
seluruh staf puskesmas, serta alih keterampilan cara rapid test serta cara pengambilan
swab nasofaring bagi tenaga kesehatan
3. Melakukan monitoring atau audit internal untuk menilai kesesuaian atau ketaatan
pelaksanaan prinsip PPI, termasuk penggunaan APD
4. Jika terdapat petugas yang terkontrak, menjadi OTG, ODP, PDP, atau kasus
konfirmasi COVID-19, Kepala Puskesmas segera berkoordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah antisipasi agar
masyarakat di wilayah puskesmas tersebut tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.

C. Infrastruktur
1. Sarana kerja / infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai sasaran dan
persyaratan produk maupun proses dipastikan terpenuhi.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat maupun fasilitas
pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap dioperasikan
3. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak lanjuti sesuai
prosedur yang berlaku
4. Kasubag TU bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan kelengkapan
sarana kerja dan kelaikan kondsi sarana kerja pada bagian yang dipimpinnya.

D. Lingkungan Kerja
1. Lingkungan tempat kerja yang hijau
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja senantiasa dalam
keadaan rapi, bersih, aman, dan nyaman
3. Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar
lingkungan kerjanya terkendali.

2
4. Pengendalian llingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu dan
kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan proses
pelayanan yang telah ditetapkan
5. Kepala Puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjalankan program tata
graha (5R = Ringkas-Rapih-Rresik-Rawat-Rajin)
6. Setiap koordinator unit bertanggung jawab untuk memastikan program 5R dipahami
dan dijalankan oleh seluruh karyawan pada setiap unit kerjanya.

2
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat


1. Promosi Kesehatan
Ruang lingkup peran promosi kesehatan di puskesmas dalam penanggulangan
COVID-19 adalah:
a. Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin kerjasma kegiatan
puskesmas dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja puskesmas
b. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sector,
ormas sertas mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan penanggulanan
COVID-19 di wilayah kerja puskesmas
c. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan
terhadap optimalisasi kegiatan pencegahan COVID-19 di wilayah kerja puskesmas
d. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma, toga dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan kelluarga
dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja puskesmas
e. Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya masyarakat
untuk mengoptimalkan kegiatan promkes dan pemberdayaan keluarga dalam
pencegahan COVID-19 di wilayah kerja puskesmas
f. Membuat media promosi kesehatan local spesifik dengan berdasarkan kepada
protocol-protokol yang ada
g. Melakukan KIE bersama kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas,
kelompok peduli kesehatan, UKBM serta mitra potensial lainnya guna
meningkatkan literasi dan memberdayakan kelompok/individu/anggota keluarga
agar mau melakukan PHBS pencegahan COVID-19
h. Melakukan tata kelola manajemen kegiaan promosi kesehatan dalam pencegahan
COVID-19 (P1,P2,P3)
Semua kegiatan ini diintegrasi dengan tugas dari gugus tugas tingkat RW atau
relawan desa. Posyandu dapat dilaksanakan dengan persyaratan ketat seerti
menerapkan prinsip PPI dan Physical Distancing sesuai Surat Menteri Dalam Negeri
kepada Gubernur dan Bupati/Walikota No.094/1737/BPD tanggal 27

2
April 2020 tentang operasional pos pelayanan terpadu (posyandu) dalam pencegahan
penyebaran COVID-19.
2. Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Lingkungan dalam penanggulangan COVID-19 diselanggarakan
melalui peyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan yang dilaksanajan
dengan:
a. Konseling dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan dengan
pelayanan pengobatan dan atau perawatan
b. Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan bangunan
dengan mendata lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta
tempat dan fasilitas umum yang pernah didatangi oleh OTG dan ODP
c. Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang dapat beruba
KIE, penggerakkan/pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan atau pembangunan
saran prasarana
d. Pengelolaan air limbah, limbah padat domestic, limbah B3 medis padar sesuai
dengan pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Kesehatan Keluarga (Sesuai siklus hidup)
a. Ibu hamil
1) Pemeriksaan kehamilan pertama dilakukan dengan janji temu dengan dokter di
puskesmas
2) Pemeriksaan kehamilan rutin pada trimester kedua ditunda kecuali terdapat
keluhan/risiko/tanda bahaya atau tetap dapat dilakukan melalui telekonsultasi
3) Pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga dilakukan dengan janji temu di
puskesmas, dilaksanakan 1 bulan sebelum tafsiran persalinan
4) Pengisian stiker program perencanaan pesalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K) di pandu bidan/perawat/dokter melalui media kounikasi
5) Kelas ibu hamil ditunda pelaksanaannya atau bias dilakukan secara daring

2
6) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya dan gerakan janin, mengkonsumsi
makanan bergizi, menjaga kebersihan, mempraktikan aktivitas fisik dan
minum tablet tambah darah
7) Pemeriksaan pada ibu hamil dengan kasus COVIS-19 baik ODP, PDP,
OTG mauoun kasus terkonfirmasi mengikuti pedoman yang berlaku
b. Ibu bersalin
1) Persalinan normal tetap dilakukan di puskesmas bagi ibu hamil dengan status
BUKAN ODP, PDP, atau terkonfirmasi COVID-19 sesuai kondisi kebidanan
2) Ibu hamil berisiko atau berstatus ODP, PDP, atau terkonfirmasi COVID-
19 dilakukan rujukan secara terencana untuk bersalin di fasyankes rujukan
3) Pelayanan KB pasca persalinan tetap berjalan sesuai prosedue, diutamakan
menggunakan MKJP (AKDR pasca plasenta)
c. Ibu Nifas
Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di puskesmas. Kunjungan nifas
keda, ketiga, dan ke empat dilakukan dengan metode kunjungan rumah
1) Pelayanan KB tetap dilakukan dengan metode janji temu, diutamakan
menggunakan MKJP
2) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya pada masa nifas, jika
terdapat tanda bahaya segera ke pelayanan kesehatan
d. Bayi baru lahir
1) Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam) tetap dilakukan
2) Pengambilan sampel SHK dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah 24 jam
sebelum ibu dan bayi pulang
3) Pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan di fasyankes
4) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi abru lahir, jika terdapat tanda
bahaya segera dibawa di fasyankes
5) Pelayanan bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP, OTG dan kasus
terkonfirmasi COVID-19 sesuai dengan pedoman yang berlaku
e. Balita dan anak pra sekolah
1) Asupan gizi seimbang sesuai dengan umur anak mengacu pada buku KIA

2
2) Pemantauan pertumbuhan dan pelaksanaan pemberian obat
pencegahan massal (POPM) cacingan ditunda
3) Pemantauan dan stimulasi perkembangan balita dan prasekolah dapat
dilakukan secara mandiri di rumah
4) Pemantauan balita berisiko, pelayanan imunisasi, kapsul vitamin A dilakukan
dengan janji temu/kunjungan rumah
5) Pemeriksaan khusus untuk triple eliminasi dilakukan dengan janji
temu/kunjungan rumah
6) Pelayanan imunisasi ditentukan hari, jam ruang/tempat khusus yang
terpisah dari pelayanan anak atau dewasa sakit
7) Pelaksanaan kelas ibu balita ditunda atau dilaksanakan dengan media daring
8) Ibu dan keluarga memahami tanda bahaya pada buku KIA yang memerlukan
rujukan fasyankes
f. Usia sekolah dan remaja
1) Skrining kesehatan pada usia anak sekolah ditunda
2) KIE dan konseling kepada anak usia sekolah dan remaja dilakukan
melalui teknologi/daring
g. Calon pengantin
1) KIE pada calon pengantin dilakukan melalui telekonsultasi atau media
komunikasi atau bila perlu dengan janji temu untuk kunjungan ke puskesmas
2) Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin ditunda pelaksanaannya selama
pandemik COVID-19 mereda
h. Pasangan Usia Subur (PUS)
1) Pelayanan KB di puskesmas dapat dilakukan dengan janji temu pada akseptor
yang mempunyai keluhan
2) Pelayanan KB pada akseptor IUD/Implan/Suntik yang tidak konttol ke petugas
kesheatan dilakukan dengan berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk
minta bantuan pemberian kondom
3) Pelayanan KB pada akseptor pil KB dilakukan dengan berkoordinasi dengan
PL KB dan kader untuk minta bantuan pemberian pil

2
4) Pemberian materi komunikasi,informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan
konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat dilaksanakan
menggunakan media daring atau konsultasi via telepon
5) Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi disituasi pandemik COVID-19 dengan
meningkatkan penyampaian informasi/KIE ke masyarakat
i. Lansia
1) Pemantauan kesehatan lansia dapat dilakukan melalui kunjungan rumah
(home visit atau home care) dengan saat memperhatikan prinsip PPI
2) Pemantauan kemudahan akses dan memastikan kecukupan obat rutin bagi
lansia dengan penyakit kronis atau degenerative yang membutuhkan
pengobatan jangka Panjang agar tidak terputus selama masa pandemi COVID-
19
3) Promosu kesehata, KIE dan pemantauan kesehatan lansia melalui pelayanan
kelas Lansia dan pendamping/seminar kesehatan menggunakan teknologi
komunikasi jarak jauh
4) Bentuk KIE pada lansia terdapat pada lampiran
4. Gizi
a. Pemantauan pertumbungan dan perkembangan balita dilakukan secara mandiri
dirumah berpedoman pada buku KIA
b. Analisis data gizi untuk mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko yang
memerlukan tindak lanjut pelayanan gizi
c. Pemberian suplementasi gizi (makanan tambahan, tablet tambah darah, kapsul
vitamin A) dilakukan dengan janji temnu
d. Pemberian edukasi gizi dilakukan melalui media KIE seperti flyer atau poster
e. Asuhan gizi pada kasus COVID-19 yang diisolasi diri baik dirumah atau
difasilitas isolasi
f. Kunjungan rumah untuk memantau pertumbuhan balita, monitor distribusi dan
kepatuhan konsumsi TTD ibu hamil, makanan tambahan balita dan ibu hamil serta
vitamin A bayi dan balita
g. Pelayanan gizi buruk dilakukan dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan
physical distancing

2
5. Pencegahan dan Pengendealian Penyakit
Pada masa pandemik COVID-19 ini, fokus puskesmas adalah pada prevensi, deteksi
dan respon terhadap kasus COVID-19 tanpa mengesampingkan kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit lainnya.
a. Pencegahan dan pengendalian COVID-19
1) Prevensi
2) Deteksi
3) Respon
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa
1) Pengendalian COVID-19 memerlukan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial atau Mental Health And Psikosocial Support (MHPSS) untuk
mengurangi masalah kesehatan jiwa yang muncul akibat pandemi ini
2) Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial diberikan kepada orang sehat, OTG,
ODP, PDP, kasus konfirmasi kelompok rentan, dan petugas yang bekerja di
garda terdepan dengan kerja sama lintas sector yang mengacu pada pedoman
yang berlaku
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular lainnya
1) Tuberculosis (TB)
2) HIV/AIDS
3) Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular
1) Pemantauan faktir risiko PTM
2) Peningkatan edukasi pencegahan factor risiko PTM dan COVID-19

B. Pelayanan Klinis
1. Perencaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis :
a. Pengendalian proses pelayanan klinis

2
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam medis dan
sebagaimya)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
f. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan :
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran :
a) Kepuasaan pelanggan
b) Audit intrernal
c) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif

2
BAB VII
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi kepada kepuasan pelanggan atau pasien.


Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pemakai layanan kesehatan
maupun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu
indikator kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke puskesmas yang tidak
terlepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system yang baik dan tenaga
pelayanan. Namun, ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
selebaran, mutu dan kualifikasi, system pengembangan karir, kesejahteraan tenaga pelaksana.
Adapun permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan,
yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan yang
tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, manajemen
resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
Demikian pedoman manajemen mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh kepala
puskesmas untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan system manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Candilama

Wahyoto S.KM.
NIP. 19701006 199403 1 004

You might also like