Professional Documents
Culture Documents
BAB 1-5 SIDANG PKL TAROGONG ( ( (Realll) ) )
BAB 1-5 SIDANG PKL TAROGONG ( ( (Realll) ) )
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapanga (PKL) adalah :
1. Bagi instansi pendidikan
Dapat mempererat kerjasama dengan pihak instansi
tempat PKL dan sebagai bahan evaluasi kualitas
mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari.
2. Bagi instansi tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Dapat memperat kerjasama dengan instansi
pendidikan dan membantu pekerjaan analis di
laboratorium yang bersangkutan.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui pengelolaan laboratorium medis
dan berbagai pemeriksaan yang dilakukan dalam dunia
kerja.
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
4
a. Visi
Terwujudnya UPT Puskesmas Tarogong
sebagai pusat pelayanan kesehatan yang bermutu
dan professional guna mendukung terwujudnya
pembangunan kesehatan masyarakat yang
bermartabat.
b. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
yang berkualitas dengan sumber data yang
professional.
b. Menggerakan masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dansehat.
8
c. Motto
Kepala Laboratorium
Staf Laboratorium
organolepik
18. Melakukan pemeriksaan secara elektrometri/setara
19. Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara
mikroskopik
20. Melakukan pemeriksaan specimen/sampel dengan
metode cepat
21. Melakukan pemeriksaan secara titrasi/setara
22. Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi
kualitatif/setara
23. Melakukan pemeriksaan secara gravimetri/setara
24. Melakukan pemeriksaan dengan
fotometri/setara secara
manual
25. Menghitung hasil pemeriksaan manual
26. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum
27. Melakukan perbaikan peralatan laboratorium
sederhana
28. Memusnahkan sisa specimen/sampel dan bahan
penunjang
29. Membuat reagen/bahan biologis secara sederhana
30. Membuat media untuk pembiakan kuman secara
sederhana
31. Memelihara organisme untuk penolahan air limbah
PASIEN
ADMINISTRASI
DOKTER
KASIR
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN
HASIL
KETERAMPIAN
TAHAP TARGET HASIL KET.
KOMPETENSI
Mampu melakukan
komunikasi dengan pasien Terca
tentang persiapan pai
10 Setiap
pemeriksaan penyem
plingan
16
17
18
19
4.1.2 Centrifuge
4.1.4 Mikroskop
objektif.
Lensa objektif ini merupakan bagian yang paling
penting dari mikroskop karena dari lensa ini dapat
diketahui perbesaran yang dilakukan mikroskop.
Sinar yang diteruskan oleh lensa objektif ditangkap
oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau
kamera.Pada mikroskop ini mempunyai batasan
perbesaran yaitu dari 400x sampai 1400x.
4.1.5 Mikropipet
4.1.7 POCT
Limfosit :20-40 %
Monosit :2-3 %
Kesalahan kesalahan pada pemeriksaan Hematology
Analyzer:
Proses pre analitik
1) Sampel yang dibutuhkan dalam pemeriksaan
hematologi rutin adalah darah utuh dengan
antikoagulan Na EDTA. Salah cara sampling
dan pemilihan specimen
2) Salah penyimpanan spesimen dan waktu
pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga
terjadi perubahan morfologi sel darah.
3) Kesalahan tidak mengocok sampel secara
homogen, terutama bila tidak memiliki alat
pengocok otomatis (nutator) maka
dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel
darah diambil dari tubuh pasien.
Proses analitik
Proses analitik pada pemeriksaan
hematologi rutin sudah dilakukan dengan
menggunakan alat canggih seperti hematology
analyzer ini. Karena alat sudah canggih, maka
hasil pemeriksaan hematologi rutin akan
semakin mendekati nilai sebenarnya dan juga
lebih cepat daripada melakukan pemeriksaannya
secara manual.
Sumber kesalahan pada proses analitik :
1) Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel
tidak dihancurkan saat pengukuran sel
tertentu.
2) Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak
melakukan kalibrasi secara berkala dan darah
26
5. Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan LED catat hasil
pada form pasien dan sampel yang telah digunakan
buang ke wastafel, sedangkan untuk tabung sahli
rendam menggunakan baiyclin.
Nilai Rujukan : Perempuan : < 20 mm/jam
Laki-laki : < 15 mm/jam
Kesalahan pada tahap pasca analitik :
Kesalahan dalam tahap pasca analitik antara
lain pembacaan nilai LED pada tabung Westergren
tidak sesuai waktu, dan pembacaan yang salah pada
lapisan plasma tabung Westergren. Kesalahan
dapat terjadi pada pencatatan pelaporan hasil.
1. Glukosa
4) Analitik
Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b. Usap ujung jari menggunakan alcohol
swab, tunggu hingga kering.
c. Masukan strip glukosa ke POCT.
d. Tusuk jari menggunakan autoclick,
darah yang pertama keluar diusap
menggunakan tisu.
e. Darah yang keluar selanjutnya diisap
menggunakan POC.
f. Tunggu 5 detik sampai hasil muncul.
• Sumber kesalahan pada tahap analitik :
a. Masalah dikertas strip
b. Suhu terlalu ekstrem
c. Kontaminasi alkohol dan kulit
terhalang kotoran
d. Kode yang tidak benar
e. Anemia atau kurang minum
5) Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan
glukosa catat hasil pada form pasien
dan sampel yang telah digunakan buang
ke wastafel, sedangkan untuk tabung
reaksi rendam menggunakan baiyclin.
Untuk pemeriksaan menggunakan
POCT, strip dibuang ke tempat sampah
medis.
Nilai Rujukan :
Glukosa Puasa : 70-100 mg/dl
Glukosa sewaktu: <150 mg/dl
32
3. Cholesterol
1) Metode : CHOD-PAP
2) Prinsip : Ester kolestrol ditambah H2O dengan
bantuan enzım kolestrol esterase diubah menjadi
kolestrol dan asam lemak bebas. Kolestrol yang
terbentuk dioksidase dengan bantuan enzım
kolestrol oksidase membentuk kolestenon dan
H2O2.
3) Pre Analitik
Pada pemeriksaan darah rutin menggunakan
cholesterol pasien tidak di haruskan puasa.
4) Analitik
Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan
b. Isi tabung reaksi dengan reagen
cholesterol sebanyak1000µl.
c. Lalu tambahkan 10µl serum ke dalam
tabung.
d. Homogenkan dan inkubasi selama 10
menit.
e. Baca hasilnya dengan menggunakan
fotometer.
Sumber kesalahan pada tahap analitik
Sampel darah yang dicentrifuge
dengan waktu yang tidak tepat akan
merusak enzim lipoprotein pada
kolesterol. Waktu centrifuge yang terlalu
singkat akan menyebabkan serum dan
zat-zat yang terkandung didalamnya
tidak terpisah sempurna dari sel-sel
darah sehingga akan menyebabkan hasil
33
4. Asam Urat
1) Metode :
Fotometer
2) Prinsip : Acorbate oxidase
Ascorbic acid +O2 --- - ascorbic acid +
H2O
Uricase
Uric acid + 2H2O + O2 --- + CO2 +
H2O2
POD
TOOS +4AAP + 2H2O + H +
4 2
HO
3) Pre Analitik
Pada pemeriksaan darah rutin menggunakan
asam uratpasien tidak di haruskan puasa.
4) Analitik
Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan
34
6. Urin Lengkap
1) Metode : Carik Celup
2) Prinsip : Sampel akan bereaksi dengan
antibodi sehingga membentuk senyawa
berwarna.
3) Pre Analitik
Sebelum pemeriksaan, pasien diberikan pot
urin dan urindiberikan untuk pemeriksaan.
4) Analitik
Cara Kerja
a. Celupkan strip urin kedalam urin secara vertical
36
1. Widal
1) Metode : Slide
2) Prinsip : Reaksi antigen dan antibodi yang sesuai
akan terjadi aglutinasi.
3) Pre Analitik
Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan
37
5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan widal catat hasil,
sampel dibuang ke pembuangan, dan alat-alat
dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:
Positif : Terjadi aglutinasi
Negative : Tidak terjadi aglutinasi
2. HbsAg
1) Metode : Immunokromatografi
5) Pasca Analitik
2. HIV
1) Metode : Immunokromatografi
Cara kerja
e. Baca hasil.
5) Pasca Analitik
3. Sifilis
1) Metode : Imunokromatografi
Cara kerja
e. Baca hasil.
5) Pasca Analitik
Invalid :
4. HCG
Cara kerja
dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil :
Invalid :
5. Golongan Darah
1) Metode : Aglutinasi
Cara kerja
a. Bersihkan jari pasien 2 atau 3 usapan
dengan kapas alkohol 70%kemudian
tusuk
b. Teteskan darah pada slide Golongan darah :
a. 1 tetes anti sera A
b. 1 tetes anti sera B
c. Campurkan sampai homogen dengan batang
pengaduk
d. Goyang slide dengan membuat gerakan
melingkar selama kurang lebih 3 menit,
dan baca hasilnya.
43
5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan catat hasil sampel dibuang ke
pembuangan, dan alat-alat dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil :
Golongan darah A : Terjadi gumpalan pada
reagen A
Golongan darah B : Terjadi gumpalan pada
reagen B
Golongan darah O : Tidak terjadi
gumpalan pada
reagenA dan B
Golongan darah AB : Terjadi gumpalan
pada reagen A
dan B
3) Pre Analitik
Pemeriksaan TB dilakukan pada pemeriksaan pasien
yang baru pertamakali melakukan pemeriksaan TB.
Sebelum pemeriksaan, hari pertama pasien di
berikan pot dahak sebanyak 2 pot untuk dahak
shubuh d dan dahak pagi hari ke 2 sampel dahak
diperiksa. Penamaan pada pot dahak juga harus
diperhatikan guna mengantisipasi kekeliruan pada
saat pemeriksaan beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya yaitu, nama, waktu
pengeluaran dahak misalnya dahak subuh atau pagi.
Untuk pemeriksaan dahak pertama biasanya juga
diberikan kode untuk dahak subuh sesudah bangun
tidur itu kodenya “A” dan dahak subuh sebelum
berangkat ke puskesmas diberikan kode “B”.
4) Analitik
Cara Kerja
a. Alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan secara lengkap
b. Selanjutnya sampel sputum
ditambahkan buffer dengan
perbandingan 2 : 1 antara buffer
dengan sampel
c. Lalu inkubasi sampel selama 10 menit
d. Pindahkan sampel kedalam alat test
menggunakan alat steril hingga batas
garis yang ada pada pipet steril
e. Scan barcode yang ada pada alat test
dan yang ada pada formulir rujukan
f. Masukan data pasien ( nama, umur ,
47
1. Pemeriksaan Narkoba
1) Metode : Imunokromatografi
5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan catat hasil, sampel dibuang
ke pembuangan dan alat-alat dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:
• Negatif (-) : Tendapat garis pada kontrol (C)
dan (T).
• Positif (+) : Terdapat garis pada kontrol (C).
• Invalid :
- Tidak terbentuk garis pada C dan T
- Hanya terbentuk garis pada T
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Saran Bagi Puskesmas
49
50
DAFTAR PUSTAKA