Professional Documents
Culture Documents
10511-Article Text-40129-1-10-20230301
10511-Article Text-40129-1-10-20230301
2 pISSN: 2088-8686
https://doi.org/10.32734/scripta.v4i2.10511 eISSN: 2686-0864
*Correspondence: igosetiawan1204@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Posisi miring kiri dan kanan merupakan ambulasi yang harus dilakukan pada pasien
yang mengalami stroke hemoragik untuk mencegah terjadinya dekubitus. Dekubitus merupakan
komplikasi akibat penekanan pada area tubuh yang terhimpit sehingga terjadi luka area tekan.
Metode: Studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan medikal bedah. Penelitian dilakukan
oleh dua orang pasien stroke hemoragik yang diberikan intervensi ambulasi miring kiri dan kanan.
Hasil penelitian didapatkan gambaran bahwa ambulasi dini miring kiri dan kanan sangat bermanfaat
dalam mencegah dekubitus sehingga harus diterapkan oleh perawat kepada pasien stroke hemoragik.
Selain mencegah dekubitus, pada pasien I dan II terjadi peningkatan kekuatan otot sehingga akan
mencegah atropi otot. Rekomendasi penelitian diharapkan ambulasi miring kiri dan kanan dapat
diterapkan pada pasien stroke hemoragik, sehingga dapat mencegah komplikasi seperti dekubitus.
ABSTRACT
Left and right oblique positions are ambulation that must be done in patients who have hemorrhagic
strokes to prevent decubitus. Decubitus is a complication due to pressure on a squeezed area of the
body resulting in pressure sores. This research method is a case study research with a medical-
surgical nursing care approach. The study was conducted by two hemorrhagic stroke patients who
were given left and right oblique ambulation interventions. The results of the study showed that early
left and right oblique ambulation is very useful in preventing decubitus so that it must be applied by
nurses to hemorrhagic stroke patients. In addition to preventing decubitus, in patients I and II there
was an increase in muscle strength so that it would prevent muscle atrophy. The research
recommendation is that left and right oblique ambulation can be applied to hemorrhagic stroke
patients, so as to prevent complications such as pressure sores.
78
Penerapan Posisi Miring Kanan dan Miring Kiri (Ambulasi) terhadap Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke Hemoragik
stroke. Insiden stroke meningkat dengan bokong, sendi kaki dan tumit. Sebagai
bertambahnya usia. Di Oxfordshire, perawat, dampak yang muncul seperti
selama tahun 1981-1986, tingkat insiden diatas perlu penanganan segera, apabila
stroke (kasus baru pertahun) pada tidak segera ditangani maka dapat
kelompok usia 45-54 tahun ilah 57 kasus memperburuk keadaan pasien (Hernata,
per 100.000 penduduk dibandingkan 2013).
1987 kasus per 100.000 pada kelompok Salah satu dari masalah yang
usia 85 tahun ke atas. Berdasarkan jenis muncul dari penderita stroke adalah
kelamin, insiden stroke di Amerika dekubitus. Dekubitus merupakan istilah
Serikat 270 per 100.000 pada pria dan yang digunakan untuk menggambarkan
201 pada wanita. Di Denmark, inside gangguan integritas kulit atau nekrosis
stroke 270 per 100.000 pada pria dan jaringan lokal yang cenderung terjadi
189 per 100.000 pada wanita (Lumban ketika jaringan lunak tertekan di antara
tobing dalam Jumraini, 2013). tonjolan tulang dengan permukaan
Survei Departemen Kesehatan RI eksternal dalam jangka waktu yang lama
pada 987.205 subjek dari 258.366 (Potter & Perry, 2006). Frekuensi ulkus
rumahtangga di 33 provinsi dekubitus di berbagai negara masih
mendapatkan bahwa stroke merupakan cukup tinggi. Di Amerika Serikat, dalam
penyebab kematianutama pada usia 45 beberapa penelitian menunjukan bahwa
tahun. Pravelensi stroke rata-rata adalah 3% - 10% pasien yang dirawat di rumah
0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh sakit menderita dekubitus dan 2,7%
Darussalam dan terendah di Papua. peluang terbentuk dekubitusbaru, namun
Pravelensi penderita stroke di RSUD Dr. angka tersebut terus menunjukan
Moewardi Surakarta pada tahun 2013 peningkatan hingga 7,7%- 26%.
sebanyak 352 orang, 2014 sebanyak 278 Prevalensi terjadinya dekubitus di
orang dan tahun 2015 sebanyak 9 orang Amerika Serikat cukup tinggi sehingga
(Iyan, 2013). Masalah yang biasanya mendapatkan perhatian lebih dari tenaga
muncul pada pasien stroke diantaranya kesehatan (Sabandar, 2009 dalam Effen
adalah keterbatasan akibat kelumpuhan di 2011). Angka prevalensi yang
sulit berkomunikasi sehingga penderita dilaporkan dari rumah sakit Cipto
stroke akan mengalami depresi serta Mangunkusumo yang terdapat penderita
pembentukan darah beku pada jaringan ulkus dekubitus menunjukan bahwa kira-
yang lumpuh dan mengakibatkan kira 20% pada pasien koma. Prevalensi
pembengkakan. Ditambah lagi,radang luka tekan di Indonesia dilaporkan di
paru-paru atau pneumonia yang RSDr. Sardjito Yogyakarta sebesar 40%.
mengakibatkan penderita kesulitan Di RS Dr.Moewardi Surakarta pada
menelan sehingga cairan terkumpul di bulanOktober 2002 ditemukan kejadian
paru-paru. Selain itu pula masalah luka tekan sebesar 38,18% (Handayani
dekubitus muncul pada penderitastroke dalamEffendi,2011).
akibat tekanan terlalu lama,bagian yang Salah satu aspek utama dalam
mengalami memar adalah pinggul, pemberian asuhan keperawatan adalah
79
Penerapan Posisi Miring Kanan dan Miring Kiri (Ambulasi) terhadap Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke Hemoragik
80
Penerapan Posisi Miring Kanan dan Miring Kiri (Ambulasi) terhadap Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke Hemoragik
81
Penerapan Posisi Miring Kanan dan Miring Kiri (Ambulasi) terhadap Pencegahan Dekubitus pada Pasien Stroke Hemoragik
82