Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Fiskus Bab I-V (08!07!2021) (6) - Signed
Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Fiskus Bab I-V (08!07!2021) (6) - Signed
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Skripsi
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universita Brawijaya
RAHMANA ALQADRI
NIM. 165030407111039
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM STUDI PERPAJAKAN
MALANG
2021
MOTTO
(Tan Malaka)
i
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan
LULUS
Majelis Penguji
Ketua
Anggota Anggota
Nurlita Sukma Alfandia, SE.,MA Dessanti Putri Sekti Ari, SE, MSA, Ak
NIP. 198812232015042001 NIP. 198811112019032015
ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Selatan)
NIM :165030407111039
Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur
jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat
2,dan Pasal 70).
Rahmana Alqadri
NIM.165030407111039
iv
RINGKASAN
Pajak adalah sumber penerimaan Negara Indonesia yang tertinggi, Hal ini
bertujuan untuk mampu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Untuk
mendapatkan penerimaan negara dari pajak, maka pemerintah meningkatkan kualitas
sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang baik adalah yang dapat bekerja
secara profesional. Profesionalisme merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan
pendapatan pajak yang tinggi. Profesionalisme menurut Hall dalam snizek (1972)
memiliki lima dimensi yaitu, Pengabdian pada profesi, kewajiban sosial kemandirian
keyakinan pada profesi, dan hubungan sesama profesi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profesionalisme
terhadap kinerja fiskus pajak di KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner melalui google formulir
kepada 100 responden yaitu fiskus pajak KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan dengan menggunakan Teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan variabel profesionalisme memiliki pengaruh
terhadap kinerja fiskus. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Faries dan Budiono (2014), Nugraha dan Ramantha (2015), Adri (2017), Santuo (2019),
dan Ratnawati (2020). Penelitian terdahulu yang mengemukakan hasil yang berbeda
adalah penelitian yang dilakukan oleh Avianda (2014). Hal ini dapat terjadi dikarenakan
indikator pertanyaan yang hadir pada penelitian ini lebih banyak dan lebih mewakilkan
dari masing – masing dimensi profesionalisme.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah profesionalisme mempengaruhi kinerja
fiskus pajak KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Sehingga semakin
tinggi profesionalisme fiskus maka semakin baik juga kinerjanya.
v
SUMMARY
Taxes are the highest source of Indonesian State revenue. It aims to be able to create
welfare for its people. To get state revenue from taxes, the government is required to improve
the quality of its human resources. Good human resources are those who can work
professionally. Professionalism is an important factor in realizing high tax revenues.
Professionalism according to Hall in Snizek (1972) has five dimensions, namely, dedication to
the profession, the social obligation of independent belief in the profession, and relationships
among professions.
The purpose of this study was to determine the effect of professionalism variable on the
performance the tax authorities at KPP Pratama Pondok Aren, South Tangerang City. Data
were collected by distributing questionnaires via google form to 100 respondents, namely tax
authorities of KPP Pratama Pondok Aren, South Tangerang City using simple random sampling
technique. The results showed that the professionalism variable had an influence on the
performance of the tax authorities. This is in accordance with previous research conducted by
Faries and Budiono (2014), Nugraha and Ramantha (2015), Adri (2017), Santuo (2019), and
Ratnawati (2020). Previous research that presented different results was research conducted by
Avianda (2014).
The conclusion of this study is that professionalism affects the performance of the tax
authorities at KPP Pratama Pondok Aren, South Tangerang City. So that the higher the
professionalism of the tax authorities, the better the performance will be.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat
dan rahmatnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme Terhadap Kinerja Fiskus (Studi pada KPP Pratama Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan)”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Perpajakan pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah banyak membantu dan membimbing khususnya kepada :
1. Bapak Drs.Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.
2. Bapak Prof. Dr. Drs. Mochamad Al Musadieq MBA selaku Ketua Jurusan Administrasi
Bisnis Universitas Brawijaya.
3. Ibu Dr. Saparilla Worokinasih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi
Perpajakan.
4. Ibu Latifah Hanum, SE., MSA., Ak selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh perhatian, dan ketelitian dalam
mengawasi kepenulisan skripsi.
5. Bapak/ibu dosen prodi Perpajakan yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
sehingga membantu penulis dalam menyusun skripsi.
6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan doa terbaik demi
kelancaran penulisan skripsi.
7. Segenap jajaran KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan yang membantu
dalam pengumpulan data penelitian
8. Teman-teman saya yang turut memberikan semangat baik dari prodi Perpajakan
maupun fakultas lain di Universitas Brawijaya.
vii
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan sumbangan yang
berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Rahmana Alqadri
viii
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................................. i
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................................... ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................... iv
RINGKASAN ........................................................................................................................v
SUMMARY ......................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................9
I.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................10
I.4 Kontribusi Penelitian................................................................................................10
I.4.1 Kontribusi Teoritis……………………………………………………………...10
I.4.2 Kontribusi Praktis………………………………………………………………10
I.4.3Kontribusi Kebijakan…………………………………………………………...11
I.5 Sistematika Pembahasan...........................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................13
II.1 Tinjauan Empiris .....................................................................................................13
II.1.1 Avianda (2014)…………………………………………………………………13
II.1.2 Faries, dan Budiono (2014)……………………………………………………14
II.1.3 Nugraha, dan Ramantha (2015)………………………………………………15
II.1.4 Adri (2017)……………………………………………………………………...16
II.1.5 Santuo (2019)…………………………………………………………………...17
II.1.6 Ratnawati (2020)……………………………………………………………….19
II.2 Tinjauan Teoritis…………………………………………………………………...26
ix
II.2.1 Pengertian Pajak……………………………………………………………….26
II.2.2 Fungsi Pajak……………………………………………………………………26
II.2.3 Pengelompokkan Pajak………………………………………………………..27
II.3 Profesionalisme……………………………………………………………………..32
II.3.1 Pengertian Profesionalisme ................................................................................. 32
II 3.2 Dimensi Profesionalisme ...................................................................................... 33
II.3.3 Faktor – faktor yang mendukung Profesionalisme……………………………...34
II.3.4 Aspek -Aspek Profesionalisme…………………………………………………….36
II.3.5 Penilaian Profesionalisme…………………………………………………………37
II.4 Kinerja………………………………………………………………………………..38
II.4.1 Pengertian Kinerja. .............................................................................................. 38
II.4.2 Indikator – Indikator Kinerja ............................................................................. 39
II.4.3 Indikator – Indikator Kinerja Fiskus ................................................................. 41
II.4.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja.................................................. 42
II.5 Fiskus Pajak………………………………………………………………………….43
II.5.1 Asal Kata Fiskus ................................................................................................... 43
II.5.2 Makna Kata Fiskus di Indonesia ........................................................................ 43
II.5.3 Hak Fiskus Pajak. ................................................................................................. 44
II.5.4 Kewajiban Fiskus Pajak ...................................................................................... 44
II.5.4.1 Kewajiban Umum Fiskus: ........................................................................... 44
II.5.4.2 Kewajiban Khusus Fiskus: .......................................................................... 45
II.6 Model Konseptual……………………………………………………………………46
II.7 Perumusan Hipotesis………………………………………………………………..47
II.7.1 Pengaruh Profesionalisme (X) terhadap Kinerja Fiskus Pajak (Y)………….48
II.8 Matriks………………………………………………………………………………….49
II.9 Nilai Eigen dan Vektor Eigen…………………………………………………………49
II.10 Matriks Data Multivariat……………………………………………………………50
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………...51
III.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………………..51
III.2 Lokasi Penelitian…………………………………………………………………...52
III.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel…………………………….52
III.3.1 Populasi…………………………………………………………………………52
III.3.2 Sampel…………………………………………………………………………...53
III 3.3.Teknik pengambilan sampel…………………………………………………...54
III.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel………………………………………54
III.4.1 Variabel ................................................................................................................ 54
x
III.4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................................................ 55
III.5 Skala Pengukuran, Jenis dan Sumber data, Teknik Pengumpulan data, dan
Instrument Penelitian…………………………………………………………………….61
III.5.1 Skala Pengukuran ............................................................................................... 61
III.5.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 61
III.5.3Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 62
III.5.4 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 63
III.6 Teknik Analisis Data………………………………………………………………..63
III.6.1 Analisis Deskriptif ............................................................................................... 63
III.7 Pilot Test……………………………………………………………………………..64
III.8 Uji Validitas dan Realibilitas……………………………………………………….67
III.8.1 Uji Validitas ......................................................................................................... 67
III.8.2 Uji Realibilitas ..................................................................................................... 68
III.9 Uji Asumsi Klasik…………………………………………………………………...68
III.9.2 Uji Heteroskedastisitas ....................................................................................... 69
III.10 Analisis Regresi Linier Sederhana………………………………………………..69
III.10.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana ............................................................. 69
III.10.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................................ 70
III.11 Uji Hipotesis………………………………………………………………………..71
III.11.1 Uji T atau Uji Parsial ........................................................................................ 71
III.13 Prosedur Analisis Faktor……………………………………………………………73
III.13.1 Pemilihan Variabel……………………………………………………………...73
III.13.2 Pembentukan Faktor……………………………………………………………75
III.13.2.1 Metode Principal Component ....................................................................... 75
III.13.2.2 Kriteria Penentuan Jumlah Faktor .............................................................. 75
III.13.2.3 Rotasi Faktor .................................................................................................. 76
III.13.3 Interpretasi Hasil Analisis Faktor………………………………………………77
III.13.3.1 Kriteria Penentuan Signifikansi Factor Loading ........................................ 77
III.13.3.1 Penamaan Faktor ........................................................................................... 78
III.14 Hasil Analisis Faktor………………………………………………………………78
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………………...80
IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………………80
IV.1.1 Karakteristik Geografis Kota Tangerang Selatan ........................................... 80
IV.1.2 Wilayah Administratif Kota Tangerang Selatan ............................................. 81
IV.1.3 Karakteristik KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan………….82
IV.2 Analisis Statistik Deskriptif………………………………………………………...83
xi
IV.2.1 Gambaran Umum Responden ........................................................................... 83
IV.2.2 Distribusi Frekuensi Variabel…………………………………………………….85
IV.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas…………………………………………………90
IV.3.1 Hasil Uji Validitas ............................................................................................... 90
IV.3.2 Hasil Uji Realibilitas ........................................................................................... 92
IV.4 Uji Asumsi Klasik…………………………………………………………………...93
IV.4.1 Uji Normalitas ..................................................................................................... 93
IV.4.2 Uji Heteroskedastisitas……………………………………………………………95
IV.5 Uji Analisis Faktor…………………………………………………………………..96
IV.5.1 Pemilihan Variabel.............................................................................................. 96
IV.5.2 Pembentukkan Faktor ........................................................................................ 98
IV.6 Interpretasi Hasil Analisis Faktor………………………………………………...101
IV.6.1 Identifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi profesionalisme terhadap
kinerja fiskus ................................................................................................................. 101
IV.7 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………………...105
IV.7.1 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ................... 105
IV.7.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi profesionalisme terhadap kinerja
fiskus…………………………………………………………………………………...107
IV.8 Analisis Regresi Linier Sederhana………………………………………………..108
IV.8.1 Uji Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................................ 108
IV.8.2 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................... 110
IV.9 Uji Hipotesis………………………………………………………………………..110
IV.9.1 Hasil Uji t ........................................................................................................... 110
BAB V ................................................................................................................................112
PENUTUP ..........................................................................................................................112
V.1 Kesimpulan .............................................................................................................112
V.2 Saran ........................................................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................114
Lampiran ..........................................................................................................................119
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak secara etimologi dalam bahasa arab disebut dengan istilah Dharibah yang
2002:815). Menurut Rachmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1), pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang - undang dan tidak
mendapat jasa timbal balik secara langsung untuk digunakan demi kepentingan umum.
Berdasarkan uraian yang sudah disebutkan, maka pajak adalah iuran dari rakyat suatu negara
kepada negara yang bersifat wajib dibayarkan sebagai bentuk sumbangan wajib kepada
negara.
Pajak memiliki fungsi dan peran khususnya pada keberlangsungan suatu negara.
Menurut Sari (2013:37), fungsi dan peranan pajak ada dua, pertama fungsi penerimaan
negara yaitu sebagai sumber untuk memasukkan uang sebanyak - banyaknya dalam Kas
Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara. Kedua, fungsi mengatur yaitu
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan, ekonomi, politik, budaya,
Salah satu negara yang menggantungkan sumber pendapatan utama negaranya dari
sektor pajak adalah Negara Indonesia, hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah angka target
1
pencapaian pajaknya. Negara Indonesia selama rentang tahun 2018 hingga 2020 memiliki
angka target pencapaian pajak yang tinggi dan terus meningkat. Pada tahun 2018 target
pencapaian pajak sebesar Rp.1.424 triliun rupiah, kemudian pada tahun 2019 target
pencapaian pajak sebesar Rp.1.577.6 triliun rupiah, dan pada tahun 2020 target pencapaian
Negara Atas Pajak, Pendapatan Negara Bukan Pajak, dan Hibah. Komposisi sumber
pendapatan Negara Indonesia rentang waktu tahun 2017 - 2019 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Sumber: kemenkeu.go.id
Berdasarkan data tabel 1.1 di atas, dapat dilihat ketika pada tahun 2017 pendapatan
negara atas pajak berjumlah Rp.1498.9 triliun, kemudian ditahun 2018 mengalami
peningkatan menjadi Rp.1.618.1 triliun, dan ditahun 2019 menjadi Rp.1.786.4 triliun.
Sedangkan untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2017 berjumlah
Rp.250. triliun, kemudian pada tahun 2018 berjumlah Rp.275.4 triliun, dan pada tahun 2019
2
Selain pendapatan negara atas pajak dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),
terdapat hibah sebagai sumber pendapatan negara. Pendapatan hibah tahun 2017 berjumlah
Rp.1.4 triliun, kemudian pada tahun 2018 berjumlah Rp.1.2 triliun, dan pada tahun 2019
berjumlah Rp.0.4 triliun. Hal ini menunjukkan pendapatan negara selama tahun 2017 – 2019
Pajak terdiri dari berbagai macam unsur salah satunya adalah, wajib pajak. Menurut
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Tata
Cara Perpajakan, “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan
perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”. Hal ini menyatakan
bahwa wajib pajak adalah individu maupun badan yang melakukan kewajiban perpajakan.
Data yang dihimpun melalui nota keuangan jumlah wajib pajak Negara Indoneisa pada tahun
Jumlah tersebut naik dari tahun 2018 yang berjumlah 38.7 juta wajib pajak
(www.ddtc.co.id). Namun, meningkatnya jumlah wajib pajak tidak diikuti atas meningkatnya
angka kepatuhan pajak hal ini terlihat dari jumlah wajib pajak yang baru menyampaikan
Surat Pemberitahuan Pajak sampai pada bulan Juli 2019 baru sebesar 12,3 juta wajib pajak
atau 67.2% dari jumlah wajib pajak yang wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak
3
Menurut Jatmiko (2006) menyatakan bahwa Profesionalisme dari kinerja fiskus
disini apabila profesionalisme kinerja fiskus berjalan dengan baik maka kepatuhan wajib
pajak akan meningkat. Hal yang sama juga dituliskan dalam penelitian Siat dan Tolly (2013)
dimana profesionalisme fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini
semakin memperkuat dimana salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak adalah
Fiskus adalah pejabat pemerintah yang bertugas untuk mengurus dan menarik pajak.
Wewenang tersebut merupakan perpanjangan tugas dari Direktorat Jendral Pajak yaitu untuk
perpajakan. Tugas dari fiskus antara lain membuat surat ketetapan pajak, surat tagihan pajak,
uang pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan karena terbukti menggelapkan uang pajak
sebesar 570 juta pada tahun 2010 yang mana bertentangan dengan etos kerja dari fiskus pajak
Kinerja merupakan hasil kerja yang terdiri atas unsur kualitas, kuantitas, efisiensi,
4
dan efektif yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tannggung
jawab yang diberikan kepadanya (Muklis, 2005:27). Lebih lanjut, kinerja merupakan hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab masing – masing demi mencapai tujuan
organisasi (Mangkunegara, 2000:2). Berdasarkan penjelasan menurut para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atas perilaku kerja dalam mencapai tujuan insitusi
Kinerja dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan
tentunya dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satunya yaitu Profesionalisme. Menurut
sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, prosedur yang mudah
keandalan yang dimiliki seseorang atau birokrasi dan sesuai dengan kebutuhan tugas.
Profesionalisme menurut Hall dalam Snizek (1972) memiliki lima dimensi yaitu, (1)
Pengabdian pada profesi, (2) kewajiban sosial (3) kemandirian (4) keyakinan pada profesi
5
(5) hubungan sesama profesi. Berdasarkan variabel yang akan diteliti pada penelitian ini
menggunakan teori Profesionalisme menurut Hall sebagai variabel independen yang mana
profesionalisme dijelaskan memiliki lima dimensi pertama adalah Dedikasi pada profesi
dimiliki.
kemampuan pada profesi yang ditekuninya dan ditopang dengan luasnya wawasan serta
pengetahuan mengenai profesinya. Hal ini dapat digambarkan dengan seorang fiskus, yang
harus menguasai segala peraturan perundang – undangan mengenai perpajakan beserta tata
cara pelaporan, penghitungan dan juga pembayaran pajaknya. Fiskus dapat menggunakan
segala pengetahuan teori pajak yang dipahaminya dalam menjawab segala permasalahan
Pada dimensi yang kedua adalah tanggung jawab sosial disini menitik beratkan pada
kebermanfaatan atas kehadiran profesi tersebut. Dalam hal ini pada hadirnya pelayanan dari
fiskus pajak dapat memudahkan proses pelaporan,penghitungan serta pembayaran pajak dari
wajib pajak kepada negara. Tanpa hadirnya fiskus pajak maka akan sangat menyulitkan
penerimaan pendapatan negara karena tidak hadirnya perantara negara dengan warga
negaranya.
Dimensi yang ketiga adalah ketidaktergantungan, yaitu cara pandang seseorang untuk
membuat keputusan tanpa terpengaruh dan bergantung pada pihak lain. Artinya untuk
6
seorang individu yang menjalani suatu profesi harus berani mengambil keputusan beserta
resiko dari pengambilan keputusan tersebut tanpa perlu terpengaruh dari pihak lain. Sebagai
contoh didalam penetapan suatu pengenaan tarif pembayaran pajak penghasilan, fiskus
haruslah tegas dan juga berani menetapkan tarif sesuai ketetapan yang sudah dijelaskan pada
peraturan perundang – undangan maupun keputusan mentri keuangan. Sehingga tidak perlu
Dimensi yang keempat integritas pada profesi adalah suatu kepercayaan bahwa yang
paling memiliki wewenang menilai pekerjaan adalah profesional rekan sesama profesi,bukan
orang luar yang tidak memiliki kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka, Pada
dimensi ini maka seorang individu dalam suatu profesi harus yakin akan pekerjaan yang
dilakukanya serta tidak memiliki keraguan atas penilaian pihak lain atas pekerjaan dan
bidang ilmu mereka. Dalam hal ini adalah fiskus pajak harus yakin atas penghitungan tarif
pajak yang dilakukanya dan tidak mendengarkan penilaian wajib pajak atas penghitungan
tarif pajak yang dikenakanya mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Pada dimensi yang kelima relasi sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal
sebagai ide utama dalam pekerjaan. Dimensi ini menekankan pada keterikatan hubungan
antar profesi dengan organisasi yang mengikat profesi tersebut sebagai acuan. Salah satu
contohnya adalah fiskus pajak yang dinaungi didalam Direktorat Jendral Pajak sebagai
7
Mengacu pada beberapa penelitan terdahulu salah satunya penelitian yang dilakukan
oleh Faries, dan Boediono (2014) menyatakan perilaku fiskus pajak dan profesionalisme
fiskus pajak mempengaruhi kinerja fiskus pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan Ramantha (2015) menyatakan bahwa
profesionalisme memiliki pengaruh terhadap kinerja, hasil penelitian yang sama dapat
ditemukan kembali pada penelitian Adri (2017) yang menyatakan bahwa Profesionalisme
profesionalisme mempengaruhi kinerja Hal yang sama juga disampaikan oleh Ratnawati
(2020) yang menyatakan kinerja fiskus pajak dipengaruhi oleh profesionalisme. Hasil yang
berbeda ditemukan pada penelitian Avianda (2014) yang menyatakan bahwa profesionalisme
tidak mempengaruhi kinerja Berawal dari terdapatnya perbedaan hasil penelitian diantara
Pada konteks perpajakan Direktorat Jendral Pajak selaku instansi publik yang
kepercayaan masyarakat, dengan memberikan profesionalisme kinerja yang baik. Hal ini
dapat dilihat dengan hadirnya salah satu program untuk mewujudkan profesionalisme
8
kinerja, yaitu dengan program kantor pajak pratama percontohan. Sehingga menciptakan
salah satu diantarnya yang menjadi peserta dalam lomba tersebut adalah Kantor Pelayanan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan atau yang
biasa disingkat KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu
KPP Pratama yang tersebar diprovinsi Banten. Berdiri pada tahun 2015 tepatnya didalam
Kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tujuanya sebagai wadah bagi mahasiswa
dan juga masyarakat umum untuk lebih mengetahui kewajiban perpajakan yang harus
dipenuhinya (www.tribunnews.com).
Beberapa waktu belakangan ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan meraih prestasi, tepatnya pada tahun 2017 karna menjadi salah satu
peserta lomba Kantor Pajak Pratama Percontohan (www.pajak.go.id). Karena prestasi yang
dimiliki KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan tersebut menjadi hal yang
membedakanya dengan KPP lainya. maka dari itu peneliti berkeinginan untuk melakukan
Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian ini, maka rumusan masalah pada
9
1. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja fiskus?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan , maka tujuan penelitian ini
adalah:
kinerja fiskus.
terhadap kinerja fiskus di Indonesia dan sebagi sumber Pustaka untuk pengembangan
hari.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan untuk KPP Pratama Pondok
Aren Kota Tangerang Selatan dalam melihat kualitas performa sumber daya manusia
para fiskus, dengan melihat adanya faktor profesionalisme yang akan mempengaruhi
kinerja fiskus pajak . Agar dapat meningkatkan kinerja fiskus juga mempermudah
10
I.4.3Kontribusi Kebijakan
Penelitian ini harapanya dapat menjadi bahan masukan dalam merancang kebijakan
kinerja fiskus di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja fiskus di
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas 5 bab sistematika penulisan adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang yang diangkat berdasarkan penelitian yang akan
dilakukan. Urainya akan terdiri atas perumusan masalah yang berisi tentang masalah
yang ingin diangkat untuk nantinya dicarikan jawaban melalui hasil analisis data. Bab
Bab ini memamparkan segala tinjauan Pustaka yang memiliki hubungan judul
Tinjauan Pustaka terdiri atas tinjauan empiris berupa penelitian terdahulu sebagai
acuan dan untuk mengetahui research gap penelitian yang akan dilakukan dengan
penelitian – penelitian terdahulu, serta tinjauan Pustaka yang memuat teori – teori
11
kinerja fiskus, dan teori pajak itu sendiri.
Bab III menguraikan prosedur atau metode yang digunakan dalam penelitian yang
bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini
menggunakan tahap – tahap yang sistematis . Pada bab ini akan terdiri dari jenis
penelitian, lokasi penelitian, variabel dan pengukuran, populasi dan sampel, jenis
Bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, gambaran responden, serta data
statistik dari hasil pengolahan SPSS. Data disajikan melalui bentuk tabel, dan juga
gambar. Selain itu pada bab ini menjelaskan mengenai keterkaitan atau hubungan
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan
saran untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan tema penelitian yang sama.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebelumnya atau pada masa terdahulu yang memiliki kesamaan dengan topik permasalahan
yang dibahas sehingga dapat dijadikan acuan didalam penelitian ini Ada beberapa penelitian
terdahulu yang dijadikan refrensi atau sumber karena memiliki hubungan yang sama dengan
kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Jakarta Timur”. Pada penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi dan motivasi pada karyawan kinerja
untuk pemeriksaan pajak profesional. Sesuai dengan judul penelitian ini menggunakan empat
variabel bebas, yaitu profesionalisme pemeriksa pajak, kepuasan kerja, komitmen organisasi,
dan motivasi kerja. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan
variabel terikat dan juga variabel bebas ditentukan hipotesis sementara berdasarkan penelitan
profesionalisme fiskus pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
13
Hal ini tentu saja sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya dilakukan
Cahyani (2010) menunjukkan hasil CR 2,214 dan dengan probabilitas sebesar 0,027 nilai ini
memenuhi syarat untuk menerima hasil hipotesis yang dilakukan terhadap 171 responden
fiskus pajak yang terdapat di Semarang. penelitian dilakukan melalui membagikan kuesioner
kepada fiskus pajak di Jakarta Timur yaitu KPP-Pratama Jakarta Pasar Rebo, Kpp-Pratama
Jakarta Kramat Jati, KPP - Pratama Jakarta Jatinegara, KPP-Pratama Jakarta Duren Sawit,
Cakung 1, Kpp- Pratama Jakarta Cakung 2. Jumlah sampel responden adalah 72. Hasil
Pada penelitian terdahulu dengan judul “ Pengaruh perilaku fiskus pajak dan
profesionalisme fiskus pajak terhadap kinerja fiskus pajak (survei pada konsultan pajak
variabel bebas dan variabel terikat yaitu kinerja fiskus pajak. Hipotesis yang digunakan
peneliti, pertama perilaku fiskus pajak dan profesionalisme tidak berpengaruh terhadap
kinerja fiskus pajak, dan hipotesis yang kedua perilaku fiskus pajak dan profesionalisme
sumber data primer berupa angket yang dibagikan kepada konsultan pajak yang pernah
mengikuti jalanya pemeriksaan pajak, dengan populasi penelitian yaitu seluruh Konsultan
14
Pajak Surabaya yang tergabung didalam Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) pada tahun
2014. Setelah dilakukan penelitian ditemukan hasil variabel perilaku fiskus pajak secara
individual bahwa perilaku fiskus pajak mempengaruhi kinerja fiskus pajak dalam melakukan
Hal tersebut berarti apabila tingkat perilaku fiskus pajak semakin meningkat maka
kinerja fiskus pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak akan meningkat pula. Sebaliknya
apabila perilaku fiskus pajak semakin menurun maka kinerja fiskus pajak dalam melakukan
pemeriksaan pajak akan menurun. Pengujian variabel profesionalisme fiskus pajak secara
meningkat maka kinerja fiskus pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak akan meningkat
pula. Sebaliknya apabila tingkat profesionalisme fiskus pajak menurun maka kinerja fiskus
pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak akan menurun. Hasil pengujian variabel perilaku
fiskus pajak dan profesionalisme fiskus pajak secara bersama- sama mempengaruhi kinerja
Kinerja auditor yang baik akan membantu Kantor Akuntan Publik untuk mencapai
tujuan dan memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal laporan
keuangan. Auditor dituntut menjadi seorang ahli untuk dapat mempertahankan kepercayaan
15
dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan auditan lainnya. Adanya pelatihan auditor
dapat meningkatkan kemampuan auditor untuk melakukan pekerjaan dalam proses audit.
profesi dan pelatihan auditor terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah 65 auditor yang bekerja pada
KAP di Bali. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 65 kuesioner. Namun, yang
kembali dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut sebanyak 63 kuesioner. Tehnik
analisisdata yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan program
SPSS 25.0 for windows. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa variabel
profesionalisme, etika profesi dan pelatihan auditor berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor.
organisasi terhadap kinerja pegawai pada kantor inspektorat provinsi Sulawesi selatan”.
Penelitian terdahulu ini berangkat dari keresahan peneliti tentang banyaknya kasus tindak
pidana korupsi dilingkungan pemerintahan daerah, dari hal tersebut maka peneliti mencoba
karyawan pada kantor inspektorat provinsi Sulawesi selatan. Terdapat tiga hipotesis yang
16
organisasi secara bersaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
kedua diduga profesionalisme berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai, dan hipotesis yang ketiga diduga komitmen organisasi berpengaruh secara positif
dinyatakan tepat dengan hasil uji simultan yang telah dilakukan yaitu profesionalisme dan
komitmen organisasi secara bersama – sama berpengaruh positif serta signifikan terhadap
kinerja pegawai pada kantor inspektorat provinsi Sulawesi selatan. Kedua berdasarkan hasil
uji parsial pada hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor inspektorat provinsi Sulawesi selatan.
Ketiga berdasarkan hasil uji parsial yang dilakukan pada hipotesis ketiga, dapat disimpulkan
bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Kinerja Fiskus Pajak:
Tiga Variabel Penjelas Pencapaian Target Pajak Optimal”. Pemeriksaan pajak dapat
dikatakan berhasil ditentukan oleh kinerja dari fiskus pajaknya, maka dari itu untuk mencapai
hasil pemeriksaan pajak yang optimal diperlukan upaya dalam meningkatkan kinerja fiskus
pajak . Kinerja fiskus pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama profesionalisme,
kedua pengalaman kerja, dan ketiga komitmen organisasi dari fiskus pajak.
17
Berdasarkan penelitian sebelumnya mendapatkan hasil bahwa profesionalisme,
pengalaman kerja, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja fiskus pajak.
kinerja fiskus pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme,
pengalaman kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja fiskus pajak pada Kantor
Populasi penelitian yaitu sebanyak 37 pemeriksa pajak yang terdiri atas fungsional
pemeriksa pajak dan petugas pemeriksa pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bulukumba. Jumlah sampel ditentukan dengan teknik total sampling, yaitu dengan
menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
uji hipotesis parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan pada profesionalisme, pengalaman kerja dan komitmen organisasi
Hal ini berarti bahwa kinerja fiskus pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
komitmen organisasi fiskus pajak serta selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
18
II.1.6 Ratnawati (2020)
dan konflik peran pada kinerja fiskus pajak. Studi ini juga perlu menyelidiki moderasi peran
lokus kendali. Sampel terdiri dari 139 pemeriksa pajak di Riau Kantor Direktorat Jenderal
Pajak-Indonesia. Teknik analisis data termasuk regresi berganda dan analisis regresi yang
peran mempengaruhi kinerja fiskus pajak. Seorang fiskus pajak yang profesional, memiliki
kompetensi, dan tidak merasa ada konflik dalam menjalankan perannya, akan memiliki
kinerja yang lebih baik. Selain itu penelitian ini juga menemukan lokus tersebut dari kontrol
memoderasi efek profesionalisme, kompetensi, dan konflik peran kinerja fiskus pajak. Lokus
internal selanjutnya akan meningkatkan kinerja fiskus pajak dengan profesionalisme tinggi,
kompetensi yang memuaskan. Kinerja fiskus pajak yang rendah akibat terjadinya konflik
19
Tabel 2.1Ringkasan Penelitian Terdahulu
20
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Peneliti Penelitian
2. Faries dan Pengaruh Perilaku Penelitian Perilaku pemeriksa Penelitian terdahulu
Budiono Pemeriksa Pajak ini berjenis pajak dan dalam pengumpulan
(2014) dan penelitian profesionalisme data berfokus pada
Profesionalisme hypotesis pemeriksa pajak secara penilaian dari konsultan
Pemeriksa Pajak testing bersama - sama pajak yang tergabung
Terhadap Kinerja dengan mempengaruhi kinerja dalam ikatan konsultan
Pemeriksa Pajak metode pemeriksa pajak dalam pajak Surabaya untuk
(Survei Pada deskriptif melakukan pemeriksaan menilai kinerja fiskus.
Konsultan pajak dan pajak di Surabaya Sedangkan pada
Surabaya)” pendekatan penelitian yang akan
kuantitatif dilakukan berfokus pada
fiskus dalam menilai
kinerjanya. Selain yang
sudah dijelaskan pada
metode penelitian yang
akan dilakukan
menambahkan uji
analisis faktor yang
tidak dilakukan pada
penelitian sebelumnya
21
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Peneliti Penelitian
3. Nugraha Pengaruh Penelitian Berdasarkan hasil Pada penelitian terdahulu
dan Profesionalisme, ini berjenis analisis dapat dilakukan untuk
Ramantha Etika penelitian diambil kesimpulan mengukur pengaruh
(2015) Profesi, dan hypotesis bahwa variabel profesionalisme, etika
Pelatihan testing profesionalisme, profesi, dan pelatihan
Auditor dengan etika profesi, dan auditor terhadap kinerja
Terhadap metode pelatihan auditor auditor pada kantor
Kinerja Auditor deskriptif berpengaruh positif akuntan publik di bali.
Pada dan terhadap kinerja auditor.
Kantor Akuntan pendekatan Pada penelitian yang akan
Publik di Bali kuantitatif dilakukan menguji
pengaruh profesionalisme
terhadap kinerja fiskus
pajak di KPP Pondok
Aren Kota Tangerang
Selatan. Selain yang
sudah dijelaskan pada
metode penelitian yang
akan dilakukan
menambahkan uji analisis
faktor yang tidak
dilakukan pada penelitian
sebelumnya
22
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Peneliti Penelitian
4. Adri Pengaruh Penelitian ini Profesionalisme dan Pada penelitian
(2017) Profesionalisme berjenis Komitmen organisasi terdahulu
dan Komitmen penelitian secara bersama – berfokus pada uji
Organisasi hypotesis sama berpengaruh variabel
Terhadap testing dengan positif dan signifikan profesionalisme
Kinerja metode terhadap kinerja pemeriksa pajak,
Pegawai Pada deskriptif dan pegawai pada Kantor kepuasan kerja,
Kantor pendekatan Inspektorat Provinsi komitmen
Inspektorat kuantitatif. Sulawesi selatan. organisasi, dan
Provinsi motivasi kerja
Sulawesi Selatan Kedua berdasarkan terhadap kinerja
hasil uji parsial pada karyawan KPP.
hipotesis kedua, dapat
disimpulkan bahwa Perbedaan penelitian
profesionalisme terdahulu dengan
berpengaruh dan penelitian yang akan
signifikan terhadap dilakukan adalah
kinerja pegawai pada mengenai cara
Kantor Inspektorat mengukur kinerja, pada
Provinsi Sulawesi penelitian yang akan
selatan.` diteliti akan
menggunakan indikator
Ketiga berdasarkan kinerja menurut
hasil uji parsial yang Robbins (2006:260)
dilakukan pada yaitu, kualitas,
hipotesis ketiga, dapat kuantitas, ketepatan
disimpulkan bahwa waktu, efektifitas,
komitmen organisasi kemandirian, dan
berpengaruh dan komitmen kerja. Selain
signifikan terhadap yang sudah dijelaskan
kinerja pegawai pada pada metode penelitian
Kantor Inspektorat yang akan dilakukan
Provinsi Sulawesi menambahkan uji
selatan. analisis faktor yang
tidak dilakukan pada
penelitian sebelumnya
23
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Peneliti
5. Santuo Kinerja Pemeriksa Penelitian ini Kinerja pemeriksa Pada penelitian
(2019) Pajak: Tiga Variabel menggunakan pajak pada Kantor terdahulu berfokus
Penjelas Pencapaian metode Pelayanan Pajak pada pengujian
Target Pajak Optimal eksplanatori Pratama Bulukumba pengaruh
deskriptif secara mayoritas profesionalisme,
kuantitatif dipengaruhi oleh pengalaman kerja,
profesionalisme, dan komitmen
pengalaman kerja, dan organisasi pemeriksa
komitmen organisasi pajak terhadap kinerja
pemeriksa pajak serta pemeriksa pajak.
selebihnya dipengaruhi Pada penelitian yang
oleh faktor lain yang akan dilakukan
tidak dimasukkan berfokus pada
dalam model penelitian pengaruh
ini. profesionalisme
terhadap kinerja fiskus
pajak
24
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Hasil Perbedaan Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
Keterbaharuan pada penelitian secara umum yaitu mengenai pemilihan tempat obyek
penelitian. Dimana pada obyek penelitian terdahulu hanya pada KPP Pratama biasa.
Sedangkan pada penelitian yang ingin dilakukan yaitu pada KPP Pratama yang pernah masuk
nominasi KPP Pratama percontohan, dan secara khusus yaitu pada metode analisis yaitu uji
25
II.2 Tinjauan Teoritis
Pajak atau yang biasa disebut dengan tax dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang – undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat (Undang – Undang Nomor 28
Tahun 2007). Smeets dalam Waluyo (2011:2) menyatakan pajak adalah prestasi terutang
kepada pemerintah melalui norma – norma umum dan dapat dipaksakan, tanpa ada
kontraprestasi langsung dalam hal yang bersifat individual, dimasukkan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
Pajak tidak akan memberikan timbal balik langsung kepada individu didalam
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Untuk dapat memahami hal tersebut maka
fungsi dari pajak menurut Mardiasmo (2009:1) , akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber pendapatan bagi pemerintah yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
26
Pajak sebagai instrument untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
a. Pajak yang dikenakan atas rokok bertujuan untuk mendanai sektor Kesehatan
b. Pajak atas barang impor digunakan untuk melindungi harga pasar didalam negri.
Fungsi pajak yaitu sebagai fungsi mengatur kebijakan pemerintah perlu dilakukan
pengelompokkan jenis pajak untuk memudahkan berjalanya fungsi mengatur dari pajak.
Menurut Resmi (2012:7) jenis pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu
1. Menurut Golongan:
a. Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. Contohnya; pajak atas kendaran
Pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
Pajak tidak langsung dapat terjadi jika proses transaksi yang menyebabkan
terutangnya pajak, contohnya; pajak pertambahan nilai, pajak ekspor, dan pajak bea
27
masuk.
2. Menurut Sifat:
a. Pajak Subjektif
Pajak yang pengenaanya memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan
b. Pajak Objektif
pajak, tanpa memperlihatkan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun
tempat tinggal.
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi)
maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten / kota) dan digunakan untuk membiayai
pemerintah daerah.
28
pemungutnya, pajak juga terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem
pemungutan pajak. Menurut Waluyo (2011:16) tata cara pemungutan pajak terdiri atas :
a. Stelsel Pajak
Merupakan salah satu jenis pemungutan pajak berdasarkan pada objek atau
2. Stelsel Anggapan
Merupakan pemungutan pajak yang didasarkan pada anggapan yang diatur oleh suatu
tergantung pada peraturan perpajakan yang berlaku, dengan demikian stelsel ini
penghasilan suatu tahun pajak dianggap sama dengan tahun sebelumnya. Sehingga
pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk
3. Stelsel Campuran
Jenis stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada
awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan. Kemudian pada
29
kenyataannya besarnya pajak lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka
menurut kenyataan lebih kecil daripada pajak anggapan, maka wajib pajak dapat
2. Asas Kebangsaan
contohnya adalah ketika ada orang Amerika yang tinggal di Jepang, orang tersebut
tidak bisa diwajibkan untuk membayar pajak karena kebangsaanya bukan Jepang.
3. Asas Sumber
yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan. Wajib pajak merupakan
pihak yang berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan melaporkan besaran
pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online
30
yang sudah dibuat oleh pemerintah.
2. Witholding System
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan
wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat
Assessment, wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah
Pajak di Negara Republik Indonesia menganut sistem Self Assasment, yaitu anggota
masyarakat wajib pajak (WP) diberikan kepercayaan dan kewenangan untuk melaksanakan
penghitungan, pembayaran, dan pelaporan sendiri atas pajak terhutang (Self Assasment)
dengan melalui surat pemberitahuan pajak (SPT). Hal ini mengacu atas Undang – Undang
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM). Pemerintah memberikan ruang yang tinggi terhadap kebebasan
wajib pajak karena itu pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap kebebasan
Sistem pajak yang menganut Self Assasment memerlukan sistem kontrol atas
kebebasan wajib pajak dalam menghitung dan melaporkan kewajiban perpajakanya. Sistem
31
kontrol tersebut diwujudkan dalam bentuk pemeriksaan pajak, dasar hukum dari pemeriksaan
pajak yaitu Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. Pemeriksaan pajak (tax audit) yang dilakukan oleh fiskus pajak dengan
tujuan untuk menguji kepatuhan wajib pajak (Compliance Audit), menuntut fiskus pajak
II.3 Profesionalisme
karena profesionalisme adalah bentuk penilaian diri atas kinerja seseorang. Terdapat
beberapa pengertian tentang profesionalisme disampaikan oleh Alvin A. Arens dan James K.
untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi undang- undang dan peraturan
masyarakat. Profesionalisme mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang memberi
karakteristik atau menandai suatu profesi atau orang yang profesional. Atik Purwandari
bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara penuh/utuh tanpa mementingkan
32
berubah dan menjalankan tugas dan fungsinya dengan mengacu kepada visi dan nilai - nilai
menempatkan birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter
kecakapan aparatur dalam bekerja secara baik. Menurut Siagian (2009:163), profesionalisme
adalah keandalan dan keahlian dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu
tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh
pelanggan.
sikap dan tindakan aparatur dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan
selalu didasarkan pada ilmu pengetahuan dan nilai nilai profesi aparatur yang mengutamakan
kepentingan publik. Berdasarkan pengertian yang sudah dikemukakan beberapa ahli di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa profesionalisme yaitu perilaku yang lebih dari sekedar
pemenuhan kewajiban atas peraturan hukum dan masyarakat serta menjadi parameter
Profesionalisme menurut Hall dalam snizek (1972) memiliki lima dimensi yaitu:
yang ditekuninya dan ditopang dengan luasnya wawasan serta pengetahuan mengenai
33
profesinya.
2. Kewajiban Sosial
Kebermanfaatan atas kehadiran profesi tersebut, yaitu hadirnya pelayanan dari fiskus
dari wajib pajak kepada negara. Tanpa hadirnya fiskus pajak maka akan sangat
3. Kemandirian
profesional rekan sesama profesi,bukan orang luar yang tidak memiliki kompetensi
Ikatan profesi digunakan sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan
1. Performance
34
Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan
kerja.
2. Akuntanbilitas Aparatur
juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-
a. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
dengan peraturan.
c. Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
3. Loyalitas Pegawai
menurut Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum,
pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu
35
sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta
pengalaman.
Menurut Oemar Hamalik dalam Royen (2007:7) terdapat aspek – aspek didalam
profesionalisme yaitu:
1. Aspek potensial
Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang
2. Aspek profesionalisme
Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya
3. Aspek fungsional
Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil tepat guna,
36
4. Aspek operasional
5. Aspek personal
6. Aspek produktifitas
Setiap pegawai harus memiliki motof kerja dan prestasi baik kualitas maupun
kuantitas.
Menurut Siagian (2009 :35) profesionalisme diukur dari segi kecepatannya dalam
menjalankan fungsi dan mengacu kepada prosedur yang telah disederhanakan. Menurut
pendapat tersebut, konsep profesionalisme dalam diri aparat dilihat dari segi:
1. Kreatifitas (creativity)
kepada publik dengan melakukan inovasi. Hal ini perlu diambil untuk mengakhiri
penilaian miring masyarakat kepada birokrasi publik yang dianggap kaku dalam
bekerja. Terbentuknya aparatur yang kreatif hanya dapat terjadi apabila: terdapat
iklim yang kondusif yang mampu mendorong aparatur pemerintah untuk mencari
ide baru serta menerapkannya secara inovatif: adanya kesediaan pemimpin untuk
37
keputusan yang menyangkut pekerjaan, mutu hasil pekerjaan, karier dan
2. Inovasi (innovation)
mendasar dari perilaku inovatif adalah rasa cepat puas terhadap hasil pekerjaan
3. Responsifitas (responsivity)
merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
II.4 Kinerja
pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu”. Kinerja menurut Trisaningsih
(2007:9) adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas - tugas yang
dibebankan kepadanya atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur
dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja juga dapat
dikatakan sebagai sebuah kesuksesan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan suatu
38
pekerjaan. Namun kesuksesan yang dimaksud lebih merupakan hasil yang dicapai oleh
seseorang menurut ukuran yang berlaku sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya (Chiu dan
Chen, 2005)
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Tika
kelompok organisasi dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”. Kesimpulan dari beberapa
pendapat para ahli bahwa mengenai kinerja adalah kemampuan pegawai dengan spesialisasi
Menurut Robbins (2006:260) Indikator untuk mengukur kinerja secara individu ada enam
yaitu:
1. Kualitas
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas, kualitas kerja
diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta
2. Kuantitas
39
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan istilah seperti jumlah unit, jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari persepsi pegawai
3. Ketepatan Waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu
4. Efektifitas
Efektifitas kerja dalam persepsi pegawai dalam menilai pemanfaatan waktu dalam
5. Kemandirian
Merupakan tingkat seorang karyawan dapat menjalankan fungsi kerjanya tanpa meminta
bantuan, bimbingan dari orang lain atau pengawas. Kemandirian dapat diukur dari
persepsi karyawan terhadap tugas dalam melakukan fungsi kerjanya masing – masing
6. Komitmen kerja
dalam organisasi.
40
II.4.3 Indikator – Indikator Kinerja Fiskus
Menurut Setiyati dan Amir yang dikutip Kariyoto (2011:66) untuk mengukur
tax dapat dimaknai sebagai biaya untuk mengumpulkan pajak. Sedangkan Cost of
compliance adalah biaya yang dikeluarkan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakanya, biaya ini dapat berupa biaya untuk menyetor, melapor, menyimpan
arsip pajak, serta biaya gaji staf pajak atau honor konsultan.
pengenaan pajak atas suatu obyek harus berbanding dengan pendapatan pajak atas
obyek pajaknya.
dalam hal ini total pajak terutang yang berpotensi dimiliki negara dan pajak yang
Kepatuhan penyampaian SPT yaitu perilaku wajib pajak dalam melaporkan, surat
41
pemberitahuan pajaknya. Terhusus dalam hal ini apabila semakin tepat waktu wajib
Tunggakan wajib pajak yaitu, kewajiban wajib pajak untuk membayarkan beban
pajaknya, semakin besar beban pajak yang belum dibayarkan maka semakin besar
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, faktor tersebut terdiri atas faktor internal dan
3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhdap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan
anggota tim.
4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan
42
5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan
Menurut Oxford Classsical Dictionary, fiskus berasal dari istilah latin yang berarti
“keranjang” atau “kantong uang”. Istilah fiskus digunakan untuk menyebut dana pribadi
seseorang atau dalam konteks administrative berarti dana publik yang dipegang oleh
gubernur. Istilah fiskus juga digunakan untuk menyebut pendapatan dan seluruh administrasi
keuangan yang dikendalikan oleh kaisar. Sementara itu, dalam hukum romawi, fiskus berarti
negara (www.newsddtc.co.id).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fiskus adalah pegawai atau pejabat
pemerintah yang bertugas untuk mengurus dan menarik pajak. Pada praktiknya, istilah kata
fiskus digunakan untuk menyebut petugas Direktorat Jendral Pajak (DJP), karena petugas
pajak yang dinaungi oleh DJP memang merupakan pihak yang diberikan kewenangan oleh
undang – undang untuk melaksanakan dan menjalankan pemungutan pajak. Hal ini sesuai
dengan tugas DJP yang termuat dalam Pasal 380 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
teknis di bidang perpajakan. Secara lebih terperinci, DJP juga memiliki fungsi untuk
43
memberi bimbingan teknis dan supervisi di bidang perpajakan; melaksanakan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang perpajakan; melaksanakan administrasi DJP; serta fungsi
Perpajakan yaitu:
3. Menerbitkan Keputusan.
4. Melakukan Pemeriksaan.
5. Melakukan Penyegelan.
Perpajakan yaitu:
penerangan kepada wajib pajak agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan
44
II.5.4.2 Kewajiban Khusus Fiskus:
1. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sementara dalam waktu 3 hari
diterima.
3. Menerbitkan suatu surat keputusan atas pengukuhan pengusaha kena pajak (sebagai
wajib pajak pertambahan nilai), dalam jangka waktu tujuh hari sejak formulir
pendaftaran diterima.
4. Menerbitkan surat keputusan kelebihan pajak dalam jangka waktu satu bulan setelah
5. Menerbitkan sebuah surat perintah untuk membayar kelebihan pajak dalam jangka
waktu satu bulan setelah diajukannya surat keputusan kelebihan pembayaran pajak.
waktu dari 3 bulan untuk angsuran/penundaan surat ketetapan pajak, surat ketetapan
pajak tambahan, serta surat pemberitahuan pajak dan dalam waktu 10 hari untuk
7. Memberikan suatu keputusan atas keberatan yang diajukan oleh wajib pajak dalam
dan pengurangan/pembatalan terkait ketetap pajak dalam waktu 3 bulan sejak tanggal
45
penerimaan permohonan.
9. Merahasiakan data atau informasi mengenai wajib pajak yang telah disampaikan.
hubungan secara teoritis antara variabel – variabel penelitian yaitu antara variabel
independent dengan variabel dependen. Mengacu pada landasan teori yang sudah dituliskan,
Pajak merupakan sumber pendapatan bagi Negara Indonesia dan memiliki fungsi
yang penting bagi pembiayaan Negara Indonesia. Pembangunan infrastruktur adalah salah
satu unsur yang dibiayai dari pajak, begitu pentingnya peran pajak, tetapi tidak diikuti dengan
kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko
(2006) menyatakan bahwa profesionalisme dari fiskus pajak mempengaruhi kepatuhan pajak
itu sendiri. Profesionalisme fiskus pajak dapat dinilai dengan meneliti pengaruh
profesionalisme terhadap kinerja fiskus pajak, seperti yang disampaikan oleh Faries, dan
Budiono (2014) yaitu profesionalisme fiskus pajak berpengaruh terhadap kinerja fiskus
pajak. Profesionalisme menurut Hall dalam Snizek (1972) terdiri dari lima dimensi yaitu 1)
Pengabdian pada profesi yaitu kemampuan diri untuk menguasai segala hal yang
46
berhubungan dengan profesi. Kewajiban Sosial adalah kesadaran diri tentang peranan profesi
mengambil keputusan dalam ruang lingkup profesinya. Keyakinan pada profesi adalah
keyakinan bahwa yang dapat menilai hasil dari kerjanya adalah teman seprofesi didalam
lingkunganya. Hubungan sesama profesi adalah relasi hubungan antara sesama profesinya.
Kinerja
Profesionalisme
(Y)
(X)
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian tersebut sudah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Disebutkan sementara karena jawaban masih berdasarkan asumsi
dari tinjauan teoritis dan belum dilakukan menguji asumsi berdasarkan fakta – fakta empiris.
alur hubungan antar hipotesis. Model hipotesis penelitian ada pada gambar ini.
47
II.7.1 Pengaruh Profesionalisme (X) terhadap Kinerja Fiskus Pajak (Y)
memenuhi undang - undang dan nilai yang ada di masyarakat. Profesionalisme mengacu pada
hal yang mencakup perilaku, tujuan, atau kualitas yang memiliki karakteristik serta menandai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
Snizek (1972) dengan kelima dimensinya yaitu, pengabdian profesi, kewajiban sosial,
Avianda (2014) menyatakan bahwa profesionalisme fiskus secara terpisah tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja fiskus . Hal lain dikemukakan oleh Faries dan Budiono (2014) yang
menyatakan bahwa profesionalisme fiskus mempengaruhi kinerja dari fiskus itu sendiri yang artinya
semakin profesionalnya maka semakin baik kinerjanya. Pendapat serupa diperkuat juga oleh hasil
penelitian yang dilakukan Adri (2017) yang menyatakan bahwa profesionalisme memiliki pengaruh
terhadap kinerja. Santuo (2019) dalam penelitianya menunjukkan bahwa profesionalisme memiliki
pengaruh dengan kinerja fiskus. Ratnawati (2020) dalam penelitianya menyatakan bahwa
profesionalisme menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja fiskus. Berdasarkan penjelasan
diatas dan hipotesis gambar 2.1 maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah:
48
H1
Profesionalisme (X) Kinerja
(Y)
Keterangan:
: Terdapat Pengaruh
Berdasarkan model hipotesis gambar 2.1 maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini
adalah:
II.8 Matriks
Matriks adalah susunan segi empat siku – siku dari bilangan – bilangan (Anton, 221:1987).
Bilangan – bilangan tersebut dinamakan elemen dalam matrik. Jika A adalah sebuah matriks
𝑎𝑖𝑗 menyatakan elemen yang terdapat didalam baris 𝑖 dan kolom 𝑗 dari A. Jadi matriks yang
memenuhi persamaan |𝑨 − λ𝐈| = 𝟎. Jika sebuah vektor yang tak nol 𝑥(𝑥 ≠ 0) di dalam Rn
dimana 𝑨𝒙 = λ𝒙, maka 𝒙 dinamakan vektor eigen dari matriks A yang bersesuaian dengan
49
nilai eigen λ (Anton,277: 1987).
dinamakan entri matriks. Entri matriks sering dinotasikan dengan 𝑥𝑖𝑗 yang berarti nilai
tertentu di variabel ke-𝑖 yang diamati pada item ke-𝑗. Pada analisis multivariat digunakan
sejumlah 𝑝 variabel yang merupakan karakteristik dari objek yang diteliti, dengan nilai 𝑝 ≥
1.Sedangkan jumlah observasi atau objek yang diteliti sebanyak 𝑛. Secara umum data
50
BAB III
METODE PENELITIAN
bahwa penelitian explanatory atau eksplanatif adalah penelitian yang menjelaskan hubungan
dari beberapa variabel dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2017 :19) penelitian
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lainya. Berdasarkan
beberapa penjelasan ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa explanatory atau eksplanatif
adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan hubungan variabel – variabel
terkait yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel – variabel terkait yang
digunakan untuk menjelaskan dan menguji hipotesisnya. Pemilihan jenis penelitian ini
profesionalisme fiskus terhadap kinerja fiskus. Peneliti hanya menggunakan satu variabel
pada penelitian ini dikarenakan peneliti hanya ingin memfokuskan pertanyaan penelitian
untuk mendapatkan data primer. Menurut Sugiyono (2017 :12), metode survey digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu secara alamiah dengan bantuan peneliti
51
melakukan kegiatan pengumpulan data, misalnya mengedarkan kuisioner, tes, wawancara
Lokasi penelitian adalah tempat yang dijadikan sebagai objek dan subjek penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak yang pernah masuk dalam nominasi,
Kantor pelayanan pajak percontohan. Kantor pelayanan pajak percontohan menurut Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-82/PJ/2015 Tentang kegiatan seleksi kantor
pelayanan percontohan yaitu kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan tiap Kantor
Pelayanan Pajak secara objektif, transparan dan akuntabel. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan adalah Kantor Pelayanan Pajak yang pernah masuk
nominasi sebagai KPP percontohan sehingga dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian
III.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau fenomena ( Morissan,
2016 : 109). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017 :80). Populasi dalam penelitian ini adalah 119
jumlah pegawai fiskus pajak di KPP Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
52
III.3.2 Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2017:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut
harus betul – betul representative (mewakili). Estimasi pengukuran sampel minimum yang
paling banyak digunakan menggunakan metode Slovin yang digunakan untuk menghitung
banyaknya sampel minimum suatu survei populasi terbatas (finite population survey),
dimana tujuan utama dari survei tersebut adalah untuk mengestimasi proporsi populasi.
N = Ukuran populasi
ditolerir;
Rentang sampel yang dapat diambil dari Teknik Slovin adalah antara 10 – 20 % dari
populasi penelitian . Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 119 fiskus pajak, sehingga
presentasi kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan
untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan
sebagai berikut :
53
119
1+119(0,1)2
Berdasarkan metode slovin maka sample yang didapatkan berjumlah 100 (seratus) sample.
Teknik sampling adalah teknik dalam pengambilan sample untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini sampel yang diambil
mengunakkan teknik simple random sampling yang termasuk dalam probability sampling.
Menurut Sugiyono (2017:126:) simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel
dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi tersebut. Alasan peneliti menggunakan teknik ini adalah memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi (fiskus pajak) untuk dipilih menjadi sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri.
III.4.1 Variabel
Variabel adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017:38). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
54
Variabel independen atau biasa disebut dengan variabel bebasmerupakanvariabel
(2017:39), variabel dependen sering juga disebut variabel output, kriteria, konsekuen
atau variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
terjadi akibat variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
fiskus (Y).
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobervasi dari suatu konsep atau mengubah konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan gejala atau perilaku yang dapat diamati dan diuji kebenarannya (Sarwono,
2006:67). Definisi operasional akan membentuk suatu definisi spesifik sesuai kriteria,
sehingga dapat diukur, dan menjadi informasi ilmiah yang membantu penulis lain yang ingin
meneliti variabel yang sama. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Profesionalisme (X)
Profesionalisme dalam penelitian ini didefinisikan sebagai perilaku, tujuan atau kualitas
55
yang lebih dari sekedar memenuhi undang – undang dan peraturan masyarakat yang
memberi karakteristik atau menandai suatu profesi dalam hal ini adalah profesi fiskus
pajak. Berikut ini adalah dimensi / indikator profesionalisme berdasarkan teori Hall
a. Pengabdian pada profesi , yang meliputi pembaruan pengetahuan atas bidang profesi.
b. Kewajiban sosial, yang meliputi kesadaran fiskus akan pentingnya peran yang
c. Kemandirian yang meliputi, pengambilan keputusan dalam bidang kerjanya tanpa ada
d. Keyakinan pada profesi yang meliputi keyakinan bahwa yang dapat menilai hasil
e. Hubungan sesama profesi yang meliputi, pertukaran ide dan kerjasama fiskus dengan
fiskus lain.
2. Kinerja (Y)
Menurut Robbins (1996:218) kinerja adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan dan
56
waktu.
telah dibebankan.
f. Komitmen kerja adalah Meliputi hubungan yang baik dengan organisasi, dan
57
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Konsep Variabel Indikator Item
Profesionalisme Profesionalisme Pengabdian a. Fiskus memiliki kecakapan
Hall Dalam pada profesi pengetahuan dalam
Snizek (1972) melaksanakan pekerjaanya.
(Adri:2017)
58
Lanjutan Tabel 3.1
Konsep Variabel Indikator Item
Profesionalisme Profesionalisme Keyakinan a. Fiskus pajak hanya dapat dinilai
Hall dalam Snizek pada profesi mengenai pekerjaanya oleh rekan
(1972) kerjanya bukan orang luar yang
tidak memiliki kompetensi
dibidangnya. (Adri:2017)
59
Lanjutan Tabel 3.1
60
III.5 Skala Pengukuran, Jenis dan Sumber data, Teknik Pengumpulan
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang
merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu
objek atau fenomena sosial (Sugiyono, 2017:93). Skala Likert terdiri dari lima tingkatan
jawaban mengenai kesetujuan responden akan pernyataan yang disampaikan. Berikut skor
skala Likert menurut Sugiyono (2017:94) yang digunakan untuk mengukur pendapat
responden:
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta (Riduwan, 2009:5).
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian yang didapat dari
61
tempat aktual terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006:60). Data primer dalam
penelitian ini adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Data primer diperoleh secara langsung dari pihak
kuesioner kepada responden, yaitu Fiskus Pajak di KPP Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengumpulan sumber yang
sudah ada (Sekaran, 2006:65). Data sekunder dalam penelitian ini adalah
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran
pernyataan tertulis yang dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya
alternative yang didefinisikan dengan jelas. Metode ini dilakukan dengan memberikan
sejumlah pernyataan kepada responden terkait permasalahan yang diteliti. Kuesioner tersebut
disebar secara online kepada pemilik fiskus pajak di KPP Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan melalui google formulir. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk menjaring data
62
III.5.4 Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian juga merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah” (Arikunto, 2002:160). Menurut
dalam usaha memperoleh informasi yang ahasil penelitian sebagian besar sangat bergantung
pada kulitas instrumen pengumpulan datanya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berupa daftar pernyataan yang dimaksudkan
untuk memperoleh jawaban berupa skor angka 1 – 5 dari skala Likert karena menyangkut
Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atas hipotesis yang
telah dirumuskan. Menurut Arikunto (2010:278), secara garis besar pekerjaan analisis data
meliputi 3 langkah yaitu : Persiapan, Tabulasi dan Penerapan data sesuai penelitian. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 25.0 for windows.
yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
63
pengujian hipotesis. Metode deskriptif digunakan untuk membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, sehingga dapat dilakukan akumulasi data dasar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas, bahwa analisis deskriptif memiliki
berdasarkan data variabel yang diperoleh sehingga dapat dijadikan akumulasi data
dasar.
Pilot test terlebih dahulu dilakukan sebelum kuisioner penelitian disebarkan kepada
seluruh responden fiskus pajak. Tujuan dilakukan pilot test adalah untuk memperoleh nilai
validitas dan reliabilitas dari setiap pertanyaan. Menurut Baker dalam Akbar (2018), bahwa
sampel yang dibutuhkan untuk melakukan pilot test adalah sebanyak 10% - 20% dari
keseluruhan populasi yang akan dijadikan responden dalam penelitian. Peneliti mengambil
sebanyak 20% dari 119 jumlah populasi yang berjumlah 24 fiskus pajak sebagai sampel
Uji validitas didalam pilot test dikatakan valid apabila nilai r hitung melebihi nilai r
tabel. Selain ada uji validitas juga ada uji realibilitas yang dapat dinilai apabila nilai
croanbach alpha > 60 maka dapat dikatakan reliabel. Berikut adalah hasil uji pilot test
64
Tabel 3.3 Hasil Pilot Test Uji Validitas Profesionalisme (X)
Pernyataan R R Keterangan
hitung tabel
P1 0,65 0,40 Valid
P2 0,74 0,40 Valid
P3 0.56 0,40 Valid
P4 0,61 0,40 Valid
P5 0,60 0,40 Valid
P6 0,76 0,40 Valid
P7 0,55 0,40 Valid
P8 0,78 0,40 Valid
P9 0,65 0,40 Valid
P10 0,48 0,40 Valid
Tabel 3.4 Hasil Uji Pilot Test Uji Validitas Kinerja (Y)
Pernyataan R R Keterangan
hitung tabel
P11 0,48 0,40 Valid
P12 0,70 0,40 Valid
P13 0.60 0,40 Valid
P14 0,71 0,40 Valid
P15 0,87 0,40 Valid
P16 0,45 0,40 Valid
Sumber:Diolah Peneliti (2021)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dengan r hitung lebih besar dari r tabel (0,40)
maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Berdasarkan tabel 3.3 dan tabel 3.4 nilai r hitung
dari semua pernyataan memiliki nilai diatas r tabel yang artinya valid. Dapat disimpulkan
65
Tabel 3.5 Hasil Uji Pilot Test Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme (X)
Profesionalisme 0,75
ini reliabel
Tabel 3.6 Hasil Pilot Test Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)
Kinerja 0,70
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai dari Cronbach’s Alpha yang dihasilkan
yaitu 0,70>0,60 sehingga dapat disimpulkan konstruk variabel penelitian ini reliabel
66
III.8 Uji Validitas dan Realibilitas
dalam kuesioner yang digunakan betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur
antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengukuran
yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala likert, maka metode yang digunakan
yaitu Pearson Correlation yang diolah mengunakan SPSS 25.0 For Windows.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan valid atau tidak kuesioner dalam
67
III.8.2 Uji Realibilitas
tetap konsisten apabila diukur dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2006:41). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
Cronbach Alpha yang diolah mengunakan SPSS 25.0 For Windows. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60 (Ghozali,
2011:48).
Nilai α dapat dikatakan reliabel apabila melebihi atau sama dengan nilai kritis
yaitu 0,60. Artinya, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,60 dinyatakan reliabel.
Sebaliknya apabila nilai alpha lebih kecil dari 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kesalahan nilaiparameter yang dihasilkan
oleh model yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak (Kurniawan, 2014:156). Model regresi yang baik adalah
model yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Menurut Ghozali dalam
68
Kurniawan (2014:157) untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dengan uji Kolmogorof-
Smimov (K-S) yang dilihat dari nilai residual. Dikatakan normal jika nilai residual yang
dihasilkan diatas nilai signifikasi yang ditetapkan. Peneliti menggunakan uji Kolmogorof-
Smimov (K-S) dan Grafik Normal Plot yang menggunakan SPSS 25.0 for Windows.
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat
2014:158). Model regresi yang memenuhi persamaan adalah dimana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji statistik pada penelitian ini
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat hasil
gambar Scatter Plot. Dasar analisis dari uji ini sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada dalam membentuk pola tertentu yang
terjadi heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan sibawah angka 0
69
hubungan kausal antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis regresi
sederhana ini digunakan untuk menguji hipotesis satu yaitu untuk memprediksi seberapa
tinggi hubungan kausal variabel independen dengan variabel dependen (Sugiyono, 2014:
188). Model yang digunakan untuk melakukan analisis ini disajikan dalam persamaan
sebagai berikut:
Y’ = a + b X
Keterangan :
b = Koefisien regresi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
Ghozali (2011:97), koefisien determinasi mempunyai nilai antara nol sampai satu atau
dirumuskan yaitu (0 < R2 < 1), semakin R2 mendekati 1 (satu) maka variabel independen
70
berpengaruh signifikan terhadap variabel. dependen.
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil dari koefisien nilai R2 determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
besarnya thitung yang kemudian dibandingkan dengan ttabel. Pengujian thitung digunakan
untuk mengetahui kualitas keberartian regresi pada masing-masing variabel bebas (X) ada
tidaknya pengaruh dari masing- masing variabel terikat (Y). Cara menentukan secara parsial
antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu dengan menguji hipotesis pada
taraf signifikan 5% atau 0,05. Untuk menguji hipotesis mengunnakan SPSS 25.0 For
Windows :
Ketentuan dari hasil uji-t tersebut, dapat diketahui dengan syarat sebagai berikut :
a. Bila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga masing-masing variabel
71
b. Bila thitung > ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga masing- masing variabel
bebas secara individu tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat tabel Anova hasil pengolahan data signifikansi
> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak signifikan.
variabel, yang bertujuan untuk menemukan himpunan variabel – variabel baru denga jumlah
yang lebih sedikit dari variabel semula, dan yang menunjukkan faktor – faktor persekutuan
di antara variabel – variabel semula (Suryanto, 234:1988). Pada analisis faktor, variabel –
variabel dalam jumlah besar dikelompokkan dalam sejumlah faktor yang mempunyai sifat
dan karakteristik yang hampir sama, sehingga akan mempermudah didalam pengolahan.
menempatkan varibel-variabel yang berkorelasi tinggi dalam satu faktor, dan variabel-
variabel lain yang mempunyai korelasi relatif lebih rendah ditempatkan pada faktor yang lain.
b. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi
(independen) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set asli
72
c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set
multivariat selanjutnya.
seleksi pada variabel tersebut. Pada penelitian ini menggunakan alat ukur kuisioner sehingga
sebelum melakukan analisis faktor maka perlu dilakukan pengujian kelayakan variabel yang
dapat dilakukan dengan pengujian validitas dan realibilitas terhadap variabel. Tujuanya
adalah agar terpilih variabel yang tepat, jika terdapat variabel yang tidak relevan maka
peneliti membuang variabel tersebut karena dapat mempengaruhi interpretasi hasil analisis
faktor.
Variabel dengan korelasi yang kuat akan masuk dalam analisis faktor dan variabel dengan
korelasi yang lemah akan dikeluarkan dari analisis faktor. Jika sebuah atau lebih variabel
mempunyai korelasi yang lemah terhadap variabel lain maka tidak akan terjadi
pengelompokan. Dengan kata lain, yang menjadi fokus dalam analisis ini adalah ukuran
73
korelasi antar variabel-variabel awal karena tujuan analisis ini sendiri adalah untuk
Untuk mengetahui apakah variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut,
digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Nilai ini juga berhubungan
dengan korelasi yang terjadi pada variabel-variabel awal. Dalam paket program SPSS, nilai
MSA untuk masing-masing variabel dapat dilihat dalam diagonal pada anti image
correlation pada bagian diagonal matriks. Apabila satu ataubeberapa variabel awal secara
individu mempunyai nilai MSA yang kurang dari 0,5 maka variabel tersebut dikeluarkan
Langkah yang dilakukan setelah setiap variabel awal yang akan dimasukan dalam
analisis diperoleh, yaitu pengujian kecukupan sampel melalui indeks Kaiser-Meyer- Olkin
(KMO) Measure of Sampling Adequacy. Indeks ini digunakan untuk meneliti ketepatan
penggunaan analisis faktor. Apabila nilai KMO antara 0,5 sampai 1 maka dapat
Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui apakah matriks korelasi yang terbentuk itu
berbentuk matriks identitas atau bukan. Dalam analisis faktor, keterkaitan antar variabel
sangat diperlukan, karena tujuan dari analisis ini adalah menghubungkan suatu kumpulan
variabel agar menjadi satu faktor saja. Bila matriks korelasi yang terbentuk adalah matriks
74
identitas, berarti tidak ada korelasi antar variabel, sehingga analisis faktor tidak dapat
dilakukan.
faktor untuk menemukan struktur yang mendasari hubungan antar variabel awal tersebut.
Metode yang sering digunakan dalam analisis faktor eksploratori adalah metode principal
component. Lebih lanjut, bahasan dalam skripsi ini akan dibatasi pada metode principal
component dengan rotasi ortogonal. Secara umum analisis faktor ortogonal disusun seperti
model dalam analisis regresi multivariat. Setiap variabel awal dinyatakan sebagai
kombinasi linear dari faktor-faktor yang mendasari. Misalkan vektor acak X, dengan
penyusunan model faktor. Variabel 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝑚 merupakan faktor yang nilainya tidak
Tujuan khusus dari metode analisis faktor principal component adalah mengetahui
75
dipertahankan dan faktor yang mempunyai nilai eigen kurang dari 1 tidak
akan diikutsertakan dalam model karena variabel yang nilainya kurang dari
(slope) plot nilai eigen tersebut. Pada saat scree mulai mendatar atau merata
dan nilai eigen berada pada nilai lebih dari satu dan kurang dari satu,
:2014)
meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai faktor loading tinggi pada tiap
faktor.
76
III.13.3 Interpretasi Hasil Analisis Faktor
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan,
menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data
yang ada (Barnsley & Ellis, 1992). Jika tujuanya mereduksi data, beri nama faktor hasil reduksi dan
hitung faktor skornya. Dilihat dari nilai factorloading yang diperoleh setiap variabel dengan
membandingkan nilai factor loading dari variabel didalam faktor yang terbentuk.
signifikansi (𝛼) 0,05 ditetapkan aturan untuk mengidentifikasi factor loading yang
signifikan berdasarkan ukuran sampelnya. Secara lebih rinciaturan ini disajikan dalam
77
Lanjutan Tabel 3.6
melihat hal yang mendasari dan cukup mewakili sifat-sifat dari variabel-variabel awal
yang terkumpul dalam satu faktor. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
Tahapan terakhir dalam analisis faktor adalah pengujian terhadap kestabilan analisis
ini. Pengujian ini biasa disebut sebagai validasi hasil pemfaktoran. Tahap pengujian validasi
hasil analisis faktor dalam penelitian ini dengan membagi sampel keseluruhan menjadi dua
bagian yang sama banyak. Setelah itu, validasi dilakukan dengan menerapkan metode
analisis faktor yang sama yaitu metode principal component pada masing-masing bagian
78
sampel tersebut. Interpretasi hasil validasi yaitu apabila faktor yang terbentuk pada kedua
bagian sampel menunjukan hasil ekstraksi jumlah faktor yang sama dengan analisis faktor
yang telah dilakukan pada sampel keseluruhan, maka dikatakan valid dan stabil sehingga
79
BAB IV
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak didalam Provinsi
Banten. Kota Tangerang Selatan terletak 30 Kilometer (KM) sebelah barat Jakarta
dan 90 Kilometer (KM) sebelah tenggara Serang atau ibukota Provinsi Banten. Secara
astronomis terletak pada 106'38' - 106'47’ BT dan 06'13'30' - 06'22'30' LS. , dengan
luas wilayah mencapai 147,19 km2 . Wilayah Kota Tangerang Selatan berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur, selain itu Tangerang
Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan
Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali
Pesanggrahan, dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi Kota di sebelah barat.
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan
memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan
Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan
lempung, lanau, pasir, kerikil, dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat
kemudahan dikerjakan yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi
80
cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk
kegiatan perkotaan. Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang
Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara
yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah
81
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Tangerang Selatan
Sumber: Goggle Earth
jiwa dan luas wilayah 147,19 km² dengan kepadatan 8.453 jiwa/km².
kampus STAN. KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan beralamat
Manggu Tim., Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222. Jumlah
fiskus yang berada di KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang selatan
adalah 119 dengan rentang umur yang didominasi diantara 21- 30 tahun
sebanyak 34 orang. Jumlah fiskus laki - laki pada KPP Pratama Pondok Aren
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan adalah 260.939 orang. KPP Pratam
82
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan memiliki wilayah kerja berdasarkan
2014 :
1. Kecamatan Pamulang
2. Kecamatan Ciputat
KPP Pratama Pondok Aren. Gambaran umum meliputi usia, jenis kelamin,dan
berikut ini:
83
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa sebanyak 3
32% berusia 21-30 tahun, sebanyak 19 responden atau 19% berusia 31-40 tahun,
responden atau 20% berusia lebih dari 50 tahun. Responden dengan usia 21-30
tahun memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kriteria usia yang lain.
Pendidikan Terakhir:
84
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
berjenis kelamin laki – laki dan sebanyak 37 responden atau 37% berjenis
kelamin perempuan. Responden dengan jenis kelamin laki – laki memiliki jumlah
85
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme (X)
NO STS TS RR S SS
Frekuensi
X.1 0 0 3 28 69
X.2 0 0 1 34 65
X.3 0 0 7 24 69
X.4 0 0 5 26 69
X.5 1 0 7 25 67
X.6 4 2 21 40 33
X.7 3 4 19 35 39
X.8 0 0 7 41 52
X.9 1 3 30 40 26
X.10 29 21 20 18 12
Sumber: Data diolah peneliti, 2021
Keterangan:
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 100 responden, untuk item pertama
86
menyatakan ragu – ragu. Alternatif jawaban lain yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada yang dipilih oleh responden. Item kedua (X.2) yaitu Fiskus merasakan kepuasan
ragu – ragu, sedangkan untuk alternatif jawaban yang lain tidak ada.
Item ketiga (X.3) yaitu fiskus memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat
setuju, dan 7 responden menyatakan ragu - ragu sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak
ada. Item keempat (X.4) yaitu Pekerjaan fiskus sangat memberikan manfaat kepada
setuju, dan 5 responden menyatakan ragu -ragu sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak
ada. Item kelima (X.5) yaitu Fiskus melakukan penghitungan kewajiban perpajakan tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun terdapat 67 responden menyatakan sangat setuju, 25
responden menyatakan setuju, dan 7 responden menyatakan ragu – ragu, dan 1 responden
menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak ada
Item keenam (X.6) yaitu fiskus mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan orang
responden menyatakan ragu – ragu, 2 responden menyatakan tidak setuju, dan 4 responden
menyatakan sangat tidak setuju, sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak ada . Item
ketujuh (X.7) yaitu Hasil kerja fiskus hanya dapat dinilai oleh rekan sesama profesi bukan
87
orang diluar profesi yang tidak memiliki kompetensi dibidangnya. menyatakan terdapat 39
menyatakan ragu -ragu, 4 responden menyatakan tidak setuju, dan 3 responden menyatakan
sangat tidak setuju sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak ada.
Item kedelapan (X.8) yaitu Rekan kerja fiskus memberikan penilaian dengan jujur
menyatakan sangat tidak setuju. Item kesembilan (X.9) yaitu fiskus Fiskus dapat bekerja
sama dengan pegawai lainya terdapat 26 responden menyatakan sangat setuju, 40 responden
Item kesepuluh (X.10) : Hubungan fiskus dengan pegawai lainya terjalin dengan baik.
responden menyatakan ragu – ragu, 21 responden menyatakan tidak setuju, dan 29 responden
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Fiskus pajak yang Memuat
88
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja (Y)
Item STS TS RR S SS
f f f f f
Y.1 0 0 4 16 80
Y.2 0 0 16 43 41
Y.3 0 0 7 40 53
Y.4 0 0 3 43 54
Y.5 0 0 15 44 41
Y.6 0 1 2 24 73
Sumber: Data diolah peneliti 2021
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa dari 100 responden,
untuk item pertama (Y.1) yaitu fiskus teliti dalam penghitungan jumlah kewajiban
setuju, dan 4 responden ragu – ragu Sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak ada.
Item kedua (Y.2) yaitu fiskus memiliki jumlah hasil kerja yang banyak menyatakan
89
Item ketiga (Y.3) yaitu fiskus menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
– ragu sedangkan untuk alternatif jawaban lain tidak ada. Item keempat (Y.4) fiskus
responden sangat setuju, 43 responden setuju, 3 responden ragu – ragu, sedangkan untuk
alternatif jawaban lain tidak ada. Item kelima (Y.5) yaitu fiskus menguasai segala
Item keenam (Y.6) yaitu fiskus tidak pernah mendapatkan sanksi selama bekerja
correlation atau rumus correlation product moment dari pearson pada penelitian ini
untuk kualitas dari masing – masing item dengan skor total sebagian kriteria validitas.
Hasil uji validitas dari variabel penelitian ini disajikan pada tabel berikut:
90
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Profesionalisme (X)
Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa jika koefisien korelasi lebih dari
atau sama dengan r tabel (0,19) maka butir pernyataan dinyatakan valid. Berdasarkan
tabel 4.6 dan tabel 4.7 nilai r hitung dari semua pernyataan memiliki nilai diatas r tabel
yang artinya valid. Disimpulkan bahwa semua pernyataan dapat digunakan dalam
91
pengumpulan data penelitian.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
pada penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS
25.0 for windows. Nilai α dapat diatakan reliabel apabila melebihi atau sama dengan nilai
kritis yaitu 0,60. Artinya, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,60 dinyatakan reliabel.
Profesionalisme 0,78
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang dihasilkan yaitu 0,75
> 0,60 sehingga dapat disimpulkan kontruk variabel penelitian ini reliabel.
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang dihasilkan yaitu 0,81
92
> 0,60 sehingga dapat disimpulkan kontruk variabel penelitian ini reliabel.
Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk memenuhi penggunaan regresi linier
sederhana. Setelah melalui penghit ungan regresi linier sederhana menggunakan SPSS 25
for Windows, diadakan uji asumsi klasik regresi Hasil pengujian disajikan sebagai berikut:
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau
sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi (p-value) > maka H0 diterima yang artinya normalitas terpenuhi.
N 100
93
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,20 atau lebih
besar dari 0,05, maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
plot untuk menguji normalitas. Berikut gambar grafik plot pengujian normalitas :
Melihat tampilan pada grafik normal plot terlihat titik titik menyebar di sekitas garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam
94
IV.4.2 Uji Heteroskedastisitas
nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel bebas, atau adanya
perbedaan nilai ragam dengan semakin meningkatnya variabel bebas. Prosedur pengujian
dilakukan dengan uji scatterplot. Pengujian kehomogenan ragam sisaan dilandasi pada
hipotesis:
95
Berdasarkan hasil pengujian grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini,
sehingga model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen kinerja
Kaiser Meyer Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy, yaitu indek yang
digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Sampel diterima jika nilai KMO
Measure of Sampling (MSA) 0,5. Untuk indeks anti image berkisar antara 0 sampai
1. Indeks akan menjadi satu jika semua unsur matrik korelasi bernilai nol, yang
menunjukkan bahwa semua atribut dapat diprediksi tanpa kesalahan. Artinya bahwa
jika indeks anti image nilainya mendekati satu maka akan semakin menunjukkan
bahwa semua atribut dapat diprediksi dengan kesalahan semakin kecil. Nilai KMO
96
Gambar 4.4
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. .798
landasan penggunaan analisis faktor. Nilai yang tinggi (mendekati 1.0) umumnya
nilainya lebih kecil dari 0.50, hasil analisis faktor akan menjadi kurang bermanfaat.
tidak saling berkorelasi dan sesuai untuk digunakan analisis faktor. Nilai yang rendah
(kurang dari 0.05) mengindikasikan bahwa hasil analisis faktor nantinya akan
bermanfaat untuk data yang digunakan. Berdasarkan pada Tabel 4.7 menunjukkan
nilai KMO sebesar 0.798 (>0.50) dengan nilai sig. pada uji Bartlett 0.000 (<0.05)
yang berarti data dapat diproses lebih lanjut dan hasil analisis faktor akan bermanfaat
untuk data tersebut. Hasil analisis faktor tentang anti image matrik dapat dilihat pada
Tabel 4.11
97
Tabel 4.11
Nilai Uji MSA Anti-Image
Item MSA Keterangan
X1.1 0.787 Valid
X1.2 0.781 Valid
X2.1 0.783 Valid
X2.2 0.807 Valid
X3.1 0.873 Valid
X3.2 0.856 Valid
X4.1 0.677 Valid
X4.2 0.838 Valid
X5.1 0.777 Valid
X5.2 0.518 Valid
Pada tabel 4.8 didapatkan anti image matrik khususnya pada bagian anti image
correlation terlihat sejumlah angka nilai-nilai MSA dari semua komponen terlihat bahwa
tidak ada komponen yang kurang dari 0,5. Dimana nilai diatas 0,5 menunjukkan bahwa
komponen tersebut cukup baik untuk dianalisis menggunakan analisis menggunakan analisis
faktor. Berdasarkan kriteria di atas tidak terdapat komponen yang memiliki nilai korelasi <
Langkah ini dilakukan dengan metode determination based on eigen value dimana
hanya faktor yang mempunyai eigen value diatas 1 yang dipakai, sedangkan faktor
eigen value dibawah 1 tidak dimasukkan dalam model. Melalui proses ekstraksi
dihasilkan 3 faktor yang mempunyai eigen value diatas 1 yang kemudian dimasukkan
98
dalam menghitung keragaman 10 komponen yang dianalisis
Tabel 4.12
Penentuan Jumlah Faktor
Initial Eigenvalues Rotation Sums of Squared Loadings
Item
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 4.550 45.496 45.496 3.902 39.017 39.017
2 1.458 14.580 60.076 1.684 16.835 55.853
3 1.051 10.513 70.589 1.474 14.736 70.589
4 0.772 7.720 78.309
5 0.568 5.677 83.986
6 0.531 5.305 89.291
7 0.396 3.964 93.255
8 0.299 2.995 96.250
9 0.199 1.986 98.236
10 0.176 1.764 100.000
Sumber:Diolah Peneliti (2021)
Berdasarkan hasil pada Tabel diatas didpatkan bahwa Suatu faktor dianggap dapat
mempengaruhi komponen apabila mempunyai nilai eigen lebih besar dari 1. Faktor yang
mempunyai nilai eigen lebih besar dari 1 adalah sebanyak 3 faktor dimana ke-3 faktor
tersebut dapat menjelaskan sebesar 70,59% (39,02 + 16,84 + 14,74), keragaman komponen
asal. Berdasarkan nilai eigen pada tabel diatas telah didapatkan 3 faktor yang terbentuk dari
10 item yang dilakukan analisis, sehingga memenuhi kriteria pertama dan kedua dimana
eigen lebih dari 1 akan dipertahankan dan faktor yang mempunyai nilai eigen kurang dari 1
tidak akan diikutsertakan dalam model, Kemudian pada kriteria kedua dimana varians total
dapat dijelaskan dengan variansi total kumulatif yaitu 70,59% (39,02 + 16,84 + 14,74).
99
Gambar 4.5 Scree Plot
Kriteria ketiga adalah penentuan berdasarkan scree plot. Scree plot merupakan
suatu plot nilai eigen terhadap jumlah faktor yang diekstraksi. Titik pada tempat
dimana scree mulai terjadi menunjukan banyaknya faktor yang tepat. Titik ini terjadi
ketika scree mulai terlihat mendatar. Pada gambar 4.1 diketahui bahwa scree plot
proses ekstraksi dihasilkan 3 faktor yang mempunyai eigen value diatas 1 yang
100
IV.6 Interpretasi Hasil Analisis Faktor
untuk dimasukkan kedalam faktor, yaitu dengan melihat nilai loading faktor yang
berada dalam kolom yang sama maka komponen tersebut akan dimasukkan pada
faktor yang sama. Dalam tahap ini digunakan metode varimax dengan tujuan untuk
Tabel 4.13
Hasil Faktor Sebelum Rotasi
Component
Item
1 2 3
X2.2 0.795 -0.096 -0.262
X3.1 0.793 -0.251 -0.157
X4.2 0.777 0.154 0.242
X2.1 0.769 -0.260 -0.293
X1.2 0.767 -0.182 0.183
X1.1 0.734 -0.277 0.282
X3.2 0.721 0.203 -0.079
X5.2 0.183 0.877 -0.106
X5.1 0.539 0.545 -0.313
X4.1 0.350 0.279 0.765
101
Faktor 1, begitu pula untuk yang lain. Tetapi untuk komponen X5.1 memiliki korelasi
yang lebih dari 0,5 pada 2 Faktor utama. sehingga tidak langsung dimasukkan dalam
faktor. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis dengan rotasi (rotated component
Tabel 4.14
Hasil Faktor Rotasi Varimax
Component
Item
1 2 3
X2.1 0.857 0.079 -0.060
X3.1 0.841 0.053 0.075
X2.2 0.812 0.226 0.011
X1.2 0.708 0.003 0.393
X1.1 0.689 -0.123 0.453
X3.2 0.588 0.419 0.214
X4.2 0.576 0.292 0.518
X5.2 -0.137 0.880 0.142
X5.1 0.356 0.747 0.006
X4.1 0.018 0.120 0.878
Sumber:Diolah Peneliti (2021)
Variabel Matrik hasil dari proses rotasi (rotated component matrix) memperlihatkan
distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dari pemilihan indikator yang dimasukkan
kedalam faktor tersebut tidak terdapat indikator yang memiliki nilai korelasi yang lemah.
sehingga semua indikator memiliki pengaruh yang kuat terhadap faktor yang terbentuk.
Komponen Matrik hasil dari proses rotasi (rotated component matrix) memperlihatkan
distribusi komponen yang lebih jelas dan nyata. Hasil pembentukan variabel utama adalah
sebagai berikut :
102
Tabel 4.15
Hasil Penamaan Faktor
Loading
Faktor Varian Item Keterangan
Faktor
X2.1 0.857 Fiskus memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat
Fiskus pajak membuat laporan kewajiban perpajakan
X3.1 0.841
wajib pajak tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun
Pekerjaan sebagai fiskus sangat memberikan manfaat kepada
X2.2 0.812
masyarakat umum
X1.2 0.708 Merasakan kepuasan atas pekerjaaan yang dikerjakanya
1 39,02 Fiskus memiliki kecakapan pengetahuan dalam melaksanakan
X1.1 0.689
pekerjaanya.
1. Faktor 1
Anggota Faktor pertama adalah variabel Fiskus memiliki tanggung jawab sosial kepada
masyarakat, Fiskus pajak membuat laporan kewajiban perpajakan wajib pajak tanpa
tekanan atau paksaan dari pihak manapun, Pekerjaan sebagai fiskus sangat memberikan
pekerjaanya, Fiskus pajak mampu menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain,
103
dan Rekan kerja memberikan penilaian dengan jujur sesuai dengan peraturan
profesi memiliki egien value sebesar 3,902 dengan keragaman sebesar 39,02. Dengan
melakukan generalisasi dari anggota faktor tersebut maka selanjutnya dinamakan faktor
2. Faktor 2
Faktor kedua diberi nama hubungan sesama profesi yang terdiri dari variabel
Hubungan fiskus dengan pegawai lainya terjalin dengan baik, dan fiskus mampu
bekerja sama dengan pegawai lainya memiliki egien value sebesar 1,684 dengan
3. Faktor 3
Faktor ketiga diberi nama Keyakinan pada profesi yang terdiri dari variabel Fiskus
pajak hanya dapat dinilai mengenai pekerjaanya oleh rekan kerjanya bukan orang
luar yang tidak memiliki kompetensi dibidangnya memeliki egien value sebesar
104
IV.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Profesionalisme adalah usaha individua tau kelompok yang dilakukan lebih dari
sekedar pemenuhan kewajiban baik berdasarkan kontrak sosial maupun peraturan perundang
– undangan sehingga memiliki nilai yang berbeda sehingga dapat disebut profesional. Pada
penelitian yang telah dilakukan menggunakan teori profesionalisme milik Hall dalam snizek
(1972) memiliki lima dimensi yaitu, (1) Pengabdian pada profesi, (2) kewajiban sosial (3)
positif terhadap kinerja fiskus, artinya setiap terjadi penambahan pada profesionalisme
akan meningkatkan kinerja fiskus. Jika ada penurunan pada profesionalisme maka akan
menurunya kinerja fiskus. Hal ini didukung oleh nilai sig. lebih kecil dari nilai alpha
yaitu 0,000 < 0,05 artinya profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja fiskus. Selanjutnya hasil dari t hitung sebesar 9,542 lebih besar dari nilai t tabel
positif dan signifikan terhadap kinerja fiskus di KPP Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menguatkan hasil penelitian yang
105
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu, Faries dan Budiono (2014) yang
Faries dan Budiono (2014) memilih sampel penelitian yaitu para konsultan pajak di
Surabaya dengan syarat pertama, bergabung didalam Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
dengan masa waktu berkarir selama 3 tahun, dan yang kedua pernah menangani kasus
berpengaruh terhadap kinerja diperkuat kembali dengan penelitian yang dilakukan oleh
Terdapat beberapa kesamaan aspek antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
telah dilakukan yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Adri (2017) sampel penelitian
didominasi oleh responden dengan rentang usia 21 -30 tahun dengan jumlah 37 orang,
sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan didominasi denga a rentang usia 21 -30
tahun berjumlah 32 orang. Pada rentang usia 21-30 tahun memiliki kecendrungan tingkat
mempengaruhi kinerja, dan dikuatkan kembali oleh penelitian yang dilakukan oleh
fiskus. Selain berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu, faktor yang mendorong
profesionalisme berpengaruh terhadap pada kinerja pada penelitian ini dapat dilihat
106
berdasarkan tingkat Pendidikan yang didominasi oleh tingkat Pendidikan S1/D4 yang
berjumlah 34 orang. Sebab dengan tingkat pendidikan fiskus yang tinggi maka
Hasil penelitian yang berbeda dengan yang diteliti oleh Avianda (2014), disebabkan
oleh jumlah indikator pertanyaan dalam aspek profesionalisme yang lebih banyak
mendalam dalam menggambarkan hasil penelitian begitu juga dengan hasil penelitian
yang memiliki hasil yang berbeda. Selain pada hal itu penelitian yang dilakukan pada
Avianda itu berfokus terhadap fiskus yang sedang melakukan pemeriksaan pajak,
sehingga sangat mempengaruhi hasil penelitian yang berbeda dari hasil yang penelitian
Hall dalam Snizek (1972) menyatakan bahwa profesionalisme terdiri dari 5 dimensi
yaitu (1) Pengabdian pada profesi, (2) kewajiban sosial (3) kemandirian (4) keyakinan
pada profesi (5) hubungan sesama profesi. Berdasarkan hasil pengujian didalam
penelitian ini terbagi didalam tiga faktor utam . Faktor pertama adalah variabel fiskus
memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat, fiskus pajak membuat laporan
kewajiban perpajakan wajib pajak tanpa tekanan atau paksaan dari pihak
107
kecakapan pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaanya, fiskus pajak mampu
menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain, dan rekan kerja memberikan
penilaian dengan jujur sesuai dengan peraturan profesi. Dengan melakukan generalisasi
dari anggota faktor tersebut maka selanjutnya dinamakan faktor pengabdian profesi dan
kewajiban sosial.
Faktor kedua diberi nama hubungan sesama profesi yang terdiri dari variabel
Hubungan fiskus dengan pegawai lainya terjalin dengan baik, dan fiskus mampu bekerja
sama dengan pegawai lainya. Faktor ketiga diberi nama Keyakinan pada profesi yang
terdiri dari variabel Fiskus pajak hanya dapat dinilai mengenai pekerjaanya oleh rekan
kerjanya bukan orang luar yang tidak memiliki kompetensi dibidangnya. Berdasarkan
hal tersebut maka dapat dilihat bahwa pada penelitian ini terdapat tiga faktor utama yang
Analisis regresi linier sederhana adalah metode statistic yang bertujuan untuk
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel (X) terhadap variabel
akibatnya. Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu antara variabel
108
Tabel 4.16 Persamaan Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10,515 1,688 6,230 0,000
Dari tabel 4.22 diatas menunjukkan hasil yang diporoleh nilai constant (a) sebesar
10,515 sedangkan nilai profesionalisme (b/koefisien) regresi sebesar 0,390. Dari hasil
Y=a+bX+e
Y=10,515+0,390X
mengandung arti bahwa nilai konsistensi variabel kinerja sebesar 10,515. Koefisien
fiskus maka penambahan kinerja fiskus akan bertambah sebesar 0,390. Koefisien regresi
tersebut bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh Profesionalisme
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
109
IV.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Ketepatan suatu garis dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi
atau koefisien R2 (R Square). Nilai koefisien R2 dalam analisis regresi dapat digunakan
sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan garis regresi yang diperoleh. Apabila
semakin besar nilai R2 maka semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh
Dari hasil tabel 4.23 menjelaskan bahwa besarnya nilai hubungan (R) yaitu
Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah dari
masing – masing variabel independen pembentuk model regresi secara individu memiliki
110
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y atau tidak. Pengujian model regresi pada
Nilai t tabel dengan alpha 5% dan jumlah sampel (n) dikurangi (k) jumlah
variabel yang digunakan maka diperoleh t tabel sebesar 1,984. Pada tabel 4.11 nilai t
hitung sebesar 9,788 lebih besar dari nilai t tabel 1,984 dengan nilai sigifikansi 0,000 <
signifikan terhadap kinerja fiskus karena nilai thitung > ttabel dan nilai Signifikan lebih
kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme fiskus
di KPP Pondok Aren Kota Tangerang Selatan memiliki pengaruh positif dan signifikan
111
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
kinerja fiskus di KPP Pondok Aren Kota Tangerang Selatan pada tahun 2021.
Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
kinerja fiskus di KPP Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Artinya semakin tinggi
kinerja fiskus, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak
3. Berdasarkan analisis faktor menggunakan rotasi varimax dari 10 indikator yang masuk
4. Faktor pertama diberi nama Pengabdian pada profesi dan Kewajiban Sosial memeliki egien
5. Faktor kedua diberi nama Hubungan Sesama Profesi memeliki egien value sebesar 1,684
112
6. Faktor ketiga diberi nama keyakinan pada profesi memiliki egien value sebesar 1,474
V.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa
1.Memperluas cakupan lokasi serta obyek penelitian yang tidak hanya pada satu KPP
namun bisa pada beberapa KPP dalam satu kantor wilayah sehingga lebih bisa
fisku yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kualitas sumber
113
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN SalatigaPress
Bilson, Simamora. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Herliansyah, Yudhi. 2008. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak
Relevan Dalam Auditor Judgement. Jakarta. Skripsi Universitas Mercu Buana.
Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan
Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Thesis
Universitas Diponegoro
Johnson, Richard, A.W & Dean W. 2007. Applied Multivariate Statistical Anlysis.
Edisi VI. New Jersey: Pretice-Hall International, Inc.
114
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset Untuk Ekonomi. Bandung: Alfabeta
Mukhlis Sudarman. 2005. Kinerja dan Penilaian Kerja SDM. Jakarta: Intan Pariwara
Resmi, Siti. 2012. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu
Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju
Sinambela, Poltak Lijan. 2006 Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan.Jakarta: PT.
Bumi Aksara
115
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D (edisi revisi).Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Supranto. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta
Supriyanto, Achmad Sani dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset: Manajemen
Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press
Suryanto. 1988. Metode Statistika Multivariat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Jurnal
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Media Riset Akuntansi, Auditing & Infor-masi. Vol.14 (3): 21-48
Chiu, Su-Fen & Chen, Hsiao-Lan. 2005. “Relationship between Job Characteristic
Faries, Feliana .,& Budion, Doni. (2014). Pengaruh perilaku Pemeriksa Pajak dan
Profesionalisme Pemeriksa Pajak Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak Survei Pada
Konsultan Pajak Surabaya. Vol IV (1): 1-11
116
Ratnawati. (2020). “Factor Affecting Tax Auditors’ Performance The Moderating Role Of
Locus Of Control ”, Problem and Perspective Management. Vol.18 (2): 1-11.doi:
10.21511/ppm.18(2).2020.04
Santuo. (2019). Kinerja Pemeriksaan Pajak: Tiga Variabel Penjelas Pencapaian Target Pajak
Optimal. Vol.25 (2): 1-16.
Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak di Surabaya, Jurnal Tax and Accounting Review
Vol.1 (1):1-8
Widari, Sri. (2017). Analisis Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak, Kepuasan Kerja,
dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Fiskus dengan Audit Judgment Sebagai
Variabel Intervening Daerah Kota Jakarta Timur. Vol VIII (2): 283 – 297.
Reassessment”, American Sociological Review. Vol. 37, No. 1 (Feb., 1972), pp. 109-114.
doi: 10.2307/2093498.
Apa itu Fiskus (2020,29 Desember).ddtc.[on-line]. Diakses pada tanggal 29 Desember 2020
dari https://news.ddtc.co.id/apa-tu-fiskus-21401?page_y=960.
Hingga Juli 2019, Kepatuhan Wajib Pajak Baru 67.2 Persen (2020,15 Agustus).
117
Kantor Pajak Didirikan Dalam Kampus STAN (2020, 16 Agustus).tribunews. [on-line]
Diakses pada tanggal 16 Agustus 2020 dari
https://wartakota.tribunnews.com/2015/10/01/kantor-pajak-didirikan- dalam-
kampus-stan.
Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak (2020, 15 Agustus). CITA [on-line]. Diakses pada
tanggal 15 Agustus 2020 dari. https://cita.or.id/target-dan realisasi- penerimaan-
pajak-tahun-2010-2020.
Peraturan
Tentang KetentuanUmum Tata Cara Perpajakan. Lembaran Negara RI Tahun 2000 No.126.
Jakarta: Sekertariat Negara
18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah. Lembaran Negara RI Tahun 2000 No. 3986. Jakarta: Sekertariat Negara.
Nomor 28 Tahun 2007 Mengatur Tentang Perubahan Ketiga atas Undang -Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lembaran Negara
RI Tahun 2007 No. 85. Jakarta : Sekertariat Negara.
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.Lembaran Negara RI Tahun 2009 No.4953.
Jakarta:Sekertariat Negara
Peraturan Mentri Keuangan Nomor 234 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2 Tahun 2014 tentang cakupan wilayah kerja KPP
Pratama Pondok Aren
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-82/PJ/2015 Tentang kegiatan seleksi kantor
pelayanan percontohan
118
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuisioner Penelitian
PENGANTAR
Kepada responden yang terhormat, Perkenalkan nama saya Rahmana Alqadri dengan
Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dibawah ini dengan jawaban yang jujur dan sebenarnya.
Informasi yang saya dapatkan nantinya akan digunakan sebagai data riset untuk
menyelesaikan skripsi saya dengan judul "Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Fiskus
(Studi pada KPP Pratama Pondok Aren Kota Tangerang Selatan)”. jawaban dalam kuesioner
Atas bantuan dan ketersediaan Bapak/ Ibu dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat Saya,
Rahmana Alqadri
119
KUISIONER
A. Identitas Responden
Usia : <20 Tahun 41-50 Tahun
L L
a 21-30 Tahun a >50 Tahun
L
k kL
ai 31- 40 Tahun ai
k
L -k Perempuan
Jenis Kelamin : a-i Laki-laki
l li
Pendidikan Akhir : ka- D1 a- S1
kil kl
a-i D2 ai S2
kl k S3
D3
ai i
.
k
Berapa lama bekerja menjadi fiskus: i < 2 tahun
2-5 tahun
L >5 tahun
a
kL
a
Berapa lama kerja di KPP Pratama Pondoki Aren : < 2 tahun
k-
L
li 2-5 tahun
a
a-
kL >5 tahun
kl ai
ai L
k -k
ai
i l
k
a-
i
kl
-a
i
kl
ai
k
i
120
Butir Pertanyaan
• Profesionalisme
Pada penelitian ini didefinisikan sebagai perilaku, tujuan atau kualitas yang lebih dari
sekedar memenuhi undang – undang dan peraturan masyarakat yang memberi karakteristik
atau menandai suatu profesi dalam hal ini adalah profesi fiskus pajak.
No PERNYATAAN STS TS R S SS
1. Seorang fiskus harus memiliki
kecakapan,pengetahuan dalam melaksanakan
pekerjaanya
2. Saya merasakan suatu kepuasan batin setelah
menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah
diberikan kepada saya
3. Saya memiliki tanggung jawab sosial kepada
masyarakat untuk menjadi contoh kepatuhan
kewajiban perpajakanya
121
No. PERNYATAAN STS TS R S SS
4. Pekerjaan saya sangat bermanfaat terhadap
masyarakat umum
5. Saya melakukan penghitungan kewajiban
perpajakan milik wajib pajak tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun
6. Saya mampu menyelesaikan suatu pekerjaan
tanpa bantuan orang lain
7. Hasil dari pekerjaan saya hanya dapat dinilai
oleh rekan sesama profesi bukan oleh orang
luar yang tidak memiliki kompetensi
dibidangnya.
8. Rekan kerja saya memberikan penilaian
dengan jujur sesuai peraturan profesi
9. Saya dapat bekerja sama dengan pegawai
lainya
10. Hubungan saya dengan pegawai lainya terjalin
dengan baik
122
• Kinerja
Kinerja adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi
123
Lampiran 2
Hasil Uji Jawaban Pilot Test
A.Profesionalisme
No PROFESIONALISME
Resp (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 1
2 5 5 5 5 5 1 5 4 3 1
3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 4 4 4 4 4 3 2 4 5 2
6 5 5 5 5 5 4 5 5 3 1
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
9 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3
10 4 4 5 5 5 3 2 4 3 4
11 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3
12 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
15 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4
16 5 5 5 5 5 3 3 5 3 3
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2
22 5 4 5 4 5 1 5 4 4 1
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
124
B.Kinerja
No. Y
Resp. 20 21 22 23 24 25
1 5 4 5 5 4 5
2 5 5 5 5 5 5
3 5 4 5 5 4 4
4 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4 5
6 5 5 5 4 4 5
7 4 4 4 4 4 4
8 5 4 5 5 4 3
9 5 3 5 5 4 5
10 5 5 5 4 4 4
11 5 4 4 4 4 5
12 5 5 5 5 5 5
13 5 5 5 5 5 5
14 5 5 5 4 4 5
15 5 5 4 5 4 5
16 5 3 4 4 4 5
17 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5
19 5 3 5 4 3 5
20 5 5 5 5 5 5
21 5 4 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5
125
LAMPIRAN 3
Hasil Jawaban Responden Penelitian
A.Profesionalisme
No PROFESIONALISME
Resp (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 1
2 5 5 5 5 5 1 5 4 3 1
3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 4 4 4 4 4 3 2 4 5 2
6 5 5 5 5 5 4 5 5 3 1
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
9 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3
10 4 4 5 5 5 3 2 4 3 4
11 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3
12 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
15 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4
16 5 5 5 5 5 3 3 5 3 3
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2
22 5 4 5 4 5 1 5 4 4 1
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
126
No PROFESIONALISME
Resp (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
25 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3
26 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
27 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1
28 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3
29 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1
30 5 5 5 5 5 3 5 5 3 3
31 5 4 4 4 5 3 4 3 3 2
32 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3
33 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1
34 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2
35 5 5 5 5 5 4 3 5 4 2
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
37 5 4 4 4 4 2 4 5 2 1
38 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4
39 5 5 4 4 3 3 4 4 2 1
40 5 5 3 3 4 3 5 4 3 2
41 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1
42 4 3 4 4 1 1 4 4 3 1
43 5 4 5 4 5 3 3 4 3 1
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2
127
No PROFESIONALISME
Resp (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
49 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1
50 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2
51 4 5 4 4 5 4 4 3 3 1
52 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3
53 4 4 5 5 5 3 4 4 4 1
54 5 5 5 5 5 4 1 4 3 1
55 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3
56 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1
57 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1
58 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
59 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2
60 5 5 3 3 4 3 5 4 3 2
61 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
63 5 5 5 5 4 3 3 3 4 1
64 5 5 5 5 5 4 3 4 4 2
65 5 4 4 4 4 2 4 4 4 2
66 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3
67 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3
68 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3
69 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3
70 4 5 5 5 5 4 5 5 4 3
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 4 4 4 5 5 4 5 5 3 2
128
No PROFESIONALISME
Resp (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
73 5 5 5 5 5 4 5 5 4 1
74 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1
75 5 5 5 5 5 4 2 4 4 2
76 5 5 5 5 5 5 1 5 5 1
77 5 5 5 5 5 5 1 5 5 1
78 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1
79 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1
80 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1
81 5 5 5 5 5 4 3 5 4 3
82 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
83 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3
84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
85 5 5 4 4 4 4 4 4 3 1
86 5 5 5 5 5 5 3 5 5 1
87 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2
88 4 4 4 5 5 4 4 4 3 2
89 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2
90 4 4 5 4 5 3 3 4 3 2
91 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
92 5 4 3 5 3 4 4 5 4 4
93 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4
94 4 5 3 3 4 3 5 5 5 3
95 5 4 3 5 3 4 4 5 4 4
96 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
99 3 4 4 4 4 1 3 3 4 4
100 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
129
B. KINERJA
No. Y
Resp. 20 21 22 23 24 25
1 5 4 5 5 4 5
2 5 5 5 5 5 5
3 5 4 5 5 4 4
4 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4 5
6 5 5 5 4 4 5
7 4 4 4 4 4 4
8 5 4 5 5 4 3
9 5 3 5 5 4 5
10 5 5 5 4 4 4
11 5 4 4 4 4 5
12 5 5 5 5 5 5
13 5 5 5 5 5 5
14 5 5 5 4 4 5
15 5 5 4 5 4 5
16 5 3 4 4 4 5
17 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5
19 5 3 5 4 3 5
20 5 5 5 5 5 5
21 5 4 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5
25 4 4 4 4 4 5
26 5 4 5 5 5 5
27 5 3 4 5 4 5
28 5 5 5 5 5 5
29 5 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5
31 4 3 3 3 3 4
32 5 4 4 3 3 5
33 5 5 5 5 5 5
130
No. Y
Resp. 20 21 22 23 24 25
34 5 4 4 5 4 5
35 5 4 5 5 5 5
36 5 5 5 5 5 5
37 4 3 4 4 3 4
38 5 4 5 5 5 5
39 5 4 5 5 4 3
40 5 4 4 4 4 5
41 5 4 4 5 5 5
42 3 3 3 3 3 4
43 5 4 4 4 4 5
44 5 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 4 4 5
47 4 4 4 4 4 4
48 4 4 4 4 3 4
49 5 5 5 5 4 5
50 5 4 4 4 3 5
51 5 3 4 4 4 4
52 5 5 5 5 5 5
53 5 5 5 5 5 5
54 5 4 4 4 4 5
55 5 4 4 4 4 5
56 5 5 5 5 5 5
57 5 3 5 5 4 4
58 5 4 5 5 5 5
59 5 4 5 4 4 5
60 5 4 4 4 4 5
61 5 5 5 5 5 5
62 5 5 4 5 3 4
63 5 3 4 4 3 5
64 4 3 4 4 4 5
65 5 5 5 4 4 5
66 4 4 4 4 4 4
67 5 4 4 4 4 5
68 5 4 4 4 4 5
131
No. Y
Resp. 20 21 22 23 24 25
69 5 3 3 5 5 5
70 5 5 5 4 4 5
71 5 5 5 5 5 5
72 5 4 4 4 4 5
73 5 4 4 4 4 5
74 5 3 5 5 3 5
75 4 4 4 4 4 4
76 5 5 5 5 5 5
77 5 5 5 5 5 5
78 3 3 5 4 3 5
79 5 5 5 5 5 5
80 5 5 5 5 5 5
81 5 4 5 5 4 5
82 5 4 4 4 4 4
83 5 4 5 5 5 5
84 5 5 5 5 5 5
85 5 4 3 5 3 4
86 5 5 4 5 4 2
87 5 5 4 4 4 5
88 4 4 4 4 4 5
89 4 4 4 4 4 5
90 5 4 4 4 4 5
91 3 4 3 4 3 4
92 5 5 5 5 5 4
93 5 4 4 5 4 4
94 5 3 3 4 5 5
95 5 5 5 5 5 4
96 4 4 4 5 5 4
97 4 4 4 4 5 4
98 4 4 4 4 5 4
99 4 3 4 4 3 4
100 3 4 3 4 3 4
132
Lampiran 4
Permohonan Izin Penyebaran Kuisioner
133
Lampiran 5
Kumpulan Pertanyaan Melalui Google Formulir
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143