You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN

PENGENDALIAN PENYAKIT PROGRAM KUSTA

I. PENDAHULUAH

Kusta merupakan penyakit tertua sekaligus penyakit menular yang sangat


menakutkan. Penyakit ini ditemukan oleh GH Armauer Hansen
( Norwegia) pada tahun 1873,dengan menemukan Mycobacterium Leprae sebagai
kuman penyebab, sampai datangnya AIDS.
Leprae adalah penyakit yang paling menakutkan dari pada penyakit menular
lainnnya, penyakit ini menyesatkan banyak orang di dunia, terutama di Amerika
Selatan, Afrika dan Asia.
Penyakit ini di Indonesia di kenal dengan penyakit Kusta, yang merupakan salah satu
masalah Kesehatan yang cukup besar di Indonesia, dimana masih banyak propinsi
yang angka prevalensinya lebih dari 1/10.000 penduduk, ada yang sampai dengan
7,42 ( Maluku).

Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae,
yang pertama menyerang syaraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa
kulit, saluran napas bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan
testis.

Kusta bukan penyakit keturunan, tetapi merupakan penyakit menular yang pada
umumnya mempengaruhi kulit dan syaraf dan mempunyai cakupanj manifestasi
klinis yang luas.
Penularan Kusta terjadi melalui pernapasan dan kontak kulit yang lama dengan
penderita yang belum diobati ( Ditjend PPM & PL. 2002 ).

II. LATAR BELAKANG

Puskesmas Riau Silip terletak di Kecamatan Riau Silip, Dengan luas wilayah 513,63
km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 28.124 jiwa. Kecamatan Riau Silip berbatasan
langsung dengan kecamatan Belinyu dan Laut Cina Selatan di sebelah utara, sebelah
timur berbatasan dengan laut Cina Selatan dan Kecamatan Sungailiat, di sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Kelapa dan Kecamatan Belinyu.

Di Propinsi Bangka Belitung sampai sekarang masih ada ditemukan penderita


kusta,Yang mana penderitanya kebanyakan pendatang ( Jawa dan Sulawesi ).
Di Kabupaten Bangka khususnya di Wilayah kerja Puskesmas Riau Silip tahun 2023
ditemukan 3 orang penderita. Penyakit Kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh
masyarakat, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan anggapan yang keliru
terhadap penyakit Kusta.

Strategi pengendalian yang terpadu perlu kita wujudkan mengingat banyaknya masalah
yang ditimbulkan oleh penyakit kusta yang disertai oleh kecacatan dan perlu perhatian,
untuk itu peranan masyarakat sangat dibutuhkan dalam Program Kusta dan juga
kerjasama lintas sektoral.

III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA


A. PENGORGANISASIAN :

KEPALA PUSKESMAS

MUTU
PJUKM

PJP2P

PELAKSANA PROGRAM

B. TATA HUBUNGAN KERJA DAN ALUR PELAPORAN

1. TATA HUBUNGAN KERJA.


Ketua PJUKM melakukan koordinasi mulai dari perencanaan,
Pelaksanaan sampai dengan monitor peningkatan mutu di Puskesmas
kenanga.
Ketua PJUKM bertanggung jawab terhadap Ketua Mutu dalam pelaksanaan
kegiatan. Ketua Mutu bersama dengan PJUKM mengadakan rapat.
Koordinasi tiap tiga bulan untuk memonitor kemajuan dalam pelaksnaan
Kegiatan dan mengatasi masalah

2. PELAPORAN
Tiap pokja melaporkan kegiatan setiap bulan kepada PJ UKM dalam bentuk
laporan bulanan.
PJ UKM mnelaporkan kegiatan kepada Kepala Puskesmas dengan tembusan
Ketua Mutu setiap bulan.

IV. TUJUAN

Tujuan Umum : Meningkatkan cakupan Layanan Program Kusta, sehinggga dapat


menemukan dan Mengobati penderita secara dini jangan sampai timbul kecacatan.

Tujuan Khusus:
1. Mendeteksi Suspek Kusta secara benar dan tepat.
2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
Kusta.
3. Menemukan dan mengobati penderita kusta secara dini, untuk mencegah
kecacatan

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Dalam usaha untuk menemukan dan mengobati penderita kusta secara dini,maka akan
dilaksanakan kegiatan antara lain :

1. Pemeriksaan Suspek kusta dan pengobatan


2. Pemeriksaan kontak
3. Pemantauan Pengobatan dan reaksi obat
4. Penyuluhan
VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN :

A. Cara melaksanakan kegiatan :


Dalam Melaksanakan kegiatan harus berdasarkan Visi,Misi dan Tata Nilai
Puskesmas Riau Silip

VISI : Menjadikan Puskesmas yang bermutu menuju Kecamatan Riau Silip


Sehat, Mandiri dan Setara
MISI :
1. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia yang berkelanjutan
menuju pelayanan paripurna
2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang semakin lengkap menuju pelayanan
paripurna
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat yang mandiri dengan mengedepankan
Promosi dan Preventif serta kerjasama lintas program dan lintas sektor
4. Meningkatkan inovasi dan kreativitas pelayanan menuju pelayanan paripurna.
Dengan melakukan pemeriksaan kepada suspek dan pengobatan serta melakukan
pengawasan minum obat dan perawatan kecacatan.

B. Sasaran :
Sasaran program Kusta adalah dengan penemuan penderita sedini mungkin untuk
Mencegah kecacatan dan memutus rantai penularan.

C. RINCIAN KEGIATAN, SASARAN KHUSUS,CARA MELAKSANAKAN


KEGIATAN

N0 Kegiatan Sasaran Umum Rincian Sasaran Cara


Pokok Kegiatan Melaksanakan
Tugas
1 Pemeriksaan Semua pasien Melakukan Suspek kusta Melakukan
suspek kusta yang berobat pemeriksaan yang pemeriksaan
dan di Puskesmas secara klinis ditemukan secara klinis
pengobatan Riau Silip suspek kusta
2 Pemeriksaan Kelompok Melakukan Anggota Melakukan
kontak masyarakat pemeriksaan keluarga yang pemeriksaan
penderita dilingkungan kontak. tinggal kontak semua
kusta penderita kusta serumah. anggota
keluarga
3 Pengawasan Penderita kusta Melakukan Penderita yang Melakukan
keteraturan yang pengawasan makan obat pengawasan
minum obat mendapatkan kepada reaksi obat
dan reaksi pengobatan penderita Kusta dan kecacatan
minum obat yang minum setiap
dan obat bulan,selama
kecacatan pengobatan

4 Penyuluhan Kelompok Memberikan Kelompok Mendatangi


masyarakat informasi masyarakat kelompok
yang endemis tentang penyakit dan remaja masyarakat
kusta kusta usia sekolah dan remaja
usia sekolah
VII. JADWAL KEGIATAN
.
No Kegiatan 2023
Jan Fe Ma Ap Me Jun Jul Ag Se Ok No Des
b r r i t p t v
1 Pemeriks x x x x x X x x x x x x
aan
Suspek
dan
pengobat
an
2 Pemeriks x x x x x X x x x x x x
aan
Kontak
3 Pengawa x x x x x X x x x x x x
san
keteratur
an
minum
obat dan
reaksi
minum
obat dan
kecacata
n

4 Penyulu x x x x x x x x x x x x
han

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan


pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk
dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program,
pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan petugas
pelaksana maupun dengan masyarakat .
Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan dan
biasanya dilakukan dalam waktu 1 tahun

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.

Pencatatan dan pelaporan dalam kegiatan program Kusta merupakan salah satu
elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi yang akurat untuk
mengambil keputusan dan perencanaan program Kusta, untuk itu diperlukan pencatatan
dan pelaporan yang baku, berkualitas,akurat dan tepat waktu, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan program kusta serta evaluasinya.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di puskesmas antara lain :

a. Mengisi kartu Penderita


b. Mengisi Register/Monitoring
c. Pencatatan Pencegahan cacat
Riau Silip , 2023
Kepala Puskesmas Riau Silip

drg. Yulia Lestari


NIP. 198912892019032005

You might also like