You are on page 1of 12

TEORI FUNGSI PENDAPATAN EKSPOR DAN IMPOR

Untuk menjalankan roda perekonomian tentu saja pemerintah harus melakukan


kegiatan ekonominya tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga melakukan kegiatan
usaha dengan pihak luar negeri. Di samping kegiatan ini dapat memberikan keuntungan
berupa devisa, namun juga memberikan keuntungan yang lain yaitu produk dalam negeri
akan semakin dikenal di luar negeri dan terjadi saling menjalankan kerjasama usaha yang
saling menguntungkan di kedua belah pihak. Di samping itu adanya saling tukar ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat berguna untuk mengembangkan usaha baik
dibandingkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Rumus dari fungsi impor sebagai berikut: M=M o + mY dan X= XO. Di mana MO=
autonomous import (impor otonom) yaitu besar impor yang tidak dipengaruhi oleh besar
tingkat pendapatan nasional, sedangkan m= MPM (Marginal Propensity to Import =
proportional import), yaitu besar tambahan impor sebagai akibat bertambahnya tingkat
pendapatan nasional dan XO (auto nomous exsport =exspor otonom), yaitu besar exspor yang
tidak dipengaruhi oleh tungkat pendapatan nasional.

M=MO + mY

M=mY

MO T= MO

Persamaan fungsi pendapatan nasional berdasarkan sector perekonomian yang


dilakukan oleh pemerintah ada tiga yaitu:

1. Perekonomian dua sektor (sistem perekonomian sederhana) hanya melibatkan


konsumsi dan investasi, Y = C + I
2. Perokonomian tiga sektor (sistem perekonomian tertutup) melibatkan tidak hanya
konsumsi dan investasi, tetapi juga pengeluaran rutin pemerintah (G), Y = C + I + G

1
3. Perekonomian empat sektor (sistem perekonomian terbuka ) melibatkan konsumsi,
investasi, pengeluaran rutin pemerintah, ekspor dan impor, Y = C + I + G + (X-M).1

Impor suatu Negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan denderung
berkolerasi positif. Semakin besar pendapatan nasional suatu Negara, semakin besar pula
kebutuhan suatu hasratnya akan barang-barang dari luar negeri (terutama barang modal, bagi
Negara yang akan sedang berkembang), sehingga nilai impornya pun semakin besar.

M = MO + My

Keterengan: MO : Impor otonom


Y : pendapatan nasional
∆M
m : marginal propensity to import =
∆Y

Perekonomian terbuka/perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang


mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian terbuka
sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat
pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain.

Asumsi :
• Perekonomian adalah terbuka dimana terdapat perdagangan luar negeri
• Penerimaan pajak adalah terdiri dari pajak lump sum
• Penerimaan pajak tidak tergantung pada tingkat prendapatan nasional dan tidak
terdapat pembayaran transfer
• Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu
ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan sektor luar negeri.

Arti Perekonomian Terbuka Dan Ukuran Keterbukaan


1. Arti Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan
internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain.
2. Ukuran Keterbukaan
Rasio ekspor atau impor terhadap GDP

1
Danang Sunyoto. Metematika Ekonomi dan Bisnis,(Yogyakarta: CAPS,2011) h.50-51
Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi,(Yogyakarta: BPFE,2003/2004)
2
variabel ekonomi makro pada perekonomian terbuka
• variabel ekonomi makro:
– Rumah tangga (sektor rumah tangga)
– Perusahaan (sektor swasta/ek. dua sektor)
– Pemerintah (sektor publik/ek. tiga sektor)
– Luar negeri (sektor internasional/ek. Empat sektor)
– Hubungan empat komponen tergambar dalam diagram arus melingkar, yang
menunjukkan pendapatan yang diterima dan pembayaran yang dilakukan oleh
masing-masing sektor perekonomian

Diagram Arus Melingkar

Dibandingkan ekonomi tiga sektor, aliran perputaran dalam perekonomian terbuka


meliputi ekspor dan impor, ekspor adalah suntikan ke dalam aliran pendapatan dan impor
adalah aliran bocoran. Dengan adanya tambahan suntikan dan bocoran dalam aliran
perputaran perekonomian, maka ciri pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah
berbeda apabila dibandingkan dengan pengeluaran agregat dalam ekonomi dua sektor dan
tiga sektor.

Dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka


diandaikan ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia ditentukan oleh pendapatan
nasional.

Ekspor terutama ditentukan oleh harga relatif barang dalam negeri di pasaran luar
negeri, kemampuan barang dalam negeri di pasaran luar negeri, untuk bersaing di pasaran

3
dunia, dan citarasa penduduk di Negara” lain terhadap barang yang diproduksikan suatu
Negara

Pendapatan Nasional dalam perekonomian terbuka


1. Besarnya pendapatan dalam perekonomian terbuka Yaitu jumlah pengeluaran dari
sektor-sektor ekonomi.
2. Pengeluaran dari sektor luar negeri berupa ekspor (X) dan impor (M).

Selisih dari nilai ekspor dan nilai impor (X-M) adalah ekspor neto. Pendapatan Nasional
Keseimbangan (Yeq) dalam perekonomian terbuka

Sisi pendapatan = sisi pengeluaran


Y= C + I + G + (X-M)
Suntikan = Bocoran
I+G+X = S+T+M

Angka pengganda (multiplier) pada perekonomian terbuka


Pengeluaran impor dalam perekonomian terbuka dibedakan;
a. Impor tetap/impor yang nilainya tidak tergantung dengan variabel lain
M=M
b. Impor yang nilainya trgantung dari besar kecilnya pendapatan
M = M0 + mY
Dimana:
 M0 adalah nilai impor apabila pendapatan sama dengan nol
 m adalah Marginal Propensity to Impor.

Angka pengganda pengeluaran dengan impor proporsional dengan pendapatan


nasional (M=M0+mY)
Dibedakan,
1. Perekonomian dengan sistem pajak bersifat tetap (lump-sum tax )
1
k E=
(1−b+m)

2. Perekonomian dengan sistem pajak Proporsional ( proporsional tax )


1
k E=
(1−b+bt+m)
dan penentuan angka pengganda untuk masing−masing variabel pengeluaran
sama seperti yang telah dibahas sebelumnya
4
Angka pengganda (multiplier) pengeluaran pada perekonomian terbuka dengan
impor merupakan variabel konstan

Dibedakan,
1. Perekonomian dengan sistem pajak bersifat tetap (lump-sum tax )
1
k E=
( 1−b)

2. Perekonomian dengan sistem pajak Proporsional ( proporsional tax )


1
k E=
(1−b+bt )
dan penentuan angka pengganda untuk masing−masing variabel pengeluaran
sama seperti yang telah dibahas sebelumnya

Perdagangan Luar Negeri dan Kegiatan Ekonomi

Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli oleh
penduduk negara lain. Sedangkan Impor adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar
negeri dan dikonsumsi di dalam negeri.
Ekspor netto (NX) = ekspor (X) – Impor (M)
Jika positip  net foreign investment
Jika negatip  net foreign borrowing

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekspor atau Impor:


– Output (GDP – domestik atau LN
– Nilai tukar (exchange rate) – depresiasi atau apresiasi

GDP dengan memasukkan perdagangan LN:


GDP = C + I + G + NX
dimana: C + I + G disebut permintaan domestik (domestic demand), sehingga NX = GDP –
permintaan domestic.

Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Terbuka

Pertimbangkan model berikut ini:

Y = AD = E + X – M
Y – C – G = E – C – G + (X – M)
ATAU,
S = Id + If
5
Dimana:
S = saving
Id = investasi dalam negeri (akumulasi harta netto domestik)
If = investasi luar negeri (akumulasi tagihan netto pada negara lain)

Komponen pengeluaran agregat atas pendapatan nasional:

 Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas barang konsumsi dan jasa yang diproduksi
di dalam negeri
 Investasi perusahaan, yaitu pembelanjaan penanaman modal atas barang modal yang
diproduksi di dalam negeri
 Pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah)
 Ekspor, yaitu pengeluaran negara lain atas barang dan jasa yang dihasilkan sektor
perusahaan

Ekuilibriun Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Terbuka

Keterangan :
s = S/ Y = MPS = 0,20
m = M/ Y = MPI = 0,30
1. Keseimbangan antara pendapatan nasional dan pengeluaran agregate pada titik A
yaitu 100

6
2. Pada tingkat pendapatan di bawah A maka permintaan agregate melebihi tingkat
produksi  perusahaan meningkatkan kapasitas produksi, demikian pula sebaliknya
3. Gambar bawah  menunjukkan titik ekuilibrium antara tabungan dan saving 
negara memiliki defisit transaksi berjalan (impor lebih besar dari ekspornya)
Menentukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka
• Sirkulasi aliran pendapatan
• Perusahaan
• Rumah tangga
• Pemerintah
• Luar negeri
Pengeluaran agregat (aggregate expenditure) terdiri atas: konsumsi rumah tangga atas barang
yang diproduksi dalam negeri (Cdn), investasi perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G)
dan ekspor (X)
AEdn = Cdn + I + G + X
Perdagangang terbuka (AE) meliputi perbelanjaan agregat atas produksi dalam negeri dan
pengeluaran impor
AE = AEdn + M, atau AE = Cdn + I + G + X + M
C = Cdn + M,  Tercipta keseimbangan
Y = AE = C + I + G + (X-M) Ekonomi
Penawaran agregat = Pengeluaran agregat
Y + M = C + I + G + X, atau
Y = C + I + G + (X – M)
Persamaan keseimbangan (perekonomian terbuka)/ pendekatan suntikan-bocoran
• S+T+M=I+G+X
Aliran pendapatan digunakan untuk:
• Membiayai pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam negeri (Cdn) dan barang impor
(M)  C = Cdn + M
• Membiayai pajak (T), yaitu keuntungan perusahaan dan pajak pendapatan rumah
tangga
• Menyisihkan pendapatan untuk ditabung (S)
• Y = Cdn + M + S + T, C = Cdn + M
• Y=C+S+T
Pendekatan penawaran-permintaan agregat:
• Y = C + I + G + (X – M), maka
7
• C + I + G + (X – M) = C + S + T
• I + G + (X – M) = S + T, atau
• I+G+X =S+T+M
Penentu ekspor:
Kemampuan dari negara untuk memproduksi barang yang dapat bersaing di pasar luar negeri.
Ekspor penentu pendapatan nasional tapi tidak sebaliknya, fungsi ekspor sama dengan fungsi
investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah
Penentu impor:
Besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dari pada kemampuan
barang luar negeri untuk bersaing dengan barang dalam negeri
Multiplier dalam perekonomian terbuka
Nilai multiplier menggambarkan perbandingan di antara jumlah pertambahan/
pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/ pengurangan dalam
pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut
Multiplier perekonomian terbuka < multiplier perekonomian tiga sektor (Y,C,S)
disebabkan pemisalan impor proporsional dengan pendapatan nasional dan ekspor bersifat
pengeluaran otonom.
• Multiplier = 1 / (1 – MPCdn)
• MPCdn = ∆ Cdn / ∆ Y,
Kasus Kuantitatif Keseimbangan 4 Sektor
Fungsi Konsumsi diketahui sebagai C = 500 + 0,8 Y Pajak yang dikenakan kepada
masyarakat adalah sebesar 20% dari pendapatan nasional ( T = 0,2Y) Investasi sebesar 500
dan pengeluaran pemerintah sebesar 1000 Ekspor sebesar 800 dan import dilakukan sebesar
10% dari pendapatan nasional. Berdasarkan asumsi-asumsi sebelumnya maka tentukanlah:
a. Fungsi konsumsi,
b. Pendapatan nasional dalam keseimbangan
c. Nyatakan kedudukan Budget pemerintah pada keseimbangan
d. Bagaimanakah kondisi Eksport dan impor? (mana yang lebih besar)
e. Apa kesimpulan yang dapat anda ambil dari perekonomian terbuka tersebut?
Solusi
a. Konsumsi sebagai fungsi dari Y:
C = 500 + 0,8 Yd
C = 500 + 0,8 ( Y – T )
C = 500 + 0,8 ( Y – 0,2Y)
8
C = 500 + 0,6 Yd
b. Pendapatan Nasional dalam keseimbangan:
Y=C+I+G+(x–m)
Y = 500 + 0,6 Y + 500 + 1000 + (800 – 0,1 Y)
Y = 500 + 500 + 1000 + 800 + 0,6 Y – 0,1 Y
Y = 2800 + 0,5 Y
Y – 0,5 Y = 2800
0,5 Y = 2800
Y = 5600
c. Kondisi Keuangan Pemerintah:
T = 0,2 Y
T = 0,2 (5600)
T = 1120.
Sementara itu pengeluaran pemerintah adalah sebesar G = 1000. Sehingga kondisi keuangan
pemerintah menjadi  T – G = 1120 – 1000 = 120.
d. Keseimbangan eksport dan Import :
Y = 5600  M = 0,1 Y  0,1 (5600) = 560.
Dari data yang diberikan sebelumnya bahwa ekspor sebesar 800. Sehingga terdapat selisih
positif antara ekspor dan impor. Dengan kata lain terdapat surplus perdagangan.2
Contoh 2:
Diketahui persamaan fungsi sebagai berikut: C= 100 + 0,4Yd, I= 80, G= 60, X= 200, M= 50
+ 0,2Y, T= 20 + 0,7Y, R= 60 + 0,3Y. Tentukan:
a. Tingkat pendapatan nasional, pedapatan disposibel, konsumsi, tabungan, impor, pajak
dan retribusi!
b. Berapa tingkat pendapatan nasional jika tingkat ekspor menjadi 300?
Jawab:
a. Sebelum menentukan besar tingkatan pendapatan nasional, terlebih dulumengubah
fungsi pendapatan disponsibel (Yd) dan fungsi konsumsi:
Yd= Y – T + R
Yd= Y – 20 – 0,7Y + 60 + 0,3Y
Yd= 0,6Y + 40

C= 100 + 0,4Yd
2
Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi,(Yogyakarta: BPFE,2003/2004)
9
C= 100 + 0,4(0,6Y + 40)
C= 100 + 0,24Y + 16
C= 116 + 0,24 Y

Y= C + I + G + (X-M)
Y= 116 + 0,24Y + 80 + 60 + (200 – 50 – 0,2Y)
Y – 0,24Y + 0,2Y= 116 + 80 + 60 + 200 – 50
0,96Y= 406
406
Y=
0,96
Y= 422,916
Dengan demikian didapatkan tingkat nasional sebesar 422,916. Sedangkan fungsi yang
lainnya sebagai berikut:
C= 116 + 0,24Y Yd= 0,6Y + 40
C= 116 + 0,24 (422,916) Yd= 0,6(422, 916) + 40
C= 217,499 Yd= 293,7496
S= -100 + 0,6Yd M= 50 + 0,2Y
S= -100 + 0,6(293,7496) M= 50 + 0,2( 422,916)
S= 76,24976 M= 134,5832
T= 20 + 0,7Y R= 60 + 0,2Y
T= 20 + 0,7(422,916) R= 60 + 0,3(422,916)
T= 316,0412 R= 186,8748
b. Besar tingkat pendapatan nasional jika ekspor menjadi 300, menggunakan angka
1
pengganda ekspor (KX= ) di mana besar α = 0,96
α
1 1
Maka: KX = = =1,0416
α 0,96
Sedangkan kenaikan ekspor= 300 – 200 = 100, dengan demikian, dengan adanya
kenaikan ekspor tersebut mengakibatkan tingkat pendapatan naik sebesar: 1,0416 x
100 = 104,16. Berarti tingkat pendapatan nasional yang baru adalah: Y’= 422,916 +
104,16 = 527,123
Contoh 3
Bentuklah persamaan impor suatu Negara bila diketahui impor otonomnya 25 dan marginal
propensity to importnya 0,05. Berapa nilai impornya jika pendapatan nasional sebesar 600 ?
Jawab:
MO = 25 M = MO + mY
3
PPT PE Makro 9
10
m = 0,05 M = 25 + 0,05Y

Pada tingkat Y = 600


M = 25 + 0,05 (600)
= 25 + 30
= 55 M

55
M = MO + mY
M = 25 + 0,05Y

25

4
Y
0 600

DAFTAR PUSTAKA
4
Danang Sunyoto. Metematika Ekonomi dan Bisnis,(Yogyakarta: CAPS,2011) h.52-53
11
Sunyoto,Danang. Metematika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:CAPS, 2011
Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE, 2003/2004)
PPT PE Makro 9

12

You might also like