You are on page 1of 24

NAMA  

       :  ZYAHWA SABINA MRP


NIM              :  E1A02168
KELAS        :  C / 5

 
TUGAS EKOWISATA

Pengertian Organisasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kata organisasi sudah sering kita dengar bahkan
kemungkinan besar kita pernah terlibat di dalam kegiatan keorganisasian.
Sewaktu kita sekolah (dari SD s/d SMU), ada organisasi yang bernama
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Di dunia kampus ada yang
namanya senat perguruan tinggi, senat mahasiswa, atau mungkin badan
eksekutif mahasiswa, dan ikatan alummi. Belum lagi berbagai-bagai
perkumpulan yang terbentuk karna adanya kesamaan-kesamaan identitas
para anggotanya seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Asosiasi
Pengusaha Indonesia, Ikatan Cendikawan Muslim Indonesia, Persatuan
Dokter Gigi Indonesia, dan yang lainnya. Di dunia kerja banyak
bermunculan nama-nama serikat pekerja atau buruh. Berbagai
perkumpulan yang mengatasnamakan pengusaha dan eksekutif muda
hadir ditengah- tengah masyarakat.

Di dunia pemerintahan ada KORPRI (Korps Pegawai Republik


Indonesia), lingkungan tempat tinggal dan kehidupan sosial, organisasi
juga ada. Jadi, secara langsung atau pun tidak secara langsung, pada
dasarnya kita pernah melibatkan diri di dalam organisasi. Bukti konkrit
yang menyatakan kita terlibat di dalam organisasi adalah keberadaan kita
di dalam keluarga. karena keluarga merupakan organisasi terkecil di
dunia ini. Alasan kuat yang mendasari seseorang atau atau antara satu
orang dengan satu orang/ beberapa orang adalah karena manusia tidak
dapat hidup sendiri. Perlu bantuan orang lain untuk melaksanakan
sesuaru, dan mewujudkan berbagai keinginan.
Ada beberapa istilah Organisasi yang dikemukakan oleh para
ahli.Antara lain sebagai berikut:

1. James L Gibson, dkk (1985) "Organisasi adalah kesatuan yang


memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat
dicapai individu secara perorangan."
2. Mulyadi (2007: 181) "Organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok
orang yang memiliki saling ketergantungan satu dengan yang lainnya,
yang secara bersama-sama memfokuskan usaha mereka untuk
mencapai tujuan tertentu, atau menyelesaikan tugas tertentu
3. Tre Watha dan Newport dalam Winardi (2004: 53) "Sebuah
Organisasi dapat kita nyatakan sebagai sebuah struktur social yang
didesain guna mengoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui
suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan
pencapaian tujuan umum tertentu."

Berbagai pengertian tentang organisasi telah banyak dikemukakan


oleh berbagai sumber dari pendapat ahli atau praktisi akademisi. Namun
penulis mencoba mendefinisikan organisasi adalah kesatuan yang
terbentuk oleh beberapa orang yang memiliki sedikit atau semua
kesamaan tentang latar belakang, identitas, harapan, dan berbagai hal
lainnya untuk mencapai tujuan bersama secara bersama-sama.

Dalam penerapannya, pada hakikatnya di jalankan secara bersama-


sama agar semua bagian di dalam organisasi bertindak, bekerja
berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing, dan saling berkoordinasi
dengan bagian lain tanpa mengintervensi, dan tumpang tindih kewajiban
dengan orang lain. Hal ini bisa mencapai efisiensi baik secara waktu
(bekerja tepat waktu) maupun secara biaya (tidak ada pemborosan dana)
dan seterusnya efektif kerja bisa dicapai. (Pekerjaan selesai dilakukan
secara baik, dengan orang-orang yang tepat di bidangnya). Sehingga pada
akhirnya, hasil yang dicapai dapat maksimal, yaitu mencapai tujuan
organisasi (menghasilkan laba, pelanggan mendapatkan pelayanan
terbaik, karyawan memiliki kepuasan kerja, organisasi tetap eksis dan
terus berkembang dan lain-lain)

Pengertian Konservasi

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu


melestarikan/ mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan
lingkungan secara seimbang (MIPL, 2010; Anugrah, 2008; Wahyudi dan
DYP Sugiharto (ed), 2010). Adapun tujuan konservasi (1) mewujudkan
kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya,
sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan
mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan kemampuan dan pemanfaatan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.
Selain itu, konservasi meruapakan salah satu upaya untuk
mempertahankan kelestarian satwa. Tanpa konservasi akan menyebabkan
rusaknya habitat alami satwa. Rusaknya habitat alami ini telah
menyebabkan konflik manusia dan satwa. Konflik antara manusia dan
satwa akan merugikan kedua belah pihak; manusia rugi karena
kehilangan satwa bahkan nyawa sedangkan satwa rugi karena akan
menjadi sasaran balas dendan manusia (Siregar, 2009)

Konservasi lahir akibat adanya semacam kebutuhan untuk


melestarikan sumber daya alam yang diketahui mengalami degradasi
mutu secara tajam. Dampak degradasi tersebut, menimbulkan
kekhawatiran dan kalau tidak diantisipasi akan membahayakan umat
manusia, terutama berimbas pada kehidupan generasi mendatang pewaris
alam ini. Sisi lain, batasan konservasi dapat dilihat berdasarkan
pendekatan tahapan wilayah, yang dicirikan oleh: (1) pergerakan
konservasi, ide-ide yang berkembang pada akhir abad ke-19, yaitu yang
hanya menekankan keaslian bahan dan nilai dokumentasi, (2) teori
konservasi modern, didasarkan pada penilaian kritis pada bangunan
bersejarah yang berhubungan dengan keaslian, keindahan, sejarah, dan
penggunaan nilainilai lainnya (Jokilehto, dalam Anatriksa, 2009).
Sementara itu, Piagam Burra menyatakan bahwa pengertian konservasi
dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Oleh karena itu, kegiatan konservasi dapat pula
mencakupi ruang lingkup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi dan
revitalisasi (Marquis-Kyle & Walker, 1996; Alvares, 2006).
Pemeliharaan adalah perawatan yang terus menerus mulai dari bangunan
dan makna penataan suatu tempat. Dalam hal ini, perawatan harus
dibedakan dari perbaikan. Perbaikan mencakupi restorasi dan
rekonstruksi dan harus dilaksanakan sesuai dengan makna bangunan dan
nilai yang semula ada. Preservasi adalah mempertahankan (melestarikan)
yang telah dibangun disuatu tempat dalam keadaan aslinya tanpa ada
perubahan dan mencegah penghancuran. Restorasi adalah pengembalian
yang telah dibangun disuatu tempat ke kondisi semula yang diketahui,
dengan menghilangkan tambahan atau membangun kembali
komponenkomponen semula tanpa menggunakan bahan baru.
Rekonstruksi adalah membangun kembali suatu tempat sesuai mungkin
dengan kondisi semula yang diketahui dan diperbedakan dengan
menggunakan bahan baru atau lama. Sementara itu, adaptasi adalah
merubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang dapat
digabungkan. Dilihat dari sudut pelaku gerakan dan arah yang dilakukan
dalam rangka melaksanakan konservasi, terdapat dua gerakan yang
berupaya melaksanakannya. Pertama, gerakan konservasi kebendaan
yang umumnya dilakukan oleh para arsitek, pakar sejarah arsitektur,
perencana kota, pakar geologi dan jurnalis. Kedua, gerakan konservasi
kemasyarakatan, yaitu gerakan konservasi yang melibatkan para pakar
ilmu sosial, arsitek, pekerja sosial, kelompok swadaya masyarakat,
bahkan tokoh politik. Berdasarkan konsep, cakupan, dan arah konservasi
dapat dinyatakan bahwa konservasi merupakan sebuah upaya untuk
menjaga, melestarikan, dan menerima perubahan dan/atau pembangunan.
Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan yang terjadi secara drastis
dan serta merta, melainkan perubahan secara alami yang terseleksi. Hal
tersebut bertujuan untuk tatap memelihara identitas dan sumber daya
lingkungan dan mengembangkan beberapa aspeknya untuk memenuhi
kebutuhan arus modernitas dan kaulitas hidup yang lebih baik. Dengan
demikian, konservasi merupakan upaya mengelola perubahan menuju
pelestarian nilai dan warisan budaya yang lebih baik dan
berkesinambungan. Dengan kata lain bahwa dalam konsep konservasi
terdapat alur memperbaharui kembali (renew), memanfaatkan kembali
(reuse), reduce (mengurangi), mendaurulang kembali (recycle), dan
menguangkan kembali (refund).

Konservasi itu sendiri merupakan berasal dan kata Conservation yang


terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki
pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save
what you have). namun secara bijaksana (wise use) Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konservasi berarti (1) pemeliharaan dan
perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan
kemusnahan dng jalan mengawetkan pengawetar pelestarian (2) proses
menyaput bagian dalam badan mobil, kapal, dsb untuk mencegah karat.
Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan
orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the
wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara
bijaksana) Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan
ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba
mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang sedangkan dari segi
ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang
dan masa yang akan datang.

Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam


beberapa batasan, sebagai berikut :

1. Konservasi menurut American Dictionary adalah menggunakan


sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam
jumlah yang besar dalam waktu yang lama;
2. Konservasi menurut Randall adalah alokasi sumberdaya alam antar
waktu (generasi) yang optimal secara sosial;
3. Konservasi menurut IUCN adalah merupakan manajemen udara,
air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga
dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat
termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian,
administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan;
4. Konservasi menurut WCS adalah manajemen penggunaan biosfer
oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi
keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-
generasi yang akan datang
1. Organisasi yang Konsen Pada Konservasi
Adapun beberapa organisasi yang konsen pada konservasi adalah
a. International Union for Conservation of Nature Species
Survival Commision (IUCN-SSC)
IUCN-SSC adalah singkatan dari "International Union for
Conservation of Nature - Species Survival Commission." Ini
adalah komisi di dalam Uni Internasional untuk Konservasi Alam
(IUCN) yang fokus pada perlindungan spesies-spesies yang
terancam punah dan pelestarian keanekaragaman hayati.
IUCN-SSC (International Union for Conservation of Nature
- Species Survival Commission) adalah sebuah komisi ilmiah di
bawah payung International Union for Conservation of Nature
(IUCN). Tujuannya adalah untuk mengumpulkan pengetahuan
ilmiah, memobilisasi aksi konservasi, dan mendorong upaya
perlindungan spesies-spesies yang terancam punah di seluruh
dunia. IUCN-SSC bekerja sama dengan para ilmuwan, ahli
konservasi, dan pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengatasi
ancaman terhadap keanekaragaman hayati global. Melalui berbagai
kelompok spesialis dan jaringan regional, IUCN-SSC berupaya
mengembangkan strategi konservasi, memantau populasi hewan
dan tumbuhan, serta mempromosikan upaya-upaya untuk menjaga
kelangsungan hidup spesies-spesies yang terancam.
The International Union for Conservation of Nature (IUCN)
Ditubuhkan pada tahun 1948, IUCN mengumpulkan negara-
negara, agensi kerajaan dan pelbagai organisasi bukan kerajaan
dalam satu jaringan unik: kini terdapat lebih daripada 1,000 ahli di
140 negara. Sebagai pertubuhan yang mempunyai kebolehan
menyatupadukan pelbagai badan, IUCN mencari ruang untuk
mempengaruhi, menggalak dan membantu masyarakat dunia untuk
memulihara kepelbagaian alam sekitar dan menentukan sumber
alam wujud untuk semua secara mampan. IUCN memperkasakan
ahli-ahlinya, jaringan lain dan organisasi yang berkerjasama
dengannya untuk meningkatkan keupayaan mereka dan untuk
menyokong ahli bersekutu dalam usaha menjaga sumber asli di
peringkat tempatan, wilayah dan antarabangsa.
IUCN Species Survival Commission
Species Survival Commission (SSC) adalah antara enam
suruhanjaya sukarela IUCN. Sebagai suruhanjaya sukarela terbesar
di kalangan enam suruhanjaya, ia mempunyai keahlian 8,000
pakar. SSC memberi nasihat kepada IUCN dan ahli-ahlinya
tentang aspek teknikal dan saintifik yang melibatkan pemuliharaan
spesis, dengan harapan untuk mempastikan kepelbagaian biologi
akan berkekalan. SSC memberi pandangan penting dalam
perjanjian antarabangsa yang melibatkan pemuliharaan biologi.
Web: www.iucn.org/themes/ssc
IUCN Species Programme
IUCN Species Programme menyokong aktiviti IUCN
Species Survival Commission dan Kumpulan Pakar tertentu, selain
melaksanakan inisiatif pemuliharaan spesis pada skala global. Ia
adalah bahagian penting dalam Sekretariat IUCN dan ditadbir di
ibu pejabat antarabangsa IUCN di Gland, Switzerland. Species
Programme termasuklah beberapa unit teknikal seperti
Perdagangan Hidupan Liar, Senarai Merah (Red List), Penilaian
Kepelbagaian Biologi Air Tawar (kesemuanya di Cambridge, UK),
dan Inisiatif Penilaian Kepelbagaian Biologi Global atau Global
Biodiversity Assessment Initiative (terletak di Washington DC,
USA).
IUCN SSC Primate Specialist Group
Primate Specialist Group (PSG) bertujuan untuk memulihara
lebih dari 630 spesis dan sub-spesis prosimian, monyet dan kera.
Antara tugas utamanya adalah menjalankan penilaian status
pemuliharaan, mengumpul pelan-pelan tindakan, membuat
rekomendasi tentang isuisu taksonomi, dan menerbitkan maklumat
tentang primat untuk memaklumkan tentang polisi IUCN.
Kumpulan ini menyelaras pertukaran maklumat penting di
kalangan ahli primatologi dan masyarakat pemuliharaan. Pengerusi
PSG adalah Russell A. Mittermeier, dan Timbalan Pengerusi
adalah Anthony B. Rylands, manakala Liz Williamson bertindak
sebagai penyelaras Bahagian Kera Besar. Web: www.primate-
sg.org/
b. Global Wildlife Conservation (GWC)
Global Wildlife Conservation (GWC) adalah organisasi
nirlaba internasional yang didedikasikan untuk menjaga
keanekaragaman hayati global. Misi utama GWC adalah
melindungi spesies-spesies yang terancam punah dan habitat alami
di seluruh dunia. Mereka bekerja sama dengan berbagai mitra,
termasuk pemerintah, masyarakat lokal, ilmuwan, dan organisasi
konservasi lainnya, untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Salah satu pendekatan GWC adalah mengidentifikasi
"spesies hilang" yang belum ditemukan dalam waktu lama atau
dianggap punah, tetapi mungkin masih ada. Mereka juga berfokus
pada memetakan dan melestarikan habitat penting yang dapat
mendukung kelangsungan hidup berbagai spesies. GWC juga
memiliki program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang perlindungan alam dan memberdayakan komunitas lokal
untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian.
Organisasi ini menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuannya. Melalui
kampanye, proyek lapangan, dan pendekatan holistik lainnya,
GWC berupaya mencegah kepunahan spesies-spesies penting dan
memastikan warisan alam yang kaya tetap terjaga bagi
generasi mendatang.
GWC melindungi spesies dan habitat yang terancam punah
melalui aksi lapangan berbasis sains. Keberhasilannya dibangun
atas dasar keunggulan dalam eksplorasi, penelitian, dan
konservasi. GWC memimpikan sebuah dunia dengan satwa liar
yang beragam dan berlimpah, sebuah dunia yang benar-benar liar.
GWC berdedikasi untuk memastikan bahwa spesies yang berada di
ambang kepunahan tidak hilang namun tetap sejahtera di masa
depan
c. International Rhino Foundation (IRF)
International Rhino Foundation adalah organisasi nirlaba
yang didedikasikan untuk konservasi spesies badak di seluruh
dunia. Mereka berupaya melindungi dan melestarikan populasi
badak melalui berbagai inisiatif, termasuk pelestarian habitat,
upaya anti perburuan liar, keterlibatan masyarakat, dan penelitian
ilmiah. Yayasan ini bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup
badak untuk generasi mendatang.
Yayasan Badak Internasional (International Rhino
Foundation) adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada
perlindungan spesies badak di seluruh dunia. Mereka memiliki
tujuan utama untuk mencegah kepunahan badak melalui berbagai
inisiatif yang komprehensif.

1. *Konservasi Habitat:* Yayasan ini bekerja untuk melindungi


habitat alami badak, yang sering kali terancam oleh perusakan
lingkungan dan perubahan iklim. Mereka bekerja sama dengan
lembaga-lembaga lokal dan pemerintah untuk memastikan
bahwa daerah-daerah penting bagi badak tetap terlindungi.
2. *Pencegahan Pemangsaan:* Salah satu ancaman terbesar bagi
badak adalah perburuan ilegal untuk diambil kulitnya atau
tanduknya yang bernilai tinggi di pasar gelap. Yayasan ini
bekerja sama dengan pihak berwenang untuk meningkatkan
upaya penegakan hukum dan mengurangi permintaan bahan-
bahan tersebut.
3. *Penelitian Ilmiah:* Melalui penelitian ilmiah, Yayasan
Badak Internasional berusaha untuk memahami perilaku dan
ekologi badak secara mendalam. Pengetahuan ini membantu
dalam mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif
dan berkelanjutan.
4. *Pendidikan Masyarakat:* Yayasan ini juga terlibat dalam
program-program pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Mereka berusaha untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
lokal tentang pentingnya perlindungan badak dan dampak
positifnya bagi lingkungan dan ekosistem.
5. *Reintegrasi dan Pemulihan:* Dalam beberapa kasus, badak
yang terancam punah diambil dari habitat alami mereka untuk
keperluan keamanan. Yayasan ini berupaya memulihkan
populasi badak melalui program penangkaran dan reintegrasi,
sehingga suatu hari nanti mereka bisa kembali dilepaskan ke
habitat asli mereka.

Dengan pendekatan yang holistik dan kerja sama internasional,


Yayasan Badak Internasional berusaha untuk memastikan bahwa
spesies badak dapat bertahan dan tetap menjadi bagian penting dari
keragaman hayati bumi.

d. National Geographic Society (NGS)


National Geographic Society (NGS) adalah sebuah
organisasi terkenal di bidang penjelajahan, eksplorasi, dan
pengetahuan tentang alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Didirikan pada tahun 1888 di Amerika Serikat, tujuan utama NGS
adalah untuk menyebarkan pengetahuan tentang dunia melalui
pengungkapan dan penjelajahan.
NGS dikenal karena banyak kontribusinya antara lain:
1. *Majalah National Geographic:* Majalah ini terkenal karena
artikel-artikel mendalam, fotografi spektakuler, dan liputan
tentang alam, budaya, sejarah, dan penjelajahan. Majalah ini
telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin
menjelajahi dunia dan memahami keajaiban alam dan manusia.
2. *Penjelajahan dan Ekspedisi:* NGS telah mendukung dan
membiayai banyak ekspedisi ilmiah dan penjelajahan yang
telah mengungkap rahasia-rasia dunia, termasuk penjelajahan
ke kutub, puncak gunung tertinggi, dan lokasi-lokasi eksotis
lainnya.
3. *Pendidikan dan Penelitian:* Selain penjelajahan, NGS juga
berfokus pada pendidikan dan penelitian. Mereka memberikan
dukungan untuk proyek-proyek penelitian ilmiah dan program-
program pendidikan untuk mengedukasi masyarakat tentang
alam dan dunia di sekitar mereka.
4. *Perlindungan Lingkungan:* NGS juga memiliki peran
dalam advokasi dan perlindungan lingkungan. Mereka
berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu
lingkungan dan mendukung upaya perlindungan alam.

Organisasi ini telah memberikan kontribusi besar terhadap


pemahaman kita tentang planet ini dan apa yang ada di dalamnya,
serta mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi dan menjaga
bumi dan isinya.

e. World Wildlife Fund (WWF)


WWF, atau World Wide Fund for Nature, adalah organisasi
lingkungan global yang bekerja untuk konservasi dan perlindungan
alam serta keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Organisasi ini
didirikan pada tahun 1961 dan memiliki tujuan utama untuk
mempertahankan ekosistem bumi agar tetap berfungsi secara
seimbang sambil memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies
yang hidup di dalamnya.
WWF memiliki beberapa fokus utama yaitu:
1. *Perlindungan Keanekaragaman Hayati:* WWF bekerja untuk
melindungi spesies-spesies langka dan habitat alami mereka.
Mereka mendukung upaya konservasi untuk mencegah kepunahan
spesies-spesies yang terancam.
2. *Pengelolaan Sumber Daya Alam:* Organisasi ini berupaya
mempromosikan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap sumber
daya alam seperti hutan, air, dan lahan pertanian. Tujuannya
adalah untuk menjaga ekosistem yang mendukung kehidupan
manusia dan satwa liar.
3. *Perubahan Iklim:* WWF terlibat dalam upaya untuk mengatasi
perubahan iklim global. Mereka bekerja untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca dan mempromosikan energi terbarukan serta
praktik berkelanjutan.
4. *Pemberdayaan Masyarakat:* Organisasi ini juga
mengedepankan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya alam dan lingkungan. Dengan meningkatkan
pemahaman masyarakat, WWF berharap dapat memotivasi
tindakan perlindungan alam yang lebih luas.
5. *Advokasi dan Pengaruh:* WWF menggunakan pengaruhnya
untuk mendorong pemerintah, perusahaan, dan individu untuk
mengambil langkah-langkah konkret dalam mendukung
lingkungan. Mereka terlibat dalam advokasi kebijakan dan kerja
sama internasional.
WWF memiliki cakupan global dan bekerja di berbagai
negara dengan berbagai spesies dan ekosistem yang beragam.
Mereka juga sering kali bekerja sama dengan pemerintah,
organisasi lain, dan masyarakat lokal dalam upaya
perlindungan alam.
f. Environmental Awareness Group (EAG)
Didirikan pada tahun 1989, EAG adalah organisasi nasional, non
pemerintah, dan nirlaba tertua di Antigua dan Barbuda. Fokus
utama organisasi ini adalah kepedulian dan kelestarian
lingkungan. EAG berupaya mengembangkan masyarakat yang
terinformasi dan berdaya untuk menggunakan dan mengelola
sumber daya alamnya secara berkelanjutan. EAG telah bermitra
dengan organisasi internasional dan lokal untuk mengelola lima
proyek konservasi yang sukses, termasuk Program Konservasi
Kepulauan Lepas Pantai yang memenangkan banyak penghargaan,
dan melatih serta merekrut sejumlah besar sukarelawan lokal.
g. Department of Environment
Departemen Lingkungan Hidup bertanggung jawab atas
perlindungan dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan
penyediaan kerangka mekanisme keuangan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan ini. Departemen ini melakukan koordinasi
pengelolaan lingkungan hidup melalui kerjasama dengan berbagai
lembaga pemerintah, swasta, dan LSM. Departemen ini juga
mengkoordinasikan pelaksanaan beberapa Perjanjian Lingkungan
Hidup
h. Fauna & Flora International (FFI)
FFI melindungi spesies dan ekosistem yang terancam di seluruh
dunia, memilih solusi yang berkelanjutan, berdasarkan ilmu
pengetahuan yang baik, dan mempertimbangkan kebutuhan
manusia. Beroperasi di sekitar 40 negara di seluruh dunia, FFI
menyelamatkan spesies dari kepunahan dan habitat dari
kehancuran, sekaligus meningkatkan penghidupan masyarakat
lokal. Didirikan pada tahun 1903, FFI adalah badan konservasi
internasional yang paling lama berdiri dan merupakan badan amal
terdaftar.
i. British Mountaineering Council (BMC)
BMC adalah organisasi nasional untuk pendaki dan pejalan kaki
bukit di Inggris dan Wales, dengan 81.000 anggota. Perusahaan ini
memiliki keahlian substansial dalam semua aspek akses dan
keselamatan tebing serta mempromosikan praktik terbaik
lingkungan. Chief Executive Officer Dave Turnbull (25 tahun
pengalaman pendakian gunung di seluruh dunia) dan Adam Long
(pendiri perusahaan akses tali uji coba industri Access Techniques
Ltd.) melakukan penilaian akses dan keselamatan pertama di
Redonda pada tahun 2011
j. Wildlife Management International Ltd. (WMIL)
WMIL adalah konsultan ekologi yang didedikasikan untuk
penelitian dan konservas alam. Pulau-pulau di seluruh dunia telah
hancur akibat pengaruh spesies asing yang invasif. WMIL
memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam pemberantasan
hama ini dari pulau-pulau.
Karena peraturan ketat yang mengatur penggunaan rodentisida di
Eropa dan wilayah lain di dunia, WMIL mengembangkan stasiun
umpan dan program umpan berbasis darat yang meminimalkan
paparan non-target sambil tetap memastikan pemberantasan hama.
Dengan menggunakan metode ini, WMIL telah berhasil
membasmi tikus, kucing liar, dan kelinci di lebih dari 20 pulau di
seluruh dunia. Biasanya melalui kemitraan dengan organisasi
konservasi lokal dan komunitas penduduk pulau, pemberantasan
ini merupakan langkah pertama dalam restorasi pulau-pulau
tersebut, yang membuka jalan bagi pemulihan spesies.
k. Island Conservation (IC)
Island Conservation adalah satu□satunya organisasi konservasi
nirlaba global yang memiliki misi mencegah kepunahan dengan
menghilangkan spesies invasif dari pulau-pulau. IC bekerja di
wilayah dengan konsentrasi keanekaragaman hayati dan
kepunahan spesies paling tinggi – yaitu di pulau-pulau.
Menghilangkan ancaman utama – memperkenalkan vertebrata
invasif – adalah salah satu intervensi paling penting untuk
menyelamatkan tanaman dan hewan yang terancam dan
memulihkan ekosistem pulau. Setelah spesies invasif disingkirkan,
spesies dan ekosistem asli pulau dapat pulih, seringkali dengan
cara yang sama
sedikit intervensi tambahan. Sejak tahun 1994, IC dan mitranya
telah berhasil memulihkan 60 pulau di seluruh dunia, memberikan
manfaat bagi 1.090 populasi dari 399 spesies dan subspesies. IC
berkantor pusat di Santa Cruz, California dengan kantor lapangan
di Australia, Bahama, British Columbia, Chili, Ekuador, Hawai'i,
Selandia Baru, Palau, dan Puerto Riko.
2. Organisasi Dunia yang Konsen Pada Ekowisata
Ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding
dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism, yaitu
ekoturisme. Terjemahan yang seharusnya dari ecotourism adalah
wisata ekologis. Yayasan Alam Mitra Indonesia (1995) membuat
terjemahan ecotourism dengan ekoturisme. Di dalam tulisan ini
dipergunakan istilah ekowisata yang banyak digunakan oleh para
rimbawan. Hal ini diambil misalnya dalam salah satu seminar dalam
Reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (Fandeli, 1998).
Kemudian Nasikun (1999), mempergunakan istilah ekowisata untuk
menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru muncul pada dekade
delapan puluhan.
Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnva, pengertian ekowisata
adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap
kelestarian area yang masih alami (natural aren), memberi manfaat
secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budava bagi
masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk ekowisata
pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan
oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya
konservasionis.
Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi
The Ecotourism Society (1990) sebagai berikut: Ekowisata adalah
suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan
tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan oleh
wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata
tetap utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan
masyarakatnya tetap terjaga.
Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk ekowisata ini
berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan
ingin berkunjung ke area alami, yang dapat menciptakan kegiatan
bisnis. Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai berikut: Ekowisata
adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggungjawab ke area alami
dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata
(Eplerwood, 1999). Dari kedua definisi ini dapat dimengerti bahwa
ekowisata dunia telah berkembang sangat pesat. Ternyata beberapa
destinasi dari taman nasional berhasil dalam mengembangkan
ekowisata ini.
Bahkan di beberapa wilayah berkembang suatu pemikiran baru
yang berkait dengan pengertian ekowisata. Fenomena pendidikan
diperlukan dalam bentuk wisata ini. Hal ini seperti yang didefinisikan
oleh Australian Department of Tourism (Black, 1999) yang
mendefinisikan ekowisata adalah wisata berbasis pada alam dengan
mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan
alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian
ekologis. Definisi ini memberi penegasan bahwa aspek yang terkait
tidak hanya bisnis seperti halnya bentuk pariwisata lainnya, tetapi
lebih dekat dengan pariwisata minat khusus, alternative tourism atau
special interest tourism dengan obyek dan daya tarik wisata alam.
Salah satu organisasi dunia yang fokus pada ekowisata adalah
"The International Ecotourism Society" (TIES). Mereka berupaya
untuk mempromosikan ekowisata yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab secara lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Selain TIES, ada juga organisasi seperti "Global Sustainable
Tourism Council" (GSTC) yang berkomitmen untuk mengembangkan
kriteria dan standar untuk pariwisata berkelanjutan, termasuk
ekowisata. Selain itu, "Conservation International" dan "World
Wildlife Fund" (WWF) juga berperan dalam mempromosikan praktik
ekowisata yang ramah lingkungan dan melindungi
keanekaragaman hayati.
a. The International Ecotourism Society (TIES)
The International Ecotourism Society (TIES) adalah
organisasi internasional yang berfokus pada pengembangan dan
promosi ekowisata yang berkelanjutan. Mereka bekerja untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi alam dan
budaya, serta memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat
positif bagi komunitas lokal dan lingkungan.
The International Ecotourism Society (TIES) adalah
organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1990 dengan tujuan
mendorong perkembangan ekowisata yang berkelanjutan di
seluruh dunia. Misi utama mereka adalah untuk mengintegrasikan
konservasi alam, tanggung jawab sosial, dan manfaat ekonomi
melalui praktik-praktik pariwisata yang bertanggung jawab.
TIES bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk
pemerintah, organisasi masyarakat sipil, industri pariwisata, dan
akademisi, untuk mempromosikan pendekatan ekowisata yang
menghormati lingkungan, budaya, dan masyarakat setempat.
Mereka menyediakan platform untuk berbagi pengetahuan,
pengalaman, dan praktik terbaik dalam bidang ekowisata.
Salah satu fokus utama TIES adalah memastikan bahwa
ekowisata tidak hanya memberikan pengalaman positif bagi
wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi
lingkungan dan komunitas lokal. Mereka mendukung pendekatan
yang meminimalkan dampak negatif, melibatkan partisipasi
komunitas, dan meningkatkan pemahaman tentang alam dan
budaya.
Dengan mengadakan konferensi, pelatihan, publikasi, dan
kolaborasi dengan berbagai lembaga, TIES berusaha untuk
menjadi pemimpin dalam mempromosikan ekowisata sebagai alat
penting untuk konservasi sumber daya alam dan
keberlanjutan global.
b. Global Sustainable Tourism Council (GSTC)
Global Sustainable Tourism Council (GSTC) adalah
organisasi yang berkomitmen untuk mengembangkan dan
mempromosikan kriteria dan standar untuk pariwisata
berkelanjutan di seluruh dunia. Tujuan utama GSTC adalah
memastikan bahwa industri pariwisata memberikan dampak positif
terhadap lingkungan, budaya, dan ekonomi setempat.
GSTC mengembangkan panduan dan kriteria untuk
pariwisata berkelanjutan yang mencakup berbagai aspek, seperti
manajemen lingkungan, kesejahteraan sosial, dan manajemen
ekonomi. Organisasi ini bekerja dengan berbagai pihak, termasuk
destinasi pariwisata, akademisi, pemerintah, dan industri
pariwisata, untuk mengadopsi dan menerapkan standar
berkelanjutan ini.
Dengan mengacu pada standar GSTC, destinasi dan bisnis
pariwisata dapat mengukur dan meningkatkan kinerja
berkelanjutan mereka. Ini membantu mendorong pengembangan
pariwisata yang lebih bertanggung jawab terhadap alam dan
masyarakat, serta membantu wisatawan membuat pilihan yang
lebih sadar dan berkelanjutan saat berlibur.
c. World Wildlife Fund (WWF)
World Wildlife Fund (WWF) adalah organisasi lingkungan
internasional yang fokus pada konservasi keanekaragaman hayati
dan perlindungan lingkungan di seluruh dunia. Didirikan pada
tahun 1961, WWF bekerja untuk melindungi spesies-spesies
langka, ekosistem penting, dan mengatasi masalah-masalah
lingkungan yang mendesak.
Salah satu tujuan utama WWF adalah menjaga
keanekaragaman hayati planet kita. Organisasi ini melakukan
berbagai upaya untuk melindungi hewan dan tumbuhan yang
terancam punah, serta memperjuangkan perlindungan terhadap
habitat-habitat alami di darat dan di bawah air.
Selain itu, WWF juga berfokus pada isu-isu lingkungan
seperti perubahan iklim, kelestarian air, dan produksi dan
konsumsi berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan pemerintah,
komunitas lokal, dan bisnis untuk mengembangkan solusi yang
berkelanjutan dan mendukung gaya hidup yang ramah lingkungan.
Seiring dengan upaya konservasi, WWF juga mendukung
ekowisata yang bertanggung jawab sebagai salah satu cara untuk
memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas lokal sambil tetap
menjaga keanekaragaman hayati dan lingkungan alam.
3. Hubungan Konservasi dan Ekowisata
Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan
prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata
juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata
sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan
keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan
ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena
desakan dan tuntutan dari para eco-traveler.
Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan
pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan
budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan,
sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan
pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa
mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The
International Union for Conservntion of Nature and Natural
Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk
memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang
besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang.
Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah
daerah alami. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata
dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam,
Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan
hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila
memiliki obyek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat
dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu
ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara
sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang
harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari
sebagai areal alam.
Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin
kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti
halnya tujuan konservasi (UNEP, 1980) sebagai berikut:
a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap
mendukung sistem kehidupan.
b. Melindungi keanekaragaman hayati.
c. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan
ekosistemnya.
Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata
mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua
pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian
dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik.
Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan pada
keberpihakan kepada masyarakat setempat agar mampu
mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejah-
teraannya. Bahkan Eplerwood (1999) memberikan konsep dalam hal
ini:
Urgent need to generate funding and human resonrces for the
management of protected areas in ways that meet the needs of local
rural populations
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur
conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan
kawasan dan masyarakat lokal.
Hubungan antara konservasi dan ekowisata sangat erat dan saling
terkait. Konservasi merujuk pada upaya untuk melindungi,
melestarikan, dan memulihkan sumber daya alam, termasuk
keanekaragaman hayati dan habitat-habitat alami. Ekowisata, di sisi
lain, adalah bentuk pariwisata yang berfokus pada pengalaman alam
dan lingkungan dengan tujuan mengedukasi, meningkatkan
kesadaran, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada
komunitas setempat.
Berikut adalah beberapa cara hubungan antara konservasi dan
ekowisata:
a. *Penghasil Pendapatan untuk Konservasi:* Ekowisata dapat
menjadi sumber pendapatan untuk proyek-proyek konservasi.
Pendapatan dari pariwisata dapat digunakan untuk mendanai
usaha-usaha pelestarian dan perlindungan lingkungan, seperti
patroli anti-bracong untuk melindungi satwa liar atau pemulihan
habitat yang rusak.
b. *Peningkatan Kesadaran:* Melalui pengalaman langsung di
alam dan lingkungan, ekowisata dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya konservasi. Wisatawan yang
terlibat dalam ekowisata cenderung lebih peduli terhadap alam dan
lingkungan serta berkontribusi pada usaha pelestarian.
c. *Pengurangan Tekanan Ekonomi:* Dalam beberapa kasus,
komunitas lokal yang bergantung pada sumber daya alam dapat
beralih dari praktik-praktik yang merusak lingkungan, seperti
pemburuan liar yang berlebihan, menjadi pihak yang terlibat dalam
ekowisata. Ini dapat mengurangi tekanan ekonomi pada sumber
daya alam yang rentan.
d. *Pendekatan Berkelanjutan:* Ekowisata yang dielaborasi
dengan benar dapat menjadi bentuk pariwisata berkelanjutan.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip konservasi dan menghindari
dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya, ekowisata dapat
membantu menjaga alam dan kehidupan lokal untuk jangka
panjang.
e. *Pendidikan dan Riset:* Ekowisata dapat menjadi sarana untuk
mendukung pendidikan dan riset ilmiah. Wisatawan dapat terlibat
dalam program-program pendidikan dan survei lapangan yang
mendukung pemahaman lebih dalam tentang ekologi dan
keanekaragaman hayati.

Namun, penting untuk diingat bahwa ekowisata juga harus dikelola


dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan yang sebaliknya akan merugikan upaya konservasi.
Daftar Pustaka

Akhmaddhian, S. (2017). Pengaruh Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam


Konservasi Sumber Daya Air Terhadap Kesadaran Lingkungan
Masyarakat Kabupaten Kuningan. UNIFIKASI: Jurnal Ilmu
Hukum, 4(1), 1-13.

Duha, Timotius. 2018. Prilaku Organisasi. Yogyakarta: deepublish.

Fandeli, C. (2000). Pengertian dan konsep dasar ekowisata. Yogyakarta,


Fakultas Kehutanan UGM.

Knight, T. (2018). Redonda Island thrives after complex conservation


project: magical transformation spells brighter future for
Redonda’s fantas tic beasts. Reptiles & Amphibians, 25(3), 232-
236.

Kühl, H., Maisels, F., Ancrenaz, M., Williamson, E. A., & Kler, J. K.
Panduan Amalan Terbaik Survei dan Pemantauan Populasi Kera
Besar.

Rachman, M. (2012). Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian


Journal of Conservation, 1(1).

You might also like