You are on page 1of 31

MODUL AJAR

1. INFORMASI UMUM
A. Identitas Umum
Nama Penyusun Arif Hidayatullah, S.Pd Kelas/ X TKRO/ 1 (Ganjil)
Semester
Alokasi 12 x 45 menit (2 pertemuan)
Nama Sekolah SMK Negeri 1 Cangkringan
Waktu
Tahun Pelajaran 2021/2022 Program Teknik Otomotif
Keahlian
Jenjang Sekolah SMK Mapel Dasar-Dasar Otomotif
Fase/ Elemen E/ Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH) dan budaya kerja industri
Deskripsi/ Capaian Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri,
Pembelajaran antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di
tempat kerja, prosedur prosedur dalam keadaan darurat, dan
penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin).
B. Kompetensi Awal Peserta didik peserta didik mampu memahami teknik dasar bidang
otomotifmelalui pengenalan dan praktik singkat penggunaan alat
ukur, pemeliharaan, perbaikan, pembentukan body kendaraan,
perakitan, serta pengenalan alat berat, dump-truck, dan sejenisnya.
C. Profil Pelajar 1. Mandiri
Pancasila 2. Gotong Royong
3. Bernalar Kritis
4. Kreatif
D. Sarana & Prasaran 1. Daring
yang Digunakan Sarana : PC/Laptop, Jaringan internet, HP, Aplikasi
Prasarana : Buku K3LH dan Buku Penerapan Budaya kerja
Industri
2. Luring
Sarana : Lcd proyekyor, PC / Laptop, Alat-alat Keselamatan
kerja, Unit Kendaraan
Prasarana : Buku K3LH dan Buku Penerapan Budaya kerja
Industri
E. Target Peserta Didik Peserta didik reguler/umum
F. Model Pembelajaran Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan Daring/ Luring, Model
yang Digunakan Problem Based Learning (PBL) dengan metode demonstrasi,
diskusi, penugasan, dan presentasi.
2. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu secara mandiri mendemonstrasikan prosedur K3LH
2. Siswa mampu menggunakan alat perlindungan diri sesuai kegunaan dibengkel
3. Siswa mampu menentukan bahaya di tempat kerja serta menyiapkan alat penanggulangan
bahaya
4. Siswa mampu secara mandiri mendemonstrasikan prosedur dalam keadaan darurat
5. Siswa mampu memperagakan budaya kerja safety talk dan budaya kerja 5R/5S dengan
tahapan tahapan yang benar
B. Pemahaman Bermakna
1. Penggunaan alat keselamatan kerja dengan Benar Menghasilkan Kinerja yang Optimal
2. Lingkungan Kerja Ringkas, Rapi, Resik, Terawat menjadikan pekerjaan lebih mudah.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa bisa terjadi kecelakaan kerja saat dibengkel ?
2. Apa Akibatnya jika bengkel kelihatan kotor, kumuh dan mekaniknya berpakaian Lusuh/ Kotor ?

Persiapan Pembelajaran
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
2. Peserta didik diberi tahu untuk mempersiapkan dan membawa alat dan bahan yang diperlukan

D. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke 1 ( 6 X 45 Menit)
Pendahuluan (15 menit)
1. Pengkondisian peserta didik lewat Whatsapp.
2. Peserta didik diminta untuk masuk di google meet lewat link yang telah
dibagikan guru di Whatsapp.
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
4. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
Pembelajaran
5. Memeriksa kehadiran peserta didik lewat chat di google meet sambil
menanyakan keadaan siswa.
6. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan
dalam pembelajaran
7. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik.
Kegiatan Inti (230 menit)
Langkah Kerja Aktifitas Guru Aktivitas siswa
1. Orientasi peserta didik Guru menyampaikan masalah yang Kelompok mengamati dan memahami
pada masalah akan dipecahkan secara kelompok. masalah yang disampaikan guru
(merumuskan uraian Masalah yang diangkat hendaknya
masalah) kontekstual. Mekanik bengkel sering
mengalami kecelakaan kerja,
Penyebabnya apa dan bagaimana
solusinya?

2. Mengorganisasi dan Guru memastikan setiap anggota Peserta didik berdiskusi dan membagi
membimbing penyelidikan memahami tugas masing-masing. tugas untuk mencari data/bahan-
peserta didik bahan/alat yang diperlukan untuk
(menetapkan dan menyelesaikan masalah dengan
mengembang kan menguraikan permasalahan.
masalah)
3. Membimbing penyelidikan Guru memantau keterlibatan Peserta didik melakukan penyelidikan
individu maupun peserta didik dalam pengumpulan (mencari data/referensi/sumber)
kelompok data/ bahan selama proses untuk bahan diskusi kelompok
penyelidikan.
4. Mengembang kan dan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan diskusi untuk
menyajikan hasil karya membimbing pembuatan laporan menghasil-kan solusi pemecahan
sehingga karya setiap masalah dan hasilnya
kelompok siap untuk dipresentasikan/disajikan dalam
dipresentasikan bentuk karya.
5. Menganalisa dan Guru membimbing presentasi dan Setiap kelompok melakukan
mengevaluasi proses mendorong kelompok presentasi, kelompok yang lain
pemecahan masalah memberikan penghargaan memberikan apresiasi. Kegiatan
serta masukan kepada dilanjutkan dengan merangkum/
kelompok lain. Guru bersama membuat kesimpulan sesuai dengan
peserta didik menyimpulkan materi masukan yang diperoleh dari
kelompok lain
Penutup (15 menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum pembelajaran
2. Peserta didik mengerjakan soal individu sebagai bahan evaluasi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dalam menguasai materi yang telah dipelajari.
4. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
5. Pelajaran ditutup dengandoa bersama

Pertemuan ke 2 ( 6 X 45 Menit)
Pendahuluan (15 menit)
1. Pengkondisian peserta didik lewat Whatsapp.
2. Peserta didik diminta untuk masuk di google meet lewat link yang telah
dibagikan guru di Whatsapp.
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
4. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
Pembelajaran
5. Memeriksa kehadiran peserta didik lewat chat di google meet sambil
menanyakan keadaan siswa.
6. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan
dalam pembelajaran
Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik.
Kegiatan Inti (240 menit)
Langkah Kerja Aktifitas Guru Aktivitas siswa
1. Orientasi peserta didik Guru menyampaikan masalah yang Kelompok mengamati dan memahami
pada masalah akan dipecahkan secara kelompok. masalah yang disampaikan guru
(merumuskan uraian Masalah yang diangkat hendaknya
masalah) kontekstual. Pada saat pembukaan
bengkel kondisi bengkel bersih dan
rapi, akan tetapi saat proses kerja
kondisi bengkel tidak teratur,
berantakan dan kotor bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut ?

2. Mengorganisasi dan Guru memastikan setiap anggota Peserta didik berdiskusi dan membagi
membimbing penyelidikan memahami tugas masing-masing. tugas untuk mencari data/bahan-
peserta didik bahan/alat yang diperlukan untuk
(menetapkan dan menyelesaikan masalah.
mengembang kan
masalah)
4. Membimbing penyelidikan Guru memantau keterlibatan Peserta didik melakukan penyelidikan
individu maupun peserta didik dalam pengumpulan (mencari data/referensi/sumber)
kelompok data/ bahan selama proses untuk bahan diskusi kelompok
penyelidikan.
4. Mengembang kan dan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan diskusi untuk
menyajikan hasil karya membimbing pembuatan laporan menghasil-kan solusi pemecahan
sehingga karya setiap masalah dan hasilnya
kelompok siap untuk dipresentasikan/disajikan dalam
dipresentasikan bentuk karya.
5. Menganalisa dan Guru membimbing presentasi dan Setiap kelompok melakukan
mengevaluasi proses mendorong kelompok presentasi, kelompok yang lain
pemecahan masalah memberikan penghargaan memberikan apresiasi. Kegiatan
serta masukan kepada dilanjutkan dengan merangkum/
kelompok lain. Guru bersama membuat kesimpulan sesuai dengan
peserta didik menyimpulkan materi masukan yang diperoleh dari
kelompok lain
Penutup (15 menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum pembelajaran
2. Peserta didik mengerjakan soal individu sebagai bahan evaluasi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dalam menguasai materi yang telah dipelajari.
4. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
5. Pelajaran ditutup dengandoa bersama

Asesmen
1. Asesmen

Diagnostik non kognitif : menggunakan instrumen berupa kuesioner


Diagnostik kognitif : menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan awal
Formatif : menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan peserta didik saat
pembelajaran berlangsung
Sumatif : menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan akhir
Observasi : untuk menilai karakter kreatif, mandiri dan bernalar kritis

a. Asesmen Diagnostik non Kognitif

Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi Bagaimana perasaanmu mau belajar Dasar Dasar Otomotif
siswa hari ini?

Aktivitas siswa selama belajar di rumah Apa aktivitasmu selain belajar Dasar Dasar otomotif ?

Kondisi keluarga siswa dan pergaulan Sering belajar Dasar Dasar otomotif sama siapa?
siswa

Gaya belajar, karakter, serta minat siswa Sudah siap belajar Dasar Dasar Otomotif hari ini?

Alat bantu apa


Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? yang
dibutuhkan?

Memberikan pertanyaan dalam google form untuk kemudian diisi oleh peserta didik dan Google form
dianalisis untuk menentukan kesiapan peserta didik Internet
- Untuk peserta didik yang sudah siap: beri apresiasi agar kesiapannya lebih mantab HP
- Untuk peserta didik yang belum siap: beri semangat dan dorongan agar muncul
semangat dan siap belajar

Pelaksanaan
1. Berikan penguatan dan/atau pertanyaan lanjutan saat peserta didik menjawab
pertanyaan
2. Arahkan dan langsung menjawab jika peserta didik balik bertanya
3. Beri waktu peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Jika merasa kesulitan memahami pertanyaan, sederhanakan pertanyaan dengan
menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.

Tindak lanjut
1. Jika peserta didik menyampaikan masalah, ajak berdiskusi untuk menentukan
penyelesaiannya atau paling tidak mengurangi bebannya
2. Jika diperlukan komunikasikan permasalahan tersebut dengan orang tua
3. Lakukan asesmen diagnostik non kognitif secara berkala
sesuai kebutuhan

Diagnosis Kognitif
Apa saja yang kamu ketahui tentang alat alat APD dalam Bengkel ?

b. Asesmen Formatif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

IdentifikasiAlat alat kesematan kerja Menganalisis alat alat kesematan kerja yang standar

Faktor penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Mengevaluasi Data tentang penyebab terjadinya
kecelakaan di kerja dibengkel

Langkah-langkah apa saja yang akan Alat bantu apa yang dibutuhkan?
dilakukan?

Membuat perangkat asesmen Kertas HVS A4


Menggandakan perangkat asesmen Tinta
Menyiapkan lembar jawaban Printer
Membagikan lembar asesmen dan lembar jawaban Komputer
Meminta siswa mengerjakan asesmen
Memeriksa hasil asesmen
Melakaukan penilaian
Menganalisis hasil penialan
Menindaklanjuti hasil penilaian

Waktu Di Akhir Pembelajaran Durasi 30 Menit


Asesmen Asesmen

Identifikasi materi Pertanyaan Kemung-kinan Skor Rencana Tindak


yang akan diujikan Jawaban (Kategori) Lanjut

IdentifikasiAlat alat Identifikasikan ciri APD : B=2 Bila peserta didik


kesematan kerja ciri alat Topi standar ISN S=0 menjawab salah, maka
Keselamatn Kerja Baju Kerja perlu diberikan
yang standar ? Sepatu standar pendampingan untuk
ISN memahami materi
Kaos tangan semi
finil warna gelap
Keselamatan
Benda Kerja :
Cover sheet
Lingkungan :
Alat kebersihan
APAR
Kesehatan :
Kotak P3K

Bagaimana cara Kebocoran B=2


pemeriksaan Masa S=0
APAR ? kadaluawarsa

Bagaimana Cek Kondisi B=0


langkah APAR S=2
Penggunaan Apar Lepas pengunci
pada saat terjadi Tuas APAR
kebakaran ? Arahkan selang
APAR ke API
Pasang kembali
Pin Pengunci
Mengisi data
penggunaan
APAR

c. Asesmen Sumatif

Waktu 2 Jam Pelajaran Durasi 30 Menit


Asesmen Asesmen

Identifikasi materi Pertanyaan Kemungkinan Skor Rencana Tindak


yang akan diujikan Jawaban (Kategori) Lanjut

Faktor penyebab Faktor Faktor apa SDM 4 Bila peserta didik


Terjadinya Kecelakaan saja yang Peralatan kerja menjawab salah, maka
Kerja menyebabkan Budaya kerja perlu diberikan
terjadinya Bengkel pendampingan untuk
kerusakan ? Managemen memahami materi
Bengkel

Hanya 3
menyebutkan 3
Faktor

Hanya 2
menyebutkan 2
Faktor

Fanya 1
menyebutkan 1
Faktor

Pengayaan & Remidial


Siswa melakukan
• Pengayaan untuk peserta didik dengan capaian tinggi.
• Remedial untuk peserta didik yang membutuhkan bimbingan dalam memahami materi atau
pembelajaran mengulang
Refleksi Peserta Didik & Guru
1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?

Sleman, 12 Juli 2022


Kepala Sekolah, Guru Pengampu

Dra.Nurlatifah Hidayati, M.Hum Arif Hidayatullah, S.Pd


NIP 19690513 199303 2 007 NIP 19740717 200604 1 007
LAMPIRAN

A. Lembar Kerja Peserta Didik

DASAR-DASAR OTOMOTIF
NAMA Memahami prinsip - prinsip Keselamatan PARAF &
KELOMPOK dan Kesehatan Kerja (K3) NILAI:
:
1. Start: KELAS Finish:
2.
3. Keselamatan dan kesehatan kerja
4.

I. TUJUAN PENGAJARAN
a. Siswa dapat memahami jenis-jenis alat perlindungan diri
b. Siswa dapat menjelaskan fungsi dari alat perlindugan diri

II. PETUNJUK PENGERJAAN


a. Kerjakan setiap tugas dengan hati-hati dan teliti

III. KESELAMATAN KERJA


a. Gunakan pakaian dan perlengkapan keselamatan kerja dengan baik
b. Lakukan persiapan tempat kerja dan peralatan dengan baik
c. Lakukan penggunaan peralatan sesuai dengan fungsinya
d. Tempatkan komponen-kompnen pada tempat yang aman

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Peralatan tulis Buku jurnal, alat tulis dll 1 set

b. Bahan
Nama Bahan Jenis Bahan Spesifikasi Jumlah
1.

V. LANGKAH KERJA
a. Persiapkan peralatan tulis dengan lengkap
b. Lakukan pegamatan dan mengidentifikasi alat–alat perlindugan diri
c. Tuliskan dengan rapi hasil pegamatan pada lembar job sheet
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Sebutkan alat-alat pelindung diri


yang ada pada gambar disamping
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

2. Jelaskan fungsi alat pelindung diri pada gambar diatas !


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………..…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………

3. jelaskan faktor-faktor kecelakaan kerja !


…………………………………………………………………………………………………
…………………………..……………………………………………………………………
………………………………………………………..………………………………………
……………………………………………………………………………………..…………
…………………………………………………………………………………………………
………………..………………………………………………………………………………
……………………………………………..………………

4. Sebutkan dan jelaskan pencegahan kecelakan kerja!


…………………………………………………………………………………………………
…………………………..……………………………………………………………………
………………………………………………………..………………………………………
……………………………………………………………………………………..…………
…………………………………………………………………………………………………
………………..………………………………………………………………………………
……………………………………………..………………
VI. LEMBAR PENILAIAN

NILAI
No. ASPEK PENILAIAN KETERANGAN
MAKSIMUM PEROLEHAN
1. alat-alat pelindung diri
25
2. Menjelaskan fungsi alat
25
pelindung diri
3. Menjelaskan faktor-faktor
25
kecelakaan kerja
4. pencegahan kecelakan kerja
25

Total nilai 100

Sleman, ....................... 2021

Guru/Pengajar

Arif Hidayatullah, S.Pd


Lembar Observasi (diisi guru)

No. Aktivitas Hasil Observasi


1. Siswa menggunakan APD
2. Siswa melakukan pendataan alat,
bahan alat, pekerja (siswa)
3. Siswa bekerja secara
berkelompok
• Mandiri
• Gotong royong
• Benalar kritis
4. Siswa menyiapkan alat dan bahan

5. Siswa melakukan pengamatan,


mencatat hasil pengamatan,
mengumpulkan data,
menganalisis data, mengevaluasi
data, membuat laporan
6. Siswa melakukan diskusi dan
presentasi

B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


Bahan Bacaan Guru : 1 Buku New Step 1 Toyota
2 Buku Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif
3 https://www.sekolahkami.com/2019/04/-k3-dalam-bidang-otomotif.html
Bahan Bacaan Siswa: 1. Buku New Step 1 Toyota
2. https://www.sekolahkami.com/2019/04/-k3-dalam-bidang-otomotif.html

Ringkasan Materi
K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) dan Budaya kerja industri

1. K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup)


A. Pengertian
Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi kesalahan yang
dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan kebersihan yang ada pada lingkungan kerja
agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya bahwa lingkungan itu telah
benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa tempat itu memang rapi dan indah
serta enak untuk dipandang
B. Keselamatan Kerja
Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk
mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap karyawan dan
untukmelindungi sumber daya manusia.
Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:
1. Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan ketika
bekerja
5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan
keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur) yang
telah ditetapkan
C. Kesehatan Kerja
Yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan keadaan yang fit untuk mendukung
terlaksananya kegiatan kerja dalam rangka menyelesaikan proses penyelesaian pekerjaan secara efektif.
Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu:
1. Pola makan yang sehat dan bergizi
2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan pekerja
3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona
4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomi
5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak mengganggu kejiwaan
6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat
7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak ganggu kesehatan
8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai
9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang menimbulkan gangguan kesehatan
D. Dasar Hukum K3
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur oleh Undang-
Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
E. Tujuan K3
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
F. Kebijakan dan Prosedur K3
a) Unsur manusia :
 Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk menekan timbulnya
kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan).
 Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan kematian yang
diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
 Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga etos kerja
tinggi, produktifitas kerja meningkat.
 Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja dapat bekerja
secara efektif dan efisien.
 Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
b) Unsur pekerjaan :
 Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi pekerjaan
dan berbagai sumber daya lainnya.
 Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya.
 Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya.
 Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan memuaskan.
c) Unsur perusahaan :
 Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar, perusahaan bisa
lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.
 Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan untuk mencari
dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
 Terwujudnya perusahaan yang sehat
Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan
kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
Penyebab Kecelakaan
a) Faktor Internal
1. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan pekerjaan
tertentu.
2. Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan pekerjaan yang
ditangani.
3. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di tempat yang
membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.
b) Faktor External
1. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan kurang jelas.
2. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan).
3. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
4. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
5. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan pada para
pekerja.
6. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya lantai berair
dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi
hujan, peralatan kerja rusak dsb.
Akibat Kecelakaan
5K ,yaitu :
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
a) Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh)
– Tertimpa benda jatuh
– Tertumbuk atau terkena benda
– Terjepit oleh benda
– Pengaruh suhu tinggi
– Terkena sengatan arus listrik
– Tersambar petir
b) Menurut sumber kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
c) Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca
Keadaan yang tergolong Berbahaya:
1. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
3. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau menyengat, terlalu
dingin dsb).
4. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.
Perbuatan yang Berbahaya :
1. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja.
2. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
3. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok
4. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang
membahayakan.
Pencegahan Kecelakaan:
1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :
a. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan aman.
c. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara
penggunaannya.
d. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan
menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan.
e. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
f. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
g. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.
Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran
1. Jangan membuang puntung rokok ke tempat yang mudah terbakar
2. Hindari sumber-sumber menyala di tempat terbuka
3. Hindari peralatan yang mudah meledak
Perlengkapan pemadam kebakaran
Terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Alat pemadam yang dipasang di tempat. Contohnya yaitu air otomatis,pipa air,pompa air dan selang
untuk aliran listrik.
2. Alat pemadam yang dapat di bawa yaitu alat pemadam kebakaran dan bahan kering CO2 atau busa.
Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir:
1. Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan
2. Gunakan sekring/MCB sesuai ukuran
3. Gunakan kabel standart yang baik
4. Hindari percabangan antar rumah
5. Ganti kabel dan instalasi yang telah usang
Kecelakaan terhadap zat berbahaya
a) Bahan eksplosif yaitu bahan yang mudah meledak. Contoh: garam logam yg dapat meledak krn
oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar.
b) Bahan-bahan yang mengoksidasi yaitu bahan ini kaya O2, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi
c) Bahan-bahan yg mudah terbakar yaitu tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya,
makin rendah titik bakarnya,makin berbahaya.
d) Bahan beracun
e) Bahan korosif meliputi asan alkali, atau bahan lain yg menyebabkan kebakaran pd kulit yang tersentuh
f) Bahan radioaktif yaitu meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yg mengandung bahan
radioaktif.
Budaya kerja industri
A. Pengertian Budaya Kerja Industri
Budaya Kerja adalah falsafah yang didasari pada pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok yang tercermin dalam sikap
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Gering
Supriyadi dan Tri Guno). Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber
daya manusia agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di
masa yang akan datang. Pembentukan budaya kerja memerlukan proses yang panjang, Dimulai dari
karakter kerja individu yang baik yang menjadi kebiasaan dan akhirnya membentuk karakter kerja secara
kolektif yang disebut budaya kerja.

Budaya kerja di dunia terdapat faktor – faktor yang dapat mempengaruhi manajemen SDM Global, yakni
politik, ekonomi, budaya, dan hokum. Didalam faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen SDM
Global salah satunya adalah budaya. budaya suatu organisasi yang mensosialisasikan orang Robbins
(2003 : 312 dalam Septiadi dan Zunaidah, 2014 : 76). Jadi budaya adalah suatu faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen SDM, yang dapat menjadi masalah apabila keadaannya terhalang pada suatu
hal tertentu. Untuk itu manajemen SDM harus memperhatikan faktor terkait khususnya budaya, karena
apabila kebiasaan terus dibiarkan akan merusak budaya yang ada pada suatu perusahaan khususnya
pada manajemen perusahaan atau organisasi (Septiadi dan Zunaidah, 2014 : 76).
Suatu budaya yang kuat akan mendesak lebih banyak pengaruh serta mendukung atau mempengaruhi
kinerja dan kepuasan karyawan dengan dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat Robbins
(2003 : 308 dalam Septiadi dan Zunaidah,2014 : 76). Banyak karyawan yang kurang memperhatikan
standar operasional kerja, sehingga tercipat sebuah budaya kerja yang menurunkan produktivitas kerja.
Budaya kerja yang diterapkan oleh karyawan dapat menjadikan suatu kebiasaan yang sulit dirubah,
sehingga memerlukan waktu untuk mengubahnya kembali.

B. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas keluaran dengan efektivitas masukan,
artinya sebagai sikap mental yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dalam setiap
pekerjaannya Muchdarsyah (2010 : 102 dalam Septiadi dan Zunaidah, 2014 : 79 Produktivitas kerja
mencakup sikap mental patriotic yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada
keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah lebih baik
adri hari ini. (Sinungan,2008 : 2)

C. Nilai – nilai dan Budaya Kerja


Nilai dan budaya kerja merupakan bagian dari revolusi mental untuk mewujudkan manusia yang
berintregitas. Mau bekerja keras dan semangat bergotong – royong. Terdapat lima nilai – nilai dan budaya
kerja yang ditetapkan sebagai acuan para karyawan untuk dipahami dan diamalkan dalam bekerja,
bersikap dan berkontribusi dalam pengembangan industri.

1. Intregitas
Jack Weich, dalam bukunya yang berjudul “Winning” mengatakan, “intregitas adalah sepatah kata yang
kabur (tidak jelas). Orang – orang yang memiliki intregitas mengatakan kebenaran, dan orang – orang itu
memegang kata – kata mereka. Mereka bertanggung jawab atas tindakan – tindakan mereka di masa lalu,
mengakui kesalahan mereka dan mengoreksinya. Mereka mengetahui hokum yang berlaku dalam Negara
mereka, industry mereka dan perushaan mereka, baik yang tersurat maupun yang tersirat dan
mentaatinya. Mereka bermain untuk menang secara bersih (benar), seturut peraturan yang berlaku.
“berbagai survey dan studi kasus telah mengidentifikasi intregitas atau kejujuran sebagai suatu
karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang pemimpin. Jack Weich. (2005). Winning.

2. Profesional
David H. Maister (1998 : 56) mengatakan bahwa orang – orang profesional adalah orang – orang yang
diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, beratnggung jawab,
tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Semua itu membuat istilah
profesionalisme identic dengan kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian.

3. Produktif
Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik daripada hari ini. (Bambang Tri Cahyono, 1996 : 283).

4. Kompetitif
Kompetitif adalah sebuah kata yang menggambarkan siuasi kerja saat ini. jika dibandingkan dengan era
yang terdahulu, lingkungan kerja saat ini jauh lebih kompetitif. Persaingan yang semakin ketat menuntut
kita untuk terus memiliki sikap kompetitif.

5. Inovatif
Inovatif adalah mencurahkan segala pikiran atau kemampuan diri dalam berfikir untuk menghasilkan
sesuatu yang baru bagi diri kita, masyarakat dan lingkungan kerja.

D Penerapan Budaya Kerja Industri :


Seringkali kita mendapati ketidakteraturan dalam lingkungan dimana kita berada saat ini. Saat melihat
ketidakteraturan tersebut, yang kita rasakan adalah ketidaknyamanan. Hal ini tentulah sangat menganggu
konsentrasi kita dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketika ketidakteraturan tersebut berubah menjadi
suatu kebiasaan, maka hal tersebut mempengaruhi budaya kerja kita ke depannya. Solusi untuk masalah
ketidakteraturan ini adalah dengan menerapkan Konsep 5R.
Konsep 5R berasal dari terjemahan Konsep 5S yang diterapkan oleh negara Jepang pada mulanya.
Dalam bahasa Jepang, 5S merupakan singkatan dari 5 kata, yaitu Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, dan Shitsuke. Adapun dalam bahasa Indonesia, kelima kata tersebut diterjemahkan menjadi
5R yang merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Dengan menerapkan
konsep 5R, maka akan terbentuk suatu budaya kerja yang dapat dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kita di dalam bekerja.

Konsep 5R
1. RINGKAS (SEIRI)
Ringkas adalah membedakan antara item yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan dan selanjutnya
menyingkirkan item yang tidak diperlukan tersebut. Ringkas dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan
semua sampah/benda yang tidak diperlukan dari lingkungan kerja.
Langkah-langkah penerapan Ringkas, yaitu :
• Memisahkan barang/peralatan yang diperlukan dan tidak diperlukan.
• Membuang barang yang tidak diperlukan, serta tidak meletakkan barang pada suatu area yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan di area tersebut.
• Tidak meletakkan peralatan tanpa kejelasan, karena suatu saat peralatan tersebut akan
dibutuhkan.
2. RAPI (SEITON)
Rapi adalah menata item yang diperlukan pada tempat yang memudahkan untuk segera mengambil item
tersebut. Rapi berarti menyimpan barang dalam tata letak yang benar mengikuti suatu aturan yang
ditetapkan.
Langkah-langkah penerapan Rapi, yaitu :
• Menandai barang/peralatan yang rusak, ditempatkan terpisah dan segera dicari penggantinya.
• Meletakkan barang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
• Memastikan semua barang memiliki tempat khusus dan memastikan semua barang berada di
tempat khusus tersebut.
• Mendorong semua orang untuk mengembalikan barang pada tempatnya setelah digunakan.
3. RESIK (SEISO)
Resik adalah menjaga lingkungan kerja dan seluruh item dalam keadaan baik dan bersih. Resik berarti
menjaga agar tempat kerja bersih dan rapi, serta melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi
tempat kerja dan barang dalam keadaan baik dan pada tempatnya.
Langkah-langkah penerapan Resik, yaitu :
• Mencari sumber kotoran dan menentukan apa saja yang hendak dibersihkan.
• Membagi tugas untuk bertanggung jawab pada kebersihan area masing-masing tempat.
• Memilih peralatan kebersihan yang akan digunakan.
• Melakukan pembersihan sesuai dengan daftar cek dan jadwal.
• Memeriksa dan mengevaluasi tempat kerja yang telah dibersihkan.
4. RAWAT (SEIKETSU)
Rawat adalah membuat suatu standar/kondisi yang mendukung untuk memelihara ketiga komponen 5R,
yaitu Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton), dan Resik (Seiso). Rawat berarti memelihara lingkungan yang sudah
bersih dan rapi sepanjang waktu dengan membuat standar prosedur yang diketahui dan dipahami semua
orang.
Langkah-langkah penerapan Rawat, yaitu :
• Mempertahankan tempat kerja yang ringkas, rapi dan bersih dg melakukan pemantapan (usaha
terus-menerus).
• Melakukan metode visual manajemen dengan label atau kode sebagai standar prosedur.
5. RAJIN (SHITSUKE)
Rajin adalah membuat 4R sebelumnya menjadi suatu kebiasaan untuk pengembangan yang
berkelanjutan. Rajin berarti mempertahankan standar prosedur yang telah ada untuk menjalankan
Ringkas, Rapi, Resik, dan rawat secara berkelanjutan.
Langkah-langkah penerapan Rajin, yaitu :
• Membuat standar persyaratan dan peraturan secara prosedural, misalnya penjadwalan, urutan
prosedur yang harus dikomunikasikan dan diajarkan pada setiap karyawan untuk memahami standar
prosedur tersebut.
• Menerapkan disiplin yang tinggi atas standar prosedur tersebut, sehingga menjadi kebiasaan atau
sikap kerja seluruh karyawan.
• Membuat suasana yang kondusif sehingga setiap orang saling menghormati satu sama lain.

C. Glosarium

HAZARD (POTENSI/SUMBER BAHAYA: sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan
(harm). Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.

HARM : kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan
properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.

ACCIDENT : Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.

INCIDENT :Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka
dapat mengakibatkan terjadinya accident. Contohnya sebagai berikut; Seseorang sedang duduk di suatu
ruangan, setelah itu dia berdiri beberapa saat dengan maksud hendak berjalan ke depan. Saat dia sedang
berdiri untuk siap-siap melangkah, tiba-tiba sebuah benda jatuh dari lantai atas tepat sejengkal di depan
badannya. Seandainya orang itu lebih cepat saja dia untuk melangkah, tentu dia akan mendapat
kecelakaan.

DANGER (BAHAYA) : Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi di mana atau kapan muncul sumber
bahaya. Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
AMAN / SELAMAT (SAFE CONDITION) : suatu kondisi di mana atau kapan munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai.

RISK (RESIKO) : ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi. Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara konsekuensi / dampak yang
mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai Tingkat Resiko (level of risk).

PENILAIAN RESIKO : pelaksanaan metode-metode untuk menganalisa tingkat resiko,


mempertimbangkan resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan mengevaluasi apakah sumber
bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai serta mengambil langkah-langkah yang tepat.

D. Daftar Pustaka

Achdiani, Y. (2013). Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). (Modul). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Ali, M. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Daryanto. (2007). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.
ASESMEN FORMATIF 1

1. Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang atau bahan-bahan,


sehingga kecelakaan dapat terjadi termasuk faktor…..

a. manusia

b. pengusaha

c. perusahaan

d. undang-undang

e. lingkungan

2. Kurang atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan keahlian termasuk faktor…..

a. manusia

b. pengusaha

c. perusahaan

d. undang-undang

e. lingkungan

3. Kondisi-kondisi yang tidak standar merupakan tindakan yang akan menyebabkan…..

a. ketenangan

b. keraguan

c. kecelakaan

d. kebiasaan

e. ketegangan

4. Terburu-buru atau tetesa-gesa dalam melakukan pekerjaan termasuk tindakan tidak


aman dari…..

a. lingkungan tempat kerja

b. pengusaha industri
c. orang yang bersangkutan

d. pengawas pekerjaan

e. direktur perusahaan

5. Untuk mengetahui adanya kondisi berbahaya yang harus dilakukan pengawasan


yang seksama terhadap…..

a. pengurus tempat kerja

b. direktur tempat kerja

c. para pekerja

d. Iingkungan kerja

e. undang-undang K3

6. Untuk mengendalikan sumber bahaya secara teknis, pada bejana-bejana tekanan


tinggi, dipasang alat-alat kontrol berupa.....

a. fuse warning

b. safety valve

c. switch warning

d. tube valve

e. fuse hight pressure

7. Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan…..

a. longgar

b. berdasi

c. berlubang

d. berwarna gelap

e. berkancing

8. Suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dan pekerja
serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-faktor yang
membahayakan disebut…..
a. pencegahan kecelakaan

b. tindakan tidak aman

c. tindakan pengamanan

d. pencegahan tindakan

e. menghindarkan keamanan lingkungan

9. Kecelakaan kerja banyak terjadi di perusahaan industri maupun di tempat umum,


sehingga kita perlu…..

a. mewaspadai terjadinya kecelakaan

b. menjauhi tempat tersebut

c. mencari tempat kerja yang aman

d. mempelajari tempat tersebut

e. mengambil tindakan pada tempat kerja tersebut

10. Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia
dibutuhkan…..

a. alat pelindung kepala

b. alat pelindung mata

c. alat pelindung tangan

d. alat pelindung badan

e. alat pelindung kaki

11. Pada waktu menempa dan mengelas, lengan baju hendaknya…..

a. digulung

b. jangan digulung

c. terbuat dari bahan wol

d. dibuat ketat

e. berlubang
12. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan adalah salah satu
tindakan tidak aman yang dilakukan oleh…..

a. lingkungan

b. tempat kerja

c. peralatan kerja

d. seorang pekerja

e. undang-undang K3

13. Pada waktu bekerja sebagai operator, haruslah memenuhi hal berikut, kecuali…..

a. memakai pakaian kerja yang rapi

b. rambut harus pendek

c. memakai dasi

d. lepaskan semua cincin

e. jangan menyimpan benda tajam dalam saku

14. Berikut ini saran dalam memilih pakaian kerja yang aman, kecuali…..

a. pemilihan pakaian

b. pemilihan bahan

c. pemilihan kain yang mahal

d. pemilihan pakaian kerja

e. pemilihan sepatu

15. Beberapa titik rawan dalam tubuh yang perlu mendapat perhatian pada saat kerja
di bengkel adalah…..

a. mata harus terlindung

b. rambut panjang

c. memakai dasi

d. memakai pakaian berlebihan


e. memakai jam

16. Berikut ini yang tidak termasuk cara berpakaian yang benar dalam bekerja
adalah…..

a. baju lengan pendek

b. menggunakan pelindung kepala

c. menggunakan kacamata kerja

d. menggunakan arloji

e. tidak memakai dasi

17. Tukang las pada saat bekerja di bengkel harus menggunakan…..

a. helm

b. dasi

c. sarung

d. celana jeans

e. kacamata hitam

18. Api kelas B tidak boleh dipadamkan menggunakan air karena.....

a. dapat menyebabkan kerusakan pada benda

b. dapat membasahi benda

c. dapat menyebarkan cairan yang disiram

d. dapat menyebabkan api membesar

e. dapat membahayakan yang berada disekitarnya

19. Menanggulangi api kelas C dengan cara…..

a. menyiram dengan air

b. memadamkan dengan kain basah

c. semprotkan dengan air


d. menggunakan Apar

e. menggunakan BCE

20. Memadamkan api yang berisi cairan yang mudah terbakar seperti cat yang
mempunyai panas dan bisa menyala lagi jika terkena oksigen harus dipadámkan
menggunakan…..

a. pemadam berisi zat cair

b. pemadam karbon dioksida

c. menggunakan BCF

d. pemadam dan busa

e. pemadam dan bubuk kering

21. Pada waktu bekerja sebagai operator, haruslah memenuhi hal sebagai berikut,
kecuali…..

a. memakai pakaian kerja yang rapi

b. rambut harus pendek

c. memakai dasi

d. lepaskan semua cincin

e. jangan menyimpan benda tajam dalam saku

22. Masker yang berguna untuk melindungi pernapasan dari serbuk logam,
penggerindaan atau serbuk kasar lainnya adalah…..

a. masker penyaring debu

b. masker berhidung

c. masker berselaput

d. masker kain

e. masker asbes

23. Dalam memilih pakaian kerja yang aman adalah sebagai berikut, kecuali…..

a. nyaman untuk dipakai


b. bahan dan katuri

c. bahan dan wool

d. ukuran pakaian harus longgar

e. berkancing

24. Berikut yang tidak termasuk cara berpakaian kerja yang benar adalah.....

a. baju lengan pendek

b. menggunakan kaca mata kerja

c. tidak menggunakan dasi

d. menggunakan arloji

e. menggunakan pelindung kepala

25. Berikut ini cara mengangkat dan memindahkan barang yang benar, kecuali…..

a. mengangkat dengan punggung rata

b. mengangkat dengan punggung miring

c. mengangkat dengan punggung tertekuk

d. mengangkat dengan posisi jongkok

e. mengangkat sedekat mungkin dengan benda

26. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkat benda atau barang adalah…..

a. bentuk benda yang akan diangkat

b. kekuatan tubuh

c. postur tubuh

d. jenis benda

e. fungsi benda

27. Dalam mengangkat benda yang cukup berat usahakan posisi punggung lurus dan
pergunakan otot…..sebagai tumpuan.
a. tangan

b. paha

c. perut

d. punggung

e. leher

28. Dalam mengangkat barang di atas bahu akan mengakibatkan beban bertumpu
pada…..

a. otot paha

b. seluruh badan

c. otot pinggang

d. otot perut

e. otot lengan

29. Untuk para pekerja diperlukan perlengkapan kerja sebagai berikut, kecuali…..

a. sepatu

b. tas

c. topi

d. jaket

e. rambu-rambu

30. Peralatan kerja yang berfungsi untuk melindungi kepala dan benda yang jatuh
sewaktu bekerja adalah…..

a. kedok atau pelindung hidung dan mulut

b. pelindung telinga

c. helm

d. topeng

e. sepatu las
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK

ASPEK Belum Kompeten (0- Cukup Kompeten (8-9) Sangat


6) Kompeten (6-7) Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik
menJelas terlibat dalam terlibat dalam terlibat dalam terlibat dalam
kan menjelaskan penyusunan menjelaskan menjelaskan
pengertia pengertian K3LH menjelaskan K3LH tetapi pengertian K3LH
n K3 LH pengertian menutup diri secara aktif dan
K3LH namun untuk diskusi terbuka untuk
kurang aktif diskusi

menJelaska Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik
n mampu mampu mampu mampu
Menyelesaik mempresentasikan hasil mempresentasikan mempresentasi mempresentasik
an cara cara penerapan hasil namun dengan kan hasil cara an hasil dengan
penerapan keselamatankerja dalam sikap yang kurang penerapan sikap yang baik
keselamatan bengkel cara penerapan keselamatanker cara penerapan
kerja dalam keselamatankerja
ja dalam keselamatankerj
bengkel dalam bengkel
bengkel a dalam bengkel
dengan dan mampu
sikapyang baik berdiskusi
namun tidak
mampu berdiskusi
Hasil Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
penyusu tidak membuat kurang mampu mampu mampu
na cara hasil mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
penerapa penyusunan permasalahan dan permasalahan permasalahan dan
n cara penerapan kurang mampu tetapi tidak mampu menyusun langkah
keselam keselamatanker menyusun langkah menyusun langkah kerja dalam cara
atan ja dalam kerja dalam cara kerja cara merancang usaha
kerja bengkel penerapan penerapan pemeliharaan
dalam keselamatankerja keselamatankerja ternak dengan baik
bengkel dalam bengkel dalam bengkel
dengan baik dengan baik atau
sebaliknya
Keterangan :

Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.

Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai
level kompeten

PEMBELAJARAN
REMEDIASI

Siswa melakukan

• Pencarian contoh laporan identifikasi alat alat kesalamata kerja dalam bengkel
• Wawancara dengan mekanik/ kepala/ pemilik bengkel tentang alat2 alat
kesalamatan kerja pada bengkel

You might also like