You are on page 1of 18

____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN


SEBAGAI KONSEKUENSI JAMINAN KREDIT UNTUK
PERLINDUNGAN HUKUM
BAGI KEPENTINGAN KREDITUR DI MUNGKID
Ngadenan, SH.

A. PENDAHULUAN diatur dalam pasal 1131 KUHPerdata,


A.1. Latar Belakang Masalah yaitu :
Majunya perekonomian suatu ³6HJDOD KDUWD NHND\DDQ GHELWXU EDLN
bangsa, menyebabkan pemanfaatan tanah yang bergerak maupun yang tidak
menjadi sangat penting dan memegang bergerak , baik yang sekarang ada
maupun yang akan ada dikemudian
peranan kunci dalam kehidupan manusia
hari menjadi tanggungan/jaminan
itu sendiri. Hal ini terlihat karena atas hutang-KXWDQJQ\D´
kehidupan manusia sama sekali tidak
dapat dipisahkan dari tanah. Peningkatan Jaminan yang diatur dalam pasal
laju perekonomian akan menimbulkan 1131 KUHPerdata tersebut bersifat
tumbuh dan berkembangnya usaha yang umum, sehingga apabila jaminan ter-
dilakukan oleh masyarakat yang ber- sebut dijual maka hasilnya dibagi secara
upaya menambah modal usahanya seimbang sesuai besarnya piutang
dengan cara melakukan pinjaman atau masing-masing Kreditur (konkurent).
kredit langsung dengan perbankan. Dalam praktek perbankan, ja-
Dimana kredit yang banyak berkembang minan yang bersifat umum ini belum
dalam masyarakat adalah kredit dengan memberikan perlindungan hukum (ku-
Hak Tanggungan, meskipun di dalam rang menimbulkan rasa aman) untuk
hukum jaminan dikenal juga beberapa menjamin kredit yang telah diberikan.
lembaga jaminan seperti Fidusia, Gadai. Bank memerlukan jaminan yang ditunjuk
Lembaga perbankan mempunyai dan diikat secara khusus untuk menjamin
peranan strategis untuk mendorong hutang debitur dan hanya berlaku bagi
perputaran roda perekonomian melalui bank tersebut. Jaminan ini dikenal
kegiatan utamanya, yaitu menghimpun dengan jaminan khusus yang timbul
dana masyarakat dan menyalurkan karena adanya perjanjian khusus antara
kembali ke masyarakat dalam bentuk Kreditur dan debitur. Biasanya dengan
pemberian kredit untuk mendukung jaminan berupa tanah yang kemudian
pembangunan. dibebani dengan Hak Tanggungan
Secara umum undang-undang sebagai jaminan kreditnya kepada bank.
telah memberikan jaminan atau per- Jaminan ini untuk memberikan
lindungan kepada Kreditur, sebagaimana perlindungan bagi Kreditur apabila

118
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

terjadi wanprestasi atau cidera janji. dan hasil-hasil lainnya yang secara tetap
Adapun pengertian dari wanprestasi merupakan satu kesatuan dengan tanah
yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang dijadikan jaminan.
tidak memenuhi kewajibannya yang di- Hak Tanggungan atas tanah yang
dasarkan pada suatu perjanjian/ kontrak. diatur dalam UU No. 4 tahun 1996
Perjanjian utang piutang dengan Bank, menjadi kuat kedudukannya dalam
biasanya menggunakan lembaga Hak hukum jaminan mengenai tanah. Dengan
Tanggungan sebagai jaminan atas kredit demikian, manfaat adanya Hak Tang-
dari Debitur. Hak Tanggungan itu sendiri gungan adalah memberi kedudukan yang
adalah hak jaminan untuk pelunasan diutamakan kepada Kreditur tertentu
utang, dimana utang yang dijamin harus terhadap Kreditur-Kreditur lain. Namun
suatu utang tertentu. dalam pelaksanaan eksekusi Hak Tang-
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (1) gungan sebagai jaminan kredit masih ada
UU No. 4 tahun 1996 yang dimaksud beberapa kendala yang menjadi ham-
dengan Hak Tanggungan adalah : batan
Hak Tanggungan atas tanah beserta A.2. Perumusan Masalah
benda-benda yang berkaitan dengan Berdasarkan uraian latar be-
tanah, yang selanjutnya disebut Hak lakang tersebut diatas, maka perlu ada-
Tanggungan adalah hak jaminan
nya perumusan masalah guna mem-
yang dibebankan kepada hak atas
tanah sebagaimana dimaksud dengan permudah pembahasan selanjutnya. Ada-
undang-undang No. 5 tahun 1960 pun permasalahan yang akan dikemu-
tentang Peraturan Dasar Pokok- kakan adalah sebagai berikut :
Pokok Agraria, berikut atau tidak 1. Bagaimana eksekusi Hak Tanggungan
berikut benda-benda lain yang sebagai jaminan kredit untuk
merupakan satu kesatuan dengan perlindungan hukum bagi kepen-
tanah itu, untuk pelunasa utang
tingan Kreditur?
tertentu, yang memberikan kedu-
dukan yang diutamakan kepada Kre- 2. Hambatan-hambatan apakah yang
ditur tertentu terhadap Kreditur- dihadapi dan upaya pemecahannya
Kreditur lainnya. 213 dalam eksekusi Hak Tanggungan se-
bagai jaminan kredit untuk per-
Dari ketentuan diatas, maka Hak lindungan hukum bagi kepentingan
tanggungan pada dasarnya hanya di- Kreditur?
bebankan kepada hak atas tanah dan juga A.3. Tujuan Penelitian
sering kali terdapat benda-benda di Tujuan penelitian penyusunan tesis
atasnya bisa berupa bangunan, tanaman ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
213
Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang
bagaimana eksekusi hak tanggungan
Hak Tanggungan

119
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

sebagai jaminan kredit untuk per- 1. Pengertian Kredit dan Penggo-


lindungan hukum bagi kepentingan longan Kredit
Kreditur. Secara etimologis, istilah kredit
2. Untuk mengetahui dan menganalisis berasal dari bahasa latin credere, yang
hambatan-hambatan yang timbul da- artinya percaya. Makna percaya bagi si
lam eksekusi hak tanggungan sebagai pemberi adalah ia percaya kepada si
jaminan kredit untuk perlindungan penerima kredit, bahwa kredit yang
hukum bagi kepentingan Kreditur dan disalurkannya akan dikembalikan sesuai
upaya pemecahannya. dengan perjanjian, begitupun sebaliknya
Kontribusi penelitian penyusunan bagi si penerima kredit percaya, pene-
tesis ini adalah sebagai berikut : rimaan kepercayaan sehingga mempu-
1. Segi Teoritis nyai kewajiban untuk membayar
Untuk memberikan sumbangan pe- kreditnya sesuai dengan jangka waktu.
mikiran dalam perkembangan ilmu Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-
pengetahuan pada umumnya dan hu- Undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang
kum perdata pada khususnya, serta Perubahan tentang Undang-Undang
menambah pengembangan ilmu hu- Nomor 7 tahun 1997 tentang Perbankan
kum di bidang hukum jaminan ten- dirumuskan mengenai pengertian kredit:
tang eksekusi hak tanggungan sebagai Kredit adalah penyediaan uang
jaminan kredit untuk perlindungan atau tagihan yang dapat diper-
hukum bagi kepentingan kreditur. samakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan
2. Segi Praktis
pinjam-meminjam antara bank de-
Untuk memberikan wawasan, infor- ngan pihak lain yang mewajibkan
masi dan pengetahuan secara lang- pihak peminjam untuk melunasi
sung ataupun tidak langsung kepada utangnya setelah jangka waktu
masyarakat mengenai eksekusi Hak tertentu dengan pemberian bunga.
Tanggungan dan memberikan sum- 2. Unsur-unsur kredit
bangan pemikiran bagi penegak hu- Unsur-unsur perjanjian terdiri dari :
kum dalam mengatasi permasalahan- a. Ada Pihak.
permasalahan yang timbul pada b. Ada persetujuan antara pihak-
pelaksanaan eksekusi hak tanggungan pihak
sebagai jaminan kredit untuk per- c. Ada tujuan yang akan dicapai
lindungan hukum bagi kepentingan d. Ada prestasi yang akan
kreditur. dilaksanakan.
A.4. Tinjauan Pustaka e. Ada bentuk tertentu, lisan atau
a. Tinjauan Tentang Perjanjian tulisan.
Kredit Pada Umumnya f. Ada syarat-syarat tertentu
sebagai isi perjanjian.

120
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Unsur esensial dari suatu kredit manusia untuk menerobos hari depan
adalah adanya kepercayaan, maknanya itu, maka masih selalu terdapat unsur
adalah adanya keyakinan dari bank ketidaktentuan yang tidak dapat
sebagai kreditur bahwa kredit yang diperhitungkan. Inilah yang
diberikan akan sungguh-sungguh dite- menyebabkan timbulnya resiko.
rima kembali dalam jangka waktu sesuai Dengan adanya unsur resiko ini maka
kesepakatan. 214 Menurut Thomas Suyatno timbulah jaminan dalam pemberian
unsur-unsur Kredit adalah sebagai kredit.
berikut :
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si 3. Dasar Hukum Perjanjian Kredit
pemberi kredit bahwa prestasi yang Dalam bentuk apapun juga
diberikannya baik dalam bentuk uang, pemberian kredit itu diadakan, dalam
atau jasa, akan benar-benar semuanya itu pada hakikatnya adalah
diterimanya kembali dalam jangka perjanjian pinjam-meminjam sebagaima-
waktu tertentu di masa yang akan na diatur dalam Kitab Undang-Undang
datang. Hukum Perdata Pasal 1754 sampai
2. Waktu, yaitu suatu masa yang GHQJDQ 3DVDO ³ 215
memisahkan antara pemberian +DO LQL EHUDUWL ³3HUMDQMLDQ NUHGit
prestasi dengan kontra prestasi yang itu dapat diindetikkan dengan perjanjian
akan diterima pada masa yang akan pinjam meminjam dan diatur dalam
datang. Dalam unsur waktu ini, ketentuan Buku Ke III Bab XIII Kita
terkandung pengertian nilai agio dari Undang-XQGDQJ +XNXP 3HUGDWD´ $NDQ
uang yaitu uang yang ada sekarang tetapi harus dibedakan antara perjanjian
lebih tinggi nilainya dengan uang kredit dengan perjanjian pinjam
yang akan diterima pada masa yang meminjam jika dilihat dari segi prak-
akan datang teknya, karena perjanjian pinjam
3. Degree of risk, yaitu tingkat resiko meminjam bersifat riil yang tunduk pada
yang akan dihadapi sebagai akibat pengaturan KUHPerdata, sementara per-
adanya jangka waktu yang janjian kredit tidak tunduk pada
memisahkan antara pemberian ketentuan-ketentuan Buku Ke III Bab
prestasi dengan kontra prestasi yang XIII KUHPerdata, karena perjanjian
akan diterima kemudian hari. kredit termasuk dalam perjanjian tidak
Semakin lama kredit diberikan bernama (onbenoemde overeenkomst)
semakin tinggi pula tingkat dimana dasar hukumnya didasarkan
resikonya, karena sejauh kemampuan kepada persetujuan atau kesepakatan
215
214
R. Subekti dan Rachmadi Usman, Aspek-Aspek
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Hukum Perdata Di Indonesia, Gramedia
Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2005, hlm. 56 Pustaka, Jakarta,hlm. 261

121
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

antara pihak-pihak yang melakukan agunan, istilah agunan dapat dibaca di


perjanjian kredit. dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang
Akan tetapi dalam praktek per- 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
bankan pada dasarnya adalah bentuk Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
perjanjian pinjam meminjam yang ada tentang Perbankan, 216 Agunan adalah
dalam KUHPerdata tidaklah sepenuhnya Jaminan tambahan diserahkan
indentik dengan bentuk dan pelaksanaan nasabah debitur kepada bank dalam
suatu perjanjian kredit perbankan. rangka mendapatkan fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah.
4. Subjek dan Objek Perjanjian Jaminan artinya adalah tanggungan
Kredit atas pinjaman yang diterima oleh
Dalam hal membicarakan Subjek debitur dari Kreditur.
dan Objek perjanjian kredit, hal ini
adalah identik dengan membicarakan 6. Dasar Hukum Jaminan Kredit
subjek dan objek perjanjian, akan tetapi Terdapat dua tempat pengaturan
hanya agak sedikit dikhususkan objek itu tentang dasar hukum jaminan yaitu (1)
adalah tentang kredit. Oleh karenanya dalam Kitab Undang-Undang Hukum
dalam pembahasan ini juga mendasarkan Perdata dan Di luar Kitab Undang-
suatu syarat sahnya Perjanjian se- Undang Hukum Perdata.
bagaimana diatur dalam Pasal 1320 Mengenai pengaturan yang terdapat
KUHPerdata yaitu: dalam Kitab Undang-Undang Hukum
1. Sepakat mereka yang meng- Perdata diatur dalam Buku II
ikatkan dirinya. KUHPerdata yang berkaitan dengan
2. Kecakapan untuk membuat suatu jaminan yaitu yang masih berlaku
perikatan. sampai dengan sekarang ini adalah
3. Suatu hal tertentu. tentang pengaturan gadai diatur dalam
4. Suatu sebab yang halal. pasal 1150 sampai dengan pasal 1161
KUHPerdata dan yang berkaitan dengan
5. Pengertian Jaminan Kredit. Hipotik diatur dalam pasal 1162 sampai
Istilah jaminan merupakan dengan pasal 1232 dan 1178
terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu : KUHPerdata.
Zekerheid atau Cautie. Mencakup secara
umum cara-cara Kreditur menjamin
dipenuhinya tagihannya, di samping
penanggungan jawab umum debitur
terhadap barang-barangnya. Selain 216
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
istilah jaminan, dikenal juga dengan tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan selanjutnya
ditulis UU Perbankan.

122
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

7. Macam-macam Jaminan dalam tanah, yang selanjutnya disebut Hak


Perjanjian Kredit Tanggungan adalah hak jaminan
Adapun pemberian jaminan dalam yang dibebankan kepada hak atas
tanah sebagaimana dimaksud
suatu perjanjian kredit dapat
dengan undang-undang No. 5 tahun
diklarifikasikan sebagai berikut : 1960 tentang Peraturan Dasar
a. Jaminan Umum dan Jaminan Pokok-Pokok Agraria, berikut atau
Khusus. tidak berikut benda-benda lain yang
b. Jaminan Pokok, Jaminan Utama merupakan satu kesatuan dengan
dan Jaminan Tambahan tanah itu, untuk pelunasan utang
c. Jaminanan Eksekutorial Khusus tertentu, yang memberikan ke-
dudukan yang diutamakan kepada
dan Jaminan Non Eksekutorial
kreditur tertentu terhadap kreditur-
Khusus kreditur lainnya. 217
Yang termasuk dalam kategori 2. Subjek Hak Tanggungan.
Jaminan Eksekutorial Khusus Mengenai subjek Hak Tanggungan
yaitu : ini diatur dalam Pasal 8 dan Pasal 9
1. Hak Tanggungan atas Tanah UUHT, dari ketentuan dua pasal tersebut
dengan Fiat Eksekusi. dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
2. Hipotik dengan Fiat subjek hukum dalam pembebanan Hak
Eksekusi. Tanggungan adalah pemberi Hak
3. Credit Verband dengan Fiat Tanggungan dan pemegang.
Eksekusi. 3. Objek Hak Tanggungan.
4. Gadai dengan Parate Berdasarkan Pasal 4 sampai dengan
Eksekusi di depan umum. Pasal 7 UUHT yang mengatur mengenai
5. Jaminan-jaminan atas kredit objek Hak Tanggungan yaitu :
yang diluncurkan oleh Bank 1. Hak Milik
Pemerintah (Badan Usaha 2. Hak Guna Usaha.
Milik Negara) dengan fiat 3. Hak Guna Bngunan.
Eksekusi lewat Kantor 4. Hak Pakai, baik hak atas tanah
Pelayanan Piutang dan negara.
Lelang Negara) 5. Hak atas tanah berikut
b. Hak Tanggungan Sebagai Jaminan bangunan, tanaman, dan hasil
Kredit karya yang telah ada atau akan
1. Pengertian hak tanggungan ada merupakan satu kesatuan
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (1) dengan tanah tersebut dan
UU No. 4 tahun 1996 yang dimaksud merupakan hak milik pemegang
dengan Hak Tanggungan adalah :
Hak Tanggungan atas tanah beserta 217
Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang
benda-benda yang berkaitan dengan Hak Tanggungan

123
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

hak atas tanah yang pem- yang khusus ditunjuk untuk membuat
bebanannya dinyatakan dengan akta tersebut yaitu wajib dibuat dengan
tugas dan dinyatakan di dalam akta Notaris atau PPAT
akta pemberian hak atas tanah Dengan kata lain sekalipun harus
yang besangkutan. dibuat dengan Akta otentik,
4. Beberapa hal yang perlu diper- pilihanya bukan hanya dengan Akta
Notaris saja, tetapi dapat pula
hatikan oleh Kreditur terhadap
dibuat dengan akta PPAT. 219
obyek Hak Tanggungan
Beberapa segi yuridis yang harus Pendaftaran hak tanggungan secara
diperhatikan oleh Kreditur (Bank) dalam tegas telah diatur dalam pasal 114 ayat 1
menerima hak atas tanah sebagai obyek Peraturan Menteri Negara Agraria
jaminan kredit berupa Hak Tanggungan /Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
adalah : 3 tahun 1997 yang isinya :
a. Segi kepemilikan tanah yang a. Untuk Pendaftaran hak
dijadikan obyek jaminan tanggungan yang obyeknya
b. Segi pemeriksaan setifikat tanah berupa hak atas tanah atau
dan kebenaran letak tanah yang hak milik atas satuan rumah
dijadikan obyek jaminan. susun yang sudah terdaftar
c. Segi kewenangan untuk mem- atas nama pemeberi Hak
Tanggungan, PPAT yang
bebankan Hak Tanggungan atas
membuat Akta Pemberian Hak
tanah yang dijadikan obyek Tanggungan wajib selambat-
jaminan lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
d. Segi kemudahan untuk me- setelah penandatanganan akta
lakukan eksekusi atau penjualan tersebut menyerahkan kepada
tanah yang dijadikan obyek Kantor Pertanahan berkas
jaminan yang diperlukan.
6. Kekuatan Eksekotorial Sertifikat
e. Segi kedudukan Bank sebagai
Hak Tanggungan
Kreditur yang preferen. 218
Salah satu ciri hak tanggungan
5. Surat Kuasa Membebankan Hak
dikatakan kuat adalah mudah dan pasti
Tanggungan (SKMHT) dan Syarat
dalam pelaksanaan eksekusinya,jika
Berlakunya.
debitur cidera janji (Wansprestasi).
Surat kuasa untuk membebankan
Untuk melakukan eksekusi terhadap
Hak Tanggungan itu harus surat kuasa
Hak Tangungan dapat dilakukan tanpa
otentik yang dibuat oleh Pejabat Umum
harus melalui proses gugat-mengugat
218
Retno Sutantio, Beberapa Hal yang Perlu 219
Diperhatikan oleh Bank dalam Menerima Hak J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak Jaminan
Atas Tanah sebagai Obyek Hak Tanggungan , Kebendaan, Hak Tanggungan, Bandung, PT.
Bandung, Makalah, 1996, hal. 53 Citra Aditya Bakti, 1998, hal. 103

124
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

(proses litigasi) apabila debitur cidera c. M. Yahya Harahap, bahwa eksekusi


janji (wanprestasi). Apabila piutang sebagai tindakan hukum yang
macet karena debitur wanprestasi dimana dilakukan oleh pengadilan kepada
piutang Negara termasuk tagihan Bank- pihak yang kalah dalam suatu
bank pemerintah, maka penagihannya perkara, merupakan aturan dan tata
dilakukan oleh PUPN/BUPLN. Sedang- cara lanjutan dari proses pe-
kan apabila piutang macet tersebut meriksaan perkara, oleh karena itu
merupakan tagihan dari Bank swasta atau eksekusi tidak lain daripada
perorangan termasuk badan hukum tindakan yang berkesinambungan
swasta, maka penagihannya dilakukan dan keseluruhan proses hukum
melalui Pengadilan Negeri. antara perdata. Jadi eksekusi
c. Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai merupakan suatu kesatuan yang
Jaminan Kredit tidak ter-pisahkan dari pelaksanaan
1. Pengertian Eksekusi tata tertib berita acara yang
Pendapat para ahli hukum tentang terkandung dalam HIR atau RBg. 222
pengertian eksekusi : d. Soepomo, bahwa hukum eksekusi
a. Ridwan Syahrani, bahwa eksekusi/ mengatur cara dan syarat -syarat
pelaksanaan putusan Pengadilan yang dipakai oleh alat-alat Negara
tidak lain adalah realisasi dari pada guna membantu pihak yang ber-
apa yang merupakan kewajiban dari kepentingan untuk menjalankan
pihak yang dikalahkan untuk me- putusan Hakin, apabila yang kalah
menuhi suatu prestasi yang me- tidak bersedia dengan sukarela
rupakan hak dari pihak yang di- memenuhi putusan yang tidak di-
menangkan, sebagaimana tercan- tentukan dalam Undang-Undang. 223
tum dalam putusan pengadilan. 220 2. Macam-macam eksekusi
b. Sudikno Mertokusumo, bahwa Putusan hakim yang diktumnya
pelaksanaan putusan hakim atau bersifat Condemnatoir saja yang dapat
eksekusi pada hakekatnya adalah dimintakan eksekusi. Menurut Sudikno
realisasi daripada kewajiban pihak Mertokusumo ada tiga macam jenis
yang bersangkutan untuk memenuhi pelaksanaan putusan (eksekusi), yaitu :
prestasi yang tercantum dalam 1. Eksekusi putusan yang menghukum
putusan tersebut. 221 pihak yang dikalahkan untuk mem-
bayar sejumlah uang. Dalam

220 222
Ridwan Syahrani, Hukum Acara Perdata di M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup
Lingkungan Peradilan Umum, Jakarta, Pustaka Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata,
221
Kartini, 1988, hal. 106 223
Jakarta, PT. Gramedia, 1988, hal. 1
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan
Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1988, hal. 201 Negeri, Jakarta, Gita Karya, 1963, hal. 137

125
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

eksekusi ini prestasi yang 3. Tata cara eksekusi Hak


diwajibkan adalah membayar Tanggungan
sejumlah uang. Eksekusi ini diatur Tata cara eksekusi Hak Tanggungan
dalam pasal 196 HIR atau pasal 206 adalah pemohon mengajukan
Rbg. permohonannya kepada Ketua
2. Eksekusi putusan yang menghukum Pengadilan Negeri, dan setelah menerima
orang untuk melakukan suatu permohonan itu Ketua Pengadilan Negeri
perbuatan. Eksekusi ini diatur langsung menyuruh memanggil Debitur
dalam pasal 225 HIR atau pasal 259 yang ingkar janji itu untuk ditegur, dan
Rbg. Orang tidak dapat dipaksa dalam waktu 8 hari harus memenuhi
memenuhi prestasi berupa kewajibannya yaitu membayar hutangnya
perbuatan, akan tetapipihak yang dengan sukarela. Apabila debitur tetap
dimenangkan dapat meminta pada lalai, maka Kreditur akan melaporkan
hakim agar kepentingan yang akan hal itu kepada Ketua Pengadilan Negeri,
diperolehnya dinilai dengan uang. dan Ketua Pengadilan Negeri akan
3. Eksekusi Riil yaitu pelaksanaan memerintahkan agar tanah obyek Hak
putusan hakim yang memerintahkan Tanggungan tersebut disita dengan sita
pengosongan benda tetap. Dalam eksekutorial oleh Panitera atau
hal orang yang dihukum oleh hakim penggantinya dengan dibantu oleh 2
untuk mengosongkan benda tetap orang saksi yang memenuhi persyaratan
tidak mau memenuhi perintah menurut Undang-undang. Panitera atau
tersebut, maka hakim akan penggantinya yang telah melakukan
memerintahkan dengan surat kepada penyitaan membuat berita acara tentang
juru sita supaya dengan bantuan penyitaan itu dan memberitahukan
Panitera pengadilan dan kalau perlu maksudnya kepada orang yang
dengan bantuan alat kekuasaan barangnya tersita apabila ia hadir pada
negara, agar barang tetap tersebut waktu itu.
dikosongkan oleh orang yang A.5. Metode Penelitian
dihukum besrta keluarganya. a. Metode Pendekatan
Eksekusi ini diatur dalam pasal Metode pendekatan yang digunakan
1033 Rv. Sedangkan dalam HIR dalam penelitian ini adalah Yuridis
hanya mengenal eksekusi riil ini Normatif yang ditunjang dengan
dalam penjualan lelang, termuat pendekatan Empiris, maksudnya adalah
dalam pasal 200 ayat 11 HIR/pasal sebagai usaha mendekati masalah yang
218 Rbg. 224 diteliti dengan pendekatan hukum yaitu
berusaha menelaah peraturan-peraturan
yang berlaku dalam masyarakat dan
224
Sudikno Mertokusuko, Lo. Cit

126
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

sekaligus sesuai dengan kenyataan yang - Peraturan Pemerintah No. 24


terjadi di tengah-tengah dalam tahun 1997 tentang
masyarakat. Pendaftaran Tanah
b. Jenis Penelitian 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan
Jenis penelitian dalam penelitian ini yang memberikan penjelasan lebih
adalah penelitian kualitatif, yaitu data- lanjut tentang bahan hukum primer
data yang diperoleh dianalisis secara seperti : buku-buku ilmiah, Majalah,
kualitatif . Dalam hal ini mengenai Media massa, Jurnal-jurnal,
eksekusi hak tanggungan sebagai Makalah-makalah, Artikel-artikel
jaminan kredit untuk perlindungan yang memuat tentang eksekusi hak
hukum bagi kepentingan Kreditur. tanggungan sebagai jaminan kredit
c. Metode Pengumpulan Data untuk perlindungan hukum bagi
Dalam penulisan tesis ini penulis kepentingan Kreditur.
menggunakan data sekunder. Data 3. Bahan hukum tersier, yang di dapat
sekunder adalah Studi kepustakaan yaitu untuk memberikan petunjuk maupun
penelitian untuk mencari landasan teori penjelasan terhadap bahan hukum
dari permasalahan penelitian dengan primer dan bahan hukum sekunder
menggali buku-buku, jurnal-jurnal, surat yaitu:
kabar atau dokumen dan menggunakan - Kamus
beberapa undang-undang yang ada - Ensiklopedia
hubungannya dengan obyek penelitian. d. Lokasi Penelitian
Data sekunder ini meliputi : Penelitian dilakukan di Kota
1. Bahan hukum primer, merupakan Mungkid, khususnya pada Pengadilan
bahan pustaka yang berisikan Negeri Mungkid. Karena yang diteliti
peraturan-peraturan yang terdiri tentang kredit macet yang diberikan oleh
dari: Bank Swasta yang pelaksanaan eksekusi
- Undang-Undang Dasar 1945 hak tanggungannya dilaksanakan oleh
- Undang-Undang RI No. 5 Pengadilan Negeri Mungkid.
tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA)
- Undang-Undang No. 4 tahun
1996 tentang Hak Tanggungan
- Undang-Undang No. 4 tahun
2004 tentang Pokok-Pokok
Kekuasaan Kehakiman

127
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

B. HASIL PENELITIAN DAN 2. Proses Pembebanan Hak


PEMBAHASAN Tanggungan
B.1. Eksekusi Hak Tanggungan Untuk memberi kepastian prosedur
Sebagai Jaminan Kredit Untuk pembebanan Hak Tanggungan, dalam
Perlindungan Hukum Bagi UUHT telah ada ketentuan yang meliputi
Kepentingan Kreditur. dua komponen yaitu pembinaannya
1. Langkah-langkah Kreditur Dalam melalui pembuatan Akta Pemberian Hak
Menjamin Kreditnya. Tanggungan oleh Pejabat Pembuat Akta
Penggunaan hak atas tanah Tanah (PPAT) dan pendaftarannya oleh
sebagai jaminan atau agunan di- Kantor Pertanahan.
praktekkan dalam pemberian kredit UUHT berusaha menciptakan
untuk berbagai keperluan termasuk untuk kepastian pelaksanaan kedua komponen
keperluan pembangunan, karena tanah ini dengan menetapkan dua kewajiban
dianggap paling aman untuk dijadikan yaitu :
jaminan. Dalam hubungan ini UUHT Pertama, kewajiban PPAT mengirim ke
menentukan obyek Hak Tanggungan Kantor Pertanahan berkas- berkas yang
tidak hanya tanah saja akan tetapi diperlukan untuk mendaftarkan Hak
berikut atau tidak berikut benda-benda Tanggungan dalam waktu 7 (tujuh) hari
lain diatas tanah yang bersangkutan yang setelah dibuat Akta Pemberian Hak
merupakan kesatuan dengan tanah. Hal Tanggungan.
ini harus dimuat secara tegas dalam surat Kedua, Kantor Pertanahan wajib
kuasa untuk membebankan Hak mencantumkan hari tanggal Pemberian
Tanggungan dan dalam Akta Hak Hak Tanggungan tersebut 7 (tujuh) hari
Tanggungan yang dibuat oleh PPAT. sejak diterima berkas secara lengkap.
Penting bagi Bank untuk selalu 3. Tahap Proses Permohonan
memperhatikan dan meneliti secara terus Eksekusi
menerus apabila perlu dengan membuat Pada sertifikat Hak Tanggungan,
daftar khusus mengenai kapan hak- hak yang berfungsi surat- tanda- bukti
atas tanah yang menjadi obyek Hak adanya Hak Tanggungan harus di-
Tanggungan untuk kredit tersebut akan bubuhkan irah- irah dengan kata-NDWD ³
berakhir. Tujuannya supaya Bank se- DEMI KEADILAN BERDASARKAN
belum berakhirnya hak atas tanah itu, .(78+$1$1 <$1* 0$+$ (6$´
mudah mengajukan permohonan per- maksudnya untuk memberikan kekuatan
panjangan hak itu kepada Kantor Badan eksekutorial yang sama dengan putusan
Pertanahan Nasional. pengadilan yang sudah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

128
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Pada prinsipnya setiap eksekusi dapat dieksekusi hanyalah putusan-


harus dilaksanakan dengan melalui putusan perdata yang bersifat
pelelangan umum, karena dengan cara Condemnatoir (penghukuman) yang
ini diharapkan dapat diperoleh harga memberikan hak saja, itupun atas
yang paling tinggi untuk obyek Hak permohonan dari pihak yang di-
Tanggungan. Kreditur berhak mengambil menangkan, dan selanjutnya Panitera
pelunasan piutang yang dijamin dari atau Juru Sita Pengadilan Negeri
hasil penjualan obyek Hak Tanggungan. memanggil pihak yang dikalahkan untuk
Dalam hal hasil penjualan itu lebih besar menghadap Ketua Pengadilan Negeri
daripada piutang tersebut yang setinggi- pada hari dan tanggal yang telah di-
tingginya sebesar nilai tanggungan, tetapkan guna ditegur agar bersedia
sisanya menjadi hak pemberi Hak memenuhi isi putusan yang dimaksud
Tanggungan. dalam tenggang waktu 8 (delapan) hari
4. Cara mengajukan eksekusi Hak setelah teguran tersebut, jika waktu
Tanggungan untuk perlindungan tersebut tidak juga dipenuhi maka akan
hukum kepada Kreditur. dilakukan peneguran sekali lagi atau dua
Dalam membahas masalah ini, kali lagi. Dalam hal obyek Hak Tang-
dengan melihat bentuk eksekusi yang gungan yang dimohonkan eksekusi
tersebut dalam bab terdahulu tentang kepada Ketua Pengadilan Negeri, maka
macam- macam eksekusi, maka jenis proses eksekusinya sama.
eksekusi disini termasuk eksekusi pem- b. Penyitaan.
bayaran sejumlah uang yang meliputi Apabila teguran tersebut juga tidak
Gross Akta Pengakuan Hutang dan dihiraukan oleh Debitur, maka Ketua
sertifikat Hak Tanggungan yang di- Pengadilan Negeri dapat memerintahkan
samakan dengan Putusan Pengadilan kepada Panitera/Sekretaris untuk me-
karena memuat irah- irah dengan kata- lakukan sita eksekusi sebagaimana diatur
NDWD ³ 'HPL .HDGLODQ %HUGDVDUNDQ dalam Pasal 197 HIR/ 208 Rbg. yang
.HWXKDQDQ <DQJ 0DKD (VD´ berbunyi :
Untuk selanjutnya sebelum pe- Jika sudah lewat tempo yang di-
laksanaan eksekusi dijalankan, Ketua tentukan itu juga belum dipenuhi
Pengadilan Negeri melakukan beberapa putusan itu atau jika pihak yang
tindakan yang merupakan proses dikalahkan itu walaupun telah
eksekusi yaitu : dipanggil dengan patut tidak juga
a. Aanmaning atau Teguran menghadap, maka Ketua atau Pe-
Hal ini diatur dalam Pasal 196 gawai yang dikuasakan itu karena
HIR/ 207 Rbg. Khusus untuk putusan jabatannya memberi perintah
Pengadilan atau putusan Hakim yang dengan surat supaya disita

129
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

sejumlah barang yang tidak barang tidak bergerak kepunyaan


bergerak dan jika tidak ada atau pihak yang dikalahkan.
ternyata tidak cukup sejumlah

TABEL DATA PERKARA EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PENGADILAN


NEGERI MUNGKID TAHUN 2004 S/D 2008
TAHUN JUMLAH SELESAI SELESAI TAHAP
PERKARA DENGAN DENGAN SITA
EKSEKUSI MEDIASI LELANG EKSEKUSI
EKSEKUSI
2004 5 5 - -
2005 9 7 2 -
2006 6 4 2 -
2007 4 2 1 1
2008 12 3 1 8

lelang eksekusi, namun proses eksekusi


REKAPITULASI: tersebut tidak mudah. Berdasarkan data
- Perkara selesai dengan mediasi permohonan eksekusi obyek Hak Tang-
= 22 gungan yang ditujukan kepada Pengadi-
- Perkara selesai dengan lelang lan Negeri Mungkid ada permohonan
eksekusi = 6 yang dapat dilaksanakan eksekusinya
- Perkara baru dengan tahap sita tetapi ada juga yang tidak dapat
eksekusi = 8 dilaksanakan eksekusinya. Hal ini
menunjukkan bahwa masalah eksekusi
Menurut tabel di atas, jumlah obyek Hak Tanggungan atas tanah dan
perkara eksekusi obyek Hak Tanggungan benda- benda berkaitan dengan tanah
yang diajukan kepada Pengadilan Negeri dalam prakteknya adalah tidak semudah
Mungkid selama kurun waktu 5 tahun yang diperkirakan atau dengan kata lain
dari tahun 2004 sampai dengan 2008 ada masalah eksekusi obyek Hak Tanggu-
36 perkara. Dari 36 perkara itu 22 sudah ngan masih banyak kendala di dalam
diselesaikan dengan cara mediasi, praktek.
sedangkan yang selesai dengan cara Oleh karena itu dapat disimpulkan
lelang eksekusi 6 perkara dan baru dalam bahwa dari sekian banyak permohonan
tahap sita eksekusi 8 perkara. Walaupun eksekusi Hak Tanggungan yang masuk
dalam kurun waktu 5 tahun tersebut ke Pengadilan Negeri Mungkid ke-
hanya ada 6 perkara yang selesai dengan banyakan atau sebagian besar dapat

130
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

terselesaikan tanpa harus melalui pen- pelaksanaan lelang tidak boleh kurang
jualan lelang, meskipun demikian ada dari 14 hari. Apabila setelah pe-
juga yang harus dilelang dalam rangka ngumuman lelang yang ke II juga tidak
pelunasan utang Debitur. ada pelunasan/penyelesaian, maka lelang
5. Proses penjualan lelang obyek Hak dilaksanakan dan pada prinsipnya yang
Tanggungan dimenangkan adalah yang mengajukan
lelang adalah penjualan barang penawaran tertinggi dan diatas limit.
yang terbuka untuk umum baik secara B.2. Beberapa kendala yang dihadapi
langsung di hadapan Pejabat lelang dan upaya pemecahannya dalam
maupun melalui media elektronik eksekusi Hak Tanggungan
(internet), dengan cara penawaran harga sebagai jaminan kredit untuk
secara lisan dan atau tertulis yang perlindungan hukum bagi
didahului dengan usaha mengumpulkan kepentingan kreditur.
peminat. 1. hambatan dalam Eksekusi Hak
Khusus mengenai lelang eksekusi Tanggungan sebagai jaminan
pengadilan, diperlukan syarat- syarat kredit untuk perlindungan hukum
sebagai kelengkapan permohonan antara bagi kepentingan kreditur.
lain : a. Hambatan Yuridis.
a. Penetapan Ketua Pengadilan Adapun beberapa faktor yang
Negeri menjadi kendala atau hambatan yuridis
b. Aanmaning/teguran adalah :
c. Penetapan sita atas obyek Hak 1. Adanya penjelasan Pasal 20 ayat 1
Tanggungan Undang- Undang Hak Tanggungan
d. Berita Acara Sita yang dapat disimpulkan bahwa
e. Perincian hutang Kreditur berhak mengambil pelunasan
f. Pemberitahuan lelang piutang yang dijamin dari hasil pen-
kepada termohon lelang jualan obyek Hak Tanggungan dalam
g. Bukti kepemilikan hal hasil penjualan itu lebih besar
(sertifikat) daripada piutang tersebut yang
Mengenai penetapan waktu lelang, setinggi- tingginya sebesar nilai
setelah ditetapkan tentang waktu tanggungan, sisanya menjadi hak
pelaksanaan lelang, kemudian Ketua pemberi Hak Tanggungan. Dari ke-
Pengadilan Negeri selaku pemohon tentuan tersebut berarti utang yang
lelang melaksanakan pengumuman harus dibayar Debitur setinggi-ting-
lelang pertama dan kedua dalam ginya/maksimal adalah sebesar nilai
tenggang waktu 15 hari. Jadi tanggungan yang disebut dalam
pengumuman lelang yang ke II dengan sertifikat Hak Tanggungan itu.

131
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Sedangkan biasanya Kreditur 2. Upaya pemecahan terhadap


menetapkan jumlah hutangnya yang hambatan-hambatan dalam Ekse-
macet lebih besar dari apa yang kusi Hak Tanggungan sebagai
tertuang dalam Sertifikat hak jaminan kredit untuk perlindungan
Tanggungan, karena adanya hutang hukum bagi kepentingan kreditur.
pokok ditambah bunga dan ditambah a. Upaya pemecahan hambatan
dengan denda. yuridis.
2. Kendala lain yang berhubungan 1. Pasal 20 (1) yang dalam praktek
dengan janji yang terdapat dalam sering dipermasalahkan oleh Debitur
Pasal 11 ayat (2) j yaitu janji bahwa selaku pemberi Hak Tanggungan,
pemberi Hak Tanggungan akan dengan alasan atau dalih untuk
mengosongkan obyek Hak melumpuhkan eksekusi Hak Tang-
Tanggungan pada waktu eksekusi gungan, namun dengan adanya
Hak Tanggungan. Akan tetapi ketentuan Pasal 3 ayat 1 Undang-
kebanyakan Debitur tidak sukarela Undang Hak Tanggungan diharapkan
mengosongkan obyek Hak Ketua Pengadilan Negeri/Hakim
tanggungan itu. tidak akan mengabulkan keberatan
3. Kendala lain yang sering terjadi yaitu tersebut, dan tetap menjalan-
adanya perlawanan oleh pemegang kan/melaksanakan eksekusi, sehing-
Hak Tanggungan itu sendiri terhadap ga kepentingan Kreditur dalam
eksekusi atas permohonan pemegang memperoleh kembali uangnya benar-
Hak Tanggungan pertama. Tentang benar dapat terlindungi.
masalah ini tidak diatur dalam 2. Apabila Debitur tidak mau secara
Undang- Undang Hak Tanggungan sukarela mengosongkan obyek Hak
tetapi ada dalam Materi Hukum Acara Tanggungan tersebut, maka Ketua
Perdata. Pengadilan Negeri agar supaya tetap
b. Hambatan Non Yuridis. melaksanakan eksekusi dan meng-
Dalam pelaksanaan eksekusi Hak ajukan permohonan penjualan lelang
Tanggungan, sering timbul hambatan- obyek Hak Tanggungan kepada
hambatan diluar prediksi yaitu pihak- Kantor Lelang Negara/Kantor Pe-
pihak Tereksekusi dengan sengaja layanan Piutang dan Lelang Negara
mengerahkan masanya untuk meng- (KP 2 LN). Atas permohonan dari
hambat jalannya eksekusi, dengan cara- Ketua Pengadilan Negeri tersebut
cara mengerahkan masa untuk mem- yang telah dilengkapi dengan syarat-
blokade dan memblokir jalan dan letak syarat yang diperlukan maka pe-
obyek eksekusi agar Team/Pelaksana lelangan dilaksanakan.
Eksekusi tidak bisa masuk kelokasi.

132
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Setelah obyek Hak Tang- C. PENUTUP


gungan dilelang dan telah dibeli oleh C.1. Kesimpulan
pemenang lelang, maka pengosongan Dari pembahasan tersebut di atas, maka
dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara dapat disimpulkan sebagai berikut :
yaitu : 1) Eksekusi Hak Tanggungan atas
- Dengan cara persuasip tanah dan benda- benda yang ber-
- Pemilik Baru/pemenang lelang kaitan dengan tanah adalah me-
mengajukan permohonan rupakan salah satu cara bagi
pengosongan kepada Ketua Kreditur untuk memperoleh per-
Pengadilan Negeri. lindungan hukum, sehingga
3. Dalam menghadapi perlawanan oleh melalui Eksekusi Hak Tanggungan
pemegang Hak Tanggungan itu atas tanah dan benda- benda yang
sendiri Hakim/Ketua Pengadilan berkaitan dengan tanah benar-
Negeri harus menolak karena per- benar dapat memberikan jaminan
lawanan terhadap sita eksekusi kepada Kreditur untuk mem-
sebenarnya hanya dapat dilakukan peroleh kembali piutangnya jika
oleh pihak ketiga atas dasar dalil Debitur cidera janji (wanprestasi).
tentang kepemilikan, Pemegang Hak 2) Kendala-kendala dalam Eksekusi
Tanggungan bukanlah pemilik, Hak Tanggungan adalah meliputi
sehingga ia hanya mempunyai hak hambatan yuridis dan non yuridis,
untuk memohon pelunasan piutang- sehingga Eksekusi Hak
nya yang juga dijamin atas tanah Tanggungan tidak dapat
yang disita eksekusi tersebut, dan dilaksanakan dengan baik dan
caranya juga mengajukan Hak lancar.
Tanggungan tersebut. Upaya pemecahan hambatan
b. Upaya pemecahan hambatan non yuridis dilakukan menurut
yuridis ketentuan hukum yang ada,
Dalam pelaksanaan eksekusi sedangkan untuk hambatan non
dilakukan koordinasi antara Kepala yuridis upaya pemecahannya
Desa, Pelaksana Eksekusi dan aparat dengan melakukan koordinasi
keamanan terkait sebelum eksekusi antara pihak-pihak terkait dan
dilaksanakan supaya lokasi obyek menambah aparat keamanan.
eksekusi diamankan/disterilkan lebih C.2. Saran
dahulu dan menambah jumlah aparat Perlunya memilih Eksekusi Hak
keamanan. Tanggungan melalui Pengadilan Negeri
agar setiap pengikatan Kredit yang
dijamin Sertifikat Hak Tanggungan yang

133
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

mempunyai kekuatan eksekutorial sama untuk lebih meningkatkan pelayanannya


dengan Putusan Pengadilan tidak serta yang penting jangan sekali-kali
menimbulkan persoalan hukum baru, dan menunda Eksekusi Hak Tanggungan
Hakim/Ketua Pengadilan Negeri perlu kecuali ada alasan hukum yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Citra Aditya Bakti, Bandung,
Buku-buku : 1993.
Abdurahman, Aneka Masalah Dalam ««««««« Ruang Lingkup
Praktek Penegakan Hukum Permasalahan Eksekusi Bidang
Indonesia, Alumni, Bandung, Perdata, PT. Gramedia, Jakarta,
1980. 1988.
Bachtiar Jazuli, Eksekusi Putusan R. Supomo, Hukum Acara Perdata
Perkara Perdata Segi Hukum Dan Pengadilan Negeri, Gita Karya,
Penegakan Hukum, Akademika Jakarta, 1963.
Pressindo, Jakarta, 1987. Ridwan Syahrani, Hukum Acara Perdata
E. Liliawati Muljono, Tinjauan Yuridis di Lingkungan Peradilan Umum,
Undang-Undang No. 4 tahun 1996 Pustaka Kartini, Jakarta, 1988.
tentang Hak Tanggungan Dalam Roni Hanitijo, S, Metode Penelitian
Kaitannya Dengan Pemberian Hukum, Ghalia Indonesia,
Kredit Oleh Perbankan, Jakarta,1982.
Harwarindo, Jakarta, 2003. Soerjono Sukanto, Sri Mamuji,
H. Salim HS, Perkembangan Hukum Penelitian Hukum Normatif Suatu
Jaminan di Indonesia, Raja Tinjauan Singkat, Raja Grafindo
Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Persada, Jakarta, 2001.
Retno Wulan Sutanto, Lembaga Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hak
Pelaksanaan Putusan Lebih Jaminan Atas Tanah, Liberty,
Dahulu dalam Hukum Acara Yogyakarta, 1974.
3HUGDWD ³+XNXP 1R WDKXQ Sudikno Mertokusuko, Hukum Acara
ketiga, Yayasan Penelitian Dan Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
Pengembangan Hukum (Law 1988.
Center), Jakarta, 1974. St. Remy Sjahdeni, Hak Tanggungan,
M. Yahya Harahap, Perlawanan Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan
Eksekusi Grose Akta Serta Pokok dan Masalah yang
Putusan Pengadilan Dan Arbitrase Dihadapi oleh Perbankan,
Dan Standar Hukum Eksekusi, PT Alumni, Bandung, 1999.

134
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Mahkamah Agung RI, Pedoman Undang-Undang No 14 tahun 1985


Pelaksanaan Tugas Dan tentang Mahkamah Agung.
Administrasi Pengadilan Buku II, Undang-Undang No.5 tahun 2004
MARI, Jakarta, 1987. tentang Perubahan Atas UU No. 14 tahun
Winarno Surakhmad, Pengantar 1985.
Penelitian Ilmiah Dasar Metode Undang-Undang No.4 tahun 2004
Tehnik, Tarsito, Bandung, 1989. tentang Kekuasaan Kehakiman.
Wiryono Projodikoro, Hukum Acara Peraturan Pemerintah No. 24 tahun
Perdata Indonesia, Sumur, 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Bandung, 1962.
Peraturan Perundang-undangan :
H.I.R.
Undang-Undang N0. 5 tahun 1960
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA)
Undang-Undang No. 4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan.

135

You might also like