You are on page 1of 17
National conference: Design and Application of Technology 2007 Perencanaan Kapasitas untuk Cross Docking Niken Parwati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Bina Nusentara niken_parwati@ yshoo.com ABSTRAK PT X, sebuah perusahaan ritel yang sedang berkembang, beraspiras! untuk memenuhi harapan pelangganrya’ yang menginginkan barang selalu sesuai tren terbaru. Untuk menjawab tantangan ini diburubkam dukurgan distribusi dan supply chain yang fleksibel, efekif dan efisien. Penelitian ini meliputi perencaraan sumber daya yang digunakan di gudang pusat (distribution center/DC) dan gudang-gudang ‘oko. Saat ini PT X telah menerapkan sistem crass docking, yaitu memindahkan barang dari truk supplier/pembelian barang langsung ke truk internal uneuk didistribusitan langsung ke gudang-gadang internal. Untuk menghasitkan pengiriman barang yang akurat dan efisien dalam penggunaan sumtber daa, ‘maka diperfukan suatu capacity planning dalam level agregat yang fepat Metode yang digunakan adalah penyederhanaan Optimized Production Technology yang disesualkan penggunaannya. Langkah-langkahnya adalah: membuat proses dalam suatu aliran, identifikast bottleneck, dan penjadwalan sunber daya sesuai kapasitas. Salah satu langkah penting dalam perencanaan kapasitas pada sistem cross docking int adalah rmelakukan konversi bertingkat . Dimulal dari menghitung dengan pembelian seharga "s” rupiah, berapa Jumiah, dan dimensi, dalam bentuk probabilitas dari barang yang akan didapat, dan akan diatur dengan berapa resource, yang meliputi: tenaga orang, box penyimpanan, material handling, waktu, hingga alat transportasi. 1. PENDAHULUAN, Sebuah perusahaan ritel, PT X, yang memiliki 5 toko di Jabodetabek, 3 toko dalam masa pembangunan dan direncanakan akan berkembang menjadi 10 toko dalam 1 tahun ke depan. Usaha di industri ritel ini menuntut agar produk-produk yang dijual selalu sesuai dengan tren yang sedeng ada sipasaran, Setiap toko harus dapat mengisi-ulang (replenish) barangnya sesual tren yang berlaku (dapat, berganti dalam periode mingguan) dengan jumlah, Kelengkapan, komposisi, dan variasi yang tepat . Perusahaan menjadwaiken pengisian toko minimal 2 kali seminggu. Terdapat 2 kategori besarjenis barang, yaitu basic good (yang harus selalu tersedia di toko, tidak terlalu tergantung tren yang berlaku, mencapal 30% barang ditoko) dan regular good (sesuai tren yang berlaku, mencapai 70% barang ditoko). Masing- ‘easing Kategori ini dibagi lagi menjadi 9 kategoci keeil, yang dikelompokan lagi menjadi SKU (stock seeping unit), dimana SKU ini sifatnya unik, tap jenis barang, warms, dan ukuran SKU nya berbeda dengan label barcode berbeda pula. Salah satu permasalahan mendesak adalah kemampuan perencanan dan antisipast kapasitas di sistem distribusi dan supply chain. Masalah ini mengakibatkan problem kapasitas di Distribution Center (DC), keterlambetan pengiriman barang ke tokooko yang pada ujungnya mengakibatken penurunan penjualan toko. 2. KONDISI DISTRIBUSI DAN SUPPLY CHAIN DI PT X SAAT INI Seat ini Divisi Supply Chain adalah divisi yang menangani alan barang dari suplier hingge masuk ke seluruh toko-toko. Divisi ini juga akan memindahkan barang-barang slow moving dari satu toko ke toko lainnya serta menarik barang dari satu toko ke tako lain jka diminta oleh salah satu toko. Dalam menjalankan tugasnya Divisi Supply Chain PT X memilikt aset satu bush Distribution (Center (DC) yang terdiri dai 3 buah gudeng (satu gudang utama, satu gudang belanja, satu gudang mutasi) 8 rapan Sutton vit ‘sikan yang kasi datak ‘engan a clot mase aha di 8 ada (éapat pat orang, rcapel singe (tock lengen ites di Center ronan smasuk etoko ‘bution autasi) 8 ‘National conference: Desi lication of Technol an lantal proses (pengevekan, barcoding, labeling dan pembagiaw/mutas! yang dilengkapi dengan peralatan material handing, cuang komputer dan area kerja. Selain itu terdapat 4 buah gudang bufer wo can 2 kendareen box Secara gars besar figs aset-asetterscbut adalah sebagel brit: 1. Gudang Belanj Semus barang yarg masuk dikiim langsung ke gudang belanja sementara dengan kondisi dipak dalam karung, Karena biasanys masuk di sore hari, maka barang tescbut dinapkan dita hingga diproses peg tarinya. 2. Lanta proses. Seip pagi hari karung-kaung tersebut dibawa ke lantal proses untuk Kemudian dicek jumlah dan kerusakennya (area pengecekan), dicetak Barcode sesuai SKU (ruang barcode) , dipasangkan label barcode sesuai dengan fist yang sudsh ada (area labeling) Ses ite langsung ipa dalam karung-karung dan dpisahicansesui tnko atsu gudang tujueany (area muta) 3. Guang Utame (didalam Kompleks DC ) selues 150 acter persegi dengan cara peayimpanan yang bolum sistematis. Diusahakan penyimpanan didalam rak-rak sesuai Kategori, tetapi terkadang, isimpan sampai kelzer dari rea Kategorinya, behian sampai dilansi-lansi, PT XX menerapkan buffer sebesac 2 minggu penjualan atau sekitar 20.000 berang digudang utaranya. Selain ita di azudeng utama juga terdapat barang-barang replenish elama 1 minggu, yang diambil karan 4. Gadang mutasi. Sebelum dikirim ke gudang toko tjuannya, karung-karung barang yang telah dipisab-pisah disimpan sementara (dak lebih dari 18 jam) dalam gudang mutasi, 5. Gudang buffer di masing-masing toko. Yang dis oleh persedian barang razlmish selama seminggu dari DC, Bacang di audeng bur toko ini dipindahkan ap Aart ke flor toko sesuai kebutuhan, Hal penting yang sudah dilakuken PT X dalam membuat sistem distribust dan supply chain lebih efisien adalah: {, Menggunakan Cross Docking untuk menghemet waktu, dan mengurangi jumlsh bareng yang éisimpen, untuk ii diperloken penjadwalan tuk yeng balk. 2 Cross Docking yong dipergunakan tidak muri, arena masth dipakainys buffer, untuk ‘mengantisipasi kebutuhan produk sewektu-waktu terotama untuk barang-barang dasic. Cross Docking harus didakung oleh sistem administratif pergudangaa an lalulntas gudang yang batik Menurut teot,fasilitas cross docking yang ideal adalah gudang persegi panjang dan tidak terialu leber, dengan banyak pintu penerimaen bareng péda satu sist dan pintu pengeluaran berang disetu sisi, Pada suati sistem cross docking yang tingkat efisiensinya tinggi, Kerton cipindshkan dari inbound container atau trailer pada satu sisi fasilits Ilu di scan dan dipindahkan segera ke trailer yang sudah menunggu disisi lain dari gedung tanpa menyentuh lantai gudang sama sekal Pade suatu studi kasus, cross docking bahkan dapat meningkatkan efisensi gudang tradisional hingga 2 hari dari waktu 7 hari sebelumnya. Di studi kasus lainaya, suaty perssthaan yang menghabisken $20,000 pads sistem software untuk memoditikasi sistem sortimya dapat meningkatkan keefisiennan hingga 50% dan mengurangijumish shift dari tiga menjei dua, Welau demikian tidak setiap operasi cocok dengan sistem crass docking. Karena sistem bpergudengan tradisional meskipun menyebsbkan adanys biaya penyimpanan,tetap memungkinkan pengicim farang, atau pihak ketiga yang menyediaken logistic mengstur faventori dan mengisi Kebutuhan gudang sesusi jumiah pada waktu yang tepat. Sistem ini memungkinkan untuk mengurangi kessluruhen level inventor, meningkatkan turn over inventori, dan mencegah Kehabisan maupun kelebiben barang. Oleh ‘arena it beberapa perusahaan (termasuk PT X) menganut kombinasi sistem cross docking dengan buffer dang tredsional 2.1 Permasalaban Sistem cross docking PT X dituntut untuk mampu menerima barang dalam jumlsh yang bervariasi den secepataya mengitimkan ke toko-toko tujuan. Salah satu probiem kronis yang terjadi adalah ‘etidakmampuan melakukan peramalsn dan mengantisipasi kepastas tenaga Kerja, material, peralstan dan kendaraan yang Sesuai. Seringkali terjadi overtime dan backlog di sustu waltu dan banyak kapasitas ide di ‘walt lin, “Manajer Divisl Supply Chain baru mengetahi secara persis jumlsh barang yeng akan masuk sekitar 2 hari sebelum proses beriangsung. Demikian pula kapasitas sumber daya yang dibutufkan tidak mudsh

You might also like