You are on page 1of 15

ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN

Latar Belakang
 Sebagai Negara Berkembang, pembangunan sarana dan prasarana
untuk menunjang kehidupan perekonomian dan pelayanan
masyarakat di Indonesia merupakan kebutuhan penting yang tidak
dapat dihindarkan pemenuhannya.
 Pembangunan merupakan langkah strategis untuk mewjudkan
pembangunan nasional baik itu pembangunan manusia maupun
pembangunan fisiknya
 Dalam implementasinya, terhadap pembangunan fisik berupa
pengadaan sarana dan prasarana
 Didalam pengadaaan sarana dan prasarana tersebut selalu berkaitan
dengan pengadaan barang dan jasa, sehingga agar pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa tersebut selaras dengan maksud dan
tujuan pembangunan nasional, didalam pelaksanaan pembangunan
(sampai ke proses pengadaan barang/jasa) perlu dilakukan
pengaturan melalui produk hukum dari Undang-Undang terus
berjenjang sampai dengan Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala
Daerah.
Kenapa kita harus mempelajari aspek hukum dalam
Pembangunan

• bahwa ada banyak proyek-proyek yang tidak berhasil


bahkan gagal sama sekali.
• mutu hasil pengerjaan (Quality Project) kurang baik
• Bangunan tidak berfungsi
• Bangunan rusak dalam waktu yang relatif singkat
(tidak mencapai umur rencana)
• pemborosan dana pembangunan.
• Permasalahan pelelangan, dll

11-Sep-21
Kenapa kita harus mempelajari aspek hukum dalam
Pembangunan

Karena didalam pembangunan, baik dalam pengadaan sarana


dan prasarana, infrastruktur sering terjadi Sengketa (khususnya
konstruksi)
a. Antara Pemilik/Pengguna dengan Penyedia B/J
b. Antara Penyedia B/J dengan Penyedia B/J

11-Sep-21
Sengketa konstruksi dapat timbul

• Keterlambatan penyelesaian pekerjaan


• Perbedaan penafsiran dokumen kontrak
• Ketidakmampuan baik teknis maupun manajerial dari para
pihak.
• Selain itu sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila
karena klaim yang tidak dilayani,
• keterlambatan pembayaran
• perbedaan gambar rencana dengan Spesifikasi teknis dll

11-Sep-21
Penyimpangan pembangunan / Proyek dapat terjadi :

• Pada tahapan manajemen meliputi Perencanaan (Planning),


Pengorganisasian (Organizing), Pengisian staff (Staffing),
pengarahan (Directing), pelaksanaan, pengendalian
(controling), dan pengawasan (supervising).

11-Sep-21
Tingkat keberhasilan ataupun kegagalan suatu proyek
ditentukan oleh
• pihak-pihak yang terkait secara tidak langsung
Dalam hal ini bisa pemilik proyek, badan swasta, dan pemerintah
• maupun secara langsung yang dalam hal ini, yaitu Penyedia barang dan
jasa (Kontraktor Pelaksana, Konsultan perencana, Konsultan pengawas)

11-Sep-21
Siklus/Tahapan Proyek
• Pra kontrak.Kegiatan pra kontrak meliputi segala proses
persiapan dan pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi
(Tender) baik melalui Pelelangan umum dan pelelangan
terbatas.
• Masa Kontrak (SPMK s/d PHO)
• Pasca Kontrak (FHO)

11-Sep-21
Perlu Pengaturan
• Pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa konstruksi, sangat
diperlukan adanya ketertiban antara pengguna dan penyedia Barang dan
jasa dalam mengikuti dan menaati prosedur pelaksanaan suatu
pelelangan.
• terlihat adanya kecerendungan untuk melakukan praktek kecurangan,
Korupsi, Kolusi , dan Nepotisme (KKN) dalam suatu proses
pelelangan,diantaranya :
A. Langganan pemenang dari waktu- kewaktu.
B. Tender arisan diantara peserta lelang.
C. Pelaksanaan tender dengan tekanan.

11-Sep-21
Perlu Pengaturan
• Peraturan mengenai jasa konstruksi diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (“PP No. 29/2000”) jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas PP No. 29/2000 (“PP No. 59/2010”).
• Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
• IMB, Jamsostek, dll

11-Sep-21
ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN

Mengkaji tentang legalitas usulan proyek


yang akan dibangun dan dioperasikan,
Mengkaji tentang legalitas dalam
pembangunan,&
Mengkaji tentang kegagalan pekerjaan
konstruksi dan kegagalan bangunan.
Pada pelaksanaan Jasa Konstruksi harus memperhatikan
beberapa aspek hukum

1. Keperdataan: menyangkut tentang sahnya suatu perjanjian yang


berkaitan dengan kontrak pekerjaan jasa konstruksi, yang
memenuhi legalitas perusahaan, perizinan, sertifikasi dan harus
merupakan kelengkapan hukum para pihak dalam perjanjian.
2. Administrasi Negara: menyangkut tantanan administrasi yang
harus dilakukan dalam memenuhi proses pelaksanaan kontrak
dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
konstruksi.
3. Ketenagakerjaan: menyangkut tentang aturan ketenagakerjaaan
terhadap para pekerja pelaksana jasa konstruksi.
4. Pidana: menyangkut tentang tidak adanya sesuatu unsur
pekerjaan yang menyangkut ranah pidana.
BIDANG HUKUM YANG TERKAIT DENGAN
PENGADAAN BARANG / JASA INSTANSI
PEMERINTAH

1. Hukum Administrasi Negara (HAN)/ Hukum Tata Usaha


Negara ( UU No. 5 Tahun 1986 dan perubahannya UU No. 9
Tahun 2004 ).
2. Hukum Perdata atau BW (Burgerlijke Wetbook) diumumkan
30 April 1847 Staadblad No. 32 berlaku 1948 ) disebut juga
Hukum Perdata tertulis atau Hukum Kontinental KUHAPER :
Staadblad No.44 tahun 1941
3. Hukum Pidana (KUHP) (Wetbook van Strafrecht, UU No. 73
tahun 1958 menetapkan berlakunya UU No.1 tahun 1946)
KUHAP : UU No.8 tahun 1981
B. BAGAN BIDANG HUKUM TERKAIT DENGAN
PENGADAAN BARANG / JASA INSTANSI
PEMERINTAH

Persiapan Siap tandatangan Penandatangan Berakhirnya


prakontrak Kontrak Kontrak Kontrak

HAN H. PERDATA

HUKUM PIDANA
Terima Kasih

You might also like