You are on page 1of 9
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 37/KKVKEP/IX/2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PERSETUJUAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. BAGI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA ASING YANG AKAN MEMBERIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM RANGKA ALIH ILMU FENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Menimbang Mengingat KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, bahwa berdasarkan Pasai 32 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter atau dokter gigi warga negara asing yang akan memberikan Pendidikan dan pelatihan dalam rangka alin teknologi untuk waktu tertentu tidak memerlukan surat tanda registrasi, tetapi_harus mendapat persetujuan dari Konsil Kedokteran Indonesia yang diberikan melalui penyelenggara pendidikan dan pelatihan: bahwa masa peralihan dalam pemberlakuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 204 tentang Praktik Kedokteran terkait dengan registrasi dokter dan dokter gigi telah berakhir sejak tanggal 30 April 2007, ‘sehingga perlu mengatur lebih lanjut tentang pemberian persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing yang akan memberikan pendidikan dan petatihan dalam rangka alh imu pengetahuan dan teknologi; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Tentang Pedoman Tala Cara Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing yang Akan Memberikan Pendidikan dan Pelatihan dalam Rangka Alil imu Pengelahuan dan Teknologi; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, ‘Tambahan |.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 1 Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat Kelima KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 4, Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi eebagaimana telah diubah dalam —Peraturan Konsil_ Kedokteran Indonesia Nomor 25/KKUPer!X/2008; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG PEDOMAN TATA CARA PERSETUJUAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA BAGI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA. ASING YANG AKAN MEMEERIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM RANGKA ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. : Pedoman Tata Cara Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing yang akan Memberikan Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Alih llmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. : Pedoman scbagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua menjadi acuan dalam pemberinn Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih mu pengetahuan dan teknologi Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka. Butir 2.8 dalam Lampiran Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Registrasi Dokter dan Dokter Gigi yang berkaitan dengan persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alin imu pengetahuan dan teknologi dinyatakan tidak berlaku lagi Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta atanggal 6 September 2007 ISA, dr, Sp.0G, MARS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Lampiran Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor — : 37/KKWVKep/IX/2007 Tanggal_: 6 September 2007 PEDOMAN TATA CARA PERSETUJUAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. BAG! DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA ASING YANG AKAN MEMEERIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM RANGKA ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BABI PENDAHULUAN Pendidikan dan pelatihan dalam rangka allh llmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi warga negara asing (WNA) ditujukan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi dokter dan dokter gigi di Indonesia acbagai landasan utama untuk melakukan tindakan medis. Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi (STR) dokter dan STR dokter gigi Pendidikan da.1 pelatihan oleh dokter dan dokter gigi WNA dalam rangka alin ilmu engetahuan dan teknologi untuk waktu tertentu tidak memerlukan STR, tetapi harus mendapatkan persetujuan yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia sesuai Pasal 32 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Berdasarkan Peraturan Konsi! Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi pada masa peralihan, permohonan persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia bagi dokter dan dokter gigi WWNA untuk memberikan Pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih mu pengetahuan dan teknologi diusulkan oleh Institusi pendidikan yang terakreditasi. Setolan masa peralihan terhitung mulai tanggal 30 April 2007 perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia tersebut sesuai masukan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait Konsil Kedokteran Indonesia sebagai suatu badan independen yang mempunyai fungsi regulator periu menyusun kemibali tata cara untuk memberikan persetujuan bagi dokter dan dokter gigi WNA yang alan memberikan pendidikan dan pelatinan dalam rangka alih imu pengetahuan dan teknologi untuk waktu tertenty KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA BABII KETENTUAN UMUM 4. Konsil Kedokteran Indonesia (untuk selanjutnya disebut KKl) adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi. 2. Dokter. dan dokter gigi Warga Negara Asing (untuk selanjutnya disebut dokter dan dokter gigi WNA) adalah dokter, aokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang bukan Warga Negara Indonesia 3. Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia adalah persetujuan yang dikeluarkan oleh KKI untuk dokter dan dokter gigi WNA yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi untuk waktu tertentu, 4, Allh ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kedokteran gigi yang memerlukan persetujuan KI adalah praktik kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi WNA dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan edis dokter dan dokter gigi Indonesia yang sccara langaung berhubungan dengan pasien. 5. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan adalah institusi pendidikan kedokteran yang terakreditasi, institusi pendidikan kedokteran gigi yang terakreditasi, rumah sakit pendidikan, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PP IDI), dan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).. 6. ‘Tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah rumah sakit pendidikan. 7. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang digunakan sebagai wahana pendidikan dokter dan atau dokter gigi yang terdiri dari rumah sakit pendidikan utama, rumah sakit pendidikan afiliasi dan rumah sakit pendidikan satelit. BAB Ill TUJUAN Pedoman ini bertujuan untuk m emberikan acuan tentang 1. Tata cara memperoleh persetujuan KK! bagi dokter dan dokter gigi WWNA yang akan. memberikan pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi untuk waktu tertentu, 2. Peran, tugas dan wewenang pemangku kepentingan (stakeholders) terkalt KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. BABIV PERAN, TUGAS, DAN WEWENANG PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOLEGIUM, KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, DAN DEPARTEMEN KESEHATANIDINAS KESEHATAN PROVINSIIKABUPATEN/KOTA, 1 2 Penyelenggara pendidikan dan pelatihan : ‘a, mempersiapkan sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang diperlukan (medis dan non medis) serta pasien bila diperlukan (bahan untuk alih ilmu pengetahuan dan teknologi); 'b._mengajukan proposal kegiatan alih imu pengetahuan dan teknologi; mengajukan permohonan persetujuan kepada Ketua KKI dengan melampirkan persyaratan yang diperlukan; d. menyelenggarakan proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan proposal; @. menyampaikan laporan penyelenggaraan alh imu pengetahuan dan teknologi kepada KI dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penyelenggaraan selesal Kolegium fa, menentuken periu tidaknya program alin llmu pengetahuan dan teknologi dilakukan, b. melakukan verifikasi terhadap kredibilitas dokter atau dokter gigi WNA yang ‘memberikan alih imu pengetahuan dan teknologi; ¢. _menerbitkan rekomendasi atau penolakan kepada KK; d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan alih ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tugas dan fungsinya; e. memberikan pertimbangen untuk pencabutan surat persetujuan kepada KK 3. Konsil Kedokteran Indonesia : a. memeriksa kelengkapan persyaratan yang diajukan; b. berkoordinasi dengan kolegium dan pemangku Kepentingan (stakeholders) terkait; ©. menerbitkan surat persetujuan atau surat penolakan dengan tembusan ke Departemen Kesehatan Ri, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan kolegium yang terkait; d, menerima hasil_ monitoring dan evaluasi_ dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota melalui Departemen Kesehatan Rl, KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA fe. mencabut surat persetujuan apabila ada penyimpangan dalam pelaksanaan alih lilmu pengetahuan dan teknologi dengan mempertimbangkan laporan_hasil ‘monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, 4, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota ‘a, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan alih imu pengetahuan dan teknologi; b, melaporkan hasil_ monitoring dan evaluasipelaksanaan ali ilmu pengetahuan dan teknologi kepada Departemen Kesehatan RI dengan tembusan kepada Konsil Kedokteran Indonesia, BAB V TATA LAKSANA 1, Pemohon Persetujuan : a. institusi pendidikan {edokteran yang terakreditasi, institusi_pendidikan kedokteran gigi yang terakreditasi, rumah sakit pendidikan, PB IDI, dan PB PDGI; b. rumah sakit non pendidikan harus bekerja sama dengan institusi pendidikan kedokteran yang terakreditasi, institusi pendidikan kedokleran gigi yang terakreditasi, rumah sakit pendidikan, PB IDI, dan PB POGI. 2. Syarat Permohonan fa. Proposal/kerangka acuan yang terditi dari: i. latar belakang: ii, tujuan; ii, materi iv. metode; kajian aspek tk; tempat penyelenggaraan; waktu; vil, daftar riwayat hidup dokter dan atau dokter gigi WNA (identitas dir pendidikan, pengalaman datam bidang terkait, publikasi); ix. peserta; x. pembiayaan; xi, organisasi penyelenggara. b. Rekomendasi dari negara asal_(institusi "pendidikan/rumah —_sakit pendidikan/kolegium terkait, asosiasi dokter/dokter gigi) ¢. Rekomendasi dari kolegium terkait di Indonesia KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. 3. Batas Waktu Penyelenggaraan alih ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan maksimal 41 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku. 4, Persetujuan atau penolakan KK! dikeluarkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan persetujuan diterima, BAB VI BAGAN DAN ALUR 1. Bagan Pemohon’ 1. Insttusi Pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi 2, Rumah Sakit Pendidikan 3. PB IDVPBPDGI KKI |<] Kolegium = Departemen Kesohatan Ri = Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupater Keterangan a : Permohonan ‘1b : Persetujuan/Penolakan 1c : Pencabutan 2: Koordinasi 3a : Tembusan 3b : Hasil Monitoring Evaluasi 2. Alur Permohonarr @. pemehon mengajukan permononan persctujuan alih imu pengetahuan den teknologi bagi dokter/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter gigi spesialis WNA yang akan memberikan pendidikan dan pelatihan dalem rangka alih ilmy Pengetahuan dan teknologi kepada KKI dengan melampirkan persyaratan ‘sebagaimana tercantum dalam Bab V Nomor 2; b. KKI meneliti seluruh berkas permohonan, apabila disetujui atau ditolak akan diterbitkan surat persetyjuan KKI atau surat penolakan KKI selambat-lambatnya 4 (satu) bulan sejak permohonan diterima KK; ©. surat persetujuan atau penolakan dikirim kepada pemohon, dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Cota setempal. 3 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA BAB VII SANKSI Sanksi administrasi berupa peneabutan persetujuan akan ditegakkan oleh KKI sesual dengan ketentuan perundang-undangan yang beriaku. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Bagi penyelenggara alih ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi \WNA yang sedang melaksanakan alin ilmu pengetahuan dan teknologi wajib memenuhi Persyaratan persetujuan alih ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan pedoman ini selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak beriakunya pedoman in BAB IX KETENTUAN PENUTUP Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan atau kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. DTYUSA, dr, Sp.0G, MARS FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN Nomor Lampiran —: 4 (berkas) Hal Permohonan persetujuan Kepada Yth. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia di- Jakarta Dengan hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan Persetujuan KK! bagi dokterdokter spesialls/dokter Gigidokter gigi svesialis*) Warga Negara Asing yang akan memberikan pendidikan dan pelatinan dalam rangka alih imu pengetahuan dan teknologi Berikut disampaikan kelengkapan sesuai persyaratan antara lain a) proposallkerangka acuan alih ilmu pengetahuan dan teknologi, ) rekomendasi dari negara asal (inttusi pendidikan/ Rumah Saki Pendidikan/Kolegium terkait, Assosiasi dokter/dokter gigi) ©) curriculum vitae (identitas dir, pendidikan, pengalaman dalam bidang terkait, publikasi; 4d) rekoriendasi dari kolegium terkait di Indonesia; dan Demikian untuk maklum, Atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasin. Pemohon, ‘Tembusan : Kepada Yth, 4. Ketua Kolegium Terkait 2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (setempat) 3, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (setempat) Keterangan *) coret yang tidak perlu Harap disi dengan HURUF KAPITAL

You might also like