You are on page 1of 56

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA

SANRI ESTORIA SIR


PO530320119139

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KUPANG
2022
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SANRI ESTORIA SIR


PO530320119139

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KUPANG
2022

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Sanri Estoria Sir
Nim : PO530320119139
Program Studi : D-III Keperawatan
Institusi : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Kupang

Mengatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau di buktikan Karya Tulis Ilmiah ini
jiplakan, maka saya bersedia menerima sansi atas berbuatan tersebut.

Kupang, 2022
Pembuatan Pernyataan

Sanri Estoria Sir


PO530320119139

Mengetahui,
Pembimbing
Mariana Oni Betan, S.Kep., Ns., MPH
NIP:

LEMBAR PERSETUJUAN
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif dWilayah Kerja
Puskesmas Sikumana, Kota Kupang

Di Susun Oleh

Sanri Estoria Sir


PO530320119139

Telah di setujui untuk di seminarkan di depan Dewan Penguji


Prodi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Pada Tanggal 2022

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing
II

Mariana Oni Betan, S.Kep., Ns., MPH Maiyeriance Kapitan, S. Kep., Ns.,
M.Kep
NIP: NIP. 197904302000122002
Mengesahkan Mengesahkan
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D-III Keperawatan

Dr. Florentianus Tat, S.KP.,M.Kes Maiyeriance Kapitan, S. Kep.,


Ns., M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 197904302000122002

LEMBARAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF

Di Susun Oleh

Sanri Estoria Sir


PO530320119139

Telah Diuji Pada Tanggal 2022

Dewan Penguji 1

Dr. Ina Debora Ludji, S.Kep.,M.Kep


NIP. 197806181990031001

Mengesahkan Mengesahkan
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D-III Keperawatan

Dr. Florentianus Tat, S.KP.,M.Kes Maiyeriance Kapitan, S. Kep.,


Ns., M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 197904302000122002

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga setelah melalui Proses yang panjang,
Akhirnya saya dapat menyelesaikan Penyusunan Kerya Tulis Ilmiah dengan
Judul GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI
EKSLUSIF.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
tidak akan berhasil tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada ibu Mariana Oni Betan, S.Kep., Ns., MPH selaku
pembimbing sekaligus penguji yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian
serta segala totalitasnya dalam menyumbangkan ide-idenya dengan
mengoreksi, merevisi dan juga tidak lupa untuk berterima kasih kepada Ibu Dr.
Ina Debora Ludji, S.Kep.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu untuk menguji dan memberikan masukan demi penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
Melalui kesempatan ini juga, penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan
Ucapan Terima Kasih yang sebesar-besarnya.
Kepada Yang Terhormat;
1. Ibu R.H Kristina SKM.,M.,Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang sekaligus sebagai pelindung dalam kegiatan Ujian
Akhir Program Mahasiswa-Mahasiswi Diploma III Keperawatan Kupang
Jurusan Keperawatan Kupang.
2. Bapak Dr. Florentianus Taat, S.Kp.,M,Kes Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Kupang sekaligus sebagai Penanggung Jawab dalam
kegiatan Ujian Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang.
3. Ibu Maiyeriance Kapitan, S. Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Kupang.
4. Ibu Mariana Oni Betan, S.Kep.,MPH. dan Ibu Maiyeriance Kapitan, S.
Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing dalam Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan
motivasi.
5. Ibu Dr. Ina Debora Ludji, S.Kep.,M.Kep selaku Dewan Penguji yang telah
memberikan Saran dan Bimbingan
6. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Kupang yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan selama ini.
7. Kedua Orang Tua Tercinta, Bapak Daut Sir dan Ibu Rosalina M, Klaping
yang selalu dan senantiasa Mendoakan dan selalu Memberikan
Memotivasi kepada saya selama Pendidikan.
8. Kedua Saudara, Eno Sir dan Derven Sir yang terus menerus mendukung
dan selalu menyemangati.
9. Seluruh Keluarga besar tersayang yang juga mendoakan dan mendukung
selama Pendidikan.
10. Teman-Teman; Medrian Nalle, Rina Henukh, Putri Huki, Rivivi Bulu,
Sarah Kay, Maria Mely, Noviana Todo dan Yudi. Serta Teman-teman
seperjuangan Angkatan XXVII di Poltekkes Kemenkes Kupang
Khususnya Kelas A yang telah memberikan Dukungan, Motivasi dan
Informasi.
11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya Karya Tulis
Ilmiah Ini.
Kiranya Tuhan Selalu dan Senantiasa melindungi dan melimpahkan
kebaikan kepada semuanya, atas segala kebaikan dan dukungan. Akhir dari
kata harapan Penulis, Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi
semuanya.

Kupang, July 2022

Penulis

ABSTRAK
Politeknik Kesehatan
Kupang
Prodi D-III Keperawatan
Kupang
Depertemen Kesehatan RI
Karya Tulis Ilmiah 2022
Sanri Estoria Sir, Nim; PO530320119139. GAMBARAN PENGETAHUAN
IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIKUMANA.
Latar Belakang: Tingkat pengetahuan ibu terhadap cara pemberian ASI
Ekslusif terhadap bayi secara baik dan Rutin selama bayi
masih berumur 1-6 bulan. Tingkat pengetahuan yang tinggi
terhadap ibu agar dapat memberikan ASI kepada bayi.
Tujuan penelitian ini di lakukan untuk mengetahui Gambaran
Ibu Hamil Tentang ASI Ekslusif.
Metode :Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Sederhana.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap
cara pemberian ASI Ekslusif.
Kata Kunci : Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang cara
pemberian ASI Ekslusif.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ASI Eksklusif
2.1.1. Definisi ASI Eksklusif
2.1.2. Tujuan ASI Eksklusif
2.1.3. Manfaat ASI Eksklusif
2.1.4. Pengelompokan ASI Eksklusif
2.1.5. Prinsip Pemberian ASI Eksklusif
2.1.6. Kendala-Kendala Pemberian ASI Eksklusif
2.1.7. Upayah Pemerintah Untuk Mendukung Pemberian ASI
Eksklusif
2.1.8. Anjuran Pemberian ASI Eksklusif
2.1.9. Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
2.1.10. Komposisi ASI Eksklusif
2.1.11. Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI
Eksklusif
2.2. Kehamilan
2.2.1. Definisi Kehamilan
2.2.2. Fisiologi Kehamilan
2.2.3. Tanda-Tanda Kehamilan
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Definisi Pengetahuan
2.3.2. Tingkat Pengetahuan
2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.3.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Fokus Penelitian
3.4 Definisi Operasional
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.7 Tempat dan Waktu
3.8 Analisa dan Penyajian Data
3.9 Etika Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
4.3 Keterbatasan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Menurut World Health Organization (WHO) setiap tahun terdapat
1-1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak di berikan ASI secara
Eksklusif. ASI Eksklusif sangatlah penting bagi bayi yang berusia 0-6
bulan. Karena, semua kandungan gizi terdapat pada ASI.
Masalah kesehatan anak di Indonesia akan berdampak pada angka
kematian bayi (AKB). Tingginya angka kematian bayi di Indonesia di
sebabkan oleh kelahiran bayi premature, infeksi saat kelahiran, rendahnya
gizi saat kelahiran, kelainan bawaan (kongenital) dan juga rendahnya
pemberian ASI sesegera setelah bayi lahir (inisiasi ASI) serta pemberian
ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama pada bayi (Listyaningrum dan
Venny Vidayanti, 2016).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan Air Susu Ibu yang di berikan
kepada bayi selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air the dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim (Reosli,
2012). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI Eksklusif selama enam
bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No
450/Menkes/SK/IV/2009 tentang ASI Eksklusif. Menurut keputusan
Menteri Kesehatan nomor 450/MENKES/2004 tentang pemberian ASI
secara Eksklusif di Indonesia menetapkan ASI Eksklusif di Indonesia
selama enam bulan dan di anjurkan di lanjutkan sampai dengan anak
berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang
sesuai.
Pemberian ASI Eksklusif bukan hanya Isu Nasional tetapi
merupakan Isu Global. Pemberian susu formula kepada bayi dapat
menjamin bayi dapat bertumbuh sehat dan kuat, ternyata Laporan mutakhir
UNICEF merupakan kekeliruan yang fatal, karena meskipun insiden diare
rendah pada bayi yang di berikan susu formula, Namun di masa
pertumbuhan bayi yang tidak di berikan ASI ternyata memiliki peluang
yang jauh lebih besar untuk menderita penyakit seperti hipertensi, obesitas,
diabetes dan lainnya. Melihat manfaat dari ASI Ekslusif tersebut, ternyata
cakupan pemberian ASI Ekslusif tersebut tidak semua sesuai dengan target
yang sudah di tetapkan.
Akibat jika bayi tidak di berikan ASI lebih beresiko terkena
berbagai jenis penyakit. Seperti; diare, diabetes, kanker anak, pneumonia,
kegemukan, alergi, asma, penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain
masalah penyakit yang akan di alami bayi karena kurang adanya
pemberian ASI Eksklusi, anak juga bisa mengalami masalah gizi ganda
yaitu gizi kurang dan gizi lebih (Diana, 2012).
Pada dasarnya saat ini banyak ibu-ibu sering memberikan
pengganti ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Dikarenakan, banyak ibu-ibu
yang bekerja di luar rumah seperti perkantoran, dan lain-lain dan juga
kurang adanya dukungan dari orang-orang terdekat. Seharusnya pemberian
ASI sangat baik di berikan pada bayi berusia 0-6 bulan tanpa adanya
makanan tambahan apapun. Jadi Jika ASI tidak di berikan kepada bayi
secara teratur, Maka akan menutup kemungkinan bayi bisa sakit. Hal ini di
karenakan, akan mengakibatkan kekebalan pada tubuh bayi menurun.
Sementara itu, pemberian ASI Eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama
terbukti menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu
(AKI) yang merupakan metabolis kesehatan.
Menurut Kemnentrian RI Tahun 2013, pemberian ASI (Air Susu
Ibu) di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 29,5% dan pada tahun 2017
meningkat menjadi 35,7%. Di Jawa Barat jumlah ASI mencapai 32,9%,
sementara itu pemerintah target cakupan ASI pada bayi berusia 0-6 bulan
harus mencapai 80% pada tahun 2017 (Profil Data Kesehatan Indonesia,
Tahun 2018).
Berdasarkan Profil Data dari Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun
2018, jumlah Balita Stunting di wilayah Kota Kupang mencapai 3.446
jiwa dengan presentase 23,3%. Wilayah dengan angka Balita stunting
tertinggi berada di wilayah Kerja Puskesmas Alak dengan prsentase 40,1%
atau sebesar 841 balita mengalami stunting. Kemudian, jumlah angka
balita stunting terendah berada di wilayah Kerja Puskesmas Penfui dengan
presentase 3,0% atau sebesar 32 balita yang mengalami stunting.
Prevelensi Balita Stunting di Provinsi NTT pada Tahun 2015
sampai pada tahun 2017. Pada tahun 2015 angka stanting meningkat
mencapai 41,2% dan menurun pada tahun 2016 menjadi 38,7%. Namun,
pada tahun 2017 meningkat lagi mencapai 40,3% dan jauh di atas rata-rata
Nasional sebesar 29,6% dan menjadi tertinggi di Indonesia (Dinas
Kesehatan Provinsi NTT, 2018).
Berdasarkan Profil Kesehatan 2022, di Puskesmas Sikumana, Kec.
Maulafa yang terdapat 6 kelurahan yaitu: (Kel. Sikumana, Kel. Belo, Kel.
Oepura, Kel, Naikolan, Kel. Kolhua dan Kel, Fatukoa). Bayi yang
mendapatkan ASI secara Eksklusif yaitu sebesar (9,58%) dan angka
kesakitan bayi di Puskesmas Sikumana terdapat (46,26%).
Berdasarkan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Gambaran Pengetahun Ibu Hamil tentang ASI
Eksklusif”. Supaya nantinya akan menjadi masukan dalam rangka
meningkatkan angka pemberian ASI Eksklusif. Sehingga dapat
menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kesakitan Bayi
(AKB).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang tersebut, Maka Rumusan Masalah
dalam Penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
ASI Ekslusif.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini di lakukan untuk Mengidentifikasi Tingkat
Pengetahuan Ibu hamil tentang ASI Ekslusif.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya Karakteristik Ibu Hamil
b. Teridentifikasinya Pengetahuan Ibu tentang Pengertian ASI
Ekeklusif
c. Teridentifikasinya Pengetahuan Ibu tentang Manfaat ASI
Eksklusif
d. Teridentifikasinya Pengetahuan Ibu tentang Komposisi ASI
Eksklusif
e. Teridentifikasinya pengetahuan Ibu tentang Cara Pemberian ASI
Eksklusif

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Ibu Hamil
Sebagai bahan kepada ibu menyusui untuk meningkatkan
pengetahuan tentang ASI Eksklusif.
1.4.2 Manfaat bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang
ASI Ekslusif.
1.4.3 Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan, bahan pengajaran
serta sebagai acuan penelitian selanjutnya dan sebagai bahan
referensi tambahan di perpustakaan Prodi D-III Keperawatan
Kupang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ASI Eksklusif


2.1.1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Ekslusif adalah bayi hanya di beri ASI saja tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh,
air putih, dan tanpa makanan padat seperti pisang, papaya, bubur
susu, bubur nasi, biskuit selama 6 bulan.
World Health Organization (WHO) menganjurkan bayi di
berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI
di lanjutkan dengan di damping Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) selama 2 tahun pertama. Pemerintah Indonesia sendiri telah
merancangkan anjuran WHO sejak tahun 2004 di keluarkan
Kemenkes No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI
Ekslusif pada bayi di Indonesia dan Undang-Undang (UU) No. 36
pasal 128 tahun 2009 tentang kesehatan (Depertemen Kesehatan
RI, 2012).
WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu,
jika memungkinkan memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan
dengan menerapkan:
1) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama kurang lebih 1 jam
serera setelah bayi lahir. ASI Eksklusif di berikan pada
bayi hanya ASI saja tanpa makanan atau minuman
tambahan.
2) ASI di berikan secara on demand atau sesuai kebutuhan
bayi setiap hari selama 24 jam.
3) ASI sebaiknya di berikan tidak menggunakan botol,
cangkir, maupun dot.
2.1.2. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
Tujuan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan berperan
dalam mencapai tujuan Millenium Develompment Goals (MDGs)
tahun 2015 (Roesli, 2012). Tujuan dari MDGs yaitu:
1)Membantu mengurangi kemiskinan
Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia di susui ASI secara
Ekslusif selama 6 bulan maka akan mengurangi pengeluaran
biaya untuk membeli susu formula.
2)Membantu mengurangi kelaparan
Pemberian ASI Ekslusif membantu mengurangi angka
terjadinya kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang
umumnya terjadi sampai bayi berusia 2 tahun.
3)Membantu mengurangi angka kematian Balita
Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara
berkembang resiko kematian bayi usia 9-12 bulan meningkat
40% jika bayi tersebut tidak di susui.

2.1.3. Manfaat ASI Ekslusif


aManfaat Bagi Bayi
Menurut Wulandari dan Ambarwati (2010), manfaat ASI yaitu:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang baik, bayi yang mendapat
ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir,
pertumbuhan setelah periode perimatas baik dan dapat
mengurangi kemungkinan obesitas.
b) Mengandung antibodi mekanisme pembentukan antibodi pada
bayi adalah jika ibu mendapatkan infeksi maka tubuh akan
membentuk antibodi dan dapat di salurkan dengan bantuan
jaringan limposit.
c) ASI mengandung komposisi yang tepat yaitu dari berbagai
bahan makanan yang baik untuk bayi seperti proporsi yang
seimbang dan cukup kualitas semua zat besi yang di butuhkan
pada bayi pada 6 bulan pertama.
d) Mengurangi kejadian karies dentis insiden. Karies dentis pada
bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi di banding
mendapatkan ASI. Karena sudah terbiasa menyusui
menggunakan botol terutama pada waktu tidur sehingga dapat
menyebabkan gigi lama kontak dengan susu formula dan
menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
e) Memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya
ikatan antara ibu dan bayi.
f) Terhindar dari alergi pada bayi baru lahir sistem Ig E belum
sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivitas
sistem ini dan dapat menimbulkan alergi.
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi. Lemak pada ASI
adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak pada bayi yang
terdapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang.
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang
pertumbuhan gigi di karenakan gerakan menghisap mulut
bayi pada payudara.
b Manfaat Bagi Ibu
Menurut Wulandari dan Ambarwati (2010), manfaat ASI yaitu:
a) Aspek kontrasepsi, hisapan mulut bayi pada punting susu
merangsang ujung saraf motorik sehingga post anterior
hipofase mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung,
menekan produksi ekstrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b) Aspek kesehatan ibu, isapan bayi pada payudara pada bayi
hipofisis dapat membantu involusi uteri dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan.
c) Aspek penurunan berat badan, ibu yang menyusui secara
Eksklusif ternyata lebih cepat dan mudah kembali keberat
badan seperti semula, sebelum hamil.
d) Aspek psikologis, ibu akan merasa bangga dan di perlukan,
rasa yang sangat di butuhkan oleh semua orang.
c Manfaat Bagi Keluarga
Menurut Wulandari dan Ambarwati (2010), manfaat ASI yaitu:
a) Aspek ekonomi, ASI tidak perlu di beli sehingga dana yang
di butuhkan untuk membeli susu formula dapat dipenuhi oleh
keperluan yang lain.
b) Aspek Psikologi, kebahagiaan keluarga akan bertambah,
karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan
dapat bertambah baik dan dapat mendekatkan hubungan baik
antara bayi dan keluarga.
c) Aspek kemudahan, menyusui sangatlah praktis karena dapat
di berikan kapan dan di manapun ibu berada.

2.1.4. Pengelompokkan ASI


Menurut Idrus (2010), ASI dapat di kelompokkan sebagai berikut;
a) ASI Stadium I
Adalah kolostrum yang merupakan cairan pertama disekresi
oleh kelenjar payudara pada lima hari pertama. Koloatrum
merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga
bayi siap menerima ASI. Kandungan tertinggi dalam
kolostrum adalah antibodi yang melindungi bayi. Total kalori
dalam kolostrum 58 kal/100 ml sehingga bayi lebih lama
merasa kenyang.
b) ASI Stadium II
Adalah ASI peralihan yang di produksi pada hari ke empat
sampai hari ke sepuluh. Komposisi proteinnya semakin rendah.
Lemak dan hidrat yang arang makin tinggi serta jumlah ASI
semakin meningkat yang berhubungan dengan mulai aktifnya
Bayi.
c) ASI Stadium III
Adalah ASI Matur, yang di sekterikan dari hari ke sepuluh dan
seterusnya. Dimana Bayi berusia 6 bulan lebih mulai di kenal
dengan makanan lain selain ASI yang bersifat lunak maupun
pada sesuai dengan usia bayi.

2.1.5. Prinsip Pemberian ASI


a) Susui bayi segera dalam 30-60 menit setelah bayi lahir.
b) Semakin sering menyusui maka semakin banyak ASI yang keluar,
Produksi ASI Demand on Suplai.
c) Pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah
ASI.
d) Ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya.
Oleh karena itu, ibu perlu mengetahui cara menyusui yang benar.

2.1.6. Kendala-Kendala Pemberian ASI Eksklusif


a) Kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI Eksklusif baik
pada ibu dan tenaga kesehatan.
b) Adanya pendapat bahwa jika dengan pemberian ASI, maka bentuk
payudara akan berubah.
c) Kurangnya waktu bagi wanita khususnya sebagai pekerja untuk
memberikan ASI secara langsung.

2.1.7. Upaya Pemerintah Untuk Mendukung Pemberian ASI Eksklusif


Di karenakan promosi susu formula dan MP-ASI lainnya lebih
gencar di banding dengan promosi ASI Eksklusif, maka program ASI
Eksklusif ini kurang berjalan dan untuk mengatur promosi susu formula
dan MP-ASI serta melindungi dan mendorong peningkatan pemberian
ASI. Mentri Kesehatan Menerbitkan Kepmenkes No.
237/MENKES/SK/IV/1997 tentang pemasaran pengganti ASI (MP-
ASI) dan Peraturan Pemerintah RI No 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif. Dalam Peraturan Pemerintah menjamin
pemenuhan Hak Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan
pertama dan tanggung jawab tenaga kesehatan untuk selalu perperan
penting dalam pemberian ASI pada Bayi.

2.1.8. Anjuran Pemberian ASI


a) 0-6 bulan; ASI Eksklusif memenuhi 100% kebutuhan.
b) 6-12 bulan; ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan
pendamping ASI yang adekuat.
c) >12 bulan; ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, dan ASI tetap
di berikan untuk keuntungan lainnya.

2.1.9. Keberhasilan Pemberian ASI


a) Bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusui sedini mungkin
dan Rooming-in.
b) Menyusui sesering mungkin pada bayi.
c) Setelah bayi menghisap ASI dengan frekuensi sesuai kebutuhan
termasuk di malam hari sekalipun.
d) Bayi tidak di berikan air atau glukosa tanpa persetujuan dokter
atau orang tuanya.
e) Staf perawat wajib membantu ibu untuk mendapatkan
keberhasilan dalam proses laktasi.

2.1.10. Komposisi ASI


ASI mengandung zat-zat yang sangat di butuhkan oleh bayi,
baik itu berupa nutrisi maupun Zat protektif. Sehingga ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi.
1. Nutrien (Zat Gizi) yang sesuai untuk bayi
ASI merupakan sumber gizi sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan dapat di sesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi selama bayi berusia 6 bulan pertama. Berikut
Nutrien yang terkandung dalam ASI, yaitu:
a. Lemak
Sumber kalori utama yang terdapat dalam ASI adalah
Lemak dan sekitar 50% kalori berasal dari lemak dan
kadar lemak dalam ASI di antaranya yaitu 3,5-4,5%.
Meskipun kadar lemak dalam ASI tinggi, Namun mudah
di serap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih
dahulu terbagi menjadi asam dan gliserol oleh enzim.
Lipase yang terletak pada ASI. Pada dasarnya menyusui (5
menit pertama) di sebut Foremilk kadar lemak ASI rendah
(1-2 gr/dl) dan lebih tinggi pada Hindmilk (ASI yang di
hasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar
lemak bisa mencapai 3 kali di bandingkan dengan
Feromilk.
b. Karbohidrat
Karbohidrat yang utama yang terdapat dalam ASI adalah
Lektosa yang kadarnya paling tinggi di bandingkan susu
mamalia lain (7 g%). Laktosa gampang terpecahkan
menjadi glukosa dengan bantuan enzim lactase yang sudah
ada dalam saliran pencernaan dari lahir.
c. Protein
Protein yang terdapat dalam susu adalah Kasein dan
Whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9% dan 60%, di
antaranya yaitu whey yang mudah di cerna di bandinhkan
kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah di cerna
dalam ASI juga terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu Sistin yang di
perlukan untuk pertumbuhan somatik sedangkan Taurin
yaitu untuk pertumbuhan otak.
d. Garam dan Mineral
Garam Organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah
kalium, kalsium dan natrium. Yang terbanyak adalah
kalium. Sedangkan, kadar Cu, Fe dan Mn merupakan
bahan untuk pengolah darah relatif langkah.
e. Vitamin
ASI cukup menyimpan vitamin D, E dan K. Vitamin E
terletak pada kolostrum, vitamin K di perlukan menjadi
katalisator dalam teknik pembekuan darah dan terdapat
dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah di
serap, ASI cukup mengandung Vitamin yang di perlukan
bayi.
2. Zat Produktif
a. Laktosa Basilius Bifidus
Berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
asam asetat yang menjadikan saluran pencernaan menjadi
asam maka dari itu menghambat pertumbuhan
mikrooganisme.
b. Laktoferin
Merupakan protein yang bergabung dengan zat besi. Dengan
konsentrasi dalam ASI sejumlah 100 mg/100 ml tertinggi di
antara seluruh cairan biologis dengan mengikat zat besi.
Maka, Laktoferin berguna untuk menghambat pertumbuhan
kuman tertentu (stafilokokus E. Coli). Selain itu juga, dapat
menghambat pertumbuhan jamur Candida.
c. Lisozim
Yaitu enzim yang dapat membelah dinding bakteri
(bakteriosidal) dan anti inflamatori bekerja bersama
peroksida dan askorbat untuk menyerang E. Coli dan
sebagian keluarha salmonella. Kontraksinya dalam ASI
sangat banyak (400mg/ml) dan merupakan komponen
tertinggi dalam fraksi whey ASI.
d. Komplemen C3 dan C4
Kedua komplen ini, meskipun kadarnya dalam ASI rendah,
mempunyai daya opsonok, anafilaktoksik dan kemotaktik
yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga
terdapat dalam ASI.
e. Antibodi
Secara elektroforetik, kromatogarfik dan radio immunoassay
terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung
immunoglobulin, yaitu secretory IgA (SigA), IgE, IgM dan
IgG. Antibody dalam ASI dapat bertahan dalam saluran
pencernaan bayi karena tahap terhadap asam dan enzim
proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada
mukosanya. Maka dari itu, mencegah bakteri pathogen dan
enterovirus masuk ke alam mukosa usus.
f. Tidak Menimbulkan Alergi
Pada bayi baru lahir, sistem IgE belum sempurna. Pemberian
susu formula akan merangsang aktivitas system ini dan dapat
meningkatkan alergi. ASI tidak meningkatkan efek ini,
pemberian protein asing yang di tunda sampai umur 6 bulan
tentu mengurangi kemungkinan alergi.

2.1.11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI


Ekslusif
a. Faktor Internal
Faktor Internal sangat mempengaruhi kesuksesan menyusui pada
bayi. Diantaranya yaitu rendahnya pengetahuan tentang menyusu.
Akibat tidak memiliki pengetahuan yang cukup, ibu tidak mengerti
cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, berbagai dampak
yang di temui ibu jika tidak menyusui bayinya.
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kondisi Kesehatan
4. Persepsi
5. Usia
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal tergantung sesuatu yang tidak akan terjadi apabila
factor internal dapat di penuhi oleh ibu. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif pada bayi yaitu;
1. Pendidikan
2. Dukungan petugas kesehatan
3. Dukungan orang terdekat
4. Promosi susu formula
5. Budaya
6. Status pekerjaan

2.2. Kehamilan
2.2.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa di mana bermulanya proses
kontrapsi sampai lahirnya janin.
Normalnya kelahiran di hitung berdasarkan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) yaitu: 280 hari atau 40 minggu (terhitung 9 bulan
7 hari). Kehamilan merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada
wanita yang produktif. Pada setiap kehamilan ibu akan mengalami
perubahan, baik perubahan fisik maupun psikologis yang cukup
spesifik. Sebagai reaksi dari apa yang ibu rasakan pada masa
kehamilan (Rinata & Andayani, 2018).
Menurut Fenderasi Obstetri Ginekologi Internasional, dalam
Herdiana (2019), Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang merujuk pada masa
tumbuh kembang janin dalam kandungan. Bila di hitung di saat
fertilisasi hingg lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10/9 bulan menurut kelender
internasional. Kehamilan terbagi dalam III trimester. Di mana
trimester I berlangsung selama 12 minggu, trimester ke-II
berlangsung selama 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan
trimester ke III 13 minggu (minggu ke 28-40).
2.2.2. Fisiologi Kehamilan
Menurut Mannuaba dalam Andhini (2017) proses kehamilan di
tentukan 5 askep yaitu:
1) Ovum
Ovum adalah suatu sel berdiameter ± 0,1 mm, terdiri dari
nucleus terapung dalam vitelius dan zona pelusida dan
korona radiate sebagai pelindung.
2) Spermatozoa
Sperma memiliki bentuk seperti berudu,terdiri atas kepala
(terkandung inti dalamnya dan bentuk lonjong), leher
(penghubung antara kepala dan ekor) dan ekor (bisa
bergerak karena terkandung energy dan panjangnya ± 10
kali ukuran kepala).
3) Konsepsi
Konsepsi (Fertilisasi) adalah proses bertemunya antara inti
ovum dan sperma, kemudia terjadi pembentukan zigot.
Proses terjadinya konsepsi sebagai berikut:
a Saat proses ovulasi, ovum yang di lindungi korona
radiate di lepaskan.
b Didalam ovum jumlahnya berkurang saat di
perjalanan, pada saat ini saluran pada zona pelusida
mengalirkan nutrisi ke vitelus.
c Di bagian pers ampularis tuba dengan dinding di
penuhi dengan jonjot dan terselimuti sel bersilia. Pada
ampula tuba ovum dapat hidup lama.
d Setelah 12 jam ovum dapat di buahi dan dapat
bertahan hidup selama 48 jam. Dengan kekuatannya
sperma menyebar dan masuk melewati kanalis
servikalis. Kemudian, sperma menuju tuba falopi
dalam genitalia interna sperma dapat hidup selama 3
hari, ovum yang siap di buahi di keliligi oleh sperma.
4) Nidasi Implantasi
Proses tersebut terjadi di dinding depan atau belakang
bagian fundus uteri. Inti sperma yang masuk kedalam
sitoplasma membelah inti ovum. Pembelahan sering terjadi,
di sisi lain terbentuklah ruang dengan kandung cairan
(Blastula) dalam moruna.

2.2.3. Tanda-Tanda Kehamilan


Menurut Manuaba dalam Hendriana (2019), tanda-tanda kehamilan
yaitu:
1. Tanda tidak pasti atau dugaan kehamilan (Presumtive Sign)
a Amenorea (tidak dapat haid)
Amenorea merupakan gejala sangat penting, biasanya
wanita yang hamil tidak mengalami haid, dengan di
hitung tanggal HPHT sebagai tanda untuk menaksirkan
tanggal persalinan.
b Mual dan Muntah
Biasanya sering terjadi di usia kehamilan bulan
pertama sampai akhir bulan trimester pertama. Sering
di sebut “Imorning sickness” karena timbul di pagi
hari.
c Mengidam
Umumnya terjadi pada usia kehamilan trimester
pertama, namun akan berkurang dengan usia
kehamilan yang semakin tua.
d Anoreksia (tidak nafsu makan)
Hal ini hanya terjadi pada usia kehamilan trimester
pertama dan akan berkurang ketika usia kehamilan
semakin tua.
e Mamae usia kencing dan membesar
Hormone estrogem dan progresteron mempengaruhi
mamae menjadi kencang, karena 2 hormon tersebut
memicu ductus dan alveoli payudara.
f Sering BAK
Kandung kemih mengalami penekanan oleh uterus
yang makin besar, sehingga ibu hamil sering buang air
kecil. Pada usia trimester kedua kehamilan gejala
tersebut menghilang dan bisa kembali terjadi pada
akhir kehamilan karena kepala janin menekan kandung
kemih.
g Konstipasi
Menurunnya tonus otot usus yang di pengaruhi
hormone steroid pada masa kehamilan menyebabkan
ibu hamil kesulitan dalam buang air besar.
h Pigmentasi (Perubahan warna kulit)
Hal ini terjadi pada kehamilan di atas usia 12 minggu,
dipengaruhi hormone kortikosteroid plasenta yang
menyebabkan menyebabkan melanofor dan kulit
menjadi lebih terangsang.
i Epulis
Suatu hipertrofi papilla gingivae atau terjadinya
perdarahan pada gusi, biasanya terjadi pada usia
kehamilan trimester pertama.
j Varises (Pemekaran vena-vena)
Pembesaran pembuluh darah vena akibat adanya
pengaruh hormone esterogen dan progesterone,
terjainya di sekitar genitalia eskterna, kaki, betis dan
payudara.
2. Tanda kemungkinan Kehamilan (Probability sign)
a Perut membesar
Kondisi tersebut menunjukan tanda kehamilan sudah
menginjak usia di atas 14 minggu karena
pertumbuhan janin yang semakin membesar.
b Pembesaran pada uterus
Kondisi tersebut terjadi karena adanya perubahan
bentuk dan ukuran rahim.
c Tanda Hegar
Tekstur rahim menjadi lebih lunak pada masa
kehamilan, terutama di daerah isthumus uteri. Di
minggu pertama kehamilan isthmus uteri mengalami
hipertrofi seperti korput uteri, akibatnya terjadi
isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus
uteri, akibat terjadinya perubahan ukuran isthumus
seperti lebih lunak dan panjang.
d Tanda Chadwick
Biasanya terjadi di bagian Vulva, vagina dan juga
serviks yang di tandai dengan warnanya menjadi
kebiruan bahkan keunguan. Hal ini di pengaruhi
hormone estrogen.
f Tanda Piscaseck
Terjadinya pembesaran pada uterus, biasanya
pembesaran ini tidak merata sehingga menyebabkan
pembesaran uterus hanya di salah satu bagian.
g Tanda Broxton Hicks
Merupakan sihi khas uterus dalam kehamilan,
penyebabnya adalah keadaan uterus yang semakin
besar tetapi terjadinya kehamilan. Namun, tanda
Broxton Hicks tidak ditemukan pada mioma uteri.
h Tanda Ballotement
Ballotement merupakan tanda keberadaan janjin di
dalam uterus yang di tandai dengan adanya pantulan
balik karena adanya massa.
i Reaksi kehamilan positif
Kehamilan di tandai dengan adanya kuman Chlorionic
gonadotropin (HCG) yang menandakan hasil positif
pada saat melakukan test dengan menggunakan air
seni pertama di pagi hari. Test ini di berguna dalam
menentukan adanya kehamilan seawal mungkin.

2.3. Pengetahuan
2.3.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah seorang
mengadakan pengindraan pada suatu objek. Pengindraan pada
suatu objek terjadi melalui panca indra manusia terdiri dari
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendirinya. Pada waktu penginderaan sampai mendapat
pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian
persepsi terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan
manusiadi peroleh melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi,
2019).

2.3.2. Tingkat Pengetahuan


Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2010) ada 6 tingkat
pengetahuan yaitu:
a) Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang sudah terjadi
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
tentang suatu objek yang di ketahui dan di interprestasikan
secara benar dan tepat.
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk mempraktekkan
suatu materi yang sudah di pelajari pada keadaan real
(sebenarnya).
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan dalam menjabarkan atau
menjelaskan suatu objek atau materi tetapi masih dalam
struktur organisasi tersebut dan masih saling mengaitkan satu
dengan yang lainnya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah sesuatu yang dapat menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah suatu pengetahuan dalam melakukan penilaian
pada suatu materi atau objek.

2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu:
a) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses perubahan dan perilaku seseorang
atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin cepat menerima dan
memahami suatu informasi sehingga pengetahuan yang di miliki
juga semakin tinggi (Budiman dan Budiyanto, 2013).
b) Informasi/Media
Masa informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Informasi di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non-
formal. Dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan dan meningkatkan pengetahuan.
c) Sosial Budaya dan Ekonomi
Tradisi atau budaya seseorang yang di lakukan tanpa penalaran
apakah yang di lakukan baik atau buruk akan menambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi
juga menentukan tersedianya fasilitas yang di butuhkan dalam
kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
d) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan
kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak di respon sebagai pengetahun individu. Lingkungan yang
baik dalam pengetahuan yang di dapatkan akan baik tapi jika
lingkungan yang kurang baik maka pengetahuan yang di dapat
juga akan kurang baik.
e) Pengalaman
Pengalaman yang di peroleh dari pengalaman orang lain maupun
diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah di peroleh dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang
pada suatu permasalahan akan membuat orang tersebut
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan dari pengalaman
sebelumnya yang telah di alami sehingga pengalaman yang telah
di dapatkan bisa di jadikan sebagai pengetahuan jika
mendapatkan masalah yang sama.
f) Usia
Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin
berkembang juga daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang di peroleh juga akan semakin membaik dan
bertambah.
2.3.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara
atau angket dengan menanyakan tentang isi materi yang akan di
ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin di ketahui atau di ukur maka dapat di
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. (Notoatmojdo, 2012)
Pengetahuan seseorang dapat di ketahui atau di interpretasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu tingkat pengetahuan:
1) Baik bila skor atau nilai 76-100%
2) Cukup bila skor atau nilai 56-75%
3) Kurang bila skor atau nilai <56%
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan antara suatu konsep
dengan konsep lainnya dari suatu masalah yang di teliti. Kerangka konsep
ini di dapatkan suatu konsep atau teori yang di gunakan sebagai penelitian
(Masturoh & Anggita, 2018).
Adapun kerangka Penelitian ini yaitu:

Karakteristik Ibu Hamil:


1. Usia Pengetahuan Ibu Hamil
2. Pendidikan tentang ASI Eksklusif:
3. Pekerjaan 1. Baik
4. Pengetahuan 2. Cukup
5. Sikap 3. Kurang

Nutrisi Bayi:
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

: Variabel yang di teliti

: Variabel yang tidak di teliti


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif yaitu bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang ASI Ekslusif di wilayah
kerja Puskesmas Sikumana, Kecamatan Maulafa.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah mencakup pada
ibu hamil baik ibu hamil Primigravida dan multigravida. Di Puskesmas
Sikumana, Kota Kupang.
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang
memenuhi kriteria yang di tetapkan (Nursalam, 2015). Populasi dalam
penelitian yaitu ibu hamil yang berkunjung di puskesmas sikumana kota
kupang.

3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang di
miliki oleh populasi secara nyata di teliti dan tarik kesimpulan (Masturo
& Anggita, 2018).
Sampel penelitian ini di ambil Ibu Hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Sikumana Kota Kupang Berjumlah 44 orang. Maka,
keseluruhan populasi yang di jadikan sampel penelitian karena jumlah
populas di bawa 80. Sehingga, penelitian ini di namakan penelitian
populasi.

Rumus:
Maka, sampel yang di ambil menggunakan Rumus Slovin di atas
adalah 44 sampel. Subjek penelitian di rumuskan dalam Kriteria Inklusi
dan Eksklusi.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota
populasi menjadi sampel yang memnuhi criteria secara teori dan
terkait dengan topic dan kondisi penelitian (Masturoh & Anggita,
2018).
Kriteria Inkluasi dari penelitian ini yaitu:
a. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan kooperatif
b. Ibu hamil yang mampu berkomunikasi dengan baik.
c. Ibu Hamil Primigravida dan Multigravida
d. Tidak sedang sakit kornis/infeksi saat penelitian berlangsung
e. Berdomisili di Puskesmas Sikumana
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Ekskusi adalah Kriteria anggota populasi yang tidak
dapat di ambil sebagai sampel (Musturoh & Anggita, 2018).
a. Ibu hamil yang dalam keadaan sakit (gangguan pencarnaan,
anemia dll).
b. Ibu hamil riwayat gangguan kesehatan dan penyakit kronik
sebelum dan selama kehamilan.

3.3 Fokus Studi


Fokus studi pada penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
tentang ASI Eksklusif.

3.4 Definisi Operasional


Table 3.1. Definisi Operasional
Variable Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Usia Lamanya responden Kuesioner 1. > 20 Tahun Ordinal
hidup di hitung sejak 2. 20-35 Tahun
responden di lahirkan 3. < 35 Tahun
sampai penelitian di
lakukan.
Pendidikan Pendidikan terakhir Kuesioner 1. Rendah Ordinal
Responden 2. Menengah
3. Perguruan
Tinggi
Pekerjaan Kegiatan atau aktivitas Kuesioner 1. Bekerja (PNS, Ordinal
yang di lakukan setiap Honorer,
hari untuk mencari Pegawai
nafkah Swasta,
Wiraswasta)
2. Tidak Bekerja
(IRT)
Pengetahuan Seberapa tingkat Kuesioner 1. Baik Ordinal
pengetahuan Responden 2. Cukup
tentang ASI Eksklusif 3. Kurang

Sikap Bagaimana sikap Kuesioner 1. Baik


Responden terhadap cara 2. Cukup
pemberian ASI 3. Kurang
Pengertian Segala sesuatu yang di Kuesioner 1. Baik Ordinal
ASI ketahui Responden 2. Cukup
tentang apa itu ASI. 3. Kurang
Dengan Nilai skor:
1. Skor ≥ 28-40 Tingkat
Pengetahuan baik.
2. Skor 14-27 tingkat
Pengetahuan Cukup
3. Skor < 13 Tingkat
pengetahuan kurang
Manfaat ASI Segala sesuatu yang di Kuesioner 1. Baik Ordinal
ketahui Responden 2. Cukup
tentang Kegunaan ASI 3. Kurang
Dengan Nilai skor:
1. Skor ≥ 28-40 Tingkat
Pengetahuan baik.
2. Skor 14-27 tingkat
Pengetahuan Cukup
3. Skor < 13 Tingkat
pengetahuan kurang
Komposisi Segala sesuatu yang di Kuesioner 1. Baik Ordinal
ASI ketahui Responden 2. Cukup
tentang bagaimana 3. Kurang
Asupan makanan yang
terdapat dalam ASI,
Dengan Nilai Skor:
1. Skor ≥ 39-60 Tingkat
Pengetahuan baik.
2. Skor 14-38 tingkat
Pengetahuan Cukup
3. Skor < 13 Tingkat
pengetahuan kurang
Cara Segala sesuatu yang di Kuesioner 1. Baik Ordinal
Pemberian ketahui Responden 2. Cukup
ASI tentang bagaimana cara 3. Kurang
pemberian ASI.
Dengan Nilai Skor:
1. Skor ≥ 39-60 Tingkat
Pengetahuan baik.
2. Skor 14-38 tingkat
Pengetahuan Cukup
3. Skor < 13 Tingkat
pengetahuan kurang
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner
di gunakan untuk mengetahi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dalam
Pemberian ASI Eksklusif.

3.6 Metode Pengumpulan Data


Penelitian menggunakan metode pengumpulan data kuesioner.

3.7 Tempat dan Waktu


Penelitian ini di lakukan kepada ibu hamil mulai dari usia Trimester I,II
dan III di Puskesmas Sikumana, Nusa Tenggara Timur.

3.8 Analisis Data dan Penyajian Data


Metode analisis data yang akan di gunakan yaitu analisis univariat yang
di lakukan terhadap setiap variable dari hasil penelitian dengan mengunakan
table Distribusi frekuensi. Sehingga dapat menghasilkan distribusi dan
presentase setiap variable penelitian.

3.9 Etika Penelitian


Penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan instrument
kuesioner meminta data pribadi pasien. Maka, peneliti juga harus
memperhatikan etika dalam penelitian. Yaitu:
1. Informant Consent (persetujuan menjadi klien)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan memberikan
lembar persetujuan informed consent tersebut di berikan sebelum
penelitian di lakukan dengan memberikan lembar persetujuan dengan
menjadi subjek studi peneliti. Tujuan dari Informed Consent yaitu agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahu
dampaknya. Jika subyek bersedia maka harus menandatangani lembar
setujuan. Jika subyek tidak bersedia maka peneliti harus menghormati
hak subyek studi kasus.
2. Anonimty (Tanpa Nama)
Adalah masalah yang memberikan jaminan dalam subyek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
subyek studi kasus pada lembar alat ukut dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang di isikan.
3. Connfidentiality (Kerahasiaan)
Hasil penelitian baik itu melalui informasi ataupun masalah-
masalah lainnya, semua informasi yang telah di kumpulkan di jamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang di
laporkan pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Sikumana, Kota Kupang
Puskesmas Sikumana merupakan salah satu Puskesmas yang
berada di Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana mencakup 6 Kelurahan di
Wilayah Kecamaran Maulafa dengan Luas Wilayahnya sebesar 37,92
km². Kelurahan yang termasuk dalam Wilayah Kerja Puskesmas
Sikumana yaitu; Kelurahan Sikumana, Kelurahan Kolhua, Kelurahan
Belo, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Naikolan dan Kelurahan Oepura.
Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana mencakup seluruh penduduk
yang berdomisili di Kecamatan Maulafa. Puskesmas Sikumana
menjalankan beberapa program Kerja di antaranya; Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, Gizi, Imunisasi, Anak, ANC dan
Konseling Persalinan.

4.1.2. Gambaran Penelitian


Penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana,
Kecamatan Maulafa selama 5 hari. Responden adalah semua ibu hamil
dengan usia kehamilan Trimester 1, 2, dan 3 yang di jadikan Sampel
Penelitian yaitu sebanyak 44 ibu hamil. Proses awal Penelitian adalah
dengan membaik Kuesioner pada Ibu Hamil yang sedang melakukan
Pemeriksaan di Puskesmas.
Setelah melakukan pengambilan Data pada ke 44 ibu hamil untuk
menentukan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif
sesuai dengan Usia, Pekerjaan, Pendidikan, Usia Kehamilan, Jumlah
Anak yang Hidup, Kehamilan keberapa dan Riwayat Keguguran.
Penelitian ini menggunakan Analisis Univariant antara lain adanya
Data Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif.
Berdasarkan Hasil dari Pengambilan data langsung di Wilayah Kerja
Puskesmas Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.

4.1.3. Karakteristik Responden


Data Karakteistik Respon ini berupa Data Demografi Responden
yang terdiri dari Usia, Pekerjaan, Pendidikan dan Usia Kehamilan. Data
ini di timbulkan dalam Bentuk Distribusi Frekuensi dan Persentase Data
Demografi.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana, Kecamatan
Maulafa.
Karakteristik Frekuensi (n) Presentasi (%)
Usia
< 20 Tahun 1 2%
20-35 Tahun 35 80%
>35 Tahun 8 18%
Pendidikan
Rendah 3 7%
Menegah 21 48%
Perguruan Tinggi 20 45%
Pekerjaan
PNS 3 7%
Pegawai Swasta 2 5%
Wiraswasta 1 2%
Honorer 9 20%
Ibu Rumah Tangga 29 66%
Usia Kehamilan
Trimester I 14 32%
Trimester II 9 20%
Trimester III 21 48%
Total 44 100%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, Hasil Penelitian menunjukan bahwa
jumlah responden sebanyak 44 orang ibu hamil. Mayoritas Responden
berusia 20-35 tahun sebanyak 35 orang (80%), Berpendidikan
Menengah sebanyak 21 orang (48%), Bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga sebanyak 29 orang (66%) dan Usia Kehamilan Trimester III
sebanyak 21 orang (48%).

4.1.2. Analisis Hasil Penelitian


a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian ASI Ekslusif
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pengertian ASI
Eksklusif.
No Tingkat Pengetahuan Ibu F P (%)
Hamil Tentang Pengertian
ASI Eksklusif
1 Baik 13 30
2 Cukup 24 55
3 Kurang 7 16
Total 44 100

Berdasarkan Tabel 4.2 Menunjukan bahwa sebagian besar Ibu


Hamil memiliki Pengetahuan Kategori Cukup tentang Pengertian
ASI Eksklusif sebanyak 24 responden (55%).
b. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat ASI Eksklusif
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Manfaat ASI Eksklusif.
No Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil F P (%)
Tentang Manfaat ASI Eksklusif
1 Baik 42 95
2 Cukup 2 5
3 Kurang
Total 44 100
Berdasarkan Tabel 4.3 Menunjukan bahwa sebagian besar Ibu
Hamil memiliki Pengetahuan Kategori Baik tentang Manfaat ASI
Eksklusif sebanyak 42 Responden (95%).

c. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Komposisi ASI


Eksklusif
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Komposisi ASI Eksklusif.
No Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil F P (%)
Tentang Komposisi ASI Eksklusif
1 Baik 33 75
2 Cukup 7 16
3 Kurang 4 9
Total 44 100

Berdasarkan Tabel 4.3 Menunjukan bahwa sebagian besar Ibu


Hamil memiliki Pengetahuan Kategori Baik tentang Komposisi ASI
Eksklusif sebanyak 33 Responden (75%).
d. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Cara Pemberian ASI
Eksklusif
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif.
No Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil F P (%)
Tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif
1 Baik 27 61
2 Cukup 11 25
3 Kurang 6 14
Total 44 100
Berdasarkan Tabel 4.4. Menunjukan bahwa sebagian besar Ibu
Hamil memiliki Pengetahuan Kategori Baik tentang Cara Pemberian
ASI Eksklusif sebanyak 27 Responden (61%).

4.2 Pembahasan
a. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pengertian ASI
Eksklusif
Berdasarkan Hasil Penelitian dapat di ketahui bahwa
Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Pengertian ASI Eksklusif
di Puskesmas Sikumana yaitu kategori cukup berjumlah 24
Responden (55%). Pengetahuan Responden yang cukup atau
kurang di karenakan kurangnya pengetahuan tentang Pengertian
ASI Eksklusif. Dapat di lihat dari kuesioner tentang Pengertian
ASI Eksklusif kebanyakan dari Responden menjawab. Namun,
pada soal yang ke dua banyak Responden yang menjawab salah.
Hal ini di karenakan Responden belum memahami secara detail
tentang Pengertian ASI Eksklusif. Tingginya pengetahuan dapat di
peroleh lewat media elektronik atau media cetak. Kategori
Pengetahuan tentang Pengertian ASI Eksklusif dapat
dikelompokan pada tingkat Pengetahuan “tahu” Menurut Teori
Riyanto dan Budiman (2014). Tahu adalah mengingat suatu materi
yang di pelajari sebelumnya (Reccal). Misalnya dapat
menyebutkan Pengertian ASI Eksklusif. Namun, pada tingkat
kesadaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif sangat penting bagi
bayi. Maka, rata-rata Ibu Hamil yang memiliki Pengetahuan yang
cukup tentang Pengertian ASI Eksklusif.

b. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat ASI


Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI Eksklusif di
Puskesmas Sikumana dalam kategori Baik berjumlah 42
Responden (95%). Pengetahuan yang baik sudah menunjukan
bahwa Ibu Hamil sudah mampu mengetahui Manfaat ASI
Eksklusif. Manfaatnya pada bayi yaitu; Untuk mendapatkan
kehidupan yang baik, bayi yang mendapat ASI mempunyai
kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah
periode pernatal baik dan dapat mengurangi kemungkinan obesitas,
ASI juga dapat meningkatkan kecerdasan bagi bayi. Lemak pada
ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak pada bayi yang
terdapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang, ASI mengandung komposisi yang tepat yaitu
dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi seperti proporsi
yang seimbang dan cukup kualitas semua zat besi yang di butuhkan
pada bayi pada 6 bulan pertama (Kristyansari, 2009). Manfaat ASI
untuk Ibu yaitu; Pada Aspek kontrasepsi; hisapan mulut bayi pada
punting susu merangsang ujung saraf motorik sehingga post
anterior hipofase mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke
indung, menekan produksi ekstrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Pada Aspek kesehatan ibu; hisapan bayi pada payudara pada bayi
hipofisis dapat membantu involusi uteri dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan, pada Aspek penurunan berat badan;
ibu yang menyusui secara Eksklusif ternyata lebih cepat dan mudah
kembali keberat badan seperti semula, sebelum hamil dan pada
Aspek psikologis; ibu akan merasa bangga dan di perlukan, rasa
yang sangat di butuhkan oleh semua orang. Manfaat Untuk
Keluarga yaitu; Pada Aspek Ekonomi; ASI tidak perlu di beli
sehingga dana yang di butuhkan untuk membeli susu formula dapat
dipenuhi oleh keperluan yang lain, Pada Aspek Psikologi;
kebahagiaan keluarga akan bertambah, karena kelahiran lebih
jarang, sehingga suasana kejiwaan dapat bertambah baik dan dapat
mendekatkan hubungan baik antara bayi dan keluarga dan Pada
Aspek kemudahan; menyusui sangatlah praktis karena dapat di
berikan kapan dan di manapun ibu berada. Kategori Pengetahuan
tentang Manfaat ASI Eksklusif dapat di kelompokkan pada Tingkat
Pengetahuan “Memahami” Menurut Teori Riyanto dan Budiman
(2014). Tingkat pengetahuan memahami dengan artian suatu
kemampuan dalam menjelaskan secara benar tentang objek yang di
ketahui dan menginterprestasikan materi secara tepat atau benar.
Misalnya, dapat di jelaskan manfaat ASI sehingga pengetahuan
tentang Manfaat ASI Eksklusif termasuk dalam kategori baik.

c. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Komposisi ASI


Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Komposisi ASI Eksklusif di
Puskesmas Sikumana dalam kategori baik berjumlah 33 Responden
(75%). Pengetahuan Responden yang cukup atau kurang di
karenakan kurangnya pengetahuan tentang Komposisi ASI
Eksklusif. Dapat di lihat dari kuesioner tentang Pengertian ASI
Eksklusif kebanyakan dari Responden menjawab. Namun, pada soal
yang ke 12 banyak Responden yang menjawab salah. Hal ini di
karenakan Responden belum memahami secara detail tentang
Komposisi ASI Eksklusif. Semakin banyak informasi yang di
dapatkan maka semakin tinggi juga pengetahuan yang di miliki.
Kategori pengetahuan tentang komposisi ASI dapat di golongkan
pada tingkatan pengetahuan “Tahu” Menurut Teori Riyanto dan
Budiman (2014), Tahu artinya mengingkat suatu materi yang penah
di pelajari sebelumnya, Misalnya bisa menjelaskan Komposisi ASI
Eksklusif, Maka, rata-rata Ibu Hamil yang memiliki Pengetahuan
yang baik tentang Komposisi ASI Eksklusif.
d. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Cara Pemberian ASI
Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui Ibu Hamil
Tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sikumana
dalam Kategori Baik sebanyak 21 orang (61%), Pengetahuan yang
baik bisa menunjukan bahwa Ibu Hamil mampu mengetahui tentang
cara Pemberian ASI Eksklusif yaitu; menyusui bayi dapat di
lakukan sesuai dengan kebutuhan bayi (on Demand) bayi di biarkan
menyelesaikan hisapan pada payudara yang satu sebelum
memberikan hisapan pada payudara yang satunya agar bayi
mendapatkan Air Susu yang cukup. Menyusui dapat di lakukan
sesegra setelah bayi lahir, menyusui bayi juga dapat di lakukan
sesering mungkin termasuk pemberian ASI pada malam hari karena
menyusui bayi pada malam hari dapat membantu mempertahankan
kecukupan persendian ASI (BKKBN, 2008). Kaktegori
Pengetahuan tentang cara pemberian ASI Eksklusif dapat
digolongkan pada Tingkat Pengetahuan “Memahami” Menurut
Teori Riyanto dan Budiman (2014), Tingkatan Pengetahuan
memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang ingin di ketahui dan menginspirasikan
materi secara benat Misalnya bisa menjelaskan Komposisi ASI
Eksklusif, Maka, rata-rata Ibu Hamil yang memiliki Pengetahuan
yang baik tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif.
Berdasarkan Hasil Penelitian dapat di simpulkan bahwa
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di
Puskesmas Sikumana adalah Baik. Hal ini di karenakan paparan
informasi dari tenaga kesehatan setempat cukup detail atau sering
memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif. Tingkat
pengetahuan meliputi; Tahu, Memahami dan Analisis (Riyanto dan
Budiman, 2010). Tingkat pengetahuan Ibu Hamil pada kategori
baik di karenakan banyak ibu hamil yang sudah cukup tahu dan
memahami betapa pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, sehingga
bisa mengaplikasikan secara nyata dalam pemberian ASI Eksklusif.

4.3 Keterbatasan Penelitian


1. Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian yaitu tidak bisa
mengumpulkan responden dalam satu waktu. Sehingga, peneliti harus
mengunggu di puskesmas.

Dalam penelitian ini, responden yang datang adalah ibu hamil dengan
usia kehamilan 1-9 bulan pada jadwal pemeriksaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian dan Pembahasan di atas, maka kesimpulan
yang di ambil adalah:
1. Di ketahui sebagian besar responden merupakan Ibu Hamil dengan
Tingkat Pengetahuan tentang Pengertian ASI Eksklusif Kategori
cukup sebanyak 24 Responden (55%).
2. Di ketahui sebagian besar responden merupakan Ibu Hamil dengan
Tingkat Pengetahuan tentang Manfaat ASI Eksklusif Kategori Baik
sebanyak 42 Responden (95%).
3. Di ketahui sebagian besar responden merupakan Ibu Hamil dengan
Tingkat Pengetahuan tentang Komposisi ASI Eksklusif Kategori
Baik sebanyak 33 Responden (75%).
4. Di ketahui sebagian besar responden merupakan Ibu Hamil dengan
Tingkat Pengetahuan tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif
Kategori Baik sebanyak 27 Responden (61%).
5.2. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari hasil penelitian, Pelayanan Kesehatan selalu di tingkatkan dan
terus memberikan pendidikan kesehatan dan informasi mengenai ASI
Eksklusif pada Ibu Hamil agar dapat memberikan ASI Eksklusif secara
tepat dan benar.
2. Bagi Mahasiswa/i
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai sumber bacaan dan
referensi untuk teman-teman maupun peserta didik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian
ini sebagai sumber informasi atau data agar lebih lanjut tentang faktor-
faktor lain atau variabel-variabel yang berhubungan dengan ASI
Eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA

Josefa, K.G. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian


ASI Ekslusif pada Ibu.

Pollars, M. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. ECG. Jakarta

Roesli U. Paduan Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif, Jakarta: Pustaka
Budna; 2012

Wawan, A & Dewi, M. (2019), Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nurha Medika

Notoadmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Riyanto, & Budiman (2013). Kapita Seleka Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Kesehatan. Jakarta: Selemba Medika.

Depniknas, (2011). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah


Pertama. Jakarta: Dirjend Dikdasmen.

Roesli, (2012). Paduan Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta:
Pustaka Bunda.

Idrus, (2010). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yokyakarta: PT Gelora Akasara


Pratam.

Ambarwati, E & Wulandari, D (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yokyakarta:


Nuha Medika
BKKBN (2008). Buku Pedoman ASI Eksklusif Bagi Petugas. Jakarta: BKKBN

Kristyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Musturoh, I & Anggita N (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Tahun


2018). Kementrian Kesehatan RI

Nursalam (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan


Praktis. Edisi 4 (4th ed). Selemba Medika.

Herdiana, (2019). Karakteristik Ibu Hamil. Journal of Chemical Information


and Modeling, 53(9). 1689-1699

Rinata, E & Andayani,G.A (2018). Karakteristik Ibu (Usia, Paritas,


Pendidikan) dan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III. Medisains, 16(1), 14

Profil Data Kesehatan Indonesia. (2018), Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-


6 bulan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

You might also like