KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 423 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
PENYULUH PERIKANAN BANTU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA.
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
a. bahwa dalam rangka memberikan pedoman bagi Penyuluh
Perikanan, UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan
perikanan, dan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan, perlu adanya Pedoman Pengelolaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan
dan Perikanan tentang Pedoman Pengelolaan Penyuluh
Perikanan Bantu;
1. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);
2, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
48 /PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1114).
MEMUTUSKAN
PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA
MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN PENYULUH PERIKANAN BANTU.Pasal 1
Menetapkan Pedoman Pengelolaan Penyuluh Perikanan Bantu, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 2
Pedoman Pengelolaan Penyuluh Perikanan Bantu merupakan petunjuk dan
acuan bagi Penyuluh Perikanan Bantu, Unit Pelaksana Teknis Badan Riset
dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan yang menangani
penyuluhan perikanan, serta Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan.
Pasal 3
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juli 2022
KEPALA BADAN RISET
DAN SUMBER DAYA MANUSIA.
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Tid.
1 NYOMAN RADIARTA
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia
KusdiantoroLAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 423 TAHUN 2022
TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
PENYULUH PERIKANAN BANTU
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang 45 Tahun
2009 mengamanahkan pengembangan sumber daya manusia kelautan dan
perikanan antara lain dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan perikanan.
Sesuai Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, disebutkan bahwa
penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pelaku utama dan pelaku usaha
sektor kelautan dan perikanan yang dimaksud adalah nelayan,
pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan, dan petambak
garam.
Kegiatan Penyuluhan Perikanan dilakukan oleh Penyuluh Perikanan
Aparatur Sipil Negara, Penyuluh Perikanan Swadaya, dan Penyuluh
Perikanan Swasta. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh
perikanan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah Nomor 62
Tahun 2014 tentang Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan
Pasal 42 ayat (2) ayat (1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat
mengangkat penyuluh perikanan kehormatan dan/atau Penyuluh
Perikanan Bantu.
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan menjadi dasar bahwa Penyuluh Perikanan
sebagai subjek kegiatan penyuluhan kepada para pelaku utama dan
pelaku usaha di lokasinya. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan
dan Petambak Garam juga berkorelasi dengan peran Penyuluh Perikanan
dalam melakukan pendampingan dan penyuluhan untuk pemberdayaan
pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Penyuluh Perikanan sebagai wakil Kementerian Kelautan dan
Perikanan di lapangan dan garda terdepan pembangunan Kelautan dan
Perikanan memiliki peran penting khususnya dalam mensukseskan
Program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mutlak
didukung Penyuluh Perikanan. Pertama, penerapan _ kebijakan
penangkapan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan
Perikanan untuk keberlanjutan ekologi. Kedua, pengembangan perikananbudidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar
global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Ketiga,
pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
B. Tujuan
Pedoman Pengelolaan Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) ini bertujuan
sebagai acuan atau panduan bagi PPB di lapangan dalam memperlancar
tugas dan fungsinya melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada
kelompok pelaku utama dan pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan.
C. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan:
1.Penyuluh Perikanan Bantu, yang selanjutnya disingkat PPB adalah
tenaga teknis yang diberi tugas dan kewenangan oleh pejabat yang
berwenang di pusat untuk melaksanakan tugas Penyuluhan Perikanan
dalam suatu ikatan kerja selama jangka waktu tertentu.
2. Programa Penyuluhan Perikanan Nasional adalah rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan perikanan.
3.Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan adalah suatu rencana tertulis
yang dibuat oleh penyuluh perikanan untuk suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk kegiatan penyuluhan perikanan.
4. Unit Pelaksana Teknis Balai Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan
dan Perikanan yang menangani penyuluhan perikanan, yang
selanjutnya disebut sebagai UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan adalah 9 (Sembilan) satuan administrasi pangkal Penyuluh
Perikanan yaitu Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan
Perikanan Gondol, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan
Penyuluhan Perikanan Bogor, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan Maros, Balai Riset Perikanan Perairan Umum
dan Penyuluhan Perikanan Palembang, Balai Pelatihan dan Penyuluhan
Perikanan Medan, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal,
Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi, Balai Pelatihan
dan Penyuluhan Perikanan Bitung, dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan
Perikanan Ambon.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Pengelolaan PPB terdiri atas:
. Tugas dan Fungsi PPB;
. Target Kinerja dan Mekanisme Kerja PPB;
. Pembinaan dan Pengawasan PPB;
. Pelaporan dan Evaluasi PPB;
. Pembayaran Honorarium dan Biaya Operasional Penyuluh bagi PPB; dan
. Pengangkatan PPB.
a9eseneE. Sasaran
Sasaran dari Pedoman Pengelolaan PPB sebagai berikut :
1. Instansi Pembina Penyuluh Perikanan;
2. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan;
3. Dinas kabupaten/kota yang membidangi urusan perikanan;
4. Koordinator Penyuluh Perikanan; dan
5. PPB.BAB IL
TUGAS, FUNGSI, DAN WILAYAH KERJA
A. Tugas
Tugas PPB adalah melaksanakan kegiatan penyuluhan perikanan
yang meliputi:
1, menyusun rencana kerja penyuluhan perikanan;
2. mendampingi kelompok kelautan dan perikanan;
menumbuhkan kelompok kelautan dan perikanan;
menilai kelas kelompok kelautan dan perikanan;
membina pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) sektor kelautan dan
perikanan;
memfasilitasi kemitraan pemasaran hasil dan sarana produksi sektor
kelautan dan perikanan;
7. memfasilitasi akses teknologi dan informasi sektor kelautan dan
perikanan;
8. memfasilitasi kemitraan permodalan/pembiayaan sektor kelautan dan
perikanan;
9. mensosialisasikan peraturan kelautan dan perikanan;
10. melakukan pembinaan koperasi sektor kelautan dan perikanan;
11. mendampingi program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) termasuk bantuan pemerintah KKP tahun berjalan atau tahun
sebelumnya;
12, mendaftarkan dan/atau memutakhirkan data pelaku _usaha
(perseorangan dan non perseorangan) sektor kelautan dan perikanan
(KUSUKA dan produksi); dan
13. membuat laporan.
—
=
B. Fungsi
PPB memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Enlightening, yaitu kemampuan Penyuluh Perikanan memberikan
pencerahan kepada masyarakat. Enlightening diartikan sebagai upaya
penyuluh merubah perilaku dan sikap pelaku utama dari tidak mau
menjadi mau;
2. Enrichment, yaitu setiap Penyuluh Perikanan harus dapat memperkaya
pelaku utama/usaha dengan informasi dan teknologi, sehingga
penyuluh lah sumber pengetahuan. Enrichment diartikan sebagai upaya
Penyuluh Perikanan merubah perilaku dan sikap pelaku utama dari
tidak tahu menjadi tahu; dan
3. Empowerment, yaitu kemampuan Penyuluh Perikanan dalam
memberdayakan masyarakat dan menginisiasi untuk menciptakan
sesuatu dalam rangka mengubah hidup pelaku utama dan pelaku
usaha. Empowerment diartikan sebagai upaya Penyuluh untuk
meningkatkan kapasitas dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
usaha.C. Wilayah Kerja
Wilayah kerja PPB meliputi kawasan sentra dan/atau potensi
kelautan dan perikanan atau kecamatan yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kabupaten /Kota yang membidangi urusan perikanan.BAB IIL
‘TARGET KINERJA, PERJANJIAN KINERJA, WAKTU PENYELESAIAN
DAN MEKANISME KERJA
A. Target Kinerja
‘Target kinerja PPB dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Target Kinerja PPB
No
KEGIATAN
TARGET PPB
Wilayah
Barat
Wilayah
‘Tengah
Wilayah
Timur
Menyusun rencana kerja penyuluhan perikanan
a. Rencana Kerja Tahunan
(RKT)
1
i
b. Rencana Kerja Bulanan
(RKB)
12
12
12
Mendampingi kelompok
kelautan dan perikanan
9
Menumbuhkan kelompok
kelautan dan perikanan
Menilai kelas kelompok
kelautan dan perikanan
Membina pelaku usaha
mikro dan kecil (UMK)
sektor kelautan dan
perikanan
Memfasilitasi kemitraan
permodalan/pembiayaan
sektor kelautan dan
perikanan
Memfasilitasi kemitraan
pemasaran hasil dan
sarana produksi sektor
kelautan dan perikanan
Memfasilitasi akses
teknologi dan informasi
sektor kelautan dan
perikanan
Mensosialisasikan
peraturan kelautan dan
perikanan
10
Membina koperasi sektor
kelautan dan perikanan
11
Mendampingi program
prioritas KKP termasuk
bantuan pemerintah KKP
tahun berjalan atau tahun
sebelumnya
12
Mendaftarkan dan/atau
(KUSUKA dan produksi)
memutakhirkan
(perseorangan dan non perseorangan) sektor kelautan dan
data pelaku_usaha
perikanan
a. Kusuka
150
120
eyTARGET PPB
NO KEGIATAN Wilayah Wilayah Wilayah
Barat Tengah ‘Timur
b. Produksi 50 30 25
Membuat laporan
a. Laporan bulanan 12 12 12
b. Laporan tahunan 1 1 i
13 |¢Taporan produksi
kelompok kelautan dan
perikanan melalui Luh 12 i 2
Lapor (per bulan)
B, Perjanjian Kinerja
PBB mengisi, menandatangani dan menyampaikan perjanjian kinerja
kepada Kepala UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan.
Form Perjanjian Kinerja PPB sebagaimana pada form 1.
Form 1.
Perjanjian Kinerja PPB
PERJANJIAN KINERJA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
‘Tempat Tanggal/Lahir
NIK Hare
Jabatan : Penyuluh Perikanan Bantu
Kabupaten/Kota Penempatan
Menyatakan bahwa saya akan melaksanakan ketentuan sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas sesuai target kinerja;
2. Membuat dan menyampaikan laporan secara benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila tidak menyampaikan laporan selama 2
bulan berturut-turut dianggap mengundurkan diri;
3. Tidak ikut terlibat dalam politik praktis;
4. Bersedia menyelesaikan kontrak kerja selama tahun berjalan. Apabila
mengundurkan diri sebelum masa kontrak selesai tidak akan direkrut
menjadi PPB tahun berikutnya;
5. Tidak terlibat dalam Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Gratifikasi; dan
6. Bersedia melaksanakan tugas lain yang dibebankan oleh Kepala BRSDM
KP.
Demikian pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari saya tidak
mengindahkan dan/atau melaksanakan kontrak kinerja ini, saya bersediamenerima sanksi baik berupa teguran lisan, teguran tertulis dan/tau
pemberhentian sebagai PPB.
Mengetahui,
Kepala UPT BRSDM KP...
C. Waktu Penyelesaian
Kab/Kota.
Pembuat Perjanjian Kinerja
Waktu penyelesaian taget kinerja dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
ini:
Tabel 2. Waktu Penyelesaian Kinerja PPB
a eee ‘Waktu Penyelesaian (Bulan ke)
Menyusun rencana kerja
penyuluhan perikanan’
Mendampingi kelompok
kelautan dan perikanan
Menumbuhkan kelompok
kelautan dan perikanan
Menilai kelas kelompok
kelautan dan perikanan
Membina pelaku usaha mikro
5 | dan kecil (UMK) sektor
kelautan dan perikanan
Memfasilitasi kemitraan
pemasaran hasil dan sarana
produksi sektor kelautan dan
perikanan
Memfasilitasi akses teknologi
7 | dan informasi sektor kelautan
dan perikanan
Memfasilitasi kemitraan
permodalan/pembiayaan
sektor kelautan dan
perikanan
Mensosialisasikan peraturan
kelautan dan perikanan
Membina koperasi sektor
kelautan dan perikanan
Mendampingi program
prioritas KKP termasuk
11 | bantuan pemerintah KKP
tahun berjalan atau tahun
sebelumnya
1
2
10
1/2/3/4[/5/6[7/s8[9[10/ 11/12a
a re Waktu Penyelesaian (Bulan ke) _|
Ines 1[2[3/4]5|6|7/8/9/ 10/11/12)
12
Mendaftarkan dan/atau
memutakhirkan data pelaku
usaha (perseorangan dan non
perseorangan) sektor kelautan
dan perikanan (KUSUKA dan
produksi)
13
Membuat laporan
D. Mekanisme Kerja
2 wx
1
Mekanisme kerja PPB sebagai berikut:
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan SK PPB dan
menyampaikan ke UPT BRSDM KP;
UPT BRSDM KP menyampaikan SK PPB ke Kepala Dinas yang
menangani perikanan Kabupaten/Kota;
Berdasarkan SK KKP, Dinas yang menangani _ perikanan
Kabupaten/Kota menetapkan wilayah kerja kecamatan dan
menyampaikan penetapan wilayah tersebut ke UPT BRSDM KP;
PPB melakukan koordinasi kepada Kepala Dinas yang menangani
perikanan Kabupaten/Kota dan Koordinator Penyuluh Perikanan
Kabupaten /Kota di wilayah kerjanya;
PPB melakukan penyuluhan dan pendampingan sesuai tugas yang telah
ditetapkan di wilayah kerjanya;
UPT BRSDM KP, Dinas yang menangani perikanan Kabupaten/Kota
dan Koordinator Penyuluh Perikanan melakukan pembinaan kepada
PPB;
PPB membuat laporan kegiatan penyuluhan dan pendampingan;
Laporan divalidasi oleh Koordinator Penyuluh Perikanan dan disahkan
oleh Kepala Dinas yang menangani perikanan Kabupaten /Kota;
PPB menyampaikan laporan kegiatan penyuluhan dan pendampingan ke
UPT BRSDM KP;
. UPT BRSDM KP melakukan pembinaan, pengawasan, monitoring, dan
evaluasi kepada PPB dan menyampaikannya ke Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan; dan
Dinas yang menangani perikanan Kabupaten/Kota dapat melakukan
pengawasan dan monitoring kepada PPB dan berkoordinasi dengan UPT
BRSDM KP.BABIV
KEWAJIBAN, LARANGAN, KODE ETIK, DAN HAK
A. Kewajiban
PPB memiliki kewajiban:
1. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PPB dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab;
3. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan martabat PPB;
4. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang dan/atau golongan;
5. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Negara;
6. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan dan materil;
7. mentaati ketentuan jam kerja;
8. Mencapai target kinerja PBB yang telah ditetapkan; dan
9. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelaku utama dan/atau
pelaku usaha kelautan dan perikanan.
B, Larangan
PPB dilarang:
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. Bekerja di tempat lain saat masih terikat perjanjian kerja sebagai
Penyuluh Perikanan bantu;
4. Mencalonkan diri menjadi Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
5. Menjadi Kepala Desa; dan
6. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara:
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
‘b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan artibut partai atau
artibut Penyuluh Perikanan Bantu;
c, Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS, PPB lain
dan masyarakat.
C. Kode Etik
D.
eon
PPB dalam melaksanakan tugas penyuluhan perikanan wajib
mematuhi kode etik sebagai berikut:
1. Menghargai norma-norma agama, sosial dan budaya di wilayah kerja;
2. Menjaga sikap, ucapan dan tindakan;
3. Mengikuti ketentuan-ketentuan tugas sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
4, Melaksanakan tugasnya secara adil dan tidak memihak;
5. Lugas, tulus, ikhlas dan jujur dalam mendampingi pelaku utama dan
pelaku usaha beserta keluarganya;
6. Memelihara dan menjaga kesetiakawanan serta jiwa korsa seprofesi;
7. Menjunjung tinggi martabat korps dengan patuh dan taat terhadap
peraturan yang berlaku;
8. Menjunjung tinggi profesionalisme;
9. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap sesuai dengan
tugas dan fungsi;
10. Melaksanakan tugas penyuluhan sesuai target;
11. Membuat dan menyampaikan pelaporan realisasi capaian kinerja
secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan;
12. Berperan secara proaktif dalam mencegah dan pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam
perbuatan tercela;
13. Tidak meminta atau menerima pemberian (gratifikasi) secara langsung
atau tidak langsung terkait dengan jabatan atau pekerjaan yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
14. Menghindari pertentangan kepentingan dalam melaksanakan tugas;
15, Bersedia melaksanakan tugas lain yang dibebankan oleh Badan Riset
dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; dan
16. Bersedia menjaga rahasia Negara.
Hak
PPB berhak memperoleh:
Honorarium;
Biaya Operasional Penyuluh;
Cuti; dan
Peningkatan kompetensi.BABV
PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Pelaporan
Laporan kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan menjadi salah
satu dasar pertimbangan dalam perumusan kebijakan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, oleh karenannya laporan yang disusun haruslah
mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan sesuai dengan
Kondisi nyata di lapangan serta tersedia secara terus menerus dan
berkelanjutan.
Kegiatan penyuluhan perikanan yang dilaporkan, mencakup tiga unsur
utama kegiatan penyuluhan yang terdiri atas :
1. Persiapan Penyuluhan
Persiapan penyuluhan perikanan terdiri atas Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh Perikanan yang dibuat satu kali dalam satu tahun dan
Rencana Kerja Bulanan Penyuluh Perikanan yang disusun setiap
bulan.
2. Pelaksanaan Penyuluhan
Laporan pelaksanaan penyuluhan perikanan terdiri atas laporan
berbasis online, dan laporan kegiatan bulanan (laporan capaian kinerja)
yang disusun setiap akhir bulan.
3. Evaluasi Penyuluhan
Laporan evaluasi penyuluhan merupakan Laporan Tahunan yang
disusun pada akhir tahun tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan
perikanan pada tahun berjalan, sesuai format laporan sebagai berikut :
Cover
Kata Pengantar
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
I. PENDAHULUAN
I. KONDISI WILAYAH KERJA/MONOGRAFI
Ill. HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN
IV. EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
V. KENDALA, SOLUSI, DAN SARAN
VI. PENUTUP
LAMPIRAN (SK Wilayah Kerja, Rencana Kerja Tahunan, Profil
Kelompok, Data Dukung Capaian, Dokumentasi)
4. Laporan Produksi Kelompok Kelautan dan Perikanan Melalui #LuhLapor
Sosial media Twitter memiliki fitur twitter analytics untuk kebutuhan
analisis ( trending, sentiment analysis, dsb) yang dapat dimanfaatkan
untuk melihat aktifitas tweet penyuluh,Kegiatan #Luhlapor saat ini difokuskan untuk melaporkan data
produksi kelompok, yaitu panen benih atau panen ikan/udang pada
Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan),
penangkapan ikan oleh
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan, dan kegiatan produksi
Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar).
Alur proses #Luhlapor sebagai berikut :
Penyuluh KP
I
Cuitan/
‘Tweets >| Data Cuitan [>|
Analisis
B, Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kinerja PPB. PPB berkinerja
“sangat kurang” dapat dilakukan pemutusan perjanjian kerja. Sedangkan
PPB berkinerja “kurang” dapat dipindahkan lokasi penugasannya pada
wilayah kerja sentra atau potensi kelautan dan perikanan yang kekurangan
Penyuluh Perikanan.
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Indikator Evaluasi Kinerja PPB
Penyuluh
Laporan Produksi
[—*| kelompok binaan
Laporan Aktivitas
Indikator penilaian kinerja PPB dapat dilihat pada
Nilai
No Kegiatan Target* Indeks Nilai Total
Menyusun rencana kerja penyuluhan perikanan
, [a Rencana Kerja Tahunan (RKT)_| 1 dokumen | 5/RKT 5
; 12
b. Rencana Kerja Bulanan (RKB) dokumen 0,5/RKB 6
kelompok 2,22/Kelompok
Mendampingi kelompok kelautan 8
2 | Gan perikanan kelompok |25/Kelompok | 99
-
elompok |2.85/ Kelompok
Menumbuhkan kelompok kelautan 1
Sareea elompok |10/ Ketompok | 10
Menilai kelas kelompok kelautan 3
4 eee elompok |3:53/ Kelompok | 10
Membina pelaica usaha mikro dan
5 | kecil (UMK) sektor kelautan dan 1 UMK 2/UMK 2
pat
Memfasilitasi kemitraan 7 [= Proposal= 2
6 | permodalan/pembiayaan sektor |_|. 4
kelautan dan perikanan Polk | pencairan = 4
Memfasilitasi kemitraan pemasaran ;
hasil dan sarana produksi sektor 4/Kelompok 4
7 | kelautan dan perikanan kelompok
Memfasilitasi akses teknologi dan 9 5
8 | informasi sektor kelautan dan kelompok_| 9-56/KelompokNilai
No Kegiatan Target* [Indeks Nilat | Ny
perikanan 3
kelompok | 625 /Kelompok
7
kelompok | 9:72/Kelompok
9
kelompok_| 9-56/Kelompok
Mensosialisasikan peraturan 8
9 | kelautan dan perikanan kelompok_| 0625 /Kelompok | 5
ae
kelompok | °72/Kelompok
Membina koperasi sektor kelautan : :
1 eee 1 koperasi | 5/koperasi 5
Mendampingi program prioritas KKP . Proposal .
11 | termasuk bantuan pemerintah KKP 1 ~ Buti 10
tahun berjalan atau tahun Kelompok | Penerimaan dan
sebelumnya pendampingen=
Mendaftarkan dan/atau memutakhirkan data pelaku usaha (perseorangan
dan non perseorangan) sektor kelautan dan perikanan (KUSUKA dan
produksi)
100 RTP_|0,1/Kusuka 10
12} a. Kusuka 100 RTP_|0,1/Kusuka
75 RTP_|0,13/Kusuka
- 35 RTP | 0,28/Data 10
b. Produksi 30RTP__|0,33/Data
25RTP | 0,4/Data
Membuat laporan
12
a. Laporan bulanan Dokumen | 0-5/Laporan 6
13 i
b. Laporan tahunan Dokumen | 5/Laporan 5
¢. Laporan produksi kelompok -
Kelautan dan perikanan melalui Dokwnen | 025/Laporan 3
Luh Lapor (per bulan)
TOTAL 120
‘Tabel 4. Kriteria penilaian
No Kriteria Nilai
1_| Sangat Baik 110-120
2 | Baik 90-109
3 | Cukup 70-89
4 [Kurang 50-69
S| Sangat Kurang <50BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. Pembinaan
1, Kehadiran (Presensi)
a. Penyuluh Perikanan Bantu wajib mematuhi hari dan jam kerja yang
telah ditetapkan oleh Kepala Dinas di wilayah tugas masing-masing;
b. Penyuluh Perikanan Bantu wajib. += membuat —daftar
kehadiran/presensi yang di tandatangani oleh _—ikepala
Dinas/Camat/Lurah/Kepala Desa
Nama
Wilayah Kerja
Bulan :
Tanggal | Jamdatang | Paraf Jam Pulang | Paraf
Mengetahui ..» Februari 2022
(Koorluhkan PNS) (Nama PPB)
NIP. =
Mengesahkan
(Kepala Dinas/Camat/Kades)
NIP...
2. Cuti
Setiap PPB berhak mendapatkan cuti.
a. Jenis-jenis cuti
1) Cuti Sakit
a) PBB yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14
{empat belas) hari berhak atas cuti sakit dengan melampirkan
surat keterangan dokter;
b) PBB yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas
cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah;
c) Surat keterangan dokter paling sedikit memuat pernyataan
tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan
lain yang diperlukan;
d) PBB yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas
cuti sakit paling lama 1 (satu) bulan;
e) PBB yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu
1 (satu) bulan dilakukan pemutusan hubungan perjanjian
kerja; danf) PBB yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang
bersangkutan perlu mendapatkan perawatan berhak atas cuti
sakit paling lama 3 (tiga) bulan.
2) Cuti Melahirkan
a) Penyuluh Perikanan Bantu berhak atas cuti melahirkan untuk
kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ke dua;
dan
b) Cuti melahirkan dapat diberikan paling lama 2 (dua) bulan.
3) Cuti Bersama
a) Cuti Bersama bagi Penyuluh Perikanan Bantu mengikuti
ketentuan Cuti Bersama bagi PNS.
b. Mekanisme Pemberian Cuti
1) Untuk menggunakan hak atas cuti, Penyuluh Perikanan Bantu
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Kepala UPT
BRSDM KP;
2) Hak atas cuti diberikan secara tertulis oleh Kepala UPT BRSDM
KP:
3) Penyuluh Perikanan Bantu yang sedang menggunakan hak atas
Cuti Bersama dapat dipanggil kembali apabila kepentingan
dinas mendesak; dan
4) Penyuluh Perikanan Bantu yang sedang menggunakan hak atas
Cuti Sakit dan
honorarium.
3. Sanksi
PPB diberikan sanksi seperti pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Sanksi
Cuti Melahirkan berhak mendapatkan
NO.
JENIS SANKSI
PENYEBAB
1
Teguran Lisan
T. Pengaduan dari Kepala Dinas;
2. Dalam waktu 6 (enam) bulan capaian
kinerja masih dibawah 50%.
Teguran Tertulis
1. Tidak masuk kerja tanpa keterangan
selama 3 (tiga) hari;
2. Dalam 1 (satu) bulan tidak melakukan
perbaikan atas Teguran Lisan;
Dalam waktu 9 (sembilan) bulan
capaian kinerja masih dibawah 60%;
Tidak masuk kerja tanpa keterangan
selama 5 (lima) hari.
-
Pemutusan
Perjanjian Kerja
Diterima menjadi CPNS atau tempat lain
Melakukan tindakan yang dilarang;
Menjadi anggota partai;
Membuat laporan palsu;
Pengaduan dari masyarakat dan
dinyatakan terbuktis
Ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus pidana;
7. Hasil evaluasi kinerja selama perjanjian
kerja “sangat kurang”
o PONE
Pemindahan wilayah
kerja
Hasil evaluasi kinerja selama perjanjian
kerja ‘kurang”B. Pengawasan
Pengawasan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh UPT
BRSDM KP yang menangani Penyuluhan Perikanan dengan melibatkan
Dinas yang menangani perikanan Kabupaten/Kota. Pengawasan di tingkat
kabupaten/kota mencakup tingkat kehadiran, pencapaian kinerja, dan
pelaporan.BAB VII
PEMBAYARAN HONORARIUM
DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH
A. Honorarium
1. PPB menerima Honorarium sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Mekanisme pembayaran honorarium
‘Tahapan dalam pengajuan honorarium PPB:
a. PBB membuat laporan dan diverifikasi oleh Tim Pembayaran
Honorarium masing-masing UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan;
b, Tim Pembayaran Honorarium UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan memverifikasi dan merekapitulasi PBB yang telah
membuat laporan, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya;
c. Tim Pembayaran Honorarium UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan menginput data Penyuluh Perikanan Bantu yang akan
dibayarkan ke aplikasi PPNPN;
d. Tim Pembayaran Honorarium UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan mengajukan usulan pembayaran honorarium ke KPPN;
e. KPPN memverifikasi nama, nomor rekening, bank tujuan atas usulan
UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan;
f, KPPN mentransfer Honorarium ke rekening masing - masing PPB.
Mekanisme pembayaran honorarium PPB seperti ditunjukkan pada
Gambar 1
Gambar 1. Mekanisme Pembayaran Honorarium Penyuluh Perikanan
B. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Perikanan
1. Besaran BOP Perikanan
PPB menerima BOP Perikanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Peruntukan BOP Perikanan
BOP Perikanan digunakan untuk mefasilitasi pelaksanaan kunjungan,
pendampingan, dan bimbingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha.3. Mekanisme pembayaran BOP Perikanan
a, PBB membuat dan menyampaikan laporan paling lambat tanggal 5
setiap bulan berikutnya yang diketahui oleh Koordinator Penyuluh
Perikanan dan cKepala Dinas yang menangani__perikanan
Kabupaten /Kota;
b. Tim pengelola administrasi BOP Perikanan UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan memverifikasi dan merekapitulasi PPB yang
telah membuat laporan, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya;
c. Tim pengelola administrasi BOP Perikanan UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan mengajukan usulan pembayaran BOP
Perikanan ke KPPN;
d. KPPN memverifikasi nama, nomor rekening, bank tujuan atas usulan
UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan; dan
e. KPPN mentransfer BOP ke rekening masing - masing PPB.
Mekanisme pembayaran BOP Perikanan seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.
Je
Gambar 2. Mekanisme Pembayaran BOP PerikananBAB VIII
PENUTUP
Pedoman Pengelolaan PPB ini wajib dipedomani oleh PPB, UPT BRSDSM.
KP yang menangani penyuluhan perikanan, dan Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya serta dijadikan acuan pembinaan oleh Unit Esclon I Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota, dan
pihak/instansi terkait.
KEPALA BADAN RISET.
DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Ted.
I NYOMAN RADIARTA
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia
Kusdiantoro