You are on page 1of 17
WALIKOTA SABANG PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 26 TAHUN 2019 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOTA SABANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA. Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang kebijakan dan strategi Kota Sabang dalam Pengelolaan Sampah Rumah ‘Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; :1, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Sabang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah ... Menetapkan Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor Nomor P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018 tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga; 7. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2011 Nomor 7). 8. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2016 tentang Kriteria dan Tata Cara Pemberian Insentif Pengelolaan Lingkungan Hidup di Aceh. 9. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 55 Tahun 2016 tentang Pola Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. 10. Peraturan Gubernur Acch Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pemantauan dan Pengawasan Lingkungan Hidup di Aceh. 11. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sabang Tahun 2007-2027 (Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2009 Nomor 4); MEMUTUSKAN: PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOTA SABANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1, Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan schari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. 2, Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah Sampah Rumah Tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. 3. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah. 4. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang selanjutnya disebut Jakstranas adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat nasional yang terpadu dan berkelanjutan. 5. Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumal Tangga 1 Tangga yang selanjutnya disebut Jakstrada adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota yang terpadu dan berkelanjutan. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan lingkungan hidup. BAB II ARAH JAKSTRADA Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Jakstrada memuat: a.arah kebijakan pengurangan dan _penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan b.strategi, program, dan target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (2) Jakstrada sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2025. Bagian Kedua Arah Kebijakan Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 3 (1) Arah kebijakan pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a meliputi peningkatan kinerja di bidang: a.pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan b.penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (2) Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui: a.pembatasan timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b.pendauran ulang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan/atau c.pemanfaatan kembali Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (3) Penanganan .. I (3) Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui: a. pemilahan; b. pengumpulan; c. pengangkutan; d.pengolahan; dan e. pemrosesan akhir. Bagian Ketiga Strategi, Target, dan Program Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 4 (1) Strategi pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi: a. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b. penguatan koordinasi dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; . penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif di daerah dalam penyediaan anggaran pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; d. peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan, dan sumber daya manusia dalam upaya pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; e. pembentukan sistem informasi; f. penguatan _keterlibatan _ masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi; g. penerapan dan pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan h. penguatan komitmen dunia usaha melalui penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (2) Strategi penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi: a. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; b. penguatan ... t | (1) (2) b.penguatan koordinasi dan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; c. penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif di daerah dalam penyediaan anggaran penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; d.peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan, dan sumber daya manusia dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; e. pembentukan sistem informasi; f. penguatan _keterlibatan masyarakat —melalui komunikasi, informasi, dan edukasi; 8 penerapan dan pengembangan skema investasi, operasional, dan pemeliharaan; h.penguatan penegakan hukum; i. penguatan keterlibatan dunia usaha melalui kemitraan dengan Pemerintah Pusat; 4. penerapan teknologi penanganan Sampah Rumah ‘Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang ramah lingkungan dan tepat guna; dan k.penerapan dan pengembangan sistem insentif dan disinsentif dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Pasal 5 Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi: a.pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025; dan b.penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025. Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 6 ... ‘| Pasal 6 Jakstrada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 dilaksanakan melalui program sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. () (2) Q) (2) Q) (2) BAB III PENYELENGGARAAN JAKSTRADA. Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Jakstrada sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang Kota Sabang dan rencana pembangunan jangka menengah Kota Sabang. Penyusunan Jakstrada sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain berpedoman kepada Jakstranas dan juga berpedoman kepada Jakstrada provinsi. Bagian Kedua Jakstrada Kota Sabang Pasal 8 Dalam penyelenggaraan Jakstrada Walikota sesuai dengan kewenangannya bertugas untuk: a. melaksanakan Jakstrada dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Jakstrada; b. melaksanakan pemantauan dan _evaluasi pelaksanaan Jakstrada; c. menyampaikan hasil pelaksanaan Jakstrada kepada gubernur paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Walikota bertanggung jawab dalam pengadaan tanah, sarana, dan prasarana pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 9 Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai_ capaian pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Capaian pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran ... a, besaran penurunan jumlah timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga per kapita; b. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga terdaur ulang di Sumber Sampah; dan c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga termanfaatkan kembali di Sumber Sampah. (3) Capaian penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator: a. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terpilah di Sumber Sampah; b.besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir; c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang diangkut ke pusat pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi; d.besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terolah menjadi bahan baku; e. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang termanfaatkan menjadi sumber energi; dan f, besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang terproses di tempat pemrosesan akhir. (4) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disusun dalam bentuk laporan Jakstrada. (5) Terhadap laporan Jakstrada sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan evaluasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan melalui: a.pembandingan antara capaian dengan target perencanaan; dan b. identifikasi dan penyelesaian hambatan pelaksanaan. (7) Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar_perbaikan Jakstrada Kota Sabang. BABIV t BABIV PENDANAAN Pasal 10 Pendanaan penyelenggaraan Jakstrada dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan Walikota Sabang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, _memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Sabang. Ditetapkan di Sabang, padgtanggal | Juli 2019 a s op -UDDIN Diundangkan di Sabang, pada tanggal 18 Juli 2019 SEKRETARIS DAERAH KOTA. SABANG ueses8uy (q ‘seuic ‘epadde; ueyeueyiod) sud “NHI “AdNe| “yeiae uesuenay| ueUPL uvpjoje#uag wepen| —_vpurea 1 luounyoa! _uvespauod (e . ne aH yeu yedures siuafos yedures Wop wsuB, ueroep wiguey, weuny yedueg | wep resng | youn yedures| weuvdueuod |yeruouiag | siuofag yedures ISeUTpI00y seque up vase reuaBuout vures | yeumy yedueg wuresioq | efrox wep ueuesueuad uesninday | iseurps00y hioury weunsnduog (1 | uenBuade| —uerefuruog| 2 luwioyas siseqsoq ‘uoypduressod ueejojaauad and sema'MHIG epwea | 1 | 1 fied ee Tene L YeIOS isexnpa (Z| = ONMINGNad | VIN | Se0% [Fe0z | Ezoz | zzoz | 1202 |oeoz | etoe | Btoz OLS ODE 2 s NAGE: = Nvnivs| wvapodd =| inawvaus | Nvyvereay | ON y2 “+ ueBuequieBuag (z Te Lan eu a 7 1 uvdunputiiag| uep uendurarog| uvedeproquiog| "TH Seu ‘OsUILHOHSIG) “yexeq werpipudd| yeyemeéseut ep wes] TeLTeKg| Ip veasuvy, spur ‘ueedepnga: qewiny yedures abi ep wrespupreg) stuofeg yedures | myerour re spur BREE wep e8auey, | sjesesseur uep ppnurda| sosduiag yeumal yedures u ‘uexrpipuad seurd) wep ueqyuad — yeqns0r%, ‘vdnd seuid “MHTG) eputad 1 Come 1 I oe 1 Suodurep ueeuesyeiad (1 [ueyensuag °q| aosdurad Val. veya ddO|_uep ysesreqaas uep Jidna seu HHT] wpurag | : rr [awn | weunsuequiod te | i ape unsasordutod uep “reyejosuad uemauesuad ‘uenduniuad suretperod nndyow #ues lvaduey youny yvdures stualog Wea Gao UP} uedues uep ‘dana send ‘HHTql jesdue, youn “yeioeg ueBueN9} yedureg, ueeop3uad uepegl weroed weqeULauied UendurEWy WEP UEPHEDHOIOd UedUDp UBsTeNsesiC] ueUEsUeUOd “epaddegl ‘salad wpwiog z a see a weroauy (q i ONAHNGNad | waivin | _szoz | veo | ez0e | eeoz [Te0z|ozoz] e10z| aroe | PMouas_[aouiis | aia NOHVE, a Nvnuys| _wVvaDoud toauvens | Nvaveitax | i “ uByeysuruag (¢ "eHI0,) dan “ueBung nya, suulg ‘ueedepngar ep restate) seurc “yeBuaU9} wep [1993 eyese ‘seiadoy) —epurog SueSuesepicg) wep HHT “uBLSnpULIad ‘LSepusuoy | (aesal) spuic ‘wpaddegl xanauawoy| 1 1 [auoduep| _uesemesy (q it e140) aN wep HHTC “ed Nd seUIg "yeaUaUaW op 1995, eyesn ‘Iseradoy yeyexekseut “uviiuesepiog wp yedures ‘wemnsnpuniod | HTM unyey aqueg seuia | wep epuing 1 t || Ama al stuafog yedures vp wasue), lyeuny yedureg, ueyerruiod Pppout E uesuequiaduod (¢ ‘ONMINGNad | WAIN ['Szoz | peoe | Ezoe | zoe! Tee |Ozoz] Gtoe | _BtOe : : ‘ sows | sours oe Nvauvs} — wvapowd loauvais | Nvaveiaay | ON 14 “ uemnysueBued IpEEEE EERE 7 pep einu[— uesungnuied seurp ped reaveiiod od ese “efiaig Buoure uenjes ‘dnp, uvdunsyauyy seamed qeqefod ‘Ids. OBON reso SUpIKuad Ure] aes rele eadUe, a0 “Ha wep) eum yedures laatodies “qeduau smuofog yedures ‘wep 11993] uep eauey, eyesn ‘tsesodoy qeumy yodureg ‘uumnsnpuried| ueuesueuad sour] weep ‘uesungn uuneiny >yeRoued wean, svurql yorede seusedey — fresqeaauad ‘wey wnquauay} YHTG 1 1 U SNa uejeysutuag (1 [uerenduad 9] al yedures squofos yedures up vadue, eum yedureg ‘ueyjopeSued TERIAL ueueae ao ‘adna esef redequiow seu ‘yesuouayy xmjun ep 11999, yereredseut (Sed vyesn ‘tseradoy, ‘ueRueBepiad suomnsnputiad ueneury, seuic ‘NHTG | #puled st gt 81 81 81 g1_| si | _[Buodurep} ueyeysuruad (¢ a scoz | toe | tz0z | ezoz | Tz0e | Oz0e |610e| B10e Se cuae a i eters _|uvnivs| — wvapoud Togas | NwIverEy “ [ NOVA ba “~ uederoueg “p ™ dO dnd $e spre ‘Sqeuy ue8unpur. uesasoaduiod wep uendut up ‘weypjosuad ueekeproqui: “ueinssuesuod ‘rowsos stun UBTEHBO> ‘oyumOysICl “Yel ainqun eaduey, seuiq ‘ueesepng qeuma uedures stuofos yudures up eau, yeumay yedureg euesn ‘tse1ado} ueuesueuod ‘uedueBeps: Teuoysvaado Isnpu ueeuesspejod id “uecer| IG wejep weTEe}oy, wexIpIpUDA wep depeyioy wes wees seuG) epuig | gt gt at | et | st | et | st Buoduey| — uesemesuog (Z anpre uvsasostti9g ep ‘ueypjoauad ‘ueqnsueduad scoz | be0e | €zoz| zzoz] 120% | Ozdz| 6102] BtOZ 7 ONMnGNad | VAR RET — Nvawvs | WVaDOud loaivais | Nwuvriaay | ON AOLMIS AOLMGS 7 a a wae], yeurnay yedures stualag yedures “yess ueBuenay uep uBElojasuag waiuel, eum yedures we eyes, ‘isesadoy yeyereésem — | ueBueuod “uvsuesepiod sysequaq e83ue) weep ‘wemsnpuniad | HIG sour ‘Lidd | “wep sopuauray ‘Woy | Aoadurog uowoy ‘Bepowoy | “Ua “nogtromoy epuouIoy, jojaduad ynyun uesu ‘seuaddeg /Ndd | “ddd youasur uraisis | equiofuad wowey | uauay, uederousg wep wep ‘pupaduawoy | MAT 1 1 1 1 : Suoduep| _ueynquaquiog (1 uederouag “p| : § seoe | Fee | Ezz | @zoz] Iz0z | Oz0z| 610z| BTOe ONepen nt aoe Lo : nvoivs | wvaooaa | ioauvaus | Nvaveiaay | oN : NOH. xOLaS,

You might also like