WALIKOTA SABANG
PROVINSI ACEH
PERATURAN WALIKOTA SABANG
NOMOR 26 TAHUN 2019
TENTANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOTA SABANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA.
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
WALIKOTA SABANG
: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (5)
Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga perlu
menetapkan Peraturan Walikota tentang kebijakan dan
strategi Kota Sabang dalam Pengelolaan Sampah Rumah
‘Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
:1, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Kotapraja Sabang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2758);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4633);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara _ Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah
Rumah ...Menetapkan
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor Nomor P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018
tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Strategi
Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga;
7. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2011
Nomor 7).
8. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2016 tentang
Kriteria dan Tata Cara Pemberian Insentif Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Aceh.
9. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 55 Tahun 2016 tentang
Pola Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
10. Peraturan Gubernur Acch Nomor 57 Tahun 2016 tentang
Pelaksanaan Pemantauan dan Pengawasan Lingkungan
Hidup di Aceh.
11. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Sabang Tahun 2007-2027 (Lembaran Daerah Kota Sabang
Tahun 2009 Nomor 4);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEBIJAKAN DAN
STRATEGI KOTA SABANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH
TANGGA,
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1, Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan schari-hari dalam rumah tangga yang tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
2, Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah Sampah
Rumah Tangga yang berasal dari kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
3. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah.
4. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga yang selanjutnya disebut Jakstranas adalah arah
kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan
penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga tingkat nasional yang terpadu
dan berkelanjutan.
5. Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumal
Tangga
1Tangga yang selanjutnya disebut Jakstrada adalah arah
kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan
penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga tingkat daerah provinsi dan
daerah kabupaten/kota yang terpadu dan berkelanjutan.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
lingkungan hidup.
BAB II
ARAH JAKSTRADA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Jakstrada memuat:
a.arah kebijakan pengurangan dan _penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga; dan
b.strategi, program, dan target pengurangan dan
penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
(2) Jakstrada sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam periode tahun 2018 sampai dengan
tahun 2025.
Bagian Kedua
Arah Kebijakan Pengurangan dan Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
Pasal 3
(1) Arah kebijakan pengurangan dan penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf a meliputi peningkatan kinerja di bidang:
a.pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan
b.penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
(2) Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui:
a.pembatasan timbulan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
b.pendauran ulang Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan/atau
c.pemanfaatan kembali Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
(3) Penanganan ..
I(3) Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d.pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir.
Bagian Ketiga
Strategi, Target, dan Program Pengurangan dan Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
Pasal 4
(1) Strategi pengurangan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi:
a. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria
dalam pengurangan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
b. penguatan koordinasi dan kerja sama antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
. penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif
di daerah dalam penyediaan anggaran pengurangan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
d. peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan,
dan sumber daya manusia dalam upaya pengurangan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
e. pembentukan sistem informasi;
f. penguatan _keterlibatan _ masyarakat melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi;
g. penerapan dan pengembangan sistem insentif dan
disinsentif dalam pengurangan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
dan
h. penguatan komitmen dunia usaha melalui penerapan
kewajiban produsen dalam pengurangan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
(2) Strategi penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi:
a. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria
dalam penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
b. penguatan ...
t |(1)
(2)
b.penguatan koordinasi dan kerja sama antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
c. penguatan komitmen lembaga eksekutif dan legislatif
di daerah dalam penyediaan anggaran penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
d.peningkatan kapasitas kepemimpinan, kelembagaan,
dan sumber daya manusia dalam penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
e. pembentukan sistem informasi;
f. penguatan _keterlibatan masyarakat —melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi;
8 penerapan dan pengembangan skema investasi,
operasional, dan pemeliharaan;
h.penguatan penegakan hukum;
i. penguatan keterlibatan dunia usaha melalui
kemitraan dengan Pemerintah Pusat;
4. penerapan teknologi penanganan Sampah Rumah
‘Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
yang ramah lingkungan dan tepat guna; dan
k.penerapan dan pengembangan sistem insentif dan
disinsentif dalam penanganan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Pasal 5
Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b
meliputi:
a.pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 30% (tiga
puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional
pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025; dan
b.penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 70% (tujuh
puluh persen) dari angka timbulan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebelum adanya kebijakan dan strategi nasional
penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga di tahun 2025.
Target pengurangan dan penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 6 ...
‘|Pasal 6
Jakstrada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sampai
dengan Pasal 5 dilaksanakan melalui program sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
()
(2)
Q)
(2)
Q)
(2)
BAB III
PENYELENGGARAAN JAKSTRADA.
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Jakstrada sejalan dengan rencana pembangunan jangka
panjang Kota Sabang dan rencana pembangunan jangka
menengah Kota Sabang.
Penyusunan Jakstrada sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) selain berpedoman kepada Jakstranas dan juga
berpedoman kepada Jakstrada provinsi.
Bagian Kedua
Jakstrada Kota Sabang
Pasal 8
Dalam penyelenggaraan Jakstrada Walikota sesuai
dengan kewenangannya bertugas untuk:
a. melaksanakan Jakstrada dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan Jakstrada;
b. melaksanakan pemantauan dan _evaluasi
pelaksanaan Jakstrada;
c. menyampaikan hasil pelaksanaan Jakstrada kepada
gubernur paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.
Walikota bertanggung jawab dalam pengadaan tanah,
sarana, dan prasarana pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 9
Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) huruf b dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai_ capaian pengurangan dan penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
Capaian pengurangan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator:
a. besaran ...a, besaran penurunan jumlah timbulan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
per kapita;
b. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga terdaur
ulang di Sumber Sampah; dan
c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
termanfaatkan kembali di Sumber Sampah.
(3) Capaian penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diukur dengan indikator:
a. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
terpilah di Sumber Sampah;
b.besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
diangkut ke tempat pemrosesan akhir;
c. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
diangkut ke pusat pengolahan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
untuk menjadi bahan baku dan/atau sumber energi;
d.besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
terolah menjadi bahan baku;
e. besaran peningkatan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
termanfaatkan menjadi sumber energi; dan
f, besaran penurunan jumlah Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
terproses di tempat pemrosesan akhir.
(4) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) disusun dalam bentuk laporan Jakstrada.
(5) Terhadap laporan Jakstrada sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilakukan evaluasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dikoordinasikan melalui:
a.pembandingan antara capaian dengan target
perencanaan; dan
b. identifikasi dan penyelesaian hambatan pelaksanaan.
(7) Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar_perbaikan
Jakstrada Kota Sabang.
BABIV
tBABIV
PENDANAAN
Pasal 10
Pendanaan penyelenggaraan Jakstrada dapat berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana
lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Walikota Sabang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, _memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Sabang.
Ditetapkan di Sabang,
padgtanggal | Juli 2019
a s op
-UDDIN
Diundangkan di Sabang,
pada tanggal
18 Juli 2019
SEKRETARIS DAERAH KOTA. SABANG
ueses8uy (q
‘seuic ‘epadde;
ueyeueyiod)
sud “NHI “AdNe|
“yeiae uesuenay| ueUPL
uvpjoje#uag wepen| —_vpurea 1 luounyoa! _uvespauod (e
. ne aH
yeu yedures
siuafos yedures
Wop wsuB, ueroep wiguey,
weuny yedueg | wep resng | youn yedures|
weuvdueuod |yeruouiag | siuofag yedures
ISeUTpI00y seque up vase
reuaBuout vures | yeumy yedueg
wuresioq | efrox wep ueuesueuad
uesninday | iseurps00y hioury
weunsnduog (1 | uenBuade| —uerefuruog| 2
luwioyas siseqsoq
‘uoypduressod
ueejojaauad
and sema'MHIG epwea | 1 | 1 fied ee Tene L YeIOS isexnpa (Z| =
ONMINGNad | VIN | Se0% [Fe0z | Ezoz | zzoz | 1202 |oeoz | etoe | Btoz
OLS ODE 2 s NAGE: = Nvnivs| wvapodd =| inawvaus | Nvyvereay | ONy2
“+ ueBuequieBuag (z
Te Lan eu a 7 1
uvdunputiiag|
uep uendurarog|
uvedeproquiog|
"TH
Seu ‘OsUILHOHSIG)
“yexeq werpipudd| yeyemeéseut
ep wes] TeLTeKg| Ip veasuvy,
spur ‘ueedepnga: qewiny yedures abi
ep wrespupreg) stuofeg yedures | myerour re
spur BREE wep e8auey, | sjesesseur
uep ppnurda| sosduiag yeumal yedures u
‘uexrpipuad seurd) wep ueqyuad — yeqns0r%,
‘vdnd seuid “MHTG) eputad 1 Come 1 I oe 1 Suodurep ueeuesyeiad (1 [ueyensuag °q|
aosdurad Val.
veya ddO|_uep ysesreqaas uep
Jidna seu HHT] wpurag | : rr [awn | weunsuequiod te | i
ape
unsasordutod
uep
“reyejosuad
uemauesuad
‘uenduniuad
suretperod
nndyow #ues
lvaduey youny
yvdures
stualog
Wea Gao UP} uedues uep
‘dana send ‘HHTql jesdue, youn
“yeioeg ueBueN9} yedureg,
ueeop3uad uepegl weroed weqeULauied UendurEWy WEP UEPHEDHOIOd UedUDp UBsTeNsesiC] ueUEsUeUOd
“epaddegl ‘salad wpwiog z a see a weroauy (q i
ONAHNGNad | waivin | _szoz | veo | ez0e | eeoz [Te0z|ozoz] e10z| aroe
| PMouas_[aouiis | aia NOHVE, a Nvnuys| _wVvaDoud toauvens | Nvaveitax|
i
“ uByeysuruag (¢
"eHI0,)
dan “ueBung nya,
suulg ‘ueedepngar
ep restate)
seurc “yeBuaU9}
wep [1993
eyese ‘seiadoy) —epurog
SueSuesepicg) wep HHT
“uBLSnpULIad ‘LSepusuoy | (aesal)
spuic ‘wpaddegl xanauawoy| 1 1 [auoduep| _uesemesy (q it
e140) aN
wep HHTC “ed Nd
seUIg "yeaUaUaW
op 1995,
eyesn ‘Iseradoy yeyexekseut
“uviiuesepiog wp yedures
‘wemnsnpuniod | HTM unyey aqueg
seuia | wep epuing 1 t || Ama al
stuafog yedures
vp wasue),
lyeuny yedureg,
ueyerruiod
Pppout
E uesuequiaduod (¢
‘ONMINGNad | WAIN ['Szoz | peoe | Ezoe | zoe! Tee |Ozoz] Gtoe | _BtOe : : ‘
sows | sours oe Nvauvs} — wvapowd loauvais | Nvaveiaay | ON14
“ uemnysueBued
IpEEEE EERE 7 pep einu[—
uesungnuied
seurp
ped reaveiiod
od ese
“efiaig Buoure
uenjes ‘dnp,
uvdunsyauyy
seamed
qeqefod ‘Ids.
OBON reso
SUpIKuad Ure]
aes rele eadUe,
a0 “Ha wep) eum yedures
laatodies “qeduau smuofog yedures
‘wep 11993] uep eauey,
eyesn ‘tsesodoy qeumy yodureg
‘uumnsnpuried| ueuesueuad
sour] weep
‘uesungn uuneiny >yeRoued wean,
svurql yorede seusedey — fresqeaauad
‘wey wnquauay} YHTG 1 1 U SNa uejeysutuag (1 [uerenduad 9]
al yedures
squofos yedures
up vadue,
eum yedureg
‘ueyjopeSued
TERIAL ueueae
ao ‘adna esef redequiow
seu ‘yesuouayy xmjun
ep 11999, yereredseut (Sed
vyesn ‘tseradoy,
‘ueRueBepiad
suomnsnputiad ueneury,
seuic ‘NHTG | #puled st gt 81 81 81 g1_| si | _[Buodurep} ueyeysuruad (¢
a scoz | toe | tz0z | ezoz | Tz0e | Oz0e |610e| B10e
Se cuae a i eters _|uvnivs| — wvapoud Togas | NwIverEy
“ [ NOVAba
“~ uederoueg “p
™
dO dnd $e spre
‘Sqeuy ue8unpur. uesasoaduiod
wep uendut up ‘weypjosuad
ueekeproqui: “ueinssuesuod
‘rowsos stun UBTEHBO>
‘oyumOysICl “Yel ainqun eaduey,
seuiq ‘ueesepng qeuma uedures
stuofos yudures
up eau,
yeumay yedureg
euesn ‘tse1ado} ueuesueuod
‘uedueBeps: Teuoysvaado
Isnpu ueeuesspejod
id “uecer| IG wejep weTEe}oy,
wexIpIpUDA wep depeyioy
wes wees seuG) epuig | gt gt at | et | st | et | st Buoduey| — uesemesuog (Z
anpre
uvsasostti9g
ep ‘ueypjoauad
‘ueqnsueduad
scoz | be0e | €zoz| zzoz] 120% | Ozdz| 6102] BtOZ 7
ONMnGNad | VAR RET — Nvawvs | WVaDOud loaivais | Nwuvriaay | ON
AOLMIS AOLMGS7 a a wae],
yeurnay
yedures
stualag
yedures
“yess ueBuenay uep
uBElojasuag waiuel,
eum
yedures
we
eyes, ‘isesadoy yeyereésem — | ueBueuod
“uvsuesepiod sysequaq e83ue) weep
‘wemsnpuniad | HIG
sour ‘Lidd | “wep
sopuauray ‘Woy | Aoadurog
uowoy ‘Bepowoy | “Ua
“nogtromoy epuouIoy, jojaduad ynyun uesu
‘seuaddeg /Ndd | “ddd youasur uraisis | equiofuad
wowey | uauay, uederousg wep wep
‘pupaduawoy | MAT 1 1 1 1 : Suoduep| _ueynquaquiog (1 uederouag “p| :
§ seoe | Fee | Ezz | @zoz] Iz0z | Oz0z| 610z| BTOe
ONepen nt aoe Lo : nvoivs | wvaooaa | ioauvaus | Nvaveiaay | oN
: NOH.
xOLaS,