You are on page 1of 20
LAPORAN PRAKTIKUM PORTABLE FLUE GAS ANALYZER 2 Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat Dalam Mata Kuliah Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat OLEH Nama : Alexander Jonathan NIM : 1011281924200 Kelompok 4 (Empat) Dosen: Poppy Fujianti, S.KM., M.Sc. Asisten = Farah Arsi Solehah LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2022 DAFTAR ISI DAFTAR ISL DAFTAR TABEL wen DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN vensnssnnennennennnnense 1.1, Latar Belakang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..... 2.1, Definisi Pembakaran dan 2.2, Jenis Pembakaran oo isi Gas Buang. 3 2.3, Sumber Pencemar Udara 2.4, Pengukuran Pencemar Udata «0 2.5, Nilai Ambang Batas Emisi Gas Buang 2.6, Dampak Keschatan..... 2.7, Pengendalian Terhadap Emisi Gas Buang ... BAB III METODE PRAKTIKUM. 3.1, Alat dan Bahan 3.1.1. Alat.. 3.1.2. Bahan, 3.2. Prosedur Kerja. 3.2.1. Cara Menggunakan Alat 0.00 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1, Hasil Praktikum.. 4.2. Pembahasan 12 BAB V PENUTUP vsstsssssststntntenentstes 5.1, Kesimpulan. 1s DAFTAR PUSTAKA vse DAFTAR TABEL Tabel 2.1 NAB Emisi Gas Buang Yang Diperkenankan Berdasarkan Permenaker No. 5 tahun 2018 6 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motor... wll DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Portable Flue Gas Analyzer dan Probe ... Gambar 3.2 Cara Menggunakan Alat Portable Flue Gas Analyzer... ne 10 Gambar 4.1 Proses Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motor.....soeosee i Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motot.....0ccecesee HI Gambar 4.3 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motot.....0.0neeee H iii BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan populasi jumlah penduduk sekitar 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022 (Annur, 2022). Adanya peningkatan jumlah penduduk di indonesia menimbulkan terjadinya peningkatan penggunaan jumlah transportasi, yang meliputi mobil penumpang, mobil bis, mobil barang dan yang terutama sepeda motor. Padatnya kendaraan bermotor di sejumlah ruas jalan kota-kota besar sudah menjadi pemandangan yang lumrah schari-hari. Hiruk pikuk kendaraan bermotor menyebabkan kemacetan yang cukup parah di sejumlah ruas jalan kota besar di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor timbulnya polusi udara yang terjadi dikota-kota besar di Indonesia, (Gunawan et al., 2019). Pencemaran udara terjadi karena adanya zat-zat asing di udara dalam jumlah dan waktu tertentu yang dapat menyebabkan perubahan komposisi udara dari keadaan normalnya sehingga menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya, Pencemaran udara disebabkan olch beberapa sumber pencemar, yaitu sumber bergerak dan tidak bergerak. Sumber pencemar bergerak seperti transportasi (kendaraan), Sumber pencemar tidak bergerak dibagi menjadi dua, yaitu sumber pencemar titik 2 (contoh: cerobong asap), dan sumber pencemar area (contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman) (Imaya, 2018). Pencemaran udara menjadi sebuah masalah Kesehatan yang sudah ada semenjak adanya kemajuan teknologi, seperti di negara-negara industri yang terdapat banyak pabrik dan kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang membahayakan kesehatan manusia, juga akan berdampak buruk bagi flora, fauna, dan ekosistem yang ada. Di Indonesia, polusi udara Khususnya di kota-kota besar sangat mengkhawatirkan, di mana kota-kota besar terdapat banyak pabrik dan transportasi, Sektor transportasi memiliki peran penting dalam pencemaran dan sumber pencemaran utama, Beberapa studi menunjukkan bahwa sumber utama dari pencemaran udara di Indonesia berasal dari transportasi kendaraan bermotor, yaitu sebesar 70% dari total pencemaran udara (Fatimah et al., 2018), Pencemaran asap kendaraan bermotor menjadi sumber yang paling utama. Jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan jumlah pepohonan yang ada di Indonesia menjadi salah satu penghambat terjadinya pertukaran udara di Indonesia. Sifat konsumtif masyarakat Indonesia menjadikan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menjadi lebih banyak schingga berpengaruh terhadap tingginya pencemaran udara di Indonesia, Seiring peningkatan ekonomi dan jumlah penduduk, mobilitas kendaraan juga semakin meningkat, Peningkatan penggunaan bahan bakar di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan di mana pada tahun 1996 konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia hanya 9 juta kilo liter pertahun, tetapi pada tahun 2018 Konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia meningkat menjadi 76 juta kilo liter pertahun artinya terjadi peningkatan 8,4 kali lipat. Dengan kata lain, setiap menit di Indonesia tidak kurang dati 146.604 liter bahan bakar habis terbakar menjadi asap knalpot (Gunawan et al., 2019) Polutan yang dikeluarkan kendaraan bermotor dan berdampak pada kesehatan manusia antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidro karbon (HC), Sulfur dioksida (SO2), timah hitam (Pb) dan karbon dioksida (C02). Dari beberapa jenis polutan ini, karbon monoksida (CO) merupakan salah satu polutan yang paling banyak yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, Polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor memberi dampak negatif bagi Kesehatan manusia, Senyawa karbon monoksida yang berbentuk gas yang sangat beracun dapat mengikat hemoglobin (Hb) yang berfungsi mengantarkan oksigen segar ke seluruh tubuh, schingga menycbabkan fungsi Hb membawa oksigen keseluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya persediaan oksigen keseluruh tubuh akan membuat sesak napas dan dapat menycbabkan kematian bila tidak segera mendapat udara segar kembali (Gunawan et al., 2019). Oleh sebab itu, emisi gas buang kendaraan, terkhususnya kendaraan bermotor perlu diukur dan dikendalikan agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Emisi gas buang kendaraan tersebut dapat diukur menggunakan alat yang bernama Portable Flue Gas Analizer. Pada praktikum ini akan melakukan pengukuran emisi gas buang kendaraan bermotor mahasiswa Fakultas Keschatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, serta melakukan pembahasan terkait hasil pengukuran tersebut, BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pembakaran dan Emisi Gas Buang Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin, Sisa hasil pembakaran berupa air (H20), gas CO atau disebut juga karbon monoksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon monoksida yang merupakan gas rumah kaca, Nox senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa hidratarang sebagai akibat ketidaksempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas. Proses pembakaran merupkan suatu proses, di mana reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen schinnga menghasilkan CO2,H2O dan energi. Proses pembakaran yang sempurna memerlukan gas yang ideal untuk dibakar pada waktu yang tepat. Maka dari itu, jika proses pembakaran bahan bakar tidak berlangsung dengan baik, maka proses pembakaran tidak akan mencapai efisiensi yang maksimun. Setelah langkah usaha, gas buang terbentuk , sehingga dapat dilihat bagaimana unjuk kerja mesin, Sejatinya emisi gas buang sangat bergantung pada perbandingan bahan bakar udara yang digunakan, seperti pada motor bensin yang Konvensional dengan perbandingan bahan bakar udara yang kaya, kadar Nox dalam gas buang turun, akan tetapi kadar CO dan HC naik (Solin, 2020), 2.2. Jenis Pembakaran Berbagai emisi yang keluar dari ujung knalpot merupakan zat yang sangat berbahaya bagi lingkungan manusia dan sekitamya. Senyawa aseton/bensin dengan rumus (CHsCOCHs) merupakan ikatan kovalen non polar. Proses pembakaran sempurna senyawa hidro karbon akan membentuk karbon monoksida (CO) dan wap air (HzO). Berikut merupakan jenis pembakaran yaitu : (Solin, 2020) 1. Pembakaran Sempurna Pada proses pembakaran sempurna akan menghasilkan karbon dioksida dan wap air.Di mana C8H18 adalah bahan bakar yang digunakan adalah bensin kemudian O2 adalah oksigen dari udara setelah pembakaran berlangsung maka terbentuklah yang namanya gas buang yaitu karbon dioksida (COz) yang lepas keudara dan air (H20). Pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang beraksi, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas, jika salah satu komponen terscbut tidak ada maka tidak akan timbul reaksi pembakaran Pembakaran Tidak Sempurna Semakin tak sempurna pembakaran, semakin sempurna banyak karbon monoksida yang dihasilkan. Sclain itu, diketahui bahwa pada umumnya jika dilihat pada prakteknya pembakaran dalam mesin scbenarnya tidak penah terjadi pembakaran dengan sempurna meskipun mesin dilengkapi dengan system control yang canggih. Dalam mesin bensin terbakar ada tiga hal yaitu ; bensin dan udara bercampur homogen dengan perbandingan 1:14,7 campuran tersebut dimampatkan oleh gerakan piston hingga tekanan dalam silinder 12 bar sehingga menimbulkan panas, kemudian campuran tersebut bereaksi dengan panas yang dihasilkan oleh percikan bunga api busi, dan terjadilah pembakaran pada tekanan tinggi sehingga timbul ledakan. Proses pembakaran mesin bensin tidak terjadi dengan sempuma dikarenakan waktu pembakaran singkat, overlaping katup, udara yang masuk tidak muri, kompresi tidak terjamin rapat sempura, bahan bakar yang masuk tidak murni, Pembakaran yang tidak sempura itu menghasilkan gas buang beracun, misalnya CO, HC, NOx, Pb, SOx, dan CO2 dan juga masih menyisakan disaluran gas buang. 2.3, Sumber Pencemar Udara Sumber Pencemar Udara adalah setiap kegiatan manusia yang mengeluarkan pencemar udara ke dalam Udara Ambien, Adapun beberapa Klasifikasi sumber pencemar udara yaitu (Akbar, 2021) Sumber bergerak, yaitu sumber emisi yang bergerak atau tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor Sumber bergerak spesifik, yaitu serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal, laut dan kendaraan berat Jainnya 3. Sumber tidak bergerak, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. 4, Sumber tidak bergerak spesifik, yaitu serupa dengan sumber tidak bergerak namun berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah. 5. Sumber gangguan, yaitu sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat untuk penyebarannya, 2.4, Pengukuran Pencemar Udara Adapun beberapa macam alat ukur gas buang yaitu : (Solin, 2020) Exhaust Emission Exhaust emision analyzer 4/5 parameters design portable dapat digunakan sebagai unit yang berdiri sendiri atau sebagai bagian terpadu dari kendaraan uji fitur alat uji emisi ini adalah kemampuan untuk mengukur CO,HC,CO2,02 dan NOX (opsional) isi bensin, CNG, LPG dan Diesel knalpot kendaraan. Fa itas pengukuran RPM mengunakan baterai kendaraan atau menggunakan accelerometer opsional dan indukatif metode pick-up kompatibel dengan operasi berbasis PC sesuai dengan OIML R99 (ISO 3930) Kelas spesifikasi portabel. 2. Unimetal Gas Alat uji emisi bensin ini berfungdi untuk mengukur gas buang kendaraan bensin, LPG dan metanol, Hasil pengukuran meliputi pengukuran HC,CO,CO2,NOX, dan H20. Alat ini juga dilengkapi dengan troley tablet, tablet (gas mobile), software dan didesain khusus menyerupai koper agar sifatnya mobile dan flexibel digunakan, Alat uji emisi berbahan bakar solar, difungsikan untuk mengukur partikel- partikel gas buang kendaraan berbahan bakar solar sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, Alat ini juga dilengkapi dengan troley, tablet (gas mobile), software dan didesain khusus khusus menyerupai koper agar sifatnya mobile 3. Smoke Opacimeter KYD-602 Alat uji emisi gas buang solar kendaraan dengan tampilan LED indikator menggusung teknologi terkini, alat ini berfungsi untuk mengukur dengan kemampuan opasitas 0-100%, 4. Texa Multipegaso Multipegaso adalah solusi terlengkap dan terpercaya saat ini, dan menggabungkan analisis gas buang dan sumber diagnostik tingkat Janjut di dalam satu unit. Work station lengkap ini hadir lengkap dengan printer warna dan teknologi bluetooth. Dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan semua alat TEXA dan sekaligus mengendalikan semua perangakat TEXA, multipegaso 10 dikembangkan untuk memudahkan pekerjaan di bengkel modern, bagian bawah unit menampung dua kompartaiment yang berisi konektor untuk mengisi modul auto power gasbox autopower dan opabox autopower. 5. Autocheck Gas Autocheck Gas alat analisa gas buang mobil portable yang (NDIR) menentukan konsentrasi CO, CO2 dan HC, O2 dan NOX yang didiektesi mengunakan balok tunggal, inframerah non dispersi oleh sensor elektrokimia. Autocheck GAS juga menghitung LAMBDA dan AFR (dir Fuel Ratio) dan melebihi persyaratan kinerja ASM/BAR.97 dan OILM Class Idan 0. Dan kita menggerakan RPM Gasoline Engine/ meter temperatur RPM oleh ACCU dan mesin Oil 2.5. Nilai Ambang Batas Emisi Gas Buang Adapun beberapa nilai ambang batas (NAB) parameter emisi gas buang berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 tahun 2018 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja : Tabel 2.1 Gas Buang Yang Diperkenankan Berdasarkan Permenaker No. 5 tahun 2018 Parameter NAB On 10,5% = 23,5% CO 9000 mg/m* co 29 mgim* NO2 3 ppm S02 0,25 mg/m? Sumber : Pomenaker RINoS Tahun 2018 2.6. Dampak Keschatan Adapun dampak dari masing-masing senyawa di dalam gas buang terhadap keschatan yaitu : (Solin, 2020) 1. CO (Karbonmonoksida) dapat mengurangi jumlah oksigen dalam darah, schingga bisa mengganggu dalam berfikir, penurunan refleks dan gangguan jantung, dan apabila terkomsumsi dalam jumlah besar bisa mengakibatkan kematian. 2. HC (Hidrokarbon ) dapat mengakibatkan iritasi pada mata , batuk , rasa ngantuk, bercak kulit dan perubahan pada genetik. 3. PM 10 (Partikulat ) jika masuk dalam sistem pernapasan sampai bagian paru-paru dapat menimbulkan infeksi saluran pemapasan atas , bronkitis, asma. 4, NOz (Nitrogen Oksida) jika mencemari udara dapat mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya merah kecoklatan. Sifat racun (toksisitas) gas NOz empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka tethadap pencemaran gas NO: adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO: akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematiannya 5. Pb (Timbal) dapat meracuni sistem pembentukan darah merah, sehingga mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah merah, anemia, tekanan darah tinggi dan mengurangi fungsi pada ginjal, pengaruh pada anak- anak adalah penurunan kemampuan otak dan kecerdasan. 6. SOx (Sulfur Oksida) dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas, sehingga menimbulkan batuk sesak nafas. Sedangkan dampak dari SO2 yang berkonsentrasi tinggi dari hasil pembakaran, seperti pembakaran batu bara, yaitu dapat menyebabkan iritasi sistem pernafasan, mengganggu fungsi paru-paru atau menimbulkan penyakit pernapasan Jainnya 2.7. Pengendalian Terhadap Emisi Gas Buang Adapun tindakan penanggulangan pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu : (Pemerintah Republik Indonesia, 2021) 1, Pemberian informasi kepada masyarakat terkait pencemaran udara, 2. Penghentian sumber pencemaran udara, yaitu.penghentian proses produksi, penghentian kegiatan pada fasilitas yang menyebabkan pencernaran udara; dan/atau tindakan tertentu untuk meniadakan pencemaran udara pada sumbernya. Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB IIL METODE PRAKTIKUM 3.4. Alat dan Bahan 3.1.1, Alat Adapun alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran pencemaran udara terkhususnya emisi gas buang pada kendaraan yaitu Portable Flue Gas Analyzer. Gambar 3.1 Portable Flue Gas Analyzer dan Probe 3.1.2. Bahan 3.2, Prosedur Kerja 3.2.1, Cara Menggunakan Alat Adapun cara menggunakan alat Portable Flue Gas Analyzer yaitu sebagai berikut Menyambungkan probe sesuai parameter yang ingin diukur, pastikan probe terpasang dengan Menyiapkan Alat Portable Flue Gas }—> Analyzer. kencang. cayambungka Untuk pengukuran, menekan tan mevembangksn tombol ON/OFF untuk wnyesta menyalakan instrumen. Setelah menyesuaikan tanda |__| ““"‘menyala, instrumen akan merah yang ada di masing-masing konektor melakukan kalibrasi sensor otomatis dengan udara bersih (arahkan probe ke udara bersih), Untuk memilih jenis gas dapat menekan tombol "Fuel", maka akan muncul pilihan gas yang dapat dipilih, setelah gas telah dipilih, maka dapat mematikan dan menyalakan kembali Untuk mengakses menu pengukuran, dapat 5 menekan ikon reading pada menu utama instrumen. J v Menekan "PD" untuk Setelah melakukan proses zero, melakukan proses draf ‘masukkan probe kedalam pipa sensor (catatan : jangan | __.) untuk mendeteksi "titik panas” memasukkan probe dan untuk pengukuran gas. grafik kedalam pipa gas saat akan menunjukkan tingkat proses berjalan). perubahan sub (Ts). ee Setelah prosedur Untuk melihat tampilan grafik, kalibrasi selesai, dapat memilih mode "new" untuk instrumen akan memulai pengukuran baru, "stop" menampilkan nilai |S] untuk menghentikan pengukuran pembacaan melalui dan hold nilai pengukuran, dan Jayar pengukuran "back" untuk Kembali ke layar utama, utama Gambar 3.2 Cara Menggunakan Alat Portable Flue Gas Analyzer 10 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Praktikum Gambar 4.1 Proses Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motor Gambar 4.2 Gambar 4.3 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motor Motor abel 4.1 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Pada Motor Parameter Hasil Standar O2 21,0% 10,5% - 23,5% CO O mg/m? 9000 mg/m? returan pene co 11,736,764 mg/m* 29 mg/m? venagakerjaan RINo.5 tahun NOx 5,7 ppm 3 ppm 2018 SO» 6,550 mg/m* 0,25 mg/m? ‘Sumber : Data Primer Hasil Pengukuran 4.2, Pembahasan ‘Telah diselenggarakan praktikum pengukuran emisi gas buang pada motor dengan menggunakan alat Portable Flue Gas Analyzer pada hari Senin, tanggal 26 September 2022 pada Pk.11.00 — 11.30 WIB yang berlokasi di depan Lobi Gedung, Perkuliahan Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Sriwijaya. Pada praktikum ini mengangkat judul “Praktikum Portable Flue Gas Analyzer”. Tujuan dari praktikum ini yaitu melakukan pengukuran emisi gas buang untuk mengetahui besarya emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan roda dua milik salah satu mahasiswa Fakultas Keschatan masyarakat, Universitas Sriwijaya, serta membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga dari hasil pengukuran tersebut dapat mengetahui besarnya emisi gas buang yang dihasilkan oleh motor milik mahasiswa Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Sriwijaya tersebut sesuai dengan batas toleransi paparan yang ditetapkan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan, Sumber pencemar udara adalah setiap kegiatan manusia yang mengeluarkan pencemar udara ke dalam udara ambien. Emisi adalah pencemar udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara, mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi pencemaran udara. Dalam praktikum pengukuran emisi gas buang ini ‘menggunakan alat yang bemama Portable Flue Gas Analyzer, di mana alat tersebut berfungsi untuk mengukur besarnya emisi gas buang yang dihasilkan oleh sumber pencemaran, baik sumber diam maupun sumber bergerak. Adapun peraturan yang digunakan sebagai acuan standar pengukuran yaitu’ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 tahun 2018 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, di mana dalam peraturan tersebut memuat berbagai standar dari emisi gas buang, seperti gas O2 dengan standar sebesar 10,5% - 23,5%, gas COz dengan standar sebesar 9000 mg/m’, gas CO dengan standar sebesar 29 mg/m’, gas NO: dengan standar sebesar 3 ppm, gas SO2 dengan standar sebesar 0,25 mg/m’. 12 Sebelum dilakukan pengukuran emisi gas buang, pastikan bahwa alat dalam kondisi optimal dan dengan kondisi baterai yang mencukupi. Setelah semuanya siap, maka pengukuran dapat dilakukan. Dapaun langkah-langkah untuk menggunakan alat Portable Flue Gas Analyzer tersebut yaitu diawali dengan memasang probe yang diperlukan sesuai dengan pengukuran yang akan dilakukan. Pastikan saat pemasangan probe, alat dalam kondisi mati (off) serta pastikan pemasangan probe sesuai dengan port yang tepat dan dalam kondisi yang kencang. Selanjutnya dapat menyalakan alat Portable Flue Gas Analyzer dengan menekan tombol ON/OFF, lalu biarkan alat mengkalibrasikan udara ambien (arahkan probe ke udara yang bersih) selama 60 detik. Setelah alat menampilkan hasil pengukuran kalibrasi, maka alat tersebut sudah terkalibrasi dan sudah dapat digunakan. Sebelum masuk ke mode pengukuran, pastikan alat tersebut sudah dalam pengaturan gas sesuai dengan pengukuran yang dilakukan, seperti parameter gas apa saja yang akan diukur, dan satuan pengukurannya, Setelah alat sudah disetting sedemikian rupa, maka untuk memulai mode pengukuran dapat langsung mengarahkan alat ke sumber pembuangan emisi gas buang, untuk kendaraan pastikan probe tidak memasuki knalpot kendaraan tersebut, berikan jarak sekitar 10 — 15 em dari knalpot. Pengukuran berlangsung selama 1 menit, dan hasil pengukuran akan Jangsung ditampilkan pada layar. Selanjutnya yaitu menekan tombol stop untuk menghentikan pengukuran dan hold nilai pengukuran, Setelah hasil pemgukuran telah tersedia, maka dapat mencatat ha il tersebut dan mendokumentasikannya. Apabila pengukuran sudah selesai, maka dapat mematikan alat dan menyimpan alat ke posisi awal. Sumber pembuangan emisi gas buang yang diukur yaitu knalpot motor milik mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya. Motor tersebut diketahui merupakan salah satu motor edisi keluaran lama, sehingga kualitas pembakaran yang dihasilkan akan lebih buruk ketimbang motor edisi terbaru, Pengukuran emisi gas buang dilakukan selama 1 menit. Setelah dilakukan pengukuran menggunakan Portable Flue Gas Analyzer dapat diketahui bahwa dalam | menit, motor tersebut telah melepaskan beberapa gas, seperti gas O2 yaitu scbesar 21,0%, gas COo yaitu sebesar 0 mg/m®, gas CO yaitu sebesar 11.736,764 mg/m’, gas NOx yaitu sebesar 5,7 ppm dan gas SO: yaitu sebesar 6,550 mg/m’, 13 Schingga berdasarkan hasil terscbut, dapat diketahui bahwa emisi gas buang dari kendaraan motor tersebut apabila dilihat dari parameter CO, NOx dan SOz, yaitu telah melebihi standar yang ditetapkan di mana standar dari gas tersebut secara berturut-turut yaitu 29 mg/m* untuk CO, 3 ppm untuk NOx serta 0,25 mg/m? untuk gas SOz, Sedangkan untuk gas ©; dan CO masih dalam batas standar yang ditetapkan. Umumnya, pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan merupakan pembakaran yang tidak sempumna. Proses pembakaran mesin bensin tidak terjadi dengan sempurna dikarenakan waktu pembakaran singkat, overlaping katup, udara yang masuk tidak murni, kompresi tidak terjamin rapat sempurna, bahan bakar yang, masuk tidak muri. Pembakaran yang tidak sempurna itu menghasilkan gas buang beracun, misalnya CO, HC, NOx, Pb, SOx, dan COz dan juga masih menyisakan disaluran gas buang. Dengan melihat hasil pengukuran tersebut, diketabui ada 3 emisi gas yang nilainya telah melebihi standar, yaitu CO, NOx dan SOz. CO (Karbonmonoksida) dapat mengurangi jumlah oksigen dalam darah, sehingga bisa mengganggu dalam berfikir, penurunan refleks dan gangguan jantung, dan apabila terkomsumsi dalam jumlah besar bisa mengakibatkan kematian, NO> (Nitrogen Oksida) bersifat toksik dan gas NOz empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka tethadap pencemaran gas NO: adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NOz akan membengkak sehingga penderita |. SOz (Sulfur Oksida) dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas, schingga menimbulkan batuk sesak sulit bemafas yang dapat mengakibatkan kematiann; nafas. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan pengendalian terhadap hal tersebut, agar dampak yang timbulkan dapat diminimalisir dan dihindari. Adapun tindakan yang, dapat dilakukan seperti _pemberian informasi kepada masyarakat terkait pencemaran udara akibat emisi gas kendaraan, terkhususnya kendaraan dengan edisi keluaran yang lama, Tindakan lainnya seperti penggunaan filter emisi gas buang di sumber pembuangan gas kendaraan, 4 5.1. bahwa BABV PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan, maka dapat disimpulkan . Pencemaran udara merupakan masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen Jainnya ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia schingga melampaui baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan. Sumber pencemaran udara pun terbagi menjadi dua, yaitu sumber bergerak dan diam. Salah satu sumber pencemar udara yaitu emisi gas buang kendaraan, Emisi gas buang kendaraan tersebut dapat diukur menggunakan Portable Flue Gas Analyzer. Emisi gas buang kendaraan yang melebihi standar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, . Praktikum ini dilakukan di depan lobi gedung perkuliahan FKM UNSRI, dengan objek yang diukur yaitu emisi gas buang pada salah satu motor mahasiswa FKM UNSRI. Setclah dilakukan pengukuran, diperoleh bahwa dalam 1 menit, motor tersebut telah melepaskan beberapa gas, seperti gas O2 yaitu sebesar 21,0%, gas CO2 yaitu sebesar © mg/m’, gas CO yaitu sebesar 11.736,764 mg/m’, gas NOx yaitu sebesar 5,7 ppm dan gas SOz yaitu sebesar 6,550 mg/m’. Dengan mengacu. pada Permenaker RI Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, diketahui beberapa parameter gas telah melebihi standar, seperti CO, NOx dan SOs, Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, diketahui bahwa kondisi emisi gas buang yang dihasilkan sudah melebihi standar, sehingga diperlukan tindakan pengndalian, seperti pemberian informasi kepada masyarakat terkait pencemaran udara akibat emisi gas kendaraan, terkhususnya kendaraan dengan edisi keluaran yang lama, Tindakan lainnya seperti penggunaan filter emisi gas buang di sumber pembuangan gas kendaraan. 15 DAFTAR PUSTAKA Akbar, M. I. I. (2021). Analisis Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Parameter CO di Jalan Pettarani Makassar Tahun 2021. In UIN Alauddin Makassar (Vol. 33, Issue), http://www2.warwick.ac.uk/fac/sei/whri/research/mushroomresear ch/mushroomquality/fungienvironment?0Abttps:/us. vwr.com/assetsve/as set/en_US/id/16490607/contents%0A http://www. hse.gov.uk/pubns/indg37 3hp.pdt Annur, C. M. (2022). Terus Meningkat, Jumlah Penduduk RI Tembus 275, 77 Juta hingga Pertengahan 2022. Katadata.Co.Id https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/07/terus-meningkat- jumlah-penduduk-ri-tembus-275-77 -juta-hingga-pertengahan-2022 Fatimah, C. L., Darundiati, Y. hanani, & Joko, T. (2018). Hubungan Kadar Debu Total Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pedagang Kaki Lima Di Jalan Brigien Sudiarto Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(6), 49-60. Gunawan, S., Lubis, H. H., & Wanty, R. D. (2019). Pemanfaatan Adsorben dari Tongkol Jagung sebagai Karbon Aktif untuk Mengurangi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur Dan Energi Hitp://Jurnal. Umsu.Ac.Id/Index.Php/RMME, 2(2), 131-139. Imaya, A. T. (2018). Analisis sebaran polutan SO 2, NOx dan PM 10 Dari Sumber Bergerak Pada Jalan Arteri Pada Kota Malang Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Issue X). Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pedoman Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekretariat Negara Republik Indonesia, (078487A), 483. http://www jdih.setjen kemendagri.go.id/ Permenaker. (2018). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5/2018 K3 Lingkungan Kerja. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 5 Tahun 2018, 5, 11. https://jdih.kemnaker go.id/keselamatan-kerja.html Solin, M. S. (2020). Pengujian Alat Ukur Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan Penampil Smartphone Android Berbasis Arduino Uno. Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret201, 2(1), 41-49. 16

You might also like