Professional Documents
Culture Documents
Anak DG Penyakit Kronis
Anak DG Penyakit Kronis
RESUME TM 1
Kasus penyakit kronis pada anak banyak terjadi yang dapat terjadi sejak
lahir (kongenital) atau terjadi pada masa bayi atau anak-anak yang berdampak
pada keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan perawatan yang tepat anak dengan
penyakit kronis dapat tumbuh dengan baik. Jenis penyakit kronis pada anak
seperti: asma, diabetes mellitus, kanker, gangguan jantung, infeksi (HIV,
meningitis, hepatitis), kelainan darah (anemia, sickle cell disease, hemofilia) dan
gangguan konvulsi (epilepsi). Bersifat berkepanjangan tidak dapat sembuh secara
spontan, berlangsung lama memiliki durasi penyakit lebih dari 6 bulan, adanya
kekambuhan, prognosis buruk dan adanya gejala sisa yang berdampak pada
kualitas hidup anak.
Dampak pada anak ini seperti, ancaman masa tumbuh kembang, fisik,
pendidikan, koping (masalah psikologis) dan kualitas hidup (fisik, emosi dan
sosial). Pengalaman awal terdiagnosis penyakit kronis biasanya muncul respon
emosional berupa marah, sedih maupun tidak terima, tindakan lain yang biasa
dilakukan orang tua pada anaknya yang terdiagnosa penyakit kronis yaitu
membawa anak untuk melakukan pengobatan diluar pengobatan medis
(pengobatan alternatif) serta mencari informasi untuk mengetahui perjalanan
penyakit kronis yang diderita anak.
Hospitalisasi menjadi hal yang harus dilakukan oleh orang tua dari anak
yang mengalami penyakit kronis, selain itu pengertian anak dalam menghadapi
kematian berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangan anak. Anak bayi, dan
prasekolah biasanya belum mengeti tentang konsep kematian yang biasanya
diartikan sebagai tidur dalam waktu yang lama, namun anak yang sudah lebih
bertumbuh (usia sekolah dan remaja) sudah mengerti konsep kematian, yang
berarti seseorang yang meninggal sudah tidak akan bisa kemballi hidup lagi,
sehingga usia sekolah dan remaja sudah dapat merasakan sedih dan kehilangan.
Tindakan keperawatan pada anak yang mengalami penyakit kronis yaitu,
memantau respon anak terhadap pengobatan kemoterapi, mencegah infeksi
sekunder serta memantau adanya tanda dan gejala infeksi, mencegah cidera yang
dapat menyebabkan perdarahan, pemberian nutrisi, mengatasi nyeri dengan teknik
penatalaksanaan nyeri nonfarmakologik serta berikan cukup istirahat dan tidur.