Professional Documents
Culture Documents
Gabungan Tanpa Bab Iv
Gabungan Tanpa Bab Iv
SKRIPSI
OLEH:
AYU RAHMAWATY
11527202967
NIM 11527202967
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri
atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
AYU RAHMAWATY
NIM. 11527202967
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
BENGKALIS”. Shalawat dan salam tak lupa juga penulis ucapkan kepada
baginda Nabi Muhammad Saw yang telah berjasa dan berhasil mengantarkan
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum pada program Strata Satu (S1) pada Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam
penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk melengkapi skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin
setinggi-tingginya kepada:
ii
1. Ayahnda Amran dan ibunda Ernawati, yang merupakan orangtua dari
penulis yang telah banyak berjasa mendidik dan membesarkan penulis dari
2. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag selaku rektor Uin Suska
3. Bapak Dr. Drs. H. Hajar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
skripsi ini.
4. Bapak Firdaus, SH. MH selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum beserta staff
skripsi ini.
perkuliahan penulis.
ilmu yang diberikan sangat berarti dan berharga demi kesuksesan penulis
dimasa mendatang.
iii
8. Kepada saudara kandung saya yang saya cintai, kak Dewi Sartika, bang
Taufik Hidayat, kak Dewi Ardhiyanti dan adik Annisa Aulia. Terimakasih
untuk semua bantuan dan dukungan kalian. Semoga Allah akan membalas
Allah, aamiin.
11. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata Desa Pakning Asal 2018 yang penulis
MM, Harry Yulian Andrami S.Ikom, Agus Salim S.T dan Lili Setiawati,
S.Pt. Terimakasih untuk semua bantuan dan dukungan kalian. Semoga kita
12. Teman-teman Asyifa Qalbi yang penulis sayangi, Dina Lestari, S.P, Laila
Manja S.P, Yuyun Yunengsih S.P, Nova Utafa Mofida S.P, Gusriani S.P,
Delvi Utami, S.P, Dharma Juwita S.Pd, Ida Nurjannah, S.Pd. Semoga kita
semua dapat berjumpa lagi dan dapat meraih kesuksesan didunia dan
iv
13. Kepada semua pihak yang telah banyak berkontribusi sehingga penulis
Semoga Allah Swt membalas budi baik dan jasa-jasa dari semua pihak
yang telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
AYU RAHMAWATY
NIM. 11527202967
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 13
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 13
E. Metode Penelitian ....................................................................... 14
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 18
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Bengkalis
1. Letak Geografis Kabupaten Bengkalis .................................. 20
2. Ekonomi dan Pendidikan ....................................................... 21
3. Pemerintahan ......................................................................... 22
B. Gambaran Umum Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
1. Sejarah Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Bengkalis ................................................ 23
2. Visi dan Misi ......................................................................... 26
3. Kedudukan,Tugas, Fungsi dan Klasifikasi ............................ 27
4. Struktur Organisasi ................................................................ 31
5. Tugas Maing-Masing Bagian ................................................ 32
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan ......................................................... 36
2. Tujuan Pengawasan .............................................................. 37
3. Fungsi Pengawasan ............................................................... 37
4. Norma Umum Pengawasan .................................................. 38
vi
B. Pelabuhan
1. Pengertian Pelabuhan ............................................................ 39
2. Macam Pelabuhan ................................................................. 40
3. Peranan Pelabuhan Laut......................................................... 44
4. Fasilitas Pelabuhan ................................................................ 45
5. Dasar Hukum Kepelabuhanan ............................................... 46
C. Penyelundupan
1. Pengertian Penyelundupan ..................................................... 46
2. Faktor Terjadinya Penyelundupan Barang ............................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengawasan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Terhadap
Pelabuhan Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 76 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan di Kabupaten
Bengkalis ................................................................................... 49
B. Kendala yang Dialami Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pelabuhan Berdasarkan
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan di Kabupaten Bengkalis ............................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dua pertiga atau 63% wilayah teritorialnya berupa perairan. Indonesia juga
memiliki pantai yang terpanjang didunia, yaitu 81.000 Km. Sebagai bangsa
tujuan ekonomi, sosial dan politik. Pengembangan dari sektor maritim dapat
menyumbangkan diantaranya:1
pulau.
1
Elfrida Gultom, Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan Untuk Meningkatkan
Ekonomi Nasional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h.1-3.
1
2
tujuan.
dan kepariwisataan.
Negeri ini memiliki hasil bumi, hasil laut dan hasil tambang yang sangat
potensial. Kekayaan daratan dan perairan yang dapat digali atau dihasilkan
dikirim kedaerah lain atau di ekspor. Sebagai negara kepulauan yang memiliki
kawasan darat, laut dan udara, Indonesia memanfaatkan kawasan tersebut dengan
efektif dan efisien dalam arti aman, murah lancar, cepat, mudah, teratur dan
2
3
umumnya.2
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.258 pulau dengan dua
pertiga bagian berupa lautan, hendaknya perlu mendapat respons yang baik.
sebagai sarana penghubung antara satu pulau dengan pulau lain, juga merupakan
pendorong bagi bergeraknya aktivitas sosial dan ekonomi disuatu kawasan berupa
ekspor dan impor barang serta kegitatan lainnya, kawasan tersebut yaitu
tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
2
Ibid.
3
Ibid.
4
Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut.
3
4
Secara teknis, pelabuhan adalah salah satu bagian dari ilmu bangunan
kemudian dilakukan bongkar muat. Ditinjau dari sub sistem angkutan, maka
pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan
muatan laut dan darat. Jadi secara umum, pelabuhan adalah suatu daerah perairan
sehingga aktifitas bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat
dilaksanakan.5
Pelabuhan merupakan kompleks yang luas yang terdiri dari bagian di air
dan bagian di darat. Bagian di air dari pelabuhan diantaranya adalah kolam
pelabuhan, fasilitas navigasi, kolam putar kapal, dok (galangan kapal atau bengkel
kapal), dan lain-lain. Sementara itu, bagian didarat adalah gedung terminal
perusahaan pelayaran baik pemerintah atau swasta semacam PT. PELNI, Samudra
Indonesia dan lain-lain. Kemudian ada lagi sirkulasi jalan raya didalam kawasan
pelabuhan yang dilengkapi juga dengan terminal jalan raya (terminal bus atau
mikrolet), pertokoan, restoran, kantor telkom, wartel, kantor pos dan sebagainya.6
5
Soedjono Kramadibrata, Perencanaan Pelabuhan, (Bandung: Ganeca Exact Bandung,
1985), h. 64.
6
Fidel Miro, Pengantar Sistem Transportasi, (jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.79.
4
5
penggunaan sumber daya publik yang tersedia di daerah dan untuk memperbaiki
kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber daya nya secara
dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (economic entity) yang
daerah, pertama tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negri maupun luar
negara dipengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda, misalkan beberapa daerah
fasilitas yang memadai akan membawa keuntungan dan dampak positif bagi
adanya perdagangan yang lancar dan perindustrian yang tumbuh dan berkembang,
perkembangan pelabuhan.8
7
Mudrajad Kuncoro, Otonomi Daerah: Menuju Era Baru Pembangunan Daerah,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h. 81-82.
8
Abbas Salim, Manajemen Pelayaran Niaga Dan Pelabuhan, (Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya, 1995), h.51.
5
6
dan pembangunan secara luas. Jadi, keterkaitan antara pelabuhan laut dan
pembangunan adalah sangat jelas dan menarik baik ditinjau dari segi teori
tersedianya pelayanan pelabuhan (laut) yang cukup dan efektif merupakan suatu
kemutlakan.9
Singapura) khususnya wilayah pesisir yang dinilai rentan disusupi oleh peredaran
barang ilegal. Salah satu sarana yang menyebabkan dapat masuknya barang ilegal
9
Sakti Adji Adisasmita, Perencanaan Pembangunan Transportasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 139-140.
6
7
pelabuhan. Sejauh ini di Kota Bengkalis didapati beberapa pelabuhan yang kerap
dijadikan sarana sebagai aktivitas keluar masuknya peredaran barang ilegal, baik
itu seperti rokok, bahan makanan maupun barang terlarang seperti narkoba. Hal
itu tentu saja membuat banyak kerugian dalam bidang perekonomian dan sosial di
10
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
7
8
menjadi pintu gerbang keluar masuknya barang-barang ilegal. Pelabuhan ini ada
yang terletak di pusat kota maupun tempat-tempat yang berada di tepian pulau-
tahun dan negara pun ikut serta dirugikan. Berbagai komoditi ilegal umumnya
pengawasan.11
dari pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan yang memiliki tugas dan
11
Mukhlison Widodo, Pelabuhan Tikus Di Riau Perlu Disikapi Secara Kolektif,
https://www.gatra.com/rubrik/nasional/pemerintahan-daerah/374581-Pelabuhan-Tikus-Di-Riau-
Perlu-Disikapi-Secara-Kolektif, 22 Desember 2018 pukul 14.22
8
9
dengan kegiatan bongkar muat barang berbahaya, barang khusus, limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi dan
reklamasi, laik layar dan kepelautan, tertib lalu lintas kapal di perairan
dilaksanakan oleh pihak manager dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
rencana dan awal untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana
yang berarti.13
Tahun 1992, KM No. 14 Tahun 2002 Pasal 1, bongkar muat yaitu kegiatan
bongkar muat barang dari dan atau kekapal meliputi kegiatan pembongkaran
barang dari palka kapal keatas dermaga dilambung kapal ke gudang lapangan
12
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
13
Galih Satriyo, Pengaruh Pengawasan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kegiatan
Bongkar Muat Pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Tanjung Wangi,
Volume. 2 Nomor. 1, 2017, h.2.
9
10
selain sebagai tempat turun naik nya penumpang juga sebagai tempat kegiatan
masuk dan keluar khususnya dalam kegiatan bongkar muat barang baik dari
dalam negeri maupun luar negeri yang tentu saja memerlukan pengawasan yang
baik dan maksimal serta proses administrasi yang tertib agar tidak terjadi tindakan
ketertiban, dan lalu lintas kapal di pelabuhan. Seperti yang telah diketahui,
wilayah pelabuhan terdiri dari wilayah laut dan wilayah daratan. Pengaturan,
menjadi tanggung jawab kantor syahbandar yang tentu saja harus berkoordinasi
14
Ibid.
10
11
center/ rumah sakit pelabuhan dan lainnya. Di wilayah daratan, berdiri berbagai
lain kantor bea cukai, kantor administrator pelabuhan, rumah sakit pelabuhan,
kantor swasta/non pemerintah yang meliputi penyedia jasa antara lain perusahaan
pengguna jasa yang antara lain meliputi pengusaha ekspor, pengusaha impor, dan
Kota Bengkalis yang merupakan sebuah pulau yang menjadi pintu gerbang
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand dinilai sangat rentan dengan adanya
muat barang ilegal tersebut pada pelabuhan yang pengawasan nya dinilai kurang
yang masuk maupun keluar, masih ditemukan adanya aktivitas bongkar muat
dengan cara melanggar aturan hukum. Hal ini tentunya membuat banyak
15
Herman Budi Sasono, Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor,
(Yogyajarta: ANDI, 2012) h. 43.
11
12
kerugian di berbagai aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya pada kota
Bengkalis”.
12
13
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
13
14
di Kota Bengkalis.
terhadap pelabuhan.
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana hukum (S1) pada
Kasim Riau.
c. Untuk pedoman atau bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin
E. Metode Penelitian
Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan baik dan lengkap, maka perlu
14
15
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang sama.
Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup atau mati), kejadian, kasus-
kasus, waktu atau tempat, dengan sifat dan ciri yang sama. Sampel adalah
Adapun sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 9
berjumlah 3 orang dan buruh bongkar muat barang ilegal sebanyak 6 orang.
sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling adalah karena
jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya.17
16
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 118.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RAD, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 26.
15
16
TABEL 1.1
Jumlah Jumlah
NO Responden Persentase
Populasi Sampel
1 Kantor Kesyahbandaran
Kota Bengkalis.
4. Sumber Data
16
17
Yaitu sumber data yang diperoleh langsung berupa observasi dan wawancara
Bengkalis.
Data yang diperoleh dengan riset kepustakaan dan dokumen yang berhubungan
dengan penelitian.
a. Observasi
penelitian.
b. Wawancara
barang ilegal.
c. Study pustaka
Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penilitian ini adalah
17
18
F. Sistematika Penulisan
Penulisan ini pada garis besarnya terdiri dari lima bab dan setiap bab
BAB I : PENDAHULUAN
18
19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
20
BAB II
diatas permukaan laut dengan luas wilayah 11.481.22 KM2, yang terdiri dari
organosol yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan organik, terdapat di
sungai, tasik serta pulau besar dan kecil. Batas-batas daerah di Kabupaten
Bengkalis adalah:
Kepulauan Meranti;
Hilir.18
pada alur pelayaran internasional yang paling sibuk didunia, yakni Selat Malaka
juga berada pada kawasan segitiga pertumbuhan ekonomi Negara Malaysia dan
18
https://bengkaliskab.bps.go.id (diakses pada 10 Oktober 2019, pukul 16.23 WIB).
20
21
Luas Daerah
NO Kecamatan Ibu Kota Kecamatan
Kecamatan (KM)
terpadu oleh pemerintah dan swasta. Dengan ekonomi yang dimiliki daerah ini,
dapat segera dihasilkan tanpa melalui proses birokrasi yang panjang.19 Kondisi
19
Ibid.
21
22
besar bermata pencaharian nelayan dan bertani, hal ini dikarenakan kondisi alam
yang mendukung terutama dalam sumber daya hasil laut yang cukup melimpah.
Mata pencaharian yang lainnya seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), POLRI,
Buruh atau jasa, pedagang dan lain-lain. Sementara itu pendidikan merupakan hal
yang sangat penting dan menentukan dalam gerak pembangunan dan serta untuk
Bengkalis dapat dikatakan sebagai pusat pendidikan karena di daerah ini dapat
tinggi, baik negeri maupun swasta, dengan adanya fasilitas ini akan dapat
3. Pemerintahan
a. Instansi Otonom
20
Ibid.
22
23
b. Instansi Vertikal
(ADPEL), Bea dan Cukai, Imigrasi, Pajak, BKKBN, Kantor Urusan Agama,
Bengkalis
Meridional com o Cathay yang diterbitkan pada tahun 1613 dapat memberikan gambaran
tentang Bengkalis pada saat itu. Gordinho menggambarkan Bengkalis sebagai tempat
berdagang lada hitam. Lada hitam yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari berbagai
daerah di barter dengan berbagai komoditas khususnya kain di Bengkalis. Lada hitam ini
kemudian dibawa ke belahan dunia yang lain oleh pedagang dari Arab, Cina, India,
beberapa negeri yang berada dibawah naungan Melaka tetap meneruskan taat setia
21
Ibid.
23
24
Penghulu Bendahari. Hal ini sejalan dengan adat kebiasaan yang diterapkan dalam
mengelolanya. Untuk itu dibentuk suatu jabatan yang dipegang oleh orang
Penghulu Bendahari.
Johor. Jabatan Syahbandar diberikan kepada anggota Majelis Orang Kaya yang
24
25
setiap tahunnya mencapai puncak pada bulan Mei dan November. Bengkalis saat
itu didiami oleh orang laut. Gordinho melukiskan orang laut yang tinggal di
Bengkalis memiliki sifat yang ganas dan sebagian besar berprofesi sebagai bajak
laut yang ditakuti baik oleh kapal-kapal Portugis maupun kapal-kapal Belanda.
ini, Aceh mengembalikan kawasan Bengkalis, Rokan dan Siak kepada Johor
utama Syahbandar Bengkalis adalah memungut pajak dan cukai dari kapal-kapal
ini kawasan ini karena jika perang Johor dengan Aceh berterusan maka keamanan
perairan Selat Melaka akan terganggu dan ini akan menjelaskan Melaka sebagai
tersendiri bagi Bengkalis sebagai salah satu pusat perdagangan Johor. Persaingan
Laksamananya.23
Pada Mei 1673, Belanda mendapat kabar dari pedagang Melayu yang
datang dari Bengkalis yang mengabarkan tentang pelanggaran Jambi atas Johor.
Kekalahan Johor atas Jambi di Pasir Raja atau Batu Sawar (Johor Lama) pada
23
Ibid.
25
26
Syahbandar Bengkalis Orang Kaya Setia Raja, telah meminta kepada Belanda tiga
pucuk senapang kecil, sepuluh pucuk senjata api yang lebih besar, peluru, dan
besar bagi Johor, jabatan Syahbandar Bengkalis selalu menjadi rebutan. Yang
Ketika Laksamana Tun Abdul Jamil menjadi orang dekat Sultan, maka yang
Bengkalis diganti oleh orang kepercayaan Bendahara Sri Maharaja Tun Habib
Abdul Majid. Syahbandar Bengkalis adalah salah satu jabatan yang penting di
Kerajaan Johor dan dijabat hanya oleh orang-orang tertentu. Gelar yang diberi
penyelenggaraan transportasi laut nasional yang efektif, efisien dan berdaya saing
24
Ibid.
26
27
berwawasan nusantara.
pelabuhan.
nusantara.
36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan
a. Kedudukan
25
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Visi dan Misi Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, http://hubla.dephub.go.id/profil/pages/Visi-Misi.aspx, (diakses pada 3
Desember 2019, pukul 16.55).
27
28
Perhubungan Laut.
seorang Kepala.
b. Tugas
secara komersial.26
c. Fungsi
fungsi:
26
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
28
29
27
Ibid.
29
30
pelabuhan;
d. Klasifikasi
28
Ibid.
30
31
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
Gambar 2.1
31
32
29
Ibid.
32
33
pelabuhan dan tertib berlayar, lalu lintas keluar masuk kapal, kapal asing
dan pengawasan kegiatan lalu lintas dan angkutan laut, tenaga kerja
30
Ibid.
33
34
34
35
alur pelayaran, jaringan jalan, dan sarana bantu navigasi pelayaran serta
pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan dan
informasi pelabuhan.31
31
Ibid.
35
36
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
dari kata “awas” yang artinya memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat
sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi
laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang diawasi. Menurut
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan.32
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas
yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauh mana
32
Amran Suadi, Sistem Pengawasan Badan Peradilan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), h. 15.
33
Ibid.
36
37
2. Tujuan Pengawasan
rencana.
instruksi.
dalam kegiatan.
3. Fungsi Pengawasan
secara mulus dan lancar, sehingga organisasi bisa mencapai setiap sasaran yang
telah ditetapkannya.
34
Ibid.
37
38
diantaranya yaitu:
memperbaikinya.
berkesinambungan.
35
Ibid.
36
Sujamto, Norma & Etika Pengawasan, (Jakarta: Sinar Grafika, 1989), h.19.
38
39
B. Pelabuhan
1. Pengertian Pelabuhan
Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Ayat (2),
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas
intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.37
darat antarkota maupun antar provinsi. Semua arus yang melalui atau singgah
disuatu pelabuhan laut tentu tidak bisa ditangani oleh satu instansi saja, namun
pemerintah terkait atau lembaga swasta terkait. Arus kapal ke/dari luar negeri
waktu kapal bermuatan barang impor dari berbagai negara akan memasuki
37
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan
39
40
berlabuh/membuang jangkar terlebih dahulu, harus antre agar bisa menuju kolam
pelabuhn melalui alur laut dengan dipandu oleh kapal pandu serta didampingi
oleh kapal tunda. Setelah itu kapal harus berlabuh dikolam pelabuhan, antre agar
bisa merapat dan bersandar ditepi dermaga yang ditentukan oleh pihak
impor. Sebelum izin sandar diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran, pihak kapal
kapal tersebut dalam melewati wilayah laut atau memasuki pelabuhan wilayah
itu.38
dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran (crane)
barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu
2. Macam Pelabuhan
38
Herman Budi Sasono, Op.Cit, h.1.
39
Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, (Yogyakarta: Beta Offset, 2009) h. 3.
40
41
1. Pelabuhan Umum
2. Pelabuhan Khusus
pelabuhan kecil yang disubsidi oleh pemerintah dan dikelola oleh Unit
1. Pelabuhan Laut
40
Ibid.
41
Ibid.
41
42
2. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan pantai ialah yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan
oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal
asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta izin terlebih dahulu.
1. Pelabuhan Ikan
2. Pelabuhan Minyak
atau pengkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar,
menjorok ke laut.42
3. Pelabuhan Barang
laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar dari kapal dan
diturunkan di dermaga.
42
Ibid.
42
43
4. Pelabuhan Penumpang
5. Pelabuhan Campuran
barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.
6. Pelabuhan Militer
cukup terpisah.
1. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
2. Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu darah perairan yang dilindungi dari pengaruh
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe diatas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindung oleh lidah pasir dan perlindungan buatan hanya
43
Ibid.
43
44
Pelayanan jasa kepelabuhanan abad ke-21 ini, tidak lagi terbatas hanya
muat kargo, melainkan telah berkembang menjadi titik sentral pembangkit tenaga
dalam posisi luar biasa dan strategis. Beberapa alasan penting yang menempatkan
diantaranya adalah:
rendah.
44
45
dulu dikenal dengan sistem angkutan Port to Port. Pada era millenium
kini tidak hanya angkutan Port to Port, melainkan lebih luas menjadi
4. Fasilitas Pelabuhan
tersedia berbagai fasilitas. Kelengkapan fasilitas ini juga bisa menjadi ukuran baik
pelabuhan:
1. Penahan Gelombang
2. Jembatan
5. Tempat Labuh
7. Tongkang (Lighter)
44
Lasse, Manajemen Bisnis Transportasi Laut, Carter dan Klaim, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015), h. 232-233.
45
46
9. Rambu Kapal
10. Gudang
11. Dermaga45
Otoritas Pelabuhan
C. Penyelundupan
1. Pengertian Penyelundupan
dan Otoritas Pelabuhan, Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina. Aksi penyelundupan
awak kapal. Manipulasi melalui pemalsuan dokumen muatan kapal juga dapat
46
47
Selain dari barang muatan kapal, praktik penyelundupan dewasa ini terjadi
tersebut.46
jawab. Namun faktor lain juga bisa menjadi pendukung terjadinya kasus
penyelundupan barang ini. Sehingga memang perlu diperhatikan tidak hanya pada
pemerintah tetapi juga berbagai sektor lainnya yang terkait agar bisa saling
penyelundupan yaitu:
a. Adanya perbedaan harga yang cukup signifikan antara barang yang ada
didalam dan diluar negeri. Tentunya hal ini erat kaitannya dengan
46
Lasse, Manajemen Muatan Aktivitas Rantai Pasok di Area Pelabuhan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h. 416-417.
47
48
c. Penetapan tarif untuk impor dan ekspor barang yang semakin meningkat
tentu menjadi alasan yang kuat bagi pihak yang ingin menyelundupkan
d. Adanya permintaan pasar yang besar tetapi pasokan bahan baku tidak ada
maka akan menambah bahan baku secara impor meskipun dengan cara
47
https://www.kirimanku.id/Berita/Penyelundupan-Barang-yang-Semakin-Marak-di-
Indonesia-.html (Diakses pada 09 Desember 2019).
48
BAB V
A. Kesimpulan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, maka penulis dapat
Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan
pintu masuk dan keluar pelabuhan serta pengawasan terhadap pedagang kaki
67
68
Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan
B. Saran
pelabuhan sehingga tidak ada lagi celah bagi oknum-oknum untuk melakukan
2. Bagi pelaku usaha yang ingin melakukan kegiatan ekspor dan impor barang
karena banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari aktivitas
bongkar muat barang ilegal ini bagi negara khususnya bagi daerah.
68
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ilmu, 2011)
Bandung, 1985)
Lasse, Manajemen Bisnis Transportasi Laut, Carter dan Klaim, (Jakarta: PT. Raja
Salim Abbas, Manajemen Pelayaran Niaga Dan Pelabuhan, (Jakarta: PT. Dunia
Persada, 2005)
PPM, 2005)
Undang-undang:
Pelabuhan
Kepelabuhanan
Jurnal:
Ensiklopedia:
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Visi dan Misi Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, http://hubla.dephub.go.id/profil/pages/Visi-Misi.aspx
https://hanauchiha.wordpress.com/2008/09/15/kenapa-penyelundupan-
terus-terjadi/
https://bengkaliskab.bps.go.id
https://www.riau.go.id/home/content/6/kab-bengkalis
https://www.kirimanku.id/Berita/Penyelundupan-Barang-yang-Semakin-Marak-
di-Indonesia-.html
https://www.gatra.com/rubrik/nasional/pemerintahan-daerah/374581-
Pelabuhan-Tikus-Di-Riau-Perlu-Disikapi-Secara-Kolektif
https://www.google.com/amp/s/sejarahbengkalisblog.wordpress.com/2016
/07/03/syahbandar-bengkalis/amp
DAFTAR WAWANCARA
4. Apa saja faktor yang menjadi penyebab terjadinya bongkar muat barang
pada tahun 2003, kemudian melanjutkan Sekolah Dasar di SDS YKPP Sungai
Pertama di SMPS YKPP Sungai Pakning tamat pada tahun 2012 dan setelah itu
penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Bukit Batu yang tamat
Pekanbaru yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ( UIN
SUSKA RIAU) pada Fakultas Syariah dan Hukum dengan jurusan Ilmu Hukum
Bengkalis, setelah itu melanjutkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pakning
Asal Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Pada tanggal 10 Maret 2020