Professional Documents
Culture Documents
Wizni Adila Aziza - G1B019020 - CS I Ethic
Wizni Adila Aziza - G1B019020 - CS I Ethic
Dosen:
Disusun Oleh:
Wizni A'dila A'ziza
(G1B019020)
2022
Case Study 1
(Pengukuran Dalam Epidemiologi)
3. Screening
a. Gambaran umum screening
skrining merupakan upaya menyaring orang-orang yang tampak sehat, tidak
tampak menderita enyakit dari suatu populasi tertentu sebagai usaha untuk
mendeteksi penyakit tanpa gejala tertentu dengan suatu tes/ pemeriksaan
singkat dan sederhana (Ismah, 2018).
b. Tipe dan kriteria screening
Bentuk skrining:
- Skrining seri: dilakukan dua kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan
positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif. Ini akan
menghasilkan false negative meningkat dan false positive rendah
- Skrining paralel: dilakukan dua kali penyaringan dan hasilnya
dinyatakan positif jika salah satu hasilnya adalah positif. Ini
menghasilkan true positive meningkat dan false negative rendah.
kriteria screening:
- penyakit menjadi masalah kesehatan yang berarti
- tersedia obat yang yang potensial atau memungkika bagi mereka yang
dinyatakan positif
- fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan pengobatan tersedia. Setelah diskrining
maka dilakukan upaya diagnosis dan segera disusul pengobatan sesuai hasil
diagnosis.
- penyakit dapat diketahui dengan pemeriksaan atau tes khusus
- Hasil perhitungan uji saring memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan
spesifisitas.
- sifat perjalanan enyakit diketahui pasti
- Adanya standar yang disepakati untuk yang menderita
Biaya yang digunakan seimbang dengan resiko biaya bila tanpa skrining
- dimungkinkan untuk dilakukan follow up dan kemungkinan pencarian
penderita secara berkesinambungan (Ismah, 2018).
c. Validitas dan reliabilitas alat ukur dalam screening.
Validitas
Validitas alat ukur skrining merupakan kemampuan alat tersebut untuk
memberikan indikasi pendahuluan mengenai siapa yang menderita penyakit dan
siapa yang tidak. Unsur dari validitas adalah sensitivitas dan spesifisitas.
Sensitivitas adalah kemampuan untuk menemukan mereka yang menderita
penyakit sedangkan spesifisitas sebaliknya. Dengan asumsi bahwa diagnosis
yang tepat disusun tabel 2 x 2 sebagai berikut:
Diagnosis
Penyakit positif Penyakit negatif
Hasil tes positif a b
Hasil tes negatif c d
total a+c b+d
Keterangan:
a = true positive menderita penyakit dan diagnostik +
b = false positive tidak menderita penyakit tetapi diagnostik +
c = false negative menderita penyakit tetapi diagnostik –
d = true negative menderita penyakit dan diagnostik –
penghitungan sensitivitas dan spesifisitas dihitung sebagai berikut:
sensitifitas: a/ a+c
spesifisitas: d/ b+d
false negative: c/ a+c
false positive: b/ b+d
SKENARIO:
1. Seorang dokter menemukan adanya175 kasus DBD pada sebuah desa tahun 2010
dengan populasi 10.000 penduduk. Lalu pada bulan Maret 2010 ditemukan 10
kasus baru. Pada bulan Agustus ditemukan kembali 25 kasus baru. Bulan
Desember terdapat 20 kasus baru DBD.
a. Berapakah prevalensi kasus DBD pada bulan Januari-Desember 2010?
[(175 + 10 + 25 + 20) / 10000] = 0,023 x 100 = 2,3 %
b. Berapakah point prevalensi kasus DBD pada bulan Agustus 2010?
(175 + 10 + 25) / 10000 = 0,021 x 100 = 2,1 %
c. Berapakah insidensi kasus DBD bulan Januari – Agustus 2010?
10 + 25 / 10000 = 0,35
Ismah, Z., 2018. Bahan ajar dasar epidemiologi. Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Medan.
Irwan, 2018. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Edisi Pertama. Yogyakarta. CV.
Absolute Media.
Marya, C. M., 2011. A Textbook of Publ[ic Health Dentistry. JAYPEE. New Delhi.
Murti, B. 2016. Pengantar Epidemiologi. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. FK
UNS.