You are on page 1of 4

HSI Silsilah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam

– Halaqah 12 | Bab 1 Fadhlul Islam –


Pembahasan Dalil Ke Tujuh Atsar Ubay bin
Ka’ab Bagian 1
June 4, 2022Ummu Syifa

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وااله‬

Halaqah yang ke dua belas dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitab Fadhlul Islam yang
dikarang oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.

Beliau mengatakan,

‫وعن أبي بن كعب رضي هللا عنه قال‬

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan,

‫عليكم بالسبيل و السنة‬

Hendaklah kalian berpegang dengan – ‫_السبيل و السنة‬

Yang dimaksud dengan – ‫ – السبيل‬di sini adalah Al Islam. As Sabil artinya jalan. Sabilullah
adalah Al Islam, maksudnya adalah jalan yang menyampaikan kita kepada Allah ‫ ﷻ‬yang
apabila kita menempuhnya kita akan sampai kepada Allah ‫ ﷻ‬maka itu adalah Al Islam.

Oleh karena itu para salaf ketika mereka menafsirkan firman Allah ‫ﷻ‬
۞ ‫ۡٱه ِد َنا ٱلص َِّر ٰطَ ۡٱلم ُۡس َتقِی َم‬
[QS Al-Fatihah 6]

Tunjukilah kami jalan yang lurus.

Ada diantara mereka yang mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan jalan yang lurus
di sini adalah Al Islam.
Beliau mengatakan,

‫عليكم بالسبيل و السنة‬

As Sabil maksudnya Al Islam. Karena Islam ini adalah jalan kita menuju Allah ‫ﷻ‬. Jalan
yang menyampaikan kita kepada Allah ‫ ﷻ‬dinamakan Sabilullah, dinamakan dengan Ash
Shiroth, terkadang di dalam Al Qur’an disebutkan Ath Thoriq, terkadang disebutkan dengan
As Sabil dan maknanya sama, yaitu jalan.
‫ك َل َت ْهدِي ِإ َلى صِ َراطٍ مُسْ َتق ٍِيم‬ َ ‫َوِإ َّن‬
‫ُأ‬
۞..‫يق مُّسْ َتق ٍِيم‬ ٍ ‫ص ِّد ًقا لِّ َما َبي َْن َي َد ْي ِه َي ْهدِي ِإلَى ْال َحق َوِإل ٰى ط ِر‬
َ َ ِّ ِ ‫َيا َق ْو َم َنا ِإ َّنا َسمِعْ َنا ِك َتابًا‬
َ ‫نز َل مِن َبعْ ِد مُو َس ٰى ُم‬
[QS Al Ahqof30]

Menggunakan kalimat Thoriq, terkadang menggunakan kalimat Shiroth, dan terkadang


menggunakan kalimat Sabil, jalan Allah ‫ﷻ‬.
Jalan Allah ‫ ﷻ‬maksudnya adalah jalan yang akan menyampaikan kita kepada Allah
‫ﷻ‬. Apa jalan tersebut? Jalan tersebut adalah Islam. Berarti beliau,

‫عليكم بالسبيل و السنة‬

Maksudnya adalah hendaklah kalian berpegang teguh dengan Islam, yaitu Islam yang dibawa
oleh Rasulullah ‫ﷺ‬. Ini adalah jalan kalian.
Islam yang dibawa oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬baik yang berkaitan dengan amalan-amalan yang
dhohir maupun amalan-amalan yang bathin. Maka hendaklah kalian berpegang dengan Islam
yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬
‫و السنة‬

Yang dimaksud dengan sunnah, sama maknanya, yaitu Islam, karena As-Sunnah secara
bahasa adalah Thoriqoh, dan Thoriqoturrasul jalannya Rasulullah ‫ ﷺ‬cara hidupnya
Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah Al Islam.

Sunnah adalah Thoriqoh dan Thoriqoturrasul ‫ ﷺ‬adalah Al Islam. Sehingga tidak heran
apabila Al Imam Al Barbahari di dalam Syarhus Sunnah beliau mengatakan,

‫اإلسالم هو السنة والسنة هي اإلسالم‬

Kata beliau,
‫ والسنة هي اإلسالم‬،‫اعلموا أن اإلسالم هو السنة‬

Ketahuilah bahwasanya Islam itulah sunnah dan sunnah adalah Islam.

Jadi Islam yang Beliau bawa itulah As Sunnah dan Sunnah Beliau adalah Islam sehingga
ketika beliau mengatakan,
‫عليكم بالسبيل و السنة‬،

Maksudnya adalah hendaklah kalian berpegang teguh dengan Islam yang dibawa oleh Nabi
‫ﷺ‬.
Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya,
‫يل َوال ُّس َّنة‬
ِ ‫ْس مِنْ َع ْب ٍد َعلَى الس َِّب‬
َ ‫َفِإ َّن ُه لَي‬

Karena tidak ada seorang hamba yang dia berada di atas ‫يل َوال ُّس َّنة‬
ِ ‫س َِّب‬.

Seorang hamba Allah ‫ ﷻ‬menyembah kepada Allah ‫ ﷻ‬di atas Islam. Berarti di atas
syari’atnya Nabi ‫ ﷺ‬yang dhohir dan bathin. Di atas Islam, di atas agamanya Rasulullah
‫ ﷺ‬baik dhohirnya maupun bathinnya. Dhohirnya sesuai dengan cara Beliau, bathinnya
ikhlas karena Allah ‫ﷻ‬.
Tidak ada seorang hamba, yaitu menyembah kepada Allah ‫ ﷻ‬di atas Islam, maksudnya
adalah di atas agama Islam secara dhohir maupun bathin, ِ َ ‫َذ َك َر هَّللا‬

Kemudian dia mengingat Allah ‫ﷻ‬


‫ت َع ْي َناهُ مِنْ َخ ْش َي ِة هللا‬
ْ ‫ض‬
َ ‫َف َفا‬

Kemudian menangis kedua matanya karena takut kepada Allah ‫ﷻ‬.

Menangisnya adalah ketika dia mengingat Allah ‫ﷻ‬, dia mengingat kekuasaan Allah,
kenikmatan Allah ‫ ﷻ‬yang diberikan yang begitu besar, perhatian Allah ‫ ﷻ‬yang begitu
besar kepada dirinya, ketika dia melihat orang-orang yang di sekitarnya dan dia melihat
bagaimana Allah ‫ ﷻ‬memberikan anugerah dan karunia yang begitu besar kepadanya
maka dia sangat bersyukur kepada Allah ‫ﷻ‬.

Dipilih dia diantara sekian banyak manusia sehingga dia menangis, atau misalnya dia
menangis mengingat tentang kekurangan-kekurangan dia, padahal nikmat kepadanya dari
Allah ‫ ﷻ‬ini banyak sekali, atau menangis karena dia mengingat adzab Allah ‫ ﷻ‬dan
seterusnya. Dan itu semuanya (tangisan itu semuanya) berdasarkan aqidah yang benar dan
berdasarkan cara yang dibenarkan, bukan menangis karena bid’ah karena terkadang orang
yang melakukan bid’ah pun bisa menangis.

(Kisah beliau ustadz Abdullah Roy hafidzahullah saat SMP) di masjid ada kegiatan bersama-
sama mengatakan Lāilāhaillallāh dan kita merasakan saat itu seakan-akan khusyu’ ada rasa
gemetar/merinding, ada perasaan ingin menangis pertama kali beli tasbih, pertama kali
menggunakan tasbih itu khusyu’ bisa konsentrasi. Siapa yang menjadikan kita seperti itu?
Yang menjadikan kita menangis, padahal itu bukan di atas sunnah itu adalah syaithan,
menjadikan kita dibisik-bisikkan dengan cara seperti ini, engkau lebih khusyu’ di dalam
beribadah dan itu yang dirasakan orang-orang Sufi, bagaimana mereka berkumpul,
mengatakan pertama Lāilāhaillallāh semakin lama semakin cepat illallāh, kemudan terakhir
Allāh.

Kalau kita tanya mereka, mereka mengatakan di situ ada perasaan nikmat, merasa lebih
khusyu’ dan seterusnya.
Ini terjadi karena sebab kebid’ahan dan yang menjadikan itu semua adalah syaithan. Maka
yang demikian tidak diberikan oleh Allah ‫ ﷻ‬pahala.

Berbeda dengan orang yang menangis tadi dan menangisnya karena di atas sunnah (menangis
karena membaca Al Qur’an, shalat malam yang sesuai dengan sunnah) maka pahalanya jika
dia menangis kedua matanya karena takut kepada Allah ‫ﷻ‬
‫ف َت َم ُّس ُه َما ال َّنا ُر‬

Hamba tersebut tidak akan disentuh oleh api neraka, sebagaimana dalam hadits,

ِ ‫يل هَّللا‬ ْ ‫ت مِنْ َخ ْش َي ِة هَّللا ِ َو َعيْنٌ َبا َت‬


ِ ‫ت َتحْ رُسُ فِى َس ِب‬ ْ ‫ان الَ َت َم ُّس ُه َما ال َّنا ُر َعيْنٌ َب َك‬
ِ ‫َع ْي َن‬

Hadits shahih diriwayatkan Ath Tirmidzi.


Berarti ucapan Ubay bin Ka’ab tadi ada dasarnya di dalam hadits, tentunya beliau mengucap
ucapan seperti itu bukan berasal dari ijtihad beliau. Hal ini berdasarkan dalil (perkara yang
ghoib).

Yang dimaksud dengan keutamaan ini, maksudnya apabila mata tadi menangis berdasarkan
Islam yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬. Jadi sebab menangisnya adalah sebab yang benar,
bukan karena bid’ah tapi karena melakukan perkara yang sunnah. Jika dia menangisnya tadi
berada di atas Islam yang dibawa oleh Nabi ‫( ﷺ‬Islam di sini adalah Islam dhohir maupun
bathin) sesuai dengan Islam yang dibawa Nabi ‫ ﷺ‬dan bathinnya (ikhlasnya) juga seperti
yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬.
Kemudian menangis kedua matanya maka ini adalah dua mata yang tidak akan disentuh oleh
Neraka.
Ini menunjukan tentang keutamaan Islam yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Abdullah Roy
Di Kota Jember

Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah
Roy.

You might also like