Professional Documents
Culture Documents
Diagnosis Dan Tatalaksana Pada Kista Ovarium A Literature Review
Diagnosis Dan Tatalaksana Pada Kista Ovarium A Literature Review
1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X
ABSTRAK
Kista ovarium adalah pertumbuhan jaringan abnormal berbentuk kantong yang berisi air
pada sekitar ovarium. Kista ovarium membutuhkan penegakkan diagnosis secara
menyeluruh berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
termasuk modalitas radiologi berdasarkan USG, CT Scan, dan MRI. Setelah diagnosis
ditegakkan selanjutnya dilakukan penatalaksanaan pada pada kista ovarium yang terbagi
atas observasi dan operasi dengan menyesuaikan kondisi pasien.
ABSTRACT
An ovarian cyst is an abnormal growth of fluid-filled sac-shaped tissue around the ovary.
Ovarian cysts require a thorough diagnosis based on anamnesis, physical examination,
and investigations including radiological modalities based on ultrasound, CT scan, and
MRI. After the diagnosis is established, management of ovarian cysts is then carried out
which is divided into observation and surgery by adjusting the patient's condition.
1. PENDAHULUAN
Salah satu kasus obstetri-ginekologi kemih, dan lain – lain. Oleh karena itu,
klinik yang sering ditemukan adalah pemeriksaan yang tepat untuk
adnexal masses/ massa adneksa mendiagnosis massa adneksa perlu
(meliputi massa pada ovarium, tuba dilakukan oleh setiap dokter terkait (1).
falopi dan jaringan sekitarnya). Keluhan Selain mendiagnosis, seorang
yang dapat dirasakan pasien yaitu dokter perlu menentukan tingkat
adanya nyeri. Meski demikian, massa keganasan, baik jinak maupun ganas,
adneksa lebih sering terdeteksi setelah dari massa adneksa tersebut. Pada
dilakukan Pemeriksaan Fisik (PF). wanita dengan massa ganas ataupun
Massa adneksa memiliki sejumlah massa yang masih belum terkonfirmasi,
diagnosis banding termasuk beberapa perlu dilakukan tindakan pembedahan
kondisi non–ginekologis seperti kanker seperti laparotomy (1). Lebih lanjut,
gastrointestinal, divertikulum kandung makalah ini akan membahas mengenai
38
39
4.5 Diagnosis
Kejadian kista pada ovarium umumnya pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan
ditemukan secara tidak sengaja saat adalah TTV, pemeriksaan abdomen, dan
pasien sedang melakukan pemeriksaan pemeriksaan dalam. Jika kista sudah
rutin atau pemeriksaan ginekologi membesar, dapat dirasakan adanya
lainnya. Hal ini disebabkan oleh kista masa atau benjolan pada pemeriksaan
ovarium yang dapat bersifat asimtomatis abdomen. Deskripsi masa yang perlu
terutama saat ukurannya kecil. Kista diberikan adalah lokasi, ukuran, batas,
ovarium dengan ukuran besar umumnya kepadatan, mobilitas, dan ada atau
dapat menyebabkan gejala seperti terjadi tidaknya nyeri. Pada pemeriksaan dalam
perasaan begah, mudah kenyang, dilakukan pemeriksaan inspeksi,
keinginan untuk berkemih, dan rasa inspekulo, VT atau RT untuk
nyeri pada perut. Pada Kista ovarium menentukan massa pada adneksa. (3)
yang sudah berubah menjadi ganas,
gejalanya dapat lebih beragam akibat 4.6 Modalitas Pemeriksaan
kemungkinan terjadinya metastasis, baik USG transvaginal menjadi
di daerah sekitar abdomen bahkan dapat modalitas pilihan awal pada pemeriksaan
mencapai payudara. Gejala yang dapat ginekologi massa adnexa. Akan tetapi
ditemukan pada kista ovarium ganas pada kasus dimana USG transvaginal
berupa malaise, penurunan berat badan, tidak dapat dilakukan, USG
nyeri pada daerah yang terdampak transabdominal dapat dijadikan alternatif.
(nyeri abdomen atau nyeri dada), dan Ukuran USG ovarium normal adalah 20
kesulitan untuk bernapas. (5) cm3 pada wanita usia subur dan 10 cm3
Dikarenakan kista ovarium yang jinak pada wanita menopause. Selain ukuran,
umumnya bersifat asimtomatis, maka USG dapat melihat komposisi massa,
diperlukan pendekatan klinis yang baik bentuk papiler, ada tidak cairan di pelvis,
mengenai keluhan yang dimiliki pasien. dan lateralisasi. Hasil temuan USG dapat
Pemahaman mengenai onset, durasi, dikategorikan sesuai IOTA. (6)
pemicu, dan karakteristik perlu didalami Pada temuan USG dengan suspek
dengan baik untuk dapat menentukan keganasan, pemeriksaan dapat
derajat keparahan dari kista ovarium. dilanjutkan dengan modalitas lain.
Selain anamnesis berdasarkan keluhan Pemeriksaan CT scan berguna untuk
dan temuan fisik, riwayat keluarga dan melihat apakah adanya metastasis,
faktor risiko juga penting untuk asites, ataupun tumor primer pada organ
ditanyakan. Riwayat keluarga dengan lainnya sedangkan pemeriksaan MRI
keluhan serupa atau riwayat dapat memberikan gambaran yang lebih
ditemukannya kista ovarium perlu tajam untuk penentuan diagnosis. Meski
ditelusuri. Riwayat menstruasi, ada atau demikian, pertimbangan mengenai biaya
tidaknya rasa nyeri saat haid, dan ketersediaan alat perlu diperhatikan.
peningkatan volume darah haid, serta (6) Staging dari kanker ovarium
pemendekan siklus haid juga perlu berdasarkan International Federation of
ditanyakan pada kasus suspek kista Gynecology and Obstetrics (FIGO). (7)
ovarium. Riwayat obstetri juga perlu
dieksplorasi mengingat adanya 4.7 USG Kista Ovarium
hubungan kehamilan dengan kista Pemahaman yang baik mengenai
ovarium. Riwayat operasi serta anatomi normal dari ovarium beserta
penggunaan kontrasepsi juga perlu organ disekitarnya menjadi dasar
untuk ditanyakan. (3) interpretasi gambaran USG massa
Apabila ditemukan kecurigaan ovarium. Ovarium merupakan organ
adanya kista ovarium atau ada temuan reproduksi wanita yang berjumlah
massa, perlu dilanjutkan dengan sepasang dan berbentuk seperti kacang
pemeriksaan fisik. Dalam hal ini, almond. Ovarium terletak bebas pada
40
41
42
43
44
tinggi yang mencapai 88% - 93% dalam memiliki efek yang memendekkan aktin,
membedakan dan memberikan informasi myosin dan kolagen intramuscular serta
tentang adanya perdarahan, lemak dan cairan ekstraselular yang lebih sedikit
kolagen dan mengidentifikasi tumor jinak dibandingkan jaringan sekitarnya. Lesi
denga tumor. Sebelum pemeriksaan MRI fibrosis antara lain dapat berupa fibroma,
dilakukan, pasien dianjurkan untuk fibrothecoma, kistadenofibroma dan
berpuasa 3-4 jam sebelumnya dan dinding dari abses pelvis kronik,
diberikan obat antisplasmodic 10 menit sedangkan massa dengan otot polos
sebelumnya agar mengurangi gerakan antara lain adalah leiomyoma dan stroma
peristalsis di saluran cerna sehingga pada adenomyosis.
meningkatkan visualisasi adneksa dan Gambaran dengan T1W dengan
lapisan peritoneum. Untuk evaluasi pelvis kontras gadolinium dapat membantu
dengan MRI, diperlukan minimal 2 memvisualisasi arsitektur dalam lesi kistik
potongan. Penggunaan gambaran T1- dan membedakan kista dari lesi yang solid
weighted (T1W) dan T2-weighted (T2W) serta lesi junak dari lesi yang ganas.
sangat penting untuk melihat anatomi Pemberian kontras gadolinium
pelvis dan jenis jaringan yang terdapat di meningkatkan akurasi dalam melihat ciri
pelvis. (19-20) dari sebuah lesi pada adneksa, terutama
Gambaran T1-weighted dengan untuk jaringan nekrosis, papillary
saturasi lemak pada potongan aksial projection, komponen solid, septa,
dapat mengidentifikasi darah dan implant peritoneal dan penyakit omental
jaringan lemak, sedangkan T2-weighted sehingga pemberian kontras
dengan saturasi lemak dapat digunakan direkomendasikan. (20)
untuk mengidentifikasi inflamasi atau Dengan mengidentifikasi
edema. Peningkatan kualitas kualitas intensitas dari massa ovarium, maka
gambar papilarry projection pada lesi diagnosis banding semakin dapat
kistik didapatkan dengan menggunakan dikerucutkan. Sayangnya, hingga saat ini
lapang pandang yang kecil (20 cm), belum ditemukan sinyal MRI dengan
resolusi matriks yang tinggi (256 x 256) intensitas yang spesifik untuk keganasan
dan lapisan tipis (4 mm). (20) epithelial.(20)
Beberapa jenis jaringan dan Terdapat sejumlah protokol
cairan yang terdapat pada massa ovarium dalam mengidentifikasi massa pelvis/
dapat dibedakan dengan MRI dilihat dari ovarium, namun pada dasarnya terdiri
intensitas sinyal gambar. Lesi kistik dari:
memiliki intensitas yang rendah pada 1. T2W dengan resolusi tinggi tanpa fat
T1W dan intensitas tinggi pada T2W. saturation pada setidaknya 2
Massa yang solid pada T2W terlihat potongan untuk Identifikasi anatomi
hiperintens. Sebaliknya lemak, pelvis
perdarahan, dan lesi dengan mucin 2. T1W sequence tanpa fat saturation
memiliki intensitas sinyal yang tinggi pada untuk deteksi lemak pada teratoma
T1W. Salah satu contoh lesi berisi lemak 3. T1W dengan fat saturation untuk
adalah mature cystic teratoma. identifikasi produk darah dan korelasi
Sedangkan lesi hemorragik antara lain dengan gambaran T1W setelah
endometriosis, kista hemoragik, foci pemberian kontras
hemoragik adenomyosis, dan 4. Proton-Density atau T1W sequence
hematosalpinx. Gambaran T1W fat hingga ke abdomen bagian ats untuk
saturated dapat membedakan antara deteksi nodal disease
hemoragik dan lemak seperti pada 5. T1W sequence dengan fat saturation
teratoma. Gambaran fibrosis atau otot setelah pemberian Gadolinium untuk
polos memiliki intensitas yang rendah enhancement lesi solid atau
atau intermediet pada T1W dan intensitas komponen lesi
rendah pada T2W, hal ini dikarenakan T2 6. Diffusion-weighted sequence
45
dengan v-value 500-1000 s/mm2 dan pasien masih dalam usia reproduktif
untuk mendeteksi nodus limfa dan dan masih ingin untuk hamil. Sedangkan
deteksi deposit peritoneum. (20) untuk lesi yang lebih besar lebih
dianjurkan untuk dilakukan
4.8 Tatalaksana oophorectomy yaitu metode dnegan
Kista ovarium memiliki beragam tata mengangkat seluruh ovarium karena
laksana, mulai dari observasi ketat pada kista yang berukuran lebih besar
sampai dengan melakukan pembedaan lebih rendah untuk terjadi ruptur pada
untuk mengangkat kista seperti dengan saat dilakukan enukleasi. Selain itu pada
laparoskopi atau laparotomi. Penentuan kista yang lebih besar juga akan semakin
terapi didasarkan pada ukuran kista, sulit untuk dilakukan rekonstruksi
tingkat keganasan, dan gejala yang anatomi ovarium serta adanya risiko
ditimbulkan. Metode observasi dapat keganasan yang lebih tinggi. Pada
dilakukan pada kista yang ditemukan wanita postmenopause, oophorectomy
pada perempuan prepubertas dan wanita lebih dianjurkan karena risiko keganasan
yang berada dalam masa reproduksi kelompok tersebut lebih tinggi dan juga
ataupun pada kista yang asimptomatik. keuntungannya lebih besar dibandingkan
Pada kelompok tersebut kebanyakan dengan risikonya. (2-3, 21)
kista ovarium yang diderita merupakan Terapi pembedahan dapat
kista fungsional yang akan terregresi dilakukan dengan dua metode yaitu
spontan dalam waktu 6 bulan. metode minimal invasif seperti
Sebaliknya, wanita postmenopause laparoskopi serta pembedahan terbuka
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk seperti laparotomi. Pada kista yang
berkembang menjadi keganasan. berukuran kecil dan jinak dapat
Prevalensi kista ganas lebih tinggi dilakukan cystectomy dan oophorectomy
daripada kista jinak pada wanita secara laparoskopik. Namun jika kista
postmenopause. Akan tetapi, terdapat sudah berukuran besar, pengangkatan
kriteria seorang wanita postmenopause laparoskopi tidak dianjurkan karena akan
dengan kista ovarium simpel yang hanya mengganggu mobilitas instrument dan
memerlukan observasi ketat saja seperti: tidak muat pada saat pengangkatan.
(1) kista unilokular berdinding tipis yang Oleh karena itu, kista berukuran besar
didapatkan dari hasil USG; (2) kista tersebut dapat diangkat secara
dengan diameter <5 cm; (3) tidak ada laparotomi. Selain observasi dan
pembesaran kista pada periode pembedahan, terdapat pula terapi
observasi; (4) kadar CA125 serum yang dengan menggunakan pil KB oral
normal. Kista yang berdiameter sampai kombinasi. Meski demikian, belum
dengan 10 cm masih dapat dilakukan ditemukan studi yang cukup kuat untuk
observasi, jika lebih besar maka dapat mendukung efektivitas terapi
dipertimbangkan untuk pembedahan. menggunakan pil KB oral kombinasi ini.
(2-3, 21) (2-3, 21)
Pembedahan dapat dilakukan
apabila kista berukuran cukup besar 5. KESIMPULAN
sehingga menimbulkan gejala ataupun Kista ovarium membutuhkan
pada kecurigaan keganasan. diagnosis yang menyeluruh, sehubungan
Pembedahan yang dapat dilakukan dengan keluhan gejala yang seringkali
berupa cystectomy ataupun ditemukan asimptomatik pada kista yang
oophorectomy. Pada cystectomy hanya masih kecil sehingga pemeriksaan fisik
dilakukan pengangkatan kista tanpa dan penunjang menjadi metode
mengangkat seluruh ovarium. Dengan penegakkan yang penting. Pemeriksaan
metode ini fertilitas tetap dapat penunjang dibutuhkan hingga modalitas
dipertahankan. Metode ini umumnya radiologi berdasarkan USG, CT Scan,
dilakukan untuk lesi yang berukuran kecil hingga MRI. Penatalaksanaan pada
46
47
48