You are on page 1of 14

MAKALAH

JUMLAH UANG BEREDAR


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter Islam

Dosen Pengampu:

Mashilal, M. SI

Kelompok 3

Disusun Oleh:

Mestia Nanda Rizki (2105026011)


Muhammad Muammar Ilham (2105026025)
Puji Lestari (2105026033)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kami dapat menyeleseikan tugas makalah ini yang
berjudul “JUMLAH UANG BEREDAR” tepat pada waktunya. Selain itu, tujuan dari penulisan
makalah ini untuk menambah wawasan pengetahuan masyarakat madani.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kita mata kuliah
Ekonomi Moneter Islam yaitu Bapak Mashilal , M.SI Beliau yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan yang
dapat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, terutama di program studi yang
sedang kita tekuni ini, yaitu Ekonomi Islam.

Semarang, 04 September 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ iii
BAB I .................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................... 1
C. TUJUAN .................................................................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................... 2
A. JUMLAH UANG BEREDAR.................................................................................................................. 2
B. UANG PRIMER ...................................................................................................................................... 3
C. PENDEKATAN PERHITUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR ......................................................... 4
D. PENCIPTAAN UANG ............................................................................................................................. 5
E. Angka Pengganda Uang ........................................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .......................................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan............................................................................................................................................. 10
B. Saran....................................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Uang menjadi alat dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Uang memiliki peranan
penting dalam perekonomian yaitu dijadikan sebagai alat pembayaran. Namun, dengan
berkembangnya zaman fungsi uang dijadikan sebagai media untuk bertransaksi, menjadi
alat satuan hitung, dan alat penyimpan kekayaan. Pentingnya peranan uang menyebabkan
perlunya mempelajari perkembangannya dalam suatu perekonomian terutama tentang
jumlah uang beredar.
Peredaran uang yang berjumlah banyak dapat menyebabkan inflasi. Dan sebaliknya
apabila peredaran uang yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kegiatan ekonomi yang
terhambat. Oleh karena itu, jumlah uang yang beredar perlu diatur agar sesuai dengan
kapasitas ekonomi sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik. Pengendalian
jumlah uang beredar perlu dilakukan oleh bank sentral yang bertugas sebagai otoritas
moneter dengan kebijakan-kebijakannya dalam mengendalikan jumlah uang beredar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan jumlah uang beredar?
2. Apa yang dimaksud dengan uang primer?
3. Bagaimana pendekatan perhitungan jumlah uang beredar?
4. Bagaimana proses penciptaan uang?
5. Apa yang dimaksud dengan angka pengganda uang?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari jumlah uanng beredar.
2. Untuk mengetahui tentang uang primer.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan perhitungan jumlah uang beredar.
4. Untuk mengetahui proses dalam penciptaan uang.
5. Untuk mengetahui tentang angka pengganda uang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

mata uang Masyarakat


mata uang kekuatan nonmoneter

pemberi
pinjaman Kegiatan
Bank Sentral dan Penyediaan
investasi Uang Ekonomi
Secara Makro

deposito bank kekuatan non moneter

Bank dan
Cadangan
bank Lembaga
Keuangan Lain

A. JUMLAH UANG BEREDAR


Uang merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan ekonomi
masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari
peranan uang yang terjadi di masyarakat dan kegiatan otoritas moneter. Definisi uang dibagi
menjadi dua yaitu menurut hukum dan fungsi. Uang menurut hukum yaitu sesuatu yang
ditetapkan oleh undang-undang sebagai uang dan sah untuk bertransaksi. Sedangkan uang
menurut fungsi yaitu sesuatu yang secara umum dapat diterima untuk melakukan suatu
pembayaran dan dapat digunakan untuk membayar utang-piutang.
Jumlah uang beredar adalah uang yang berada ditangan masyarakat secara menyeluruh.
Akan tetapi, definisi tentang JUB terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan perekonomian di suatu Negara. Definisi jumlah uang beredar(JUB) dibagi
menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan arti luas.

Jumlah uang beredar (JUB) dalam arti sempit (Narrow Money)


Merupakan daya beli yang secara langsung dapat digunakan untuk proses pembayaran atau
dapat mencakup kedalam alat-alat pembayaran yang mendekati uang. Contohnya seperti
deposito berjangka dan tabungan. Narrow money (M1) terdiri dari:
1. Uang tunai atau kartal (currency)
Uang kartal merupakan uang yang biasa dipegang oleh masyarakat umum berupa uang
kertas dan uang logam.
2. Uang giral (demand deposit)
Uang giral merupakan uang yang berupa uang jenis digital atau berupa saldo rekening
koran atau giro yang dimiliki oleh masyarakat umum dan biasa disimpan di bank.

2
Masyarakat hanya memegang dalam bentuk rekening Koran atau rekening giro.

M1 = C + D

Keterangan :
C = Currency ( uang kartal dalam bentuk kertas dan logam)
D = Demand Deposit ( uang giral dalam bentuk rekening Koran/giro)

Jumlah uang beredar (JUB) dalam arti luas (Broad Money)


Merupakan jumlah uang beredar ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik
masyarakat pada bank.
M2 = MI + TD + SD

Keterangan :
TD = Time deposits ( deposite berjangka)
SD = Savings deposits ( saldo tabungan)
Definisi uang beredar yang lebih luas lagi yaitu M3 yang mencakup seluruh time deposits
(TD) dan savings deposits (SD), besar dan kecil, rupiah atau dollar milik penduduk yang
terdapat pada bank atau pada lembaga non-bank (uang kuasi).

M3 = M1 + QM
Keterangan :
QM = uang kuasi.

Jumlah uang yang beredar di masyarakat pada dasarnya terdiri dari uang kartal dan uang
giral. Sesuai pada gambar diketahui bahwa didasarkan pada bahan yang digunakannya maka
uang dibagi menjadi tiga yaitu uang barang, uang logam, dan uang kertas. Uang logam
dibagi menjadi full bodied money dan token money. Uang kertas terdiri dari uang kertas
Negara dan uang kertas bank seluruhnya token money. Dari pembagian tersebut timbullah
uang kartal yang merupakan turunan dari uang logam dan uang kertas. Uang kartal terdiri
dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal menjadi alat bayar yang sah dan wajib
menjadi alat transaksi oleh masyarakat dalam kegiatan jual beli sehari-hari. Di Indonesia
yang menjadi petugas dalam pengawasan peredaran uang rupiah merupakan Bank Indonesia
sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri (Percetakan Uang
Republik Indonesia)

B. UANG PRIMER
Uang primer disebut juga dengan uang inti ( high powered money), atau uang dasar (base
money). Uang primer adalah uang uang logam, uang kertas maupun cek yang dicetak oleh
bank sentral. Dalam system moneter Indonesia, uang primer terdiri dari uang kartal, alat
likuid bank umum yang terdiri dari kas bank umum dan giro bank umum pada Bank
Indonesia, serta giro swasta bukan bank yang ada pada Bank Indonesia.
Uang inti merupakan besran penting yang berfungsi sebagai indicator bagi kebijakan
moneter terhadap perekonomian. Pendapat tersebut didasarkan 2 hal yaitu :
1. Adanya teori moneter yang memasukkan uang inti sebagai mata rantai penghubung
antara tindakan-tindakan penguasa moneter dengan dampak terakhirnya terhdapa

3
pendapatan, output, dan harga
2. Uang inti merupakan variable yang relative lebih bisa dikendalikan penguasa
moneter.
Ada 3 konsep dala menghitung besarnya uang inti, yaitu :
a. Source base : diperoleh dari Neraca Bank Sentral dan Kas Negara yang
dikonsolidasikan. Source base terdiri dari aktiva luar negeri, tagihan-tagihan bank
sentral, rekening pemerintahan, dan rekening-rekening lainnya dalam neraca Bank
Sentral.
b. Reserve adjustmen : memperhitungkan pengaruh dari berubahnya cadangan
minimum yang diwajibkan dan perubahan proporsi kekayan likuit yang dikenai
peraturan tersebut.
c. Monetary base : penjumlahan dari source base dengan reserve adjustmen.

Pada perekonomian yang mempunyai pasar uang yang sudah maju, penawaran uang inti
sepenuhnya berada di tangan Bank Sentral. Hal ini disebabkan oleh dominasi perubahan
tagihan bank sentral terhadap perubahan komponen source base lainnya, sehingga
pengaruhnya terhadap uang inti sangat besar. Untuk menetralisir pengaruh perubahan salh
satu komponen source base, bank sentral melakukan operasi pasar terbuka. Dengan
demikian bank sentral dapat menentukan besarnya uang inti untuk mencapai target tertentu
dalam JUB.

C. PENDEKATAN PERHITUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR


Jumlah uang beredar menurut Rahardja dan Manurung (2008:324) adalah nilai
keseluruhan uang yang berada ditangan masyarakat. jumlah uang beresar dalam arti sempit
(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal dan uang giral.
M1 = C + D
Dimana :
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = (Currency) uang kartal = uang kertas dan uang logam
D = (Demand Deposit) uang giral/cek

Uang beredar dalam artian luas (M2) adalah M1 ditambah dengan deposito berjangka (time
deposite).
M2 = M1 + TD
Dimana :
M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = (Time deposite) deposito berjangka

Pengertian uang beredar atau money supply, dibedakan menjadi dua pengertian (Sukirno,
2011:281) :
1. Pengertian terbatas adalah mata uang yang beredar ditambah dengan uang giral yang
dimiliki oleh perseorangan, perusahaan, atau badan pemerintahan.
2. Pengertian luas, uang dalam pengertian luas meliputi :
a. Mata uang yang beredar
b. Uang giral
c. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening tabungan

4
valuta asing milik swasta domestik
Ada dua pendekatan utama dalam menghitung jumlah uang beredar, yaitu pendekatan
transaksional (transaction approach) dna pendekatan likuiditas (liquiditay approach).
1. Pendekatan transaksional (transactional approach)
Pendekatan ini memandang bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah
uang yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung jumlah
uang beredar dalam arti sempit (narrow money) atau M1. Di Indonesia yang tercakup
dalam M1 adalah uang kartal dan uang giral, dengan komponen sebagai berikut :
a. Uang kartal terdiri ata uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang kas pada
kantor perbendaharaan dank as Negara (KPKN) dan bank umum.
b. Uang giral terdiri atas rekening atas rekening giro, kiriman uang, simpanan
berjangka, dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya
merupakan simpanan penduduk dalam jangka pada system moneter.
2. Pendekatan Likuiditas (liquidity approach)
Pendekatan ini, jumlah uang yang beredar didefinisikan sebagai jumlah uang untuk
kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandasi pertimbangan
bahwa sekalipun uang kuasi merupakan asset finansial yang kurang likuid disbanding
uang kertas, uang logan dan uang rekening giro, tetapi sangat mudah diubah menjadi
uang yang dapat digunakan untuk keperluan transaksi. Dalam prakteknya, pendekatan ini
menghidtung jumlah uang beredar dalam artian luas (broad money) yang dikenal dengan
M2 yang terdiri dari M1ditambah uang kuasi (deposito berjangka). Perkembangan M2
jauh lebih ceoat dari pertambahan M1 karena pertambahan tingkat kemajuan
perekonomian. Meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak langsung mengindikan
bahwa perekonomian masyarakat menjadi naik. Sebab, peningkatan deposito berjangka
mengandung pengertian bahwa tingkat penghasilan masyarakat sudah lebih besar dari
tingkat konsumsi. Keputusan seseorang menyimpan dananya di bank dalam bentuk
deposito merupakan keputusan investasi yang didorong oleh tingkat Bungan yang
diberikan.

D. PENCIPTAAN UANG
Tiga pelaku utama dalam proses penciptaan uang yaitu otoritas moneter, bank umum
dan masyarakat atau sektor swasta domestic (Solikin, Suseno, 2002:17). Pada Pada dasarnya
ketiga pelaku tersebut berinteraksi sedemikian rupa sehingga penyediaan penawaran uang
oleh otoritas moneter dan bank sesuai dengan kebutuhan permintaan masyarakat akan uang
tersebut. Menurut Roswita (1995) otoritas moneter merupakan suplier uang primer dalam
masyarakat. Penawaran uang atau jumlah uang beredar dalam perekonomian modern
merupakan hasil netto dari perilaku pemerintah dalam hal ini bank sentral, bank-bank umum
dan masyarakat, namun dari ketiga golongan ini, bank sentral mempunyai pengaruh yang
paling besar terhadap jumlah uang beredar. Hal ini disebabkan bahwa bank sentral yang
memegang monopoli penciptaan uang kartal. Bank hanya bisa menciptakan uang giral atas
dasar sejumlah tertentu uang kartal yang dipegang bank tersebut.
 Penciptaan Uang Primer oleh Ototritas Moneter
Sebelum dikenal konsep otoritas moneter, hak monopoli untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang ada pada penguasa, misalnya raja (atau kerajaan). Sejalan dengan
berkembangnya system ekonomi dan dikenalnya system perbankan, konsep otoritas
moneter atau bank sentral juga mulai dikenal. Pada tahap ini hak monopoli untuk

5
mengeluarkan dan mengedarkan uang pada umumnya berada pada bank sentral. Sebagai
pelaksana fungsi otoritas moneter, bank sentral mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang
logam. Dalam praktik, ternyata bank sentral juga menerima simpanan giro bank umum.
Uang kartal dan simpanan giro bank umum di bank sentral tersebut selanjutnya disebut
sebagai uang primer atau uang inti karena jenis uang ini merupakan inti atau “biang”
dalam proses penciptaan uang beredar yang sudah dikenal dari uraian sebelumnya, yaitu
uang kartal, uang giral, dan uang kuasi.

 Penciptaan Uang oleh Bank Umum


Bank umum memiliki kedudukan yang khusus dalam system moneter karena bank umum
mempunyai kemampuan untuk menciptakan uang dalam bentuk giral dan uang kuasi.
Penciptaan uang giral dan uang kuasi tersebut secara umum dapat melalui beberapa cara
sebagai berikut :
1. Substitusi, melalui proses substitusi ini seseorang dapat menyetorkan uang kartal
ke bank umum untuk dimasukkan ke dalam simpanan giro, simpanan tabungan,
atau sebagai deposito.
2. Transformasi, melalui proses transformasi ini bank umum dapat membeli surat-
surat berharga dan kemudian membukukan surat-surat berharga yang dibeli ke
dalam simpanan giro atas nama yang bersangkutan atau membukukan ke dalam
simpanan tabungan atau deposito.
3. Pemberian kredit, melalui proses ini bank-bank umum dapat memberikan kredit
kepada nasabahnya dan membukukan kredit tersebut ke rekening giro atas nama
debitur yang menerima kredit tersebut.
Dalam proses substitusi dan transformasi terdapat kemungkinan terjadinya perpindahan
bentuk dari uang giral ke uang kuasi melalui pemindahbukuan. Hal tersebut dapat terjadi
karena dalam praktik suku bunga deposito berjangka pada umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan jasa giro. Namun, pergeseran tersebut tergantung pada daya tarik
simpanan dalam bentuk tabungan atau deposito berjangka dibandingkan dengan simpanan
dalam bentuk giro. Sementara itu, dalam proses pemberian kredit pada umumnya tidak
dibukukan sebagai tabungan atau deposito karena, pada umumnya, suku bunga pinjaman
lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga tabungan atau deposito.

6
E. Angka Pengganda Uang
Kehidupan ekonomi saat ini system perekonomian suatu negara terdiri dari bank sentral
dan bank umum, proses pencetakan uang bukan hanya ditentukan oleh otoritas moneter,
tetapi juga oleh lembaga perbankan atau Bank pencetak Uang Giral (BPUG) dan perilaku
masyarakat. Proses pencetakan uang tersebut skematis dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa jumlah uang beredar baik M1 maupun M2,
selain dipengaruhi oleh Bank Sentral melalui uang primer (B), juga dipengaruhi seberapa
besar uang giral (D) maupun uang kuasi (Q) yang diciptakan oleh bank umum. Pengaruh
perilaku masyarakat tercermin dari kemauan dan kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan uang kartal, uang giral maupun uang kuasi. Salah satu variable yang
mempengaruhi perilaku masyarakat adalah tingkat bunga bank. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk memegang uang kuasi. Dengan demikian,
bank pun juga bisa mempengaruhi jumlah uang beredar melalui kebijakan tingkat bunga.
Jumlah uang beredar juga akan lebih besar daripada uang inti. Berapa besar
perbandingan antara uang inti dengan uang beredar, tergantung pada besar angka pengganda
uang (multiplier of money).
1. Angka pengganda uang untuk M1:
{1/[c+r(1-c)]}*B
2. Angka pengganda uang untuk M2:

7
{(1+t)/[c+r(1-c)+rd•t]}*B
Keterangan:
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
B = uang inti/primer
c = rasio uang kartal terhadap JUB
r = rasio cadangan untuk menjamin uang giral
t = rasio uang kuasi/deposito berjangka terhadap uang beredar
rd = rasio cadangan untuk menjamin uang kuasi/deposito berjangka
m1 = multiplier uang dalam arti sempit yang besarnya adalah {1/[c+r(1-c)]}*
m2 = multiplier uang dalam arti luas yang besarnya adalah {(1+t)/[c+r(1-c)+rd•t]}*

Baik angka pengganda uang dalam arti sempit maupun dalam arti luas, besarnya
dipengaruhi oleh parameter-parameter yang menujukkan perilaku masyarakat pemegang
uang. Parameter-parameter tersebut adalah:
1. Rasio uang kartal terhadap jumlah uang beredar. Rasio ini menunjukkan porsi dari jumlah
uang beredar yang dipegang masyarakat dalam bentuk uang tunai. Uang tunai ini
digunakan untuk tujuan transaksi dan berjaga - jaga. Semakin masyarakat berminat untuk
memegang uang tunai, semakin besar rasio tersebut.
2. Rasio cadangan untuk menjamin uang giral. Rasio ini menunjukkan kebijakan perbankan
dalam mengelola cadangan atas uang giral yang diciptakan. Rasio ini terdiri dari dua
komponen, komponen pertama adalah rasio wajib yang harus ditempatkan di bank sentral
dan rasio cadangan yang ditempatkan di bank umum bersangkutan. Semakin besar rasio
yang ditetapkan bank sentral dan juga rasio yang ditempatkan di bank umum
bersangkutan, semakin besar rasio tersebut.
3. Rasio uang kuasi terhadap jumlah uang beredar. Rasio ini selain menunjukkan kebijakan
perbankan dalam menentukan suku bunga juga menunjukkan minat masyarakat
menempatkan uang mereka di lembaga keuangan. Semakin masyarakat berminat untuk
menempatkan uang mereka pada lembaga keuangan, rasio tersebut semakin besar.
Dengan demikian minat menabung di lembaga keuangan akan mempengaruhi besar
jumlah uang beredar.
4. Rasio cadangan terhadap uang kuasi. Besarnya cadangan yang ditetapkan oleh bank
umum terhadap uang kuasi dipengaruhi oleh kewajiban minimum yang ditentukan bank
sentral dan besar cadangan lebih yang ditetapkan bank umum bersangkutan. Dengan
demikian kebijakan penentuan cadangan oleh bank umum akan menentukan besarnya
uang beredar.

Dengan adanya konsep pengganda uang maka dapat diketahui hubungan antara uang
primer dengan uang beredar. Konsep ini sejalan dengan kondisi bahwa dalam menciptakan
uang giral dan uang kuasi, bank tidak harus menjamin sepenuhnya uang tersebut dengan
uang tunai yang ada dikasnya. Berdasarkan Neraca Otoritas Moneter, diketahui bahwa
secara umum uang primer terdiri dari uang kartal(C) dan saldo giro (R). sedangkan uang
beredar dalam arti sempit(M1) terdiri dari uang kartal (c) dan uang giral (D), sementara
uang beredar dalam arti luas (M2) terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (T).
Berdasarkan konsep diatas, didefinisikan oleh Solikin dan Suseno dengan mendefinisikan
sebagai currency ratio, time and saving deposit ratio, dan reserve ratio, maka didapatkan

8
angka pengganda uang untuk masing-masing. Dan dapat disimpulkan bahwa naik turunnya
angka pelipat ganda uang dipengaruhi oleh ketiga determinan angka pelipat ganda uang
tersebut. Angka pelipat ganda uang akan terus berubah-ubah sejalan dengan pola interaksi
antara otoritas moneter, bank umum, dan masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jumlah uang beredar adalah uang yang berada ditangan masyarakat secara menyeluruh.
Akan tetapi, definisi tentang JUB terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan perekonomian di suatu Negara. Definisi jumlah uang beredar(JUB) dibagi
menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan arti luas. JUB dalam artian sempit merupakan daya
beli yang secara langsung dapat digunakan untuk proses pembayaran atau dapat mencakup
kedalam alat-alat pembayaran yang mendekati uang. JUB dalam artian luas merupakan
jumlah uang beredar ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat
pada bank.
Uang primer adalah uang uang logam, uang kertas maupun cek yang dicetak oleh bank
sentral. Perhitungan pendekatan JUB menggunakan JUB artian sempit dengan rumus M1 =
C+D dan juga JUB artian luas dengan rumus M2 = M1 + TD. Tiga pelaku utama dalam
proses penciptaan uang yaitu otoritas moneter, bank umum dan masyarakat atau sektor
swasta domestic (Solikin, Suseno, 2002:17). Pada Pada dasarnya ketiga pelaku tersebut
berinteraksi sedemikian rupa sehingga penyediaan penawaran uang oleh otoritas moneter
dan bank sesuai dengan kebutuhan permintaan masyarakat akan uang tersebut.Jumlah uang
beredar juga akan lebih besar daripada uang inti. Berapa besar perbandingan antara uang
inti dengan uang beredar, tergantung pada besar angka pengganda uang (multiplier of
money).

B. Saran
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tentunya penulis mengakui
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. adapun nantinya penulis akan
segera memperbaiki penyusunan makalah menggunakan pedoman dari berbagai sumber yang
dapat menjadi bahan pertimbangan dan kritik yang membangun dari pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Desy Tri Anggarini, Analisa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 2005-2014, MONETER,
VOL. III NO. 2 OKTOBER 2016, hal 163.
Solikin,Suseno.(2002).Uang.Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK).
Monika Magritha Tuilan, Rosalina A. M. Koleangan, Dennij Mandeij, Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Angka Pengganda Uang (Money Multiplier) di Indonesia Peroide
2009.1-2018.4, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 19 No. 03 Tahun 2019, hal 131.
Lestari, E. P., & Puji, E. (2014). Peranan Uang Dalam Perekonomian. Universitas Terbuka.
FADHILAH, A., Marwa, T., & Adnan, N. (2018). ANALISIS UANG PRIMER DI
INDONESIA (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).
“Ekonomi Moneter-Jumlah Uang Beredar”.rabu, 14 Desember 2016.
http://ekonominator.blogspot.com/2016/12/ekonomi-moneter-jumlah-uang-beredar.html
(diakses senin, 12 September 2022 )

11

You might also like