You are on page 1of 4

NAMA : RIZKA WAHYUNINGSIH

KELAS : 1D

PRODI : S1 AKUNTANSI

NPM : 2010631030122

MATKUL : BUDAYA BANGSA

RESUME MATERI

“PENDIDIKAN KARAKTER BERBUDAYA BANGSA”

Definisi Karakter

 Karakter dapat juga disebut watak, yaitu paduan segala tabiat manusia yang bersifat
tetap, sehingga menjadi “ciri” khusus yang membedakan orang satu dengan yang
lain.
 Karakter bangsa adalah ciri khas dan sikap suatu bangsa yang tercermin pada tingkah
laku dan pribadi warga suatu negara
 Karakter adalah kepribadian berdasarkan etika atau moral yang terbentuk dalam
tingkah laku, tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan orang lain.
 Karakter merupakan bentuk tingkah laku, sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekeri
yang dapat menjadikan seaseorang berbeda dengan orang lain.
 Menurut Masnur Muslich (84:2014) menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat.

Faktor pembentuk karakter

1. Faktor Biologis

Warisan biologis berpengaruh pada perilaku kehidupan manusia, misalnya pada


pembentukan sifat kepemimpinan, pengendalian diri, sikap, dan minat. Setiap manusia
memiliki sifat biologis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, walaupun pada
dua orang lahir kembar identik. Adanya perbedaan jenis kelamin, kecerdasan, kekuatan
jasmani, kecantikan, dan sebagainya akan dapat berpengaruh pada perbedaan
kepribadian orang-orang yang memilikinya.

Banyak ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi warisan biologis


dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Bakat yang dimiliki seseorang memerlukan
anjuran, pengarahan, dan latihan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan bersama
dengan manusia lain.

2. Faktor Lingkungan

Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses penyesuaian diri
pada lingkungan alam mampu mengubah pola perilaku masyarakat secara keseluruhan.

Contoh:

Nelayan yang hidup di sekitar pantai, logat bicaranyaakan lebih keras dibandingkan
dengan logat bicara petani di pegunungan tinggi. Karena nelayan harus menyamai suara
debur ombak untuk dapat berkomunikasi.

3. Warisan Sosial (Social Herritage) atau kebudayaan

Manusia, alam, dan kebuadayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
memengaruhi. Sementara itu, kebudayaan sangat berpengaruh pada perilaku individu
dalam pembentukan kepribadiannya.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan senantiasa menghasilkan kebudayaan


sebagai manifestasi kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengubah alam sesuai
dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, manusia dapat
mengubah pegunungan menjadi lahan pemukiman.

4. Pengalaman hidup dalam kelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia senatiasa hidup dalam kelompok-kelompok, seperti


keluarga, RT, dan sekolah. Dengan demikian, kehidupannya akan dipengaruhi oleh
kelompok tersebut. Hal ini mengingat setiap kelompok pasti memiliki norma, nilai, dan
aturan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.

Macam-macam karakter seseorang

1. Religius 15. Ambisius


2. Mudah bergaul 16. Penyendiri
3. Sombong 17. Jujur
4. Labil 18. Rendah hati
5. Optimis 19. Dermawan
6. Minder 20. Pembangkan
7. Mencari perhatian 21. Bijaksana
8. Pendendam 22. Pendusta
9. Percaya diri 23. Keras kepala
10. Pesimis 24. Tempramental
11. Sensitif 25. Setia
12. Egois 26. Sopan
13. Pemurung 27. Kerja keras
14. Pemarah 28. dll

Definisi pendidikan karakter


 Menurut Ki Hadjar Dewantara (484-489:1967), pendidikan karakter adalah upaya
untuk membantu perkembangan jiwa yang sifatnya umum.
 Asmani, 31:2011). Sementara itu, Masnur Muslich menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu sistem pemahaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil
 Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila” (Panduan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa: Puskurbuk, Januari 2011).

Tujuan Pendidikan karakter

Menurut Pupuh Fathurrohman pendidikan karakter secara khusus bertujuan untuk


(Fathurrohman ,2013, h. 97-98):

1. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius.
2. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan
warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Tujuan Pendidikan karakter


1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan
2. Mengembangkan jiwa religius
3. Mengoreksi periaku peserta didik yang tidak bersesuaian .
4. Membangun koneksi yang harmonis.
5. membentuk karakter peserta didik yang beradab
6. Mengembangkan lingkungan kehidupan yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi
7. Mencerdaskan peserta didik secara intelektual, emosi, dan spiritual

You might also like