Tugas Teori Hubungan Internasional Fredy

You might also like

You are on page 1of 4

Nama : Fredy Efendy

Kelas : D Hubungan internasional


Npm : 192030226
Mata kuliah : Teori Hubungan internasional

Bab 1
Teori Hubungan internasional

• Pertama teori sebagai pengetahuan kontemplatif, diturunkan dari tatanan dasar dunia
yang dapat disejajarkan dengan filsafat
• kedua, teori sebagaimana dipahami secara ilmiah. Dalam konteks ini, teori adalah suatu
hipotesis, sistem deduktif yang terdiri atas sejumlah hipotesis yang konsep-konsepnya
diartikan secara presisi serta hubungan antar-konsep disajikan dalam bentuk hubungan
yang berifat matematis.
Disini teori berbeda tidak saja dari segi praktis tetapi juga dari segi pengetahuan yang
disemangati keinginan untuk mengetahui dalam rangka memprediksi dan dengan demikian
mampu bertindak. Jadi sebuah teori dikatakan semakin tinggi tingkatannya ketika semakin
tinggi tingkat abstraksinya, sementara tingkat kepraktisannya semakin sedikit
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)untuk merujuk karya-karya yang
diawali dari hanya sekedar deskripsi, tetapi jarang ditujukan hanya untuk karya-karya yang
memenuhi standar filsafat keilmuan. Keberagaman arti kata teori juga diakui Aron (1968).
Menurutnya, di dalam terminologi Barat konsep teori mempunyai asal dan arti ganda dari dua
tradisi yang berbeda.Pertama teori sebagai pengetahuan kontemplatif, diturunkan dari
tatanan dasar dunia yang dapat disejajarkan dengan filsafat. Disini teori berbeda tidak saja
dari segi praktis tetapi juga dari segi pengetahuan yang disemangati keinginan untuk
mengetahui dalam rangka memprediksi dan dengan demikian mampu bertindak. Jadi sebuah
teori dikatakan semakin tinggi tingkatannya ketika semakin tinggi tingkat abstraksinya,
sementara tingkat kepraktisannya semakin sedikit.Kedua, teori sebagaimana dipahami secara
ilmiah. Dalam konteks ini, teori adalah suatu hipotesis, sistem deduktif yang terdiri atas
sejumlah hipotesis yang konsep-konsepnya diartikan secara presisi serta hubungan antar-
konsep disajikan dalam bentuk hubungan yang berifat matematis. Elaborasi sistem ini
berawal dengan konseptualisasi mengenai realitas yang diobservasi dilanjutkan dengan
pembentukan aksioma atau hubungan-hubungan abstrak pada tingkat tinggi yang menuntun
sistem dan memungkinkan ilmuwan menemukan dengan deduksi, baik formula yang dapat
dijelaskan dengan baik maupun fakta-fakta yang dipersepsi melalui instrumen sehingga teori
tersebut dapat tervalidasi atau tidak
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia teori dapat berarti “pendapat yang dikemukakan
sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau (kejadian)”, misalnya teori tentang
kejadian bumi dan teori tentang pembentukan negara. Selanjutnya teori juga diartikan
sebagai “asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan”,
misalnya teori mengendarai mobil, teori karang-mengarang, teori hitung dagang. Teori juga
diartikan sebagai “pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu”, yang contohnya
bisa ditangkap dalam ungkapan “teorinya memang mudah, tetapi prakteknya sukar”
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991: 1041).

Sementara itu, Couloumbis dan Wolfe (1985: 29) menyebutkan bahwa istilah teori berasal
dari bahasa Yunani yang artinya adalah “melihat” atau “memperhatikan”. Jadi secara
sederhana dapat dikatakan bahwa teori ialah suatu pandangan atau persepsi mengenai apa
yang terjadi, sehingga pekerjaan berteori dapat diandaikan paralel dengan “pekerjaan
penonton” yaitu “pekerjaan mendeskripsikan apa yang terjadi, menjelaskan mengapa itu
terjadi dan mungkin juga meramalkan kemungkinan berulangnya kejadian itu di masa depan”
(Mas’oed, 1990, 218).Ilmuwan lain, Dougherty dan Pfaltzgraff (1997: 15) mendefenisikan teori
sebagai refleksi sistematik mengenai sejumlah fenomena, yang dibuat untuk menjelaskannya,
serta menunjukkan bagaimana fenomena-fenomena tersebut berhubungan satu sama lain
dalam suatu pola yang mempunyai arti dan masuk akal daripada hanya sekedar acakan
sejumlah item dalam bidang yang tidak koheren. Setiap disiplin membutuhkan teori untuk
menuntun penelitian, menyediakan dasar bagi suatu penjelasan, dan jika memungkinkan
menuntun ke arah pembentukan kemampuan untuk memprediksi. Knutsen (1997: 1) menulis,
teori adalah sekumpulan proposisi yang saling berhubungan yang membantu menjelaskan
mengapa kejadian-kejadian muncul seperti yang terlihat. Teori adalah abstraksi atau
representasi spekulatif tentang realitas. Karenanya yang menjadi persoalan di dalam teori,
bukanlah soal salah atau benar, tetapi apakah teori itu membawa pencerahan (enlightening)
atau tidak, sehingga berteori pada dasarnya adalah membuat spekulasi dengan maksud
memahami atau menjelaskan.
Pendefinisian kedua melihat teori tidak hanya sekedar sekumpulan hukum tetapi lebih
merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan hukum. Sebagai contoh, hubungan
antara dorongan dan gerakan yang ditimbulkan. Adalah sesuatu yang dapat diobservasi
bahwa gerakan terjadi ketika ada dorongan yang diberikan; hukum. Penjelasan mengenai
hubungan antara dorongan dan gerakan bisa berbeda tergantung kepada siapa kita bertanya
Atas dasar dua pembedaan defenisi mengenai teori di atas, Waltz (1975: 4) lalu
menyimpulkan bahwa hukum adalah fakta yang terobservasi (laws of observation), sementara
teori adalah proses-proses spekulatif yang dikemukakan untuk menjelaskan fakta

➢ Teori dalam Hubungan Internasional


Hubungan internasional adalah disiplin ilmu yang melibatkan sejumlah besar fakta tentang
dunia. Tetapi seperti telah disebutkan sebelumnya, fakta-fakta ini hanya akan menjadi lebih
bermakna dan relevan
Dengan demikian di dalam disiplin hubungan internasional pun pengertian teori tidak
berbeda dari pengertian yang telah disimpulkan sebelumnya. Hanya saja karena fakta dalam
ilmu hubungan internasional sangat beragam jenisnya maka teori yang muncul dan berhasil
dikembangkan pun sangat bervariasi. Akibatnya, pemaknaan tentang apa yang dimaksudkan
dengan teori juga beragam.
Walau demikian, Bull (1995: 181-182) mengemukakan bahwa teori hubungan internasional
bisa dipahami sebagai sekumpulan proposisi-proposisi umum yang dikemukakan mengenai
politik global/dunia (world politics). Proposisi tersebut mencakup proposisi-proposisi
normatif, yang menyatakan konsiderasi-konsiderasi moral ataupun legal yang dapat
diaplikasikan dan juga proposisi-proposisi positif yang mendefenisikan atau menjelaskan
karakter aktualnya. Teori hubungan internasional meliputi teori-teori komprehensif yang
mendeskripsikan atau menentukan politik internasional secara keseluruhan, tetapi juga teori-
teori parsial yang hirau dengan beberapa elemen politik internasional semisal perang atau
damai, strategi atau diplomasi.
Bull selanjutnya juga mengemukakan bahwa teori hubungan internasional juga meliputi teori
tentang masyarakat internasional atau sistem internasional yang membahas mengenai
hubungan berbagai unit (negara-negara, bangsa-bangsa, kelompok-kelompok supranasional,
transnasional dan subnasional) yang membentuk politik global/dunia
emaparan mengenai teori yang dikemukakan Bull di atas secara implisit menunjukkan bahwa
teori hubungan internasional bukanlah sebuah teori tunggal tetapi lebih merupakan
kumpulan dari sejumlah teori. Keberagaman tersebut juga merefleksikan kompleksitas
fenomena hubungan internasional sehingga pemahamannya membutuhkan sejumlah teori.
“One World, Many Theories” [Satu Dunia dengan Banyak Teori], demikian tulis Walt (1998).
Tetapi kita membutuhkan teori untuk memahami dunia yang setiap hari terus dibombardir
informasi yang tak terhingga jumlahnya. Di samping itu, pemaparan Bull di satu sisi
menunjukkan kekayaan teori di dalam disiplin hubungan internasional, tetapi di pihak lain
justru menyiratkan kerumitan yang dapat diakibatkannya, baik ketika mengidentifikasi teori
hubungan internasional maupun pada saat berupaya memahami teori-teori tersebut
➢ Kegunaan Teori
disiplin hubungan internasional ialah ruang lingkupnya yang begitu luas sehingga mencakup
begitu banyak aspek yang dapat ditelaah Namun demikian, tujuan utama studi hubungan
internasional ialah mempelajari perilaku internasional dari sejumlah aktor, baik aktor negara
maupun aktor non-negara, di dalam arena transaksi hubungan internasional. Perilaku
tersebut dapat berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentuk

Dengan kata lain, ilmuwan hubungan internasional harus mempelajari apa saja yang dapat
dipakai untuk memahami perilaku-perilaku aktor itu di dalam transaksi hubungan
internasionalan aliansi
Deutsch (1988: 6-10) adalah salah satu ilmuwan hubungan internasional yang secara
eksplisit mengidentifikasi ruang lingkup studi hubungan internasional yang membatasi
lingkup wilayah studi ilmu hubungan internasional ke dalam sejumlah pertanyaan mengenai
duabelas masalah pokok. Pertama, bangsa dan dunia (nation and world). Kedua, proses-
proses transnasional dan interdependensi internasional (transnational processes and
international interdependence). Ketiga, perang dan damai (war and peace). Keempat,
kekuatan dan kelemahan (power and weakness). Kelima, politik internasional dan
masyarakat internasional (international politics and international society). Keenam,
kependudukan versus pengan, sumber daya alam dan lingkungan hidup (world population
vs food, resources and environment). Ketujuh, kemakmuran dan kemiskinan (prosperity and
poverty). Kedelapan, kebebasan dan penindasan (freedom dan oppression). Kesembilan,
persepsi dan ilusi (perception and illusion). Kesepuluh, aktivitas dan apati (activity and
apathy). Kesebelas, revolusi dan stabilitas (revolution dan stability). Keduabelas, identitas
dan transformasi (identity and transformation)

You might also like