Professional Documents
Culture Documents
Bahan Bacaan Hidrolik Alat Berat (Kls XII AB)
Bahan Bacaan Hidrolik Alat Berat (Kls XII AB)
MODUL
HIDROLIK ALAT BERAT
i
KATA PENGANTAR
Modul hidrolik alat berat digunakan sebagai panduan kegiatan belajar system
hidrolik alat berat. Modul ini dapat digunakan oleh peserta didik Program Keahlian Teknik
Alat Berat yang ingin belajar tentang sistem hidrolik alat berat. Setelah selesai
menyelesaikan modul ini yang merupakan modul panduan tingkat dasar belajar untuk
mencapai kompetensi dasar hidrolik alat berat.
Modul ini disusun berdasarkan rancangan teori dan praktek yang terdiri atas
kegiatan belajar yang mencakup tentang materi sistem hidrolik pada unit alat berat yang
meliputi tangki hidrolik, pompa hidrolik, control valve, actuator, hose dan fitting,
akumulator, Filter, arti simbol hidrolik dan testing – adjusting system hidrolik.
Modul ini disusun berdasarkan pola teori dan praktek. Untuk mempelajarinya,
peserta didik harus menempuh teori yang diberikan terlebih dahulu sebelum melakukan
praktek. Peserta didik telah disediakan lembar kerja untuk mempermudah pola praktek
yang akan dilakukan.
Tim
Guru Produktif Teknik Alat Berat
ii
PETA KEDUDUKAN MODUL
Actuator : Sebuah komponen utama dari hydraulic system yang berfungsi untuk
merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Modul hidrolik alat berat membahas tentang dasar sistem hidrolik, simbol hidrolik
dan prosedur adjusting dan testing pada system hidrolik alat berat. Tujuan dari modul ini
adalah agar peserta diklat memiliki kompetensi dasar sistem hidrolik alat berat. Materi
modul yang akan dipelajari meliputi: dasar system hidrolik alat berat, simbol hidrolik dan
prosedur adjusting dan testing pada system hidrolik alat berat.
Modul ini disusun berdasarkan rancangan teori dan praktek yang terdiri atas 2
kegiatan belajar yang mencakup tentang dasar sistem hidrolik dan mengidentifikasi jenis
– jenis bagian system hidrolik alat berat.
Modul ini disusun berdasarkan pola teori dan praktek. Untuk mempelajarinya,
peserta diklat harus menempuh teori yang diberikan terlebih dahulu sebelum melakukan
praktek. Untuk mempermudah pola praktek yang akan dilakukan disediakan gambar,
video animasi, cutaway maupun data-data yang lain sehingga peserta diklat akan mudah
didalam belajar modul ini.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Sasaran pembelajaran modul ini adalah agar peserta diklat dapat:
a. Memahami dasar-dasar sistem hidrolik
b. Mengklasifikasikan sistem hidrolik
c. Memahami fungsi, jenis dan lokasi tangki hidrolik
d. Mengidentifikasi jenis tangki hidrolik
e. Memahami fungsi, jenis dan lokasi pompa hidrolik
f. Mengidentifikasi jenis – jenis pompa hidrolik
g. Memahami fungsi, jenis dan lokasi control valve
h. Mengidentifikasi jenis – jenis control valve
i. Memahami fungsi, jenis dan lokasi actuator
j. Mengidentifikasi jenis – jenis actuator
k. Memahami fungsi, jenis dan lokasi Filter
l. Mengidentifikasi jenis – jenis Filter
m. Memahami fungsi, jenis dan lokasi akumulator
n. Mengidentifikasi jenis – jenis akumulator
o. Memahami fungsi, jenis dan lokasi hose dan piping
p. Mengidentifikasi jenis – jenis hose dan piping
q. Memahami simbol - simbol dan diagram hidrolik sederhana pada alat berat
1
r. Menerapkan simbol – simbol dan diagram hidrolik sederhana pada alat berat
s. Mengetahui prosedur testing dan adjusting pada system hidrolik alat berat dan
Melakukan prosedur testing dan adjusting pada system hidrolik alat berat
2
BAB II
MATERI PEMBELAJARAN
3
b. Uraian Materi
4
Gambar 1. 4 Meneruskan tekanan kesegala arah
Dari sifat-sifat fluida tersebut maka muncullah hukum pascal, dan hukum ini akan banyak
dipakai dalam sustu sistem hidrolik.
“Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan,
maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak
lurus bidang permukaannya “
Dimana :
Contoh : Sebuah pressure gauge menunjukkan tekanan sistem sebesar 10 kg/ cm2, pada
saat tekanan atmosfer 1,03 kg/ cm2 , maka tekanan sistem yang sebenarnya adalah 11,03
kg/ cm2. Jadi tekanan absolut sistem adalah 11,03 kg/ cm2.
6
Gambar 1. 8 Gaya dan keepatan yang bekerja pada hydraulic silinder
Jika sisi Bottom hydraulic cylinder pada gambar di atas mendapat oil flow, maka akan
timbul tekanan P1. Tekanan tersebut mengakibatkan gaya dorong F1 yang arahnya ke
kanan dan besarnya adalah F1 = P1 x A. Oli yang ada disisi head juga menghasilkan
gaya dorong F2 yang arahnya ke kiri dan besarnya adalah F2 = P2 x B. Dengan demikian
yang menggerakkan piston ke arah yang sesungguhnya adalah selisih antara F1 dan F2.
Sesuai dengan hukum pascal, besar kecilnya gaya dorong F bergantung pada tinggi
rendahnya tekanan P atau besar kecilnya luas penampang piston A.
4. ORIFICE
Berbicara masalah hidrolik, hal yang umum dipakai adalah istilah “Pump Pressure”
(Tekanan Pompa 0. Tetapi perlu diingat bahwa pompa tidak menghasilkan pressure.
Pompa hanya menghasilkan “Flow (aliran fluida/oli). Jika flow nya dihambat, maka akan
timbul pressure. Sesuai gambar 1.8 atas dibawah Pump flow yang melalui pipa adalah 1
GPM (Gallon Per Minute). Pada gambar tersebut tidak ada hambatan untuk mengalir
melalui pipa. Oleh sebab itu pembacaan pressure adaalah 0 (zero) untuk kedua gauge
Gambar 1. 9 Gambar atas tanpa orifice dan gambar bawah dengan orifice
7
Orifice menimbulkan hambatan terhadap pump flow Pada saat oli mengalir melalui
sebuah orifice, maka akan timbul pressure pada sisi up stream dari sebuah orifice
(pressure yang diukur pada ruangan sebelum orifice). Pada gambar 1.8 bawah ada
sebuah orifice didalam pipa diantara kedua gauge. Gauge pada sisi up stream dari
orifice menunjukkan bahwa pressure 2017 kPa (30 Psi) diperlukan untuk mengirim flow
sebesar 1 GPm melalui sebuah orifice. Tidak ada hambatan pada oli untuk mengalir
setelah orifice. Itu sebabnya gauge pada sisi down stream (ruangan setelah orifice)
menunjukkan 0 (zero) kPa.
e. Main relief valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam
hydraulic system, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure.
f. Selain itu juga diperlukan Filter untuk menyaring kotoran – kotoran seperti gram-gram
agar tidak ikut bersirkulasi kembali.
Dalam sebuah sistem hidrolik, terjadi perubahan tenaga dari tenaga hidrolis menjadi
tenaga mekanis. Sebelum dirubah menjadi tenaga mekanis, besarnya aliran, arah aliran
dan besarnya tekanan di dalam sistem hidrolis harus diatur agar didapatkan tenaga
mekanis yang terkontrol arah gerakannya, kecepatan geraknya ataupun besar
tenaganya.
9
Gambar 1. 12 Open Load centre Sensing System (OLSS)
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bial control valve digerakkan dan piston
bergerak sampai akhir langkah piston hydraulic cylinder. Dengan demikian maka
tekanan sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan
maka suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan
dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem.
10
Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah;
a. Bagian-bagian tertentu harus dibuat sangat cermat.
b. Karena gesekan didalam saluran-salurannya bisa menyebabkan oli panas dan ini
akan menyebabkan perubahan viskositas oli.
c. Goyangan dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat
menyebabkan lepasnya sambungan-sambungan.
4. OLI HIDROLIK.
Fungsi oli
Fungsi oli (pelumas) diantaranya adalah:
Membentuk lapisan film
Media pendingin
Penyekat
Pembersih
Anti karat
Media pemindah tenaga
11
bergeseran menutup lubang-lubang kecil dan dapat mengikat partikel-partikel
logam yang akan mempercepat pengikisan (keausan).
Terjadinya kerusakkan pada oli akan menurunkan kualitas oli dan akan menyebabkan
kerusakkan pada komponen serta gangguan pada system.
c. Rangkuman
Hukum Pascal : “Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir)
mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan
sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya“.
Rumus Hukum Pascal : F = P x A (Kg)
12
Tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara
luar.
Sifat-sifat orifice:
Tekanan hilang akan tinggi jika aliran dihambat.
Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin panjang.
Tekanan hilang akan semakin tinggi jika jumlah aliran dan nilai berat jenis zat
cair/fluida
Semakin besar.
Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin sempit.
Energi yang hilang akan dirubah menjadi panas (kalor).
Hubungan antar komponen–komponen sistem hidrolik diatas terbagi menjadi dua jenis,
yaitu open center system dan close center system. Fungsi oli (pelumas) diantaranya
adalah:
13
Anti karat.
Media pemindah tenaga.
Terjadinya kerusakan pada oli antara lain disebabkan oleh kontaminasi dan deteriorasi
akan menurunkan kualitas oli dan menyebabkan kerusakan pada komponen serta
gangguan pada sistem.
14
Lembar Kerja
I Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menjelaskan fungsi komponen rangkaian dasar system hidrolik
b. Peserta diklat dapat menjelaskan penggunaan oli pada rangkaian dasar sistem
hidrolik
V. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan pada trainer rangkaian dasar system hidraulik
c. Jelaskan fungsi komponen hidrolik pada trainer rangkaian dasar system hidraulik
d. Jelaskan penggunaan oli pada rangkaian dasar sistem hidrolik!
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 1.
15
VI. Ilustrasi
16
II. TANGKI HIDROLIK
b. Uraian Materi
17
Gambar 2. 1 Circuit dasar system htdraulic unit D85ESS-2A
Pressurized
Ruangan didalam tangki hidrolik tidak berhubungan dengan udara luar, sehingga tekanan
didalam tangki hidraulic tinggi.
Terdapat dua tipe hydraulic tank pressurized, yaitu:
a. Limited (dibatasi)
18
Gambar 2. 3 Bagian komponen hydraulic tank PC 200-8
Pada tipe limited terdapat pressure valve yang berfungsi akan membuang tekanan
didalam tangki hidrolik pada nilai tertentu. Sehingga tekanan didalam tangki terjaga.
Biasanya pressure valve ini terletak pada cap tangki.
b. Unlimited (tidak dibatasi)
Pada type ini tekanan didalam tangki tidak dibatasi, sehingga dibutuhkan tangki dengan
bahan yang lebih kuat dan tebal.
Unpressurized
Tangki hidrolik berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga tekanan didalam
tangki dengan tekanan atmosfer adalah sama.
19
Gambar 2. 5 Hydraulic tank forklift
c. Rangkuman
Fungsi hydraulic tank adalah tempat panampungan/penyediaan oli, pendingin an oli
yang kembali dari sistem dan ada juga yang berfungsi sebagai tempat kedudukan control
valve.
Hydraulic tank dibedakan menjadi
20
Lembar Kerja
I. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi tangki pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis tangki hidrolik pada unit alat berat
II. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
21
VI. Ilustrasi
22
III. POMPA HIDROLIK
1. Hydraulic Pump
A. Fungsi Hydraulic Pump
Semua pompa menghasilkan aliran (flow). Dimana prinsip operasinya disebut dengan
displacement, yaitu zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ke tempat lain.
Displacement adalah volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa.
Pompa mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga hidrolik.
23
B. Klasifikasi hydraulic pump
24
Gambar 3. 1 Contoh dari positive displacement pump
25
Gambar 3. 2 Karakteristik dari Fix ed displacement Pump
a. Gear pump
Pompa Gear pump (roda gigi) banyak sekali dipergunakan pada system hidrolik karena
pompa ini sangat sederhana dan ekonomis. Gear pump terbagi menjadi dua, yaitu
Internal Gear Pump dan External Gear Pump.
26
Gambar 3. 4 Prinsip kerja Internal Gear Pump
Sistem hidrolik pada unit-unit Komatsu banyak menggunakan External Gear pump.
Konstruksi External Gear pump ditunjukkan pada gambar dibawah.
27
Arti penulisan pada External Gear pump
28
External Gear Pump PAL/ R
29
Internal oil leakage adalah kebocoran oli dari tempat bertekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah melalui gap atau clearance yang terdapat pada pompa. Oli yang bocor
ini juga dimanfaatkan untuk pelumasan. Gambar dibawah menunjukkan tempat-tempat
yang memungkinkan oli bocor. Kebocoran oli ini menyebabkan jumlah oli yang di-delivery
berkurang. Semakin tinggi tekanan discharge, semakin banyak oli yang bocor. Semakin
besar clearance juga menyebabkan semakin banyaknya oli yang bocor. Demikian pula
bila oli yang digunakan terlalu encer.
Berdasarkan usaha untuk mengurangi internal leakage dibagian side clearance, External
Gear pump diklasifikasikan menjadi 2 :
- Fix ed Side Plate Type Gear Pumps
Side plate pada pompa tipe ini tidak dapat bergeser, pada konstruksinya ada yang
menjadi satu dengan housing nya dan ada pula yang terpisah tetapi terikat dengan
housing nya.
Pompa tipe ini mempunyai discharge pressure 30 kg/cm² - 125 kg/cm²
- Movable Side Plate Type (Pressure Balancing Type Gear Pumps)
Side plate pada pompa tipe ini dapat bergeser sesuai dengan kenaikan dari disc harge
pressure yang berfungsi untuk mengurangi internal leakage. Pompa tipe ini mempunyai
discharge pressure lebih besar dari 140 kg/cm²
30
Perbedaan antara Fix ed side plate dan movable side plate diatas adalah kemampuan
masing – masing pump dalam mengurangi terjadinya internal leakage yang ada pada
pump dengan menggunakan Bushing, sehingga kemampuan masing – masing pump
dalam menahan back pressure dari system akan berbeda – beda.
Gambar dibawah menunjukkan arah gaya yang mendorong gigi-gigi Gear pump, dimana
gaya yang terjadi adalah pada sisi discharge dan akan memaksa gigi-gigi bertahan ke
sisi suction.
Agar pompa tahan lama, maka gaya dorong disisi discharge harus diimbangi dengan
gaya dorong lain yang berlawanan. Untuk keperluan ini ada beberapa jalan yang
ditempuh antara lain V-groove, balancing line dan sebagainya. Selain itu, diperlukan
juga gaya pada bagian belakang pompa untuk menekan bushing agar side clearance
tidak membesar pada saat tekanan meningkat disisi discharge. Hal ini dilakukan dengan
menyalurkan oli yang bertekanan tinggi disisi discharge ke cover untuk mendorong
bushing atau side plate Nama saluran ini adalah high pressure oil introduction hole..
31
.Bagian yang perlu tekanan terbesar adalah sisi discharge pada bushing, sedang sisi
suction kecil saja untuk menyalurkan balancing pressure .
Sewaktu gigi-gigi pompa bertemu (mesh), ada sebagian oli yang terjebak disela-sela gigi
pompa. Ketika ruangannya menyempit dan oli terjebak disela-selanya akan menyebabkan
tekanan naik. Tekanan tinggi ini akan mendorong gigi-gigi pompa dan merusak bagian-
bagian pompa.
Untuk melepaskan tekanan ini dibuatlah Entrapment relief groove yang terdapat pada
side plate atau pada Bushing. Ada juga yang menyebut Entrapment relief groove ini
sebagai relief notch. Sedangkan di sisi suction, dibuat Entrapment vacuum groove untuk
mencegah kevakuman disisi suction pada saat awal pompa mulai bekerja.
32
b. Piston pump
Piston pump sering sekali dipakai pada sistem hidrolik yang modern, dimana digunakan
kecepatan tinggi (high speed) dan tekanan tinggi (high pressure). Bagaimanapun,
konstruksi piston pump adalah lebih rumit dan relatif lebih mahal dibandingkan pompa
hidrolik lainnya. Piston pump dapat dibuat Fixed atau variable displacement. Piston pump
terbagi menjadi dua, yaitu axial piston pump dan radial piston pump.
Pada pompa tipe ini, langkah piston dapat berubah karena swash plate (kemiringan
swash plate dapat berubah-ubah), dimana piston ditumpu dapat bergerak sehingga
menentukan langkah piston.
In line Axial Piston Pump - Fix ed displacement
Pada pompa tipe ini , kemiringan swash plate dibuat tetap (Fix ed), sehingga langkah
piston selalu tetap. Dengan demikian konstruksi pompa lebih sederhana, karena tidak
dilengkapi servo divice (alat yang mengatur sudut swash plate ).
33
Gambar 3. 17 Inline Axial Piston Pump Fixed displacement
34
Bent axis Axial Piston Pump – variable displacement
35
b) Radial piston pump rotating piston
Pada pompa tipe ini , piston diputar oleh drive shaft , sedangkan cam-nya tetap (tidak
berputar)
3) Vane Pump
Vane pump terbagi menjadi 2 (dua), yaitu Balanced Vane Pump dan UnBalanced vane
pump.
a) Balanced Vane Pump
36
b) UnBalanced Vane Pump
c. Rangkuman
Pompa hidrolik pada dasarnya terbagi menjadi menjadi Non positive displacement pump
dan positive displacement pump. Pompa jenis positive displacement dibagi menjadi dua
tipe, yaitu Fix ed displacement pump dan variable displacement pump .
Gear pump terbagi menjadi dua, yaitu internal Gear pump dan External Gear pump.
External Gear pump diklasifikasikan kedalam lima (5) jenis, yaitu :
37
Lembar Kerja
Mata Pelajaran TGL. ……………….
TEKNIK ALAT
BERAT Pompa Hidrolik
Hidrolik Alat Berat Waktu : ……. menit
I. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi pompa pada unit alat berat 1
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis pompa hidrolik !
II. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
III. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Pompa hidrolik
e. 1 unit wheel loader
IV. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang pompa hidrolik alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada pompa hidrolik
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
V. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan pada tangki hidraulik yang dipasang pada unit alat berat.
c. Jelaskan fungsi pompa hidraulik!
d. Identifikasi jenis pompa hidrolik yang dipasang pada unit alat berat!
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 3.
38
VI. Ilustrasi
39
IV. CONTROL VALVE
valve
Jenis-jenis
pressure control
Menunjukkan lokasi flow valve
40
3. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi directional control valve
4. Peserta didik mampu menjelaskan jenis dan lokasi directional control valve
5. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi pressure control valve
6. Peserta didik mampu menjelaskan jenis dan lokasi pressure control valve
7. Peserta didik mampu menunjukkan lokasi flow control valve
8. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis flow control valve
9. Peserta didik mampu menunjukkan lokasi directional control valve
10. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis directional control valve
11. Peserta didik mampu menunjukkan lokasi pressure control valve
12. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis pressure control valve
b. Uraian Materi
41
Gambar 4. 1 Type pilot
digunakan pada lift cylinder pada forklift . Konstruksi dari Throttle valve ditunjukkan
oleh gambar dibawah.
42
Gambar 4. 2 Simbol & Simulasi kerja dari throtle valve
b. Suction Valve
Nama lain Suction Valve adalah make-up valve, intake valve, suction return valve,
vacuum valve atau antivoid valve. Suction Valve berfungsi untuk mencegah kevacuman
didalam sirkuit hidrolik. Suction Valve biasanya terletak antara control valve dan actuator.
Konstruksi dari Suction Valve ditunjukkan oleh gambar dibawah.
43
Gambar 4. 4 Simbol & Simulasi Flow reducing valve
e. Demand Valve
Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering
selalu konstan. Demand valve banyak digunakan pada wheel loader dan dump truck.
Konstruksi dari demand valve ditunjukkan oleh gambar dibawah.
44
Gambar 4. 6 Demand valve
45
Directional control valve berfungsi untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik
atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli. Directional
control valve terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu Series valve circuit, Tandem valve
circuit dan Parallel valve circuit.
46
Gambar 4. 10 Contoh circuit serie
47
Gambar 4. 12 Contoh circuit Tandem
b. Tipe Piston
Konstruksinya pressure control valve tipe piston ditunjukkan oleh gambar dibawah
48
Gambar 4. 14 Type piston
c. Tipe Pilot
Konstruksinya pressure control valve tipe pilot ditunjukkan oleh gambar dibawah
c. Rangkuman
Hydraulic control valve (katup pengontrol hidrolik) berfungsi agar aliran yang
dihasilkan hydraulic pump dapat dinaikkan tekanannya, diatur jumlah alirannya dan diatur
arah alirannya agar perlengkapan kerja unit dapat beroperasi. Berdasarkan fungsinya,
hydraulic control valve terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pressure control valve (katup
49
pengontrol tekanan), flow control valve (katup pengontrol jumlah aliran) dan directional
control valve (katup pengontrol arah aliran).
Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang
akan masuk ke actuator. Contoh flow control valve adalah throttle valve, suction valve,
flow reducing valve, flow divider valve, demand valve, dan quick drop valve. Throttle
valve berfungsi untuk mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali
dipersempit, sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve banyak
digunakan pada lift cylinder pada forklift
Suction Valve berfungsi untuk mencegah kevacuman di dalam sirkuit hidrolik.
Suction Valve biasanya terletak antara control valve dan actuator.Flow reducing calve
atau flow check valve berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang akan menuju actuator
agar gerakan actuator menjadi lambat sesuai dengan load / bebannya. Lambatnya
gerakan actuator tersebut mempermudah operator saat memposisikan attachment. Flow
reducing valve banyak digunakan pada tilt cylinder pada bulldozer.
Flow divider valve berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi
dua aliran dimana salah satu alirannya konstan. Flow devider valve banyak digunakan
pada motor grader. Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju
ke sistem steering selalu konstan. Demand valve banyak digunakan pada wheel loader
dan dump truck Quick drop valve berfungsi untuk mempercepat penurunan Blade
sewaktu control valve posisi lower, dimana oli dari sisi cylinder head disalurkan ke sisi
cylinder Bottom . Quick drop valve banyak digunakan pada lift cylinder bulldozer
Directional control valve berfungsi untuk mengontrol arah dari gerakan silinder
hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
Directional control valve terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu
1. Series valve circuit
2. Tandem valve circuit
3. Parallel valve circuit.
Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam hydraulic
circuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan
didalam sirkuit mencapai setting pressure -nya.
Pressure control valve terbagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu :
a. Type popet
b. Type piston
c. Type pilot
50
Lembar Kerja
Mata Pelajaran TGL. ……………….
TEKNIK ALAT
BERAT Control valve
Hidrolik Alat Berat Waktu : 60 menit
I. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi flow control valve pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis flow control valve hidrolik
c. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi directional control valve pada unit alat berat
d. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis directional control valve hidrolik
e. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi pressure control valve pada unit alat berat
51
f. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis pressure control valve hidrolik
V. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang control valve hidrolik alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada jenis jenis control valve
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula.
VII. Ilustrasi
52
53
1. Job Sheet
Jelaskan fungsi berbagai jenis – jenis control valve dibawah ini!
54
No Gambar Jenis Control Valve Fungsi
1. Nama : Throttle valve
Fungsi :
55
No Gambar Jenis Control Valve Fungsi
56
No Gambar Jenis Control Valve Fungsi
V. ACTUATOR
b. Uraian Materi
1. Fungsi Actuator
Actuator berfungsi untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment). Dimana prinsip
kerja dari actuator adalah merubah energi kinetis menjadi energi mekanik baik dalam Bentuk
reciprocating (naik turun) maupun rotary (putaran).
2. Klasifikasi Actuator
58
3. Cylinder Hidrolik
Berfungsi untuk merubah energi kinetis menjadi energi mekanik dengan pergerakan
naik turun (reciprocating ) yang dimanfaatkan untuk menggerakan perlengkapan kerja
(attachment).
Hidrolik silinder terbagi menjadi 2 jenis yakni Single Acting & Double Acting dengan 2
sisi yakni Bottom Side & Head Side
a. Single Acting
Pada tipe ini cilinder hidrolik bergerak naik karena tekanan oli dan bergerak turun
karena berat dari beban itu sendiri (gaya gravitasi).
Contoh : Forklift
59
Gambar 5. 1 Cylinder type single acting
b. Double Acting
Pada tipe ini pergerakan naik turun dari cilinder hidrolik berdasarkan tekanan oli.
60
Gambar 5. 3 Konstruksi hydraulic cylinder
a. Piston Valve
Piston Valve hanya terdapat pada lift cylinder dari unit bulldozer yang berfungsi untuk :
Mengurangi Benturan antara piston dengan silinder.
Sebagai safety ketika posisi full raise atau lower, tilt dioperasikan atau sebaliknya.
Memungkinkan beroperasi seri.
61
Gambar 5. 4 Piston Valve pada Blade cylinder dozer
b. Cushion Valve
Boom cylinder sisi head dan arm cylinder sisi bottom dilengkapi juga dengan cushion
yang berfungsi untuk :
Mengurangi kecepatan pukulan piston pada akhir langkahnya, sehingga meringankan
beban kejut pada chasis.
Mengurangi suara pukulan piston.
1. Boom cylinder
Keterangan :
62
Bila piston (2) mendekati akhir langkahnya, plunger (1) akan masuk ke cushion ring (3),
sehingga aliran oli diruang PC dibatasi. Oli diruang PC kemudian mengalir melalui alur -
alur “a” disekeliling plunger, sehingga terjadi pengurangan aliran dari pompa yang
mengakibatkan tekanan diruang Pb bervariasi dan terjadi peredaman kejutan pada boom
cylinder .
2. Arm cylinder
Keterangan :
Jika piston mendekati akhir langkahnya, oli diruang PC dibatasi dan hasil peredaman
kejutan diperoleh melalui alur “C”. Steel ball (4) berfungsi untuk menjaga kelurusan
plunger.
Motor Hidrolik
Pada actuator tipe motor hidrolik ini bekerja dengan merubah energi hidrolik menjadi
energi mekanik berupa putaran, dimana prinsip kerjanya berkebalikan dengan pompa
Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada displacement
motor, yaitu volume output setiap putarannya. Semakin besar volume output semakin
besar pula torque outputnya.
Dua jenis motor hydraulic berdasarkan displacement (pemindahan oli) yaitu :
Fix displacement, yaitu :
Motor konstan, sedangkan kecepatan dapat dirubah – rubah dengan variasi aliran
masuknya (input flow).
63
Kecepatan putaran dan torque motor dapat bervariasi dengan aliran input (input flow)
dan tekanan yang konstan. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah displacement
motornya.
a. Gear Motor
Gambar 5. 8 Perbedaan prinsip kerja antara Gear motor dengan Gear pump
b. Vane Motor
64
Oli bertekanan dari sisi input akan mendorong Vane, sehingga drive shaft akan ikut
berputar dan akan memutar perlengkapan kerja Spring clip berfungsi untuk manjaga
Gambar 5. 10 Struktur dari vane motor & potongan dari vane motor
c. Piston Motor
Sebuah disc yang ditumpu oleh bearing mendapat tekanan fluida, maka disc tersebut
akan berputar. Arah putaran disc tersebut tergantung dari arah mana fluida tersebut
diberikan ke disc . Apabila tekanan hidrolik diberikan di titik F maka disc akan berputar ke
arah kanan. Sebaliknya, bila tekanan diberikan ke titik F’, maka disc akan berputar ke
arah kiri. Agar disc mendapat torque yang besar, maka pada disc dipasang piston dan
piston masuk ke dalam cylinder bLock .
Oli masuk ke dalam cylinder bLock melalui valve plate inner port (tergantun ke arah mana
putaran diinginkan) selanjutnya menekan piston. Akibatnya dari gaya pada piston maka
disc akan berputar yang selanjutnya diteruskan ke output shaft yang berhubungan
dengan load (beban). Untuk merapatkan antara valve plate dengan cylinder bLock, maka
apad center shaft dipasang centering spring. Sedangkan fungsi dari center shaft sendiri
adalah untuk menjaga kelurusan cylinder bLock s.
65
Gambar 5. 12 Struktur pada piston motor
d. Orbit Motor
Stator tidak bergerak karena terikat dengan housing. Pada saat ada oli bertekanan dari
sisi inlet port, maka akan mendorong rotor untuk bergerak terhadap stator. Dan rotor
disini duhubungkan dengan output shaft , sehingga output shaft ikut berputar.
Pada motor grader aplikasi dari orbit motor adalah digunakan pada komponen circle
rotation motor. Dibawah ini adalah struktur dari bagian circle rotation motor.
66
Keterangan :
c. Rangkuman
Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada displacement motor,
yaitu volume output setiap putarannya. Semakin besar volume output semakin besar pula
torque outputnya.
Dua jenis motor hydraulic berdasarkan displacement (pemindahan oli) yaitu :
Fix displacement, yaitu :
Motor konstan, sedangkan kecepatan dapat dirubah – rubah dengan variasi aliran
masuknya (input flow).
Variable displacement, yaitu :
Kecepatan putaran dan torque motor dapat bervariasi dengan aliran input (input flow)
dan tekanan yang konstan. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah displacement
motornya.
Beberapa jenis dari motor hidrolik adalah Gear motor, vane motor, piston motor dan
orbit motor
68
Lembar Kerja Siswa
TGL.
Mata Pelajaran
TEKNIK ALAT ……………….
BERAT Aktuator
Hidrolik Alat Berat Waktu : …. menit
a. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi silinder hidrolik pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis silinder hidrolik
c. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi motor hidrolik pada unit alat berat
d. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis motor hidrolik
69
b. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
c. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Silinder hidrolik
e. Motor hidrolik
d. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang actuator hidrolik alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada jenis jenis actuator hidrolik
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
g. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan pada silinder hidrolik yang dipasang pada unit alat berat.
c. Jelaskan fungsi silinder hidrolik
d. Identifikasi jenis silinder hidrolik pada unit alat berat
e. Lakukan pengamatan pada motor hidrolik yang dipasang pada unit alat berat.
f. Jelaskan fungsi motor hidrolik
g. Identifikasi jenis motor hidrolik pada unit alat berat
h. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 5
h. Ilustrasi
70
71
VI. FILTER
72
1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi Filter
2. Peserta didik mampu menjelaskan jenis dan lokasi Filter
3. Peserta didik mampu menunjukkan lokasi Filter
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis Filter
b. Uraian Materi
Filter
A. Fungsi Filter
Fungsi oil Filter adalah menyaring kotoran yang terkandung didalam oli, agar tidak ikut
besirkulasi kedalam sistem. Pada oil Filter dilengkapi dengan by pass valve berguna
untuk memberikan jalan lain (safety) bila Filter buntu / tersumbat. Selain itu pada unit-unit
tertentu, ada juga yang dilengkapi dengan Indikator Filter, bila by pass valve berkerja
karena Filter buntu/tersumbat, Indikator akan memberikan tanda agar oil Filter segera
dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
B. Klasifikasi Filter
Secara umum Filter terbagi menjadi dua jenis yakni:
a. Surface Filter
73
Surface Filter hanya memiliki satu permukaan yang dapat menyaring kotoran
didalam oli yang mengalir dalam satu arah saja, beberapa surfac Filter
diantaranya:
Pleated Paper Filter
Filter ini tersususn dari lipatan kertas yang terbuat dari bahan selulose yang
dicetak menjadi kertas Filter dan diberik bingkai agar tahan terhadap
perbedaaan tekanan
74
b. Depth Filter
Depth Filter memiliki bahan saringan yang sangat banyak jumlahnya
75
Jangan mengencangkan berlebihan, guna mencegah kerusakkan Seal
Pergantian Filter di lakukan pada tempat yang terbebas dari debu
Bersihkan Filter Case (wadah Filter) ketika pergantian Filter element
c. Rangkuman
Fungsi oil Filter adalah menyaring kotoran yang terkandung didalam oli, agar tidak ikut
76
bersikulasi ke dalam sistem.
Secara umum Filter terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
• Depth Filter, diantaranya wire mesh Filter, Metal edge Filter dan plate di paper Filter.
• Surface Filter
Untuk surface Filter antara lain :
Pleated paper Filter
Wire mesh Filter
Metal edge Filter
Depth Filter memiliki bahan saringan yang sangat banyak jumlahnya.
Penanganan oil Filter
Filter sesuai dengan interval penggantian
Periksa Filter apakah terdapat partikel Metal (gram-gram Metal) yang tertancap
pada Filter
Pergantian Filter dilakukan pada tempat yang terbebas dari debu
Lapisi Seal dengan engine oli ketida pemasangan Filter
Pada saat pemasangan Filter catridge, jangan kencangkan dengan menggunakan
chain tool (kunci rantai)
Setelah pelepasan Filter, bersikan permukaan seal pada Filter bracket
Ketika pergantian Filter, dudukan Filter berdiri lalu masukkan oil pada lubang disisi
luar Filter
Jangan mengencangkan berlebihan, guna mencegah kerusakkan seal
77
Lembar Kerja Siswa
Mata Pelajaran TGL. ……………….
TEKNIK ALAT
BERAT Filter hidrolik
Hidrolik Alat Berat Waktu : …. menit
78
a. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi Filter hidrolik pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis Filter hidrolik !
b. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
c. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Filter hidrolik
d. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang Filter hidrolik alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada jenis - jenis Filter hidrolik
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
e. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan pada Filter hidrolik pada unit alat berat.
c. Jelaskan fungsi Filter hidrolik
d. Identifikasi jenis Filter hidrolik pada unit alat berat
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 6
f. Ilustrasi
79
VII. ACCUMULATOR
80
akumulator Menjelaskan jenis akumulator
dan lokasi akumulator Jenis dan
lokasi
Mengidentifikasi Menunjukkan lokasi akumulator
jenis – jenis akumulator
akumulator Mengidentifikasi jenis
akumulator
a. Uraian Materi
Accumulator
1. Fungsi dari accumulator :
Alat ini berfungsi sebagai penyimpan energi tekanan pada fluida hidrolik dengan
menggunakan gas. Alat ini termasuk alat tambahan yang tidak semua sistem hidrolik
menggunakannya. Tujuan penyimpanan energi tekanan tersebut adalah untuk
menstabilkan tekanan fluida apabila terjadi penurunan tekanan tiba-tiba yang sesaat, agar
tidak mengganggu aktuator yang sedang bekerja.
81
Gambar 7. 1 Fungsi Accumulator
Berikut macam-macam pneumatic accumulator berdasarkan jenis pemisah antara oli dan
gas :
82
a. Piston Tipe Accumulator
Proses kerja:
1. Setelah engine dimatikan, ketika control
lever netral, chamber (A) didalam bladder
tertekan oil pressure dalam chamber (B)
2. Ketika control lever digerakkan, oil pressure
pada chamber (B) turun menjadi 30 kg/cm2
dan pressure dari nitrogen pada chamber
(A) mengembangkan bladder jadi oil pada
chamber (B) berfungsi sebagai pilot pressure
untuk menggerakkan control valve
c. Diaphragm Type Accumulator
83
Gambar 7. 4 Accumulator type diaphragm
84
Gambar 7. 5 Contoh weight load accumulator
c. Rangkuman
Fungsi accumulator adalah :
Menyimpan energy (store energy)
Meredam kejutan (absorb shock)
Menaikkan tekanan bertahap
Menjaga tekanan konstan
Tipe dari accumulator :
86
b. Bladder Type Accumulator
c. Diaphragm Type Accumulator
a. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi accumulator pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis accumulator
b. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
87
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
c. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Accumulator
d. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang accumulator alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada jenis - jenis accumulator
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
e. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan accumulator pada unit alat berat.
c. Jelaskan fungsi accumulator
d. Identifikasi jenis accumulator pada unit alat berat
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 7
f. Ilustrasi
88
VIII. HOSE & FITTING
b. Uraian Materi
Hose
Hose Hidrolik merupakan salah satu komponen system hidrolik pada unit yang berfungsi
sebagai penghantar / penghubung oli hydraulic sesuai dengan tekanan yang diperlukan,
keseluruh bagian unit untuk menggerakkan actuator.
90
2. Standarisasi Hydraulic Hose
Ada tiga model / type standarisasi yang berlaku untuk hidrolik hose, yaitu :
1. SAE100 USA
2. DIN German
3. Pascalart (PA) Japan
Mutu semua hydraulic hose pada umumnya sama, karena semua pabrik yang
menyatakan produknya berstandar diatas harus mengirimkan sample ke negara yang
bersangkutan untuk ditest dan mendapatkan sertifikat dari asosiasi pada masing-masing
negara yang bersangkutan.
Sedangkan aplikasi yang paling banyak dipergunakan untuk hidrolik hose dengan
Standard USA adalah : SAE100 R1AT, SAE100 R2AT, SAE100 R4, SAE100 R5,
SAE100 R12, SAE100 R13
91
Part Number diatas dalam hose parker dan bridgestone terletak pada badan hose, seperti
terlihat pada gambar berikut :
92
Gambar 8. 3 Contoh Standard Pascalart
FITTING
1. Fungsi Fitting
Fitting berfungsi sebagai pengikat atau connector yang menghubungkan antara Hose
dengan komponen-komponen inlet maupun outlet didalam sistem hidrolik (Pump,
Actuator, dan lain-lain)
2. Bagian-bagian Fitting
Fitting memiliki 2 bagian yaitu stem dan ferrule. (Lihat gambar fitting two pieces)
Stem merupakan bagian fitting yang berfungsi sebagai pengikat ke komponen-
komponen hidrolik
Ferrule merupakan bagian fitting yang berfungsi sebagai pengikat antara hose dengan
stem
93
Antara ferrule dan stem terpisah
Stem Ferrule
Gambar 8. 5 Contoh Fitting Two Piece
95
Gambar 8. 6 Petunjuk Pemasangan Hose
c. Rangkuman
96
Hose Hidrolik merupakan salah satu komponen system hidrolik pada unit yang berfungsi
sebagai penghantar/penghubung oli hydraulic sesuai dengan tekanan yang di perlukan,
keseluruh bagian unit untuk menggerakkan actuator.
Hidrolik Hose terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Cover
Merupakan lapisan halus (smooth 0 ataupun kasar (corrugated) berbahan karet atau
benign yang berfungsi untuk:
Sebagai pelindung panas yang dihasilkan gesekan aliran fluida
Sebagai pelindung gesekan maupun panas dari luar hose
2. Reinforcement
Berfungsi sebagai penguat berupa lapisan kawat ataupun benang
3. Tube
Merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan fluida yang dialirkan
SAE100 USA
DIN German
Pascalart (PA) Japan
a. Peserta diklat dapat menunjukkan lokasi hose dan fitting pada unit alat berat
b. Peserta diklat dapat mengidentifikasi jenis hose dan fitting
b. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
c. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Hose dan fitting
d. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang hose dan fitting unit alat berat.
d. Lakukan pengamatan pada jenis - jenis hose dan fitting.
e. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
e. Langkah kerja :
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan hose dan fitting pada unit alat berat.
c. Jelaskan fungsi hose dan fitting
d. Identifikasi jenis – jenis hose dan fitting pada unit alat berat
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 8
f. Ilustrasi
98
IX. SIMBOL-SIMBOL & RANGKAIAN HIDROLIK
Sirkuit Hidrolik
A. Simbol-Simbol Hidrolik
Dalam circuit system hydraulic, terdapat simbol–simbol yang mewakili keterangan dari
komponen dalam hydraulic system. Pengetahuan tentang simbol tersebut sangat dibutuhkan
untuk mempermudah dalam melakukan pembacaan circuit hydraulic system.
Dibawah ini beberapa simbol dalam hydraulic system :
100
2. Lines connecting menunjukkan terdapat joint (penggabungan) dari jalur oil. Dalam
circuit hydraulic simbol ini dilengkapi dengan adanya tanda titik (.) antara 2 jalur yang
saling bersilangan.
3. Directions of flow menunujukkan arah dari aliran oil sesuai dengan yang ditunjukkan
tanda panah.
A.2 Pumps
Dalam circut hydraulic untuk pump dan motor (actuator) Bentuk simbolnya hampir sama,
yang membedakan adalah arah panah yang terdapat dalam simbol tersebut. Untuk pump,
ditunjukkan dengan arah panah keluar sesuai dengan prinsip kerjanya yaitu pump
menghasilkan flow dengan memanfaatkan energi mekanisme putar. Sedangkan untuk motor
ditunjukkan dengan arah panah masuk, sama dengan prinsip kerjanya dalam system
hydraulic yaitu dengan memanfaatkan tekanan hydraulic untuk dirubah menjadi tenaga
mekanikal (energi putar).
A.3 Actuator
Dalam circuit hydraulic simbol dari actuator berfungsi sebagai komponen yang bekerja
dengan mengubah tenaga hydraulic menjadi tenaga mekanikal. Actuators dibagi menjadi 2,
yaitu motor dan cylinder. Pada kondisi actualnya pada unit contoh dari komponen dari
simbol hydraulic actuators motor adalah travel motor, swing motor. Sedangkan contoh
komponen daru simbol hydraulic actuator cylinder adalah Blade lift cylinder pada dozer dan
cylinder boom pada PC.
101
Gambar 9. 3 Contoh dari simbol motor dan cylinder
A.4 Valve
Dalam circuit hydraulic simbol dari valve berfungsi sebagai komponen yang mengatur
tekanan, aliran dan arah dari oil yang dari pump menuju actuator. Pada actualnya pada unit,
contoh komponen dari simbol valve antar lain adalah main relief valve pada komponen
transmissi Dozer, directional control valve pada system hydraulic Excavator dan lain-lain.
102
Jalur P dan A tertutup dan tidak saling terbuka.
Simbol T menunjukkan jalan buntu. Jalur P dan A
tertutup dengan bagian yanga lain.
103
A.5 Metode operasi
Contoh simbol hydraulic yang berfungsi sebagai penggerak dari directional control valve.
Contohnya, simbol solenoid artinya untuk menggerakkan control valve dengan
menggunakan gaya dari kemagnetan (electrical).
104
Gambar 9. 5 Contoh simbol dari Metode Operasi
105
5. Pengaruh dari ini oli bersirkulasi melalui rangkaian tanpa kenaikan tekanan oli.
106
B.3 Penerapan Sirkuit Hidrolik 3
107
Kita baru saja mempelajari control valve dalam sistem hidrolik untuk peralatan dozer pada
bulldozer D80A. Kemudian mari kita lihat sirkuit hidrolik bulldozer D80A. Periksa fungsi
sirkuit hidrolik dengan posisi control valve yang berubah.
1. Di mana control valve berada di posisi 6. Bagaimana fluida mengalir saat Blade
HOLD pada langkah terendah.
a. Apakah Blade bergerak? Mengapa? 7. Apakah Blade pada RAISE jika akan
b. Bagaimana fluida mengalir dari dinaikkan, jika didorong oleh tekanan
pompa? abnormal selama penurunan?
2. Bagaimana aliran oli saat Blade naik? 8. Apa kondisi penempatan Blade, jika
3. Bagaimana oli mengalir saat Blade control valve berada dalam posisi
berada di ujung atas? FLOAD, Mengapa?
4. Dalam kondisi apa Blade akan 9. Dimana mesin kembali dengan control
ditempatkan, jika mesin berhenti saat valve pada posisi FLOAD, Jika Blade
Blade naik? naik dan turun mengambang lama pada
5. Bagaimana aliran saat Blade permukaan tanah, dengan tekanan
diturunkan? menurun dengan silinder ini.
108
Berikut ini adalah diagram sirkuit hidrolik Dozer-showel, yang rangkaiannya begitu
rumit, sehingga anda sulit memahaminya. Oleh karena itu, rangkaian diilustrasikan
secara independen sesuai fungsinya agar mudah dipahami.
c. Rangkuman
Dalam circuit system hydraulic, terdapat simbol – simbol yang mewakili keterangan dari
komponen dalam hydraulic system
109
Dibawah ini beberapa simbol dalam hydraulic system :
1. Hydraulic line
Hydraulic line menjelaskan tentang jalur oil dalam circuit hydraulic. Biasanya dalam
kondisi actualnya jalur tersebut adalah berupa hose ataupun piping.
1. Lines crossing menunjukkan terdapat persilangan 2 jalur oil yang tidak saling
berhubungan.
2. Lines connecting menunjukkan terdapat joint (penggabungan) dari jalur oil. Dalam
circuit hydraulic simbol ini dilengkapi dengan adanya tanda titik (.) antara 2 jalur
yang saling bersilangan.
3. Directions of flow menunujukkan arah dari aliran oil sesuai dengan yang
ditunjukkan tanda panah.
2 Pumps
Dalam circut hydraulic untuk pump dan motor (actuator) Bentuk simbolnya hampir
sama, yang membedakan adalah arah panah yang terdapat dalam simbol tersebut.
Untuk pump, ditunjukkan dengan arah panah keluar sesuai dengan prinsip kerjanya
yaitu pump menghasilkan flow dengan memanfaatkan energi mekanisme putar.
Sedangkan untuk motor ditunjukkan dengan arah panah masuk
3 Actuator
Dalam circuit hydraulic simbol dari actuator berfungsi sebagai komponen yang bekerja
dengan mengubah tenaga hydraulic menjadi tenaga mekanikal. Actuators dibagi
menjadi 2, yaitu motor dan cylinder.
4 Valve
Dalam circuit hydraulic simbol dari valve berfungsi sebagai komponen yang mengatur
tekanan, aliran dan arah dari oil yang dari pump menuju actuator. Pada actualnya
pada unit, contoh komponen dari simbol valve antar lain adalah main relief valve pada
komponen transmissi Dozer, directional control valve pada system hydraulic Excavator
dan lain-lain.
5 Metode operasi
Contoh simbol hydraulic yang berfungsi sebagai penggerak dari directional control
valve. Contohnya, simbol solenoid artinya untuk menggerakkan control valve dengan
menggunakan gaya dari kemagnetan (electrical).
110
a. Tujuan :
f. Ilustrasi
111
2. Job Sheet
Jelaskan arti berbagai simbol sirkuit hidrolik dibawah ini
112
No Gambar simbol diagram hidrolik Arti Simbol Sirkuit Hidrolik
1. Gambar sirkuit hidrolik 1 Nama : sirkuit hidrolik 1
Arti simbol :
113
No Gambar simbol diagram hidrolik Arti Simbol Sirkuit Hidrolik
114
No Gambar simbol diagram hidrolik Arti Simbol Sirkuit Hidrolik
116
4. Peserta didik melakukan pengukuran testing dan adjusting system hidrolik unit alat
berat Bulldozer
b. Uraian Materi
Memeriksa tekanan hidrolik pada beberapa titik, pada system hidrolik seperti
layaknya seorang dokter yang memeriksa tekanan darah pasiennya. Sekarang anda
adalah sebagai dokter mesin sehingga anda perlu memahami bagaimana tekanan
tersebut.
Anda sering kali mendapatkan keluhan. Mesin saya kehilangan tenaga. Nah, keluhan
tersebut terkait dengan system hidrolik. Apa yang harus anda lakuakan pertama kali untuk
memastikan itu perlu dicek tekanannya. Jika ditemukan tekanan yang lebih tinggi dari
spesifikasi, keluhan tersebut pada umumnya diabaikan. Tetapi jika tekanan itu terlalu
rendah kondisi berikut ini umumnya terjadi pada system hidrolik, diantaranya:
1. Jika system menggunakan relief valve pegas yang ada didalam katub tersebut melemah
sehingga dihasilkan tekanan yang lebih rendah.
2. Terjadi kebocoran pada katub pengatur, katub pengarah, katub balik dan sebagainya.
Itu disebabkan oleh permukaan dalam katub yang cacat atau ada material – material
yang terjebak didalam permukaan dalam katub tersebut.
3. Roda gigi yang digunakan didalam pompa hidrolik itu sudah mulai aus, sehingga
permukannya menjadi bocor, dengan demikian pompa tidak dapat memproduksi
tekanan.
4. Udara kadang–kadang terjebak dalam system pompa dan ikut terhisap, sehingga
pompa juga tidak dapat menghasilkan tekanan lagi. Ketidak normalan tempetartur oli,
khususnya kalau menggunakan oli dengan tekanan yang tinggi atau menggunakan oli
117
dengan jenis yang salah dapat menyebabkan juga tekanan rendah dalam system
hidrolik. Dengan demikian seorang operator harus selalu ataupun sering untuk
mengecek tekanan oli.
Berikut ini adalah gejala – gejala setelah seorang operator memperbaiki atau mengatur
ulang relief valve sebagai berikut:
1. Temperatur oli itu naik dari kebiasaannya.
2. Oli keluar dari packing.
3. Sambungan tekanan tinggi akan lebih cepat rusak dari biasanya.
4. Pompa hidrolik akan rusak terutama pada oil seal nya atau rusak pada bagian –
bagian yang ada pompa oli.
Alat–alat yang digunakan untuk mengukur tekanan hidrolik. Pegang Pressure
gauge, gauge adaptor dan temperature gauge dan sealnya. Pressure gauge harus
dikalibarasi pada nilai setidaknya 1,5 hingga 4 kali diatas tekanan yang biasa diukur.
Pressure gauge memiliki dan jenis skala diatas 250 kg/cm persegi, 50 kg / cm persegi
dan 25 kg/cm persegi. Sehingga alat tersebut bias menjangkau pengukuran yang
dibutuhkan untuk hidrolik system yang lain. Seperti huster device dan power pump
(pompa power pump) Perlu diperhatikan jarum penunjuk harus pada posisi nol.
Bilamana Pressure gauge itu tidak menerima tekanan dari manapun. Penyimpangan 5
% dari skala penuh pada Pressure gauge menunjukkan Pressure gauge tersebut tidak
biasa digunakan. Jika penyimpangan titik nol itu tidak melebihi 5 % dari skala penuh
anda dapat menggunakannya setelah terlebih dahulu mengkonfirmasikan deviasi
penyimpangan kepada pabrik pembuatnya.
Adaptor adalah digunakan untuk menghubungkan Pressure gauge menuju titik ukur
dimana adaptor tersebut terdiri dari nipple, nut, stup dan sebagainya. Perhatikan
gambar dibawah ini
Ketika memasang pressure gauge pada gauge valve jangan sekali – sekali memutar
badan pressure gauge menggunakan kunci. Penggunaan kunci hanya diperbolehkan
pada leher pengukur. Gunakan adaptor dengan jenis pipa kaku jika anda menginginkan
118
pressure gauge tersebuat dapat dalam posisi tegak. Sebaliknya anda boleh juga
menggunakan penghubung hose yang fleksibel. Biasanya hose yang kaku itu
disambungkan dengan hose fleksibel dengan tujuan agar hose kaku itu tidak bengkok
dan dapat mengisolasi getaran dari titik ukur karena adanya hose yang fleksibel. Ketika
menyusun pressure gauge pastikan bahwa komponen adaptor dan komponen yang lain
itu dalam kondisi yang bersih. Dan pastikan jalur yang digunakan untuk pengukuran
tersebut bersih dari debu. Jenis pressure gauge sheet seperti dalam foto dibawah ini
seharusnya menjadi sebuah peralatan standard yang digunakan selama anda kerja.
1. Parkirlah unit pada permukaan yang rata, kemudian turunkan attachment sampai
menyentuh tanah. Setelah itu matikan mesin. Berikutnya isilah oli hidrolik ke dalam
tangki. Pastikan bahwa tangki itu sudah penuh. Tambahan pada beberapa silinder
hidrolik piston pada silinder tersebut dilengkapi dengan katub. Jika katub terbuka
dan diberikan tekanan kepada silinder tersebut, anda tidak dapat lagi membaca
tekanannya. Ini dapat diabaikan dengan mengosongkan atau melepas outlet
connection yang terdapat pada silinder hidrolik dengan cara melepas hose nya.
Untuk tekanan pada system kemudi unit shovel loader atau unit yang ada
articulatenya dimana bagian depan dan belakang itu terhubung melalui sebuah
pivot maka harus dipastikan bahwa posisi pivot dalam keadaan terkunci.
Ditunjukkan seperti gambar dibawah ini!
119
Gambar 10. 4 Pivot
2. Lakukan proses bleeding pada silinder untuk menyisakan agar membuang sisa sisa
tekanan sebelum anda mensetting pressure gauge.
Keterangannya. Pressure gauge biasanya masih terhubung atau tercacar, maka
kendorkan hose nya. Berhati – hatilah saat mengendorkan hose karena pada jalur
hidrolik masih terdapat sisa – sisa tekanan yang mungkin akan dapat menimbulkan
percikan. Untuk benar – benar mengosongkan tekanan maka bukalah penutup oli pada
oil tank kemudian control valve digerakkan ke belakang dan ditunggu 5 sampai 10
menit. Barulah keseluruhan dari connector adaptor pada pressure gauge dapat dilepas.
Waspadai juga bahwa ada sebagian oli yang masih memiliki suhu yang tinggi. Yang
lebih penting lagi jangan sekali–kali melakukan proses bleeding pada torst flow
transmistion maupun pada power take off pump
3. Setelah tekanannya benar – benar kosong maka pasanglah tutup tangki pada
Kemudian pasanglah pressure gauge tepat pada cek poin tekanannya. Lihat seperti
gambar dibawah ini. Sebagian dari unit kadang – kadang tidak memiliki pressure cek
poin pada system hidroliknya. Untuk itu perlu dipasang flade join pada pipa olinya
dengan cara melepas existic join yang ada dan dipasangkan adaptor flade join yang
ada. Lihat gambar dibawah ini!
120
untuk sambungan yang lebih pasti dan cukup kencang gunakan selotif setidaknya 2
lapis pada titik sambungnya. Mengambil data pembacaan tekanan.
Pastikan oli pada temperature spesifik yang telah ditentukan. Temperatur oli diperiksa
dengan cara memasukkan thermometer atau temperature gauge pro kedalam tangki oli
melalui lubang pengisian. Metode pengecekan tekanan dapat merujuk kepada training
aid yang disediakan oleh unit. Seperti yang terjadi pada gambar yang kedua.
Untuk meningkatkan temperature oli hidrolik jalankan mesin pada kecepatan tinggi. Ini
memastikan bahwa regulator tekanan itu dapat beroperasi. Atau menjalankan kondisi
torght converter pada posisi stall ini dapat menyebabkan temperature oli naik dengan
cepat sehingga ini tidak boleh dilakukan. Saat anda menaikkan temperature ini pastikan
bahwa katub yang terdapat pada pressure gauge itu dikencangkan menutup
sepenuhnya. Hal ini untuk melindungi pressure gauge tersebut.
1. Jalankan mesin dan pelan –pelan bukalah gauge valve yang terdapat pada pressure
gauge. Nah sekarang anda siap untuk mengambil nilai pembacaan pada pressure
gauge. Untuk diperhatikan membuka Pressure gauge harus dilakukan secara pelan –
pelan, sehingga indicator yang terdapat pada power gauge itu tidak melompat
secepatnya dari posisi nol. Ketika tekanan diterapkan ke dalam pressure gauge pointer
atau jarum yang ada pada pressure gauge tersebut akan bergerak–gerak sesaat. Pada
kasus ini yang dibaca adalah isi tengah saat jarum itu bergerak naik dan bergerak turun
atau diambil proses rata – rata. Untuk pembacaan pressure gauge yang akurat
tempatkan pressure gauge pada posisi berdiridan secara lurus. Setelah melakukan
prosedur pembacaan tekanan. Setelah mengambil data pembacaan tekanan tempatkan
unit pada tempat yang rata dan turunkan attachment nya. Berikutnya matikan mesin.
Kemudian lakukan proses bleeding untuk mengeluarkan sisa – sisa tekanan, dilanjutkan
dengan melepas pressure gauge dan menutup lubang cek poin untuk selanjutnya
ditutup dengan koneksi yang lain. Sangat disarnkan untuk menunggu sejenak oli itu
121
suhunya sudah mulai menurun. Melepas pressure gauge saat oli masih bersuhu panas
dapat menyebabkan kecelakaan karena dapat membakar jari – jari atau membakar
tangan anda atau anggota badan anda. Saat anda melepas nipel pada pressure gauge
attachment pastikan bhwa tidak ada sisa – sisa yang melekat pada lubangnya,
sehingga perlu dilakukan proses pembersihan. Hati – hatilah dalam merawat pressure
gauge pasangkan kembali ulir pelindung pada attachment pressure gauge untuk
melindungi dari debu dan pastikan bahwa jarum penunjuk pada pointernya menunjuk
pada angka nol.
Fork dan must dari sebuah forklift biasanya digerakkan secara hidrolik. Demikian halnya
dengan bulldozer dan macam – macam unit alat berat yang lain. Terkadang kita
berharap bahwa kecepatan kerja dari alat – alat tersebut seperti yang kita kehendaki
untuk setiap siklus kerja pada waktu tertentu. Akan tetapi perlu diingat bahwa hal
tersebut terkait dengan peraturan keselamatan kerja.
Dalam hal ini system hidrolik adalah bagian yang paling bertanggung jawab terhadap
pencapaian kecepatan kerja ini, sehingga system hidrolik merupakan satu kriteria untuk
menentukan pengukuran dalam kecepatan kerja ini. Untuk mengukur kecepatan kerja
maka dibutuhkan traini ng aid sesuai dengan yang spesifikasi pada unit. Sebelum kita
lanjutkan tentang pembahasan ini marilah kita berfikir sejenak dan memahami apa
penyebab gerakan dari yang terlalu cepat atau hantaman yang disebabkan oleh sistem
hidrolik, terutama pada cylinder dan motor. Silinder hidrolik menerima oli yang
bertekanan. Semakin tinggi atau semakin banyak jumlah oli yang mengalir kedalam
silinder semakin cepat gerakan dari piston atau piston rod lebih cepat, piston mengalami
kebocoran menyebabkan gerakan lebih lambat, sehingga 2 faktor yang pertama jumlah
suflai oli hidrolik yang masuk kedalam silinder dan jumlah kebocoran adalah 2 faktor
yang saling berlawanan. Artinya semakin banyak kebocoran internal didalam silinder
akan semakin memperlambat gerakan atau kecepatan kerja dari unit tersebut. Hal
tersebut dijelaskan sesuai dengan penjelasan sebagai berikut:
122
1. Kerusakan roda gigi yang ada dalam pompa silinder hidrolik tersebut akan
menyebabkan berkurangnya aliran yang masuk kedalam silinder hidrolik.
2. Control valve yang aus terutama pada bagian spool itu juga dapat
memperlambat dari kecepatan karena oli yang mengalir mengalami kebocoran.
3. Kerusakan o ring pada piston itu juga dapat menyebabkan kebocoran didalam
internal silinder.
4. Katub pengatur yang tidak diset pada posisi yang diijinkan tidak dapat
mengalirkan oli secara tepat. Sehingga jumlah oli yang masuk kedalam silinder
itu mengalami kebocoran.
Gejala –gejala seperti empat diatas itu di klasifikasikan satu istilah yaitu :
“internal linkage.“ Atau kebocoran internal, sehingga pompa tidak dapat
mengalirkan oli hidrolik dalam jumlah yang cukup oleh sebab adanya kebocoran
internal tersebut. Berikutnya kebocoran pada pipa pada hose dan sebagainya
akan dapat menyebabkan bertambah besarnya kebocoran oli yang masuk
kedalam cylinder tidak cukup untuk lebih cepat menggerakkan cylinder tersebut.
Atau pompa hidrolik mengisap udara pada pipa isap yang bocor itu juga dapat
menyebabkan berkurangnya jumlah oli yang masuk ke dalam silinder tersebut.
Working speed atau kecepatan kerja dinyatakan dalam detik, baik itu gerakan
lurus maupun gerakan menyudut dari bagian–bagian attachment yang
seharusnya bergerak. Kriteria dari kecepatan kerja ini akan ditemukan dalam tes
standard.
1. Tempatkan mesin atau unit pada tempat yang rata. Turunkan Blade hingga
menyentuh tanah dan matikan mesin.
123
Gambar 10. 7 Posisi Mesin Dozer
2. Jika unit dilengkapi dengan kage off device maka kendorkan dan atur baut
pengaturnya pada untuk memutus rangkaian ini.
3. Pastikan oli pada tangki hidrolik terisi penuh. Tambahkan jika dibutuhkan kemudian
periksalah suhunya untuk memastikan sesuai dengan ring kerja yang sudah
ditetapkan.
124
celah – celah yang kecil. Semisal pada celah-celah piston dalam hidrolik dengan
sedikit oli yang mengalir ke dalam silinder maka speed nya akan menjadi menurun
akhirnya kalau oli itu terlalu banyak yang dikirim maka speed nya akan menjadi
tinggi, tetapi sedikit oli itu tidak realistic normalnya oli hidrolik didalam system itu
adalah lebih panas. Atau justru malah lebih dingin, lebih penting lagi oli hidrolik yang
digunakan pada system harus di konfirmasikan sesuai dengan spesifikasinya.
Setiap merk oli itu akan berbeda jenisnya.
4. Gerakan attachment contohnya pada posisi yang diperkirakan saat tes standard
lihat gambar dibawah ini.
Kemudian tempatkan control lever pada posisi netral atau posisi hood menahan
seperti gambar diatas, untuk memeriksa kecepatan kerja dari lift arm turunkan arm
kepada posisi rendah, istirahat dipermukaan tanah pada posisi yang paling bawah,
selanjutnya angkat lagi sampai ke posisi atas seperti ke posisi awal sebaliknya jika
nada ingin mengukur kecepatan kerja dari forklift maka tempatkan fork itu pada
posisi bawah di atas permukaan tanah. Hal tersebut merupakan posisi awal, pada
sebagian mesin test standard itu diinstruksikan untuk mengetesnya dengan beban
atau tes dengan pembebanan, perhatikan prosedur diatas sehingga tes kecepatan
kerja itu menjadi berarti bagi anda.
5. Jalankan mesin dengan kecepatan penuh dan gerakkan control level secepatnya
untuk menggerakkan working attachment pada posisi yang sudah ditentukan dalam
test standard ini. Catatlah waktu yang dibutuhkan dari gerakkan attachment
mencapai posisi yang diinginkan. Bandingkan hasil pembacaan kecepatan itu
125
dengan kriteria yang sudah ditentukan. Jika attachment tersebut membutuhkan
waktu yang lebih lama dari yang distandarkan berarti hidrolik system itu dalam
posisi terjadi gangguan.
Jika pengukuran itu dilakukan kepada unit dengan gerakkan memutar seperti back choe
atau excavator maka catatlah waktu yang dibutuhkan untuk sekali putaran.
126
D. TESTING AND ADJUSTING UNIT BULDOZER D85E-SS-2
D85E Ss 2
Clasifi-
Check Item Measurement Conditions Unit
casion Permissible
Standar
Value
Blade control Engine low idling HOLD . RAISE 39.2 ± 9.8 58.8
lever Hydraulic oil (4.0 ± 1.0) (6.0)
temperature 45-55º C
Center of lever knob HOLD . LOWER 39.2 ± 9.8 5.8
(4.0 ± 1.0) (6.0)
Blade lift Engine : low idling Min. 15.7 Min. 15.7
relier (Min. 160) (Min. 160)
Engine : full throttle 17.6
pressure 20.6 ±1.0
(210 ± 10) (180)
1 Digital Hydraulic
790-261-1203 Pressure gauge : 49 MPa
tester (500 kg/cm²
Oil pressure C 799-401-2320 Hydraulic gauge 1 MPa
(10 kg/cm²)
790-261-1311 Adapter _
2
790-261-1321 Adapter _
3 790-26--1360 Elbow _
J Commercially scale
Stroke hydraulic drif _
available
127
C.1. Testing Dan Adjusting Tekanan Perlengkapan Kerja Hidrolik
Hentikan mesin pada tanah yang rata, turunkan perlengkapan kerja (Blade, Ripper), secara
sempurna pada tanah kemudian aktifkan parking brake.
Ketika memasang oil pressure gauge hilangkan semua kotoran dan debu dari sekeliling
plug.
1. Pengukuran Oil Pressure
1) Lepaskan plug (1) kemudian pasang oil
pressure gauge C (gauge) : 39,2 MPa/400
kg/cm²) selama pengukuran main relief oil
pressure pada perlengkapan kerja.
2) Operasikan silinder kemiringan blade hingga
akhir langakah untuk meringankan sirkuit,
lalu mengukur tekanan oli dengan mesin di
putaran rendah dan putaran tinggi.
128
Pengukuran
Temperatur oli saat mengukur: 45 oC - 55 oC
Turunkan peralatan kerja pada tanah dan hentikan mesinnya. Kendorkan tutup Filter oli
secara perlahan untuk melepaskan
tekanan disekitar tangki hidrolik.
Kemudian atur tuas pengaman diposisi
lock.
1. Lepaskan tekanan pick up plug (1), dan
pasang oil pressure gauge C-1 [(5,9 MPa
(60 kg / cm2)].
2. Atur tuas pengaman pada posisi bebas
hidupkan mesin, dan ukur dengan posisi
throttle maksimal.
Saat mengecek internal leakage dalam
komponen sirkuit kontrol, tutup bagian-
bagian rangkaian dengan bagian-
bagian dibawah ini dan ukur relief
pressure.
Adjustment
1. Longgarkan locknut (1), dan ubah pengaturan screw (2) ketika akan menyetel.
Untuk menaikan tekanan, putar searah jarum jam ke tekanan rendah kemudian putar
berlawanan arah jarum jam.
129
Satu putaran screw penyetelan memerlukan tekanan sekitar. 0.77 MPa (7.8 kg / cm²).
Locknut: 64 ± 10Nm
(6.5 ± 1.0 kgm)
Setelah penyetelan, ulangi prosedur sesuai item 1 untuk pengecekan sekali lagi.
PERHATIKAN!
Turunkan perlengkapan kerja pada permukaan tanah,
dan hentikan mesin. Operasian tuas control beberapa
saat untuk melepaskan sisa tekanan pada pipa
hidrolik. Kemudian longgarkan cap Filter oli dengan
pelan untuk melepaskan tekanan didalam hidrolik tank.
Atur tuas pengunci keselamatan pada posisi lock .
1. Melepas, mengendorkan mur pada tuas kemudian
lepas tuas.
2. Tahan disk (1) kendorkan kunci mur (2)
3. Ubah disc (1) dan stel celahnya.
130
Untuk mengurangi celah, putar searah jarum jam.
Untuk menambah celah, putar berlawanan jarum
jam.
i. Ketika menyetel celah, stel 4 piston (3) terpisah
(Dua piston bagian depan arah belakang (A-a) dan
dua piston dikiri arah kanan( B-b)
ii. Atur disc (1) kondisi ini berhubungan satu piston
bagian depan arah belakang (A-a) kemudian stel
celah antara disc (1) dan piston (3) pada bagian
sisinya antara 0,3 – 0,5 mm.
iii. Sebelum menyetel bagian depan arah belakang stel bagian kiri arah kanan (B – b)
iv. Jika celah melebihi 0,5 mm atur posisi disc (1) atau rubah posisi pengencangan
piston (3) kemudian cek sekali lagi
“Jika tidak ada celah, pada saat tuas netral, perlengkapan pekerjaan (work
equipment) gerak, kondisi hidrolik meningkat, dengan demikian celah selalu
tersedia.”
Mengukur
1. Lepaskan sambungan pipa kepala, dan tutup pipa pada ujung casis dengan blind plate
Berhati-hatilah untuk tidak memutuskan sambungan pipa diujung bawah.
2. Nyalakan mesin, jalankan mesin pada putaran tinggi, dan berikan tekanan pada bagian
relief pressure untuk bagian ujung akhir silinder.
131
3. Tunggu selama 30 detik, lalu ukur jumlahnya kebocoran selama 1 menit berikutnya.
132
c. Rangkuman
Pressure gauge adalah alat–alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
hidrolik. Tekanan hidrolik yang terlalu rendah kondisi yang terjadi pada system hidrolik
diantaranya:
a. Jika system menggunakan relief valve pegas yang ada di dalam katub tersebut
melemah sehingga dihasilkan tekanan yang lebih rendah.
b. Terjadi kebocoran pada katub pengatur, katub pengarah, katub balik dan
sebagainya. Itu disebabkan oleh permukaan dalam katub yang cacat atau ada
material – material yang terjebak didalam permukaan dalam katub tersebut.
c. Roda gigi yang di gunakan didalam pompa hidrolik itu sudah mulai aus, sehingga
permukannya menjadi bocor, dengan demikian pompa tidak dapat memproduksi
tekanan.
d. Udara kadang –kadang terjebak dalam system pompa dan ikut terhisap, sehingga
pompa juga tidak dapat menghasilkan tekanan lagi.
Adaptor adalah digunakan untuk menghubungkan pressure gauge menuju titik ukur
Adaptor terdiri dari nipple, nut, stup.
Untuk mengukur kecepatan kerja maka dibutuhkan training aid. Kebocoran internal
disebut dengan internal linkage. Semakin banyak kebocoran didalam silinder semakin
memperlambat gerakan kecepatan pada system, hal ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Kerusakan roda gigi yang ada dalam pompa silinder hidrolik tersebut akan
menyebabkan berkurangnya aliran yang masuk kedalam silinder hidrolik.
b. Control valve yang aus terutama pada bagian spool itu juga dapat
memperlambat dari kecepatan karena oli yang mengalir mengalami kebocoran.
133
c. Kerusakan o ring pada piston itu juga dapat menyebabkan kebocoran didalam
internal silinder.
d. Katub pengatur yang tidak diset pada posisi yang diijinkan tidak dapat
mengalirkan oli secara tepat. Sehingga jumlah oli yang masuk kedalam silinder
itu mengalami kebocoran.
Working speed atau kecepatan kerja dinyatakan dalam detik, baik itu gerakan
lurus maupun gerakan menyudut dari bagian–bagian attachment yang
seharusnya bergerak. Kriteria dari kecepatan kerja ini akan ditemukan dalam tes
standard.
a. Tujuan :
a. Peserta diklat dapat menjelaskan alat ukur pada testing dan adjusting system
hidrolik alat berat .
b. Peserta diklat dapat menerapkan pengukuran pada system hidrolik alat berat
b. Keselamatan Kerja :
a. Menggunakan pakaian kerja.
b. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
c. Bertanya kepada instruktur apabila mengalami kesulitan.
d. Membersihkan dan mengembalikan alat pada tempatnya setelah digunakan.
e. Hindari kecelakaan kerja.
c. Alat Dan Bahan :
a. Alat APD
b. 1 (satu) buah toolbox sheet
c. Alat Tulis (ATK)
d. Pressure gauge
d. Petunjuk Umum :
a. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermati, efektif dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru.
c. Lakukan diskusi tentang testing dan adjusting pada system hidrolik unit alat berat.
d. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
e. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat
semula.
g. Langkah kerja :
134
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b. Lakukan pengamatan alat ukur pressure gauge .
c. Pelajari prosedur penggunaan alat pressure gauge.
d. Lakukan pengukuran dengan menggunakan pressure gauge pada unit alat berat
e. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 10.
h. Ilustrasi
135
3. Job Sheet
Lakukan testing dan adjusting pada unit alat berat dengan pressure gauge!
136
137
DAFTAR PUSTAKA
Hidraulic System 1, Training Center Dept, PT United Tractors Tbk.
Sistem Hidrolik dan Perlengkapan, Mechanical Development, PT Pama
Persada Nusantara 2004
138