Professional Documents
Culture Documents
Wuryanandayani, 2
Wuryanandayani, 2
N a re n d a S u k m ad y asari
A lu m n i F a k u lta s E k o n o m i U niversitas B ra iv ija y a
S u tr is n o
F a k u lta s E k o n o m i U niversitas B ra w ija y a
Abstract
Num erous studies examined the stability and predictability o f stocks
beta in som e capital markets o f some countries. However, there are fe w
studies that applied in Indonesian capital market. The pu rpose o f this
study is to analysis the stability and predictability o f stocks beta in
Indonesia, both individual and portfolio betas. B efore analyzing the
stability and predictability o f beta, the bias o f beta must be corrected
firs t by using fo u r-le a d and fou r-la g version o f the Fowler and Rorke
method.
This study used weekly data o f 162 stocks traded in Jakarta Stock
Exchange (JSX) and composite index o f JSX /IHSG as market return)
fr o m January 1, 2000 to Decem ber 31, 2002. The sta bility and
predictability o f beta were examined over three periods, each period
consists o f 52-week, by using transition matrices test and product-moment
correlation test.
Finally, the result fro m transition matrices test and product-m om ent
correlation test shows that there is stability and predictability o f portfolio
betas over the research period in JSX but this result shows that individual
betas are not predictable. Besides that, the result o f this study shows
that p ortfolio betas are more stable and predictable than
individual betas.
K eyw ords: beta bias, beta stability and predictability, lead and lag,
transition matrices, product-m oment correlation.
I. Pengantar
102
Sukm adysari dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
kem udahan bagi pen gam bilan keputusan investasi. Di sam p in g itu, risiko
sistem atis yan g tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio akan
d itu n ju k k a n o le h b eta sah am . R isik o s is te m a tis m e n u n ju k k a n u k u ran
sensitivitas return saham terhadap return pasar. Sem akin besar sensitivitas
return suatu saham terhadap return pasar, akan semakin besar pula beta saham
tersebut. D em ikian pula sebaliknya, semakin kecil sen sitivitas return suatu
saham terhadap return pasar, akan semakin kecil pula beta saham tesebut.
Penelitian ini mengangkat isu stabilitas dan prediktabilitas beta saham
di p asar m odal In d on esia dengan m elakukan kajian leb ih lanjut. M enurut
Jogiyanto dan Surianto (2000), metoda koreksi beta saham Fowler dan Rorke
empat lead (perioda maju) dan empat lag (perioda mundur) dengan terlebih dahulu
m e n g u ra n g i b ia s b e ta sah am , m e ru p a k a n m e to d a y a n g te r b a ik u n tu k
m enghilangkan bias beta di pasar modal Indonesia. Bias tersebut terjadi karena
perdagangan sekuritas yang tidak sinkron (non-synchronous trading) di pasar
m odal negara berkem bang. Perdagangan yan g tidak sinkron tersebut terjadi
karena m asalah perioda waktu perdagangan dan interval waktunya. Bias akan
sem a k in b e s a r d e n g a n s em a k in b a n y a k n y a s e k u r ita s y a n g tid a k a k tif
diperdagangkan. Hasil penelitian Suwandi (1997) m enunjukkan bahwa pasar
modal Indonesia m erupakan pasar modal yang masih dangkal (thin market) yang
ditandai oleh tiga karakteristik, yaitu likuiditas yang rendah, kapitalisasi pasar
yang tidak m erata, dan rendahnya saham yang dilepas ke publik.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ya n g pernah dilakukan di
Indonesia sebelum nya yaitu bahwa penelitian ini m elibatkan sam pel sebanyak
162 perusahaaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan sampel
yang digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Tandelilin dan Lantara (2001)
adalah sebanyak 95 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Perbedaan lainnya adalah penelitian ini m enggunakan perioda 1 Januari 2000
sampai dengan 31 Desem ber 2002, yang merupakan perioda m asa krisis moneter
sed an gk an p erio d a y a n g digunakan T a n d elilin dan L a n ta ra (2001) adalah
sebelum m asa krisis moneter, yaitu mulai 1 Januari 1994 sam pai dengan 31
Desem ber 1996.
103
TEMA, Volume IV, N om or 2, S eptem ber 2003
pengamatan atau rata-rata (mean) beta saham tidak berada di kelas yang sama
dalam tiga sub perioda pengamatan.
Penelitian stabilitas beta saham di Irlandia dilakukan oleh M urray (1995)
dengan meneliti 79 perusahaan yang terdaftar pada Dublin Stock Exchange, dengan
m enggunakan data harga saham harian dan indeks pasar harian untuk perioda
J an u ari 1987 sam p ai d en gan D esem ber 1990. Sebelum b eta saham diuji
kestabilannya, terlebih dahulu dikoreksi dengan berbagai m etoda koreksi, antara
lain CHMSW (Cohen, Hawawini, Mayer, Schwartz, dan W hitcom b) dengan 2 lag
dan 2 lead, CHM SW dengan 10 lag dan 10 lead, Vasicek, AdjustedVasicek. Hasil
dari perbandingan beta koreksi yang dilakukan dengan berbagai m etoda koreksi
tersebut m enunjukkan bahwa metoda Vasicek merupakan m etoda terbaik dalam
m enyesuaikan bias beta walaupun tidak sepenuhnya dapat m enghilangkan bias.
Murray (1995) m enggunakan metoda second pass regression dan m etoda matriks
tr a n s is i. H a s il d a r i p e n e litia n d en ga n m e n g g u n a k a n m a tr ik s tr a n s is i
m e m p erlih a tk a n a d a n y a k e s ta b ilia n beta sah am di p a s a r m o d a l D u b lin
sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan m etoda second pa ss regression
m en u n ju k k an b a h w a v a ria b e l frek w en si p erd agan ga n sah am m eru p ak an
variabel yang paling m em pengaruhi stabilitas beta saham.
P en elitian stab ilita s koefisien beta di Istanbul Stock E xch an ge Turki
dilakukan oleh O dabasi (2000). Odabasi mengambil sampel sebanyak 100 saham
biasa yan g secara kontinyu diperdagangkan mulai 1 Januari 1992 hingga 31
Desember 1997. Data yan g digunakan adalah data harga saham penutupan dan
indeks pasar m ingguan dan bulanan. Untuk m enguji kestabilan beta saham
individual dan beta portofolio, Odabasi menggunakan m atriks transisi dengan
perioda 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun untuk setiap saham selama
perioda pengam atan. H asil penelitiannya menunjukkan bahwa sem akin panjang
perioda estim asi (m inggu an, bulanan) akan sem akin tin ggi tin gk at korelasi
beta saham antarperioda. Di samping itu, ketidakstabilan beta saham individual
dan adanya indikasi kestabilan beta portofolio saham untuk portofolio yang terdiri
dari 5 saham atau lebih.
P e n e litia n s ta b ilita s b eta saham u n tu k p a sa r m o d a l d i In d o n e sia
dilakukan oleh T an delilin dan Lantara (2001) dengan m enguji 95 saham yang
telah dipilih dengan penyam pelan bersasaran (purposive sampling) di Bursa Efek
Jakarta, dengan m enggunakan data harga saham m ingguan dan indeks pasar
(IHSG) m ingguan, selam a perioda 1 Januari 1994 sampai dengan 31 Desember
1996. Tandelilin dan Lantara melakukan pengamatan terhadap stabilitas dan
prediktabilitas saham selam a tiga sub perioda, yaitu setiap satu perioda terdiri
dari 52 m inggu. B eta y a n g digunakan adalah beta ya n g seb elu m n ya telah
dikoreksi lebih dahulu dengan metoda koreksi Fowler dan Rorke em pat lead
(maju) dan em pat lag (mundur). Hasil penelitian mereka m enunjukkan adanya
indikasi stabilitas beta saham di Bursa Efek Jakarta selam a tiga sub perioda
pengam atan dan m engindikasikan bahwa prediktabilitas beta portofolio saham
cenderung lebih kuat dibanding dengan prediktabilitas beta saham individual.
P e n e lit ia n in i d ila k u k a n p ad a p e r io d a k r is is e k o n o m i y a n g
b erk ep a n ja n gan s eh in gga m en doron g sem akin b an yak p eru sa h aa n publik
m engalami kesulitan keuangan, dan bahkan terpaksa m elakukan delisting di
B u rsa E fek J a k a rta (B E J). H al terseb u t telah m e m o tiv a s i p e n e liti un tu k
mengem bangkan penelitian stabilitas beta saham dan m enguji konsistensi dari
p en elitia n y a n g p ern a h dilak u k an sebelum nya di p asar m od al In d on esia.
104
Sukm adysari dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
B erd asafkan beberapa pertim bangan dan hasil p en elitian terseb u t di atas,
peneliti merum uskan hipótesis penelitian sebagai berikut :
H l:B e ta saham individual di Bursa Efek Jakarta stabil.
H2:Beta saham portofolio di Bursa Efek Jakarta stabil.
P e n y a m p e la n b e rs a s a ra n d ila k u k a n s ec a ra tid a k a c a k (p u rp o s iv e
sampling), yaitu dengan cara menentukan kriteria-kriteria tertentu sesuai yang
dikehendaki oleh peneliti. Kriteria-kriteria tersebut antara lain:
(a) Saham -saham yang dipilih harus sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
sebelum tanggai 1 Januari 2000 dan masih tetap terdaftar sampai tanggai
31 D esem ber 2002.
(b) Saham -saham yang dipilih tidak melakukan company action (stock split, stock
dewden, dan right issue).
(c) Penelitian ini m engabaikan jum lah lembar saham yan g beredar.
(d) Data yang dim anfaatkan adalah data transaksi di pasar reguler.
Tabel 1
Proses Pem ilihan Sam pel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
s e d a n g k a n m e to d a p e n g u m p u la n d ata y a n g d ig u n a k a n a d a la h m eto d a
dokumentasi. Perincian data yang digunakan meliputi:
(a) Perubahan m ingguan dari IHSG selama kurun waktu 1 Janu ari 2000 sampai
dengan 31 D esem ber 2002 untuk mewakili return pasar.
105
TEMA, Volume TV, N om or 2, Septem ber 2003
(b) Perubahan m ingguan dari return saham selam a kurun waktu 1 Januari
2000 sam pai d en gan 31 D esem ber 2002 untuk m ew akili return saham
individual.
R _ Pi, - Pi(,-\) ( 1)
" P
r W -D
D alam persam aan tersebut:
R.t: tingkat pengembalian individual
Pit: harga saham pada perioda t
P : harga saham pada perioda t-1
_ IHSG , - IHSG
" IHSG
D alam persam aan tersebut:
R : tin gkat pengem balian saham pasar
IHSGt: indeks harga saham gabungan pada perioda t
IHSG(t indeks harga saham gabungan pada perioda t-1
R t = a i + P tR M + ei (3)
106
Sukm adysari dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
R, = a , + # X - 3 + # * V i + / T X - I + f i R * + # X +4
(4)
+ P i ^Mt+i + P t R Ml+2 + P t ^ M + l + £i<
p, = w x +w }p;>+w 2f r 2 + W X + W X +W2f t 2 + w ,p ?
(5)
1+ 2p l + 2p 2 + 2A + pA
W = ------ ------- C l-----(6)
1+ 2/3, + 2 p 2 + 2/3j + 2p 4
1+ 2p, + 2p 2 + /?3 + p4
W = i-i — i- — (7)
l + 2yC7| + l p 2 +2yC>j + 2pA
14- 2 p x + p 2 + p y + pA
W, ------- —— ————- — (8)
1+ 2px + 2 p 2 + 2 p^ +2yC>4
w = 1 + A + A + £ » + / * (Q)
l + 2/3| + 2 p 2 + 2 p^ + 2p4
Pi, P2 > P3 diperoleh dari persam aan regresi sebagai berikut (Jogiyanto, 2000, 294):
R Ml = a i 3 A t^ S W -4 ^ir
107
TEMA, Volume IV, N om or 2, Septem ber 2003
P p: Beta portofolio
(5) M elakukan Uji Stabilitas Beta Saham Individual dan Beta Portofolio
Beta yan g dikoreksi dengan metoda Fowler dan Rorke em pat lead dan
empat lag tersebut selanjutnya diuji stabilitasnya dengan m enggunakan alat
uji m atriks transisi, yaitu dengan melihat pergerakan beta saham didasarkan
kelas risikonya selam a perioda waktu yang berurutan. Sebelum diuji dengan
m atriks transisi, beta saham individual yan g telah d ikoreksi m aupun beta
portofolio saham, diurutkan dari yang terkecil hingga yan g terbesar terlebih
dahulu dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kelas risikonya m asing-m asing
pada m a s in g -m a s in g sub p eriod a pen gam atan . K elas ris ik o b erd a sa rk a n
koefisien beta, diklasifikasikan dalam enam kelas risiko (0,2; 0,4; 0,8; 1,2; 1,6;
dan 2,0), penentuan kelas risiko ini mereplikasi pem bagian kelas risiko yang
dipakai dalam penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan Tandelilin
dan Lantara (2001) pada Bursa Efek Jakarta.
(6) Melakukan Uji Prediktabilitas Beta Saham Individual dan Beta Portofolio
Beta yang stabil, secara implisit bisa diartikan bahwa beta tersebut bisa
diprediksikan (Lantara, 2000). Pengujian prediktabilitas beta saham maupun
portofolio saham dilakukan dengan alat uji korelasi Product M om ent Pearson. Di
dalam m elakukan pengujian prediktabilitas beta saham m enggunakan bantuan
program SPSS versi 10. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap
beta saham -saham individual maupun beta portofolio saham an tar sub perioda
(sub perioda I-II; sub perioda II-III; dan sub perioda I-III). Sem akin signifikan
korelasi beta saham -saham individual maupun beta portofolio dalam perioda
berurutan, sem akin tinggi prediktabilitas beta saham-saham individual maupun
beta portofolio saham tersebut.
108
Sukm adysari dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
IV. Pembahasan
Tabel 2
D eskripsi Beta Saham Individual Perusahaan Sam pel
Belum Dikoreksi
Tabel 3
Deskripsi Beta Saham Individual Perusahaan Sam pel
Telah Dikoreksi
109
TEMA, Volume TV, N om or 2, Septem ber 2003
bergerak turun m aka retum pasar mengalami kenaikan. Beta saham individual
teren dah p ada p erio d a I sebesar -7 5 ,9 5 dan ya n g tertin g gi seb esar 7,45,
sedangkan pada perioda II, beta saham individual terendah sebesar -2,34 dan
beta saham tertinggi sebesar 6,04. Untuk perioda III, beta saham tertinggi sebesar
29,35 sedangkan yang terendah sebesar -30,90.
Beta pasar dalam penelitian ini merupakan nilai rata-rata tertim bang
dari beta saham -saham individual yang telah dikoreksi. Perbandingan antara
beta pasar yang diperoleh dari nilai rata-rata tertimbang pada beta saham-saham
individual yang belum dikoreksi dan beta saham-saham individual yang telah
dikoreksi dengan m etoda Fowler dan Rorke, empat lead dan em pat lag dapat
dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Mean beta pasar pada tabel 3 tersebut dapat
disimpulkan bahwa untuk perioda I beta saham individual yang telah dikoreksi
masih m engandung bias karena ditandai oleh beta pasar tidak m endekati 1,0
yaitu untuk beta pasar dari saham-saham individual ya n g belum dikoreksi
sebesar 0,6461 (tabel 1), setelah dikoreksi beta pasar menjadi 0,5201 (tabel 3).
Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jogiyanto
dan Surianto (2000) dan Tandelilin dan Lantara (2001), yang m enyim pulkan
bahwa m etoda terbaik untuk mengurangi bias beta pada Bursa Efek Jakarta
adalah dengan m enggunakan metoda Fowler dan Rorke, em pat lead dan empat
lag. Namun dem ikian, untuk perioda II dan perioda III, m etoda ini telah terbukti
m engurangi bias beta saham. Pada perioda II, beta pasar yan g belum dikoreksi
sebesar 0,7284 (tabel 2) dan beta pasar yang telah dikoreksi sebesar 0,9790
(tabel 3) sedangkan untuk perioda III beta pasar yang belum dikoreksi sebesar
0,6424 (tabel 2) dan beta pasar yang telah dikoreksi sebesar 0,7889 (tabel 3).
Bukti ini m enunjukkan bahwa setelah dikoreksi dengan m etoda Fowler dan
Rorke, nilai beta pasar m endekati 1,0 dibandingkan apabila tidak dilakukan
koreksi.
P en gu jian stab ilita s dan p rediktabilitas beta saham ju g a dilakukan
terhadap beta portofolio saham yang terdiri dari 15 saham. M etoda pem bentukan
portofolio saham y a n g digunakan adalah m etoda sim ulasi random , dengan
mengambil secara acak saham-saham yang menjadi sam pel penelitian dalam
pembentukan portofolio saham secara berulang kali sebanyak ju m lah sampel
(162 kali). Untuk deskripsi beta portofolio dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Pada beta portofolio tidak terdapat beta portofolio yang negatif. Pada perioda I,
beta tertinggi sebesar 1,87 dan terendah sebesar 0,04 sedangkan pada perioda
II, beta tertinggi sebesar 1,57 dan beta terendah 0,51. Untuk perioda III, beta
portofolio tertinggi sebesar 1,68 sedangkan beta terendah sebesar 0,26.
Tabel 4
Deskripsi Beta Portofolio Perusahaan Sam pel
Statistik deskriptif
110
Sukm adysari dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
Tabel 5
D istribusi Beta Saham Individual yang Telah D ikoreksi
Perusahaan Sampel (N=162)
Dari tabel di atas dapat dilihat pada perioda I, distribu si beta saham
individual sebagian besar berada pada kelas risiko yan g p alin g rendah (0,2)
sebesar 30,25 % m aupun kelas yang paling tinggi (2,0) sebesar 24,69 % sedangkan
untuk kelas risiko m enengah, prosentase beta saham individual berkisar antara
7,5 %- 17 % dari total jum lah sampel. Untuk perioda II, distribusi beta saham
relatif m erata, kecuali untuk kelas m enengah (1,6) hanya 6,79 % dari total
jum lah sam pel dan untuk perioda III, distribusi beta saham individual sebagian
besar terletak pada kelas risiko menengah sampai pada kelas risiko terendah,
rata-rata persentase distribusi saham individual antara 15 % -29 %.
Pendistribusian beta pada kelompok kelas risiko ju g a dilakukan terhadap
beta portofolio saham. Beta portofolio yang dihitung dari rata-rata tertim bang
beta saham -saham individual, dikelompokkan berdasarkan enam kelas risiko
dan diam ati pergerakan kelasnya selama tiga sub perioda pengam atan. Distribusi
beta portofolio saham dapat dilihat pada tabel 5 berikut di bawah ini.
111
TEMA, Volume IV, N om or 2, S eptem ber 2003
Tabel 6
D istribusi Beta Portofolio Saham Perusahaan Sam pel
(Portofolio 15 Saham, N=162)
112
Sukm adysan dan Sutrisno, Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham
Tabel 7
Matriks Transisi Beta Saham Individual
Perusahaan Sampel yang Telah Dikoreksi (N=162)
Tabel 8
Matriks Transisi Beta Portofolio Saham
Perusahaan Sam pel (N=162)
113
TEMA, Volume IV, N om or 2, S eptem ber 2003
‘ 14
Sukm adysari dan S utrisno, Análisis Stabilitas dan Predikiabilitas Beta Saham
Tabel 9
K orelasi Product M om ent Saham-saham Individual
Perusahaan Sampel (N=162)
Korelasi
Tabel 10
K orelasi Product M om ent Portofolio Saham
Perusahaan Sam pel (N=162)
115
TEMA, Volume IV, N om or 2, Septem ber 2003
Hasil korelasi beta saham -saham individual pada tabel 9 dan hasil
korelasi beta portofolio saham pada tabel 10 selama tiga sub perioda pengamatan
dapat dilihat perbedaan yang nyata, antara lain pengujian prediktabilitas beta
saham individual tidak terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara tiga
sub perioda pengamatan sedangkan pada pengujian prediktabilitas beta portofolio
terdapat korelasi ya n g secara statistis signifikan pada level 0,01. Hasil ini
menunjukkan bahwa beta portofolio saham lebih stabil dan dapat diprediksikan
dibanding dengan beta saham individual. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Odabasi (2000) dan Tandelilin dan Lantara (2001), yan g m enunjukkan bahwa
stabilitas beta portofolio saham cenderung lebih kuat dibanding dengan beta
saham individual.
V. Penutup
116
Sukm adysari dan Sutnsno, Análisis Stabilitas dan Prediktabihtas Beta Saham
Daftar Pustaka
Fakhruddin, M. dan M. S., Hadianto, 2001, “ Perangkat dan M odel Análisis Investasi
di Pasar M odal,” PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Gitman, L.J., 2000, “Principles o f Managerial Finance,” Ninth Edition, Addison-
W esley Publishing Company, United States.
Hartono, J., dan Surianto, 2000, “Bias in Beta Value and Its Correction: Emprical
Evidence from the Jakarta Stock Exchange,” Gadjah Mada International
Journal o f Business, Volume 2: 337-349.
Husnan, S., dan E. Pudjiastuti, 1993, “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Análisis
Sekuritas,” Sekolah Tinggi Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, “ Standar Akuntansi Keuangan: P e r 1 A pril 2002,”
Salemba Empat, Jakarta.
Indriantoro, N., dan B. Supomo, 1999, “ Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan M anajem en,” Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Libby, R., Libby, P.A., dan Short D.G., 2001, “ Financial Accounting,” Third Edition,
M cGraw-Hill/ Irwin, New York.
Jogiyanto, 2000, “ Teori Portofolio dan Análisis Investasi,” Edisi 2, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Lantara, I W ayan Luka, “Análisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham:
Studi E m piris di Bursa Efek Jak arta” , Tesis, Program Pascasarjana,
U niversitas Gadjah Mada, 2000.
Levy, H., dan Sarnat, M., 1990, “ Capital Investment and Financial Decisions,” Fourth
Edition, Prentice Hall, London.
Lin, W.T., Chen, Y.T., dan Boot, J.C.G., 1992, “The D ynam ic and Stochastic
Instability o f Betas: Implications for Forecasting Stock R eturn s,” Journal
o f Forecasting, 11: 517-541.
Murray, L., 1995, “An Examination o f Beta Estimation U sing Daily Irish Data,”
Journal o f Business Finance and Accounting, 22: 893-905.
Odabasi, A., 2000, “Evidence on the Stationary Beta Coefficients: The Case o f Turkey”,
http://ham lin.cc.boun.edu.tr/~odabasi/research/Beta-W ork-2000.pdf.
Sayekti, F., Gunarsih, T., dan Wijayanti, E.L., 2001, “Perhitungan Beta pada
Perdagangan Saham Tidak Sinkron: Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta
Tahun 1997,” Kompak, 2, hal. 230-254.
Susilawati., E., dan Utami, W., 2001, “Análisis Faktor-faktor yan g Mempengaruhi
Beta Saham di Bursa Efek Jakarta: Perbandingan Perioda Sebelum dan
Selam a Krisis M oneter,” 1, hal. 131-154.
Sutrisno., 2002, Análisis Reaksi Pasar Sekuritas terhadap Perlakuan Premiufti
Akuisisi dalam Penggabungan Usaha, Manajemen Usahawan Indonesia,
No. 9, Tahun XXX, (September): 38-42.
_____ , and Bam bang Sudibyo, 2000, “The Influence o f the Accou nting Method
S ele c tio n for M erger and A cqu isition on the S to c k P rice o f Public
Com panies in Indonesia,” Gadjah Mada International Journal o f Business,
Vol. 2, No. 1: 81-101. '
117
TEMA, Volume IV, N om or 2, S eptem ber 2003
Suwandi, T., 1997, “Kinerja Bursa Efek Jakarta,” Kelola, 14, hal. 18-30.
Tandelilin, E., 2001, “Beta Pada Pasar Bullish dan Bearish: Studi Empiris di Bursa
Efek Jak arta,” J u m a l Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 16, hal. 261 - 272.
Tandelilin, E. dan Lantara, I W.N., 2001, “Stabilitas dan Prediktabilitas Beta
Saham: Studi Em piris di Bursa Efek Jakarta,” J u m a l Ekonom i dan Bisnis
Indonesia, 16, hal. 1 6 4 - 176.
118