You are on page 1of 15

Tugas Kuliah Dosen Pengampu

Perbankan Syari’ah I Dr. Syahpawi, S.Ag, M. Sh

ANALISIS PEMBIAYAAN PERBANKAN

Disusun Oleh:

Muflihul Fadhil (11920512712)

Naufal Abdul Rauf (11920511973)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN 1442 H/ 2021 M

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Analisa Pembiayaan Perbankan.
Semoga sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW, seluruh keluarganya, para sahabat, para tabi’in serta seluruh kaum muslimin. Amin.

Makalah ini akan membahas mengenai Analisa Pembiayaan Perbankkan. Makalah ini
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan dengan susunan yang mudah dipahami.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kami berharap kritik dan
saran demi menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih baik dan dapat berguna semaksimal
mungkin.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada
semua yang telah membaca.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 24 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..3

2.1 Latar Belakang Nasabah.....................................................................3


2.2 Kebutuhan Nasabah……………………………………………….. 7
2.3 Jaminan………………………………………………………………8

BAB III PENUTUP……………………………………………………..…10

3.1 Kesimpulan......................................................................................10

3.2 Saran………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Nasabah merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bank. Oleh karena itu, bank
berusaha untuk menjaga loyalitas nasabah karena dengan adanya nasabah yang loyal akan
berdampak terhadap keberlanjutan dari langganan mereka terhadap suatu produk dan jasa
pada bank tertentu. Hubungan antara bank dan nasabah di dasarkan pada dua unsur yang
paling terkait yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan dan
mengembangkan banknya, apabila masyarakat percaya untuk menempatkan uang, pada
produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisir dana dari masyarakat
untuk ditempatkan pada bank sehingga bank akan memberikan jasa-jasa perbankan kepada
nasabah. Perekonomian di jaman yang sudah berkembang seperti ini kebutuhan masyarakat
yang sangat banyak dan terus meningkat setiap waktunya sehingga membuat banyak
masyarakat menggunakan peluang yang telah di keluarkan oleh pihak bank sebagai penerbit.
Bank berhubungan dengan nasabah dalam hubungan tersebut timbul hak dan kewajiban pada
masing masing pihak , hak dan kewajiban itu muncul berdasarkan perjanjian yang
dibuat. Perjanjian merupakan domain dari ranah hukum perdata.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Latar Belakang Nasabah?


2. Apa Saja Kebutuhan Nasabah?
3. Apa Itu Jaminan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penunlisan makalah ini, supaya pembaca dapat mengetahui dan


memahami tentang Analisis Pembiayaan Perbankan . Serta agar dapat mengetahui dan
memahami yang berkaitan dengan Nasabah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Nasabah

Dunia perbankan saat ini, semakin disadari bahwa pelayanan dan kepercayaan pelanggan atau
nasabah merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan dan merupakan sebuah aspek vital dalam
rangka bertahan dalam bisnis untuk memenangkan persaingan. Persaingan dunia perbankan yang
sangat ketat saat ini tidak dapat dihindari lagi, namun agar suatu bank dapat diterima oleh
nasabah harus mampu membuat nasabah percaya dengan bank tersebut. Perilaku nasabah
terhadap bank sering berubah sehubungan dengan karakter yang dimiliki oleh nasabah.

Kepercayaan adalah keinginan satu pihak untuk mendapatkan perlakuan dari pihak lainnya
dengan harapan bahwa pihak lainya akan melakukan tindakan penting untuk memenuhi harapan
tersebut, terlepas dari kemampuannya untuk memonitor atau mengontrol pihak lain. 1

Pendapat Zur, et al. (2012) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen dinyatakan sebagai
komponen penting untuk menjaga hubungan yang berkelanjutan diantara semua pihak yang
terlibat dalam bisnis. Melalui kepercayaan yang terbangun diantara berbagai pihak yang terlibat
dalam bisnis.2

Memungkinkan bisnis bisa terjalin dengan lebih intensif mengingat masing masing pihak
memiliki kepercayaan untuk bisa memenuhi tanggung jawabnya. Dunia perbankan menyadari
betapa pentingnya memperoleh dan mempertahankan kepercayaan nasabah bagi keberhasilan
bisnis bank. Perbankan berlomba-lomba menunjukkan sikap lebih menghargai nasabah dan
mengembangkan pelayanan yang unggul. Kepuasan nasabah semakin diyakini sebagai kunci
sukses pemasaran jasa bank. Oleh karena itu, upaya kalangan perbankan untuk memperoleh
kepercayaan nasabah diwarnai oleh fenomena persaingan yang makin ketat dalam era kedaulatan
konsumen ini.3

1
Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. 1995. Model integratif kepercayaan organisasi. Akademi
Tinjauan Manajemen, 20: 709-734.
2
Zur, A., Leckie, C., & Webster, C. M. (2012). Kepercayaan Kognitif dan Afektif antara Eksportir Australia
dan Pembeli Luar Negeri mereka. Jurnal Pemasaran Australasia, 20 (1), 73-79. Diakses 10 Oktober 2013,
dari http://www.datadanesh.com/freearticle/2006.p df

3
Wahjono, Sentot Imam. 2010 : 178. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: Cetakan Pertama

3
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Akbar dan Parvez (2009) bahwa diperlukan sebuah
kepercayaan untuk bisa membangun hubungan yang stabil dan hubungan yang menyeluruh
diantara berbagai pihak yang terlibat interaksi.4 Jadi kepercayaan pelanggan mempunyai dampak
positif bagi perusahaan karena dapat menciptakan loyalitas pelanggan, sehingga mengakibatkan
perusahaan mempunya citra yang baik dimata masyarakat umum dan juga pelanggan perusahaan
tersebut. Dari citra perusahaan yang baik, perusahaan dapat menarik pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama. Untuk mewujudkan kepercayaan pelanggan secara
menyeluruh memang tidak mudah, apalagi yang dihadapi saat ini tidak sama dengan pelanggan
beberapa tahun lalu. Sukses yang besar yang diperoleh suatu perusahaan ialah mendapatkan
pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali kepada
seorang pembeli, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses, kalau bisa meningkatkan
jumlah pelanggannya yang membeli berulang kali.5

Perusahaan-perusahaan terdorong untuk melakukan berbagai cara untuk dapat bertahan dalam
persaingan usaha yang semakin ketat, tidak terkecuali dalam perusahaan perbankan. Dari definisi
sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa bank mempunyai 3 fungsi yaitu:

(1) menghimpun dana masyarakat

(2) menyalurkan dana kepada masyarakat

(3) memberikan jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang atau dikenal dengan jasa
perbankan.

Perusahaan perbankan menyediakan produk-produk antara lain; deposito, Giro, Tabungan,


kredit, dan berbagai produk lain diantaranya: transfer uang, penerimaan pembayaran tagihan-
tagihan, seperti tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon sampai pembayaran iuran sekolah.
Dengan banyaknya perusahaan perbankan yang berlomba-lomba menawarkan berbagai variasi
jasa kepada para pelanggan atau nasabah, membuat masyarakat sebagai pengguna jasa kini
semakin selektif dalam memilih bank untuk menitipkan dana yang dimiliki untuk menghindari
resiko kehilangan dana akibat buruknya kinerja suatu bank. Diberikannya kualitas pelayanan
yang baik akan menumbuhkan variabel kepercayaan yang menjadi faktor kunci bagi bank-bank
untuk memenangkan persaingan. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasar pada
asaz kepercayaan yang didukung keunggulan produk, serta pelayanan yang diberikan.6

Pernyatan tersebut didukung oleh UURI No. 10/1998 tentang Perbankan dalam pasal 29
dikatakan bahwa “Mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan
4
Akbar dan Parvez 2009, Dampak Kualitas Layanan, Kepercayaan, dan Kepuasan Pelanggan terhadap
Loyalitas Pelanggan ', Jurnal ABAC Vol. 29, 1 Januari-April 2009.
5
Pendit, Nyoman S . 2004 : 75-76. Ilmu Pariwisata . Jakarta : Pradnya Paramita.

6
Parasuraman, Ziethaml, dan Berry, 2005

4
pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dan memelihara
kepercayaan masyarakat padanya”. 7Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan pokok di bank
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat, tentu
diperlukan modal kepercayaan masyarakat dan kepercayaan ini akan diberikan hanya kepada
bank yang menurut mereka dapat memenuhi kebutuhannya dan memberikan pelayanan yang
terbaik.

Pengertian Nasabah adalah orang atau badan hukum yang mempunyai rekening baik rekening
simpanan atau pinjaman pada pihak bank. Sehingga nasabah merupakan orang yang biasa
berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank.8 Dengan kata lain nasabah adalah pihak atau
orang yang menggunakan dan secara sengaja menjadi langganan bank yang di percayai nya.

Menurut Pardede (2004:9) nasabah adalah orang yang mempercayakan pengurusan uangnya
kepada bank untuk digunakan dalam operasional bisnis perbankan yang dengan hal tersebut
mengharap imbalan berupa uang atas simpanan tersebut.9

Definisi lain menurut Gasperz, (dalam Nasution 2004:101) nasabah adalah:

1. Nasabah adalah semua orang yang menuntut suatu perusahaan untuk memenuhi suatu standar
kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan.

2. Nasabah adalah orang yang tidak bergantung pada kita, tetapi kita yang bergantung padanya.

3. Nasabah adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.

4. Tidak ada seorang pun yang menang berargumentsi dengan pelanggan.

7
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjBkoS6hObvAhWUbysKHSmB
A_cQFjADegQIGBAD&url=https%3A%2F%2Fwww.jogloabang.com%2Fpustaka%2Fuu-10-1998-
perubahan-uu-7-1992-perbankan&usg=AOvVaw2pSn9PJPepMzz3nRZKHXl6 (diakses 5 April 2021)
8
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj7rLnRhebvAhVuqksFHRIvB_
0QFjAAegQIAxAD&url=http%3A%2F%2Frepo.iain-tulungagung.ac.id%2F7528%2F5%2FBAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw1j2iOZ_3wKhaTzEcoTXx35

(diakses 5 April 2021)


9
Marulak Pardede, Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998.

5
5. Nasabah adalah orang yang sangat penting yang harus dipuaskan.10

Menurut Boediono (2003:35) adalah sesuatu yang unik dan wajib mendapatkan perhatian dan
kepedulian secara sungguh-sungguh dalam hal organisasi berorientasi kepadanya sehingga
mampu bertahan pada era persaingan mutu yang semakin lama semakin tinggi. Dalam
prakteknya, para pelaku bisnis seringkali nasabah diartikan penerima layanan sebagai pihak yang
menerima suatu nilai tambah nyata dari penyedia layanan. Konsumen atau nasabah dibagikan
menjadi dua kelompok.11

a. Pelanggan Internal

Pelanggan internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada
performansi pekerjaan (perusahaan) akan proses penyediaan jasa, proses produksi barang, sejak
dari perencanaan, penciptaan jasa atau pembuatan barang, sampai dengan pemasaran dan
penjualan serta pengadministrasian, mereka itu antara lain; jajaran direksi, manajer, pimpinan
bagian dan para pegawai,organisasi komersial (perusahaan).

b. Pelanggan Eksternal

Nasabah adalah semua orang yang berada di luar organisasi komersil yang menerima layanan,
penyerahan barang atau jasa dan organisasi (perusahaan) mereka adalah pembeli atau pemakai
akhir. Bedasarkan pengertian nasabah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa nasabah
merupakan suatu ospek yang paling penting dalam mempertahankan profit sehingga perusahaan
mampu bertahan di era persaingan yang semakin ketat.

Dalam memahami mengenai apa yang dipikirkan oleh nasabah ada beberapa hal yang harus
dipahami terlebih dahulu:

1. Memahami tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai atau di dapatkan oleh
nasabah

2. Memahami cara mereka membuat peringkat dan memprioritaskan tujuan dan sasaran tersebut.

3. Mengetahui apa yang bisa kita lakukan dengan produk yang akan ditawarkan untuk membantu
merealisasikan masalah masalah yang timbul antara mereka dan cara mencapai tujuan tujuan
tersebut12.
10
Nasution, Nur 2004: 101_Manajemen Terpadu (Total Service Management).Penerbit Ghalia Indonesia
Bogor.
11
Boediono. 2003: 35 . Pelayanan Prima Perpajakan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
12
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjimKT7iObvAhVQbysKHWjkC

6
2.2 Kebutuhan Nasabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 10 faktor kebutuhan nasabah yaitu Kondisi Bank,
Fasilitas, Kemudahan pelayanan, Keamanan, Hadiah, Tingkat Bunga, Komitmen Pelayanan,
Pelayanan Pegawai, Lokasi dan Keramahan Pegawai.13

Gasperz, (dalam Lukman, 2003:9) menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang
mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan 14

penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi. Bank mengeluarkan
banyak uang untuk meningkatkan fasilitas mereka, membuat lebih menarik yang dapat
membantu nasabah, disambut baik seperti ruang parkir, dekorasi yang indah, fasilitas ruang
tunggu, peralatan yang canggih dan sebagainya. Yang merupakan bagian dari hubungan ke
masyarakat yang semua ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

Empaty (Empathy) yaitu syarat untuk peduli, dan memberikan perhatian pribadi bagi nasabah.
Kemampuan pihak bank untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah merupakan
suatu nilai tambah bagi bank tersebut, dimana pihak bank dapat mengerti dan menganalisis
kebutuhan serta keingainan nasabah

Contoh

PT Bank CIMB Niaga Tbk kini luncurkan 2 produk baru guna memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Kedua produk itu ialah visual card number (VCN) serta aplikasi mobile banking
BizChannel@CIMBmobile untuk nasabah korporasi.
5sQFjAAegQIAxAD&url=http%3A%2F%2Frepository.uin-suska.ac.id%2F4053%2F3%2FBAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw0ff__nMX-U8Lcq6gWtpnjF ( Diakses 5 April 2021)
13
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhxZqR9OXvAhUYeisKHTfeA
mUQFjABegQIAxAD&url=https%3A%2F%2Fcore.ac.uk%2Fdownload%2Fpdf
%2F11728773.pdf&usg=AOvVaw1xFPZRm9ECu9IfvYOzL4WN (diakses 5 April 2021)

14
Nasution, Nur 2004_Manajemen Terpadu (Total Service Management).Penerbit Ghalia Indonesia
Bogor.

7
2.3 Jaminan

Jaminan atau agunan (bahasa Inggris: warranty) adalah aset atau barang-barang berharga milik
pihak peminjam (debitur) yang dijanjikan atau dititipkan kepada pemberi pinjaman (kreditur)
sebagai tanggungan atau jaminan atas pinjaman yang diterima jika peminjam tidak dapat
mengembalikan pinjaman atau memenuhi kewajiban peminjam tersebut.15 Jika peminjam tidak
dapat memenuhi kewajibannya atau gagal bayar, maka pihak pemberi pinjaman dapat memiliki
agunan tersebut sesuai dengan perjanjian. Dalam pemeringkatan kredit, jaminan sering menjadi
faktor penting untuk meningkatkan nilai kredit perseorangan ataupun perusahaan. Bahkan dalam
perjanjian kredit gadai, jaminan merupakan satu-satunya faktor yang dinilai dalam menentukan
besarnya pinjaman. Dan jaminan merupakan suatu barang, harta, atau benda yang diberikan oleh
debitur kepada kreditur dalam pengajuan suatu pinjaman. Jaminan berasal dari Bahasa Belanda,
zekerheid atau cautie. Selain itu, dalam perbankan, jaminan disebut juga sebagai agunan. Untuk
memaknai jaminan secara pragmatis, bisa dilihat dari kasus pinjaman ke Bank.

Contoh kasus dalam pinjaman, seseorang memiliki rumah senilai Rp500 juta sebagai jaminan
untuk mengajukan pinjaman uang sebesar Rp250 juta kepada bank. Maka, untuk mendapatkan
kembali hak penggunaan rumah tersebut, si peminjam harus melunasi pinjaman (utang) tersebut
dalam waktu yang sudah disepakati di awal dengan pihak bank. Apabila gagal memenuhi
kewajibannya dalam membayar, maka jaminan tersebut menjadi milik bank.

Jenis-jenis Jaminan

 Jaminan Perorangan. Merupakan jaminan yang diberikan perorangan kepada bank.


 Jaminan Perusahaan. Merupakan jaminan yang diberikan oleh perusahaan kepada
bank.

Contoh-contoh Harta yang Bisa Dijadikan Jaminan

Untuk mendapatkan pinjaman dan fasilitas lain dari bank, nasabah harus memiliki jaminan untuk
diberikan kepada bank. Lalu apa saja yang bisa dijadikan sebagai jaminan?

 Properti
 Kendaraan
 Logam Mulia
 Kapal dan Pesawat
 Hasil Kebun
 Hasil Ternak
 Surat Berharga

15
Ekonomi, Warta (2020-05-27). "Apa Itu Agunan?". Warta Ekonomi. (Diakses tanggal 5 April 2021)

8
 Mesin-mesin pada Pabrik16

BAB III

PENUTUP

16
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwin-_-V-
uXvAhXPIbcAHYQuB_4QFjALegQIHhAD&url=https%3A%2F%2Fkamus.tokopedia.com%2Fj
%2Fjaminan%2F&usg=AOvVaw2WbZ3CQ3IlMFyD03oaPQ2F ( diakses 5 April 2021)

9
3.1 Kesimpulan

Nasabah bank adalah seseorang yang menjadi tanggungan atau menjadi pelanggan bank. Dalam
hal ini nasabah juga dikatakan sebagai orang yang menggunakan pelayanan yang disediakan oleh
bank. Nasabah adalah seorang atau badan usaha maupun lembaga yang mempunyai rekening
simpanan dan pinjaman. Selain itu, nasabah juga melakukan transaksi lainnya, baik transaksi
online maupun offline. Dalam perbankan, nasabah bank dibagi menjadi dua yaitu nasabah
debitur, dan nasabah penyimpan.

Ada 10 faktor kebutuhan nasabah yaitu Kondisi Bank, Fasilitas, Kemudahan pelayanan,
Keamanan, Hadiah, Tingkat Bunga, Komitmen Pelayanan, Pelayanan Pegawai, Lokasi dan
Keramahan Pegawai.

Jaminan atau agunan (bahasa Inggris: warranty) adalah aset atau barang-barang berharga milik
pihak peminjam (debitur) yang dijanjikan atau dititipkan kepada pemberi pinjaman (kreditur)
sebagai tanggungan atau jaminan atas pinjaman yang diterima jika peminjam tidak dapat
mengembalikan pinjaman atau memenuhi kewajiban peminjam tersebut.

3.2 Saran

Adapun kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapat kekurangan dikarenakan
kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami mengharapkan kritikan
atau saran yang membangun dari pada pembaca agar makalah kedepannya lebih baik dari
pada sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar dan Parvez 2009, Dampak Kualitas Layanan, Kepercayaan, dan Kepuasan Pelanggan
terhadap Loyalitas Pelanggan ', Jurnal ABAC Vol. 29, 1 Januari-April 2009.

10
ANALISIS FAKTOR FAKTOR NASABAH BANK https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhxZqR9OXvAhUYeis
KHTfeAmUQFjABegQIAxAD&url=https%3A%2F%2Fcore.ac.uk%2Fdownload%2Fpdf
%2F11728773.pdf&usg=AOvVaw1xFPZRm9ECu9IfvYOzL4WN
(diakses 5 April 2021)

A, Parasuraman, Berry, L., Zeithaml, V. 'Kualitas Juga Penting Dalam Layanan' Horizoon Bisnis

Ekonomi, Warta (2020-05-27). "Apa Itu Agunan?". Warta Ekonomi. (Diakses 5 April 2021)

Jaminan- pengertian, Jenis dan contohnya


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwin-_-V-
uXvAhXPIbcAHYQuB_4QFjALegQIHhAD&url=https%3A%2F%2Fkamus.tokopedia.com%2Fj
%2Fjaminan%2F&usg=AOvVaw2WbZ3CQ3IlMFyD03oaPQ2F ( diakses 5 April 2021)

Landasan Teori Pengertian Nasabah


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj7rLnRhebvAhVuqksF
HRIvB_0QFjAAegQIAxAD&url=http%3A%2F%2Frepo.iain-tulungagung.ac.id
%2F7528%2F5%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw1j2iOZ_3wKhaTzEcoTXx35
(diakses 5 April 2021)

Marulak Pardede, Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
1998.

Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. 1995. Model integratif kepercayaan organisasi.
Akademi Tinjauan Manajemen

Nasution, Nur 2004_Manajemen Terpadu (Total Service Management).Penerbit Ghalia


Indonesia Bogor.

Pendit, Nyoman S . 2004 : 75-76. Ilmu Pariwisata . Jakarta : Pradnya Paramita

UU NO 10 Tahun 1998
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjSz9TbgubvAhWblEsF
HTaQA4kQFjABegQIAxAD&url=https%3A%2F%2Fwww.bphn.go.id%2Fdata%2Fdocuments
%2F98uu010.pdf&usg=AOvVaw1BNRlihR36s-oT_wH1duwo (diakses 5 April 2021)

11
UU NO 10 Tahun 1998 Pasal 29
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjBkoS6hObvAhWUby
sKHSmBA_cQFjADegQIGBAD&url=https%3A%2F%2Fwww.jogloabang.com%2Fpustaka%2Fuu-
10-1998-perubahan-uu-7-1992-perbankan&usg=AOvVaw2pSn9PJPepMzz3nRZKHXl6 (diakses 5
April 2021)

Wahjono, Sentot Imam. 2010 : 178. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: Cetakan Pertama.

Zur, A., Leckie, C., & Webster, C. M. (2012). Kepercayaan Kognitif dan Afektif antara Eksportir
Australia dan Pembeli Luar Negeri mereka. Jurnal Pemasaran Australasia, 20 (1), 73-79. Diakses
10 Oktober 2013, dari http://www.datadanesh.com/freearticle/2006.p df

12

You might also like