Professional Documents
Culture Documents
2 Pedoman Pelayanan Irna Publik - Final Fix 2022 - 0 ( - 230918 - 143409
2 Pedoman Pelayanan Irna Publik - Final Fix 2022 - 0 ( - 230918 - 143409
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI RAWAT INAP
(IRNA) PUBLIK
RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman
Pelayanan Instalasi Rawat Inap.
Pedoman ini merupakan salah satu acuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di Instalasi Rawat Inap. Kami sangat menyadari bahwa Pedoman ini
masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi pedoman ini kami buat dengan tetap
mengedepankan upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Akhirnya harapan kami semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi
Pelaksanaan Pelayanan di RSUD AW. Sjahranie secara umum dan di Instalasi
Rawat Inap secara khusus.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat dalam menjalankan fungsinya rumah sakit
diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat sesuai
dengan kebutuhan pasien dan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dan meliputi upaya penyembuhan,
pemulihan kesehatan, meringankan penderitaan pasien, asuhan
keperawatan dan tindakan pencegahan. Keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan keperawatan di pengaruhi oleh faktor yang
diantaranya paling dominan adalah sumber daya manusia.
Pada saat ini penyelengaraan rumah sakit berkembang sebagai
sebuah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi yang
disebutkan demikian karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya
manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan beragam kualifikasi. Demikan
pula jumlah dana yang digunakan untuk melaksanakan berbagai jenis
pelayanan, termasuk pendapatan rumah sakit. Rumah sakit juga
memanfaatkan berbagai jenis teknologi kedokteran yang mutakhir untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Produk umum indutri kesehatan adalah jasa
pelayanan kesehatan medis dan keperawatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang menjadi
perhatian utama rumah sakit seluruh dunia, karana jumlah pasien rawat inap
yang sangat besar, sehingga pasien rawat inap merupakan sumber
pendapatan yang besar dan diprediksikan akan mengalami peningkatan terus
di masa mendatang yang dapat meningkatkan finansial rumah sakit. Instalasi
rawat inap memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebijakan dari
1
Direktur yang di implementasikan dalam standar - standar pengelolaan
rumah sakit yang di akui oleh standar Akreditasi Nasional dan yang dapat
mencapai tarap internasional.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tujuan pedoman pelayanan ini adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan di instalasi rawat inap agar dapat senantiasa meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi kesehatan yang terbaru
2. Tujuan Khusus
a. Terselengaraanya pelayanan rawat inap yang tepat guna secara
paripurna dan bermutu yang mengacu pada pelayanan rawat inap
yang mutakhir dengan SDM yang profesional / kompeten serta efektif
dan efesien sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
penggunaan jasa pelayanan rawat inap yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
b. Terselengaranya proses pendidikan, penelitian dan pengembangan
ilmu kedokteran klinis dan ilmu keperawatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya kesejahteraan staf di Instalasi Rawat Inap dengan
penyelegaraan jenis pelayanan baru serta mengelola SDM (Sumber
Daya Manusia) secara profesional, transfaran, efektif dan efisien.
d. Terciptanya lingkungan kerja serta kegiatan pelayanan rawat inap
yang mengacu pada program keselamatan pasien rumah sakit (KPRS)
dan berorientasi pada keamanan, kenyamanan dan kepuasan pasien.
e. Terfasilitasinya penyelengaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian
dalam bidang medis dan keperawatan sesuai dengan kemajuan
teknologi terkait pelayanan rawat inap yang memiliki sarana,
2
prasarana dan peralatan yang mutakhir dengan mengedepankan
keselamatan pasien.
f. Terlaksananya pengendalian mutu serta penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian yang terintegrasi sesuai dengan Visi dan
Misi di Instalasi Rawat Inap yang sejalan dengan Visi dan Misi RSUD A.
Wahab Sjahranie Samarinda.
g. Terwujudnya pimpinan yang demokratis dan akuntabel, melalui
penyelengaraan organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien.
D. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
rumah sakit dan standar prosedur operasional.
1. Pelayanan instalasi rawat inap non intensive
Meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pelayanan penyakit
dalam, kebidanan, bedah dan kesehatan anak.
2. Pelayanan instalasi rawat inap intensive
Meliputi tindakan keperawatan kondisi kritis yang membutuhkan
pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN INSTALASI RAWAT INAP
4
Kompetensi PK IV, pelatihan kemoterapi bagi yang melakukan
pelayanan kemoterapi
d. Mempu melakukan supervisi dan memberikan saran serta bimbingan
e. Telah bekerjaa di rawat inap minimal 5 tahun
6. PERAWAT PELAKSANA
a. Pendidikan minimal D3 / Sl Keperawatan
b. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan mutu dan keselamatan
pasien, Pelatihan Basic Life Support (BLS) / Bantuan Hidup Dasar
(BHD), Pelatihan PPI, Pelatihan Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah sakit (K3RS)
5
c. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Pelatihan PPI, Pelatihan keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
8. ADMINISTRASIAN RUANG
a. Pendidikan minimal D3 / S1 Umum
b. Mampu mengoperasikan computer
c. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Pelatihan PPIRS, Pelatihan keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
9. PEKARYA
a. Pendidikan minimal SMA
b. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Pelatihan PPI, Pelatihan keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
B. Distribusi Ketenagaan
Pendistribusian ketenagaan di instalasi rawat inap terbagi dalam 13 ruang
perawatan yang mencakup kedalam perawatan spesialistik bedah, anak,
penyakit dalam, kebidanan.
6
3 Ruang Kemoterapi 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 21 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
4. Pos 4. 3 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
4 Ruang Bougenville 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 18 orang
3. Administrasi umum 3. 1 orang
4. Pos 4. 1 orang
5. Cleaning service 5. 2 orang
5 Ruang Mawar 1. Kepala ruang 6. Dgn Lily
2. Perawat/bidan pelaksana 1. 34 orang
3. Administrasi umum 2. 2 orang
4. Pos 3. 2 orang
5. Cleaning service 4. Dgn Lily
6 Ruang Lily 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 32 orang
3. Administrasi umum 3. 1 orang
4. Pos 4. 1 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
7 Ruang Edelweis 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 35 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
4. Pos 4. 3 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
8 Ruang Anggrek 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 28 orang
3. Administrasi umum 3. 1 orang
4. Pos 4. 4 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
9 Ruang Cempaka 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 31 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
4. Pos 4. 2 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
10 Ruang Melati 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 28 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
4. Pos 4. 2 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
11 Ruang Aster 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 32 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
7
4. Pos 4. 2 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
12 Ruang Flamboyan 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 24 orang
3. Administrasi umum 3. 2 orang
4. Pos 4. 2 orang
5. Cleaning service 5. 5 orang
13 Ruang Teratai 1. Kepala ruang 1. 1 orang
2. Perawat pelaksana 2. 15 orang
3. Administrasi umum 3. 1 orang
4. Pos 4. 2 orang
5. Cleaning service 5. 4 orang
14 Ruang Kasturi 1. Kepala ruang 6. 1 orang
2. Perawat pelaksana 1. 10 orang
3. Administrasi umum 2. 1 orang
4. Pos 3. 1 orang
5. Cleaning service 4. 4 orang
C. Pengaturan Jaga
Hari kerja Rawat Inap RSUD A.W Sjahranie samarinda adalah 5 (lima)
hari kerja untuk managerial dan 6 (enam) hari kerja dalam seminggu untuk
fungsional, dengan jam kerja standar adalah 40 jam dalam satu minggu.
Dan beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat. Di
instalasi rawat inap bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit atau ruangan dan tetap mengacu pada jam kerja standar
rumah sakit dalam 1 dengan rincian jadwal shift sebagai berikut :
a. Pegawai Shift
Senin - Minggu :
• Shift Pagi : 07.30 - 14.30 Wita
• Shift Siang : 14.30 - 21.30 Wita
• Shift Malam : 21.30 - 07.30 wita
b. Pegawai Non Shift
Senin – Kamis : 07.30 - 16.00 Wita.
Jumat : 07.30 - 16.00 Wita.
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Ruang Ruang
Dahlia Angsoka
Ruang
Malati
Ruang
Kemoterapi
Ruang Ruang
Bougenville Teratai
Ruang
Seroja
9
B. STANDAR FASILITAS
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap menengahkan konsep claster, fasiltas
ruang rawat inap sebanyak tempat tidur yang terdiri dari :
No Ruangan Kapasitas tempat tidur Jumlah kelas
1 Ruang Seroja 17 TT Kls 1 : 5 TT
Kls 3 : 11 TT
Isolasi : 1 TT
2 Ruang Kemoterapi 20 TT Kls 1 : 2 TT
Kls 2 : 8 TT
Kls 3 : 10 TT
3 Ruang Bougenville 12 TT Kls 3 : 12 TT
4 Ruang Mawar 26 TT Kls 1 : 6 TT
Kls 2 : 8 TT
Kls 3 : 8 TT
Isolasi : 2 TT
Bersalin : 2
5 Ruang Lily 10 TT Non Kelas
6 Ruang Edelweis 53 TT Kls 1 : 30 TT
Kls 2 : 20 TT
Isolasi : 3 TT
7 Ruang Anggrek 26 TT Kls 1 : 26 TT
8 Ruang Cempaka 39 TT Kls 1 : 2 TT
Kls 2 : 16 TT
Kls 3 : 16 TT
Isolasi : 2 TT
Luka bakar : 2 TT
Tetanus : 1 TT
9 Ruang Melati 35 TT Kls 1 : 4 TT
Kls 2 : 4 TT
Kls 3 : 23 TT
Isolasi : 4 TT
10 Ruang Aster 34 TT Kls 3 : 32 TT
Isolasi : 2 TT
11 Ruang Flamboyan 37 TT Kls 3 : 36 TT
Isolasi : 1 TT
12 Ruang Teratai 21 TT Kls 1 : 20 TT
Isolasi : 1 TT
13 Ruang Kasturi 6 TT Isolasi
10
- Kelas I Kapasitas 95 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 2 unit tempat
tidur dalam 1 kamar dan 1 unit tempat tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit
toilet dalam ruangan, 2 unit kursi chitos, 2 unit lemari pasien, tirai
pembatas.
- Kelas II Kapasitas 36 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 4 unit tempat
tidur dalam 1 kamar, AC, 4 unit lemari pasien, 4 unit kursi chitos, 1 unit
toilet dalam ruangan, tirai pembatas.
- Kelas III Kapasitas 168 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 6 tempat
tidur dalam 1 kamar, 6 unit lemari pasien, 6 unit kursi chitos, 1 unit toilet
dalam ruangan, tirai pembatas.
- Isolasi Kapasitas 22 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 1 unit tempat
tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam ruangan, 1 unit kursi chitos, 1
unit lemari pasien,
- Non kelas kapasitas 15 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : Incubator
(Ruang Lily), 1 unit tempat tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam
ruangan, 1 unit kursi chitos, 1 unit lemari pasien, (Ruang Cempaka Luka
Bakar dan Tetanus)
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
12
perawatan non intensif, kemudian untuk pasien indikasi rawat inap dari
rawat jalan dan terakhir adalah pasien alih rawat dari luar RS.
6. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan medis, asuhan perawatan,
pelayanan gizi, pelayanan farmasi dan pelayanan administrasi sesuai
dengan kebutuhan dan standar prosedur pasien rawat inap.
7. Apabila tempat tidur di rawat inap yang dituju tidak tersedia, maka
pasien dapat dirawat di ruang lain yang tersedia di lingkungan RSUD A.
Wahab Sjahranie Samarinda sesuai ketentuan yang telah ditetapkan atas
13
C. PENERIMAAN (ADMISI) PASIEN RAWAT INAP
1. Pasien dapat mengakses layanan perawatan IGD dan kamar bersalin 24
jam/hari, 7 hari/minggu. Semua akan memalui proses triase dan penilaian
untuk perawatan dilakukan pada saat itu juga.
2. Penerimaan atau admisi pasien rawat inap didasari dari keputusan bahwa
pasien harus mendapatkan prioritas berdasarkan skrining kondisi pasien
dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan yang membutuhkan
pelayanan preventif, kuratif, rehabilitative dan paliatif di Instalasi Rawat
Inap.
3. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari
IGD.
4. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi
bagian pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan
membawa KTP dan Kartu jaminan asli/fotocopy
5. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka yang bersangkutan
berhak dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta
dapat pindah menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih
biaya yang timbul maka peserta membayar selisih biaya perawatan.
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan
atau tindakan medis, maka yang bersangkutan harus diinformasikan dan
menandatangani formulir INFOMED CONSEND (sesuai daftar tindakan
yang perlu penandatanganan infomed consend) setiap kali tindakan akan
dilakukan.
7. Pasien akan mendapatkan asuhan perawatan dari petugas pemberi
asuhan dirumah sakit sesuai kebutuhan
8. Selesai rawat inap, pasien/orangtua bersangkutan akan mendapatkan
surat untuk kontrol kembali ke spesialis yang merawat pasien (DPJP).
14
9. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter
spesialis ke dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke
dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
10. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
11. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada
dokter keluarga di PPK I.
15
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarnya untuk
16
4. Petugas admisi akan memverifikasi mengenai ketersediaan tempat tidur
yang dituju.
5. Sementara menunggu pengurusan proses admisi, pasien akan
ditempatkan di pre admission area.
6. Bila tersedia tempat tidur yang dituju, maka pasien akan dibuatkan status
rekam medis rawat inap.
7. Pasien akan diantar ke ruang rawat inap oleh petugas transporter dari
admisi
8. Bila tempat tidur tidak tersedia, maka pasien akal diberikan pilihan untuk:
a. Pindah kelas ke kelas yang lebih tinggi/ rendah, dengan terlebih
dahulu membuat surat pemyataan bahwa pasien sudah menyetujui
untuk pindah kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain.
17
2. Asuhan keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
18
H. PROSEDUR PENGELOAAN KASUS DI RAWAT INAP
Prosedur pengeloaan kasus adalah metode yang dilakukan untuk
melaksanakan proses kolaboratif yang mencakup kajian, perencanaan,
memfasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi. Adapun langkah -
langkah prosedur pengelolaan kasus sebagai berikut :
1. Pengelolaan kasus melakukan identifikasi kasus kompleks di rawat inap.
2. Pengelolaan kasus melakukan monitoring permasalahan yang potensial
terjadi yaitu pasien dengan kondisi tertunda pelayanan, pengalihan
perawatan.
3. Pengelolan kasus melakukan koordinasi dengan dokter penanggung
jawab pelayanan.
4. Pengelola kasus melakukan koordinasi dengan instalasi / bagian terkait.
5. Pengelola kasus melakukan koordinasi dengan pengelola kasus unit
terkait.
6. Pengelola kasus mendokumentasikan di dalam catatan terintegrasi.
7. Pengelola kasus memastikan dokumentasi catatan pemeriksaan di rawat
inap telah lengkap dan menyeluruh, mencakup kelengkapan berdasarkan
ICD 9 dan ICD 10.
19
3. Dokter dan perawat melakukan anamnesa tentang keluhan utama dan
riwayat penyakit serta mencatatanya pada formulir asesmen.
4. Dokter melaksanakan pemeriksaan fisik berdasarkan pendekatan dan
keilmuan masing - masing.
5. Perawat melaksanakan pemeriksaan fisik berdasarkan sistem, termasuk
skrining nutrisi asesmen nyeri, skrining jatuh, skrining kulit serta skrining
fungsional.
6. Dokter dan perawat menganalisa data yang didapat dan
mendokumentasikan di rekam medis pasien.
7. Dokter membuat diagnosa medis.
8. Perawat membuat diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas serta
rencana keperawatan untuk masing - masing diagnosa keperawatan.
9. Dokter dan perawat mencatumkan nama dan tanda tangan di rekam
medis.
20
2. PASIEN DARI INTENSIVE CARE
a. Perawat intensive care menghubungi/menanyakan ketersediaan
tempat ruang rawat inap.
b. Perawat intensive care melengkapi semua dokumen rekam medis,
menyiapkan obat - obatan dan barang pasien untuk dibawa ke
ruangan.
c. Perawat rawat inap dan perawat intensive care melakukan serah
terima pasien (sesuai SPO serah terima) dengan mengisi formulir
transfer antar ruangan
d. Perawat rawat inap memindakan pasien ke ruangan.
21
4. PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN
a. DPJP rawat jalan memutuskan bahwa pasien harus dilakukan
perawatan.
b. Bila tersedia tempat di ruang rawat inap, petugas akan mengantar
pasien ke admission untuk dibuatkan status rekam medis rawat inap
c. Petugas admission menyampaikan general consent ke pasien dan
keluarganya.
d. Bila pasien dan keluarganya sudah mengerti, petugas admission,
pasien dan saksi menandatangi lembar general consent inap yang
dituju. Transforter akan mengantar pasien ke ruang rawat inap.
22
Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap
IGD
POLIKLINIK
PULANG
KONTROL :
POLIKLINIK SPESIALIS
FKTP
23
BAB V
LOGISTIK
24
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
25
rawat inap merupakan keselamatan pasien yang wajib dilakukan pada setiap
pasien yang akan dilakukan tindakan medis dan keperawatan.
26
6. Panitia KPRS akan melakukan investigasi dan analisis lebih lanjut hingga
diketahui penyebab insiden dan menghasilkan rekomendasi untuk
perbaikan dan pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali.
7. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran disampaikan kepada
Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan
8. Setelah melalui pertimbangan Direksi, rencara tindak lanjut disampaikan
kepala unit kerja sebagai umpan balik pelaporan.
9. Setiap unit kerja membuat analisis dan trend kejadian disatuan kerja
masing -masing
27
Formulir Laporan Insiden ke Tim KP di RS
RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : .........................................................................................................
No MR : ......................................... Ruangan : .............................................
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan*
JAMKESMAS JAMKESDA
Tanggal Masuk RS : ............................................................................ Jam
.....................................
2. Insiden :
..........................................................................................................................................
3. Kronologis Insiden
..................................................................................................................................................
.....
..................................................................................................................................................
.....
..................................................................................................................................................
.....
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak cedera / KTC (No Harm)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian
Sentinel (Sentinel Event)
28
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain
...........................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian
................................................................................................... (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
29
Lain-lain
...........................................................................................................
(sebutkan)
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada
Unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
........................................................................................................................
..............................
........................................................................................................................
..............................
30
Pembuat Penerima
: ................................... : ...................................
Laporan Laporan
Paraf : ................................... Paraf : ...................................
Tgl Lapor : ................................... Tgl terima : ...................................
31
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
32
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
B. KESELAMATAN PETUGAS
1. Pergunakan perlengkapan perlindungan diri persyaratan mutlak. Gunakan
kewaspadaan pada semua pasien
2. Dengan pilihan yang tepat Tutup kepala tahan air, perlindungan muka
dan mata, pakaian tahan air, sarung tangan, pelindungan leher, sepatu
yang tepat.
3. Penggunaan APD yang tepat.
4. Gunakan teknik keselamatan
- Sarung tangan baru dan bersih
- Pelindung mata
33
- Kenakan pakaian dan bungkus dengan menggunakan sarung tangan
yang bersih
- Hindar segala sentuhan dengan tangan yang terkonaminasi.
5. Instalasi rawat inap akan berkoordinasi dengan K3RS yang merupakan
unit K3RS dalam lingkup kesehatan dan keselamatan kerja petugas yang
berada dilingkungan Instalasi Rawat Inap yang diantaranya :
6. Melakukan pengukuran terhadap kebisingan, Jumlah kuman, suhu udara
kualitas air agar tidak terjadi peningkatan / kenaikan ekstrim.
7. Menjamin agar regulasi pengelolaan limbah (sampah medis, non medis
dan sisa rumah tangga serta limbah berbahaya / B3) tidak menimbulkan
kontaminasi atau pencemaran lingkungan.
8. Menjamin tersedianya alat petugas kebersihan di area instalasi rawat
inap.
34
5. Instalsi K3 membentuk tim investigasi bila kecelakaan yang terjadi cidera
sedang atau cedera berat
6. Tim Investigasi menganalisa dan investigasi ulang dan analisis Laporkan
hasil analisis dan rencana tindak lanjut ke Direktur
7. Umum Operasional dengan tembusan kepada Direktur Utama, Direlrtur
terkait, Komite Mutu & Keselamatan Pasien, dan unit kerja
8. Buat analisa dan trend Kecelakaan Kerja di RSUD A. Wahab Sjahranie
35
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
36
a. Menentukan indikator mutu dan kamus indikator mutu untuk
mengukur keberhasilan perbaikan dari masing-masing masalah yang di
identifikasi
Mengadakan rapat internal unit untuk mengidentifikasi dan
menetapkan proses pelayanan/asuhan yang menjadi masalah utama
berdasarkan kriteria: berisiko tinggi bagi pasien (high risk), jumlah/
frekuensinya banyak/sering (high volume), dan cenderung
menyebabkan masalah (problem prone). Pengkajian risiko yang
dilakukan berdasarkan hasil rapat Kepala Instalasi Rawat Inap,
koordinator, kepala ruangan, dan Tim mutu Rawat Inap menggunakan
risk grading yang kemudian dicatat dalam risk register Rawat Inap.
b. Pengukuran indikator mutu (Pengukuran Dan Validasi Data) dilakukan
melalui pengumpulan dan validasi data. Pengumpulan data dilakukan
oleh pengumpul data, sedangkan validasi data dilakukan oleh validator
(data yang dikumpulkan oleh pengumpul data). Pengumpulan data
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
- Sosialisasi kamus indikator kepada seluruh pengumpul data di
instalasi rawat inap.
- Pengumpulan data dengan mempergunakan formulir yang telah
ditetapkan.
- Indikator tersebut dicatat/diinput setiap hari dan kemudian dibuat
rekapitulasinya setiap bulan.
- Pada awal pengumpulan data akan dilakukan proses validasi data
oleh validator di masing-masing unit terkait, selanjutnya proses
validasi akan dilakukan sesuai dengan program validasi di Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
- Setiap tiga (3) bulan akan dilakukan analisa menyeluruh
berdasarkan PDSA untuk dibuat rekomendasi pada unit-unit terkait
dan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
37
c. Tujuan kegiatan pengendalian mutu instalasi rawat inap dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien,
adapun tujuan dari pengendalian mutu instalasi rawat inap sebagai
berikut :
- Menjelaskan kondisi klinis pasien yang tepat dan cepat .
- Pasien / keluarga memahami tentang prosedur dan pembiyaaan
pasien.
- Pasien divisite tepat waktu .
- Penanganan pasien nyeri secara tepat dan cepat
- Terlaksana identifrkasi pasien secara tepat
- Pengelolaan insiden keslamatan pasien di Instalasi Rawat Inap
seperti KTD dan KNC.
38
- mengikuti workshop pengumpulan, validasi, dan analisis data serta
pembuatan PDSA yang diselenggarakan oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
- mengikuti workshop pembuatan manajemen risiko yang
diselenggarakan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
39
5. MONITORING DAN EVALUASI PENGIIKURAN INDIKATOR MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
Evaluasi indikator mutu klinis dan keselamatan pasien adalah untuk
menilai indikator klinis keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan
dapat meningkat. Dalam Pelaksanaannya supaya data tercatat dengan
baik, Pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab pencatatan
data indikator mutu di unit/ruangan yang telah ditunjuk dan Pada akhir
bulan pengumpul data akan membuat rekapitulasi dan analisa sederhana,
kemudian menyerahkannya ke PIC indikator mutu terkait melalui
sekretariat Rawat Inap. Data yang dikumpulkan kemudian akan
direkapitulasi dan dibuat analisa sederhana (PDSA) oleh PIC Indikator
mutu terkait dan dilaporkan kepada Instalasi Rawat Inap setiap tanggal 10
pada bulan berikutnya. Hasil rekapitulasi kemudian dilaporkan kepada
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD A. Wahab Sjahranie
samarinda
40
BAB IX
PENUTUP
41