Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH (Recovered)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH (Recovered)
ACARA I-VI
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH
ACARA I
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Membiasakan dengan konsep indeks matematis viabilitas dan vigor benih
BAB II
DASAR TEORI
METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan
2.2 Alat
a. Petridisik
b. Kertas filter
3.1 Hasil
Baru 1 0 0 9 8 29 0 0 46 92 % 22,54
2 0 0 37 8 1 1 0 47 94 % 30,52
3 0 0 22 16 5 0 4 47 94 % 25,68
4 0 0 8 9 25 2 0 44 88 % 22,34
5 0 0 3 27 14 0 3 47 94 % 22,59
6 0 0 0 37 9 3 0 49 98 % 23,22
Perhitungan ViabilitasPadi :
ViabilitasPadi lama :
Ulangan ke-1 :
34
= x 100 % = 68 %
50
Ulangan ke-2 :
38
= x 100 % = 76 %
50
Ulangan ke-3 :
40
= x 100 % = 80 %
50
Ulangan ke-4 :
34
= x 100 % = 68 %
50
Ulangan ke-5 :
39
= x 100 % = 78 %
50
Ulangan ke-6 :
39
= x 100 % = 78 %
50
Ulangan ke-1 :
46
= x 100 % = 92 %
50
Ulangan ke-2 :
47
= x 100 % = 94 %
50
Ulangan ke-3 :
47
= x 100 % = 94 %
50
Ulangan ke-4 :
44
= x 100 % = 88 %
50
Ulangan ke-5 :
47
= x 100 % = 94 %
50
Ulangan ke-6 :
49
= x 100 % = 98 %
50
( 1006 ) 2
Faktor Koreksi (FK) = = 84336,3
2 x6
JK Total = (68)2 + (76)2 + (80)2 + (68)2 + (78)2 + (78)2 + (92)2+ (94)2 + (94)2 +
(88)2 + (94)2 + (98)2 – FK
= 85912-84336,3
= 1575,7
( 448 ) 2+ ( 558 ) 2
JK Perlakuan = - FK
6
512068
= – FK
6
= 85344,67-844336,3
= 1008,367
169672
= – 84336,3
2
= 84836-84336,3
= 499,7
JK Galat = JK Total-JK Blok- JK Perlakuan
= 1575,7-499,7-1008,367
= 67,63
Kuadrat
Sumber derajat Jumlah Ftabel
Tengah Fhitung
Keragaman bebas (db) Kuadrat (JK) (5 %)
(KT)
Blok 6-1 = 5 499,7 99,94
Perlakuan 2-1 = 1 1008,367 1008,36
7 44,69 230,20
Galat (5*1) = 5 67,63 22,56
Jumlah 11
KT Perlakuan 1008,367
Fhitung= = = 44,69
KT galat 22,56
Dari hasil Fhitung < Ftabel (5 %) , artinya tidak ada beda nyata yang signifikan
antar perlakuan untuk viabilitas benih padi.
Perhitungan CG Padi :
Padi lama :
C.G1=100 ¿ ¿
C.G2 =100 ¿ ¿
C.G3 =100 ¿ ¿
C.G4 =100 ¿ ¿
C.G5 =100 ¿ ¿
C.G6 =100 ¿ ¿
Perhitungan CG Jagung :
Jagunglama :
C.G1 =100 ¿ ¿
C.G2 =100 ¿ ¿
C.G3 =100 ¿ ¿
C.G4 =100 ¿ ¿
C.G5 =100 ¿ ¿
C.G6 =100 ¿ ¿
Pengamatan hari ke
Jagung Ulangan Jumlah Viabilitas CG
1 2 3 4 5 6 7
Lama 1 0 0 9 3 4 5 0 21 84 % 23,59
2 0 11 8 3 2 1 0 25 100 % 33,78
3 0 0 13 5 4 0 3 25 100 % 25
4 0 0 8 4 3 6 0 21 84 % 23,07
5 0 0 14 8 3 0 0 25 100 % 28,08
6 0 0 5 15 3 1 0 24 96 % 25
Baru 1 0 0 3 4 9 6 0 22 88 % 20,75
2 0 10 11 1 0 0 0 22 88 % 38,51
3 0 0 11 9 3 0 0 23 92 % 27,38
4 0 0 2 5 8 7 0 22 88 % 20,37
5 0 0 14 8 4 0 1 25 100 % 24,75
6 0 0 5 15 3 1 0 24 96 % 25
PerhitunganViabilitasbenihJagung:
Jagung lama
Jumlah benih yang berkecambah
Viabilitas = x 100 %
Jumlah benih yang dikecambahkan
Ulangan ke-1:
21
= x 100 % = 84 %
25
Ulangan ke-2 :
25
= x 100 % = 100 %
25
Ulangan ke-3 :
25
= x100 % = 100 %
25
Ulangan ke-4 :
21
= x 100 % = 84 %
25
Ulangan ke-5 :
25
=
25
x 100 % = 100 %
Ulangan ke-6 :
24
= x 100 % = 96 %
25
( 280,25 ) 2
Faktor Koreksi (FK) = =6545,005
2 x6
= 6638,746-6545,005
= 93,711
( 133,36 ) 2+ (146,89 ) 2
JK Perlakuan = – FK
6
= 6560,26-6545,005
= 15,255
= 6621,141-6545,005
= 76,135
= 93,711-76,135-15,255
= 2,321
Total 11
KTPerlakuan 15,255
Fhitung = = = 32,86
KT galat 0,4642
Dari hasil Fhitung < Ftabel (5 %), artinya tidak ada beda antar perlakuan untuk
CG Padi.
( 315,28 ) 2 99401,48
Faktor Koreksi (FK) = = =8283,46
2 x6 12
= 17414,16
( 158,52 ) 2+ ( 156,76 ) 2
JK Perlakuan = – FK
6
= 8283,72-8283,46
= 0,254
( 44,34 ) 2+ ( 72,29 ) 2+ ( 52,38 ) 2+ ( 43,44 ) 2+ ( 52,83 ) 2+ ( 50 ) 2
JK Blok = - FK
2
= 8556,793-8283,46
= 273,078
= 17414,46-0,254-263,078
= 17141,13
Total 11
KTPerlakuan 0,254
Fhitung = = =0,000074
KTGalat 3428,26
Dari hasil Fhitung > Ftabel (5 %), diperoleh kesimpulan tidak ada beda nyata
antar perlakuan untuk CG Jagung.
BAB V
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
ACARA IV
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat 1000 butir biji dari varietas tanaman yang
berbeda.
BAB II
DASAR TEORI
METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan :
Salah baku =
√ s2
ul(ul−1)
Contoh perhitungan untuk cara b :
Contoh :
Sifat berat 1000 biji dalam budidaya tanaman dapat digunakan untuk
memperkirakan benih yang harus disiapkan untuk luas lahan tertentu, dengan
memperhitungkan pula viabilitasnya dan jarak tanam yang digunakan.Semakin
rendah viabilitasnya, semakin banyak benih yang harus disiapkan.
BAB IV
Salah baku =
√ s2
ul(ul−1)
=
√
0,6421
4(4−1)
=√ 0,0535=¿0,231
Jadi kisaran rata-rata berat 100 butir biji kedelai = 16,91 ± 0,231 gram
25 butir (4 ulangan)
Contoh perhitungan :
100
Berat 100 butir (25 butir) = x 4,41 gram = 17,68 gram
25
17,39gram
Salah baku =
√ s2
ul(ul−1)
=
√3,558
4(4−1)
= √ 0,2965 = 0,544
Jadi kisaran rata-rata berat 100 butir biji kedelai (25 butir) = 17,39± 0,544 gram
BAB V
PEMBAHASAN
ACARA II
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat
a. Cetok
b. Bak perkecambahan dengan ukuran 14 cm x 14 cm x 9 cm.
Bak perkecambahan ini berwarna putih bening digunakan sebagai tempat
perkecambahan terbuat dari plastik yang digunakan sebagai pengganti
polybag berwarna putih bening digunakan sebagai tempat
perkecambahan.
c. Pecahan bata merah berasal dari batu bata merah yang dihancurkan
d. Pasir yang digunakan adalah pasir hitam basah
e. Kertas saring ini berukuran sama dengan bak perkecambahan
berwarna putih.
2.2 Bahan
Benih jagung yang dipakai adalah benih yang sudah terpilih dengan
bentuk mulus warna cerah, seragam dengan jumlah benih 75 butir.
2.3 Cara Kerja
Tanaman jagung
Ulangan ke-
Media Jumlah
1 2 3 4 5 6
Pasir 17,3 19,7 16,4 21,4 1,58 17,7 108,3
Batu bata 12,9 17,52 11 18,5 13,2 16,5 89,62
Pasir+filter 15,26 23,2 16 20,5 16,6 20,56 112,12
Jumlah 45,46 60,42 43,4 60,4 45,6 54,72 310,04
( 310,04 ) 2
=
3x6
96124,80
=
18
= 5340,27
JK total = (17,3)2 + (19,7)2 + (16,4)2 + (21,4)2 + (15,8)2 + (17,7)2+(12,9)2 +
(17,52)2+ (11)2 + (18,5)2 + (13,2)2 + (16,5)2 + (15,26)2 + (23,2)2 + (16)2+ (20,5)2+
(16,6)2 +(20,56)2- FK
= 5505,96 – 5340,27
= 165,69
16322,55
= – 5340,27
3
= 5440,85-5340,27
= 100,58
( 108,3 ) 2+ ( 89,62 ) 2+ ( 112,12 ) 2
JK Perlakuan = - FK
6
11728,89+ 8031,7444+12570,8944
= – FK
6
32331,53
= -5340,27
6
= 5388,588-5340,27
= 48,318
JK Galat = JK total- JK blok- JK Perlakuan
= 165,69- 100,58-48,318
= 16,792
KT perlakuan 24,159
Fhitung = = = 14,38
KT Galat 1,6792
Kesimpulan :Dari hasil Fhitung<Ftabel (5%), maka tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk parameter tinggi bibit.
Ulangan ke-
Media Jumlah
1 2 3 4 5 6
Pasir 23 23 21 23 20 25 135
Batu bata 24 24 21 25 18 20 132
Pasir+filter 24 22 20 24 23 23 136
Jumlah 71 69 62 72 61 68 403
JK Total = (23)2 +23)2 +(21)2 + (23)2+ (25)2 + (24)2 + (24)2 +(21)2 +(25)2 +(18)2+
(20)2+ (24)2+(22)2 + (20)2+ (24)2 + (23)2 + (23)2 – FK
= 9089 – 9022,72
= 66,28
( 71 ) 2+ ( 69 ) 2+ ( 62 ) 2+ ( 72 ) 2+ ( 61 ) 2+ ( 68 ) 2
JK Blok = – FK
3
¿
= 5041+4761+3844 +5184+3721+ 4624 ¿ 3 – 9022,72
= 9058,33-9022,72
= 35,61
Kesimpulan :Dari hasil Fhitung<Ftabel (5%), maka tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk jumlah bibit yang hidup.
Ulangan ke-
Media Jumlah
1 2 3 4 5 6
Pasir 1,08 1,7 1,14 2,3 2,0 1,39 9,61
Batu bata 1,04 1,4 0,68 1,5 1,38 1,12 7,12
Pasir+filter 1,24 1,8 1,00 1,72 2,7 0,99 9,45
Jumlah 3,36 4,9 2,82 5,52 6,08 3,5 26,18
= 4,427
( 3,36 ) 2+( 4,9)2+ ( 2,82 ) 2+ (5,52 ) 2+ ( 6,08 ) 2+ ( 3,5 ) 2
JK Blok = – FK
3
(11,289+24,01+7,95+30,47+ 36,96+12,25)
= – 38,07
3
122,93
= – 38,07
3
= 40,98-38,07
= 2,91
( 9,61 ) 2+ (7,12 ) 2+ ( 9,45 ) 2
JK Perlakuan = – FK
6
232,35
= – 38,07
6
= 38,73-38,07
= 0,65
TabelSidikRagam :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Fhitung
(5%)
(SK) (db) (JK) (KT)
Blok 6-1 = 5 2,91 0,58
Perlakuan 3-1 = 2 0,65 0,325
3,74 6,26
Galat 2 x 5 = 10 0,867 0,0867
Total 17
Kesimpulan :Dari hasil Fhitung <Ftabel (5%), maka tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk berat segar tanaman.
( 1612 ) 2
Faktor Koreksi (FK) = = 144363,6
3 x6
JK total = (92)2 + (92)2 + (84)2 + (92)2 + (80)2 + (100)2 + (96)2 + (96)2 + (84)2 +
(100)2 + (72)2 + (80)2 + (96)2+(88)2 + (80)2 + (96)2 + (92)2 + (92)2 – FK
=145424-144363,6
= 1060,44
= 144933,3- 144363,6
= 569,78
= 1060,44-23,11-569,78
= 467,56
KT perlakuan
Fhitung =
KT galat
11,56
= = 0,24
46,756
TabelSidikRagam :
Total 17
Kesimpulan :Dari hasil Fhitung<Ftabel (5%), maka tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk viabilitas tanaman.
Analisa untuk parameter panjang akar :
Ulangan ke-
Media Jumlah
1 2 3 4 5 6
Pasir 8,82 16,9 7,42 22,8 21,2 7,88 85,02
Batu bata 7,8 10,1 6,4 9,5 5 5,8 44,6
Pasir+filter 8,02 13,6 9,4 14,2 10,4 6,9 62,52
Jumlah 24,64 40,6 23,22 46,5 36,6 20,58 192,14
( 195,14 ) 2
Faktor Koreksi = =2050,98
3x6
JK Total = (8,82)2 + (16,9)2 + (7,42)2 + (22,8)2 + (21,2)2 + (7,88)2 + (7,8)2 +
(10,1)2 + (6,4)2 + (9,5)2 + (5)2 + (5,8)2 + (8,02)2 + (13,6)2 + (9,4)2 + (14,2)2 +
(10,4)2 + (6,9)2 – FK = 13126,31-2050,98 = 11075,33
= 2187,78-2050,98
= 136,74
= 2240,001-2050,98
= 189,021
JK Galat = JK Total-JK Perlakuan-JK blok
= 11075,33-136,74-189,021
= 10749,57
KTperlakuan 68,37
Fhitung = = = 0,063
KTGalat 1075,957
Dari hasil Fhitung < Ftabel, artinya tidak ada beda nyata antar perlakuan untuk
parameter panjang akar.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam uji vigor benih biasanya bertujuan untuk menentukan kemurnian
dalam suatu benih.Benih murni merupkan salah satu komponen dalam pengujian
benih dan sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkulitas tinggi.Pada
pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih
murni.Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih,
sangat penting dalam menentukan atau menghasilkan benih yang berkualitas
tinggi.Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi
benih murni.Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya
kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian
kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi kerja, kemurnian dan
identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada
berat komponen pengujian. Dalam pengujian menurut ISTA, contoh kerja
kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran.
Dari hasil praktikum, diujikan menanam benih dengan perlakuan 3 media,
yaitu pasir, batu bata dan pasir dan filter. Parameter yang diukur antara lain
viabilitas, tinggi tanaman, berat segar dan panjang akar. Seluruh parameter
menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan.
BAB VI
KESIMPULAN
a. Vigor merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh normal pada
keadaan lingkungan yang suboptimal.
b. Seluruh parameter menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar
perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bewley, J. D., and M. Black. 1978. Physiology and Biochemistry of Seeds.
Springer-Verlag : New York.
Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest Problems and Research Needs in the
Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Product,
Bogor.
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Membandingkan pengukuran kadar air benih dengan metode langsung dan
tidak langsung serta menentukan kevalidan pengukuran kadar air benih dengan
moisture tester.
BAB II
DASAR TEORI
Berdasarkan sifatnya, benih dapat dikelompokkan menjadidua, yaitu benih
ortodoks dan benih rekalsitran. Benih ortodoks adalah benih yang dapat disimpan
lama, kadar air dapat diturunkan sampai di bawah 10%, dan dapat disimpan pada
suhu dan kelembapan rendah. Benih rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat
disimpan dalam waktu lama, tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu
dingin, dan tidak tahan disimpan bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah
kadar air kritis. Dalam memproduksi benih berkualitas tidak dibedakan antara
benih ortodoks dan benih rekalsitran. Persyaratan agronomis dengan mengacu
pada Good Agricultural Practices (GAP) harus diikuti dengan persyaratan lain
seperti benih harus sudah mencapai masak fisiologis serta seragam agar benih
yang dihasilkan berkualitas baik.
Kadar air benih ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang
karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam
persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan kadar air adalah
banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih.
Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih
sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama
penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut (Nasrudin,
2009).
Metode pengukuran kadar air baik secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai beberapa kelebihan maupun kekurangan, oleh karena itu perlu
dilakukan validasi alat uji. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian, artinya
validasi merupakan suatu pekerjaan dokumentasi. Validasi metode analisis
bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut
sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk
metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan, sedangkan untuk metode
yang memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM, dan lainnya),
namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium
tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan
verifikasi mirip dengan validasi hanya saja parameter yang dilakukan tidak
selengkap validasi (Sudrajat , dkk., 2008).
Kelebihan dari metode pengukuran secara langsung (menggunakan oven)
yakni kevalidannya lebih tinggi (metode praktis dan tingkat ketelitiannya cukup
tinggi). Pada prinsipnya mekanisme penggunaan oven untuk pengukuran kadar air
dapat diperoleh dengan mengurangi bobot awal benih sebelum dioven terhadap
bobot benih sesudah dioven, nilai itulah yang merupakan kadar air benih. Selain
itu keunggulan lainnya adalah metode oven dapat digunakan untuk menguji kadar
air semua jenis benih dan pengujian dengan beberapa ulangan dengan jenis benih
yang sama hasilnya relatif sama atau seragam. Keseragaman hasil pengujian
sangat penting supaya hasil pengujian atau penelitian dapat digunakan untuk
menentukan regulasi atau kebijakan tertentu berkaitan pengelolaan benih
berdasarkan kadar air yang telah diuji. Beberapa keunggulan tersebut mendorong
ISTA (International Seed Testing Association) sebagai induk penelitian benih
merekomendasikan penggunaan oven untuk pengujian kadar air benih.
Kelemahan dari pengukuran kadar air dengan metode oven yakni
membutuhkan beberapa langkah untuk dapat memperoleh kadar air sehingga
waktu yang dibutuhkan lebih lama. Selain itu jika kadar air benih terlalu tinggi >
17% harus dilakukan pengeringan pendahuluan supaya kadar air dapat diturunkan.
Ketentuan 17% tidak berlaku secara umum melainkan berlaku untuk jenis benih
tertentu saja, terutama benih orthodoks. Hasil pengukuran kadar air benih rawan
terjadi penyimpangan jika tidak dilakukan pengeringan dengan waktu yant tepat,
misalnya jika terlalu lama proses pengeringan berlangsung kadar air benih akan
sangat rendah yang berakibat terjadinya kerusakan pada benih. Sebaliknya jika
waktu pengeringan kurang lama kadar air benih terlalu tinggi sehingga
membutuhkan pengeringan lebih lanjut. Kekurangan lain dari metode oven yakni
banyak membutuhkan peralatan yang dibutuhkan, harus sering menimbang bahan
yang diuji, serta pengujiannya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Keunggulan dari metode tidak langsung dengan mengunakan moisture
tester yakni hasil dapat diperoleh secara cepat setelah benih dilakukan
pengujian.Pengukuran kadar air hanya dilakukan satu tahap saja, tidak perlu
mengulang seperti pada pengukuran secara langsung dengan oven, sedangkan
kelemahannnya adalah hasil pengukuran kadar air jenis benih tertentu hasilnya
tidak sama (tidak seragam), dan moisture tester tidak bisa digunakan untuk
digunakan dalam pengukuran kadar air untuk semua jenis benih. Selain itu pada
moisture tester perlu dilakukan kalibrasi setiap kali pengukuran, setiap benih
harus dilakukan kalibrasi yang berbeda karena mempunyai kode tertentu yang
berbeda. Moisture tester cenderung kurang teliti jika digunakan untuk mengukur
kadar air yang terlalu rendah. Perlu diketahui bahwa moisture tester bekerja
berdasarkan pengukuran daya hantar listrik (DHL) benih, sehingga kemampuan
pengukurannya berbeda – beda pada kadar air benih yang berbeda.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
a. Oven
b. Alatpenghancurbenih
c. Eksikator
d. Timbangananalitis
3.2 Bahan
Benihkedelaidanpadi
3.3 Cara Kerja
a. Biji/benih yang tersediaditimbang.
b.Benih yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven padasuhu 1050 C
selama kurang lebih16 jam (waktupengovenan).
c. Didinginkan dalam eksikator, ditimbang.
d. Dimasukkan kedalam oven lagi 30 menit, dinginkan dan ditimbang.
e. Diulangi sampai berat kering konstan.
3.4 Analisa Data
(berat 1−berat 2)
% kadar air = x 100 %
berat 1
Untuk perbandingan, kadar air diperiksa dengan alat moisture tester.
Kadar air sesungguhnya adalah hasi lalat yang dikalibrasikan dengan hasil
metode oven.
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
(112,57)2
Faktor Koreksi (FK) = = 1267,2
2 x5
= 1304,376-1267,2
= 37,175
(55 , 82)2+(56 ,75) 2
JK Perlakuan = - FK
5
= 1267,3-1267,2
= 0,1
JK Galat = JK total-JK Blok-JK perlakuan
= (43,123)-(37,175)-0,1
= 5,848
TabelSidikRagam :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel
Keragaman Bebas (db) Kuadrat Tengah Fhitung
(5%)
(SK) (JK) (KT)
Blok 5-1 = 4 37,175 9,29
Perlakuan 2-1 = 1 0,1 0,1
0,136 224,6
Galat (4x2) = 8 5,848 0,731
Total 14
KTPerlakuan 0,1
Fhitung = = = 0,136
KT galat 5,848
Kesimpulan: Dari hasil Fhitung<Ftabel (5 %), artinya tidak ada beda nyata antar
perlakuan pengukuran dengan moisture tester maupun pengovenan.
BAB V
PEMBAHASAN
Kadar air benih ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang
karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam
persentase terhadap berat awal contoh benih.Penetapan kadar air adalah
banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam persen (%) terhadap berat asal
contoh benih. Tujuan penetapan kadar air benih sebelum disimpan dan untuk
menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka
mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Metode yang digunakan untuk mengukur uji kadar air benih antara lain
dengan metode konvensional (menggunakan oven) dan automatic (dengan
menggunakan Balance Moisture Tester Ohaus MB 45). Pada metode pengukuran
air benih secara langsung, kadar air benih secara langsung dari berkurangnya berat
benih akibat hilangnya air dalam benih dan disebut metode oven, sedangkan
pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air diukur tanpa mengeluarkan
air dari benih, tetapi dengan menggunakan hambatan listrik dalam benih yang
kemudian dikorelasikan dengan kadar air yang biasanya adalah Moisture tester.
Pada pelaksanaan praktikum, diperoleh hasil tidak ada beda nyata untuk
mengukur kadar air benih baik dengan metode langsung maupun tidak langsung,
sehingga diperlukan kalibrasi alat yang dikonversikan untuk menentukan kadar air
yang sesungguhnya.
BAB VI
KESIMPULAN
a. Metode yang digunakan untuk mengukur uji kadar air benih antara lain
dengan metode konvensional (menggunakan oven) dan automatic (dengan
menggunakan Balance Moisture Tester Ohaus MB 45).
b. Hasil tidak ada beda nyata untuk mengukur kadar air benih baik dengan
metode langsung maupun tidak langsung, sehingga diperlukan kalibrasi alat yang
dikonversikan untuk menentukan kadar air yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
Nama :Annisa Fabila
NIM : 2015009098
DASAR TEORI
2219
= – 735
3
= 739,67-735
= 4,67
( 41 ) 2+ ( 43 ) 2+ ( 21 ) 2
JK Perlakuan = – FK
5
3971
= – 735
5
= 794,2-735
= 59,2
JK Galat= JK total-JK Blok-JK Perlakuan
= 182-4,67-59,2
= 118,13
TabelSidikRagam :
( 104,78 ) 2
Faktor Koreksi (FK) = = 731,92
3 x5
JK Total = (6,9)2+(6,4)2 +(10,38)2 + (8,7)2 + (6,3)2 + (7,4)2 + (5,66)2 + (9,64)2 +
(9,6)2 + (4,1)2 + (6,4)2 + (3,65)2 + (7,85)2 + (7,9)2 + (3,9)2 – FK
= 793,91-731,92
= 61,99
( 20,07 ) 2+ ( 15,71 ) 2+ ( 27,87 ) 2+ ( 26,2 ) 2+ ( 14,3 ) 2
JK Blok = – FK
3
= 780,98- 731,92
= 49,067
( 38,68 ) 2+ (36,4 ) 2+ ( 29,7 ) 2
JK Perlakuan = – FK
5
= 740,63-731,92
= 8,71
JK Galat = JK total- JK Blok- JK Perlakuan
= 61,99-49,067-8,71
= 4,213
Tabel Sidik Ragam :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel
Keragaman Bebas (db) Kuadrat Tengah Fhitung
(5%)
(SK) (JK) (KT)
Blok 5-1 = 4 49,067 12,26
Perlakuan 3-1 = 2 8,71 4,355
8,375 19,25
Galat (4x2) = 8 4,213 0,52
Total 14
KTPerlakuan 4,355
Fhitung= = = 8,375
KT galat 0,52
Kesimpulan : Dari hasil Fhitung < Ftabel (5%), tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk parameter tinggi tanaman.
Parameter untuk panjang akar (cm) :
Ulangan ke-
Ukuran benih Jumlah
1 2 3 4 5
Besar 9 8,6 11,64 9,4 10
48,64
Sedang 7,5 8,48 13,5 9,5 5,5
44,48
Kecil 7,2 7,75 6,25 9,1 5,4
35,7
Jumlah 23,7 24,83 31,3 28 20,9 128,82
( 128,82 ) 2
Faktor Koreksi (FK) = = 1106,306
3 x5
JK Total = (9)2 + (8,6)2 + (11,64)2 + (9,4)2 + (10)2 +(7,5)2 + (8,48)2 + (13,5)2 +
(9,5)2 + (5,5)2 + (7,2)2 + (7,75)2 + (6,25)2 + (9,1)2 + (5,4)2 – FK
1172,65-1106,306 = 66,349
( 23,7 ) 2+ ( 24,83 ) 2+ (31,3 ) 2+ ( 28 ) 2+ ( 20,9 ) 2
JK Blok = – FK
3
3378,72
= - 1106,306
3
= 1126,24-1106,306
= 19,93
( 48,64 ) 2+ ( 44,48 ) 2+ (35,7 ) 2
JK Perlakuan = - FK
6
= 1120,266-1106,306
= 13,96
JK galat = JK total-JK Blok-JK Perlakuan
= 66,349-19,93-13,36
= 33,059
Tabel Sidik Ragam :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel
Keragaman Bebas (db) Kuadrat Tengah Fhitung
(5%)
(SK) (JK) (KT)
Blok 5-1 =4 19,93 4,9825
Perlakuan 3-1 = 2 13,96 6,68
1,61 19,25
Galat (2*4) = 8 33,059 4,13
Total 14
KTperlakuan 6,68
Fhitung =
KTGalat
=
4,13
= 1,61
Dari hasil Fhitung < Ftabel (5%), diperoleh kesimpulan tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk parameter panjang akar.
( 25,07 ) 2
Faktor Koreksi (FK)= = 41,90
3x5
JK Total = (1,28)2 + (1,88)2 + (2,2)2 + (1,8)2 + (1,94)2 + (1,74)2 + (1,94)2 + (2,32)2
+ (1,99)2 (1,02)2 – FK
= 48,829-41,90
= 6,929
( 9,1 ) 2+ ( 9,37 ) 2+ ( 6,6 ) 2
JK Perlakuan = – FK
5
= 42,83-41,90
= 0,93
( 3,99 ) 2+ ( 5,37 ) 2+ ( 5,62 ) 2+ ( 5,75 ) 2+ ( 4,34 ) 2
JK Blok = – FK
3
= 42,74-41,90
= 0,84
JK Galat = JK Total-JK Perlakuan-JK Blok
= 6,929-0,93-0,84
= 5,159
Tabel Sidik Ragam :
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F tabel
Keragaman Bebas (db) Kuadrat Tengah Fhitung
(5%)
(SK) (JK) (KT)
Blok 5-1 = 4 0,84 0,21
Perlakuan 3-1 = 2 0,93 0,465
0,72 19,25
Galat (4x2) = 8 5,159 0,644
Total 14
KTperlakuan 0,465
Fhitung = = =0,72
KTGalat 0,644
Dari hasil Fhitung < Ftabel, dapat disimpulkan bahwa tidak ada beda nyata antar
perlakuan untuk parameter berat segar.
BAB V
PEMBAHASAN
Benih merupakan bagian dari sistem yang memungkinkan penyebaran hidupnya
padasuatu spesies tanaman. Benih memerlukan lingkungan tumbuh yang cocok untuk
dapatberkecambah normal. Benih yang tidak berkecambah walaupun dapat ditumbuhkan
padalingkungan yang cocok merupakan benih yang mengalami dormansi.
. Ukuran biji yang dihasilkan suatu varietas tanaman sangat bervariasi. Besar kecilnya biji
menunjukkan banyak sedikitnya kandungan substrat yang ada dalam benih tersebut. Biji berukuran
besar biasanya mempunyai cadangan makanan yang lebih besar, sehingga energi yang digunakan
untuk proses perkecambahan juga semakin besar
Pada pelaksanaan praktikum,parameter pengamatan dilakukan terhadap
jumlah benih yang hidup (viabilitas), tinggi tanaman, panjang akar, dan berat
segar. Seluruh parameter memberikan hasil yang tidak berbeda nyata antar
perlakuan. Interaksi antar parameter juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata untuk seluruh parameter.
BAB V
KESIMPULAN
a.Mutu benih yang sering dijadikan ukuran meliputi bentuk dan ukuran benih,
daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih.
b.Seluruh parameter memberikan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan.
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA VI
PEMATAHAN DORMANSI
Disusun oleh :
NIM : 2015009098
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pematahan dormansi atau
mempersingkat lamanya dormansi.
BAB II
DASAR TEORI
h m m m m m m m m m m m m m m
Tanpa m m m m m m m m m m m m m m m
skarifikasi
Keterangan H: Benih hidup
M: benih mati
Skarifikasi dilakukan pada kulit biji yang telah disiapkan yaitu biji sirsak,
dimaksukan untuk mempercepat proses dormansi. Pada waktu pengamnatan pada
minggu ke-3 biji belom menujukan tunas kemungkinan besar terjadi kesalahan
pada waktu skarifikasi terlalu dalam sehiggu merusak biji dan tidak dapat tumbuh
tunas .hanya ada satu biji yang tumbuh tunas dan itupun tyumbuh dengan kondisi
yang kuraang baik.
A. Pembahasan
Biji sirsak merupakan biji dengan kulit yang keras yang temasuk kedalam biji
ortodok, karena biji ini memiliki waktu dorman yang lama dan perlu perlakuan
stratifikasi agar dapat mematahkan dormansi dan mempercepat waktu
berkecambah biji tersebut. Pematahan dormansi biji dapat dilakukan secara
mekanik, fisik maupun kimiawi. Secara mekanik pada praktikum ini dilakukan
dengan pengkikiran, Hasil praktikum ini bahwa perlakuan mekanik dengan
pengikiran bertujuan dapat mematahkan dormansi pada biji keras karena dapat
meningkatkan imbibisi benih. Pengikiran dapat melukai benih sehingga terdapat
celah tempat keluar masuknya air dan O2. Air yang masuk ke dalam benih
menyebabkan proses metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat yang
diharapkan biji akan dapat berkecambah. Akan tetapi pada praktikum ini tidak
terjadi perkecambahan karena permukaan kulit biji yang keras tidak merespon
penyerapan air sehingga tidak berkecambah.