You are on page 1of 9

TUGAS MIKROBIOLOGI PERAIRAN

MAKALAH

Potensi dan Manfaat Mikroorganisme sebagai

Agen Mikrobiologi di Perairan

HALAMAN JUDUL

Dosen Pengampuh ; Dr. Hasyrul hamzah

KELAS: B1 Ambon

Oleh:

Dwi Fikri samanery ( 4820120009)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

AMBON

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Perairan “Potensi dan Manfaat
Mikroorganisme sebagai Agen Mikrobiologi di Perairan” dapat terselesaikan
dengan baik. Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan serangkaian
aktivitas terpadu dan komprehensif dalam mencapai sasaran pembelajaran agar
tercapai secara maksimal dan optimal.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Ambon,16 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Mikroorganisme......................................................................2
2.2 Peran dan Manfaat Mikroorganisme Perairan...........................................2
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................5
3.2 Saran..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran
mikroskopis dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat
ditemukan di mana saja yang memungkinkan terjadinya kehidupan. Mereka ada di
dalam tanah, di lingkungan perairan, di udara, serta makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme secara alami dapat masuk ke tubuh manusia.
Mikroorganisme memiliki banyak peran dan manfaat dalam kehidupan.
Namun, manfaat dari mikroorganisme sendiri masih belum banyak diketahui.
Oleh karena itu, dengan semakin majunya ilmu teknologi tentunya akan dapat
diketahui manfaat setiap spesies dari mikroorganisme baik dalam bidang
kesehatan, pertanian, maupun lingkungan air. Sehingga diperlukan penelitian-
penelitian lebih lanjut yang membangun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme?
2. Apa peran dan manfaat dari mikroorganisme perairan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang mikroorganisme.
2. Untuk mengetahui peran dan manfaat mikroorganisme perairan.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran
mikroskopis dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, untuk melihatnya
harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop. Mikroorganisme dapat dibagi
menjadi prokariotik dan eukariotik. Prokariotik merupakan organisme yang tidak
memiliki membran nukleus dan kelengkapan organel selnya sederhana. Contoh
dari organisme prokariotik yairu bakteri. Sedangkan eukariotik adalah organisme
yang memiliki inti sel yang mengandung DNA. Contoh dari organisme eukariotik
yaitu hewan dan tumbuhan.
Mikroalga merupakan salah satu contoh mikroorganisme yang tergolong
dalam eukariotik. Menurut Yanuhar, et al. (2019), mikroalga adalah
keanekaragaman hayati yang sangat besar dimana sekitar 40.000 telah dijelaskan
atau dianalisis. Mikroalga dibagi menjadi sepuluh divisi dan delapan di antaranya
merupakan bentuk uniseluler. Dari delapan divisi, enam di antaranya telah
digunakan sebagai pakan alami untuk budidaya ikan.
Selain itu, ada plankton yang merupakan mikroorganisme yang juga
berada di perairan. Plankton merupakan kumpulan organisme, baik hewan
maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat
bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Berdasarkan
cara makan, plankton dapat dibedakan menjadi fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton merupakan plankton yang bersifat autotrof atau dapat membuat
makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Sedangkan zooplankton merupakan
plankton yang bersifat heterotrof.

2.2 Peran dan Manfaat Mikroorganisme Perairan


Mikroorganisme di perairan memiliki banyak peran dan manfaat di
antaranya yaitu:
1. Sebagai pakan alami untuk ikan
Sebagian besar mikroalga dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk
ikan budidaya. Hal itu disebabkan karena alga merupakan suplemen
makanan yang bergizi tinggi. Menurut Yanuhar, et al. (2019), Chlorella
sp. banyak digunakan sebagai suplemen karena mengandung asam lemak
tak jenuh (omega 3, 6, dan 9), serat, vitamin, dan mineral.
Selain itu, ada plankton yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan
koi (cyprinus carpio) yang terinfeksi Myxobolus sp. Menurut Yanuhar, et
al. (2019), Brachionus sp. merupakan sumber protein untuk kelangsungan
hidup ikan koi yang terinfeksi Myxobolus sp. Ikan koi yang terinfeksi
Myxobolus sp. mengalami gejala klinis seperti terbukanya operkulum yang
tidak bisa ditutup sepenuhnya karena pembengkakan nodul Myxobolus sp.
dan berwarna putih kemerahan. Organisme yang digunakan sebagai pakan
alami tidak boleh membahayakan kehidupan larva, tidak mencemari

lingkungan, dan tidak bertindak sebagai rumah untuk parasit atau patogen.
Sebagai rotifera, Brachionus memiliki beberapa keuntungan sebagai pakan
alami bagi larva ikan yaitu (1) rotifera adalah hewan yang sangat toleran
terhadap alkali, asam, dan air yang terkontaminasi; (2) rotifera dapat hidup
di air tawar ataupun air laut dan hampir ditemukan pada kedalaman yang
berbeda di perairan; (3) rotifera sebagai pakan alami ekonomis alternatif.
2. Sebagai bahan bakar alternatif (biofuel)
Keberadaan sumber bahan bakar fosil mulai menipis sehingga
dibutuhkan bahan bakar alternatif yang sumbernya ramah lingkungan dan
terjamin ketersediaannya. Mikroalga merupakan salah satunya.
Nannochloropsis oculata merupakan mikroalga yang sangat berpotensi
untuk dapat dimanfaatkan menjadi biofuel.
Menurut Sukarni, et al. (2018), konten makromolekul dan
mineralogi selama dekomposisi termal biomassa N. oculata diperiksa
menggunakan FTIR dan XRD, masing-masing. Hasil penelitian FTIR dan
TG menunjukkan bahwa dekomposisi biomassa N. oculata secara efektif
terjadi di bawah 800˚C. Selain itu, senyawa mineral yang tersisa di abu
akan terdegradasi di suhu lebih dari 800˚C. Analisis mineralogi
mengungkapkan bahwa senyawa mineral di biomassa terurai dan
membentuk senyawa baru selama pembakaran. Analisis morfologi
menggunakan SEM menunjukkan fragmentasi selama pemanasan, yang
menciptakan partikel residu lebih seragam pada 1200˚C. Permukaan residu
bersinar setelah pemanasan 1200˚C juga menunjukkan pembentukan
senyawa mineral baru, terutama melilite. Studi ini menunjukkan bahwa
penggunaan N. oculata sebagai bahan bakar layak dan bahan sisa yang
diperoleh dari pembakarannya memiliki potensi sebagai bahan baku untuk
berbagai keperluan, seperti untuk kaca, elektronik, semen portland, batu
bata tahan api, dan bahkan pupuk. Karena itu, N. oculata tidak hanya
sumber energi potensial tapi pembakarannya juga bisa menghasilkan nilai
tambah produk.
3. Obat untuk ikan yang terinfeksi virus
Menurut Yanuhar, et al. (2019), penyakit Virus Nervous Necrosis
(VNN) merupakan masalah serius pada budidaya ikan laut, terutama pada
ikan kerapu yang dapat menyebabkan 50-100% kematian pada larva umur
10-20 hari. Virus tersebut umumnya menginfeksi tahap larva ke remaja
dan menyerang mata dan sistem saraf otak. Infeksi VVN dapat memicu
peradangan pada jaringan ikan. Gejala-gejala yang timbul yaitu biasanya
ikan menunjukkan perilaku berenang secara abnormal, ikan berputar-putar,
tidur mati atau ikan berada di bawah seperti mati.
Berdasarkan penelitian Yanuhar, et al. (2019), Chlorella vulgaris
dapat dimanfaatkan sebagai bioaktif untuk mengontrol inflamasi yang
disebabkan oleh virus. Ekstrak kasar C. Vulgaris merupakan protein dan

pigmen dalam bentuk RNA atau enzim. Ekstrak kasar inilah yang dapat
dikembangkan menjadi anti-inflamsi pada ikan kerapu. Dikarenakan
ekstrak kasar tersebut dapat menekan peradangan yang terjadi pada
jaringan ketika terjadi infeksi VNN.
4. Indikator kualitas perairan
Keberadaan plankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas
suatu perairan. Dilihat dari jumlah spesies palnkton dan dominasi spesies
plankton dalam suatu perairan. Kelimpahan tinggi plankton di perairan,
terutama fitoplankton dapat mendukung kehidupan dari organisme. Namun
sebaliknya, jika kelimpahannya rendah dapat mengganggu kehidupan
organisme dalam perairan. Akan tetapi, peningkatan jumlah fitoplankton di
perairan juga dapat menyebabkan eutrofikasi sehingga dapat mengganggu
ekosistem di dalamnya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yanuhar, et al. (2019) didapat
bahwa dominasi fitoplankton pada kolam ikan koi yang terinfeksi
Myxobolus sp. yaitu berasal dari jenis Microsystis. Penyebaran Myxobolus
sp. dalam perairan tersebut melalui fitoplankton. Hal tersebut dikarenakan
spora Myxobolus keluar dari tubuh ikan melalui insang yang disebabkan
oleh patah nodul dan kotoran spora yang kemudian mencemari perairan
dan menyebar sampai terkena plankton.
Peningkatan jumlah plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton
di kolam ikan koi disebabkan oleh nutrisi, seperti nitrat dan fosfat. Aliran
air tambak yang merupakan aliran daerah pertanian dan pemukiman
memungkinkan penambahan nutrisi terlarut dalam air sehingga
menimbulkan dampak langsung pada plankton. Keberadaan kegiatan
pertanian memiliki dampak pada input nutrisi ke perairan, terutama fosfor
yang merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan plankton.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran
mikroskopis dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, untuk melihatnya
harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop. Keberadaan mikroorganisme
sangat melimpah di perairan. Mikroalga dan plankton merupakan contoh dari
mikroorganisme perairan. Mikroorganisme memiliki banyak peran dan manfaat
dalam perairan yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai pakan alami untuk ikan
2. Sebagai bahan bakar alternatif (biofuel)
3. Obat untuk ikan yang terinfeksi virus
4. Indikator kualitas perairan

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada penulis untuk kedepannya lebih
mengembangkan lagi pokok bahasan di berbagai sumber. Selain itu semoga
kedepannya banyak dari pembaca dapat mengembangkan hasil dari kepenulisan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sukarni, S., U. Yanuhar, I. N. G. Wardana, S. Sudjito, N. Hamidi, W. Wijayanti,


Y. Wibisono, S. Sumarli, I. M. Nauri, dan H. Suryanto. 2018. Combustion
of microalgae Nannochloropsis oculata biomass: cellular macromolecular
and mineralogical content changes during thermal decomposition.
Sonklanakarin J. Sci. Technol. 40(6): 1456-1463.

Yanuhar, U., I. Al-Hamidy, and N. R Caesar. 2019. Treatment of Chlorella sp.


extract on heat shock cluster (HSC) response from the tissue and
bloodcells proliferation of Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus infected
by Viral Nervous Necrosis. IOP Conf. Series: Earth and Environmental
Science.

Yanuhar, U., M. Musa, N. S. Junirahmah, N. R. Caesar. F. Setiawan, and M.


Sumsanto. 2019. The potential of Brachionus sp. for koi fish (Cyprinus
carpio) cultivation infected by Myxobolus sp. AIP Conference
Proceedings.

Yanuhar, U., N. R Caesar, F. Setiawan, M. Sumsanto, M. Musa, and D. K.


Wuragih. 2019. The aquatic environmental quality of koi fish (Cyprinus
carpio) pond infected by Myxobolus sp. based on the biological status of
the phytoplankton. IOP Conf. Series: Journal of Physics.

Yanuhar, U., N. R. Caesar, dan M. Musa. 2019. Identification of local isolate of


microalgae Chlorella vulgaris using ribulose-1, 5-bisphosphate
carboxylase/oxygenase large subunit (rbcL) gene. IOP Conf. Series:
Materials Science and Engineering.

You might also like