You are on page 1of 10

CONSENSUS : JURNAL ILMU HUKUM

http://www.consensus.stihpada.ac.id/
E-ISSN : 2962-2395
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2023 Page : 25 - 34

PERLINDUNGAN HUKUM IMPLEMENTASI ASAS KESEIMBANGAN


PERJANJIAN JASA PEMBORONGAN

Solihin Abdullah, Muhammad Ervan Sidabutar, Yoga Ronaldo,


Abdurrachman Hidayat, Eriandi
Mahasiswa Program Sarjana STIH - Sumpah Pemuda

Abstrak
Dalam pemborongan pekerjaan umum dilakukan oleh instansi pemerintah, direksi lazim
ditunjuk dari instansi yang berwenang, biasanya dari instansi pekerjaan umum atas dasar
penugasan ataupun perjajian kerja. Bagaimanakah implementasi dari asas keseimbangan
dalam perjanjian jasa pemborongan, Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap
pemborong dan pemerintah sebagai pejabat pembuat komitmen dalam perjanjian
pemborongan. Penelitian yang digunakan tergolong penelitian hukum normatif.
Implementasi dari asas keseimbangan dalam perjanjian jasa pemborongan sangat
diperlukan untuk mewujudkan perjanjian yang saling menguntungkan satu sama lain. Para
pihak harus melaksanakan kewajibannya masing-masing, jika ada penyedia wanprestasi
dalam hal terlambat menyelesaikan pekerjaan maka penyedia tersebut harus dikenakan
denda yang akan dipotong dari pencairan dana proyek yang terakhir. apabila pihak pejabat
pembuat komitmen melakukan wanprestasi diharapkan penyedia jasa konstruksi
melakukan gugatan ke pengadilan negeri guna menuntut haknya yang belum pasti, tanpa
harus mengkhawatirkan hal tersebut akan berpengaruh di kemudian hari

Kata Kunci : Perlindungan, Implementasi, Perjanjian, Pemborongan

Abstract
In chartering public works carried out by government agencies, directors are usually
appointed from the competent authority, usually from public works agencies on the basis of
assignments or work agreements. How is the implementation of the principle of balance in
the contracting service agreement, how is the legal protection for contractors and the
government as officials who make commitments in contracting agreements. The research
used is classified as normative legal research. The implementation of the principle of
balance in contracting service agreements is needed to create agreements that are
mutually beneficial to one another. The parties must carry out their respective obligations,
if there is a default provider in terms of being late in completing the work, the provider
must be subject to a fine which will be deducted from the last disbursement of project
funds. if the official who makes the commitment commits a default, it is hoped that the
construction service provider will file a lawsuit with the district court to claim their
uncertain rights, without having to worry that this will have an effect in the future

Keywords: Protection, Implementation, Agreement, Contracting


A. PENDAHULUAN perjanjian pemborongan mengikat kedua
Perjanjian pemborongan bersifat belah pihak artinya para pihak tidak dapat
konsensuil, artinya perjanjian pemborongan membatalkan perjanjian tanpa persetujuan
lahir sejak adanya kata sepakat antara kedua pihak lainnya.
belah pihak, yaitu pihak yang memborong- Dalam pemborongan pekerjaan
kan dengan pihak pemborong mengenai umum dilakukan oleh instansi pemerintah,
suatu karya dan harga borongan / kontrak. direksi lazim ditunjuk dari instansi yang
Dengan adanya kata sepakat tersebut, berwenang, biasanya dari instansi pekerjaan
This work is licensed under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

25
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Agustus 2023, hal. 25-34

umum atas dasar penugasan ataupun dahulu, hal ini terkait dengan ketersediaan
perjajian kerja.1 Dalam Pasal 1601 KUH anggaran. Apabila telah mendapat persetu-
Perdata dijelaskan mengenai perjanjian juan, PPK menyerahkannya kepada panitia
pemborongan yang mana terdapat dua Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk
pihak, yaitu pihak pemborong dan pihak melakukan proses pelelangan dan menetap-
yang memborongkan. Dalam hal ini, pihak kan pemenang lelang / tender. Setelah
pemborong atau yang lazimnya disebut panitia ULP telah mendapatkan pemenang
sebagai kontraktor adalah pihak yang lelang, panitia ULP menyerahkan kembali
mengikatkan dirinya kepada pihak yang kepada PPK untuk melaksanakan proses
memborongkan pekerjaannya untuk mela- selanjutnya, yaitu penandatanganan kontrak
kukan pekerjaan sesuai dengan yang di- kerja konstruksi dengan penyedia jasa
inginkan oleh pemilik pekerjaan / proyek. konstruksi yang telah memenangkan proses
Pemborong atau kontraktor bisa disamakan lelang.3
dengan orang atau suatu badan hukum atau Apa yang terkandung dalam kontrak
badan usaha yang mana mereka dikontrak pemerintah pada dasarnya adalah kemauan
atau di sewa untuk menjalankan pekerjaan sepihak dari pemerintah. Syarat-syarat
berdasarkan isi kontrak yang dimenangkan- dalam kontrak telah disiapkan oleh peme-
nya dari pihak pemilik pekerjaan. Sedang- rintah melalui perancang yang terampil dan
kan pihak yang memborongkan pekerjaan- berpengalaman. Pihak kontraktor atau pe-
nya adalah pihak yang mengikatkan dirinya masok hanya mempunyai dua pilihan, setu-
kepada si pemborong untuk dikerjakan ju atau tidak setuju. Sama sekali tertutup
pekerjaannya yang mana pemilik pekerjaan kemungkinan melakukan penawaran balik.
ini berasal dari instansi / lembaga pemerin- Kontrak baku yang secara luas digunakan
tahan, badan hukum, badan usaha, ataupun dalam praktek kontrak pemerintah dengan
perorangan.2 demikian hanya menyisakan sedikit hak
Dalam pelaksanaan jasa konstruksi bagi kontraktor, selebihnya adalah kewaji-
yang bekerja sama dengan instansi / ban yang harus dipatuhi.4 Kontrak baku
lembaga pemerintah yang dalam hal ini tersebut menghilangkan hak dari pihak
diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen penyedia jasa konstruksi untuk mengadakan
(PPK) selaku pejabat yang akan bertanggu- negosiasi pada saat pembentukan kontrak,
ng jawab atas pelaksanaan pengadaan sehingga posisi para pihak tidak seimbang.
barang / jasa yang akan dilakukan dengan Pihak Penyedia Jasa hanya dapat memilih
penyedia jasa konstruksi. Ada beberapa antara dua, menerima atau menolak kontrak
tahapan, yang pertama adalah dibuat kerja konstruksi yang telah dirumuskan
rencana umum pengadaan oleh pengguna oleh PPK terlebih dahulu. Apabila pihak
anggaran, kemudian menetapkan PPK yang penyedia jasa konstruksi bersedia menerima
nantinya akan menyusun Harga Perkiraan kontrak, maka mereka harus menandata-
Sendiri (HPS) dan menyusun rancangan ngani kontrak kerja konstruksi itu.
kontrak yang disebut juga sebagai Kontrak Ketidakseimbangan antara jumlah
Kerja Konstruksi. Setelah dokumen tersebut pekerjaan konstruksi / proyek dan banyak-
selesai, PPK menyerahkannya kepada nya penyedia jasa konstruksi mengakibat-
bagian keuangan untuk disetujui terlebih kan posisi tawar penyedia jasa konstruksi
menjadi lemah. Banyaknya jumlah Penye-
1
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Hukum dia Jasa Konstruksi membuat PPK leluasa
Bangunan, Perjanjian Pemborongan Bangunan,
Liberty Yogyakarta, 1982, hlm. 62
2 3
Artikel yang berjudul “Perbedaan Ibid.
4
Kontraktor dan Pemborong”, didownload pada Yohannes S. Simamora., Hukum Kontrak
laman : (Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
www.cvemasnapropertindosentosa.blogspot.com, di Indonesia), Laksbang Justitia Surabaya, Surabaya,
diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 tanpa tahun, hlm. 64

26
Perlindungan Hukum Implementasi Asas ... Solihin Abdullah, Muhammad Ervan Sidabutar,
Yoga Ronaldo, Abdurrachman Hidayat, Eriandi

melakukan pilihan. Adanya kekhawatiran konstruksi”, penggunaan istilah ini berbeda


tidak mendapatkan pekerjaan yang diten- dengan yang digunakan dalam Keppres No.
derkan oleh pemilik proyek menyebabkan 80 Tahun 2003. Dari sisi terminologi,
penyedia jasa konstruksi mau saja mene- istilah jasa pemborongan tidak tepat sebab
rima kontrak kerja konstruksi yang dibuat sejak berlakunya Undang-Undang No. 18
oleh PPK. Tahun 1999 istilah ini tidak digunakan lagi.
Adanya kontrak baku ini menyebab- Jenis kontrak dengan objek pekerjaan jasa
kan terjadinya ketidakseimbangan dalam konstruksi adalah kontrak kerja konstruksi
kontrak kerja konstruksi tersebut karena ada dan bukan kontrak pemborongan bangunan
beberapa klausula yang dianggap dapat sebagaimana lazim digunakan sebelum
merugikan pihak penyedia jasa konstruksi, lahirnya undang-undang ini.5
salah satunya masalah pemenuhan prestasi. Dalam berbagai kajian akademis,
Pada dasarnya masih ada beberapa hal perbincangan mengenai eksistensi kontrak
dalam klausula-klausula tersebut yang harus (hukum kontrak) dalam hubungannya
betul-betul ditegaskan. Banyak kasus yang dengan para pihak acap kali dikaitkan
terjadi, dimana penyedia jasa konstruksi dengan “keseimbangan dalam berkontrak”
dituntut oleh pengguna jasa karena mela- (asas keseimbangan). Namun demikian,
kukan wanprestasi. Padahal pada kenyata- seakan tidak pernah hentinya muncul ang-
annya tidak hanya penyedia jasa konstruksi gapan bahwa kontrak yang terjalin antara
yang memungkinkan melakukan wanpres- pihak-pihak tidak memberikan keseimba-
tasi dalam pelaksanaan pekerjaannya, bah- ngan posisi bagi salah satunya. Kontrak
kan pihak pengguna jasa konstruksi pun yang demikian dianggap tidak adil dan
tidak jarang melakukan wanprestasi, misal- berat sebelah, sehingga memunculkan upa-
nya dalam hal keterlambatan pembayaran ya untuk mencari dan menggali temuan-
prestasi yang telah dilaksanakan oleh temuan baru di bidang hukum kontrak agar
penyedia jasa konstruksi secara tepat waktu dapat menyelesaikan problematika ketidak-
dan tanpa cacat sedikitpun. seimbangan dalam hubungan kontraktual.6
B. METODE PENELITIAN Penerapan asas keseimbangan dalam
Penelitian yang digunakan tergolong kontrak jasa konstruksi sangat diperlukan
penelitian hukum normatif yang bersifat untuk mewujudkan perjanjian yang saling
eksploratis, sehingga tidak bermaksud un- menguntungkan satu sama lain. Namun
tuk menguji hipotesa. Perlindungan hukum terkadang dalam kenyataannya, hal tersebut
terhadap implementasi asas keseimbangan tidak diterapkan, seperti halnya hasil pene-
dalam perjanjian jasa pemborongan dan litian menunjukkan bahwa dalam kontrak
pihak terkait. jasa konstruksi, ternyata ada beberapa
klausula yang tidak seimbang dan dapat
C. PEMBAHASAN
merugikan pihak penyedia jasa. Klausula
A. Implementasi Dari Asas Keseim-
tersebut terdapat pada Syarat-Syarat Umum
bangan Dalam Perjanjian Jasa
Kontrak (SSUK), di Huruf C tentang Hak
Pemborongan
dan Kewajiban, No. 54 mengenai pemba-
Penyelenggaraan pengadaan bidang
yaran denda, tertulis bahwa:
konstruksi di Indonesia telah diatur secara
“penyedia berkewajiban untuk membayar
khusus dalam Undang-Undang No. 18
sanksi finansial berupa denda sebagai aki-
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Dari
bat wanprestasi atau cidera janji terhadap
segi substansinya, kecuali mengenai segi-
kewajiban-kewajiban penyedia dalam kon-
segi hukum kontrak, undang-undang ini
trak ini. PPK mengenakan denda dengan
cukup lengkap mengatur pengadaan jasa
konstruksi. Dalam kaitan dengan pengadaan
jasa konstruksi, Perpres No. 54 Tahun 2010 5
Yohannes S. Simamora. Op.Cit.,. hlm. 213
telah menggunakan istilah “pekerjaan 6
Agus Yudha Hernoko, Op.Cit, hlm. 25

27
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Agustus 2023, hal. 25-34

memotong angsuran pembayaran prestasi penyerahan pekerjaan secara tepat waktu


pekerjaan penyedia. Pembayaran denda tetapi kerja keras itu tak kunjung terbayar.7
tidak mengurangi tanggung jawab kontrak- Selain itu, mengenai penerapan asas
tual penyedia” keseimbangan bahwa sudah merupakan
Ketika penyedia jasa konstruksi rahasia umum sebenarnya mengenai keti-
yang terlambat menyelesaikan pekerjaan- dakseimbangan yang kadang terjadi dalam
nya, dendanya dipotong langsung dari perjanjian jasa konstruksi. Apalagi bukan
pembayaran terakhir yang dilakukan oleh masalah besar bagi PPK ketika rekanannya
PPK. Tetapi, ketika PPK yang terlambat tidak setuju dengan isi kontrak kerja
membayarkan prestasinya, pihak penyedia konstruksi karena masih banyak rekanan
harus mengklaim terlebih dahulu dengan yang lain. Ketika rekanan tidak setuju
membuat data penunjang dan perhitungan dengan isi perjanjian jasa konstruksi, maka
kompensasi terlebih dahulu agar bisa PPK akan mencari penyedia jasa yang lain
mendapatkan ganti rugi. Hal ini sesuai yang setuju karena tidak memungkinkan
dengan yang diatur dalam kontrak kerja bagi PPK untuk mengubah isi kontrak.
konstruksi pada Huruf E tentang Kewajiban Selain itu, sistem birokrasi juga merupakan
PPK, No. 58 angka 3 (tiga) : pengaruh penting dalam hal tersebut.
“Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika Peraturan-peraturan yang ada harus diber-
berdasarkan data penunjang dan perhitu- lakukan secara tegas dan disiplin sehingga
ngan kompensasi yang diajukan oleh pe- tidak ada celah bagi PPK maupun rekanan
nyedia kepada PPK, dapat dibuktikan untuk melakukan penyimpangan-penyim-
dengan kerugian nyata akibat peristiwa pangan yang melanggar peraturan terkait
kompensasi.” pengadaan barang / jasa, serta tidak terjadi
Dengan adanya peraturan mengenai kesalahan yang dapat merugikan pihak PPK
ganti rugi ini, seharusnya dapat melindungi ataupun rekanan terkhusus untuk masalah
penyedia jasa konstruksi ketika pihak PPK pembayaran. Seharusnya penyedia jasa
melakukan wanprestasi berupa keterlam- konstruksi dan pejabat-pejabat yang berkai-
batan pembayaran. Selain itu, klausula yang tan dengan jasa konstruksi harus berinte-
dapat merugikan penyedia jasa konstruksi ritas tinggi dan bekerja secara profesi-onal.8
ditegaskan dalam SSUK Huruf F tentang Perjanjian jasa konstruksi yang sela-
Pembayaran Penyedia, No. 60 angka 2 ma ini sudah seimbang dalam tulisan/-
(dua) huruf b, yaitu : kontrak kerja konstruksi, tetapi pelak-
“pembayaran terakhir hanya dilakukan sanaannya belum sesuai. Misalnya dalam
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus hal pembayaran ganti rugi oleh PPK, se-
perseratus) dan Berita Acara penyerahan lama ini tidak pernah ada karena pihak
pertama diterbitkan.” penyedia jasa harus mengajukan komplain
Hal ini sama saja seperti penyedia dengan mengajukan dokumen penagihan
jasa konstruksi yang mengalami keterlam- dan hal itu dianggap terlalu bertele-tele.9
batan dalam menerima pembayaran peker- Selain itu, pemeriksaan pekerjaan pemba-
jaannya dari pejabat pembuat komitmen. ngunan, misalnya bangunan sekolah, di
Misalnya keterlambatan pembayaran dalam dalam kontrak biasanya tercantum kontrak
jangka waktu 2 (dua) sampai 3 (tiga) bulan lumpsump, tetapi dalam pemeriksaannya
mungkin masih bisa dimaklumi, tetapi pengawas menggunakan kontrak unit price,
apabila pembayarannya belum juga di- hal ini yang biasanya merugikan penyedia
bayarkan sampai 1 (satu) tahun lamanya, itu jasa.
sebenarnya hal yang sangat disayangkan
oleh penyedia jasa. Dimana penyedia jasa 7
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Edisi
telah dengan rasa tanggungjawab menyele- Kedua), Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm. 53
8
saikan pekerjaannya dan telah melakukan 9
Yohannes S. Simamora., Op.Cit, hlm. 213
Ibid, hlm. 213-214

28
Perlindungan Hukum Implementasi Asas ... Solihin Abdullah, Muhammad Ervan Sidabutar,
Yoga Ronaldo, Abdurrachman Hidayat, Eriandi

Pembayaran prestasi pekerjaan da- Kontrak atau nilai bagian Kontrak untuk
pat dilakukan dengan bentuk pembayaran setiap hari keterlambatan.”
bulanan, pembayaran berdasarkan tahapan Penerapan asas keseimbangan dalam
penyelesaian pekerjaan (termin) dan pem- perjanjian antara penyedia jasa konstruksi
bayaran secara sekaligus setelah penyele- dan PPK, perjanjian antara rekanan dan
saian pekerjaan, dengan memperhitungkan PPK yang tertuang dalam kontrak kerja
kembali uang muka, denda (jika ada) dan konstruksi sudah seimbang tetapi tidak
pajak. Tempat dimana pembayaran dilaku- demikian dalam pelaksanaannya di lapa-
kan tidak diatur secara khusus dalam ngan. Misalnya dalam hal pembayaran
Perpres No. 54 Tahun 2010. Tetapi pada prestasi pihak rekanan oleh PPK, kadang
umumnya dilakukan pada tempat PA / kala pembayaran prestasi tersebut terlambat
KPA. Dengan demikian mengenai tempat dibayarkan kepada rekanan, walaupun
pembayaran ini terjadi penyimpangan atas penyedia jasa telah menyelesaikan prestasi-
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1514 nya tanpa ada masalah dan tepat waktu
KUH Perdata. Bagi penyedia barang / jasa karena tidak adanya dana di kas daerah. Itu
yang terpenting adalah menerima pembaya- merupakan salah satu kesalahan dari reka-
ran, karenanya tempat bukan persoalan nan juga, seharusnya mereka mengajukan
yang esensial. Sebaliknya, waktu dan me- komplain terkait hal tersebut. Tetapi sebe-
tode pembayaran merupakan aspek penting narnya mereka tidak bisa juga disalahkan
dalam pelaksanaan kontrak karena ini sepenuhnya karena hal ini merupakan
menyangkut nri penyedia barang / jasa.10 kelemahan birokrasi kita yang harus kem-
“PPK yang melakukan cidera janji bali dibenahi sistemnya agar tidak merugi-
terhadap ketentuan yang termuat dalam kan pihak-pihak yang terkait. Adanya ke-
Kontrak, dapat dimintakan ganti rugi de- terlambatan pembayaran disebabkan meka-
ngan ketentuan sebagai berikut : nisme birokrasi yang belum melaksanakan
a. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh tugas sesuai dengan yang seharusnya. Pihak
PPK atas keterlambatan pembayaran keuangan tidak boleh menggunakan angga-
adalah sebesar bunga terhadap nilai ran A untuk anggaran B karena itu meru-
tagihan yang terlambat dibayar, ber- pakan suatu kesalahan.11
dasarkan tingkat suku bunga yang Para pihak harus melaksanakan ke-
berlaku pada saat itu menurut keteta- wajibannya masing-masing, jika ada penye-
pan Bank Indonesia; atau dia wanprestasi dalam hal terlambat menye-
b. dapat diberikan kompensasi sesuai lesaikan pekerjaan maka penyedia tersebut
ketentuan dalam kontrak.” harus dikenakan denda yang akan dipotong
Sedangkan peraturan mengenai den- dari pencairan dana proyek yang terakhir.
da yang harus dibayarkan apabila penyedia Tetapi terkadang pihak PPK juga yang
jasa yang melakukan wanprestasi, tertuang terlambat membayar pekerjaan rekanan.
pada Pasal 120 Perpres no. 70 Tahun 2012 : Padahal sebelum dilakukan pelelangan pro-
“Selain perbuatan atau tindakan sebagai- yek, pihak PPK harus sudah mengajukan
mana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (1), kelengkapan dokumen terkait ketersediaan
Penyedia Barang/Jasa yang terlambat anggaran kepada ULP karena hal ini meru-
menyelesaikan pekerjaan dalam jangka pakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
waktu sebagaimana ditetapkan dalam Kon- oleh PPK agar pihak ULP dapat melakukan
trak karena kesalahan Penyedia Barang/- pelelangan.
Jasa, dikenakan denda keterlambatan se- B. Perlindungan Hukum Terhadap
besar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Pemborong Dan Pemerintah Se-

11
Sogar Simamora, Hukum Kontrak (Kontrak
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di Indonesia), Laksbang
10
Yohannes S. Simamora., Op.Cit., hlm. 249 Justitia, Surabaya, 2013, hlm. 87

29
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Agustus 2023, hal. 25-34

bagai Pejabat Pembuat Komitmen Dalam turan yang terkait dengan jasa kons-
Perjanjian Pemborongan truksi.
Terkait dengan wanprestasi yang Adapun bentuk perlindungan hukum
dilakukan oleh pengguna jasa terhadap terhadap penyedia jasa konstruksi tertuang
penyedia jasa, terutama masalah keterlam- dalam kontrak kerja konstruksi yaitu pada
batan pembayaran, sangat jarang ditemukan SSUK huruf B tentang Pengendalian Waktu
kasus dimana penyedia jasa menggugat No. 27 angka 1 mengenai perpanjangan
pengguna jasa khususnya apabila pengguna waktu, yaitu:
jasanya adalah pihak instansi atau “Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehing-
pemerintahan.12 ga penyelesaian pekerjaan akan melampaui
Adapun faktor-faktor yang dianggap Tanggal Penyelesaian maka penyedia ber-
sebagai penyebab penyedia jasa konstruksi hak untuk meminta perpanjangan Tanggal
enggan menggungat PPK :13 penyelesaian berdasarkan data penunjang.
1. Adanya rasa saling percaya yang PPK berdasarkan pertimbangan pengawas
dimiliki oleh penyedia jasa dan Pekerjaan memperpanjang tanggal penyele-
PPK, bahwa pihak PPK mempunyai saian pekerjaan secara tertulis. Perpanja-
itikad baik dalam perikatan perjan- ngan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan
jian yang telah sama-sama disepa- melalui adendum Kontrak jika perpanja-
kati. ngan tersebut mengubah Masa Kontrak.”
2. Adanya rasa ketidakenakan kepada Adapun hal-hal yang dikategorikan
pihak PPK karena telah lama sebagai peristiwa kompensasi, ditegaskan
menjalin hubungan sebagai relasi dalam SSUK huruf E tentang Kewajiban
dalam dunia jasa konstruksi. PPK No. 58 angka 1 mengenai Peristiwa
3. Nilai kontrak yang terkadang diang- Kompensasi, yaitu :
gap tidak seberapa jumlahnya juga “Peristiwa kompensasi dapat diberi-
menjadi salah satu faktor karena kan kepada penyedia dalam hal sebagai
melakukan penggugatan bisa jadi berikut :
membutuhkan biaya yang tidak a. PPK mengubah jadwal yang dapat
sedikit. mempengaruhi pelaksanaan pekerja-
4. Lamanya proses peradilan juga an;
menjadi pertimbangan penyedia jasa b. Keterlambatan pembayaran kepada
untuk menggugat pihak PPK. penyedia;
5. Penyedia jasa khawatir apabila me- c. PPK tidak memberikan gambar-
layangkan gugatan, hal itu akan ber- gambar, spesifikasi dan/atau instruk-
pengaruh terhadap penilaian kinerja si sesuai jadwal yang dibutuhkan;
mereka saat itu dan kedepannya. d. Penyedia belum bisa masuk ke
6. Wanprestasi yang kadang terjadi lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
sudah dianggap hal lumrah dan e. PPK menginstruksikan kepada pihak
menjadi kebiasaan di dalam dunia penyedia untuk melakukan penguji-
jasa konstruksi. an tambahan yang setelah dilaksana-
7. Pembayaran prestasi dari pihak PPK kan pengujian ternyata tidak ditemu-
yang kadang terlambat, dianggap kan kerusakan/kegagalan/penyimpa-
sebagai salah satu resiko dari peker- ngan;
jaan menjadii penyedia jasa. f. PPK memerintahkan penundaan
8. Pihak penyedia jasa masih ada yang pelaksanaan pekerjaan;
kurang memahamii mengenai unda- g. PPK memerintahkan untuk menga-
ng-undang ataupun peraturan-pera- tasi kondisi tertentu yang tidak dapat
diduga sebelumnya dan disebabkan
12
Agus Yudha Hernoko, Op.Cit, hlm. 66 oleh PPK;
13
Ibid, hlm. 66-67

30
Perlindungan Hukum Implementasi Asas ... Solihin Abdullah, Muhammad Ervan Sidabutar,
Yoga Ronaldo, Abdurrachman Hidayat, Eriandi

h. Ketentuan lain dalam SSKK.” klaim yang timbul dari hal-hal berikut
Selain itu, perlindungan hukum bagi terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
penyedia jasa konstruksi juga dituangkan dengan tanggal penandatanganan berita
dalam SSUK huruf B tentang Keadaan acara penyerahan akhir :
Kahar No. 37 angka 1 mengenai Keadaan a. kehilangan atau kerusakan peralatan
Kahar, yaitu : dan harta benda penyedia, Sub-
“suatu keadaan yang terjadi diluar kehen- penyedia (jika ada), dan Personil
dak para pihak dan tidak dapat diperkirakan b. cidera tubuh, sakit atau kematian
sebelumnya sehingga kewajiban yang personil
ditentukan dalam kontrak menjadi tidak c. kehilangan atau kerusakan harta
dapat dipenuhi” benda dan cidera tubuh, sakit atau
Selain itu, bentuk perlindungan hu- kematian pihak ketiga.”
kum selanjutnya bagi pejabat pembuat Dengan adanya hal diatas, dapat
komitmen adalah diperbolehkan untuk men- melindungi pejabat pembuat komitmen dari
cairkan uang jaminan pemeliharaan yang risiko-risiko yang mungkin terjadi di
telah disetorkan sebelumnya oleh penyedia lapangan selama pengerjaan proyek yang
jasa konstruksi kepada pihak Kas Daerah, mana risiko tersebut merupakan tanggung
apabila pihak penyedia jasa konstruksi tidak jawab dari penyedia jasa.
melakukan pemeliharaan bangunan pasca Terkait dengan kasus yang terjadi
serah terima pekerjaan selama waktu yang pada sub A bab ini, selaku penyedia jasa
telah ditentukan dalam Syarat-Syarat Khu- konstruksi dan Pihak PPK selaku pengguna
sus Kontrak.14 Mengenai hal ini ditegaskan jasa konstruksi. Sebagai para pihak yang
dalam SSUK huruf B tentang Penyelesaian terlibat dalam Kontrak Jasa Konstruksi,
Kontrak No. 31 angka 8 mengenai Serah mereka memiliki hak dan kewajiban yang
Terima Pekerjaan : diatur dalam peraturan ataupun perundang-
“Apabila penyedia tidak melaksanakan ke- undangan dan kontrak yang telah disepakati
wajiban pemeliharaan sebagaimana mesti- bersama. Pemenuhan hak dan kewajiban
nya, maka PPK berhak menggunakan uang merupakan bentuk perlindungan hukum
retensi untuk membiayai perbaikan/pemeli- terhadap para pihak yang mengadakan
haraan atau mencairkan jaminan pemeli- perjanjian. Dalam hal ini, penyedia jasa
haraan.” konstruksi tidak memenuhi kewajibannya
Perlindungan hukum selanjutnya terhadap pihak PPK selaku pengguna jasa
adalah ditegaskan dalam SSUK huruf C secara penuh dengan alasan tidak diba-
tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak No. yarkannya haknya oleh pihak PPK berupa
43 angka 1 mengenai Penanggungan dan pembayaran termin 55%. Tetapi, walapun
Risiko. pihak penyedia jasa tidak menerima pem-
“penyedia berkewajiban untuk me- bayaran termin 55%-nya, pihak penyedia
lindungi, membebaskan, dan menanggung jasa tetap melanjutkan pekerjaannya meski
tanpa batas PPK beserta instansinya terh- dalam keadaan minim dana. Minimnya da-
adap semua bentuk tuntutan, tanggung ja- na yang dimiliki menyebabkan terlambat-
wab, kewajiban, kehilangan, kerugian, den- nya penyelesaian proyek yang dikerjakan-
da, gugatan atau tuntutan hukum, proses nya.
pemeriksaan hukum, dan biaya yang Pada saat itu, pihak PPK memberi-
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya kan penambahan jangka waktu untuk pihak
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan penyedia jasa sebagai kompensasi karena
tersebut disebabkan kesalahan atau tidak membayarkan termin sesuai yang
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan diatur dalam kontrak kerja konstruksi. Hal
ini merupakan bentuk perlindungan hukum
14
yang diberikan pihak PPK kepada pihak
F.X. Djumialdji,, Op.Cit, hlm. 25

31
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Agustus 2023, hal. 25-34

penyedia jasa, berdasarkan Peraturan diatur sebelumnya. Apabila penyedia jasa


Kepala LKPP No.6 Tahun 2012 dan konstruksi ingin bermain bersih dalam hal
Kontrak Nomor: 085/02/Kontrak/PPK/- mendapatkan proyek, itu akan cukup sulit
TAPAL BATAS/DTRPB dalam SSUK untuk dilakukan dikarenakan ada oknum
huruf E tentang Kewajiban PPK No. 58 pemerintah dari SKPD terkait yang juga
angka 1 huruf b dan No. 58 angka 2 adalah memberi celah untuk penyedia jasa
: konstruksi melakukan penyimpangan dalam
“Peristiwa Kompensasi diberikan kepada proses mendapatkan proyek tersebut.
penyedia dalam hal keterlambatan pemba- Selain itu, kurangnya perlindungan
yaran kepada penyedia.” hukum bagi penyedia jasa konstruksi
“Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan karena seringkali proyek yang telah selesai
pengeluaran tambahan dan/atau keterlam- dikerjakan, selalu didatangi dan diperiksa
batan penyelesaian pekerjaan maka PPK oleh oknum dari LSM tertentu atau oknum
berkewajiban untuk membayar ganti rugi pers dari koran lokal yang selalu mencari-
dan/atau memberikan perpanjangan waktu cari kesalahan kontraktor dan apabila
penyelesaian pekerjaan.” ditemukan kesalahan sedikit saja, oknum
Tetapi, walaupun telah mendapat tersebut akan mengangkat beritanya ke
penambahan jangka waktu pekerjaan, pihak surat kabar. Padahal oknum tersebut tidak
penyedia jasa tetap merasa kewalahan da- mempunyai wewenang untuk melakukan
lam menyelesaikan pekerjaan karena pro- hal tersebut karena sudah ada pengawas
yek yang dikerjakannya merupakan proyek khusus yang telah ditetapkan oleh pejabat
dengan anggaran yang terbilang besar. pembuat komitmen untuk melakukan
Akibat keterlambatan tersebut, akhirnya pengawasan terhadap kinerja penyedia jasa
perusahaan pihak penyedia jasa dikenakan konstruksi. Beliau mengharapkan hal
denda oleh pihak PPK terkait keterlambatan seperti itu juga diatur dalam peraturan
penyelesaian proyek tersebut, berdasarkan mengenai jasa konstruksi.15
SSUK huruf F tentang Pembayaran kepada D. KESIMPULAN DAN SARAN
Penyedia No. 60 angka tiga huruf c dan A. Kesimpulan
huruf d : 1. Implementasi dari asas keseimba-
“besarnya denda yang dikenakan kepada ngan dalam perjanjian jasa pem-
penyedia atas keterlambatan penyelesaian borongan sangat diperlukan un-
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan tuk mewujudkan perjanjian yang
adalah: (1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa saling menguntungkan satu sama
harga bagian kontrak yang belum di- lain. Para pihak harus melaksana-
kerjakan, apabila bagian pekerjaan yang kan kewajibannya masing-masi-
sudah dilaksanakan dapat berfungsi; atau ng, jika ada penyedia wanprestasi
(2) 1/1000 (satu perseribu dari harga kon- dalam hal terlambat menyelesai-
trak apabila bagian pekerjaan yang sudah kan pekerjaan maka penyedia
dilaksanakan belum berfungsi.” tersebut harus dikenakan denda
“besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK yang akan dipotong dari pencai-
atas keterlambatan pembayaran adalah ran dana proyek yang terakhir.
sebesar bunga dari nilai tagihan yang 2. Perlindungan hukum terhadap
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku pemborong dan pemerintah seba-
bunga yang berlaku pada saat itu menurut gai pejabat pembuat komitmen
ketetapan Bank Indonesia atau dapat di- dalam perjanjian pemborongan
berikan kompensasi.” tertuan dalam Undang-Undang
Selain itu, sudah merupakan rahasia Nomor 18 tentang Jasa Konstruk-
umum bahwa ada beberapa proyek Pemda
yang penentuan pemenangnya itu sudah 15
Yohannes S. Simamora., Loc.Cit.

32
Perlindungan Hukum Implementasi Asas ... Solihin Abdullah, Muhammad Ervan Sidabutar,
Yoga Ronaldo, Abdurrachman Hidayat, Eriandi

si, Peraturan Pemerintah Nomor Selain itu, dalam proses


29 Tahun 2000 Tentang Penyele- pelelangan sebaiknya pengguna
nggaraan Jasa Konstruksi, Pera- jasa berani menanyakan hal-hal
turan Presiden Nomor 70 Tahun yang tidak dimengerti ataupun
2012 tentang Perubahan Kedua mengenai ketersediaan anggaran
Atas Peraturan Presiden Nomor dana dan hal-hal yang berkaitan
54 Tahun 2010 Tentang Pengada- dengan pelaksanaan perjanjian
an Barang Jasa Pemerintah, dan agar tidak terjadi lagi suatu ke-
dalam Peraturan Kepala LKPP tidakseimbangan dalam isi kon-
Nomor 6 Tahun 2012. trak dan pelaksanaannya.
B. Saran 2. Apabila pihak pejabat pembuat
1. Penyedia jasa sebaiknya mempe- komitmen melakukan wanpres-
lajari terlebih dahulu mengenai tasi diharapkan penyedia jasa
peraturan-peraturan yang terkait konstruksi melakukan guga-tan
dengan jasa konstruksi. Sehingga ke pengadilan negeri guna
dapat lebih memahami klausula- menuntut haknya yang belum
klausula yang ada dalam kontrak pasti, tanpa harus mengkhawatir-
kerja konstruksi yang mereka kan hal tersebut akan berpenga-
sepakati dengan pengguna jasa. ruh di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Edisi Kedua), Ghalia Indonesia, Bogor, 2008.
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian (Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial), Pradana Media Group, Jakarta, 2011.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, 2013.
& Sakka Pati, Hukum Perikatan (Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai 1456
KUH Perdata), Rajawali Pers, Jakarta, 2011.
H. Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia. Citra Aditya,
Bandung, 2006.
Karen Lebacqz, Teori-Teori Keadilan (Six Theories of Justice), Nusa Media, Bandung,
2013.
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, P.T. Alumni, Bandung, 2011.
R. Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1987.
Salim H.S., Hukum Kontrak (Teori & Teknik Penyusunan Kontrak), PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2011.
Efendi, Erlan, And M. Ainal Hakim. "Perlindungan Hukum Terhadap Guru Terkait
Tindakan Pemberian Hukuman (Punishment) Kepada Siswanya." Lexstricta:
Jurnal Ilmu Hukum 1.1 (2022): 59-70.
Sogar Simamora, Hukum Kontrak (Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di
Indonesia), Laksbang Justitia, Surabaya, 2013.
Yohannes S. Simamora., Hukum Kontrak (Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah di Indonesia), Laksbang Justitia Surabaya, Surabaya.

33
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Agustus 2023, hal. 25-34

34

You might also like