You are on page 1of 17

ANALISIS PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN

TERHADAP PEMBELIAN PAKAIAN DI PASAR


TRADISIONAL PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
Market analysis and consumer behavior towards clothing
purchases in the Paiton Traditional Market Probolinggo
regency

Deni Wahyudi 1; Muhammad Rifki Nurkholis 2; Ahmad Zainal Abidin 3.


Univesitas Nurul Jadid, Fakultas Agama Islam, Prodi Perbankan Syariah, Indonesia 1;
Univesitas Nurul Jadid, Fakultas Agama Islam, Prodi Perbankan Syariah, Indonesia 2;
Univesitas Nurul Jadid, Fakultas Agama Islam, Prodi Perbankan Syariah, Indonesia 3.
deniwahyudi180404@gmail.com 1; dgabut55@gmail.com 2;

zainalbesuki05@gmail.com 3.

Abstract
This article aims to analyze consumer behavior in purchasing decisions for
clothing at the Paiton Market, Probolinggo Regency. The benefit to be obtained from
this research is that it can provide information for clothing manufacturers in the Paiton
Market regarding consumer behavior for product development. The data collection
method used a questionnaire and the sampling technique was accidental sampling of
100 people or respondents. From the results of the descriptive analysis, it can be
concluded that the decision-making process to buy clothes at Paiton Market is a limited
decision-making behavior. Several respondents assessed that clothing products were
still lacking in terms of model diversity, product variety and price. So as a suggestion
for marketers or clothing manufacturers in the Paiton market to continue to innovate in
clothing models and follow fashion trends in accordance with the intended market
segment

Keywords : Market Analysis, Consumer Behavior Towards Clothing Purchases, Paiton


market area, Probolinggo Regency.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen pada keputusan
pembelian Pakaian di Pasar Paiton Kabupaten Probolinggo. Manfaat yang akan
diperoleh dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi bagi produsen penjual
pakaian di Pasar Paiton tentang perilaku konsumen untuk pengembangan produknya.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan teknik pengambilan sampel
adalah accidental sampling berjumlah 100 orang atau responden. Dari hasil analisis
deskriptif dapat disimpulkan proses keputusan pembelian pakian di Pasar Paiton
merupakan perilaku pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making).
Sebagian responden mempersepsikan produk pakaian yang masih kurang jika dilihat
dari segi keragaman model , keragaman produk dan harganya. Maka sebagai saran bagi
pemasar atau produsen pakaian di pasar Paiton agar terus melakukan inovasi pada
model baju dan mengikuti tren mode sesuai dengan segmen pasar yang dituju.

Kata-kata kunci : Analisis Pasar, Perilaku Konsumen terhadap Pembelian Pakaian,


kawasan Pasar Paiton, Kabupaten Probolinggo.

PENDAHULUAN

Pasar merupakan kumpulan konsumen potensial yang memiliki kebutuhan dan


keinginan tertentu serta bersedia untuk turut serta dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan tersebut. Pada dasarnya tujuan dalam memasarkan
produknya, yaitu bila perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang
menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, serta mampu mengatasi
tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran di Pasar Paiton.

Agar konsumen melakukan pembelian, maka Pasar atau Perusahaan harus bisa
menerapakan suatu strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisin pasar yang
dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah analisis pasar (market). Hal ini bertujuan agar target suatu perusahaan
bisa berjalan dengan mulus dan berjalan sesuai yang direncanakan. Dengan
memeperdalam mengenai status pasar dan juga perlu untuk menganalisisnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Konsumen terhadap


pembelian pakaian di Pasar Paiton, Proses Keputusan Pembelian Kosumen saat
membeli pakaian, dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Tingkah
Laku konsumen serta keputusan pembeli dalam memutuskan untuk membeli pakaian.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pelaku
usaha jual beli tentang perilaku pembelian konsumen produk pakaian di Pasar Paiton.
Selain itu dapat memperoleh masukan untuk inovasi bagi produk batik kedepannya
sehingga mampu memberikan value yang unggul bagi pelanggan.

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Konsumen

Peter dan Olson (2013) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai dinamika


interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia
melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Perilaku Konsumen adalah perilaku
yang diperagakan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang/tidak menggunakan lagi produk dan jasa, yang mereka
harapkan dapat memuaskan kebutuhannya (Kanuk, 2009 ). Kotler (2009)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok
dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa,ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari definisi perilaku konsumen di atas, maka terdapat beberapa karakteristik
perilaku konsumen. Pertama, perilaku konsumen bersifat dinamis karena pemikiran,
perasaan dan tindakan individu konsumen sebagai target dan masyarakat luas selalu
berubah. Hal tersebut disebabkan karena perkembangan internet telah mengubah cara
orang untuk memperoleh informasi terkait produk dan layanan. Kedua, perilaku
konsumen melibatkan interkasi dan ketiga perilaku konsumen melibatkan pertukaran
antar manusia, artinya seseorang memberikan sesuatu yang bernilai kepada lainnya dan
menerima sesuatu sebagai imbalannya (Peter dan Olson, 2013)
Model Perilaku Konsumen merupakan model respon dan rangsangan yang
bertujuan untuk memahami perilaku konsumen (Kotler dan Keller, 2009) . Model
Perilaku konsumen dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen

Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen dan


sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen
tertentumenghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.

Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalahproses


integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya (Peter dan Olson, 2013).
Model umum penyelesaian masalah konsumen dapat dijelaskan pada gambar 2 berikut
(Kotler dan Keller, 2009).

Gambar 2. Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen


1. Pengenalan masalah, Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu
masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu.
2. Pencarian informasi, sumber informasi utama konsumen dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu sumber pribadi seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan.
Sumber komersial yaitu iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan dan
tampilan serta sumber eksperimental yaitu penanganan, pemeriksaan,
penggunaan produk.
3. Evaluasi alternatif, konsumen akan mengevaluasi produk yang dibeli
menggunakan beberapa kriteria atribut produk sesuai dengan karakteristik
individu, sikap dan keyakinannya.
4. Keputusan pembelian, tahap dimana konsumen melakukan pembelian.
Konsumen tidak harus menggunakan satu jenis pilihan saja, terkadang
konsumen menerapkan strategi keputusan bertahap dengna dua pilihan atau
lebih.
5. Perilaku Pascapembelian, perilaku pasca pembelian meliputi kepuasan pasca
pembelian, tindakan pascapembelian dan penggunaan pasca pembelian.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Pembelian


Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
1. Faktor budaya seperti faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor
budaya mempengaruhi perilaku pembelian konsumen sehingga para pemasar
harus fokus untuk melihat segmentasi berdasarkan kebutuhan dan kebutuhan
mereka.
2. Faktor sosial, seperti kelompok, keluarga serta peran dan status sosial
konsumen. Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh siapa yang
berinteraksi dengan individu konsumen apakah suami/istri, teman, keluarga atau
rekan kerja.
3. Faktor Pribadi, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan
sikap.
Keempat faktor di atas dapat dikategorikan menjadi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari faktor psikologis dan faktor pribadi sedangkan faktor
eksternal terdiri dari faktor budaya dan faktor sosial .

METODE PENELITIAN

Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data
primer dalam penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner kepada responden
yang telah melakukan pembelian di pasar Paiton.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dkumpulkan dari sumber-sumber yang telah
tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari artikel maupun jurnal
yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan responden berhubungan dengan
proses keputusan pembelian Pakaian di Pasar paiton.

Populasi dan Sampel


Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian diterik kesimpulannya . Populasi dalam penelitian ini adalah
semua konsumen yang telah membeli Pakaian . Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan


metode accidental sampling. Metode accidental sampling adalah teknik penarikan
sampel dengan mengambil responden sebagai sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila sesuai
dengan sumber data dengan kriteria utama adalah sudah membeli Pakaian.
Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak diketahui dengan pasti, maka penulis
menentukan jumlah sampel dengan mengambil 100 orang untuk mengisi kuesioner.

Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, sehingga
akan didapatkan gambaran yang jelas mengenai perilaku dalam keputusan pembelian
konsumen untuk produk pakaian.

PEMBAHASAN

1. Perilaku Konsumen
1.1 Karakteristik Konsumen
Responden pembeli di pasar Paiton yang berjumlah 100 orang kemudian
dievaluasi berdasarkan karakteristik demografis seperti jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan pengeluaran dalam satu bulan.

Jenis kelamin Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Laki-Laki 40 40
Perempuan 60 60
Total 100 100

Tabel 1. Keragaman Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 1 di atas, jumlah responden laki-laki dan perempuan cukup


berimbang. Responden laki-laki berjumlah 40% orang atau 40% sedangkan responden
perempuan berjumlah 54 orang atau sebesar 60%. Jumlah responden perempuan lebih
responden laki-laki tetapi perbedaannya kecil, sehingga dalam menentukan strategi
pemasarannya harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan dua segmen pasar ini,
yaitu preferensi pakaian dari segmen wanita maupun pria.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2


berikut.

Tingkat Frekuensi Presentasi


Pendidikan (Orang) (%)
SMP 4 4
SMA 44 44
D3 12 12
S1 22 22
Pascasarjana 18 18
Total 100 100

Tabel 2. Keragaman Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa responden yang terbanyak adalah


berpendidikan SMA sebanyak 44% , kemudian Sarjana sebesar 22% dan pascasarjana
sebanyak 18%, sedangkan sisanya sebesar 4% berpendidikan SMP. Dengan demikian
konsumen baju batik lebih merata dilihat dari latar belakang pendidikannya. Konsumen
cukup berpengetahuan dan selektif dalam memilih produk disesuaikan dengan citra
dirinya. Pemasar atau produsen pakaian harus lebih inovatif dalam mengembangkan
produknya disesuaikan dengan pendidikan dan pekerjaan responden.

Pekerjaan Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Pelajar/Mahasiswa 22 22
Pengawai Negeri 16 16
Karyawan Swasta 49 49
Ibu rumah Tangga 7 7
Wiraswasta 6 6
Total 100 100

Tabel 3. Keragaman Responden Berdasarkan Pekerjaan

Keragaman responden berdasarkan pekerjaan adalah sebanyak 49 orang atau


49% konsumen bekerja sebagai karyawan swasta, kemudian sebanyak 22 orang atau
22% adalah pelajar/mahasiswa sisanya adalah pegawai negeri, ibu rumah tangga dan
wiraswasta. Sebagai produsen batik/pemasar harus memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen mahasiswa dan karyawan swasta. Pada umumnya mereka berusia muda
sehingga pemasar harus lebih inovatif untuk merancang model pakaian yang
disesuaikan dengan usia, dan aktivitas konsumen.

Tingkat Frekuensi Presentasi


Pengeluaran (Orang) (%)
< 1.000.000 26 26
1.000.000 s/d 3.000.000 31 31
3.000.000 s/d 4.000.000 24 24
>4.000.000 19 19
Total 100 100
Tabel 4. Keragaman Responden Berdasarkan Pengeluaran/bulan

Jika dikategorikan berdasarkan tingkat pengeluaran, maka tingkat pengeluaran


responden yang terbanyak adalah pada kisaran 1.000.000 s/d 3.000.000 yaitu sebanyak
31 responden, kemudian urutan kedua adalah tingkat pengeluaran <1.000.000 sebanyak
26 responden. Tingkat pengeluaran tersebut berkorelasi dengan jenis pekerjaan.
Responden pelajar/mahasiswa memiliki tingkat pengeluaran rata-rata < 1.000.000.
Produsen pakaian dalam penetapan harganya, perlu mempertimbankan lini produk
dengan harga yang terjangkau untuk segmen ini.

2. Proses Keputusan Pembelian Baju Batik

2.1 Pengenalan Masalah


Proses keputusan pembelian pakaian di Pasar Paiton dimulai dengan pengenalan
masalah. Masalah dipersepsikan oleh konsumen karena adanya perbedaan kondisi
aktual dengan yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah
jenis pakaian yang dibeli, tingkat pentingnya untuk membeli pakaian, alasan pembelian
dan kebutuhan membeli pakaian.
Jenis Baju Frekuensi Presentasi
Batik Yang dibeli (Orang) (%)
Atasan ( Baju dan lain lain) 45 45
Bawahan ( celana dan lain lain) 35 35
Lainnya 20 20
Total 100 100
Tabel 5. Sebaran Responden Jenis Pakaian yang dibeli

Dari tabel 5 dapat dilihat jenis pakaian yang dibeli terakhir kali oleh responden
adalah atasan yaitu sebanyak 45 responden atau 45%, kemudian sebanyak 35 responden
atau 35% membeli bawahan. Pakaian atasan dan bawahan dalam survey ini paling
banyak dibeli responden, hal ini bisa dianalisis bahwa keputusan pembelian pakaian
tersebut bisa dilakukan oleh perempuan dan laki-laki karena membeli untuk sekedar
kebutuhann saja.

Tingkat Frekuensi Presentasi


Penting (Orang) (%)
Penting 55 55
Sangat Penting 15 15
Biasa saja 22 22
Tidak penting 3 3
Total 100 100

Tabel 6. Sebaran Responden Menurut tingkat pentingnya membeli Pakaian

Menurut persepsi sebagian konsumen yaitu sebanyak 50 responden atau sebesar


50% pembelian pakaian merupakan hal yang penting, sebanyak 15 responden atau
sebesar 15% menjawab sangat penting dan sebesar 22% menjawab biasa saja serta
hanya tiga orang responden yang menjawab tidak penting. Hal tersebut berarti bagi
sebagian besar responden menganggap pembelian pakaian di pasar sudah merupakan
kebutuhan.

Alasan Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Kebutuhan 66 68.75
Mendapat pengaruh orang 3 3.13
Mengikuti tren 22 22.92
Lainnya 5 5.21
Total 96 100
Tabel 7. Sebaran Responden berdasarkan alasan pembelian
Berdasarkan alasan pembeliannya, sebanyak 66 responden atau sebear 68.75%
menjawab sebagai kebutuhan, kemudian sebanyak 22 responden atau sebesar 22.92%
menjawab mengikuti tren, 3 responden menjawab mendapat pengaruh dari orang lain,
dan sebanyak 5 responden memiliki alasan lain.

Kebutuhan Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Saat akan menghadiri resmi 45 45
Dipakai bekerja 15 15
Acara santai 18 18
Lainnya 22 22
Total 100 100

Tabel 8. Sebaran Responden menurut Munculnya Kebutuhan Pembelian

Jika dianalisis saat kapan merasa perlu untuk membeli pakaian, maka paling
banyak responden menjawab saat akan menghadiri acara resmi yaitu sebanyak 45
responden atau sebanyak 45%. Pemilihan pakaian untuk ke acara resmi seperti hajatan
bisa menjadi dorongan untuk memenuhi kebutuhan status/gengsi bagi konsumen. Maka
pemasar/produsen dapat menciptakan model baju pakaian yang lebih inovatif
ditargetkan untuk berbagai acara resmi.

2.2 Pencarian Informasi


Tahap proses pembelian konsumen selanjutnya adalah pencarian informasi.
Sumber informasi utama dibagi menjadi sumber pribadi, sumber komersial, sumber
publik dan eksperimental. Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini
bervariasi dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Pertanyaan yang diajukan
pada responden adalah sumber informasi dan jenis informasi yang paling dicari.

Jenis informasi Yang paling Frekuensi Presentasi


dicari (Orang) (%)
Ragam/jenis pakaian 35 35
Harga 50 50
Model Pakaian 15 15
Lainnya 0 0
Total 96 100
Tabel 9. Sebaran Responden berdasarkan Informasi yang paling dicari

Berdasarkan jenis informasi yang paling dicari, maka harga merupakan jenis
informasi yang paling banyak dipilih responden yaitu sebanyak 50 responden atau
50%. Informasi ragam/jenis pakaian dipilih 35 responden atau sebesar 35%, sedangkan
15 responden atau sebesar 15% memilih informasi model pakaian. Dari jawaban
responden di atas, maka pemasar/produsen pakaian perlu melakukan diversifikasi
pakaian agar lebih banyak jenisnya dan model yang lebih inovatif dan yang paling
penting harga selalu diutamakan agar lebih menarik konsumen.

2.3 Evaluasi alternatif


Pada tahap ini, konsumen menggunakan informasi untuk melakukan evaluasi
pilihan-pilihan alternatif. Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah
pertimbangan memilih pakaian, tempat pembelian pakaian dan alasan memilih tempat
pembelian.
Pertimbangan Frekuensi Presentasi
(Orang) (%)
Ragam/jenis pakaian 33 33
Harga 30 30
Model Pakaian 32 32
Lainnya 5 5
Total 100 100
Tabel 10. Sebaran Responden berdasarkan pertimbangan memilih pakaian

Berdasarkan pertimbangan memilih pakaian, maka sebanyak 33 responden atau


30% mempertimbangkan ragam/jenis pakaian ketika akan melakukan pembelian,
sebanyak 30 repsonden atau 30% mempertimbangkan harga, 32 responden
mempertimbangkan model pakaian dan faktor lainnya sebanyak 5 responden. Dari
jawaban responden menunjukkan jika ketika melakukan pembelian pakaian , konsumen
mempertimbangkan ragam pakaian dan model pakaian terlebih dahulu dibandingkan
dengan harga. Sehingga pemasar/produsen pakaian harus meningkatkan kemampuan
bersaing dalam model pakaian dan ragam yang lebih inovatif.
Tempat Frekuensi Presentasi
Pembelian (Orang) (%)
Mall 23 23
Pasar Tradisional 49 49
Toko Pakaian 21 21
Toko Online 7 7
Total 96 100
Tabel 11. Sebaran Responden berdasarkan Tempat Pembelian Pakaian

Dalam melakukan proses pembelian, sebanyak 49 responden atau sebesar 49 %


memilih membeli di pasar tradisional, sebanyak 23 responden memilih membeli di mall,
sebanyak 21 repsonden atau 21% membeli di Pakaian dan hanya 7 responden yang
memilih membeli melalui online. Dengan memperhatikan sebaran jawaban responden,
maka pasar tradisional masih menjadi pusat penjualan pakaian dan pilihan tempat
membeli bagi konsumen. Pengembangan pasar tradisional sebagai pusat perbelajaan di
Paiton dan pemberdayaan ekonomi masyarakat makin perlu ditingkatkan. Produk yang
ditawarkan di pasar tradisional bukan hanya ditujukan untuk konsumen/ wisatawan
domestik namun juga bagi wisatawan mancanegara.

Alasan Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Kelengkapan Produk 35 35
Harga 32 32
Faktor Pelayanan 25 25
Model Pakaian 8 8
Total 96 100
Tabel 12. Sebaran Responden berdasarkan Alasan memilih tempat Pembelian Pakaian

Alasan yang dipilih responden dalam memilih tempat pembelian adalah karena
kelengkapan produk yaitu sebanyak 35 responden atau 35%, alasan berikutnya adalah
harga sebanyak 32 responden atau 32%. Sedangkan 25 responden mempertimbangkan
faktor pelayanan dan sisanya sebanyak 8 responden atau 8% mempertimbangkan model
pakaian.

3. Keputusan Pembelian
Tahap keputusan pembelian merupakan tahap terakhir proses pengambilan
keputusan konsumen. Pada tahap ini konsumen akan membeli alternatif yang dipilih
berdasarkan preferensi dan pengaruh situasional. Pertanyaan yang diajukan kepada
responden adalah pihak yang mempengaruhi keputusan pembelian, perencanaan
pembelian dan waktu pembelian.

Pihak Yang Paling Frekuensi Presentasi


Mempengaruhi (Orang) (%)
Teman 28 28
Keluarga 46 46
Penjual 17 17
Lainnya 9 9
Total 100 100

Tabel 13. Sebaran Responden berdasarkan pihak yang paling mempengaruhi pada saat
pembelian

Pada proses keputusan pembelian pakaian, keluarga memberikan pengaruh pada


46 responden atau sebear 46%, kemudian sebanyak 28 responden atau 28% menjawab
teman sebagai pihak yang mempengaruhi keputusan pembelian. Sebanyak 17 responden
atau 17% menjawab penjual yang paling mempengaruhi keputusan sedangkan sisanya 9
responden menjawab lainnya yang paling mempengaruhi.

Perencanaan Pembelian Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Ya 70 70
Tidak 30 30
Total 100 100

Tabel 14. Sebaran Responden berdasarkan perencanaan pembelian

Berdasarkan tabel 14, sebanyak 70 responden atau 70% melakukan pembelian


pakaian karena sudah direncanakan, sedangkan sebanyak 30 responden atau 30%
melakukan pembelian secara mendadak atau tidak direncanakan. Proses keputusan
pembelian pakaian merupakan keputusan pembelian yang telah direncanakan
sebelumnya.
Perencanaan Pembelian Frekuensi Presentasi
(Orang) (%)
Hari libur 68 68
Hari Kerja 2 2
Hari Libur dan Hari Kerja 30 30
Total 100 100
Tabel 15. Sebaran Responden berdasarkan Waktu Pembelian

Berdasarkan tabel 15, waktu yang paling banyak dipilih oleh responden untuk
melakukan pembelian pakaian adalah pada saat hari libur yaitu sebanyak 68 responden
atau 68%. Sebanyak 30 responden memilih waktu pembelian lebih fleksibel yaitu pada
hari libur dan hari kerja, serta hanya 2 responden yang menjawab melakukan pembelian
hanya pada hari kerja.

3.1 Evaluasi Pasca Pembelian


Setelah pembelian, konsumen akan melakukan evaluasi berkaitan dengan rasa puas
atau tidak puas terhadap atribut produk. Tugas pemasar tidak hanya berakhir sampai
dengan tahap pembelian, namun perlu melakukan evaluasi kepuasan konsumen.

Tingkat Kepuasan Frekuensi Presentasi


(Orang) (%)
Sangat Puas 60 60
Biasa saja 40 40
Tidak Puas 0 0
Total 96 100
Tabel 16. Sebaran Responden berdasarkan tingkat kepuasan

Dari tabel 16 dapat dilihat, bahwa sebanyak 60 responden atau 60% merasa
sangat puas dengan pembelian pakaian di pasar Paiton. Sebanyak 40 responden atau
40% merasa biasa saja dengan pembelian pakaian di pasar Paiton. Hal tersebut
dikarenakan model baju yang tersedia kurang menarik dan monoton. Saran yang
diberikan oleh responden, menunjukkan lebih dari 50% responden memberikan saran
agar model baju lebih inovatif, corak atau motif pakaian juga harus lebih kreatif, dan
mengikuti perkembangan jaman. Sebagian responden lain menyarankan untuk
menetapkan harga yang terjangkau serta kualitas produk lebih ditingkatkan lagi.
Berdasarkan hasil analisis data deskriptif di atas, maka proses keputusan
pembelian baju batik merupakan perilaku pengambilan keputusan yang terbatas (limited
decision making). Dalam pengambilan keputusan terbatas, banyak usaha penyelesaian
masalah mulai dari rendah hingga moderat. Jika dibandingkan dengan pengambilan
keputusan secara luas, pengambilan keputusan terbatas meliputi lebih sedikit pencarian
informasi, lebih sedikit alternatif pilihan yang dipertimbangkan dan membutuhkan
sedikit proses integrasi.

KESIMPULAN

Perilaku konsumen dalam pembelian pakaian di pasar Paiton merupakan


pembelian yang direncanakan. Keputusan pembelian pakaian di pasar Paiton adalah
keputusan pembelian yang terbatas (limited decision making). Pada proses keputusan
pembelian terbatas, konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori
produk.

SARAN

Sebagian responden masih mempersepsikan pembelian pakaian di pasar Paton


masih kurang jika dilihat dari kualitas pakaian, model, keragaman produk dan harga.
Maka sebagai saran bagi pemasar atau produsen pakaian agar terus melakukan inovasi
pada model pakaian dan mengikuti tren mode, segmen pasar yang dituju.

DAFTAR PUSTAKA

Retno B.L . (2018). Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Produk UKM Palembang.
Jurnal Multi Data Palembang 5 (9), 1-20.

Nathanel A.N.M, Lasmono T.S. (2020). Analisis Perilaku Konsumen terhadapap


Belanja Online di Pasar Tradisional Lota Semarang (Studi Kasus pada Konsumen Situs
Tumbasin.id)(1), 21-32.
Peter, Paul J,& Jerry C. Olson. (2013). Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran,
Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip, & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemaaan ilid I. Erlangga,
Jakarta

You might also like