You are on page 1of 4

Ikatan kimia

Praktikum kali ini bertujuan untuk membandingkan ikatan kovalen dan ikatan ionik, juga untuk
mengamati perubahan kimia unsur klor dalam suatu senyawa, dari yang berikatan kovalen menjadi
ikatan ionik.

Ikatan ionik adalah salah satu jenis ikatan kimia yang terjadi antara atom-atom dengan perbedaan
besar dalam elektronegativitasnya. Ikatan ini terjadi ketika satu atom (biasanya non-logam) secara
efektif mengambil satu atau lebih elektron dari atom lain (biasanya logam) dalam upaya untuk
mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil, mirip dengan konfigurasi elektron gas mulia. Hasil
dari ikatan ionik adalah pembentukan ion, yaitu atom yang telah kehilangan atau mendapatkan satu
atau lebih elektron.

Pada ikatan ionik, atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif yang disebut kation, sedangkan
atom yang mendapatkan elektron menjadi ion negatif yang disebut anion. Kation dan anion akan
saling tertarik secara elektrostatik karena muatan listrik berlawanan mereka, membentuk ikatan yang
kuat antara mereka.

Ikatan kovalen dan ionik adalah dua jenis ikatan kimia yang memiliki perbedaan mendasar dalam
bagaimana atom-atom terhubung satu sama lain. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara
keduanya:

1. Pembentukan Ions vs. Berbagi Elektron:

- Ikatan Ionik: Terjadi ketika satu atom mentransfer elektron kepada atom lain, sehingga satu atom
menjadi positif (kation) dan yang lainnya negatif (anion). Ini menghasilkan daya tarik elektrostatik
antara kedua ion dengan muatan berlawanan.

- Ikatan Kovalen: Terjadi ketika dua atom berbagi satu atau lebih pasangan elektron untuk mencapai
konfigurasi elektron yang lebih stabil. Dalam ikatan kovalen, tidak ada transfer elektron yang
signifikan antara atom-atom, melainkan elektron dipertahankan bersama.

2. Sifat Fisik dan Sifat Kimia:

- Ikatan Ionik: Biasanya menghasilkan senyawa yang padat pada suhu kamar dengan titik lebur dan
titik didih yang tinggi. Senyawa ionik sering kali larut dalam air dan menghantarkan listrik dalam
bentuk lelehan atau larutan.

- Ikatan Kovalen: Sifat fisiknya dapat bervariasi dari gas hingga padatan pada suhu kamar,
tergantung pada senyawa kovalen tersebut. Sebagian besar senyawa kovalen bersifat tidak larut
dalam air dan biasanya tidak menghantarkan listrik dalam bentuk apapun.

3. Muatan dalam Ikatan:

- Ikatan Ionik: Muatan positif dan negatif yang jelas terpisah dalam ikatan ini, dengan kation dan
anion yang menghasilkan tarikan elektrostatik kuat antara mereka.

- Ikatan Kovalen: Tidak ada perpindahan muatan yang signifikan; muatan tetap terdistribusi secara
merata antara atom-atom yang berbagi elektron dalam ikatan kovalen.

4. Contoh:

- Ikatan Ionik: Contoh klasik adalah natrium klorida (NaCl), garam meja, di mana natrium (Na+) dan
klor (Cl-) membentuk ikatan ionik.
- Ikatan Kovalen: Contohnya adalah molekul air (H2O), di mana dua atom hidrogen (H) berbagi
pasangan elektron dengan satu atom oksigen (O).

5. Kekuatan Ikatan:

- Ikatan Ionik: Biasanya lebih kuat daripada ikatan kovalen polar atau ikatan kovalen nonpolar.

- Ikatan Kovalen: Kekuatan ikatan bervariasi, tergantung pada jumlah dan jenis pasangan elektron
yang dibagi serta massa atom yang terlibat.

Perbedaan ini menggambarkan cara berbeda di mana atom-atom dapat berinteraksi satu sama lain
dalam senyawa kimia.

Ikatan kovalen dan ikatan ion memiliki sifat-sifat khas yang membedakan keduanya. Berikut adalah
beberapa sifat-sifat utama dari masing-masing jenis ikatan:

**Ikatan Kovalen:**

1. **Pembagian Elektron:** Dalam ikatan kovalen, atom-atom berbagi satu atau lebih pasangan
elektron untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.

2. **Muatan Bersama:** Elektron yang dibagi oleh atom-atom tetap berada di antara atom-atom
tersebut dan tidak terjadi transfer muatan. Kedua atom dalam ikatan ini berbagi muatan bersama
dan memiliki kecenderungan untuk menarik elektron dengan kekuatan yang hampir seimbang.

3. **Sifat Fisik:** Senyawa kovalen dapat berwujud gas, cair, atau padatan, tergantung pada sifat-
sifat fisik dari senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa kovalen memiliki titik lebur dan titik didih
yang lebih rendah daripada senyawa ionik.

4. **Larutannya:** Senyawa kovalen cenderung tidak larut dalam air, kecuali jika mereka memiliki
sifat polar yang kuat atau membentuk ikatan hidrogen dengan air.

5. **Listrik:** Senyawa kovalen biasanya tidak menghantarkan listrik dalam bentuk padatan atau
larutan karena tidak ada ion yang bebas untuk membawa muatan listrik.

6. **Contoh:** Molekul air (H2O) dan metana (CH4) adalah contoh senyawa yang membentuk ikatan
kovalen.

**Ikatan Ionik:**

1. **Transfer Elektron:** Ikatan ionik terjadi ketika satu atom mentransfer satu atau lebih elektron
kepada atom lain sehingga satu atom menjadi positif (kation) dan yang lainnya negatif (anion).

2. **Muatan Terpisah:** Muatan positif dan negatif yang jelas terpisah dalam ikatan ini. Ini
menghasilkan tarikan elektrostatik yang kuat antara ion-ion yang berlawanan muatan.

3. **Sifat Fisik:** Senyawa ionik biasanya berwujud padatan pada suhu kamar dan memiliki titik
lebur dan titik didih yang tinggi. Mereka sering kali memiliki struktur kristalin yang teratur.

4. **Larutannya:** Senyawa ionik cenderung larut dalam air dan membentuk larutan yang dapat
menghantarkan listrik karena ion-ion bergerak bebas dalam larutan.

5. **Listrik:** Senyawa ionik baik dalam menghantarkan listrik dalam bentuk lelehan atau larutan
karena adanya ion yang dapat membawa muatan listrik.
6. **Contoh:** Natrium klorida (NaCl), kalium nitrat (KNO3), dan kalsium oksida (CaO) adalah contoh
senyawa yang membentuk ikatan ionik.

Sifat-sifat ini menggambarkan perbedaan mendasar antara ikatan kovalen dan ionik, dan ini juga
mempengaruhi sifat-sifat kimia dan fisik dari senyawa-senyawa yang terbentuk dari kedua jenis
ikatan ini.

LANGKAH KERJA DAN FUNGSI PERLAKUAN

Pada percobaan pertama yaitu membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion. Siapkan 2 tabung
reaksi, pada tabung reaksi pertama isilah dengan 1 ml akuades dan 5 tetes larutan NaCl. Kemudian
pada tabung kedua, isilah dengan 1 ml ChCo3. Dan masing masing tabungnya tetesi dengan 2 tetes
AgNO3.

Pada percobaan perubahan ikatan kimia unsur dari ikatan kovalen menjadi ionik, siapkan tabung
reaksi yang kering dan bersih, kemudian isi dengan seujung pengaduk dari serbuk CaO +- 50 mg.
Setelah panaskan dengan api kecil kemudian dengan api yang membentuk inti berwarna biru
ditengah, jangan lupa sambil digoyangkan. Oanaskan selama 20 menit. Kemudian pindahkan tabung
menjauhi api dan teteskan 2 ChCO3 namun jangan sampai mengenai dinding. Panaskan kembali lagi
dan teteskan 3 tetes ChCO3 dan panaskan lagi. Setelah itu dinginkan dan tambahkan 1 ml HNO3
pekat. Panaskan tabung reaksi sampai endapannya larut dan gas yang terbentuk menghilang.
Terakhir, dinginkan dan tambahkan AgNO3 dan amati yang terjadi.

Selanjutnya, pada percobaan reaksi pemanasan senyawa organik yang dilakukan di lemari asam
siapkan cawan porselin, yang kemudian isi dengan sedikit kristal asam oksalat. Kemudian catat
perubahan yang terjadi (seperti bau, pembentukan kristal dan sebagainya). Dan terakhir, ulangi
prosedur 1- 4, namun ganti asam oksalat dengan gula pasir.

Dan percobaan yang terakhir yaitu reaksi pembakaran senyawa organik yang dilakukan di lemari
asam. Pertama siapkan cawan porselin dan teteskan 2 tetes benzena. Selanjutnya bakarlah dengan
korek api dan amati. Ulangi dengan menggunakan cairan yang berbeda. Yaitu etanol, aseton, dan
kloroform.

PERSAMAAN TIAP REAKSI

HASIL PENGAMATAN DAN ALASAN TERJADINYA REAKSI

Pada percobaan pertama karena NaCl dan AgNO3 adalah ikatan ion non sehingga saat larut di air
terbentuk ion Na+dan Cl-, Ag+ + No3- bereaksi sama cl – jadi endapan putih. Pada larutan kedua
karena ikatan kovalen CHCL3 tidak larut dan AgNO3 sehingga tidak terbentuk endapan

Pada percobaan kedua...

Pada percobaan selanjutnya menggunakan 2 jenis bahan, pada bahan prtama yaitu asam oksalat zat
tersebut mencair lalu mengkristal (kristal jarum) dan dari asam oksalat menjadi asam format dan
baunya juga menyengat. Pada bahan kedua yaitu menggunakan gula pasir dari earna putih menjadi
kecoklatan karena pembakaran tidak sempurna dan kecoklatan itu karena karbon dari gula yang
terbakar

Dan pada percobaan terakhir menggunakan 4 macam bahan, bahan pertama yaitu benzena yang
hasilnya pembakaran benzena tidak sempurna karena mengeluarkan api oranye yang besar dan
menghasilkan jelaga. Bahan kedua yaitu etanol, hasil pembakaran etanol yaitu pembakaran
sempurna, karena api yang dihasilkan berwarna biru dan tidak menghasilkan jelaga. Bahan ketiga
yaitu aseton yang hasil pembakarannya yaitu pembakaran yang sedikit sempurna. Karena api yang
dihasilkan berwarna biru dan oranye. Dan yang terakhir yaitu kloroform hasil pembakarannya
menghasilkan jelaga sehingga jenis pembakarannya tidak sempurna. Disamping itu tidak ada api yang
keluar.

You might also like