Professional Documents
Culture Documents
None Eca3adfd
None Eca3adfd
34(1),44-52
Halaman | 44
bUniversitas Juanda
irma.naura@gmail.com
Riwayat Naskah: ABSTRAK: Produk pangan sarapan siap santap berbentuk flakes merupakan salah
satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat terutama anak-anak.
Diterima 06, 2017
Direvisi 06, 2017 Hal ini dikarenakan proses yang praktis dan mengenyangkan. Saat ini kebanyakan
Disetujui 07, 2017 pangan sarapan dibuat dari serealia seperti gandum, jagung, dan beras, dan
pengembangan alternatif bahan baku salah satunya dengan menggunakan tepung
Mocaf.Pada penelitian ini dibuat flake yang dibuat bahan baku utamanya adalah
mokaf, dengan formulasi yaitu A1 90%:10% (tepung mocaf :tepung jagung), A2
80%:20% (tepung mocaf : tepung Jagung), A3 70%:30% (tepung mocaf :tepung
jagung). Berdasakan uji Organoleptik yang dilakukan dengan metode skalar garis,
flakes terpilih adalah flakes dengan formula 80% tepung mocaf + 20%tepung
jagung. flakes tersebut memiliki kandungan sifat kimia yang meliputi kadar air
1,05%,kadar abu 1,46%, lemak 13,90%, protein 1,76%, serat pangan 3,56%,
Karbohidrat 81,83%, yang kadar tersebut masuk dalam syarat SNI 01-2886-2000
makanan ringan, serta memiliki jumlah kalori yang dihasilkan 459,70 Kkal.
Halaman | 45
Flakes yang dikonsumsi untuk sarapan umumnya Persiapan bahan meliputi pembuatan mokaf
dimakan dengan menambahkan susu segar atau dan pembuatan tepung jagung untuk formulasi
dicampur dengan buah kering maupun segar (Hans, pembuatan flakes. Proses pembuatan mokaf
1995). Flakes digolongkan kedalam jenis makanan mengikuti Loebis (2013). Proses pembuatan tepung
sereal siap santap yang telah diolah dan direkayasa jagung dapat dilihat pada gambar 1.
menurut jenis dan bentuknya (Sritharan, 2009).
Proses pembuatan Flakes dibuat dengan cara Jagung pipilan
pemanggangan adonan yang telah dicetak pada
suhu dan lama waktu pemanggangan yang beragam
berdasarkan bahan baku yang digunakan. Flakes
yang diperoleh biasanya dipanggang untuk
mengurangi kadar air, menimbulkan aroma dan Pencucian dan Sortasi
untuk menghasilkan efek melembung. Bahan dasar
flakes yang beredar dipasaran pada umumnya
adalah gandum dan jagung. Bahan baku alternatif
yangdapat dgunkan dan banyak terdapat di
Indonesia adalah singkong. Diolah terlebih dahulu Perendaman selama 24 jam
menjadi mokaf sebelum dijadikan flakes. Mokaf
memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi
yang dibutuhkan dalam pembuatan flakes.
Secara tradisional, pembuatan flakes melalui Penirisan
proses pengukusan bahan yang telah dicampur dan
diadon dan dipipihkan diantara dua rol baja,
setelah itu dikeringkan dan dipanggang pada suhu
tinggi (Tribelhorn, 1991). Pengeringan pati yang
telah mengalami gelatinisasi merupakan prinsip Penggilingan dengan penggiling tipe disk mill
dasar pembentukan flakes. Flakes yang dihasilkan
diharapkan masih memiliki kemampuan untuk
menyerap sejumlah airdalam jumlah yang cukup
besar, atau dengan kata lain belum tergelatinisasi
sempurna. Pengeringan dengan oven suhu 60oC
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh formulasi pencampuran tepung mocaf
dan tepung jagung terhadap sifat fisik dan kimia
flakes yang dihasilkan, mengetahui formulasi flakes
Pengayakan dengan ayakan
berbasis tepung mocaf dan tepung jagung yang 60 mesh
terbaik dari segi organoleptik, serta mengetahui
kandungan zat gizi dan nilai kalori dari formula
yang terpilih.
2.3. Metode
Pengupasan
Pengayakan
Garam, Susu
Pencucian Bubuk, Air santan
Coklat Pencampuran
bubuk,
Baking soda,
Pemarutan kasar Vanilli,
Margarin Adonan dibentuk selongsong lontong
panjang dan dibungkus alumunium
Kultur bakteri foil
Fermentasi
BAL
Pencucian Pengukusan
t= 20 menitT= 80-90oC
Pengeringan
Pendinginan
t= 10 menit T=suhu ruang
Pengayakan
Pemotongan ( 1,5mm)
Mokaf
Pemanggangan
t = 45 menit , T 150oC
Halaman | 47
rangsangan yang timbul melalui pancaindera, apabila dilakukan pemanggangan dengan waktu
penglihatan penciuman, dan pencicipan. Pengujian lama dan suhu tinggi maka akan menghasilkan
organoleptik dilakukan terhadap rasa, aroma, warna yang berbeda pula. Dengan penambahan
warna dan tekstur kerenyahan dengan coklat warna dari tepung mocaf dan tepung jagung
menggunakan uji skalar tidak terstruktur. Prinsip tertutupi, pada saat pemanggangan di oven karena
uji skalar adalah setelah panelis melakukan terjadinya karamelisasi pada saat proses
penginderaan, panelis diminta menyatakan respon pemanggangan. Warna coklat juga terjadi karena
dalam besaran kesan. proses pemanasan yang dilakukan pada proses
pengolahannya sehingga gula yang terdapat dalam
bahan flakes akan melebur di atas titik leburnya
dan terjadi pencoklatan. Proses pemanasan yang
berlangsung terus menerus menyebabkan sebagian
A3
A2 besar air menguap yang menyebabkan karamelisasi
(Loebis, 2014).
A1 Rasa
Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi
dengan komponen rasa lain (Winarno, 1997).
Produk olahan flakes termasuk jenis kue kering,
Gambar 2. Produk flakes hanya komposisi bahannya lebih
sederhanaBerbagai senyawa kimia dapat
Prinsip uji skalar adalah setelah panelis menimbulkan rasa yang berbeda seperti rasa manis
melakukan penginderaan, panelis diminta yang ditimbulkan oleh rasa senyawa organik
menyatakan respon dalam besaran alifatik yang memiliki gugus OH. Berdasarkan hasil
kesan.Penyiapan contoh uji dilakukan dengan uji organoleptik terhadap rasa flakes yang
menggunakan kemasan yang seragam.Setiap dilakukan secara analisis sidik ragam (ANOVA),
contoh disajikan dengan enam kode berbeda, lalu menunjukan bahwa perlakuan pembuatan flakes
panelis memberi respon terhadap kualitas dari antara tepung mocaf dan tepung jagung tidak
parameter rasa, aroma, warna, dan kerenyahan es berpengaruh nyata terhadap rasa produk A1
Flakes dan mengisi pada formulir yang telah dengan A2 dan A3. Dengan penambahan coklat dan
diberikan.Rataan uji organoleptik dapat dilihat gula menutupi rasa dari tepung mocaf dan tepung
pada Tabel 2. jagung. Karena adanya sifat dari granula pati yang
mengalami hidrolisis yang akan menghasilkan
Tabel 2. monosakarida sebagai bahan baku untuk
Rataan Uji Organoleptik Flakes Tepung Mocaf dan Tepung menghasilkan asam-asam organik yang akan
Jagung bercampur dengan tepung yang jika diolah menjadi
Formula produk akan menghasilkan rasa yang menutupi
No Parameter
A1 A2 A3 singkong (Khasanah, 2010). Penambahan air santan
1 Warna 4,90a 5,17a 5,62a juga berfungsi untuk membuat adonan menjadi
2 Rasa 4,55a 4,87a 4,97a
Tekstur
kalis dan membuat rasa menjadi sedikit gurih.
3 7,72a 7,93a 7,91a Proses pemanggangan merupakan salah satu
kerenyahan
4 Aroma 7,00 a 7,50a 7,50a tahap penting dimana terjadi konversi adonan
menjadi flakes,yang dapat mempengaruhi rasa
Warna flakes. Pada proses pemangangan hampir 50% total
Warna suatu bahan pangan sangatlah energi terserap dan pada proses ini terjadi
mempengaruhi daya tarik produk yg dipasarkan pembentukan flakes dan pemanfaatan kualitas
karenasecara visual faktor warnalah yang tampil flakes (Priyanto, 1991).
dahulu dan terkadang sangat menentukan produk
yang disukai (Soekarto, 1990). Berdasarkan hasil Tekstur Kerenyahan
analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa Tekstur makanan banyak ditentukan oleh kadar
warna pada produk flakes pada perandingan A1, airdan juga kandungan lemak dan jumlah
tidak berbeda nyata dengan ),dan A3. Penilaian karbohidrat (selulosa, pati dan pektin). Perubahan
warna dari coklat muda (0) sampai coklat (10). tekstur dapat disebabkan hilangnya kandungan air
Berdasarkan hasil yang memiliki warna kecoklatan atau lemak,pecahnya emulsi, dan hidrolisis
adalah formulasi A3 dengan perbandingan karbohidrat. Dari hasil respon organoleptik yang
70%:30% yaitu dengan nilai sebesar 5,62. Hal ini didapat pada teskstur kerenyahan pada flakes, A1,
disebabkan warna tepung mocaf lebih putih tidak berbeda nyata dengan formulasi pada A2 dan
sedangkan tepung jagung agak terang. Sehingga formulasi A3. Kerenyahan pada produk makanan
Halaman | 49
sarapan merupakan salah satu faktor yang penting, 3.3. Uji Daya Serap Air
flakes yang berasal dari pati dengan kandungan
amilopektin yang cukup tinggi akan bersifat porus, Uji daya serap air pada produk dapat
garing dan renyah. Sebaliknya pati dengan menunjukkan kemampuan produk tersebut dalam
kandungan amilosa tinggi, misalnya pati yang menyerap air (Suarni, 2009).Semakin tinggi daya
berasal dari umbi-umbian, cenderung serap air maka produk akan cepat lunak dalam
menghasilkan flakes yang keras. Pemanggangan air,dan jika daya serap airnya terlalu rendah maka
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi tekstur produk akan keras dan tidak mudah lunak
kerenyahan. Tepung mocaf dan tepung jagung yang sempurna. Tingginya daya serap air berkaitan
digunakan dalam pembuatan flakes tidak dengan kadar amilosa dalam tepung. Uji daya serap
mempunyai kandungan protein gluten seperti flakes dapat dilihat pada Tabel 3.Gambar uji daya
tepung terigu, oleh karena itu jumlah formulasi serap air dapat dilihat pada Gambar 3.
antara tepung mocaf dan tepung jagung sangat
berpengaruh terhadap tekstur flakes yang Tabel 3.Uji Daya Serap pada flakes
dihasilkan. Tepung mocaf memiliki daya lenting Parameter Perlakuan
setelah dioven atau digoreng sehingga produk lebih Kontrol A1 A2 A3
renyah, dengan struktur makroskopik granula pati Cornflakes
yang dikelilingi sebagian dinding sel (selulosa) Daya Serap 30,15 15,50 26.17 39,00
membuat struktur granula patinya menjadi produk (%)
tertahan ketika digoreng atau dioven. Sehingga Setelah Tidak begitu Sedikit Lembe Agak
Perendaman keras dan lembe k rata keras
dengan penambahan coklat atau gula pada proses Susu lunak k dan disem terutama
pengovenan dan pemanasan kerenyahan flakes (5 menit) disemua keras uanya dipinggir
sangat berpengaruh. permukaan, di dan annya
mengapung bagian sedikit dan agak
diatas tengah menga hancur
Aroma pung dan
Peranan aroma dalam makanan sangat penting meng-
, karena aroma turut menentukan daya terima endap
konsumen terhadap makanan. Aroma tidak hanya dibawah
itentukan oleh satu komponen tetapi juga oleh
beberapa komponen tertentu yang menimbulkan Salah satu faktor yang memengaruhi daya serap
bau yang khas serta perbandingan berbagai air adalah porositas. Porositas bahan adalah jumlah
komponen bahan (seperti tepung, margarine,dan rongga udara yang terdapat di antara partikel-
telur). Bau makanan banyak menentukan kelezatan partikel bahan. Porositas bahan pangan yang besar
makanan,pada umumnya bau yang diterima oleh akan lebih mudah menyerap air dibandingkan
hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai bahan pangan dengan porositas yang kecil
ramuan atau campuran empat bau utama yaitu (Suarni,2009). Pengukuran Daya serap air
harum, asam, tengik dan hangus (Dewayanthi, dilakukan dengan memasukan flakes pada susu
1997). Berdasarkan hasil analisa sidik ragam selama 5 menit, nilai daya serap dihitung dari
(ANOVA), didapat pada aroma pada flakes, A1 tidak banyaknya air yang diserap perawal volume air
berbeda nyata dengan formulasi pada A2 dan susu. Daya serap air secara umum menggambarkan
formulasi A3. Aroma flakes dihasilkan dari perubahan bentuk flakes selama direndam susu.
penambahan coklat, dan juga proses Untuk Flakes yang berasal dari serealia seperti
pemanggangan terjadinya reaksi maillard yang gandum, jagung semakin tinggi nilai daya serap air
menghasilkan asam amino bebas, coklat dan gula maka semakin hancur produknya karena gampang
yang ada dalam bahan pangan tersebut dengan sekali melunak diair.
adanya pemanasan akan menimbulkan aroma
(Winarno, 1997). Hasil yang didapat semua
formulasi A1, A2 dan A3 tidak berbeda nyata.
Berdasarkan hasil yang didapat untuk
pengujian Organoleptik pada produk flakes dari
tepung mocaf dan tepung jagung untuk parameter
warna, rasa ,tekstur dan aroma pada formula A1 , Kontrol A1 A2 A3
A2 dan A3 tidak berbeda nyata,oleh karena itu
Gambar 3. Uji daya serap air
dilakukan uji daya serap air pada produk flakes
untuk menentukan formulasi yang terpilih untuk Berdasarkan hasil yang didapat daya serap air
diuji kimianya. pada flakes tepung mocaf dengan tepung jagung
didapat daya serap yang hampir mendekati kontrol
cornflakes yang sudah terkenal dipasaran terdapat
Halaman | 51
senyawa organik. Kadar abu atau mineral sangat bervariasi tergantung suhu yang digunakan
merupakan komponen yang tidak mudah menguap serta lamanya waktu proses pengolahan. Makin
pada pembakaran dan pemijaran senyawa organik tinggi yang digunakan , maka kerusakan lemak
atau bahan alam. Kualitas suatu produk juga akan semakin intens (Palupi, et al. 2007). Lemak
dipengaruhi oleh kadar abu yang ada pada flakes, yang terkandung berasal dari penambahan tepung
dimana kadar abu ini sangat mempengaruhi produk jagung ,lemak tepung jagung memiliki efek
akhir. Kadar abu yang tinggi dapat memutuskan shortening pada makanan yang dipanggang seperti
serat gluten untuk tepung terigu.Beberapa jenis biskuit,flakes, kue kering. Sehinggga menjadi lezat
produk sangat memperhatikan jumlah kandungan dan renyah, lemak akan memecah struktur
abu karena dapat mempengaruhi warna tepung. kemudian melapisi pati pada tepung mocaf
Didapat dari hasil kadar abu flakes ialah 1,46%. sehingga dihasilkan flakes yang renyah. Adapun
Kadar abu pada tepung mocaf lebih tinggi yang menyatakan bahwa lemak dapat memperbaiki
dibandingkan tepung tapioka, sehingga produk struktur fisik seperti pengembangan dan lemak
yang berbahan baku tepung mocaf biasanya kadar dapat berfungsi sebagai pelembut tekstur pada
abunya lebih tinggi, karena pada proses pembuatan mesin pencetak dan mempermudah pengeluaran
tepung mocaf ada proses penggaraman. Semakin dan pencetakan adonan (Setiawati, 2014).
tinggi kadar abu yang terkandung dalam bahan
pangan maka kandungan mineralnya semakin Serat Pangan
banyak. Dan kadar abu yang terukur pada produk Serat pangan adalah bagian dari bahan pangan
flakes telah memenuhi syarat mutu SNI-01-2886- yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim
2000. pencernaan.Secara umum serat pangan
didefinisikan sebagai kelompok polisasakarida dan
Kadar Protein polimer-polimer lain yang tidak dapat dicerna oleh
Protein merupakan zat gizi yang penting bagi system gastro intestinal bagian atas tubuh manusia.
tubuh terutama bagi pertumbuhan sel jaringan. Serat pangan total terdiri dari komponen serat
Berdasarkan dari data dihasilkan kadar air protein pangan larut dan serat pangan tidak larut. Serat
ialah 1,76%. Protein sangat erat hubungannya pangan larut diartikan sebagai serat pangan yang
dengan gluten dimana glutein itu sendiri adalah dapat larut dalam air hangat atau panas, sedangkan
suatu zat yang ada pada tepung terigu, sifat zat ini serat pangan tidak larut adalah serat pangan yang
adalah elastis dan kenyal. Semakin tinggi kadar tidak dapat larut dalam air panas maupun air
proteinnya maka semakin banyak kadar gluten dingin (Mucthadi, 2001). Berdasarkan hasil
yang ada pada tepung., begitu pula sebaliknya. Hasil menyatakan bahwa formula tepung mocaf dan
yang didapat pada produk flakes ini kadar tepung jagung (80:20) mempunyai nilai serat
proteinnya rendah menandakan bahwa pangan yang yaitu 3,56 %, Tepung mocaf dan
penggunaan tepung mocaf tidak memiliki gluten. tepung jagung memiliki kadar serat pangan yang
Penambahan tepung jagung untuk membantu rendah sehingga didapat kadar serat pangan 3,56%
adonan padat dan kerenyahan pada flakes dan yang masih masuk pada syarat keberterimaan SNI
membantu kadar protein pada tepung mocaf. Kadar untuk kadar serat pangan rendah.
protein pada tepung jagung dapat berkurang
karena protein pada pangan dapat terdenaturasi Karbohidrat
jika dipanaskan pada suhu yang moderat (60-900 C) Karbohidrat adalah zat gizi penting dalam
selama satu jam. Denaturasi adalah perubahan kehidupan manusia karena befungsi sebagai
struktur dari bentuk rantting ganda yang kuat sumber energi utama manusia.Karbohidrat dapat
menjadi kendur dan terbuka, sehingga memenuhi 60-70% kebutuhan energy tubuh.Selain
memudahkan bagi enzim pencernaan untuk itu karbohidrat juga penting dalam menentukan
menghidrolisis dan memecahkannya menjadi asam karakteristik bahan pangan, seperti rasa, warna,
amino (Winarno, 1993). dan tekstur.Dalam penelitian ini karbohidrat diukur
secar by difference (pengurangan) yaitu suatu hasil
Kadar Lemak analisis. Pada Tabel kadar karbohidrat berkisar
Hasil analisa kadar lemak pada flakes yang 81,83 %. Kadar karbohidrat dihitung berdasarkan
didapat ialah 13,90%. Kadar tersebut masih masuk perhitungan (Winarno 1992).Komponen
pada syarat produk flakes SNI 01-2886-2000 yang karbohidrat yang banyak terdapat pada produk
menggunakan proses tanpa penggorengan dengan pangan adalah pati, gula, pektin dan
batas maksimal 30%. Pada umumnya kadar lemak selulosa.Karbohidrat mengandung zat gizi yang
meningkat setelah bahan pangan dimasak, menjadi dapat ditemui dalam jumlah/proporsi terbesar
flakes, pemanasan menyebabkan lemak pada beras sebagian besar dalam bentuk pati.
terekstraksi keluar dari produk. Proses pengolahan Penentuan kadar karbohidrat dalam analisis
bahan pangan akan terjadi kerusakan lemak yang komposisi kimia dilakukan secara by Difference.
terkandung didalamnya. Tingkat kerusakannya Total jumlah kadar air, abu, lemak, protein dan
karbohidrat beras adalah 100%. Karbohidrat, DeMann, J.M. (1997). Kimia Makanan. K. Panduwinata,
penerjemah. Bandung : ITB Press
khususnya pati (amilopektin) sangat berpengaruh
Djaafar, Tatiek F., Rahayu, Siti. (2003). Singkong dan
terhadap hasil akhir produk flakes terutama Olahannya.Yogyakarta: Kanisius
struktur produk flakes terutama terhadap struktur Fauzan F. (2005). Formulasi Flakes Komposit dari Tepung Talas,
produk flakes saat penambahan air atau susu. Tepung Tempe dan Tapioka. [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Flakes akan dengan mudah menyerap air lalu
Fennema, OR. (1985).Food Chemistry. Marcel Decker Inc. New
dengan cepat mengembang (Subagio, 2013). Pati York.
dan turunannya dapat digunakan dalam flakes Herliana, S. (2006).Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pengukusan
khususnya sebagai bahan fungsional untuk Terhadap Beberapa Karakteristik Flakes Singkong.Skripsi.
Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD. Jatinangor
membantu flakes mendapat kriteria tekstur yang
Hidayah.N. (2002).Kajian Teknologi Pembuatan Tepung Kacang
diinginkan. Pati pada tepung jagung beramilosa Hijau Instan dan Analisa Gizinya.Skripsi. Fakultas Pertanian.
tinggi dapat dipergunakan untuk meningkatkan Institut Pertanian Bogor.
kerenyahan. Husain, E. (1993). Biscuits, Crakers, dalam pengenalan tentang
aspek Bahan Baku, Teknologi, dan Produksi. Institute
Pertanian Bogor.
Kandungan Energi Johnson, L.A. (1991). Corn: Production, Processing, and
Kandungan energi pada flakes diperoleh Utilization. Di dalam : Handbook ofCereal Science and
dengan mengkonversi protein, lemak dan Technology. Lorenz, KJ and K Karel (eds.). Marcell Dekker,
Inc. New York. Basel.
karbohidrat menjadi energi. Lemak merupakan Khasanah, Anggriani. (2010). Formulasi karakteristik fisiko-
sumber energi yang paling besar , dimana 1 gram kimia dan organoleptik produk makanan sarapan ubi jalar
lemak dapat dikonversi menjadi 9 kal, sedangkan (Sweet potato Flakes).Skripsi. Fateta-IPB. Bogor.
protein dan karbohidrat menghasilkan energi 4 Loebis, Enny Hawani, H,G. Pohan.(2013). Penggunaan Campuran
Tepung Mocaf dan Tepung Beras Dalam Pembuatan Beras
Kalper g (Fennema, 1996). Berdasarkan hasil Tiruan. Bogor: Balai Besar Industri Agro
perhitungan , kandungan energi pada produk flakes Manley, D. (2001). Biscuit, Cracker, Cookies Recipes for The
dengan tepung jagung adalah 459,70 Kkal per Industry. Woodhead Ltd and CRC Press LLC.
100gram. Mifthaudin, (2014).Aktivitas Antioksidan FlakesSingkong
(Manihot esculenta Crantz) yang Diperkaya Tepung Kacang
Merah (Phaseolus vulgaris L.).Skripsi.Pakuan Bogor
Poongodi, Vijayakumar P, Jemima BM. (2009). Formulationand
4. Kesimpulan characterization of millet flour blend incorporatedcomposite
flour. International Journal of AgricultureSciences.; 1(2): 46-
54.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil Ramadhan, D. (2011). Penentuan Kandungan Skopoletin Dalam
formulasi terbaik flakes dari Tepung Mocaf dan Berbagai PengolahanSingkong (Manihot esculenta
tepung Jagung pada pembuatan flakesberdasarkan Crantz)Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Skripsi.
uji organoleptik adalah formulasi A2 (Tepung Program Studi Farmasi. FMIPA Universitas Pakuan. Bogor.
Soekarto, S.T, Supiardi, A, Sirait S.D., Yenita, R., Sutrisniati, D.,
mocaf 80% : tepung jagung 20%). Hasil analisis Rienoviar, Isyanti, M., Kusmayadi, D., dan Abdurachman, D.
sidik ragam uji organoleptik pada penelitian (2008). Pengembangan diversifikasi produk untuk industri
terhadap perbandingan tepung mocaf dan tepung pangan bebasis pangan lokal. Laporan Penelitian Ilmu
jagung dengan parameter organoleptik warna, Pengetahuan Terapan. Balai Besar Industri Agro
Suarni. (2009). Prosfek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue
aroma, rasa, dan kerenyahan menunjukan bahwa Kering. Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009.Jakarta.
parameter warna, rasa, aroma dan kerenyahan Suarni, I.U. Firmansyah, dan MuhZakir. (2010). Pengaruh umur
tidak berbeda nyata. Artinya 3 formulasi panen terhadap komposisi nutrisi jagung Srikandi Putih
perbandingan tepung mocaf dan tepung jagung dan Srikandi Kuning .J. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 29 (2)117-123.
pada produk flakes tidak berpengaruh nyata Subagio, A. (2006). Ubi Kayu : Subtitusi Berbagai Tepung-
terhadap warna,rasa tekstur dan aroma. Daya serap Tepungan. FoodReview, April 2006 : 18-22
air yang didapatkan hasil pada formulasi A2 Sukasih, E., dan Setyadjit. 2012. Formulasi pembuatan flake
sebesar 26,17%. berbasis talas untuk makanan sarapan (Breakfast meal)
energy tinggi dengan metode oven. Jurnal Pascapanen 9(2)
Analisa kandungan zat gizi dari formula flakes 2012: 70 - 76
yang terbaik yaitu formulasi A2 adalah kadar air Tranggono. (1988). Bahan Tambahan Pangan. Penerbit Pusat
1,05%, kadar abu 1,46%, kadar protein 1,82%, Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.
kadar lemak 13,90%, kadar karbohidrat 81,83%, Yogyakarta
Tribelhorn, R.E. (1991). Breakfast Cereals. Di dalam : Lorenz, K.J.
serat pangan 3,56% nilai kalori 459,70 Kkal per dan K.kulp (eds). Handbook of Cereal Science and
100gram. Technology. Marcel Dekker, Inc., New York.pp: 741-762
Whiteley, PR.(1971). Biskuit Manufacture. Applied Science
Daftar Pustaka Publishing, Ltd. London
AOAC.(1995). Official Methods of Analysis of the Association of Widowati, S. (2009). Tepung Aneka Umbi : Sebuah Solusi
Ketahanan Pangan. Sinar Tani.
Official Agricultural Chemists, Washington D.C.
Williams, P. G. (2014). The Benefits of Breakfast Cereal
Belitz, H.D. dan Grosch, W. (1999). Food Chemistry. Spinger,
Consumption: A Systematic Review of the Evidence Base.
Berlin.
Considine, D.M. (1987). Chemical and Process Technology American Society for Nutrition. Adv. Nutr. 5: 636S 673S
Encyclopedia. McGraw-Hill Book Company: New York. Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta