You are on page 1of 24

LAPORAN PRAKTIKUM ILMIAH BIOLOGI

PENGARUH PUPUK TERHADAP


PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

DISUSUN OLEH:

Kelompok 1 :
1. Mohammad Hilmi Hidayatullah (15)
2. Nayra Fiah Masanging (19)
3. Fandra Salsabilla Oktorasari (08)
4. Aisah Prianggani (04)
5. Nikita Aurelia Hasanah (20)

KELAS XII IPA

SEKOLAH MENENGAH ATAS


NEGERI 2
JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penilitian kami yang berjudul
“PENGARUH PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU” sehingga
kami dapat membuat serta laporan ini. Pada laporan ini kami tampilkan hasil data praktikum
beserta analisanya, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil analisa yang kami
lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:

1. Ibu Rina selaku guru mata pelajaran biologi SMAN 2 Jombang atas bembingannya
dalam menyelesaikan penelitian ini, serta
2. Pihak-pihak tim kelompok yang ikut terlibat membantu dalam pelaksanaan praktikum
maupun proses penyelesaian laporan ini, baik secara langsung, maupun secara tidak
langsung.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
pembahasan hasil percobaan dalam laporan ini sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jombang, September
2005

Kelompok Penelitian
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ..................................................................................................................... 3
B. Kajian dan Hasil Penelitian ............................................................................................. 8
C. Rumusan Hipotesis .......................................................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN


A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................................................. 9
B. Rancangan Penelitian ...................................................................................................... 9
C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel) ................................................................... 9
D. Instrumen (Alat dan Bahan) ........................................................................................... 10
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 10
F. Rencana Analisis Data .................................................................................................... 11
G. Jadwal Penelitian ............................................................................................................. 11

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ................................................................................................................. 12
B. Interpretasi Data .............................................................................................................. 12
C. Uji Hipotesis .................................................................................................................... 13
D. Pembahasan ...................................................................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................................14
B. Saran ................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................15


LAMPIRAN .................................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae/Fabaceae yang cukup
penting di Indonesia. Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah
lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau merupakan jenis
kacang- kacangan yang sangat digemari karena dapat dibuat berbagai olahan, seperti
bubur kacang hijau. Jika kacang hijau dikonsumsi secara teratur, maka akan menjadi
sangat berguna sekali bagi tubuh seperti membuat kulit halus, rambut hitam dan tebal,
serta berbagai manfaat positif lainnya. Dari segi penanaman, kacang hijau mudah untuk
ditanam dan mempunyai kelebihan dibanding tanaman kacang-kacangan lainnya.
Untuk itu kebutuhan akan kacang hijau menjadi sangat besar, dan oleh karena itu
produktivitasnya harus ditingkatkan. Dengan produktivitas yang tinggi, maka
ketersediaan akan kacang hijau bisa terpenuhi Salah satu yang cukup penting adalah
pupuk. Penambahan pupuk pada tanaman, khususnya tanaman kacang hijau, diharapkan
akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Oleh karena belum tersedianya
informasi yang cukup tentang semua itu, perlu dilakukan penelitian.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang kami angkat dalam penelitian kami adalah: “Bagaimana pengaruh
pemberian pupuk bagi pertumbuhan biji kacang hijau?” yang mencakup dua masalah
berikut:
1. Bagaimana perbedaan antara tanaman yang diberi pupuk denga tanaman yang tidak
diberi pupuk?
2. Bagaimana pengaruh kadar pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian yang kami adakan adalah untuk mengetahui seberapa besar
konsentrasi pupuk berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau.
2.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang kami adakan adalah sebagai berikut.
1. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh konsentrasi pupuk
terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Untuk memberikan tambahan ilmu kepada pembaca.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi pupuk terhadap pertumbuhan kacang
hijau.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian yang akan diadakan selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Definisi Pupuk
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur

dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama

benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner)


untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang
miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut
dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan
urea disebut pupuk.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu
atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas
hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara
tanaman yaitu nitrogen.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan
lain, yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya
adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain
dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering
mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan
sebagainya.
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar
pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai
higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang
digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk
yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi
sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang
diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan
dalam pupuk antara lain ialah:
a. Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara
tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam
prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti
kadar N 15%, P 2O5 10% dan K2O 12%.
b. Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang
dinyatakan dalam N total, P 2O5 dan K 2O merupakan penyederhanaan dari grade
ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
c. Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk

yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl
dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang
diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai
dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara
penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
Berdasarkan asalnya dibedakan:
1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan
alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano,
pupuk hijau dan pupuk batuan P.
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea,
rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber
daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.
Berdasarkan senyawanya dibedakan:
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan
pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk
alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya
berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.
Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasa-nya dibedakan:
1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai
yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan
air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara,
baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair
merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%,
penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan
disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar
akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut
diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH
menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke
dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili
salpeter, calnitro, kalsium sianida.
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya
mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung
Ca).
2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.
Contoh: NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:
3. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,
nitrophoska, gandasil.
4. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya:
mikrovet, mikroplek, metalik.
5. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering
juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur
tumbuh (hormon tumbuh).
2. Definisi Kacang Hijau
Klasifikasi ilmiah Kacang Hijau

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata
Nama binomial : Vigna radiata
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas
di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

(. Definisi Pertumbuhan Tanaman


Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup. Setiap makhluk memiliki
ciri-ciri antara lain dapat tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya jumlah sel, volume dan berat pada makhluk hidup yang bersifat
kuantitatif, yaitu dapat diukur, tetapi tidak dapat kembali seperti semula (irreversibel).
Pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dibagi menjadi
dua bagian berdasarkan sumbernya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
A. Faktor Internal: faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
1. Gen
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor keturunan (gen) yang dimiliki
oleh biji tanaman tersebut.
2. Hormon
Ada 6 jenis hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu:
1. Auksin 3. Giberelin 5. Kalin
2. Etilen 4. Asam Absisat 6. Sitokinin
B. Faktor Eksternal: faktor yang berasal dari luar tumbuhan.
1. Makanan (Nutrisi)
Makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan tingkat kebutuhannya, yaitu sebagai berikut.
a. Makronutrien: nutrisi yang diperlukan dalam jumlah banyak.
Contoh: C, H, O, N.
b. Mikronutrien: nutrisi yang diperlukan dalam jumlah sedikit.
Contoh: Fe, Mg.
2. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, karena cahaya
berhubungan dengan kinerja hormon auksin. Tumbuhan yang diletakkan dalam
keadaan gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat
yang terkena cukup cahaya karena auksin yang berfungsi untuk mempercepat
pemanjangan sel-sel bekerja dengan lebih baik dengan keadaan tanpa cahaya.
Akan tetapi, tumbuhan menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan
mengalami etiolasi. Sebaliknya, dalam keadaan banyak cahaya, auksin
mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan tumbuhan terhambat. Laju
pemanjangan pada tumbuhan dengan segera berkurang sehingga batang lebih
pendek, namun tumbuhan lebih kokoh, daun berkembang secara sempurna,
dan berwarna hijau.
3. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, karena berkaitan dengan
aktifitas enzim dan kandungan air di dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang rendah
dapat merangsang berakhirnya masa dormansi, pada pucuk atau biji. Suhu yng
berubah-ubah dapat merangsang perkecambahan biji.
4. Air
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kehidupan tumbuhan. Air
berfungsi sebagai media reaksi kimia dalam sel. Selain itu, air menunjang
proses fotosintesis dan menjaga kehidupan. Kandungan air yang terdapat
dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga unsur hara mudah
diserap oleh tumbuhan.
5. pH
pH sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh
tumbuhan. Jika pH tanahnya asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo dan Zn.
Mineral ini dapat meracuni tumbuhan.
6. Oksigen
Kadar oksigen dalam tanah selalu berlawanan dengan kadar air dalam tanah.
Jika kadar air tinggi maka kadar oksigen akan rendah.

B. Kajian dan Hasil Penelitian


Pupuk yang sesuai dengan kebutuhan menunjukkan angka positif pada grafik
pertumbuhan tanaman, sedangkan pupuk yang berlebihan dapat memperlambat
pertumbuhan itu sendiri.

C. Rumusan Hipotesis
Mengacu pada kajian teoritis, hipotesis awal yang kami ajukan adalah: “Konsentrasi
pupuk berpengaruh secara positif terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau, yaitu
mempercepat pertumbuhan tumbuhan tersebut.”
BAB III
METODE PENELITIAN

A. V ariabel dan Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Bebas :
Jenis tanah yang diberikan ke dalam media tanam biji.
Operasional variabel : biji kacang hijau dittanam pada dua media tanam berbeda, yakni menggunakan
media tanah biasa dan media tanah dengan pupuk kandang.

2. Variabel Terikat :
Pertumbuhan kecambah biji kacang hijau.
Operasional variabel: Pertumbuhan biji kacang hijau diukur dengan menggunakan mistar.

3. Variabel kontrol:
− Suhu tempat penanaman.
− Intensitas cahaya yang mengenai tanaman.
− Kelembaban udara.
− Intensitas penyiraman.
− Penggunaan kacang hijau yang sama.
Operasional variabel: Biji kacang hijau diletakkan pada tempat yang berdekatan, di
mana suhu, intensitas cahaya, kelembaban udara, dan intensitas penyiraman di tempat
tersebut sama.

B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan menggambarkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
yang akan diteliti. Kami membagi kelompok penanaman di mana setiap kelompok
penanaman diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok perlakuan tersebut adalah
sebagai berikut.
Kelompok I : Perlakuan diberi pupuk sebanyak 0 gram (tanpa pupuk).
Kelompok II : Perlakuan diberi pupuk sebanyak 1 gram.
Kelompok III : Perlakuan diberi pupuk sebanyak 2 gram
Kelompok IV : Perlakuan diberi pupuk sebanyak 3 gram
Kelompok V : Perlakuan diberi pupuk sebanyak 4 gram
Keterangan: Tiap kelompok terdiri dari * biji kacang hijau+ dan masing-masing
ditempatkan dalam pot media tanam yang berbeda

C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel/


Populasi dalam penelitian kami adalah seluruh jenis biji kacang hijau, sedangkan sampel
yang kami gunakan untuk mewakili biji kacang hijau tersebut adalah sebanyak 5 x 5 biji
kacang hijau.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. 20 biji kacang hijau

2. Tanah biasa dan tanah pupuk (pupuk kandang)

3. Air
4. Toples plastik sebagai wadah
5. Tusuk gigi sebagai penanda nomor urut biji

6. Benang dan penggaris untuk mengukur tinggi kecambah

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian yang kami adakan adalah sebagai
berikut.
1. Memyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan.
2. Merendam biji kacang hijau selama 8 jam
3. Memberi penanda dengan nomor satu sampai sepuluh pada kedua wadah
4. Mengisi masing masing wadah dengan tanah
5. Menyiapkan 20 biji kacang hijau yang sudah direndam tadi lalu menanamkannya masing-masing 10 biji pada
kedua wadah yang diisi tanah dan memberi jarak yang berjauhan
6. Memberi pupuk kandang pada salah satu wadah tersebut sedangkan wadah satunya tidak diberi pupuk
kandang
7. Membasahi dengan air pada biji kacang hijau tersebut
8. Menyimpan kedua tanaman tersebut di temoat yabg ….
9. Melakukan penyiraman setiap hari
10. Mengecek pertumbuhan dan menyatat hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang
diberi pupuk dan tidak diberi pupuk

Masukkan tanah ke dalam kelima wadah penanaman dengan jumlah yang sama.
imbang konsentrasi pupuk untuk masing-masing kelompok dengan
menggunakan neraca.
Campurkan pupuk yang telah diukut ke dalam tiap-tiap kelompok perlakuan sebagai berikut.
Kelompok I : Pupuk 0 gram
Kelompok II : Pupuk 1 gram
Kelompok III : Pupuk 2 gram
Kelompok IV : Pupuk 3 gram
Kelompok V : Pupuk 4 gram
1. Masukkan 5 biji kacang hijau ke dalam masing-masing wadah penanaman
2. Letakkan kelima kelompok perlakuan di tempat yang memiliki intensitas
cahaya sedang, kelembaban udara sedang, dengan suhu ruang.
3. Sirami tanaman kacang hijau tersebut setiap hari.
4. Amati pertumbuhan biji dengan interval 1 minggu sekali.
5. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
F. Rencana Analisis Data
Data yang kami peroleh akan kami olah dengan analisis sebagai berikut.
1. Tanaman tertinggi dalam suatu kelompok perlakuan akan kami anggap mewakili
keseluruhan tanaman yang ada dalam kelompok yang terdapat dalam pot wadah
penanaman tersebut.
2. Ukuran tanaman pada akhir minggu kedua adalah ukuran final yang akan kami ukur
dalam menyajikan data dalam penelitian ini.

G. Jadwal Penelitian
Nama Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V
1234567 1234567 1234567 1234567 1234567
1. Menyusun Kerangka
xx
Penelitian
2. Menyiapkan Alat dan
xx
Bahan
3. Melakukan Penelitian xx xxxxx xxx
4. Analisis Data xx xxx
5. Menulis Laporan
xx xxxx
Penelitian
* Penelitian dimulai pada tanggal 20 Juli 2010 dan diakhiri pada tanggal 19 Agustus 2010
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Interpretasi Data dan Pembahasan


Dari penelitian yang t e l a h d i lakukan oleh peneliti, ternyata pupuk k a n d a n g
memiliki hasil dan pertumbuhan yang lebih lambat apabila
dibandingkan dengan tanah biasa. Sebagai variabel bebas
pengaruh pertumbuhan unsur hara yang terdapat pada pupuk
kandang tergantung atas tingkat pematangan pupuk, dalam
klasifikasinya pupuk kandang dibedakan menjadi 2 jenis
yakni:

1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh
mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk kotoran sapi, kerbau, dan babi.

2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat
sehingga menimbulkan panas contonya pupuk kotoran kambing, kuda dan ayam.

Pupuk kandang dingin bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion
yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan an organik di dalam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa
optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak nampak, dan
baunya telah berkurang. Sedangkan, Penggunaan pupuk kandang yang belum matang akan menghambat pertumbuhan
tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Pembuatannya sendiri penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan
cara dibenamkan sehingga penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk
kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam
pupuk kandang cair akan cepat diserap oleh tanaman .

Dapat dilihat pada tabel dan grafik bahwa tanaman yang diberi t a n a h dapat tumbuh lebih
cepat tumbuh dibandingkan dengan pupuk kandang terutama pupuk
k a n d a n g y a n g b e l u m m a t a n g . Selain itu, pemberian variabel terikat berupa air dan
cahaya matahari dengan kadar dan persentase yang sama menyebabkan spesifikasi pertumbuhan
kacang hijau yang signifikan terutama pada tanah biasa, namun dapat diketahui pada pertumbuhan
hari ke-7 dan ke-8 pada pupuk kompos melesat dengan cepat akibat proses pematangan tanah yang
telah selesai, dalam artian tanah menjadi dingin, segar, dan lembut. Sedangkan untuk tanah biasa
pertumbuhan melesat pada hari ke-5 dan ke-6 akibat dari kandungan tanah C, H, O, N yang
memang sudah aktif terlebih dahulu

Adapun pada tanah biasa setelah mencapai hari ke-5 dan ke-6 pertumbuhan tidak lagi
mengalami petambahan ukuran kembali secara drastis melainkan pertumbuhan seolah terbatasi.
Sedangkan pada pupuk kandang pertumbuhan senantiasa tumbuh secara signifikan meskipun
setelah hari ke-7 dan ke-8 dimana setelah tumbuh pesat kacang hijau tetap tumbuh secara
signifikan atau mengalami pertambahan ukuran
Apabila dilihat berdasarkan ketahanan tumbuhan pada tanah biasa tumbuhan layu pada hari
ke-7 sedangkan pada pupuk kandang tumbuhan tidak nampak layu. Hal tersebut terjadi akibat
nutrisi yang diberikan oleh unsur hara pada pupuk lebih banyak dari pada tanah biasa setelah
mengalami proses pematanagan.

bahwasanya sehingga didapatkan hasil pengaruh hanya pada unsur hara (pupuk). Tanaman
di kelompok V dengan jumlah pemberian pupuk terbanyak dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan
dengan kelompok-kelompok tanaman yang lainnya.

B. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian, rumusan hipotesis diterima, yaitu bahwa tanaman
yang diberi pupuk tumbuh lebih cepat dan lebih subur daripada tanaman yang tidak diberi
pupuk dan bahwa tanaman yang diberi pupuk dengan kadar lebih tinggi (tetapi masih
dalam ambang batas pemberian pupuk) tumbuh lebih cepat dan lebih subur daripada
tanaman yang diberi pupuk dengan kadar lebih rendah.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, dapat diperoleh hasil bahwa
nutrisi terutama pupuk sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan
pemberian kadar pupuk juga turut mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut.
Pemberian kadar pupuk yang tepat akan membuat tanaman tumbuh subur, sebaliknya jika
pemberian kadar pupuk terlalu berlebihan atau kurang akan menyebabkan kematian pada
tanaman tersebut atau pertumbuhannya sangat lambat.
Memang tidak semua biji kacang hijau tersebut tumbuh, mungkin karena terlalu
lama mengalami perendaman atau karena media tanam yang tidak mendukung
perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan.
Pada hari ke-5, hampir semua biji kacang hijau mengalami perkecambahan. Pada
hari-hari selanjutnya pertumbuhan kacang hijau dapat tumbuh hingga 2,5 cm/hari
Namun mulai pada hari ke-8, rata-rata tiap tanaman menjadi layu. Menurut analisa
kami, hal ini mungkin disebabkan oleh suhu yang terlalu panas dan lingkungan yang
kurang lembab. Hal ini bias terjadi karena tanaman kacang hijau hanya dapat tumbuh
dengan baik di tempat yang lembab dan tidak terlalu panas. Apalagi di musim kemarau
seperti ini, kurang baik bagi kecambah untuk tumbuh di tempat terbuka yang kering.
Kurva pke pupuk

Kurva gk pake pupuk


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanaman yang diberi pupuk dapat tumbuh lebih subur dibandingkan
tanaman yang tidak diberi pupuk.
2. Perbedaan pemberian kadar pupuk juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.

B. Saran
Dalam melakukan percobaan, penting untuk memperhatikan kualitas biji kacang hijau
yang akan ditanam, tempat untuk melakukan percobaan serta hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Semua variabel control yang digunakan dalam
penelitian harus diusahakan agar tidak berbeda agar data yang didapatkan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini juga dilakukan agar kita mendapat hasil percobaan yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Jilid 3A untuk SMA Kelas XII Semester l. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Pratiwi, D. A., dkk. 2006. Biologi SMA Jilid l untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.scribd.com/doc/25l47502/LAPORAN-BIOLOGI2
http://yl2ldl.blogspot.com/2009/07/pengaruh-pupuk-terhadap-pertumbuhan.html
id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau
LAMPIRAN

You might also like