Professional Documents
Culture Documents
UEU Journal 25681 11 - 2867
UEU Journal 25681 11 - 2867
Abstract
Ownership of Shares in Limited Liability Companies can be owned by Shareholders whose
names are listed in the list of shareholders. Along with the development of the business
world, stocks can be owned by nominees, namely people or individuals who are specifically
appointed acting on behalf of the person who directed him (beneficiary owner / BO) to do a
certain act or legal action. Nominees may be appointed to take legal actions, among others, as
property or land owners, as directors, as attorneys, as shareholders and others. It is not
regulated in Law No. 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies as an umbrella act
of Limited Liability Companies. Beneficial owner's existence is difficult to track because it is
hidden in the company's complex ownership structure, so it is not legally detected. Things
like this can cause obstacles, especially difficulty in knowing accountability in handling
money laundering crimes committed by BO. The research method used is the normative
research method. The approach methods used in this research are the methods of the
legislative approach and the conceptual approach. Regarding bo's position in limited liability
companies is still not specifically regulated in the national legal framework such as the
Limited Liability Company Act and also the Capital Market Act. The birth of Presidential
Regulation No. 13 of 2018 concerning the Application of the Principle of Recognizing The
Beneficial owners of Corporations in the Framework of Prevention and Eradication of Money
Laundering and Terrorism Financing Actions that contain the definition and criteria of BO
which refers to individuals who are the ultimate (final recipient) or the highest authority who
has full control over the company.
Abstrak
Kepemilikkan Saham dalam Perseroan Terbatas dapat dimiliki oleh Pemegang
Saham yang nama nya tercantum di dalam daftar pemegang saham . Seiring
dengan berkembang nya dunia bisnis ,saham dapat dimiliki oleh Nominee yaitu
orang atau individu yang ditunjuk khusus bertindak atas nama orang yang
menujuknya (beneficiary Owner/ BO) untuk melakukan suatu perbuatan atau
tindakan hukum tertentu. Nominee dapat ditunjuk untuk melakukan tindakan–
tindakan hukum antara lain sebagai pemilik property atau tanah, sebagai direktur,
sebagai kuasa, sebagai pemegang saham dan lain-lain.Hal tersebut tidak diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas sebagai
umbrella act dari Perseroan Terbatas. keberadaanya Beneficial owner sulit dilacak
karena tersembunyi dalam struktur kepemilikan perseroan yang kompleks,
sehingga tidak terditeksi secara hukum. Hal seperti ini dapat menimbulkan kendala
terutama kesulitan dalam mengetahui pertanggungjawaban dalam penanganan
tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh BO. Metode penelitian yang
terutama kesulitan dalam mengetahui Corporate Entities for Illicit Purposes” dimana
pertanggungjawaban dalam penanganan BO diartikan sebagai pihak penerima manfaat
tindak pidana pencucian uang yang sebenarnya. Pada sector perpajakan
dilakukan oleh BO. Selain itu, keterbukaan kemudian perlu menilai siapa penerima
BO dalam perseroan sangat perlu dilakukan manfaat sebenarnya, misalnya dalam sebuah
mengingat selama ini pengertian dari wakil perusahaan pemilik diartikan sebagai
perseroan itu disamakan dengan definisi BO pemegang saham atau anggota tetapi dalam
yang pada kenyataannya berbeda dalam sebuah partnership, kepentingan tersebut
prakteknya. dipegang oleh pihak rekanan baik itu partner.
Pasca lahirnya Perpres Nomor 13 Tahun Pengaturan lain ditemukan dalam Financial
2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Action Taks Force (FATF) yang memiliki
Pemilik Manfaat Dari Korporasi Dalam peran dalam dunia Internasional untuk
Rangka Pencegahan dan Pemberantasan mengatur standar yang diakui secara
Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak internasional dalam memerangi pencucian
Pidana Terorisme, yang selanjutnya disebut uang. Hal tersebut, dilakukan melalui
Perpres Nomor 13 Tahun 2018, di mana Rekomendasi FATF pada tahun 2003 untuk
terdapat pendefinisian mengenai Beneficial pertama kali membahas masalah kepemilikan
owners (Untuk selanjutnya disingkat BO) manfaat dan khususnya perlu "otoritas yang
yaitu orang perseorangan yang dapat berkompeten" untuk memiliki akses ke BO
menunjuk atau memberhentikan direksi, informasi untuk keperluan penyelidikan dan
dewan komisaris, pengurus, pembina, atau penuntutan. (John Hatchard, 2018 : 188)
pengawas pada korporasi, memiliki Pada tahun 2014 Guidance
kemampuan untuk mengendalikan korporasi, Transparancy and Beneficial ownership dimana
berhak atas dan/atau menerima manfaat dari mengatur mengenai BO berdasarkan fakta
korporasi baik langsung maupun tidak bahwa Corporate Vehicles dalam bentuk
langsung, merupakan pemilik sebenarnya perusahaan, trust, yayasan, kemitraan dan
dari dana atau saham Korporasi. jenis-jenis orang dan badan hukum yang
Merujuk pada laporan dari Publish melakukan berbagai usaha. FATF
What You Pay (PWYP) yang menjelaskan memberikan panduan dan standar bagaimana
bahwa Indonesia dalam melakukan pelacakan sebuah negara. Pengaturan dan penerapan
dan pengungkapan BO dalam sebuah transparansi informasi beneficial owner,
Perseroan Terbatas dengan melakukan menyatakan bahwa kurang atau rendahnya
pelacakan pemilik manfaat yang sebenarnya informasi beneficial owner yang memadai,
melalui dokumen yang terekam di sistem akurat atau terjamin kebenerannya, serta
Administrasi Hukum Umum (AHU) dapat diakses secara cepat, dimanfaatkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM seringkali tak pelaku tindak pidana untuk
membuahkan hasil. Legal entity yang didapat menyembunyikan (1) identitas dari pelaku
dari AHU itu belum memadai dan hanya tindak pidana; (2) tujuan sebenarnya dari
dapat tertembus layer 3 dan ke-4, akan tetapi pembukaan rekening atas nama korporasi
tidak bisa mencari Perseroan Terbatas yang yang dijadikan kendaraan atau media
berkedudukan hukum di luar Indonesia pencucian uang; dan (3) sumber atau tujuan
seperti negara tax haven. penggunaan harta kekayaan dari korporasi
(https://www.hukumonline.com) yang diduga berasal dari tindak pidana.
Dalam skala internasional Organisation (Diseminasi Peraturan Presiden Nomor 13
for Economic Co-operation and Development Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip
(OECD) tahun 2001 mengeluarkan laporan Mengenali Pemilik Manfaat Dari Korporasi
berjudul “Behind The Corporate Veil: Using Dalam Rangka Pencegahan Dan
(kerabat Setnov) dan Irvanto Hendra dimiliki oleh pemegang saham akan
Pambudi (keponakanya Setnov sekaigus memberikan hak kepada pemegang saham
mantan Direktur PT. Murakabi Sejahtera). dalam perseroan. (Gunawan Widjaja, 2008 :
Dalam hal tersebut, Setnov dapat pula 69). Seperti halnya terdapat pada Pasal 52
dikatakan sebagai pengendali dari ayat (1) dalam UUPT yaitu :
PT.Murakabi Sejahtera yang 1. Menghadiri dan mengeluarkan suara
mengatasnamakan kepemilikan saham atas saham dalam RUPS
nama istri dan anaknya, dengan kata lain 2. Menerima pembayaraan dividen dan sisa
adanya hubungan perkawinan dan keturunan kekayaan hasil likuidasi.
dalam perseroan tersebut, sebagimana yang 3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan
dijelaskan dalam Pasal 1 Ayat (1) Huruf a UUPT.
Undang-Undang Pasar Modal. Serta adanya Ketentuan umum mengenai hak suara
hubungan antara perusahaan dan pemegang pemegang saham dalam Pasal 84 Ayat (1)
saham utama sebagaimana dalam Pasal 1 UUPT menyatakan bahwa setiap saham yang
Ayat (1) Huruf f Undang-Undang Pasar dikeluarkan, mempunyai satu hak suara
Modal, yang dimana "pemegang saham kecuali anggaran dasar menentukan lain.
utama" merupakan Pihak yang baik secara Sedangkan, mengenai hak pemegang saham
langsung maupun tidak langsung, memiliki atas dividen diatur dalam pasal 71 ayat (2)
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh UUPT, bahwa seluruh laba bersih setelah
perseratus) hak suara dari seluruh saham dikurangi penyisihan untuk cadangan
yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat
oleh suatu Perseroan atau jumlah yang lebih (1) UUPT dibagikan kepada pemegang saham
kecil dari itu sebagaimana ditetapkan oleh sebagai dividen, Dalam kriteria BO terdapat
Badan Pengawas Pasar Modal. kriteria orang perseorangan yang dapat
Di sisi lain, Setnov yang berperan memiliki kewenangan untuk mengangkat,
sebagai Ketua DPR dapat menentukan menggantikan, atau memberhentikan anggota
kebijakan proyek pemerintah dan direksi dan anggota dewan komisaris. Hal
mengendalikan serta memberi pengaruh tersebut jika merujuk pada klasifikasi saham
kepada Irvanto untuk meloloskan PT. dalam UUPT, adapun saham dengan hak
Murakabi Sejahtera dalam proyek E-KTP, suara khusus atau saham prioritas dalam
sebagaimana dalam Pasal 1 Ayat (1) Huruf d Pasal 53 Ayat (4) Huruf b UUPT yaitu hak
Undang-Undang Pasar Modal yaitu adanya khusus untuk mencalonkan anggota Direksi
hubungan antara perusahaan dengan (Pihak) dan/atau anggota Dewan Komisaris. Adapun
baik langsung maupun tidak langsung pengangkatan dan pemberhentian direksi dan
mengendalikan atau dikendalikan oleh komisari merupakan kewenangan ekslusuf
perusahaan tersebut dengan cara apa pun dari RUPS. (Mulhadi , 2010 :101) rinsip ini
pengelolaan dan atau kebijaksanaan ditegaskan dalam Pasal 105 Ayat (1) UUPT
perusahaan. Berdasarkan kasus tersebut yang bahwa Anggota Direksi dapat diberhentikan
dijadikan peneliti sebagai acuan dalam sewaktu-waktu berdasarkan keputusan
mengungkap keberadaan BO. Berkaitan RUPS. Hal tersebut berlaku pula terhadap
dengan kriteria BO pada Pasal 4 Ayat (1) pengangkatan dewan komisaris dimana
Huruf a, b, dan c dalam Perpres Nomor 13 dalam Pasal 111 Ayat (1) UUPT yang
Tahun 2018 menyatakan bahwa BO memiliki berwenang dalam mengangkat dewan
saham, hak suara dan menerima keuntungan komisaris ialah RUPS yang kemudian diatur
atau laba bersih lebih dari 25% (dua puluh secara detail melalui Anggaran dasar (AD)
lima persen), dimana jika dikaitkan dengan mengatur tata cara pengangkatan,
prinsip umum saham, bahwa saham yang penggantian, dan pemberhentian anggota
Dewan Komisaris serta dapat juga mengatur kategori pemegang saham utama.
tentang pencalonan anggota Dewan Dikarenakan yang dikatakan sebagai
Komisaris. Hal tersebut sejalan dengan M. pemegang saham utama apabila memiliki
Yahya Harahap dalam bukunya Hukum paling sedikit 20 % hak suara dari seluruh
Perseroan Terbatas Pemberian kewenangan saham. Sehingga menjadi konsekuensi logis,
kepada RUPS memberhentikan anggota bahwa BO memiliki kedudukan yang saham
direksi dan komisaris merupakan kekuasaan dengan pemegang saham utama berdasarkan
utama inherent power / kekuatan yang dari hak yang dimilikinya.
melekat pada pemegang saham melalui RUPS Maka, menurut prinsip umum saham yaitu
dalam mengontrol direksi. saham yang dimiliki oleh
Jika dibandingkan dengan ketentuan pemegang saham akan memberikan hak
mengenai Pemegang Saham Utama dalam kepada pemegang saham dalam
penjelasan dalam Penjelasan Pasal 1 Ayat (1) suatu perseroan terbatas.
Huruf f UU Pasar Modal bahwa pemegang
saham utama adalah Pihak yang, baik secara Kedudukan Beneficial owner Dalam
langsung maupun tidak langsung, memiliki System Hukum Nasional
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh Undang-Undang No 40 Tahun 2007
perseratus) hak suara dari seluruh saham belum mengatur secara jelas mengenai
yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan kedudukan Beneficial ownership dalam
oleh suatu Perseroan atau jumlah yang lebih Perseroan Terbatas. Pengaturan Beneficial
kecil dari itu sebagaimana ditetapkan oleh ownership baru dipertegas dalam Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal. Sedangkan, Presiden Nomor Nomor 13 Tahun 2018
dalam Kep- /BEI/ -2018 Tentang Peraturan tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik
Nomor I-V Tentang Ketentuan Khusus Manfaat Dari Korporasi Dalam Rangka
Pencatatan Saham di Papan Akselerasi yaitu Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
ialah pihak yang, baik secara langsung Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak
maupun tidak langsung memiliki paling Pidana Pendanaan Terorisme. Berlandaskan
sedikit 20% (dua puluh persen) hak suara dari peraturan tersebut, ada tiga parameter yang
seluruh saham yang mempunyai hak suara dapat diindikasikan Beneficial ownership : (1)
yang dikeluarkan oleh suatu Ultimate Power, yaitu penerima manfaat
perusahaan atau jumlah yang lebih kecil dari langsung dari perusahaan tidak sekedar
itu sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa individu yang terdaftar di dalam legalitas
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam perusahaan karena selama ini belum tentu
Pasal 1 angka 15 Peraturan Otoritas Jasa nama yang tercantum di dalam legalitas
Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017 tentang perusahaan merupakan pemilik atau
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka penerima manfaat langsung; (2) Economic
Penawaran Umum Dan Penambahan Modal Benefit, yaitu penerima manfaat langsung
Dengan Memberikan Hak Memesan Efek dari perusahaan selain karena sebagai
Terlebih Dahulu Oleh Emiten Dengan Aset pemegang saham, tetapi juga mempunyai
Skala Kecil Atau Emiten Dengan Aset Skala akses terhadap cashflow keuangan
Menengah. perusahaan; dan (3) Control, yaitu penerima
Berdasarkan perbandingan ketentuan manfaat langsung dari perusahaan yang tidak
Pemegang Saham Utama yang hanya terbatas sebagai pemegang saham
presentase kepemilikan saham, hak suara saham saja, tetapi juga memiliki kekuatan
dan penerimaan keuntungan atau laba lebih melakukan kontrol untuk mengendalikan
dari 25% dalam kriteria BO pada Perpres perusahaan.
Nomor 13 Tahun 2018 termasuk dalam
korporasi lainnya. ( Pasal 2 Ayat (2) Perpres dalam perpres dan informasi instansi
13/201). pemerintah atau lembaga swasta yang
Kewajiban korporasi dalam mengelola data/informasi tentang pemilik
menetapkan pemilik manfat diatur dalam manfaat serta menerima laporan dari profesi
Pasal 3 Ayat (1). Dalam konteks perusahaan, tertentu yang memuat informasi tentang
selanjutnya ketentuan yang relevan adalah pemilik manfaat. (Pasal 13 Ayat 2 Perpres
korporasi dalam lingkup perseroan terbatas. 13/2018). Dalam menerapkan prinsip
Pasal 4 Perpres ini mengatur tentang kriteria mengenali pemilik manfaat, korporasi
pemilik manfaat dari perseroan terbatas. berkewajiban menunjuk pejabat atau pegawai
(Pasal 4 Ayat 2 Perpres 13/2018). Informasi untuk menyediakan informasi mengenai
tentang pemilik manfaat dari sebuah korporasi dan pemilik manfaat dari korporasi
perseroan terbatas dapat diperoleh melalui atas dasar perminyaan instansi berwenang
beberapa sumber, diantaranya: anggaran dan instansi penegak hukum. (Pasal 14 Ayat
dasar termasuk dokumen perubahan 2 Perpres 13/2018). Mekanisme penerapan
anggaran dasar dan/ atau akta pendirian prinsip pemilik manfaat dapat dilakukan
korporasi, dokumen keputusan rapat umum pada saat permohonan pendirian,
pemegang saham (RUPS), informasi instansi pendaftaran pengesahan, persetujuan, atau
berwenang, informasi lembaga swasta yang perizinan usaha korporasi dan/atau ketika
menerima penempatan atau pentransferan korporasi menjalankan usaha atau
dana dalam rangka pembelian saham kegiatannya. (Pasal 15 Ayat 2 Perpres
perseroan terbatas, informasi lembaga swasta 13/2018). Dalam melaksanakan indentifikasi
yang memberikan atau menyediakan manfaat pemilik manfaat, dilakukan pengumpulan
dari Korporasi bagi Pemilik Manfaat, informasi pemilik manfaat yang paling tidak
pernyataan dari anggota direksi dan anggota mencakup nama lengkap; nomor identitas
dewan komisaris yang dapat dipertanggung- kependudukan, surat izin mengemudi, atau
jawabkan kebenarannya, dokumen yang paspor; tempat dan tanggal lahir;
dimiliki oleh Korporasi atau pihak lain yang kewarganegaraan; alamat tempat tinggal
menunjukkan bahwa orang perseorangan yang tercantum dalam kartu identitas; alamat
dimaksud merupakan pemilik sebenarnya di negara asal dalam hal warga negara asing;
dari dan atas kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau nomor
saham perseroan terbatas, dokumen yang identitas perpajakan yang sejenis; dan
dimiliki oleh Korporasi atau pihak lain yang hubungan antara Korporasi dengan Pemilik
menunjukkan bahwa orang perseorangan Manfaat. (Pasal 16 Ayat 1 dan Ayat 2 Perpres
dimaksud merupakan pemilik sebenarnya 13/2018).
dari dan atas kekayaan lain atau penyertaan Dikarenakan korporasi memiliki
pada Korporasi, serta kewajiban menyampaikan informasi pemilik
informasi lain yang dapat manfaat kepada instansi berwenang, maka
dipertanggungjawabkan kebenarannya. hal tersebut dapat dilakukan oleh pendiri
(Pasal 11 Perpres 13/2018). atau pengurus Korporasi; notaris; atau pihak
Penetapan tentang siapa pemilik lain yang diberi kuasa oleh pendiri atau
manfaat dari suatu korporasi juga dapat pengurus Korporasi untuk menyampaikan
dilakukan oleh instansi yang berwenang informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi.
misalnya kementerian yang menyeleng- (Pasal 18 Ayat 3 Perpres 13/2018) disertai
garakan urusan pemerintahan di bidang dengan surat pernyataan mengenai
hukum untuk perseroan terbatas. (Pasal 13 kebenaran informasi. Selain itu, korporasi
Ayat 3 Perpres 13/2018) yang bersumber dari dibebankan untuk menyampaikan informasi
hasil audit berdasarkan ketentuan yang ada Pemilik Manfaat dalam hal Korporasi telah