Professional Documents
Culture Documents
Gizi & Diet Kel 2
Gizi & Diet Kel 2
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gizi & Diet
yang diampuoleh:Eti Suliyawati,S.Kep.,M.Si.
Disusunoleh:
Kelompok 2
1A D3 Keperawatan
HobirMaulidin 2022
KHGA21001
Helsi Fitriani KHGA21022
Rizqy Pratama Suherman KHGA21005
Dede Nurfitriah KHGA21027
Muhamad Iqbal KHGA21010
Fahrul Febianto Ardiansyah KHGA21029
Nenda Mutiara Insani KHGA21015
Nindi Indriyani KHGA21037
Muhamad Adifrienata KHGA21017
M. Kelvin Sebastian KHGA21043
Retasya Purnama Sagita KHGA21020
Prodi D3 Keperawatan
Kampus 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayahnya, kami Dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pencegahan dan Penanganan Kekurangan
Darah/Anenmia dan Kekurangan Protein” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen mata
kuliah Keperawatan Dasar, Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
“Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Darah/Anenmia dan Kekurangan Protein” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eti Suliyawati,S.Kep.,M.Si. selaku Dosen
mata kuliah Gizi dan Diet yang telah memberikan tugas ini sehingga kami bisa menambah
wawasan dan pengetahuan melalui makalah yang kami buat.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan pada
makalah yang kami buat ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................v
1.3 Tujuan...................................................................................................................................v
BAB II.............................................................................................................................................v
PEMBAHASAN.............................................................................................................................v
2.1 Pengertian Anemia...............................................................................................................v
2.2 Jenis –Jenis Anemia.............................................................................................................v
2.3 Penyebab Anemia..............................................................................................................vii
2.4 Gejala Anemia...................................................................................................................viii
2.5 Penanganan Anemia......................................................................................................................viii
2.6 Pencegahan Anemia.........................................................................................................................ix
2.7 Kekuraangan Protein.......................................................................................................................xii
2.8 Jenis dan Fungsi Protein.................................................................................................................xiii
2.9 Pencegahan Kekurangan Protein...................................................................................................xiv
2.10 Penanganan Kekurangan Protein..................................................................................................xv
2.11 Gejala Kekurangan Protein............................................................................................................xv
BAB III...................................................................................................................................xvi
PENUTUP..............................................................................................................................xvi
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................xvi
3.2 Saran.............................................................................................................................................xvii
2
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh
pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan. Meskipun anemia
disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak
diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat besi. Kekurangan
zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah,
letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan
produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan
mengakibatkan mudah terkena infeksi (Masrizal, 2007).
Anemia dapat menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen akan berakibat pada sulitnya
berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun, daya tahan fisik rendah yang
mengakibatkan mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah dan mengakibatkan jarang
masuk sekolah atau bekerja. Akibat dari anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu
lama akan menyebabkan beberapa penyakit seperti gagal jantung kongestif, penyakit infeksi
kuman, thalasemia, gangguan sistem imun, dan meningitis (DILLA Nursari, 2010).
Wanita lebih sering menderita anemia dibandingkan laki-laki terutama wanita hamil,
wanita muda dan miskin. Hal ini sesuai dengan kebutuhan fisiologis wanita yang meningkat
saat hamil dan juga faktor perdarahan melalui menstruasi yang terjadi setiap bulan. 45,7 %
wanita usia subur (WUS) di Asia Tenggara dan 47,5 % di Afrika dilaporkan menderita
3
anemia. Di Bangladesh 26 % kematian ibu disebabkan oleh anemia dan perdarahan setelah
melahirkan (DILLA Nursari, 2010).
Anemia dapat menurunkan kapasitas kerja individual. Orang yang mengalami anemia
biasanya sering merasa sakit kepala dan pusing. Dampak negatif dari anemia adalah dapat
mengganggu proses mental serta menurunkan kecerdasan, gangguan imunitas, dan
menurunkan kapasitas untuk belajar (Mulyadi dan Labenjang, 2014).
Ada beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat
kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:Makanan kaya
zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau
gelap, roti, dan buah-buahan.Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk
turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.Buah-
buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi. Selain dengan makanan,
anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat
besi secara rutin.
Setelah pembelajaran ini Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Pencegahan dan
penanganan kekurangan darah/anemia dan kekurangan protein.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4). Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh
tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga
dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping
obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5). Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat
daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat
setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek
samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6). Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah,
terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit
Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7). Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin.
Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan
sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit jika kedua orang tuanya sama-sama
mengalami mutasi genetik tersebut.
8). Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin.
Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi
yang sama.
6
darah merah / eritrosit . zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin
antara lain asam folat dan vitamin B12.
Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC , HIV /AIDS, dan keganasan
seringkali disertai anemia , karena kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu
sendiri .
Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang mengakibatkan kadar
Hb menurun .Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan .
3) Hemolitik
Pendarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena terjadi
hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi ( hemosiderosis ) di organ tubuh ,
seperti hati dan limpa . pada penderit Thalasemia , kelainan darah terjadi secara genetik
yang menyebabkan anemia karena sel darah merah / eritrosit cepat pecah , sehingga
mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh .
( sapi dan kambing ) , unggas ( ayam , bebek, burung ) dan ikan . zat besi dalam sumber
pangan hewani dapat di serap tubuh antara 20 - 30 % . pangan nabati ( tumbuh -
tumbuhan ) juga mengandung zat besi , namun jumlah zat besi yang bisa diserap oleh
usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani zat besi pangan
nabati yang dapat diserap oleh tubuh adalah 1 - 10 % . contoh pangan nabati sumber zat
besi adalah sayuran bewarna hijau tua ( bayam, daun singkong , kangkung ) dan
kelompok kacang - kacangan ( tempe, tahu , kacang merah ). Hasil survei konsumsi
makanan individu ( kemkes , 2014 ) menunjukan bahwa 97,7% penduduk Indonesia
mengkonsumsi beras ( dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg zat besi ). oleh
karena itu ,secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap resiko menderita anemia
Gizi Besi ( AGB ) .Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus, sebaiknya
mengonsumsi makanan kaya sumber vitamin C seperti jeruk dan jambu dan menghindari
konsumsi makanan yang banyak mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan
zat besi dalam usus dalam jangka panjang dan pendek seperti tanin ( dalam teh , dan kopi
7
hitam ). kalsium , fosfor , serat dan fitat ( biji - bijian ) . Tanin dan fifat mengikat dan
menghambat penyerapan besi dari makanan .
Penanganan Anemia ini tergantung jenis anemia yang diderita pasien.Penanganan bagi
satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain.Oleh karena itu,dokter tidak
akan memulai penanganan sebelum penyebabnya dengan pasti.
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus
yang parah, diperlukan transfusi darah.
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, asam folat, dan vitamin B12,
yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan
memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
4) Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa
lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
5) Anemia hemolitik
8
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu,
diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi
sel darah merah.
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang,
dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan
memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
8) Thalassemia
Berikut adalah beberapa langkah-langkah pencegahan anemia yang bisa kita lakukan :
Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin di dalam sel darah
merah.Hemoglobin adalah zat yang memberi warna merah dan memungkinkan sel darah
membawa oksigen ke seluruh tubuh Anda.Maka dari itu, memperbanyak makan makanan
tinggi zat besi bisa menjadi salah satu upaya pencegahan anemia yang cukup mudah
dilakukan. Beberapa makanan yang mengandung zat besi, antara lain:
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan Indonesia, orang
dewasa setidaknya butuh 26 mg zat besi per hari untuk mencegah anemia kambuh.
Cara lain untuk mencegah anemia adalah dengan makan makanan tinggi vitamin
B12.Vitamin B12 adalah nutrisi penting yang dapat membantu menjaga kesehatan saraf,
membuat DNA, dan berperan penting dalam pembentukan sel darah merah sehat.
9
Masih mengutip tabel AKG milik Kemenkes, orang dewasa disarankan mencukupi
kebutuhan vitamin B12 sebanyak 2,6 mcg setiap hari sebagai langkah pencegahan anemia
Asam folat (vitamin B9) membantu tubuh membuat sel-sel baru, termasuk sel darah
merah baru untuk menggantikan sel darah merah yang mati.Itu sebabnya, asam folat
menjadi salah satu nutrisi penting untuk mencegah anemia.Makanan yang mengandung
asam folat bisa Anda dapatkan dari:
Sering mengonsumsi makanan atau buah yang mengandung vitamin C dapat menjadi
cara mencegah anemia secara alami.Orang dewasa setidaknya butuh 75 mg vitamin C
dalam sehari untuk menjaga kesehatan sel darah dan fungsi tubuh lainnya tetap
sehat.Vitamin C berperan dalam penyerapan zat besi di dalam usus halus. Inilah
alasannya orang yang kekurangan vitamin C berisiko mengalami anemia.
10
Menurut American Academy of Pediatrics (AAAP), memberikan susu sapi pada
bayi bisa menjadi salah satu upaya pencegahan anemia sejak dini.Namun, pastikan Anda
memberikan susu sapi pada anak saat usianya—setidaknya—mulai satu tahun ke atas.Hal
ini lantaran susu formula yang terbuat dari sapi memiliki kandungan zat besi yang
rendah.Masih dari AAP, susu sapi juga dapat mengiritasi lapisan usus bayi sehingga
memicu perdarahan dan hilangnya zat besi di dalam tubuh anak.Meski risikonya kecil,
bayi yang terlalu cepat mengonsumsi susu sapi bisa berisiko kekurangan zat besi. ASI
masih menjadi asupan nutrisi terbaik untuk bayi di bawah satu tahun.Namun, apabila
karena kondisi tertentu Anda harus memberikan susu formula pada bayi yang belum
genap 1 tahun, cobalah memberikan susu kedelai untuk mencegah anemia.Anda mungkin
juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan pengganti ASI yang tepat
sesuai dengan kebutuhan gizi bayi Anda.
11
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan rahim menebal secara
berlebihan. Akibatnya, Anda mengalami perdarahan menstruasi yang lebih
parah.Kehilangan banyak darah selama menstruasi akhirnya membuat Anda rentan
terhada anemia.KB hormon membantu mencegah anemia saat menstruasi dengan
menyeimbangkan hormon dalam tubuh Anda.Dikutip dari Mayo Clinic, alat KB yang
Anda gunakan mengandung hormon yang dapat menipiskan rahim sehingga Anda tidak
mengalami perdarahan secara berlebihan.
1) . Protein Enzim
Menurut ahli di NIH, enzim melakukan hampir semua dari ribuan reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel. Mereka membantu pembentukan molekul baru dengan
membaca informasi genetik yang disimpan dalam DNA.Fungsi protein enzim juga
12
bertugas sebagai pembentuk enzim, yaitu zat yang mendukung terjadinya reaksi kimia
dalam tubuh. Misalnya enzim yang dihasilkan untuk mengubah karbohidrat, protein,
dan lemak ke dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah diserap tubuh.
Hormon protein bertugas mengatur tindakan dan fungsi hormon dalam tubuh.
Hormon adalah sekresi yang berperan sebagai pembawa pesan kimia dalam tubuh
melalui darah.Setiap hormon memengaruhi tiap satu sel tertentu untuk mengoordinasikan
proses metabolisme dalam tubuh. Misalnya organ pankreas yang menghasilkan hormon
insulin untuk mengatur kadar gula dalam darah
Fungsi antibodi juga disebut sebagai protein defensif. Fungsi protein yang satu ini
yaitu mengikat partikel asing tertentu, seperti virus dan bakteri, untuk membantu
melindungi tubuh. Protein ini bertindak sebagai komponen pembentuk antibodi dalam
tubuh.Misalnya fibrinogen dan trombin yang merupakan antibodi dan berfungsi
membantu proses pembekuan darah, mencegah kehilangan darah setelah terjadi cedera,
serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Fungsi protein transport, yaitu mengikat dan membawa atom dan molekul kecil di
dalam sel dan ke seluruh tubuh. Misalnya hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Contoh lainnya
adalah lipoprotein yang membantu transportasi lipid atau lemak dalam tubuh.
13
Protein yang ini berfungsi untuk menyimpan asam amino dan ion logam yang
dibutuhkan dalam tubuh. Protein ini juga bertindak sebagai cadangan makanan yang
memberikan energi jika dibutuhkan oleh tubuh. Misalnya protein ferritin yang
menyimpan dan mengontrol kadar zat besi dalam tubuh.
Fungsi protein penggerak untuk pergerakan otot dalam tubuh, seperti mengatur
kekuatan dan kecepatan jantung bergerak dan otot saat berkontraksi.Protein ini terlibat
dalam transportasi nutrisi dalam sel, menyusun genetik, pembelahan sel, dan koordinasi
otot. Misalnya miosin dan aktin untuk menghasilkan kontraksi otot dan relaksasi, seperti
saat menekuk dan meluruskan lutut kaki.
Selain mengonsumsi makanan sehat, jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan
minum air putih sebanyak 8 gelas per hari dan melakukan pemeriksaan ke dokter secara
rutin jika Anda memiliki kondisi medis atau penyakit yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya malnutrisi energi protein.
14
1) Berat badan di bawah normal dengan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m2
2) Lelah dan lemas yang terus-menerus
3) Mudah kedinginan
4) Nafsu makan berkurang
5) Penyusutan otot atau atrofi otot, dan lemak tubuh
6) Perubahan sikap dan emosi, misalnya menjadi apatis, sering gelisah, mudah marah, sulit
berkonsentrasi atau terus-menerus sedih
7) Kulit kering dan lebih pucat
8) Sering sakit dan luka lebih lama sembuh
9) Rambut rontok hingga botak
10) Mati rasa atau kesemutan
11) Diare kronis (diare yang berkepanjangan)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terhambat sehingga
akan terjadi defisiensi besi (Almatsier, 2009). Kekurangan zat besi menyebabkan kadar
hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia
(Waryana, 2010). rendahnya konsumsi zat besi akan berpengaruh terhadap kekurangan zat
besi, sehingga mengakibatkan kadar hemoglobin (Hb) darah menurun dan menyebabkan
anemia.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh
pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan. Meskipun anemia
disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak
diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat besi. Kekurangan
zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah,
letih, lelah dan cepat lupa.
3.2 Saran
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan dalam makalah ini,maka kami sebagai pembuat
makalah ini berharap pembaca memahami dan menambah pengetahuan tentang Pencegahan
16
dan penanganan kekurangan darah/anemia dan kekurangan protein semoga dapat
menjadikan referensi bagi kita semua.Diharapkan pembaca bisa memberikan kami kritik dan
saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam membuat makalah-makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein#:~:text=Penyebab%20Malnutrisi%20Energi
%20Protein,kalori%2C%20yaitu%20karbohidrat%20dan%20lemak
https://www.halodoc.com/artikel/inilah-7-jenis-dan-fungsi-protein-bagi-tubuh
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/kekurangan-protein/?
amp=1#amp_ct=1654314706649&_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16543145812156&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com
https://hellosehat.com/kelainan-darah/anemia/cara-pencegahan-anemia/?amp=1
https://www.alodokter.com/anemia
17