Professional Documents
Culture Documents
Kak Posyandu Bayi Dan Balita SADAH
Kak Posyandu Bayi Dan Balita SADAH
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi , juga merupakan
karunia tuhan oleh karena itu perlu dijaga dan dipelihara kwalitasnya. Promosi kesehatan
sangat efektif untuk memelihara dan meningkatan kesehatan . fakot lingkungan dan
lingkungan mempunyai peran sangat dominan dalam peningakaan kualitas kesehatan.
Hal-hal tersebut merupakan bidang garapan promosi kesehatan.
Masalah perilaku menyangkut kebiasaan , budaya dan masalah-masalah lain yan tidak
mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat
untuk hidup sehat , perlunya pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat,
dan untuk itu diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan . sementara itu promosi
kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu progam unggulan, sehingga perlu digarap
secara sungguh-sungguh dengan dukungan Sumber daya yang memadai. Sementara itu
pertauran dan perundangan yang ada memberikan landasan hukum yang cukup kuat
terhadap penyelenggaraan promosi kesehatan. Dalam progam Promkes harus tetap
mengacu pada visi misi dan tata nilai puskesmas perawatan kibang budi jaya agar
terwujudnya masyarakat sehat dan berdaing saing.
2. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) diindonesia masih tinggi, menurut data SDKI tahun 2002-
2003 sebesar 307 pper 100.000 kelahiran hidup demikian pula angka kematian bayi juga
masih cukup tnggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Sehubungan dengan hal itu maka
pelayanan kesehatan dimasyarakat perlu teru ditingkatkan baik bersifat kuratif maupun
promotif dan preventif serta rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan misi departemen
kesehatan yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatanya. Proses pemberdayaan tersebut dialukan dari, oleh, dan
untuk dan bersama masyarakat artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial dimasyarakat bahkan semua komponen
masyarakat.Gambaran pelaksanaan progam promosi kesehatan secara garis besar adalah
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatanya sehingga dapat mengindentifikasi masalah kesehatanya, mencarikan solusi
serta menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga derajat kesehatannya semakin
meningkat. Dalam upaya memperoleh umpan balik tetap mengacu kepada visi dan misi
Puskesmas Perawatan Mampu Poned terwujudnya masyarakat sehat dan mengacu kepada
tata nilai puskesmas yaitu tepat, akurat, komunikatif, aman, dan prima dalam pelayanan
dan pelaksanaan kegiatan.
3. TUJUAN
a. Umum
Agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, baik masalah-masalah
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam secara mandiri,
disamping itu petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi
pasien dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
b. Khusus
- Mempengaruhi masyarakat untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat
dan positif.
- Mempengaruhi masyarakat untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan
makanan dengan kandungan gizi yang optimal. Mempengaruhi masyarakat untuk
berhenti merokok.
- Mempengaruhi masyarakat untuk mengurangi/menurunkan/ menghilangkan
penyalahgunaan obat dan alkohol.
- Membantu masyarakat untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam
kehidupannya.
- Mengajarkan masyarakat mengenai kemampuan P3K.
- Mengajarkan masyarakat mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
6. SASARAN
Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Kibang Budi jaya yang terdiri dari individu ,
keluarga, karyawan, pelajar, kelompok atau golongan, serta masyarakat umum lainya
8. TATA NILAI
C : CEPAT (Cepat dalam mengambil keputusan)
A : AKURAT ( Aku5rat dalam memberikan pengobatan )
K : KOMUNIKATIF ( komunikatif dalam memberikan informasi)
A :AMAN (aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja dan
menceritakan rasa aman bagi pasien)
P : PRIMA ( Memberikan pelayanan secara Prima dengan Senyum Sapa dan salam)
KEGIATAN PROGAM
KEGIATAN POSYANDU BAYI DAN BALITA
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung dan mencapai target millennium development goals
(Mdg’s) dimana hampir 70% goals yang ditetapkan dalam kegiatannya adalah
ditujukan untuk peningkatan dan percepatan kesehatan ibu dan anak serta
pemberdayaan perempuan, maka untuk itu seluruh pilar kelembagaan kemasyarakatan
yang bergerak dibidang kesehatan dan pemberdayaan perempuan serta pemberdayaan
masyarakat diharapkan mendapat perhatian lebih luas dan serius untuk kita
laksanakan. Untuk itu salah satu pilar upaya yang perlu dikembangkan adalah
kegiatan Posyandu.
B. LATAR BELAKANG
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) adalah salah satu wujud peran serta aktif
masyarakat dalam pembangunan. Keberadaan Posyandu sudah menjadi kebutuhan
dan hal yang penting ditengah masyarakat. Karena Posyandu selain berfungsi sebagai
wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas
kepada masyarakat, juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. Kegiatan Posyandu
adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat dan tumbuh sebagai asset masyarakat local
serta menjadi modal social yang sangat berperan dalam pembangunan kesehatan.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
a) Mempercepat penurunan Angka kematian bayi, anak dan angka kelahiran.
b) Untuk mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
c) Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain
yang menunggu, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
d) Agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada waktu dan
tempat yang sama.
2. TUJUAN KHUSUS
a) Pemantauan status pertumbuhan balita.
b) Pelayanan gizi ibu hamil, bayi, balita, WUS dan PUS.
c) Pelayanan pencegahan terhadap penyakit baik menular maupun tidak menular.
d) Pelayanan pengobatan penyakit.
e) Pelayanan dan penyuluhan kontrasepsi.
f) Pelayanan kesehatan ibu hamil, WUS dan PUS.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita melalui kegiatan:
a) Penimbangan rutin setiap bulan
b) Pemantauan dan pelayanan gizi
c) Pencegahan terhadap penyakit
d) Penyuluhan dan pelayanan KB
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur melalui
kegiatan:
a) Pelayanan gizi
b) Pencegahan terhadap penyakit
c) Pengobatan penyakit
d) Peyuluhan KB dan penyuluhan kesehatan.
Di dalam pelaksanaan posyandu terdapat system pengaturan 5 meja.
1) Meja 1 Pendaftaran
2) Meja 2 Penimbangan bayi dan balita
3) Meja 3 Pengisian KMS
4) Meja 4 Penyuluhan meliputi penyuluhan kesehatan secara perorangan,
pelayanan oralit, Vitamin A dosis tinggi, pemberian PMT.
5) Meja 5 Pelayanan Kesehatan
Meliputi pemeriksaan ibu hamil bersama pendampingan kader, Pelayanan KB,
dan Pelayanan Kesehatan.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan di MEJA 1
1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di
KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau
KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap,
nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS,
kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
Kegiatan di MEJA 2
Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam
KMS.
Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja
pencatatan.
Kegiatan di MEJA 3
Buka KMS balita yang bersangkutan.
Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai
ingatan ibunya.
Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan
bulan lahir anak dan catat.
Kegiatan di MEJA 4
Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan
hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
Kegiatan di MEJA 5
kegiatan pelayanan kesehatan, imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas
F. SASARAN
1. Bayi dan Balita
2. Orang Tua Bayi dan Balita
3. Masyarakat
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU BALITA
Jadwal pelaksanaan posyandu balita dilaksanakan tiap 1 bulan sekali di masing-
masing desa.
H. EVALUASI KEGIATAN
- Terlaksanannya konsep 5 meja dengan benar
- Terpantaunya keadaan fisik balita sesuai tumbuh kembang
- Terpantau grafik perkembangan berat badan balita sesuai tumbuh kembang
- Status nutrisi pada balita terdokumentasi dengan benar
- Terlaksananya peran dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan balita
- Terbinanya kerjasama dengan tim pelayanan kesehatan lainnya dan kader dengan
tepat
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
Bidan desa melaporkan hasil kegiatan posyandu balita setiap satu bulan sekali setelah
kegiatan posyandu balita.
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENYULUHAN /PROMOSI KB
I. PENDAHULUAN
Penyuluhan KB / Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan keluarga berencana ( KB ) dan kesehatan reproduksi,dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan di gunakan sesuai pilihannya. Konseling yang baik juga akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB.Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan
klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada.
II. LATAR BELAKANG
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan
pilihan,dengan mendengarkan apa yang di sampaikan klien berarti petugas belajar
mendengarkan informasi apa saja yang di butuhkan oleh setiap klien.
III. TUJUAN
Tujuan Umum :
Mengubah pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat mengacu pada Pedoman KB
dan sesuai dengan resiko/masalah KB.
Tujuan Khusus :
1. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien.
2. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
3. Membahas metode yang di ingini klien.
4. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
- Penyuluhan
- Diskusi
V. CARA MELAKSANAAN KEGIATAN
- Memberikan penjelasan kepada calon akseptor tentang alat kontrasepsi antara
lain,macam macam alat kontrasepsi,keuntungan dan kerugian,cara pasang,waktu
pemakaian dan waktu pelepasan
- Memberikan kesempatan bertanya kepada akseptor
- Mempersihlakan akseptor memilih KB yang akan digunakannya/yang diinginkanya
- Membuat kesepakatan untuk waktu pemasangan alat kontrasepsi
- Pencatatan dan pelaporan kegiatan konseling KB
VI. SASARAN
- PUS , masyarakat, kelompok masyarakat
- PUS yang akan berKB.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan KB dilakukan pada bulan Maret , April atau disesuaikan
dengan posyandu ibu hamil
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi di lakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pada saat persiapan dan pelaksanaan
kegiatan.Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan oleh penanggung jawab program
dan ditujukan kepada kepala puskesmas. Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam
bentuk postest dilakukan oleh penanggung jawab program
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab progam dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka melaksanakan Program Indonesia Sehat, Kementerian Kesehatan telah
menerbitkan “Pedoman Umum Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga”.Pedoman tersebut menyatakan bahwa pelaksana terdepan dari Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
( Puskesmas). Oleh karena itu, penerbitan Pedoman Umum Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga harus diikuti dengan penerbitan petunjuk teknisnya.
II. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya Promotif dan
Preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas bertanggungjawab atas satu wilayah administrasi
pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan.Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 juga menegaskan adanya dua fungsi Puskesmas
yaitu:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, yakni kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama, yakni kegiatan dana atau serangkaian
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, dan memulihkan kesehatan perorangan.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga . puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan didalam gedung melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga – keluarga diwilayah kerjanya. Kunjungn
rumah ( keluarga) dilakukan secara terjadwal , rutin dengan memanfaatkan data dan
informasi dari profil kesehatan keluarga (prokesga)
III. TUJUAN
a. TujuanUmum
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP dan UKM secara
berkesinambungan dengan target pendekatankeluarga
b. TujuanKhusus
a) Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif , meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif
dan rehabilitatif dasar
b) Mendukung pencapaian standar pelayanan minimum ( SPM) kabupaten / kota dan
provinsi melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan
c) Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menjadi peserta JKN
d) Mendukung tercapainya tujuan progam indonesia sehat dalam renstra
kementerian kesehatan tahun 2015 -2019
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a) Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga menggunakan
prokesga oleh pembina keluarga ( dapat dibantu oleh kader kesehatan)
b) Membuat dan mengelola pangkalan data puskesmas oleh tenaga pengelola data
puskesmas
c) Menganalisa, merumuskan intervensi masalah esehatan dan menyusun rencana
puskesmas oleh pimpinan puskesmas
d) Melaksanakan kunjungan rumah dalam paya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif oleh peembina keluarga
e) Melaksanakan pelayanan kesehatan ( dalam dan luar gedung) melalui pendekatan
siklus hidup oleh tenaga kesehatan puskesmas
f) Melaksanakan sistem informasi dan pelaporan puskesmas oleh teanga pengelola
data puskesmas
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a) Melakukan inventarisasi data jumlah keluarga diwilayah kerja puskesmas kibng budi
jaya
b) Menyiapkan instrumen pendataan ( prokesga, pinkesga)
c) Menyiapkan petugas pendataan
d) Melakukan pembagian wilayah
e) Menetapkan jadwal kunjungan rumah
f) Melaksanakan kunjungan rumah
g) Melaksanakan pencatatan hasil wawancara dengan KK dan anggota rumah tangga
dalam prokesga
h) Menempelkan stiker pada jendela/ pintu depan rumah
VI. SASARAN
Seluruh jumlah kepala keluarga dan anggota keluarga (ibu hamil, Bayi dan Balita
Lansia dan masyarakat usia produktif ) didesa kibang tri jaya
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Pendataan Keluarga Sehat dilakukan pada bulan Mei dan bulan Juni
VIII. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 bulan sekali
IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab progam dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENULARAN TB PARU
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah
penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data
dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang
oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun.
Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10
persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir
dengan kematiaan.
II. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum
bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia
setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia
adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina
dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang
resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus
dilakukan.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat menginformasikan dan
mengetahui tentang penyakit TBC sehingga dapat menjaga kesehatan dan
lingkungan sekitar.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengetahui tentang penyakit tbc, cara penularan dan pengobatan
penyakit tbc
b. Masyarakat dapat lebih memperhatikan perilaku hidup bersih sehat
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Penyuluhan
b. Tanya Jawab
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
I. PENDAHULUAN
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,
2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan
terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010
dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang
cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. PTM dapat dicegah
dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang
aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan
faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM.
Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor
risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang
mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM,
pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini
serta meningkatkan kualitas hidup.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk merubah perilaku Masyarakat, Kelompok Masyarakat dan Individu dalam
bidang kesehatan.
2. TujuanKhusus
a) Tercapainya perubahan perilaku Masyarakat, Kelompok Masyarakat dan
Individu dalam membina dan memelihara perilaku hidup bersih dan sehat, dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
b) Masyarakat dapat memahami tentang penyakit tidak menular dan mendukung
pelaksanaan pencegahan penyakit tidak menular secara aktif.
- Penutup
Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
VI. SASARAN
- Masyarakat
- Anggota keluarga yang beresiko memiliki riwayat penyakit tidak menular
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN PHBS
I. PENDAHULUAN
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari oleh untuk dan bersama
masyarakat ,agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumberdaya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat
didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Banyak masalah
kesehatan di negeri kita indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB
Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci
tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air tidak sehat dan lain-lain.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu /kelompok
dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperang aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
III. TUJUAN
1. Umum
Memberikan informasi atau pengetahuan kepada masyarakat , anggota keluarga
dan siswa sekolah tentang perilaku hidup bersih dan sehat
2. Khusus
- Dengan adanya Penyuluhan PHBS diharapkan Pengetahuan Peserta Didik, anggota
keluarga dan masyarakat meningkat.
- Dengan adanya Penyuluhan PHBS Diharapkan Peserta Didik disekolah,
masyarakat dan anggota keluarga mengetahui cara hidup Bersih dan Sehat baik itu
dilingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.
5. SASARAN
- Peserta Didik disekolah
- Anggota Keluarga
- Masyarakat
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENYULUHAN IMUNISASI
I. PENDAHULUAN
Penyuluhan imunisasi adalah suatu kegiatan memberi pengetahuan yang
dilakukan dengan cara menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok, atau
individu dengan harapan setelah adanya pesan tersebut masyarakat / kelompok /
individu dapat memperoleh pengetahuan, mengerti dan memahami tentang imunisasi.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat yang lebih baik terhadap
program imunisasi.
2. Tujuan khusus
a) Setelah dilakukan penyuluhan imunisasi sasaran mengerti pengertian
imunisasi rutin dan imunisasi lanjutan
b) Setelah dilakukan penyuluhan imunisasi sasaran mengerti macam-macam
imunisasi.
c) Setelah dilakukan penyuluhan imunisasi sasaran mengerti efek samping
Imunisasi
d) Setelah dilakukan penyuluhan imunisasi sasaran mengerti fungsi imunisasi
VI. SASARAN
1. Kader
2. Masyarakat
3. Ibu Balita
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENULARAN ISPA
I. PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode
per anak/tahun di Negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara
maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun
dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara berkembang. Kasus terbanyak
terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10 juta) dan Bangladesh,
Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode
batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al
Bulletin WHO 2008). ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien
di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%). (Kemkes RI, Pedoman
Pengendalian ISPA).
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan upaya untuk menurunkan angka kesakitan ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Mampu Poned Kibang Budi Jaya.
2. Tujuan Khusus
a. Petugas dapat mengetahui faktor-faktor penyebab tingginya angka kesakitan
ISPA di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mampu Poned Kibang Budi Jaya.
b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang gejala dan pencegahan
penyakit ISPA
c. Petugas dapat mencari alternative pemecahan masalah, langkah-langkah
pemecahan masalah dan prioritas pemecahan masalah pada kasus ISPA di
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mampu Poned Kibang Budi Jaya.
I. PENDAHULUAN
Kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar, sekitar 23 % dari
seluruh populasi, sebagai generasi penerus, kelompok ini merupaka aset atau modal utama
sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Kelompok
remaja yang berkualitas memegang peranan penting didalam mencapai kelangsungan serta
keberhasilan Tujuan Pembangunan Nasional.
2. Khusus
1) Mengenal sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
2) Mengetahui cara menjaga kebersihan organ reproduksi remaja
3) Mengetahui penyakit menular seksual
4) Mengetahui pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
5) Mengetahui kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
a. Materi
1) Siistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
2) Cara menjaga kebersihan organ reproduksi remaja
3) Penyakit menular seksual
4) Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
5) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
b. Metode Pelaksanaan
Ceramah dan tanya jawab.
c. Tahapan Kegiatan
1) Koordinasi dengan kepala sekolah
2) Persiapan (undangan peserta)
3) Pelaksanaan
4) Laporan hasil pelaksanaan
VI. SASARAN
Seluruh siswa di Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Perawatan Mampu Poned Kibang Budi Jaya
I. PENDAHULUAN
Kader kesehatan merupakan ujung tombak kegiatan kesehatan dimasyarakat yang
perlu pengembangan dan peningkatan kemampuan ketrampilan melalui pembinaan kader
secara rutin dan berkelanjutan.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pengetuan dan ketrampilan kader serta informasi tentang kesehatan yang diberikan
dalam kegiatan posyandu dapat dilakukan dengan benar , jelas dan dapat
disosialisasikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan khusus
1. Kader dapat memahami informasi ilmu pengetahuan yang didapat
2. Kader dapat mensosialisasikan kembali tentang informasi yang didapat
3. Kader dapat membantu mengumpulkan laporan kegiatan yang telah dilakukan
4. Kader dapat saling menginformasikan masalah, pengetahuan dan pengalaman
kepada petugas kesehatan dan kader lain sehingga masalah dapat dicari solusi
dengan bermusyawarah dan mufakat
VI. SASARAN
Kader Posyandu
I. PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami pertumbuhan yang pesat,
sehingga memerlukan asupan zat gizi yang seimbang. Selama ini, yang diperhatikan
hanyalah asupan zat gizi makro dan tidak memperhatikan zat gizi mikro. Padahal pada
kenyataannya banyak anak pada masa remaja mengalami anemia, yaitu kekurangan zat
gizi mikro berupa zat besi. Bila keadaan ini terus berlanjut, akan membuat remaja
mengalami masalah yang berakibat penurunan produktivitas remaja. Produktivitas remaja
yang terus menurun ini akan menyebabkan kualitas SDM yang ada ikut menurun. Secara
umum, juga akan mempengaruhi kualitas penerus bangsa ini .Oleh karena itu, pada tahun
2016 ini salah satu kegiatan program perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat salah
satunya adalah Penyuluhan dan pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja Puteri
Diwilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya
III. TUJUAN
Umum
1) Remaja Puteri mampu mengetahui pentingnya zat gizi Fe bagi kebutuhannya
2) Remaja Puteri dapat menerapkan apa yang ia ketahui dari penyuluhan,
sehingga angka penderita anemia menurun
Khusus
1) Menurunkan angka kejadian anemia pada remaja Puteri Menurunkan angka
kejadian kematian bayi dan Ibu
2) Menurunkan angka kejadian BBLR
VI. SASARAN
Ibu Hamil dan Remaja Putri dilingkungan sekolah wilayah kerja puskesmas
kibang budi jaya
I. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.Melalui
program dan kegiatannya,puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan
pembangunan kesehatan Indonesia,khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Program KIA termasuk satu dari program pokok puskesmas yang bertujuan untuk
memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien.Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan
Indonesia.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan ibu dan anak.
b. Tujuan Khusus
a. Menurunkan kasus kesakitan dan kematian
b. Menurunkan kasus kesakitan dan kematian anak
VI. SASARAN
Masyarakat diwilayah Kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya
I. PENDAHULUAN
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari oleh untuk dan bersama
masyarakat ,agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumberdaya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat
didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Banyak masalah
kesehatan di negeri kita indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB
Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci
tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air tidak sehat dan lain-lain.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu /kelompok
dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperang aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatnya PHBS ditatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan umum dan fasilitas kesehatan.
b. Tujuan Khusus
1. Memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS ditatanan
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja,tempat umum dan fasilitas
kesehatan.
2. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat ditatanan
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan faslitas
kesehatan.
3. Terwujudnya kawasan sehat dengan meningkatkan PHBS pada semua tatanan.
VI. SASARAN
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara
keluarga yaitu : pasangan usia subur, ibu hamil atau ibu menyusui, anak dan
remaja, usia lanjut dan pengasuh anak.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyuluhan Rumah Tangga Sehat dilaksanakan pada bulan september