You are on page 1of 18

PANDUAN

RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN
2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyebab kematian bayi di indonesia terbesar adalah Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), Asfiksia, infeksi, masalah pemberian minum dan diare. Pada
saat ini terdapat kecenderungan penurunan pemberian ASI di beberapa
tempat di indonesia terutama di kota – kota besar. Banyak hal yang
berpengaruh terhadap penurunan tersebut, salah satunya promosi dari roduk
susu formula serta kesalahan dalam penata laksanaan menyusui itu sendiri.
Upaya untuk enurunkan AKB yang sederhana dan mudah dilakukan adalah
dengan memberi ASI segera ( inisiasi menyusu dini) pada bayi baru lahir,
karena ASI mengandung zat imuno yang dapat mencegah infeksi dan diare.
Agar menyusu dapat berhasil dengan baik, harus dimulai sejak dini, yaitu
segera setelah bayi lahir dalam waktu 30 menit, meletakkan bayi di dada ibu di
antara payudara ibu, untuk memulai kontak kulit ( skin to skin). Bila keadaan
/kondisi ibu dan bayi memungkinkan, ibu mulai menyusui dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir. Untuk itu perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan,
dengan memperhatikan secara umum keadaan ibu hamil, difokuskan pada
status gizi dan keadaan payudar ibu. Selanjutnya bayi dan ibunya harus dalam
satu ruangan perawatan ( rawat gabung), kecuali bila ada indikasi medis.
Untuk melaksanakan rawat gabung yang bekualitas aau sesuai harapan perlu
adanya panduan atau pedoman
Pedoman pelayanan rawat gabung di rumah sakit telah di susun sejak
tahun 1991 namun pada kenyataannya hanya di lakukan di beberapa rumah
sakit saja. Pelayanan rawat gabung merupakan salah satu wujud pelayanan
kesehaan ibu dan bayi yang berkesinambungan dan saling terkait. Kesehatan
ibu, khususnya ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang
dikandungnya, artinya kesehatan bayi ditentukan sejak bayi dalam kandungan.
Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan rawat gabung yang bertujuan agar
ibu dapat bersama dengan bayi setiap saat, agar ibu dapat menyusui bayinya
setiap saat bayi lapar (on cue) dan membutuhkan (on demand), hendaknya
dimulai sejak masa kehamilan. Rawat gabung merupakan pelaksanaan
langkah ketujuh dari sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM)
yang tertuang pada Kepmenkes No.450 th 2004 tentang pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusifpada bayi di indonesia (UU RI) No.23 tahun 2002
tentang perlindungan anak . setiap anak berhak memperoleh pelayanan
kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik,mental , dan

2
sosial ( pasal 4 ) dan pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak. Agar stiap
anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan
(pasal 44). Dalam hal yang berkaitan dengan rawat gabung bayi mempumyai
hak untuk mendapat ASI untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental,dan sosial
bayi.
Rekomendasi WHO/UNICEF, 2002 tentang memberikan ASI segera
dalam setengah jam setelah lahir, dapat berhasil bila institusi pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di dukung dengan kebijakan perawatan ibu dan bayi
tanpa dipisah ( rawat gabung ). Kebijakan ini sebenarnya telah ada dengan di
berlakukannya program rumah sakit sayang ibu dan bayi ditingkat pelayanan
kesehatan rujukan ( RS ), puskesmas sayang ibu dan bayi di tingkat
pelayanan kesehatan dasar, sedangkan di masyarakat adanya gerakan
sayang ibu dan bayi. Tetapi pada kenyataannya semakin lama
pelaksanaannya semakin menurun, untuk tu perlu dilakukan revitalisasi
pelaksanaannya di semua tingkatan /jenjang pelayanan kesehatan.
Berdasarkan kondisi tersebut , maka Rawat Gabung sangat mendukung
tingkat keberhasilan menyusui. Untuk pelaksanaan rawat gabung perlu
memperhatikan langkah – langkah mulai persiapan,pelaksanaan,pencatatan
dan pelaporan, serta adanya monitoring dan evaluasi. Agar terdpat
keseragaman dalam pelaksanaan rawat gabung, maka Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan menyusun suatu pedoman pelayanan rawat gabung
untuk di laksanakan di Rumah Sakit, Rumah Bersalin ,Puskesmas,
Polindes/Poskesdes dan di rumah.
Penerapan dari pedoman ini hendaklah disesuaikan dengan keadaan fasilitas
dan tenaga pada masing-masing tempat dengan tetap memperhatikan tujuan
utama dan prinsip dasar pelaksanaan rawat gabung.

3
B. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG

MENDUKUNG

1. Permenkes Nomor 450/Menkes/SK/VI/2004.Tentang pemberian ASI eksklusif


2. Permenkes Nomor 029/Menkes/PER/II/2008.Tentang Standart Pelayanan
Minimal Rumah Sakit

3. Kepmenkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004.Tentang Buku Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA)

4. Kepmenkes RI Nomor.230 tahun 2010 Tentang rawat gabung ibu dan bayi,
BAB II KONSEP RAWAT GABUNG.

5. PERGUB Nomor. 129/Menkes/PER/II/2008.Tentang pedoman rawat gabung.

BAB II

4
KONSEP RAWAT GABUNG

A. PENGERTIAN

. Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir ,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan

B. TUJUAN RAWAT GABUNG


1. Tujuan Umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
2. Tujuan khusus:
a. memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap
saat.
b. bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu.
c. bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak .
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dan keluarga
dalam pemberian ASI.
f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara
menyusui yang benar.
g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru
lahir.
h. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.

C. JENIS

Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, yaitu:
1. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam
suatu ruangan secara terus menerus selama 24 jam
2. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah dalam waktu-
waktu tertentu (misalnya malam hari dan waktu kunjungan)

D. SYARAT RAWAT GABUNG


Persyaratan dalam Raat Gabung terdiri dari:
1. Bayi
Semua bayi kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak
memungkinkan untuk menyusu pada bayi
2. Ibu
Ibu dalam kadaan sehat jasmani dan rohani
3. Ruangan
5
Tersedianya ruangan yang baik,hangat dengan sirkulasi udara yang cukup
dan di lengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung terciptanya
Rawat Gabung yang baik.
Syarat utama dari Rawat Gabung Penuh dapat dilihat pada algoritme dibawah
ini

Algoritme Perawatan
Bayi Baru Lahir

Bayi sehat Bayi risiko tinggi Bayi sakit

 NCB-SMK  NKB < 36 minggu  Bayi baru lahir yang


NKB (gestasi >35  BBLR < 2000 tidak bugar dan atau
minggu, dan atau  Bayi dengan disertai tanda klinis
BB > 2000 gr riwayat asfiksia yang tidak normal
Bayi dengan berat  Bayi dalam
asfiksia ringan kelompok ini
mungkin saja
sebelumnya
termasuk kelompok
bayi sehat atau bayi
dengan risiko tinggi
 Angka leukosit
<15000 dan >25000

Ruang bayi Stabilitas di kamar bayi Stabilitas di kamar bayi


rawat perina

Rawat gabung Kondisi Perburukan Level III


membaik / sakit

E . MANFAAT RAWAT GABUNG

6
Rawat gabung merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat bagi ibu, bayi,
keluarga, dan juga bagi petugas kesehatan Rumah Sakit
1. Manfaat Terhadap Ibu
a. Manfaat ditinjau dari segi psikologi ibu
1) Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik
antara ibu dan bayi yang terjadi segera setelah lahir dan pada waktu
menyusui
2) Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi
yang baru dilahirkannya
3) Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk
merawat bayinya
4) Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan sakit,
lapar dan manja
b. Manfaat dari segi fisik ibu :
1) Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui
bayi akan terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan post
partum dapat dikurangi
2) Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya
3) Mempercepat produksi ASI
4) Menghindari pembengkakan payudara karena ibu menyusui lebih lama

2. Manfaat terhadap bayi :


a. Manfaat ditinjau dari segi psikologi bayi :

Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan anak segera terjadi. Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang
anak khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang

b. Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :


1) Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostrum
mengandung zat-zat antibodi (kekebalan)
2) Bayi akan mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang
berasal dari RS)
4) Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh susu botol
5) Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu buatan
6) Mengurangi Mal Oklusi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek
7) Mengajarkan kepada bayi untuk menghisap puting dan areola dengan
benar

7
8) Memperlancar pengeluaran mekoneum
9) Manfaat Terhadap Keluarga :
3. Manfaat bagi keluarga

a. Dari segi psikologi keluarga :

1) Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan


dorongan pada ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya
2) Memberi kesempatan kepada ibu dan suaminya untuk mendapatkan
pengalaman cara merawat bayinya sesudah melahirkan

b. Dari segi ekonomi keluarga :

1) Biaya perawatan lebih sedikit, karena kesehatan ibu lebih cepat pulih
kembali dan tidak perlu membayar dua ruangan
2) Tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya karena ibu
menyusui sendiri bayinya
3) Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali

4. Manfat bagi petugas kesehatan :


a. Manfaat dari segi psikologik petugas kesehatan
1) Petugas di ruang perawatan akan merasa tenang dan dapat melakukan
pekerjaan lain yang bermanfaat, karena bayi jarang menangis,ibu dan
bayi merasa nyaman
2) Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi
dengan ibu yang telah melahirkan dan keluarganya
b. Manfaat dari segi fisik petugas kesehatan :
1) Pekerjaan petugas kesehatan dalam merawat bayi dan ibu akan
berkurang, oleh karena sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas
mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan pekerjaan lain , misalnya
kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
2) Tak perlu repot menyiapkan dan memberikan susu formula

5. Manfaat terhadap rumah sakit :

a. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta


obat-obatan :
1) Kebutuhan RS akan susu formula serta perlengkapannya menurun
2) Kebutuhan RS akan obat-obatan, cairan infus dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja RS
b. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis :

8
Kebutuhan akan tenaga paramedis untuk perawatan ibu dan bayi
berkurang, sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
lain. Selain itu tenaga paramedis, mempunyai kesempatan untuk
menambah ketrampilan yang akan bermanfaat pula bagi rumah sakit

c. Manfaat dari segi pengurangan morbiditas

Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan


serta subsidi yang diberikan Rumah Sakit. Frekuensi pergantian pengguna
tempat tidur menjadi lebih tinggi sehingga daya tampung rumah sakit lebih
banya

d. Manfaat dari segi kebutuhan ruangan

Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi. Sehingga dapat menghemat


penggunaan ruangan atau juga dapat digunakan sebagai perluasan
ruangan untuk keperluan lainnya.

F . PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG

1. Peran Institusi
a. RS mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan Rawat Gabung
yaitu dengan membuat SPO Rawat Gabung
b. Menyiapkan sarana prasarana pendukung
c. Menyiapkan SDM yang terampil
2. Peran Tenaga kesehatan
a. Melaksanakan Rawat Gabung sesuai SPO
b. Melaksanakan perawatan ibu dan anak dengan baik
c. Merencanakan,melaksanakan,menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu
dan keluarga
d. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan
yang muncul
e. Melakukan dokumentasi secara lengkap semua pelayanan yang diberikan
3. Peran Ibu
a. Mempraktekkan hal-hal yang sudah diberikan petugas selama perawatan
b. Merawat bayinya dengan penuh kasihsayang
4. Peran suami dan keluarga
a. Membantu merawat ibu dan bayi
b. Memberikan dukungan kepaa ibu
c. Mengambil keputusan dengan tepat bila diperlukan

G. HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN RAWAT GABUNG

9
1. Dari segi Ibu

a. Ibu kelelahan setelah melahirkan


b. Ibu ingin bayinya di rawat oleh petugas

2. Dari segi bayi

Tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat,dan perlu perawatan lanjutan
yang mengharuskannya perlu perawatan khusus

3. Dari segi Dokter / petugas


a. Petugas menganggap bahwa bayi perlu di observasi dulu
b. Kurangnya tenaga kesehatan yang merawat bayi
c. Tenaga kesehatan kurang terampil dalam membantu ibu merawat bayinya
4. Dari segi institusi
a. Kurangnya sarana prasarana pendukung Rawat Gabung yang baik
b. Kurangnya tenaga keamanan untuk standby demi keaman bayi dari pihak-
pihak yang kurang bertanggung jawab

BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG

A. PERSIAPAN

10
Untuk melaksanakan Rawat Gabung ibu dan bayi, yang perlu di siapkan adalah
institusi pelayanan,ibu pos partum,suami,dan atau keluarga,petugas,sarana dan
prasarana pelayanan.

1. Institusi pelayanan
a. Adanya SPO Rawat Gabung
b. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan program menyusui pada program RSSIB
( Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi )
2. Ibu post partum, suami dan keluarga
a. Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan ibu dan keluarga
Sehingga memahami pengertian rawat gabung
b. Suami dan keluarga perlu mendapatkan informasi tentang rawat gabung
3. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi antara lain
a. Memahami pentingnya rawat gabung dan terampil dalam memberikan
asuhan untuk kesejahteraan ibu dan bayi
b. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk di lakukan rawat gabung
c. Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi pada saat menyusui dan
manajemen laktasi yang benar.
d. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang muncul pada saat
menyusui bayi, misal: puting lecet,puting terbenam,payudara bengkak.
e. Mampu menolong ibu memerah ASI yang benar.
4. Sarana dan prasarana pelayanan rawat gabung
a. Ruang nifas dengan rawat gabung dilengkapi dengan ruang konsultasi dan
pojok laktasi untuk pemberian penyuluhan dan bimbingan
b. Ruang perinatal dilengkapi dengan ruang menyusui untuk bayinya yang di
rawat.

B. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

1. Pelaksanaan rawat gabung diawali dengan inisiasi menyusu dini pada masa
persalinan di kamar bersalin.

2. Di lanjutkan dengan rawat gabung di ruang nifas antara lain:

a. Menyusui on cue ( melihat tanda – tanda bayi ingin menyusu)


b. Menyusui eksklusif
c. Asuhan bayi baru lahir ( mencegah hypothermia,pemeriksaan klinis
bayi,perawatan tali pusat, memandikan bayi)

11
d. Asuhan ibu nifas (puerperium,breast care,pendampingan menyusui yang
benar beserta penyulitnya,asuhan ibu nifas pasca tindakan)
e. Pemberian pendkes dan KIE ( Nutrisi ibu menyusui, ASI eksklusif,
manajemen laktasi yang benar, tanda bahaya ibu dan bayi, KB)

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan dan asuhan yang diberikan
pada ibu dan bayi, hal – hal yang perlu ditulis pada pencatatan dan pelaporan
Rawat Gabung adalah :

1. Catatan perkembangan klien Rawat Gabung sebagai bukti asuhan yang di


berikan oleh bidan / perawat dengan menggunakan metode SOAP.
S : subyektif
O : obyektif
A : analisa
P : pelaksanaan
2. Cakupan Rawat Gabung :
a. jumlah Rawat Gabung
b. inisiasi menyusu dini
c. menyusui on cue

3. jumlah persalinan

a. persalinan normal

b. persalinan tindakan

4. jumlah rujukan ( dirujuk dan menerima rujukan)

D. MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam melaksanakan


suatu program atau kegiatan. Kegiatan ini untuk melihat pelaksanaan suatu program
mulai dari proses awal sampai akhir kegiatan.sehingga dapat diketahui apakah
program / kegiatan berhasil atau tidak.

1. Indikator keberhasilan yang dilihat antara lain:


a. Semua ibu dan bayi mendapat perawatan gabung
b. Tidak ada susu formula diruang rawat gabung
c. Menyusui secara eksklusif 100%
2. Alat monitoring dan evaluasi yang dipersiapkan adalah:

12
Daftar tilik untuk untuk monitor tenaga,sarana dan prasarana,pelayanan, SPO
bayi normal dan tindakan

E. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT


Rawat gabung dapat dilakukan sesuai dengan tujuannya, hal-hal yang
dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan rawat gabung adalah sebagai
berikut :
a. Di Unit Rawat Jalan Kebidanan :
b. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang manfaat ASI dan
rawat gabung
c. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang perawatan
payudara dan makanan ibu hamil
d. Melaksanakan KIE tentang KB, imunisasi dan kebersihan
e. Mengatasi masalah pada payudara ibu, kalau perlu dirujuk ke klinik
laktasi
1. Di Ruang Bersalin :
a. Segera dilakukan IMD setelah bayi dilahirkan bayi diletakkan di dada
ibunya agar bayi mencari puting payudara ibu (walaupun mungkin saja
ASI belum keluar) untuk mulai menghisap payudara ibu agar
merangsang pengeluaran ASI
b. Untuk ibu yang mendapat narkose umum, bayi disusukan setelah
ibunya sadar
2. Di Ruang Nifas
a. Bayi didekatkan di dekat ibunya
b. Paramedis di ruang rawat gabung, harus mengawasi agar bayi
disusukan paling sedikit 8 kali dalam 24 jam tanpa perlu dilakukan
penjadwalan (sesuai keinginan dan kebutuhan bayi – on demand
feeding) . Setiap kali menyusukan, bayi harus mendapatkan susu dari
kedua payudara secara bergantian
c. Pada hari pertama tidak boleh Prelacteal Feeding (larutan gula, madu,
air putih). Bayi harus segera mendapatkan ASI dari ibunya, bila pada
hari berikutnya ASI belum keluar dan bayi rewel, boleh diberi minum
akan tetapi harus diberikan dengan sendok. Bila bayi tidak rewel tetap
diberikan ASI saja
d. Memberi KIE tentang perawatan payudara dan tali pusat, cara-cara
mempertahankan atau memperbanyak produksi ASI, cara memberi ASI
pada ibu bekerja, makanan ibu menyusui, KB, cara memandikan bayi,
imunisasi dan penanggulangan diare

13
e. Memotivasi ibu pada saat pulang dari rumah sakit tentang manfaat
kllinik laktasi

F. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG


Peranan yang dapat dilakukan dokter dalam rawat gabung adalah :
1. Menggariskan kebijaksanaan dan tata tertib rawat gabung
2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak
3. Merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada
ibu dan keluarganya tentang laktasi dan gizi ibu

G. PERAN PARAMEDIS DALAM RAWAT GABUNG


Peranan paramedis yang dapat dilakukan dalam rawat gabung adalah :
1. Mengajak atau memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara
menyusui, merawat bayi, dan tali pusat serta memandikan bayi
2. Mengatasi masalah laktasi
3. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi keadaan
yang tidak biasa

H. PERAN IBU DALAM RAWAT GABUNG


Pada rawat gabung ibu dapat berperan sebagai berikut :
1. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan misalnya
tentang merawat payudara, menyusui bayinya, merawat tali pusat, dan
lain-lainnya
2. Mengamati hal-hal yang tidak biasa (kelainan) yang terjadi pada bayi atau
dirinya dan melaporkan pada petugas

I. PERSYARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL


1. BAYI
a. Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat tempat tidur ibu sehingga
mudah dijangkau dan dilihat oleh ibu. Bila tidak terdapat tempat tidur
bayi, bayi boleh diletakkan di tempat tidur ibu. Agar mengurangi bahaya
bayi jatuh dari tempat tidur, sebaiknya dua tempat tidur ibu diletakkan
b. Tersedianya pakaian bayi

2. IBU
a. Tempat tidur ibu
b. Tempat tidur ibu diusahakan rendah agar memudahkan untuk naik
turun

14
c. Tersedianya perlengkapan perawatan nifas

3. RUANGAN DAN SARANA


a. Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup
b. Ruang unit ibu / bayi yang masih memerlukan perawatan harus dekat
dengan ruang petugas

4. PETUGAS
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan rawat gabung

5. ADANYA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN


Catatan medis diperlukan untuk mencatat keadaan bayi dan ibu setiap hari

BAB IV

PENUTUP

15
Pedoman rawat gabung ibu dan bayi dalam rangka melaksanakan pelayanan
yang bertujuan memenuhi hak ibu dan bayi untuk tinggal bersama . bayi segera
memperoleh colostrums maupun Air Susu Ibu, bayi memperoleh stimulasi mental dini
demi tumbuh kembang anak, bayi bias memperoleh ASI setiap saat ia inginkan, ibu
memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI. Ibu
memperoleh pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang
benar.

Ibu dan keluarganya memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
Pelayanan Rawat Gabung di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten
Pekalongan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi ,
dengan digunakannya pedo,an rawat gabung ibu dan bayi di RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan diharapkan cakupan menyusui eksklusif meningkat, dan angka kematian
bayi menurun.

DIREKTUR RSUD KAJEN

dr. DWI ARIE GUNAWAN, Sp. B


NIP. 19700429 199903 1 002

DAFTAR ISI

16
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………… 1
B. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN

YAN MENDUKUNG………………………………………...... 3

BAB II : KONSEP RAWAT GABUNG

A. PENGERTIAN………………………………………………… 4
B. TUJUAN……………………………………………………….. 4
C. JENIS RAWAT GABUNG……………………………………. 4
D. SYARAT RAWAT GABUNG……………………………….... 4
E. MANFAAT RAWAT GABUNG………………………………. 6
F. PE RAN DALAM MENCIPTAKAN
RAWAT GABUNG…………………………………………… 8
G. HAMBATAN DALAM
MELAKSANAKAN RAWAT GABUNG…………………….. 9

BAB III : LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG

A. PERSIAPAN RAWAT GABUNG……………………………. 10


B. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG………………………... 10
C. PENCATATAN RAWAT GABUNG………………………….. 11
D. MONITORING DAN EVALUASI…………………………….. 11
E. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG
DI RUMAH SAKIT…………………………………………….. 13
F. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG…………….. 13
G. PERAN MEDIS DALAM RAWAT GABUNG……………….. 13
H. PERAN IBU DALAM RAWAT GABUNG……………………. 13
I. PERSYARATAN RAWAT GABUNG
YANG IDEAL…………………………………………………... 13

BAB IV : PENUTUP……………………………………………………………… 15

KATA PENGANTAR

17
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha pengasih dan pemurah karena
atas rahmat dan pertolongan-NYA Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI Ekslusif
dapat diselesaikan penyusunannya. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi Ekslusif
merupakan regulasi yang terintegrasi dengan kegiatan penjaminan mutu layanan
rumah sakit dengan standar akreditasi khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit yang didalamnya mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan
melaksanakan akreditasi rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam perjalanan
implementasi tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang berorientasi pada
keselamatan pasien terkini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala upaya demi
tersusunnya Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi Ekslusif di Rumah Sakit Umum
Daerah kajen Kabupaten Pekalongan ini.

Tim Penyusun

18

You might also like