Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI-Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Motivasi Dan Kinerja Pengurus Pertuni Semarang - Fullpdf
SKRIPSI-Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Motivasi Dan Kinerja Pengurus Pertuni Semarang - Fullpdf
SKRIPSI
Disusun oleh:
Elsa Mega Desvita
(31001600368)
i
ii
iii
iv
MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan berkahnya. Terimakasih Ya
Allah, sebuah perjuangan tidaklah mudah, dan melalui ini engkau ajarkan arti
kesabaran dan keikhlasan. Doa yang terucap telah engkau kabulkan sehingga
memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini tanpa kendala yang
berarti.
Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih atas segala yang kalian berikan. Kasih
sayang, materi, doa, bahkan teguran, aku yakin semua adalah yang terbaik
untukku. Dan aku bersyukur memiliki kalian sebagai orang tua.
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya, sholawat dan salam senantiasa penulis panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“PENGARUH KOMINIKASI ANTAR PRIBADI TERHADAP MOTIVASI
DAN KINERJA PENGURUS DI ORGANISASI PERTUNI KOTA
SEMARANG”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Kurniawan Yudhi Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Bahasa
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Bapak Urip Mulyadi, S.I.Kom., M.I.Kom selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
3. Seluruh Dosen dan Karyawan prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Agung
untuk Dosen yang telah senantiasa sabar dalam memberikan materi perkuliahan
dan untuk karyawan yang telah memberikan pelayanan secara baik.
4. Ibu Trimanah, S.Sos., M.Si dan Bapak Urip Mulyadi, S.I.Kom., M.I.Kom selaku
dosen pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
arahan.
5. Kedua orang tua saya, yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk saya.
6. Pengurus organisasi pertuni Kota Semarang yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
7. Bapak Ahyani dan seluruh pengurus pertuni Kota Semarang yang telah
memberikan dukungan dan menemani penulis ketika terjun di lapangan.
8. Komting Hadyan Wisnu Hawari dan teman-teman angkatan 2016 serta kakak-
kakak tingkat maupun adik-adik tingkat yang selalu memberikan semangat satu
sama lain.
9. Orang yang saya cintai yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
viii
PENGARUH KOMINIKASI ANTAR PRIBADI TERHADAP MOTIVASI
DAN KINERJA PENGURUS DI ORGANISASI PERTUNI KOTA
SEMARANG
Hasil dari penelitian ini adalah Dari hasil uji yang dilakukan oleh peneliti
dengan melibatkan 15 sampel seluruh jajaran pengurus baik pengurus inti maupun
pengurus pendukung maka hasilnya adalah, komunikasi antar pribadi memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi pengurus begitu pula
komunikasi antar pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja pengurus pertuni kota Semarang. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi sangat penting untuk dimiliki oleh
pengurus demi kemajuan pertuni dan anggota pertoni, khususnya di kota
Semarang.
ix
THE EFFECT OF PERSONAL COMMUNICATION ON THE
MOTIVATION AND PERFORMANCE OF MANAGERS IN PERTUNI
ORGANIZATIONS, CITY OF SEMARANG
ABSTRACT
basis for the progress of the Pertuni organization, which in the future will show
how the performance and motivation of the Pertuni organization remains in the
circle of the Pertuni organization. This is the special concern of the author why he
addition, it was also carried out using t-test and UCR to determine the percentage
The results of this study are from the results of tests conducted by researchers
x
communication has a positive influence. and significant to the performance of the
the progress of Pertuni and Pertoni members, especially in the city of Semarang.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepuasan dan Persepsi
Pasien Terhadap Brand Equity Tentang Rumah Sakit Islam Sultan Agung” dapat
terselesaikan. Tanpa adanya usaha dan doa tentu penulis tidak dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada tingkat Strata-1.
Selama menyusun skripsi penulis menghadapi berbagai rintangan, namun dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan, penulis tetap berusaha agar dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik.
xii
DAFTAR ISI
xiii
1.9.3. Populasi dan Sampel ...................... Error! Bookmark not defined.
1.9.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas InstrumenError! Bookmark
not defined.
1.9.6. Uji Hipotesis ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ................. Error! Bookmark not defined.
2.1. Sejarah Pertuni .......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Profil Pertuni .............................................. Error! Bookmark not defined.
2.3. Pengertian Tunanetra ................................ Error! Bookmark not defined.
2.4. Visi dan Misi Pertuni ................................. Error! Bookmark not defined.
2.4.1. Visi Pertuni .................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2. Misi Pertuni ................................... Error! Bookmark not defined.
2.5. Keanggotaan Pertuni ................................. Error! Bookmark not defined.
2.6. Sejarah Pendirian Pertuni Dewan Pengurus Cabang Kota Semarang
Error! Bookmark not defined.
BAB III TEMUAN PENELITIAN ................................. Error! Bookmark not defined.
3.1. Karakteristik Responden ........................... Error! Bookmark not defined.
3.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... Error!
Bookmark not defined.
3.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark
not defined.
3.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .. Error!
Bookmark not defined.
3.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Error! Bookmark not defined.
3.2. Deskripsi Variabel Penelitian .................... Error! Bookmark not defined.
3.2.1. Deskripsi Variabel KAP ................ Error! Bookmark not defined.
3.2.2. Deskripsi Variabel Motivasi .......... Error! Bookmark not defined.
3.2.3. Kinerja Pengurus ........................... Error! Bookmark not defined.
3.3. Interval Kelas ............................................. Error! Bookmark not defined.
3.3.1. Interval Kelas KAP (X1)................ Error! Bookmark not defined.
3.3.2. Interval Kelas Motivasi (Y1) ......... Error! Bookmark not defined.
xiv
3.3.3. Interval Kelas Kinerja Pengurus (Y2)Error! Bookmark not
defined.
3.4. Tabulasi Silang ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1. Tabulasi silang antara KAP dengan motivasi.Error! Bookmark
not defined.
3.4.2. Tabulasi silang antara variabel KAP (X1) Dengan dengan
variabel kinerja pengurus (Y2) ................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN ................................................ Error! Bookmark not defined.
4.1. Analisis Data Penelitian Awal .................... Error! Bookmark not defined.
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian (Analisis Validitas
Instrumen).................................................. Error! Bookmark not defined.
4.2. Uji Reliabilitas ............................................ Error! Bookmark not defined.
4.3. Uji Asumsi Klasik....................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.1. Uji Normalitas Komunikasi Antar Pribadi dengan Motivasi
Pengurus..................................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.2. Uji Normalitas Variabel Komunikasi Antar Pribadi dengan
Kinerja Pengurus ....................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.3. Uji Multikolinearitas Variabel Komunikasi Antar Pribadi
dengan Motivasi Pengurus......................... Error! Bookmark not defined.
4.3.4. Uji Multikolinearitas Variabel Komunikasi Antar Pribadi
dengan Kinerja Pengurus .......................... Error! Bookmark not defined.
4.3.5. Uji Heteroskedastisitas Variabel Komunikasi Antar Pribadi
dengan Motivasi Pengurus......................... Error! Bookmark not defined.
4.3.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Komunikasi Antar
pribadi dengan Variabel Kinerja PengurusError! Bookmark not
defined.
4.4. Hasil Uji Hipotesis ...................................... Error! Bookmark not defined.
4.4.1. Uji Regresi Linier Sederhana ........ Error! Bookmark not defined.
4.4.2. Uji T ............................................... Error! Bookmark not defined.
4.4.3. Uji R ............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP........................................................... Error! Bookmark not defined.
5.1. Kesimpulan................................................. Error! Bookmark not defined.
xv
5.2. Saran........................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ Error! Bookmark not defined.
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
Table 4. 8 Hasil Uji Multikol Dua .................................................................. 69
Table 4. 9 Hasil Regresi Satu .......................................................................... 72
Table 4. 10 Hasil Uji Regresi Dua .................................................................. 73
Table 4. 11 Hasil Uji T Satu............................................................................ 74
Table 4. 12 Hasil Uji T Dua ............................................................................ 75
Table 4. 13 Hasil Uji R Satu ........................................................................... 76
Table 4. 14 Hasi Uji R Dua ............................................................................. 76
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB I
PENDAHULUAN
ciptaan yang lain. Sejatinya, kodrat manusia adalah sebagai makhluk monodualis.
sebagai makhluk sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial maka dari itu,
manusia butuh berinteraksi antara satu dengan yang lainnya melalui komunikasi.
akal, pikiran dan perasaan. Sehingga memiliki tanggung jawab akan dirinya yang
kebutuhan hidup. Kemampuan akal pikiran, yang sudah ada sejak lahir dimiliki
mempertahankan hidupnya, hanya saja mereka harus bekerja keras dua kali lipat
melekat untuk berinteraksi. Dengan bantuan orang lain, orang belajar dan
1
2
perilaku orang lain jika makna yang disampaikan sebanding. Umpan balik
dipahami oleh komunikator baik secara vokal maupun nonverbal, dengan bahasa
mengkomunikasikan informasi dan emosi satu sama lain atau dengan orang lain
interaksi antar individu bisa terjadi apabila individu satu dengan individu yang
lainnya saling bertemu, pertemuan individu dengan individu lainnya akan terjadi
mental yang kuat untuk menjalani hidup, perbedaan cara melakukan atau
mengakses sesuatu yang ada disekitarnya membuat disabilitas itu tidak percaya
diri, maka dari itu konsep dasar percaya diri harus dimiliki oleh disabilitas untuk
mencapai komunikasi antar pribadi, komunikasi bisa dituangkan baik itu face-to-
mana mereka memiliki teman senasib seperti apa yang dideritanya, untuk
menyamakan visi misi dan mereka tidak akan sendirian kalau mereka berkumpul
Book” (Devito, 2012: 4), komunikasi interpersonal adalah tindakan mengirim dan
menerima pesan dengan beberapa konsekuensi dan umpan balik yang cepat antara
dua orang atau antara individu dalam kelompok. Menurut Evert M. Rogers dalam
antara dua orang atau lebih. Senada dengan itu, Onong U. Effendy (Effendy,
dua individu dalam bentuk diskusi yang dapat terjadi secara tatap muka (face to
face) atau melalui media seperti telepon. Komunikasi interpersonal dicirikan oleh
dalam sebuah organisasi, sebab apabila komunikasi timbal balik yang terjadi
juga tidak maksimal, maka dari itu sangat penting untuk menjaga komunikasi
organisasi antara satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik, hal ini
sangat mempengaruhi kinerja pengurus, sebab kalau salah satu pengurus tidak
menjalin komunikasi dengan baik antar pengurus yang lainnya, maka dalam
pengurus menjadi terhambat, dan ini bisa menjadi fatal hanya gara-gara satu
pengurus saja pengurus yang lainnya juga ikut kena, karena anggota hanya
informasi itu sampai kepada anggota. Seperti dalam contoh kasus yang pernah
dialami oleh organisasi disabilitas us-cert RA Kartini kota Semarang, karena tidak
masuknya uang tanpa menjalin komunikasi terlebih dahulu dengan ketua apakah
ada pengeluaran yang lain atau tidak, bendahara melaporkan keuangan di depan
ternyata ada instruksi dari ketua ada satu hal yang belum dilaporkan dan itu terjadi
karena tidak ada komunikasi yang terjalin dengan baik antar pribadi individu
masing-masing antara bendahara dengan ketua. Ini sangat fatal kalau seandainya
interaksi komunikasi antar pengurus tidak terjalin dengan baik, maka akan
kurang maksimal.
antar satu dengan lainnya kalau tidak terjadi transparansi antar pribadi pengurus,
kecurigaan antar pengurus antara satu dengan yang lainnya akan saling curiga,
dan ini sangat tidak baik untuk keberlangsungan sebuah organisasi, sebuah
organisasi yang baik adalah sebuah organisasi di mana pengurusnya antara satu
dengan yang lainnya saling bertukar informasi, hal ini bisa tercapai apabila
komunikasi antar pribadi dari pengurus satu dengan yang lainnya terjalin dengan
para seksi-seksi saling berinteraksi menjalin hubungan dengan baik dengan cara
yang diterima oleh pengurus antara satu dengan yang lainnya tidak akan terjadi
lagi.
Kinerja pengurus, yang dalam hal ini adalah komunikasi antar pribadi
pengurus pertuni, menjadi persoalan yang sangat serius, kalau dari internal
si antar pengurus yang satu dengan lainnya maka akan menimbulkan kegaduhan
motivasi sangat diperlukan bagi pengurus agar lebih serius lagi untuk merubah ah
terutama dalam personal dalam hal komunikasi antar pribadi menjadi lebih baik,
hal ini terwujud karena setiap pengurus memiliki tujuan dari motivasi yang
mengejar tujuannya. [1] Konsep ini mencakup tiga komponen utama: intensitas,
arah, dan ketekunan. Menurut teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X
dan teori Y Douglas McGregor, serta teori motivasi modern, motivasi adalah
'alasan' di balik tindakan individu. Seseorang dengan motivasi yang besar dapat
melalui pekerjaannya saat ini. Berbeda dengan motivasi dalam arti yang muncul
dalam kalimat "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Kondisi ini
dapat dibaca sebagai seorang ayah yang ingin anaknya memiliki keinginan yang
kuat untuk belajar. Oleh karenanya, harus disadari bahwa kata motivasi digunakan
secara berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Ada orang yang melihat motivasi
sebagai alasan, ada juga yang melihatnya sebagai kegembiraan (Robin Steven,
2014).
dan ketua pertuni, penulis memutuskan untuk menggali lebih dalam mengenai
sejauh mana para pengurus dan ketua pertuni mengerti persoalan komunikasi yang
baik dan benar yang harus disampaikan kepada anggotanya agar tidak terjadi salah
paham ketika menyampaikan informasi kepada anggotanya maka dari itu penulis
individu pengurus pertuni di masyarakat, oleh karena itu rumusan masalah dari
pertuni.
hanya bagi kajian/kajian ilmu komunikasi, tetapi juga bagi pembaca dan
masyarakat luas.
digunakan oleh peneliti. Paradigma yang paling banyak digunakan oleh peneliti
adalah kuantitatif dan kualitatif. Kedua paradigma ini memiliki kriteria dan
Selain kedua paradigma tersebut, ada pula beberapa paradigma penelitian lainnya
dan paradigma Kritis. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma kuantitatif.
pengetahuan yang kita peroleh melalui pengalaman kita. Dimana indera kita
Karena dimulai dari pengalaman pribadi kita, maka fokus kajian sering
kali dekat dengan kaitan dan sebab akibat antara fenomena atau pengalaman yang
kita jumpai. Bahkan jika didasarkan pada pengalaman masa lalu kita, penelitian
masih bergantung pada fakta saat ini. Dengan memeriksa fakta, penelitian
mungkin didasarkan pada asumsi di samping fakta. Oleh karenanya, paradigma ini
memanfaatkan asumsi kita yang didasarkan pada informasi yang kita dapatkan
melalui proses mental kita tentang kejadian atau peristiwa tertentu. Selain itu,
asumsi atau yang sering kita sebut sebagai pembuatan hipotesis. Untuk divalidasi
Berikut adalah penelitian sejenis atau terkait yang menjadi dasar penelitian
Table 1. 1
State of The Art
No Nama dan Judul Penelitian Metodologi Hasil Penelitian
1 Benny Usman (2018). Penelitian Komunikasi interpretasi
PENGARUH kuantitatif memiliki pengaruh yang positif
KOMUNIKASI survey dan signifikan terhadap kinerja
INTERPERSONAL pegawai pada fakultas ekonomi
TERHADAP KINERJA universitas PGRI.
PEGAWAI PADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2 Rifky Attallah (2019). Penelitian Variabel komunikasi antar
PENGARUH kuantitatif pribadi memiliki pengaruh yang
KOMUNIKASI ANTAR survey positif dan signifikan terhadap
PRIBADI TERHADAP kinerja karyawan, hasil ini
KINERJA KARYAWAN didapat melalui uji regresi linier
DI PT. UPTRANS EDMON berganda.
3 Farisya Wulandari (2020). Penelitian Komunikasi antar pribadi
PENGARUH kuantitatif memiliki pengaruh yang positif
KOMUNIKASI ANTAR survey dan signifikan terhadap kinerja
PRIBADI TERHADAP pegawai di dinas pendidikan
KINERJA PEGAWAI berdasarkan uji regresi linear
DINAS PENDIDIKAN berganda.
DAN KEBUDAYAAN
DAERAH PROVINSI
SULAWESI TENGAH
memang yang meneliti komunikasi antar pribadi, akan tetapi yang diteliti adalah
komunikasi antar pribadi pengurus terhadap motivasi, dan dan kinerja pengurus
organisasi pertuni.
11
1.5.3.
A. Aprehensi Komunikasi
selama berkomunikasi. Oleh karena itu, dia adalah individu yang mati rasa
karena dia tidak memiliki ide dan emosi. Bahkan sampai kurangnya
Karena itu, dia enggan menghubungi lagi. Ada tiga kelas faktor
pemahaman komunikasi:
B. Self-Disclosure
243).
pengurus individu yang lain. Hal ini dilakukan agar komunikasi setiap
baik sehingga mereka bisa kerja sama tim dengan saling berbagi informasi
pengurus
C. Penilaian Sosial
bertentangan. Selain itu, Teori Penilaian Sosial mencakup tiga unsur yang
secara terstruktur dan pada akhirnya anggota bisa menilai dari komunikasi
kota Semarang. Hal ini dirasa perlu untuk memilih teori ini agar lebih
luas.
1.5.4.2. Motivasi
A. Motivasi
Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat atau minat yang begitu
besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan, cita-cita dan tujuan
dan menjalani hidup dengan lebih baik. Oleh karena itu, setiap orang
sangat membutuhkan motivasi untuk dirinya sendiri. Hal ini, agar Anda
14
tidak mudah putus asa dan merasa down . Serta dapat bangkit dengan
B. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi dibagi menjadi dua jenis. Lalu, apa sajakah jenis-jenis
yang berasal dari dalam diri seseorang. Inspirasi berasal dari dalam
dengan motivasi internal, berasal dari luar orang tersebut. Hal ini
1) Faktor Pemuas
motivasi intrinsik.
faktor kepuasan:
16
a. Sebuah Prestasi
b. Tanggung Jawab
c. Kinerja
2) Faktor Pemelihara
1.5.4.3. Kinerja
A. Teori Kinerja
yang ditunjukkan oleh setiap orang dalam bentuk prestasi kerja yang
B. Pengukuran Kinerja
direncanakan.
umpan balik atas upaya mereka dengan meninjau kinerja historis. Masukan
pekerja dalam berbagai skala pekerjaan, mulai dari yang terendah hingga
yang tertinggi.
profesi tertentu.
terhadap kinerja karyawan, seperti kinerja pekerjaan yang sangat baik atau
sangat buruk.
Dalam sistem ini, komentar perbaikan terkait erat dengan kejadian penting.
Rating Scale=BARS)
Di dalam metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja satu
masa depan:
Oleh karena itu, penilaian kinerja merupakan suatu metode untuk menilai
1.6. Hipotesis
menghubungan antara dua variabel atau lebih. Berikut adalah hipotesis dari
penelitian ini:
terhadap motivasi.
Keterangan :
X1 : Komunikasi Antar Pribafi
Y1 : Motivasi
Y2 : Kinerja Pengurus
kontak tatap muka antara dua individu atau lebih di mana pengirim dapat
membalas secara langsung juga. Sedangkan Devito dalam Efendi (2012: 60)
menerima pesan antara dua individu atau antara sekelompok kecil orang, dengan
(Surip, 2018: 28 ).
yang mencakup hanya dua orang tatap muka dan memungkinkan setiap peserta
22
untuk menangkap emosi verbal dan nonverbal orang lain secara langsung, seperti
antara suami dan istri, dua rekan kerja, atau dua teman dekat, guru dengan murid,
dll.
orang lain karena didorong oleh beberapa faktor, yakni : (1) perbedaan antar
pribadi; (2) manusia meskipun meskipun merupakan makhluk yang utuh namun
pemenuhan harga diri, dan (5) kebutuhan akan pengakuan orang lain (Liliweri,
2018 : 48).
kita juga dapat berusaha mengembangkan hubungan positif untuk mencegah dan
menjelaskan tekanan dari keadaan ini, tetapi mereka juga berpikir bahwa jika
maka itu bersifat statistik dan tidak ada yang dapat mengembangkannya. Situasi
23
dalam hubungan interpersonal begitu cair dan terus berubah. Karena masing-
pengetahuan pihak lain, emosi, dan perilaku, komunikasi antara individu yang
sudah saling mengenal memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada komunikasi
interpersonal dalam hal jumlah orang yang terlibat, kita harus ingat bahwa
dan penerima adalah jenis komunikasi interpersonal yang unik. Hal ini
dekat, seperti suami dan istri, dapat terjadi melalui telepon, email, atau
bahasa isyarat jika mereka berada di lingkungan terbuka tetapi tidak dekat
interpersonal.
seseorang telah berbohong kepada Anda. Anda mungkin tahu atau melihat
menerus bergeser dan bergerak, dia berbicara dengan tidak pasti, atau dia
harus memiliki dampak atau pengaruh. Dampaknya tidak perlu instan dan
rambut. Jika pesan yang dikirim tidak diterima dan tidak berdampak, ini
sebelum dan sesudah pernyataan Verderber (2018): (1) konteks fisik terdiri
dari variabel lokasi dan lingkungan seperti suhu udara, iluminasi, dan
konteks budaya terdiri dari keyakinan, nilai, sikap, makna, hierarki sosial,
: 15-16).
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
a. Kecerdasan spiritual
b. Konsep diri
c. Komunikasi interpersonal
2) Motivasi (Y1)
a. Tanggung Jawab
b. Prestasi Kerja
c. Peluang Untuk Maju
3) Kinerja Pengurus (Y2)
a. Sesuatu yang dicapai
b. Tingkat Pencapaian
c. Terwujutnnya visi dan misi Pertuni
27
Penelitian ini akan dilakukan di di kantor sekretariat pertuni kota Semarang, yaitu
A. Jenis Data
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat
2. Data Kuantitatif
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
1. Data Primer
2. Data Sekunder
sebagai populasi, total keseluruhan pengurus dari pengurus utama yaitu sejumlah
5 orang dan pengurus pendukung seperti seksi-seksi berjumlah 10 orang, jadi total
populasi dari penelitian ini ini adalah 15 orang, karena penelitian ini ingin
dari itu populasi diambilkan dari pengurus saja, dan teknik pengumpulan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh, dan itu berarti sampel
dari penelitian ini adalah total populasi yang ada yaitu sejumlah 15 orang.
pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen.
Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, di mana
perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara
tetap.
komunikasi antar pribadi dan percaya diri terhadap kinerja pengurus siswa diukur
Table 1. 2
Skor Responden
yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner
perlu dilakukan pengujian atas kuesioner dengan menggunakan uji validitas dan
uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji
apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid
dan reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap
2) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
bebas terhadap varibel terikat. Di mana “Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima atau
serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau secara
variabel terikatnya. Di mana “Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan jika Ttabel < Thitung,
maka H1 diterima, begitupun jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak dan
manusia sehari-hari, oleh karena itu komunikasi antar pribadi sangat penting
dimiliki oleh setiap individu, baik dalam keseharian maupun dalam interaksi
antar pribadi harus dimiliki oleh setiap individu tanpa terkecuali harus dimiliki
sebuah organisasi disabilitas sebagai objek penelitian, hal ini dilakukan untuk
2) Zaki Mubaraq,
4) Ariani.
32
33
3) Soerodjo, 1987-2004
Pertuni memiliki 34 Pengurus Daerah (DPD) dan 221 Pengurus Cabang (DPC) di
seluruh Indonesia.
Kami percaya, bahwa edukasi tentang isu tunanetra dapat diterima dengan lebih
baik oleh masyarakat bila disampaikan lewat cara-cara yang lebih menarik seperti
sedang mengikuti program magang di DPP Pertuni untuk belajar membuat content
33
34
Januari 2021.
Desain-Rifky.
(buta total) serta mereka yang memiliki sisa penglihatan tetapi tidak dapat
pencahayaan normal dan pada jarak normal dengan penggunaan lensa korektif
34
35
dan warga negara yang cerdas, mandiri dan produktif tanpa diskriminasi dalam
segenap aspek kehidupan dan penghidupan. Hingga saat ini, Pertuni telah
demokratis dan berdaya dari segi sumber daya manusia, dana, sarana maupun
1) Hidup;
3) Privasi;
5) Pendidikan;
7) Kesehatan;
35
36
8) Politik;
9) Keagamaan;
10) Keolahragaan;
13) Aksesibilitas;
17) Konsesi;
18) Pendataan;
eksploitasi;
1) Anggota Pemula.
36
37
2) Anggota Biasa.
1. Anggota Pemula.
berusia kurang dari 17 (tujuh belas) tahun dan belum menikah. Syarat
DPC, DPD dan DPP dengan menunjukkan identitas diri seperti akta
2. Anggota Biasa
37
38
adalah mendaftarkan diri sebagai anggota mitra bakti baik dengan inisiatif
sendiri maupun diminta pada DPC, DPD, atau DPP sesuai pengabdiannya
4. Anggota Kehormatan
(buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak
point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang
38
39
yang didirikan oleh sekelompok tunanetra pada tahun 1966. Pertuni bertujuan
kehidupannya sebagai manusia dan warga negara Indonesia yang cerdas, mandiri
dan produktif tanpa diskriminasi dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.
Anggota Pertuni terdiri dari Anggota Biasa (orang tunanetra), Anggota Mitra
Bakti (orang awas yang bersuka rela membantu kegiatan Pertuni), dan Anggota
Kehormatan. Pertuni Kota Semarang dipimpin oleh sebuah badan eksekutif yang
Secara nasional pertuni sendiri berdiri di tahun 1966, akan tetapi khusus di
kota Semarang pertuni mulai dibentuk cabang di tahun 1984, hal ini didapatkan
keterangan dari ketua DPP pertuni kota Semarang yaitu bapak Ahyani, beliau
mengatakan pertuni pertama kali dibentuk pada tahun 1984 berdasarkan utusan
dari pusat, di mana ketua pertuni pertama kali ditunjuk dan disuruh
39
40
40
BAB III
TEMUAN PENELITIAN
baik apabila satu dengan yang lainnya saling menguatkan antar komunikasi satu
dengan yang lainnya, hal ini juga berlaku di sebuah organisasi di mana organisasi
itu dapat berjalan apabila ada pengurus-pengurus dan ketuanya yang memiliki
komunikasi yang baik, maka dari itu temuan dari masalah ini untuk mengetahui
pengaruh KAP terhadap motivasi dan kinerja pengurus di organisasi pertuni kota
Semarang.
Tabel 3. 1
Persebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik dari penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin didominasi
oleh laki-laki. Dari 15 responden diambilkan dari para pengurus + ketua, karena
yang menjadi penelitian adalah KAP pengurus, dan dari penelitian ini didapatkan
oleh laki-laki.
41
42
Tabel 3. 2
Persebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Dari hasil data yang dikumpulkan dari kuesioner didapatkan data untuk
di atas, diketahui bahwa ternyata pengurus pertuni didominasi oleh kelompok usia
38 sampai 42 tahun sebesar 33,3%, akan tetapi selisihnya antara usia 30-an
sampai 42 tahun ke atas lumayan dekat selisih 2 6,7%, dan untuk yang paling
sebesar 13,3% dari total 100% dari total jumlah responden 15 responden.
Tabel 3. 3
Persebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
sebagian besar adalah wirausaha, hal ini sangat mempengaruhi bagaimana cara
42
43
berkomunikasi dengan para anggotanya teringat dari latar belakang para pengurus.
Pengurus harus lebih bisa memahami dengan adanya KAP, hal ini juga
atau tidak.
Tabel 3. 4
Persebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
penulis, yang disajikan dalam bentuk tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa
seperti yang didapatkan penulis pada saat reset tidak terjadinya kesinambungan
juga berdasarkan latar belakang pendidikan dari pengurus tersebut, dari sini maka
pengurus pertuni.
43
44
Tabel 3. 5
Soal X1.1
Hal ini dilakukan agar kombinasi untuk memajukan pertuni bisa lebih baik lagi.
Karena pada fakta di lapangan dari wawancara penulis dengan beberapa pengurus
banyak hal antara ketua dan pengurus tidak sinkronisasi karena komunikasi yang
disampaikan antara pengurus satu dan pengurus yang lain tidak sinkron, akibatnya
44
45
Tabel 3. 6
Soal X1.2
Pada tabel 3.6 di atas, hasil dari kuesioner responden dengan soal
Pengurus dan ketua selalu menerima saran apapun dari anggota, tanpa
maupun ketua sepakat selagi masukan itu terbaik akan diterima dengan tangan
terbuka. Mayoritas mereka mengatakan setuju, hal ini berarti walaupun dalam hal
komunikasi masih kurang baik tapi ketua masih mau menampung aspirasi dari
pengurus ataupun dari anggota melalui pengurusnya, paling tidak dalam hal
komunikasi dari organisasi ini masih ada usaha dari ketuanya untuk
Tabel 3. 7
Soal X1.3
45
46
terjalin dengan baik, antara pengurus, ketua dan juga anggota, ketua dan juga
kondisinya. Para pengurus menjawab setuju, hal ini berarti bahwa ada
kesungguhan dari pengurus dan juga anggota untuk menampung aspirasi dari
anggota tanpa melihat latar belakang dari anggota tersebut, hal ini sesuai dengan
visi misi pertuni yaitu ingin mewujudkan masyarakat yang inklusif bisa terwujud
Tabel 3. 8
Soal X1.4
oleh organisasi pertuni, disitu akan berkumpul anggota pertuni beserta pengurus
dan juga ketua pertuni, dalam menyampaikan pendapat di depan anggota pertuni
ketua dan juga pengurus pertuni selalu berbicara yang memberikan semangat
kepada anggota pertuni agar tetap mau berorganisasi dan berkumpul dengan
adanya komunikasi yang terjalin dengan baik, maka organisasi pertuni akan tetap
bertahan lama dan semakin banyak anggota yang berminat untuk menjadi anggota
pertuni. Dari pernyataan tersebut pengurus mayoritas menjawab setuju, hal ini
46
47
Tabel 3. 9
Soal X1.5
akan diterima oleh ketua dan dipilih pendapat mana yang terbaik untuk kemajuan
berpendapat bahwa apabila pendapat dari anggota dilempar ke forum akan jauh
dalam forum rapat antar pengurus diproses matang-matang mana yang terbaik
baru habis itu dilempar ke forum untuk menyampaikan keputusan dari rapat
47
48
Tabel 3. 10
Soal Y1.1
Dari kuesioner pada tabel 3.10 dengan pernyataan Di dalam acara rutin
bulanan pertuni kota Semarang selalu mengadakan arisan, untuk melengkapi acara
acara pertemuan rutin, dan apabila ada anggota yang meninggal tidak ada sanak
tanggungan sebagai ketua pertuni siap untuk menanggung beban dari anggota
yang ikut arisan. Mayoritas pengurus menjawab setuju, menurut mereka alasan
sosial adalah ah salah satu komitmen dari pengurus pertuni untuk tetap mengabdi
dengan adanya komunikasi yang baik dari pengurus dan anggota perihal persoalan
tersebut.
Tabel 3. 11
Soal Y1.2
48
49
koperasi simpan pinjam di mana penanam modalnya adalah anggota pertuni dan
pengelolaannya diurus oleh bendahara, selain itu juga pertuni bisa memiliki alat
musik sendiri yang kemudian an sering untuk mendapatkan tawaran pentas, dalam
bidang olahraga pertuni juga sudah memiliki bola khusus disabilitas seperti bola
golbol. Dari responden yang mengisi kuesioner mereka menyatakan setuju, alasan
bidang sosial, hal ini dapat tercapai karena adanya komunikasi antar pengurus,
mereka benar-benar mengaspirasi dari anggota apa yang anggota inginkan ketua
Tabel 3. 12
Soal Y1.3
Berdasarkan hasil kuesioner yang tersaji dalam tabel 3.12 di atas, dari
pernyataan kuesioner Ketua pertuni selalu mengingatkan antar pengurus dan para
seksi seksi humas harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
49
50
bahwa dari tahun ketahun ketua selalu menginginkan yang terbaik dan selalu
kedepannya.
Tabel 3. 13
Soal Y1.4
Hasil dari kuesioner yang disajikan tabel 3.13 di atas, dari pernyataan
dimulai biasanya ada pertemuan rapat antara pengurus dan anggota, dan disitulah
ketua pertuni akan selalu menerima saran dari pengurus untuk kemajuan
responden nya berpendapat tidak setuju, sebab realita di lapangan tidak semua
keluhan dari pengurus terealisasi dengan baik, hal ini terjadi karena tidak adanya
komunikasi yang terjalin antara ketua dan pengurus sehingga tidak semua
partisipasi dari pengurus ditanggapi dengan baik tak jarang juga diabaikan oleh
ketua.
50
51
Tabel 3. 14
Soal Y1.5
Berdasarkan hasil kuesioner yang tersaji pada tabel 3.14 di atas, hasil
pandemi, sebagai ketua pertuni bapak Ahyani selalu mengupayakan bantuan dari
responden menjawab setuju, yang menjadi alasan kenapa mereka setuju karena
sasaran, hal ini berkat komunikasi yang baik dari ketua dan pengurus untuk
pandemi.
Tabel 3. 15
Soal Y2.1
51
52
digencarkan oleh ketua dan pengurus, yaitu program beasiswa untuk anak-anak
disabilitas yang masih duduk di bangku SD dan SMA, minat disabilitas netra yang
mengatakan tidak setuju, sebab kondisi dipateni yang terjadi jumlah anggotanya
itu stabil, menurut keterangan mereka dari anggota pertuni sendiri ada yang keluar
dan ada yang masuk sehingga menyebabkan anggota pertuni relatif stabil.
Tabel 3. 16
Soal Y2.2
mereka bukan lulusan sarjana melainkan SMA dan didukung dari biodata pas
52
53
Tabel 3. 17
Soal Y2.3
Hasil kuesioner yang disajikan dalam tabel 3 titik 17 di atas yaitu dalam
pertemanan, hal tersebut diputuskan agar merasa lebih nyaman dalam bekerja.
Mayoritas responden menjawab setuju, hal ini sesuai kenyataan yang terjadi di
lapangan bahwa para pengurus adalah teman dekat dari ketua, hal tersebut
dilakukan ketua biar lebih nyaman untuk berkomunikasi sebab pekerjaan di dalam
Tabel 3. 18
Soal Y2.4
Hasil dari kuesioner yang disajikan pada tabel 3 titik 18 di atas dengan
53
54
setidaknya 85% dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah Wah
anggotanya dapat kuliah di tempat yang inklusi. Mayoritas mengatakan setuju, hal
ini tercermin dari antusiasme para anggota yang ingin melanjutkan kuliahnya dan
prosesnya pun dipermudah tidak seperti zaman terdahulu, hal ini karena terjadinya
Tabel 3. 19
Soal Y2.5
Berdasarkan hasil kuesioner yang tersaji pada tabel 3.19 di atas dengan
bapak Ahyani bercita-cita agar para anggota bisa mengenyam pendidikan yang
lebih tinggi, hal ini menjadi harapan terbesar dari bapak Yani karena sebagian
besar anggotanya tidak berminat untuk bersekolah lagi. Dari pernyataan tersebut
54
55
Keterangan :
I : Interval Kelas
A : Skor Tertinggi
B : Skor Terendah
K : Jumlah Kelas
Variabel KAP dibagi menjadi tiga jumlah kelas, yaitu tinggi, sedang,
masing-masing skor tertinggi adalah 25 dan skor terendah adalah 5. Maka hasil
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka interval dari KAP adalah 7, dan
55
56
Tabel 3. 20
Interval Kelas KAP (X1)
Rendah 5-12
Sedang 13 –29
Tinggi 21-27
Tabel 3. 21
Hasil Interval Kelas KAP (X1)
Berdasarkan hasil tabel yang disajikan pada tabel 3.21 diatas, diketahui
bahwa interval kelas untuk variabel KAP yang terbanyak adalah sedang,
sedangkan terendah nya adalah adalah interval dengan kategori tinggi, fenomena
Variabel motivasi dibagi menjadi tiga jumlah kelas, yaitu tinggi, sedang,
rendah. Variabel motivasi pada penelitian ini memiliki lima pernyataan di mana
masing-masing skor tertinggi adalah 25 dan skor terendah adalah 5. Maka hasil
56
57
Tabel 3. 22
Interval Kelas Motivasi
Rendah 5-12
Sedang 13 –29
Tinggi 21-27
Tabel 3. 23
Hasil Interval Kelas Motivasi
Berdasarkan hasil tabel yang disajikan pada tabel 3.2.3 diatas, diketahui
bahwa interval kelas untuk variabel motivasi yang terbanyak adalah tinggi,
ini terjadi karena adanya dorongan dari para pengurus yang termotivasi untuk
memajukan pertuni.
Variabel kinerja pengurus dibagi menjadi tiga jumlah kelas, yaitu tinggi,
sedang, rendah. Variabel kinerja pengurus pada penelitian ini memiliki lima
57
58
Tabel 3. 24
Interval Kelas Kinerja Pengurus
Rendah 5-12
Sedang 13 –29
Tinggi 21-27
Tabel 3. 25
Hasil Interval Kelas Kinerja Pengurus
Berdasarkan hasil tabel yang disajikan pada tabel 3.21 diatas, diketahui
bahwa interval kelas untuk variabel Kinerja Pengurus yang terbanyak adalah
sedang, sedangkan terendah nya adalah adalah interval dengan kategori tinggi,
fenomena ini terjadi karena rendahnya Kinerja Pengurus yang terjadi di organisasi
pertuni.
58
59
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara variabel KAP dengan variabel
motivasi (Y1):
Tabel 3. 26
Tabulasi Silang KAP dengan Motivasi
Variabel Motivasi (Y1)
Interval Tinggi Sedang Rendah
F % F % F %
(Y) Tinggi 8 53,3% 7 46,7% 0 0%
Sedang 7 46,7% 6 40% 0 0%
Rendah 9 60% 8 53,3% 0 0%
Total 15
Dari hasil tabulasi silang antara variabel komunikasi antar pribadi dari para
pengurus dengan motivasi, maka didapati bahwa mayoritas bernilai tinggi, hal ini
membuktikan bahwa komunikasi antar pribadi didorong oleh adanya motivasi dari
dalam diri pengurus, sehingga komunikasi antar pribadi dapat terjalin dengan
baik.
3.4.2. Tabulasi silang antara variabel KAP (X1) Dengan dengan variabel
Berikut adalah hasil tabulasi silang antara variabel KAP (X1) dengan
59
60
Tabel 3. 27
Tabulasi Silang KAP dengan Kinerja Pengurus
Variabel Kinerja Pengurus (Y2)
Interval Tinggi Sedang Rendah
F % F % F %
(Y) Tinggi 3 20% 12 80% 0 0%
Sedang 2 13,3% 13 86,7% 0 0%
Rendah 3 20% 12 80% 0 0%
Total 15
kinerja pengurus, membuktikan bahwa nilai skor tertinggi dalam katagori sedang,
hal ini berarti kinerja pengurus belum maksimal hal ini disebabkan karena
kurangnya komunikasi antar pribadi dari dalam diri pengurus itu sendiri, karena
komunikasi yang dibangun oleh pengurus pada saat ini kurang efektif dan efisien
60
BAB IV
PEMBAHASAN
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. ... Suatu tes dapat dikatakan
memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat. Uji validitas Dalam penelitian ini
yang berjumlah 15 pengurus, berikut adalah hasil uji validitas dari penelitian ini
Table 4. 1
Uji Validitas KAP
Variabel No. r Hitung r Tabel Keterangan
61
62
Table 4. 2
Validitas Motivasi
Variabel No. r Hitung r Tabel Keterangan
Table 4. 3
Validitas Kinerja Pengurus
Variabel No. r Hitung r Tabel Keterangan
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai dari setiap pertanyaan yang ada
pada kuesioner sesuai dengan rumus r Hitung > r Tabel. Maka, dapat ditarik
tersebut sudah tepat untuk dijadikan alat ukur dalam penelitian ini.
62
63
Uji reliabilitas adalah uji yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur yang digunakan
berulang kali. Pengujian yang dipakai adalah dengan teori Cronbach’s Alpha.
Suatu variabel dikatakan reliabel, jika memberikan nilai Cronbach’s alpha > 0,60.
Table 4. 4
Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai Alpha Cronbach Keterangan
Alpha
1. KAP (X1) 0,899 0,60 Reliabel
2. Motivasi(Y1) 0,919 0,60 Reliabel
3. Kinerja 0,880 0,60 Reliabel
Pengurus(Y2)
pengurus, dan Kinerja pengurus dinyatakan handal sebagai alat ukur dalam
variabel penelitian.
variabel pengganggu atau Residual dalam model regresi (Gozali, 2009) deteksi
normalitas dalam model penelitian ini dilihat melalui analisis grafik dengan grafik
63
64
Dari grafik tersebut maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pertama pada
kolmogorov smirnov:
64
65
Table 4. 5
Hasil Uji Normalitas Satu
Unstandar
N 50
Positive .120
Negative -.166
Kolmogorov-Smirnov Z 1.175
hasilnya adalah 0,126, persyaratan uji normalitas adalah data akan berdistribusi
normal apabila hasilnya lebih dari 0,05 atau setara dengan 5%, berdasarkan hasil
normal.
Pengurus
Berikut adalah hasil uji normalitas dari variabel komunikasi antar pribadi
sebagai x1 dan variabel kinerja pengurus sebagai X2 yang disajikan dalam bentuk
grafik:
65
66
Dari grafik tersebut maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pertama pada
kolmogorov smirnov:
66
67
Table 4. 6
Hasil Normalitas Dua
Unstandar
N 50
Positive .143
Negative -.186
Kolmogorov-Smirnov Z 1.312
Dari hasil uji normalitas dari variabel komunikasi antar pribadi sebagai
berdistribusi normal Hal ini karena persyaratan dari normalitas hasilnya harus
lebih besar daripada 0,05 atau setara dengan 5% hasil dari penelitian ini adalah
0,160.
Motivasi Pengurus
dalam model regresi apakah terdapat hubungan antar variabel. Uji ini dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Apabila diperoleh tolerance > 1 dan VIF
67
68
< 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil dari uji
Table 4. 7
Hasil Uji Multikol satu
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta T Sig. nce VIF
1 (Const
1.581 1.499 1.055 .297
ant)
a. Independent Variable:
Motivasi
Dapat dilihat pada hasil olah data uji multikolinearitas diatas bahwa nilai
tolerance masing-masing variabel lebih dari (>) 1, dan nilai VIF pada masing-
masing variabel kurang dari (<) 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Kinerja Pengurus
68
69
Table 4. 8
Hasil Uji Multikol Dua
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta T Sig. nce VIF
1 (Const
5.709 1.351 4.226 .000
ant)
a. Independent Variable:
Kinerja Pengurus
Dapat dilihat pada hasil olah data uji multikolinearitas diatas bahwa nilai
tolerance masing-masing variabel lebih dari (>) 1, dan nilai VIF pada masing-
masing variabel kurang dari (<) 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Motivasi Pengurus
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
69
70
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak berpola yang
jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
regresi.
70
71
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak berpola yang
jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
regresi.
Tujuan dari analisis regresi sederhana adalah untuk menilai dampak dari
satu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam analisis regresi, variabel yang
variabel yang dipengaruhi disebut sebagai variabel terkait atau variabel terikat.
Persamaan regresi dasar terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
71
72
Dalam regresi sederhana, kita dapat menentukan sejauh mana perubahan variabel
dengan variabel y, karena dalam penelitian ini memiliki satu variabel x dan dua
variabel y maka secara bergantian akan diuji analisis. Analisis yang pertama yaitu
Table 4. 9
Hasil Regresi Satu
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
1 (Constan
1.581 1.499 1.055 .297
t)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh hasil dari penelitian ini
yaitu: koefisien regresi linear sederhana dari variabel komunikasi antar pribadi
sebesar 0,899 hal ini berarti menunjukkan bahwa apabila variabel komunikasi
antar pribadi ditingkatkan sebesar 0,899 maka motivasi pengurus akan meningkat,
begitu pula Sebaliknya apabila komunikasi antar pribadi diturunkan sebesar 0,899
72
73
Table 4. 10
Hasil Uji Regresi Dua
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
1 (Constan
5.709 1.351 4.226 .000
t)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh hasil dari penelitian ini
yaitu: koefisien regresi linear sederhana dari variabel komunikasi antar pribadi
Begitu pula Sebaliknya apabila komunikasi antar pribadi diturunkan sebesar 0,756
4.4.2. Uji T
Berikut adalah hasil uji t untuk variabel komunikasi antar pribadi terhadap
73
74
Table 4. 11
Hasil Uji T Satu
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
1 (Constan
1.581 1.499 1.055 .297
t)
komunikasi antar pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
motivasi pengurus, hal ini didapatkan dari hasil uji t yaitu antara t hitung dengan
nilai signifikansi, nilai T hitung yaitu 9674 dengan tingkat signifikansi adalah
0,000, syarat dari tingkat signifikansi untuk analisis regresi Uji T adalah apabila
angka di bawah 0,005 maka bisa dipastikan data tersebut positif dan signifikan,
dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi
Berikut adalah hasil uji t untuk variabel komunikasi antar pribadi dengan
74
75
Table 4. 12
Hasil Uji T Dua
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
1 (Constan
5.709 1.351 4.226 .000
t)
pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pengurus.
Hal ini terhitung dari t tabel dengan nilai 9033 dan tingkat signifikansi 0,000
nilainya jauh lebih rendah daripada 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
komunikasi antar pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja pengurus.
4.4.3. Uji R
dalam menjelaskan variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Berikut adalah hasil uji R untuk variabel komunikasi antar pribadi dan
motivasi pengurus:
75
76
Table 4. 13
Hasil Uji R Satu
Model Summary
Hasil R Square dari penelitian ini adalah 0,661, Hal ini membuktikan
Hasil uji R dari variabel komunikasi antar pribadi terhadap variabel kinerja
Table 4. 14
Hasi Uji R Dua
Model Summary
Hasil r square dari penelitian ini adalah 0,630. Hal ini membuktikan
76
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
uji analisis regresi linear berganda dan Uji T maka dapat disimpulkan penelitian
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka saran dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
kinerja pengurus. Dari hasil penelitian tersebut maka saran dari penelitian
visi misinya, Selain itu akan menunjang kinerja pengurus lebih baik lagi.
dari penelitian ini untuk penelitian yang akan datang adalah: diharapkan
penelitian yang akan datang melakukan hal yang sama di tempat yang
ataukah tidak, Hal ini sebagai perbandingan antara cara temukan masalah
78
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arifin, Z. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera
Cendikia. Boham, A. (2017). Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
dalam Meningkatkan Kesuksesan Sparkle Organizer. Jurnal Acta
Diurna.
Bungin, B. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatiif, Kuantitatif,
danMixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
danMixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
79
80
WidiasaranaIndonesia.
80
81
https://penerbitbukudeepublish.com/paradigma-
penelitian/#1_Paradigma_Penelitian_Kuantitatif. Dipetik Agustus 25, 2022
https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/pusdiklat-pengembangan-sumber-
daya-manusia-pentingnya-apresiasi-dalam-komunikasi-2020-09-22-
110716b2/
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-antar-pribadi
https://penerbitdeepublish.com/instrumen-penelitian/
https://penerbitdeepublish.com/definisi-operasional/
81