1. Bagaimana kegunaan komunikasi bagi kehidupan manusia menurut Thomas M. Scheidel?
Berikan pendapat Anda mengenai bentuk interaksi yang terjadi antara pihak-pihak yang berkomunikasi! 2. Berikan pendapat Anda menegenai kasus tersebut jika dikaitkan dengan hakikat kehadiran media komunikasi 3. Bagaimana pendekatan system tanggung jawab sosial yang diberlakukan di Indonesia terhadap kebebasan bermedia saat ini? Apakah pergeseran yang terjadi saat ini akan mengubah system komunikasi di Indonesia?
Jawaban
1. Menurut Thomas M. Scheidel (Mulyana 2007: 4) mengemukakan bahwa
kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Interaksi sosial antara pihak-pihak yang berkomunikasi terdiri dari 2 bentuk yaitu interkasi sosial asosiatif dan interkasi sosial disosiatif. Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif, yang mengarah kepada kesatuan dan kerja sama, sedangkan interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. 2. Bjorka muncul dengan klaim pembobolan dokumen negara, data sejumlah pejabat, dan miliaran data lainnya. Kemunculan Bjorka langsung mengalihkan perhatian publik dari kasus besar lainnya seperti perkara Ferdy Sambo dan kenaikan harga BBM. Seiring kabar penambahan anggaran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi Rp 624 miliar, Bjorka seolah perlahan hilang dari peredaran. Bjorka memanfaatkan media komunikasi secara daring yang memiliki peluang untuk menjangkau sebanyak-banyaknya pembaca dibandingkan media komunikasi konvensional. Media komunikasi saat ini berperan penting dalam membangun opini dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan oleh Pemerintah. Bjorka dengan memanfaatkan media komunikasi mampu memciptakan gelombang ketidakpercayaan dikalangan masyarakat terhadap keamanan informasi dan data pribadi setiap individu warga negara Indonesia. Hal ini secara langsung menyasar kepada kementerian kominfo dan badan sandi dan siber negara yang bertanggungjawab terhadap keamana dan perlindungan data dan informasi sehingga kedua Lembaga tersebut menjadi sasaran dari kekecewaan dan kekesalan masyarakat. 3. Kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial merupakan elemen penting dalam praktik jurnalisme, baik dalam platform media konvensional maupun media digital. Karakteristik media digital, seperti hipertekstualitas, multimedia, dan interaktivitas, membuat kebebasan berekspresi juga berkaitan dengan kebebasan berjejaring, kebebasan berelasi, dan kebebasan konektivitas. Implikasinya, kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial pada jurnalisme digital juga perlu diartikulasikan dalam kerangka yang berbeda. Dilema yang terjadi di Indonesia, spirit kebebasan berekspresi pada jurnalisme digital ini tidak berjalan beriringan dengan regulasi media, salah satunya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).